Anda di halaman 1dari 16

KONSEP AKTIVITAS DAN LATIHAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : SITI MAIMUNAH


NIM : 094 STYC 16
PRODI : S1 KEPERAWATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM MATARAM


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
S1 KEPERAWATAN
T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena berkat rahmat dan hidayahnya
penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul Konsep aktivitas dan latihan Makalah
ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan,
baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, Saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca, Amin.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

A. Latar Belakang ...................................................................


B. Rumusan Masalah..............................................................
C. Tujuan ................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................

A. Penyebab ...........................................................................
B. Cara penanggulangan .........................................................
C. Cara perfikir kritis ..............................................................
BAB III PENUTUP ...............................................................................

A. Kesimpulan ........................................................................
B. Saran .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan aktivitas/pergerakan dan istrahat
merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Salah
satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang yang tidak terlepas dari
kekuatan sistem persyarafan dan musculoskeletal. Manusia mempunyai kebutuhan untuk
bergerak agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari kecelakaan.
Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari musculoskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh adalah cara menggunakan
tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi secara aman
dalam menggerakan serta mempertahankan keseimbangan dalam beraktivitas. Imobilitas
merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi
mengganggu pergerakan (aktivitas).

2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari kebutuhan aktivitas dan latihan?
b. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan aktivitas?
c. Faktor apa saja yang mempengaruhi aktivitas dan latihan?

3. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan
kebutuhan aktivitas dan latihan.
BAB II
PEMBAHASAN

I. KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN


Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.Salah satu tanda kesehatan
adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan
dan bekerja.Dengan beraktivitas tubuh akan menjadi sehat, system pernapasan
dan sirkulasi tubuh akan berfungsi dengan baik, dan metablisme tubuh dapat
optimal. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem
persarafan dan muskuloskeletal.Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat
menyebabkan berbagai gangguan pada system musculoskeletal seperti atrofi otot,
sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal
lainnya.
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan
untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh.Latihan dapat
memelihara pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan
kekuatan dan fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik dapat membuat fungsi
gastrointestinal dapat bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan
orang tersebut dan melancarkan eliminasinya karena apabila seseorang tidak
dapat melakukan aktifitas fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat
otot abdomen menjadi lemah sehinga fungsi eliminasinya kuang efektif.
Aktivitas sehari-hari (ADL) merupakan salah satu bentuk latihan aktif pada
seseorang termasuk di dalamnya adalah makan/minum, mandi, toileting,
berpakaian, mobilisasi tempat tidur, berpindah dan ambulasi/ROM. Pemenuhan
terhadap ADL ini dapat meningkatkan harga diri serta gambaran diri pada
seseorang, selain itu ADL merupakan aktifitas dasar yang dapat mencegah
individu tersebut dari suatu penyakit sehingga tindakan yang menyangkut
pemenuhan dalam mendukung pemenuhan ADL pada klien dengan intoleransi
aktivitas harus di prioritaskan.
II. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN
AKTIVITAS

a. TULANG
Tulang Merupakan Organ Yang Memiliki Berbagai Fungsi, Yaitu Fungsi
Mekanisme Untuk Membentuk Rangka Dan Tempat Meletaknya Berbagai Otot,
Fungsi Sebagai Tempat Penyimpanan Mineral Khususnya Kalsium Dan Fosfor
Yang Bisa Di Lepaskan Setiap Saaat Sesuai Kebutuhan, Fungsi Tempat Sum-
Sum Tulang Dalam Bentuk Sel Darah Dan Fungsi Pelindung Organ-Organ
Dalam.
Terdapat 3 Jenis Tulang, Yaitu Tuklang Pipih Seperti Tulang Kepala Dan
Pelvis, Tulang Kubuid Seperti Tulang Vertebra Dan Tulang Tarsalia, Dan
Tulang Panjang Seperti Tulang Vemur Dan Tibia.

b. OTOT DAN TENDON\


Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh
bergerak sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta
dihubungkan dengan tulang melalui tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang
melekat dengan sangat kuat dengan tempat insersinya di tulang. Terputusnya
tendon akan mengakibatkan kontraksi otot tidak dapat menggerakkan organ di
tempat insersi tendon yang bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan
atau jahitan akar dapat berfungsi kembali.

c. LIGAMENT
Ligament merupakan bagian yang menghubuungkan tulang dengan tulang.
Ligament pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karna itu jika
terputus akan mengakibatkan ketidak stabilan.

d. SYSTEM SARAF
System syaraf terdiri atas system saraf pusat (otak dan medulaspinalis) dan
sistem saraf tepi (percabangan dari system saraf pusat). Setiap saraf memiliki
bagian somatic dan otonom. Somatic memiliki fungsi sensorik dan motorik.
Terjadinya kerusakan pada system saraf pusat seperti pada fraktur tulang
belakang dapat menyebabkan kelemahan secara umum, sedangkan kerusakan
saraf tepi dapat mengakibatkan terganggunya daerah yang diinerversi, dan
kerusakan pada saraf radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguang
sensorik di daerah radial tangan.

e. SENDI
Merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat
sigmentasi dari kerangka tubuh yang memungkinkan gerakan atar segmen dan
sebagai derajat pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sendi, misalnya
sendi synovial yang merupkan sendi ke dua ujung tulang berhadapan dilapisi
oleh kertilago artikuler, ruang sendi nya tertutup kapsul sendi dan bersisi cairan
synovial. Selain itu, terdapat pula sendi bahu, sendi panggul, lutut dan jenis
lain seperti sindesmosis, sinkondrosis, dan simfisis.

III. FISIOLOGI AKTIVITAS


Gerakan terjadi melalui kombinasi kerja sistem muskuloskeletal dan
sistem saraf. Tidak hanya terbatas pada gerakan fisikyang dapat kita lihat. Ini juga
meliputi aktivitas bertahan hidup yang tidak dapat dilihat secara kasat mata
(misalnya penapasan, pencernaan, sirkulasi). Komponen kunci dari gerakan
meliputi tulang, otot, sendi, dan saraf.
a. Tulang (skeleton) memberikan kerangka kerja untuk gerak. Tulang yang
rapuh memiliki kerangka kerja yang buruk dan dapat memburuk kapan saja
dan selanjutnya dapat menghalangi gerak.
b. Sendi adalah titik bertemunya tulang. Ada tiga jenis senddi berbeda:
sinartrosis atau sendi serabut yang tidak mengizinkan gerakan (batas tulang
tengkorak); amfiartrosis atau sendi kartilago yang mengizinkan gerakan
ringan (tulang belakang); dan diartrosis atau sendi synovial yang mengizinkan
gerakan maksimal. Sendi synovial paling banyak mendukung aktivitas.
Ligamen merupakan kumpulan jaringan serabut fleksibel yang
menghubungkan tulang satu dengan yang lain. Ligamen yang robek
menghambat stabilitas sendi dan akan merusak gerak.
c. Kontraksi otot dan relaksasi otot berhubungan dengan tendon (struktur
berbentuk gelendong kuat yang melekatkan otot pada tulang) untuk
menghasilkan gerak.
d. Sama halnya dengan tidak dapat bergerak tanpa otot dan tendon, otot tidak
dapat bergerak tanpa bantuan sistem saraf pusat (SSP). SSP mengendalikan
krontraksi dan relaksasi otot, yang pada gilirannya menyebabkan fleksi
(bengkok) dan ekstensi (lurus), yang pada akhirnya menghasilkan gerakan
yang terkoordinasi dengan baik.

IV. JENIS AKTIVITASANTARA LAIN


a. aktivitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan
peran sehari-hari. Aktivitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik
volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
b. Aktivitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
batasan jelas dan tidak mam.pu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh
gangguan saraf motorik dan sesnsorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat
dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pada
pasien paraplegi dapat mengalami aktivitas sebagian pada ekstremitas bawah
karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Aktivitas sebagian ini dibagi
menjadi dua jenis, yaitu:
i. Aktivitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh trauma reversibel pada system musculoskeletal,
contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
ii. Aktivitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh
rusaknya system saraf yang reversibel, contohnya terjadinya
hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang,
poliomilitis karena terganggunya system saraf motorik dan sensorik.

V. JENIS LATIHAN ANTARA LAIN:


a. Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot dan
sendi.
b. Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan daya
tahan kardiovaskular.
c. Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka
pendek.
Latihan bisa menjadi bagian penting terapi fisik, kehilangan berat badan atau
kemampuan olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur memperbaiki
kinerja sistem kekebalan tubuh, dan membantu mencegah penyakit kekayaan
seperti jantung, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2 dan obesitas.

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS DAN


LATIHAN
a. Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas
seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari.
b. Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan
aktivitas karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh.
c. Kebudayaan. Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan, contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh
memiliki kemampuan aktivitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang
mengalami gangguan aktivitas (sakit) karena budaya dan adat dilarang
beraktivitas.
d. Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
e. Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat
gerak sejalan dengan perkembangan usia. Intolerensi aktivitas/ penurunan
kekuatan dan stamina, Depresi mood.
BAB III

KONSEP ASUHAN PERAWATAN PASIEN DENGAN

AKTIVITAS DAN LATIHAN


A. Pengkajian
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan adalah sebagai
berikut:
1. Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi gangguan kebutuhan
aktivitas dan latihan.\
2. Riwayat keperawatan penyakit yang pernah diderita
Pengkajian ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
3. Kemampuan fungsi motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan dan kiri untuk
menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastic.
4. Kemampuan aktivitas
Pengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun,
dan berpindah tanpa bantuan.
5. Kemampuan rentang gerak
Pengkajian ini dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.
6. Perubahan intoleransi aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada system
pernafasan, antara lain: suara nafas, analisa gas darah, gerakan dinding thorak, adanya
mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Sedangkan yang
berhubungan dengan perubahan system kardiovaskuler, seperti nadi dan tekanan darah,
gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta perubahan tanda vital setelah
melakukan aktivitas atau perubahan posisi.
7. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Kekuatan otot dapat dikaji secara bilateral atau tidak.
8. Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan aktivitas dan
iaktivitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam
mekanisme koping, dan lain-lain.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL MENURUT


NANDA

1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur tulang


akibat fraktur, dan nyeri.
2. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (neglected fraktur tibia fibula dekstra)
3. Kurangnya perawatan diri (self care deficit) : toileting, bathing, dressing/grooming,
feeding berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal, dan kelemahan.

C. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Gangguan NOC : NIC :
aktivitas fisik Mobility Level Exercise therapy :
Definisi : Self care : ADLs ambulation
Keterbatasan dalam Transfer performance
Monitoring vital
kebebasan untuk Kriteria Hasil : sign
pergerakan fisik tertentu sebelum/sesudah
Klien meningkat latihan dan lihat
pada bagian tubuh atau dalam aktivitas fisik respon pasien saat
satu atau lebih Mengerti tujuan dari latihan
ekstremitas peningkatan aktivitas Ajarkan pasien atau
Memverbalisasikan tenaga kesehatan
Batasan karakteristik:
perasaan dalam lain tentang teknik
- Postur tubuh yang meningkatkan ambulasi
tidak stabil selama kekuatan dan Kaji kemampuan
kemampuan berpindah pasien dalam
melakukan kegiatan rutin
Memperagakan mobilisasi
harian penggunaan alat Bantu Latih pasien dalam
- Keterbatasan untuk mobilisasi pemenuhan
kemampuan untuk (walker) kebutuhan ADLs
secara mandiri
melakukan keterampilan
sesuai kemampuan
motorik kasar Dampingi dan
- Keterbatasan Bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu
kemampuan untuk
penuhi kebutuhan
melakukan keterampilan ADLs ps.
motorik halus Berikan alat Bantu
jika klien
- Keterbatasan
memerlukan.
ROM Ajarkan pasien
- Usaha yang kuat bagaimana merubah
untuk perubahan gerak posisi dan berikan
bantuan jika
Faktor yang berhubungan
diperlukan
:
- Kurang
pengetahuan tentang
kegunaan pergerakan
fisik
- Tidak nyaman,
nyeri
- Kerusakan
muskuloskeletal dan
neuromuskuler
- Intoleransi
aktivitas/penurunan
kekuatan dan stamina
2. Nyeri akut NOC : NIC :
Definisi :Sensori
yang tidak Pain Level, Pain Management
menyenangkan Pain control,
Lakukan pengkajian
dan pengalaman Comfort level
nyeri secara
emosional yang komprehensif
Kriteria Hasil :
muncul secara termasuk lokasi,
aktual atau Mampu mengontrol karakteristik, durasi,
potensial nyeri (tahu penyebab frekuensi, kualitas
kerusakan nyeri, mampu dan faktor
jaringan atau menggunakan tehnik presipitasi
menggambarkan nonfarmakologi untuk Observasi reaksi
adanya kerusakan mengurangi nyeri, nonverbal dari
(Asosiasi Studi mencari bantuan) ketidaknyamanan
Nyeri Melaporkan bahwa Gunakan teknik
Internasional): nyeri berkurang komunikasi
serangan dengan menggunakan terapeutik untuk
mendadak atau manajemen nyeri mengetahui
pelan Mampu mengenali pengalaman nyeri
intensitasnya dari nyeri (skala, intensitas, pasien
ringan sampai frekuensi dan tanda Evaluasi
berat yang dapat nyeri) pengalaman nyeri
diantisipasi Menyatakan rasa masa lampau
dengan akhir yang nyaman setelah nyeri Evaluasi bersama
dapat diprediksi berkurang pasien dan tim
dan dengan durasi Tanda vital dalam kesehatan lain
kurang dari 6 rentang normal tentang
bulan. ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
Batasan karakteristik : Bantu pasien dan
keluarga untuk
- Laporan secara verbal
mencari dan
atau non verbal
menemukan
- Fakta dari observasi dukungan
Kurangi faktor
- Gerakan melindungi presipitasi nyeri
- Tingkah laku berhati- Ajarkan tentang
hati teknik non
farmakologi
- Gangguan tidur (mata Evaluasi keefektifan
sayu, tampak capek, sulit kontrol nyeri
atau gerakan kacau, Tingkatkan istirahat
menyeringai) Kolaborasikan
dengan dokter jika
- Fokus menyempit
ada keluhan dan
(penurunan persepsi
tindakan nyeri tidak
waktu, kerusakan proses
berhasil
berpikir, penurunan
Monitor penerimaan
interaksi dengan orang
pasien tentang
dan lingkungan) manajemen nyeri

- Perubahan dalam
nafsu makan dan minum

Faktor yang berhubungan


:

Agen injuri (biologi,


kimia, fisik, psikologis)

Kurangnya perawatan NOC: NIC:


diri(self care deficit) Perawatan diri ADL Self-care assistance

Kriteria hasil: Monitor


kemampuan klien
Klien secara mandiri dalam melakukan
mampu makan, ADL secara
berganti pakaian, mandiri.
toileting, mandi,
Monitor kebutuhan
merawat diri, menjaga
klien akan alat
kebersihan diri dan
bantu dalam
menjaga kebersihan
melakukan ADL.
mulut
Sediakan peralatan-
peralatan pribadi
yang dibutuhkan
klien (seperti
deodoran, pasta
gigi, dan sabun
mandi).
Bantu klien dalam
melakukan ADL
sampai klien
mampu
melakukannya
dengan mandiri.
Dorong klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari sesuai
dengan tingkat
kemampuannya.
Dorong klien untuk
mandiri, tetapi
bantu klien bila
klien tidak bisa
melakukannya
sendiri.
Ajari keluarga
untuk mendorong
kemandirian klien,
dan hanya
membantu jika
klien tidak mampu
melakukannya
sendiri.
Lakukan perawatan
diri secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto, wartonah. 2007. Kebutuhan dasar &prose keperawatan edisi 3. Jakarta: salemba
medika.

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi konsep & proses keperawatan . Jakarta :
salemba medika

Nanda. 2005 . nursing diagnosis : definition & classification, 2005-2006, North American
Nursing Diagnosis Association Philadelphia

Nursing intervention classification (NIC)

Nursing Outcome Classification (NOC)

Anda mungkin juga menyukai