Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 7 BIOMOLEKULER

MODUL 3 MOLEKULER OSTEOBLAST DAN OSTEOCLST

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

MEIDA RATNA WIJAYA 1710025003

MOHAMMAD ABDI PRAYOGA 1710025007

SEPLIN TANGA BIRI 1710025011

NASYA FEBRINA PUTRI 1710025015

RANYA OLIVIA 1710025023

RINA NABILA 1710025027

DEVINA RUTH SEYLEN PARDOSI 1710025031

MUHAMMAD WISNU YUDISTIRA 1710025035

TSAFIRRA ALFARIS 1710025039

Tutor : drg. Fortuna Putra Kambayan, Sp.KG

drg. Adrian Alfiandy, Sp.Pros

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kiranya pantaslah kami memanjatkan
puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kami, baik kesempatan
maupun kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Laporan ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak.
Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar
buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses pembuatan laporan ini
dari awal hingga akhir.

Namun, kami menyadari bahwa laporan ini masih ada hal-hal yang belum sempurna
dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik
penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan
laporan ini kedepannya.

Akhirnya, besar harapan kami agar kehadiran laporan kelompok ini dapat
memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah
semoga dapat turut serta menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca.

Samarinda, 7 September 2018

Hormat Kami,

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Halaman judul .....................................................................................................................


Kata Pengantar ....................................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................................
Abstraksi……………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................
1.2 Tujuan ..........................................................................................................
1.3 Manfaat .......................................................................................................
BAB II ISI
2.1 Identifikasi Istilah Sulit ................................................................................
2.2 Identifikasi Maslah.......................................................................................
2.3 Analisa Masalah ...........................................................................................
2.4 Strukturisasi Konsep ....................................................................................
2.5 Learning Objective ......................................................................................
2.6 Belajar Mandiri ...........................................................................................
2.7 Sintesis ........................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................
3.2 Saran ............................................................................................................

Daftar Pustaka
ABSTRAK

Mekanisme pertumbuhan tulang, atau bisa disebut sebagai osteogenesis, adalah tahap-
tahap dimana tulang mengalami pertumbuhan, dimana aspek di dalamnya berupa pengerasan
pada matriks tulang yang disebabkan oleh aktivitas kalsium, kolagen, dan lain-lain.
Osteogenesis terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu osifikasi endokondral dan osifikasi
intramembran. Dalam setiap tahapannya, osteogenesis melibatkan banyak sel yang
berdiferensiasi menjadi sel lain sebagai tujuan untuk kalsifikasi tulang. Salah satu sel yang
ada pada osteogenesis adalah osteoblast dan osteoclast, dimana masing-masing mempunyai
fungsi mensintesis matriks tulang serta meresorpsi matriks tulang. Kerja kedua sel ini saling
berlawanan namun saling terkoordinasi yang berperan dalam pembentukan dan re-modelling
tulang.

Kata kunci : osteogenesis, kalsium, kolagen, osifikasi endokondral, osifikasi intramembran,


osteoblast, osteoclast

ABSTRACT

The mechanism of bone growth, or it can be referred to as osteogenesis, is the stages


in which bone grows, wherein the aspect of it is hardening of the bone matrix caused by the
activity of calcium, collagen, and others. Osteogenesis is divided into two classifications,
namely endocondral ossification and intramembranous ossification. In each stage,
osteogenesis involves many cells that differentiate into other cells as a goal for bone
calcification. One of the cells in osteogenesis is osteoblasts and osteoclasts, each of which
has the function of synthesizing bone matrix and resorbing bone matrix. The work of these
two cells is contradictory but mutually coordinated which plays a role in the formation and
re-modeling of bones.

Keywords : osteogenesis, calcium, collagen, endocondral ossification, intramembranous


ossification, osteoblast, osteoclast.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteoblas dan osteoklas merupakan molekul penyusun dalam osifikasi tulang
dan berperan dalam remodeling tulang. Osifikasi adalah sebuah proses
pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan
penyambung seperti tulang rawan yang berkembang menjadi tulang keras. Jaringan
yang berkembang akan disisipi dengan pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan
membawa mineral seperti kalsium dan menyimpannya pada jaringan tersebut.
Remodeling tulang merupakan satu proses aktif dan dinamik yang bergantung
pada keseimbangan antara proses resorbsi tulang oleh osteoklas dan deposisi tulang
oleh osteoblas. Lebih jauh lagi, dua buah fungsi ini haruslah seimbang baik secara
kuantitatif maupun fungsinya (Parra-Torres et al., 2013).
Untuk itu proses pembentukan dan remodeling tulang penting sekali diketahui
oleh seorang calon dokter gigi, terutama pertumbuhan jaringan tulang alveolar yang
bermanifestasi pada rongga mulut.

1.2 Tujuan
Berdasarkan skenario yang diberikan pada modul ini, kami mengidentifikasi
tujuan pembelajaran pada modul ini yaitu:
Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan mengenai:
a. Proses pembentukan osteoblas dan osteoklas
b. Proses osifikasi tulang
c. Faktor yang mempengaruhi proses osifikasi tulang
d. Penyakit yang berhubungan dengan pembentukan tulang
e. Kaitanya Osifikasi dan Remodeling dengan kedokteran gigi
1.3 Manfaat
Setelah melewati modul ini mahasiswa diharapkan mengetahui dan dapat
menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan osifikasi dan remodeling tulang.
Mahasiswa juga diharapkan agar dapat menerapkan hal-hal yang sudah didapatkan
pada modul ini dalam jangka panjang yang nantinya akan berguna di waktu yang akan
datang.

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

SKENARIO
Osteoclast and osteoblast lineage cells

2.1 Identifikasi Istilah


1. MP
Mesenkim progenitor, cikal bakal dari tulang.

2. Osteoblas
Sel yang mensintesis unsur organic matriks yang terbentuk dari diferensiasi dari
MP.

3. Osteoklas
Sel tulang yang bekerja saat reasobsi tulang dan remodeling jaringan tulang yang
berasal dari susum tulang belakang dan memiliki beberapa nukleus.

4. Hipertrophic chondrocyte
Keadaan kondrosit yang mengalami pembesaran untuk mensintesis matriks .

5. HSC
Hematopoetic Stem Cell yang dibantu oleh common myloid progenitor untuk
menghasilkan sel darah putih dalm pembentukan osteoklas.

6. Osteosit
Sel yang berasal dari osteoblast yang berada di dalam matriks yang disebut
lakuna-lakuna dan sudah mengalami mineralisasi.

7. Bone-lining cell
Osteoblas tua yang telah lama berapa pada di permukaan tulang sehingga
berbentuk pipih.

8. Osteoid
Sel yang berasal dari osteoblast dan belum mengalami mineralisasi.

2.2 Identifikasi Masalah


1. Definisi osifikasi intra membran ?
2. Definisi osifikasi endokondral ?
3. Apa perbedaan osifikasi intra membran dan endokondral?
4. Bagaimana terbentuknya osteoblast dan osteoklas?
5. Apa peran osteoblast dan osteoklas pada osifikasi ?
6. Bagaimana Mekanisme pembentukan dan remodeling tulang?
7. Faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan osteoblast dan osteoklas?
8. Apa saja penyakit yang berhubungan dalam pembentukan tulang?

2.3 Analisa masalah

1. Osifikasi intra membran


Merupakan proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan
tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang Jenis-jenis ligan

2. Osifikasi endokondral
Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi
lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan
tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, pelvis.

3. Perbedaan osifikasi intra membran dan endokondral


Osifikasi intramembran prosesnya membentuk tulang dari jaringan mesenkim
menjadi jaringan tulang, sedangkan osifikasi endokondral prosednya jaringan
mesenkim berdiferensiasi terlebih dulu menjadi tulang rawan lalu menjadi
jaringan tulang.

4. Terbentuknya osteoblast dan osteoklas


 Osteoblas terbentuk dari sel induk yang dikenal sebagai sel mesenkhimal. Sel-
sel induk ini juga dapat membentuk jaringan tulang rawan, serta berbagai jenis
jaringan. Osteoblas adalah salah satu produk akhir sel induk mesenkhimal.
 Osteoklas berasal dari jalur hemopoetik yang juga membuat makrofag dan
monosit. Sel ini berpindah dari sumsum tulang lewat sirkulasi atau migrasi
direk. Sel prekursor osteoklas terdapat pada sumsum tulang dan sirkulasi
darah. Sel ini ditemukan pada permukaan tulang yang mengalami resorpsi dan
kemudian membentuk cekungan yang dikenal sebagai lakuna Howship.

5. Peran osteoblast dan osteoklas pada osifikasi


Osteoblas bertanggung jawab untuk pembentukan osteosit baru, sedangkan
osteoklas bertanggung jawab atas resorpsi materi tulang tua.

6. Mekanisme pembentukan dan remodeling tulang


Sel yang berperan dalam proses pembentukan tulang yaitu osteoblas dan
osteoklas. Osteoblas adalah sel pembentuk tulang keras yang ada dalam tulang
rawan, osteoblas ini mengisi jaringan disekelilingnya dengan membentuk sel
tulang secara konsentris.
Setiap sel tulang akan mengelilingi pembuluh darah dan serabut saraf membentuk
sistem Havers. Selanjutnya, di sekeliling tulang tersebut akan terbentuk senyawa
protein pembentuk matriks tulang yang akan mengeras karena terdapat garam
kapur dan garam fosfat.
Di dalam tulang juga terdapat osteklas yang berfungsi menyerap kembali sel
tulang yang sudah rusak. Adanya aktivitas sel osteoklas maka tulang akan
memiliki rongga dan nantinya akan terisi oleh sumsum tulang. Osteoklas
membentuk rongga dan osteoblas akan membentuk osteosit baru kearah
permukaan luar sehingga tulang akan membesar dan berongga.

7. Faktor yang mempengaruhi pembentukan osteoblast dan osteoklas


- Nutrisi
- Usia
- Kebiasaan
- Genetik
8. Penyakit yang berhubungan dalam pembentukan tulang
- Osteoporosis
- Osteomalasia
- Pseudoglioma osteoporosis syndrome

2.4 Strukturisasi Konsep

MOLEKULER
OSTEOBLAS DAN OSTEOKLAS

OSTEOBLAS OSTEOKLAS

MEKANISME MEKANISME

OSIFIKASI

FAKTOR JENIS-JENIS PENYAKIT

INTRAMEMBRAN ENDOKONDRAL

2.5 Learning Objective


1. Mahasiswa mampu menjelaskan pembentukan osteoblast
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pembentukan osteoklas
3. Mahasiswa mampu menjelaskan osifikasi intra membran
4. Mahasiswa mampu menjelaskan osifikasi endokondral
5. Mahasiswa mampu menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi proses
pembentukan tulang
6. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit yang berhubungan dengan
pembentukan tulang
7. Mahasiswa mampu menjelaskan kaitannya pembentukan tulang dengan bidang
kedokteran gigi

2.6 Belajar Mandiri


Masing-masing anggota diskusi secara mandiri dengan tujuan belajar yang telah
dirumuskan pada LO untuk mengetahui lebih dalam terhadap materi yang akan dibahas
pada diskusi kempok kecil (DKK) dengan mempergunakan refrensi yang telah tersedia
dan mengembangkan apa yang anggota kelompok pahami dari pembelajaran tersebut.

2.7 Sintesis
1. Pembentukan osteoblast

Osteoblas berasal dari bahasa yunani yaitu osteon yang berarti tulang dan blastos yang
berarti benih yang mensintesis unsur organik matriks. osteoblas bertanggung jawab dalam
pembentukan tulang. Osteoblas berasal dari Mesenkimal Progenitor (MP), mesenkim
merupakan bagian dari mesoderm, dimana pada dasarnya proses perkembangan vertebrata
terdapat tiga lapisan ektoderm, endoderm dan mesoderm, mesoderm inilah terdapat
mesenkim yang menjadi cikal bakal pembentukan tulang .

Selama osifikasi intramembran,MP terkondensasi dan berdiferensiasi menjadi


osteoblas. Sebaliknya, selama osifikasi endokhondral, MP terkondensasi dan berdiferensiasi
menjadi sel perichondrial dan chondrocytes yang akhirnya mengalami hipertrofi (peningkatan
ukuran sel), yang memicu diferensiasi sel perichondrial ke osteoblas.
Tahap diferensiasi osteoblas dari mesenkimal progenitor membutuhkan aktivitas faktor-
faktor transkripsi yang spesifik yang nantinya akan diekspresikan dan berfungsi pada titik
waktu yang berbeda selama proses diferensiasi , pada awalnya ditandai oleh faktor transkripsi
SOX9. Ini diikuti oleh ekspresi RUNX2 dan kemudian osterix (OSX), akhirnya mengarah
pada pengembangan osteoblas. Suatu subset osteoblas dapat menjadi osteosit yang
dibenamkan di dalam matriks tulang. Sel SOX9 + bipotensial dan juga bisa berdiferensiasi
menjadi chondrocytes.diferensiasi osteoblas dari sel-sel yang biasanya menjadi chondrocytes.
Sebaliknya,penghapusan OSX menyebabkan sel RUNX2+ mengalami diferensiasi kondrosit,
sedangkan penghapusan gen yang mengkode β-catenin pada tahap perkembangan yang
berbeda dapat menyebabkan sel RUNX2 + atau RUNX2 + OSX + menjadi chondrocytes,
menunjukkan bahwa sel-sel ini mungkin dapat menggantikan (panah putus-putus).

Selama sintesis matriks, osteoblas mensekresikan matriks pada permukaan sel yang
menempel pada matriks tulang yang lebih ‘tua’ dan menghasilkan matriks baru (tetapi belum
terkalsifikasi/ berkapur) yang disebut osteoiddiantara lapisan osteoblas dan tulang yang bau
dibentuk. Kemudian osteoblas juga mensekresikan osteokalsin yang mengikat ion kalsium ,
selain itu osteoblas juga melepaskan vesikel berselubung membran yang kaya fosfatase alkali
dan enzim lain yang aktivitasnya meningkatkan konsentrasi ion fosphat, maka dengan
konsentrasi kedua ion tersebut yang tinggi vesikel matriks tersebut berfungsi sebagai tempat
pembentukan kristal hidroksiapatit yang merupakan kalsifikasi pertama yang dapat dilihat.

2. Pembentukan osteoclast

Osteoklas merupakan sel multinuclear besar berdiameter 100 mikrometer dengan 10-12
nukleus yang terdapat disepanjang permukaan tulang tempat terjadinya resorpsi, remodeling
dan perbaikan tulang. Ukuran yang besar dan inti yang multipel pada osteoklas terjadi karena
penggabungan sel yang berasal dari sum-sum tulang.

Osteoklas berasal dari precursor makrofag granulotic yang terdapat di dalam sum-sum
tulang yang masuk ke dalam peredaran darah sebagai monosit. Fungsi utamanya adalah
meresorpsi tulang selama remodeling. Di area terjadinya resorpsi tulang, osteoklas terdapat di
lekukan atau kriptus yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal sebagai
resorption bays (Lakuna Howship). Pada osteoklas yang aktif, permukaan yang menghadap
matriks tulang terlipat secara iregular, yang membentuk batas bergelombang (ruffled border).

Pembentukan batas bergelombang tersebut berhubungan dengan aktivitas osteoklas.


Batas bergelombang ini dikelilingi oleh zona sitoplasma terang yang kaya akan filamen aktin
dan merupakan tempat adhesi osteoklas pada matriks tulang. Zona adhesi sirkumferensial ini
menciptakan lingkungan mikro di antara osteoklas dan matriks tempat terjadinya resorpsi
tulang.

Osteoklas mensekresi kolagenase dan enzim lain dan proton pompa ke dalam kantong
subselular tersebut, yang menciptakan lingkungan yang asam untuk melarutkan hidroksiapatit
dan pencernaan kolagen setempat.

Aktivitas osteoklas dikendalikan oleh faktor pensinyal setempat dan hormon. Osteoklas
memiliki reseptor untuk kalsitonin, yakni suatu hormon tiroid, tetapi bukan untuk hormon
paratiroid. Osteoblas yang diaktifkan oleh PTH akan memproduksi suatu sitokin yang disebut
faktor perangsang osteoklas. Jadi aktivitas kedua sel tersebut terkoordinasi dan keduanya
penting pada remodeling tulang.

3. Osifikasi intramembran

Osifikasi Intramembranosa merupakan proses pembentukan tulang yaitu mesenkim di


dermis berdiferensiasi langsung menjadi suatu tulang. Osifikasi membranosa adalah osifikasi
yang lebih sederhana diantara dua cara pembentukan tulang. Tulang pipih pada tulang
tengkorak, sebagian tulang wajah, mandibula, dan bagian medial dari klavikula dibentuk
dengan cara ini.(Tortora dan Derrickson, 2011). Tulang pipih pada tulang tengkorak akan
mengalami Osifikasi Intramembranosa dan hasilnya adalah pembentukan sejumlah tulang
pipih membranosa yang ditandai adanya spikula tulang seperti jarum. Spikula ini menyebar
secara progresif dari pusat osifikasi primer menuju ke tepi.

4. Osifikasi endokondral

Pembentukan tulang ini adalah bentuk tulang rawan yang terjadi pada masa fetal dari
mesenkim lalu diganti dengan tulang pada sebagian besar jenis tulang (Moore dan Agur,
2002). Pembentukan tulang endokondral, mula-mula sel-sel mesenkim mulai memadat dan
berdiferensiasi menjadi kondrosit. Kondrosit membentuk model kartilaginosa pada bakal
tulang. Pusat pembentukan tulang yang ditemukan pada corpus disebut diafisis, sedangkan
pusat pada ujung-ujung tulang disebut epifisis. Pembuluh darah menginvasi pusat model
kartilaginosa membawa osteoblas dan membatasi sel-sel kondrosit yang sedang berproliferasi
di ujung (epifisis) tulang. Osteoblas berkaitan dengan matriks yang termineralisasi dan
mengendapkan matriks tulang. Kemudian, seiring dengan pembuluh darah menginvasi
epifisis, terbentuk pusat osifikasi sekunder.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tulang
a) Faktor transkripsi
1. SOX9 menandai semua progenitor osteoblas. SOX9, sebuah transkripsi faktor
wilayah penentuan jenis kelamin Y (SRY) - terkait mobilitas kelompok
kelompok keluarga tinggi protein, adalah penting untuk perkembangan
skeletal. SOX9 sangat diperlukan untuk chondrogenesis 37–40 dan juga
menandai mesenkimal progenitor yang menyebabkan semua osteoblas.
Namun, SOX9 tidak diekspresikan oleh osteoblas dewasa.Peran SOX9 dalam
diferensiasi osteoblas tidak dimengerti. Penghapusan SOX9 bersyarat di
mesenkim kuncup tunas menyebabkan tidak adanya kondrosit dan osteoblas,
tetapi tidak diketahui apakah hilangnya osteoblas mencerminkan kebutuhan
langsung untuk SOX9 dalam garis keturunan ini atau efek sekunder karena
kekurangan kartilago. Sebaliknya, ketika SOX9 telah dihapus dalam sel-sel
krista neural yang berkontribusi pada kraniofasial kerangka, sel-sel yang
biasanya membentuk chondrocytes malah mengekspresikan penanda untuk
osteoblas, menunjukkan bahwa sel-sel bipartensial mungkin beralih nasib
tanpa SOX9. Alasannya berbeda hasil untuk SOX9 penghapusan dalam tunas
ekstremitas mesenkim melawan sel-sel krista neural tidak jelas, tetapi
penjelasan potensial adalah bahwa, di mesenkim ekstremitas,tetapi bukan sel
krista neural, tikus knockout bersyarat SOX9 telah dihapus sebelum nenek
moyang bipotensial didirikan. Atau, mungkin saja itu sifat bipartensial sel-sel
krista neural dapat ditentukan terlepas dari SOX9 tetapi SOX9 itu penting
untuk mencegah sel-sel ini berdiferensiasi menjadi osteoblas.
2. RUNX2 merupakan bagian integral dari garis turunan osteoblas. RUNX2,
Faktor transkripsi yang mengandung domain runt, sangat diperlukan untuk
diferensiasi osteoblas selama keduanya pengerasan endokhondral dan
intramembran.Penghapusan homozigot Runx2 pada tikus menghasilkan
kekurangan total osteoblas. Sedangkan haploinsufisiensi Runx2 pada tikus
atau RUNX2 pada manusia mengarah ke klavikula hipoplastik dan penutupan
tertunda fontanela,defek yang merupakan karakteristik dari displasia
cleidocranial di manusia. Selanjutnya, penghapusan penargetan nuklir sinyal
yang terletak di ujung karboksil dari RUNX2 menyebabkan fenotip identik
dengan RUNX2 tikus, menyoroti pentingnya nuklir yang tepat lokalisasi
faktor transkripsi ini. Sebagai tambahannya diperlukan untuk diferensiasi
osteoblas, RUNX2 adalah diperlukan untuk fungsi osteoblas dewasa yang
tepat,termasuk sintesis matriks tulang. Selama perkembangan anggota badan
dalam embrio, RUNX2 diekspresikan dalam mesenkim khondrogenik,setelah
dan bergantung pada ekspresi SOX9.Setelah pembentukan tulang rawan,
RUNX2 menjadi lebih terbatas pada sel perichondrial dan osteoblas,tetapi
diekspresikan kembali pada hipertrofik awal chondrocytes. Menariknya,
dengan tidak adanya RUNX2, perichondrium (yang biasanya mengandung
bipotensial sel-sel yang dikenal sebagai osteochondroprogenitors) menjadi
hypoplastic menunjukkan bahwa RUNX2 mungkin diperlukan untuk produksi
dan / atau pemeliharaan para progenitor.Banyak faktor nuklir telah terbukti
bersinergi dengan RUNX2 untuk mempromosikan diferensiasi osteoblas. Ini
adalah MAF, TAZ (ko-aktivator transkripsional dengan Motif pengikat PDZ;
juga dikenal sebagai WWTR1), SATB2 (Pengikatan urutan AT-kaya 2), RB
(retinoblastoma),GLI2, DLX5, MSX2 dan BAPX1 (Bagpipehomolog
homolog homeoboks 1), yang berfungsi dalam cara yang berbeda, termasuk
merangsang ekspresi RUNX2,meningkatkan aktivitas RUNX2 atau bertindak
sebagai ko-aktivator. Sebaliknya, beberapa faktor nuklir lainnya (TWIST1,
HAND2 (turunan puncak jantung dan neural menyatakan 2), ZFP521 (protein
zinc-finger 521), STAT1 (transduser sinyal dan aktivator transkripsi
1),Schnurri 3, GLI3, HOXA2 dan HES (Hairy and Enhancer of Split) dan
HEY (HES-terkait dengan YRPW motif) protein) telah ditemukan untuk
menekan RUNX tingkat atau kegiatan. Faktor-faktor ini juga menggunakan
berbagai mekanisme, termasuk memblokir DNA RUNX2 yang
mengikat,translokasi nuklir dan ekspresi protein. Akhirnya, regulasi RUNX2
dari ekspresi gen target kemungkinan dimodulasi oleh protein yang mengatur
kromatin struktur. Misalnya, histone deacetylase 4 (HDAC4)ditunjukkan
untuk menekan fungsi RUNX2 di kondrosit untuk menghambat hipertrofi. Itu
masih harus ditentukan apakah HDAC4 atau molekul terkait mengatur
RUNX2 aktivitas dalam garis keturunan osteoblas in vivo.
3. OSX diperlukan hilir RUNX2. OSX, sebuah transkripsi faktor yang
mengandung tiga C2 H2 -jenis seng-jari,diperlukan untuk diferensiasi
osteoblas. OSX ditemukan sebagai gen yang diinduksi BMP dalam sel C2C12,
dan penghapusan mengakibatkan tidak adanya osteoblas dalam total embrio
tikus, meskipun ekspresi yang relatif normal dari RUNX2. Hasil ini, bersama
dengan pengamatan bahwa ekspresi OSX dihapus di RUNX2, menunjukkan
bahwa fungsi OSX downstream RUNX2 selama diferensiasi osteoblas. Di
kontras dengan penghapusan RUNX2, yang mengarah ke hipoplastik
perichondrium, hilangnya hasil OSX pada kartilago ektopik pembentukan di
bawah perichondrium menebal pada diaphysis (dimana biasanya terbentuk
suatu bentuk leher tulang)karena nasib beralih dari nenek moyang ke kondrosit
bukannya osteoblas. Di luar perannya dalam diferensiasi selama
embriogenesis, OSX sangat penting untuk osteoblas pascanatal dan
diferensiasi dan fungsi osteosit. Demikian, OSX memiliki peran penting di
beberapa tahap dalam garis keturunan osteoblas, baik selama perkembangan
embrio dan dalam kehidupan setelah kelahiran.Beberapa faktor transkripsi
mengatur diferensiasi osteoblas dengan mengatur OSX. Ini termasuk tumor
penekan p53, yang menurunkan tingkat OSX melalui suatu mekanisme yang
tidak diketahui, dan NFATC1 (faktor nuklir dari diaktifkan sel T, sitoplasma
1), transkripsi kalsium-sensitif faktor yang menstimulasi diferensiasi osteoblas
oleh meningkatkan aktivitas transkripsi OSX.

6. Penyakit yang berhubungan dengan proses pembentukan tulang


a. Osteoporosis : kelainan dimana terdapat reduksi atau penurunan massa
total tulang. Kecepatan resorbsi tulang lebih cepat dari pembentukkan
tulang. Tulang menjadi keropos,rapuh, dan mudah patah.
b. Osteoatritis : penyakit sendi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago
sendi.
Osteoatritis dibedakan menjadi 2 :
- Osteoatritis primer : belum diketahui penyebabnya .
- Osteoatritis sekunder : akibat trauma, infeksi, fraktur.
c. Osteomielitis : suatu bentuk infeksi tulang yang menyebabkan
kerusakandan pembentukan tulang baru.
Penyebab : bakteri staphylococcus aureus yang menginfeksi tulang
melalui aliran darah.
d. Polimialgia Reumatik : Suatu sindrom klinis yang tidak diketahui
etiologinya, gejalanya berupkelainan pada leher,bahu dan pinggul.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang


rawan yang berkembang menjadi tulang keras. Jaringan yang berkembang akan disisipi
dengan pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti kalsium dan
menyimpannya pada jaringan tersebut. Osifikasi atau yang disebut dengan proses
pembentukan tulang telah bermulasejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai
dewasa.

Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah
tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak
mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas. Pembentukan tulang rawan
terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula pembuluh darah
menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan,merangsang sel-sel
perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuksuatu lapisan tulang
kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum.

Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang
disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga
terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian
terganggulah nutrisi semua sel-sel tulangrawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel
tulang rawan ini.

3.2 Saran

Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi diskusi
kelompok penulisan laporan dan sebagainya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari dosen dan dokter serta narasumber yang mengajar baik sebagai tutor maupun dosen yang
memberi materi kuliah.
DAFTAR PUSTAKA

Fanxin, Long. 2012. Building strong bones mollecular regulation of the osteoblast lineage.
NATURE REVIEWS | MOLECULAR CELL BIOLOGY VOL.13

Calvil, Adams, Weibrecht. Et al. 2003. Osteoblastic cells regulate the haematopoietic stem
cell niche. NATURE VOL 425 | www.nature.com//nature

Struktur dan Penyakit Tulang. http://www.medicastore.com/alovell/isi.php?isi=Tulang

Isharmanto. 2009. Mekanisme Penulangan |


http://isharmanto.blogspot.com/2009/12/mekanisme-penulangan.html

Anda mungkin juga menyukai