SPACE MAINTAINER
LEPASAN
Edisi 2
Penyusun :
drg. Musnar Munir, Sp.KGA
Gigi sulung memiliki peranan yang penting bagi anak sehingga keberadaannya harus
bisa dipertahankan pada kondisi sehat. Premature loss akan mengakibatkan gigi tetangganya
bergeser karena adanya gaya ke mesial dari gigi posterior yang erupsi pada anak yang sedang
dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Penggunaan space maintainer diharapkan
dapat mempertahankan ruang bekas pencabutan sehingga calon gigi yang akan tumbuh di
tempat tersebut dapat tumbuh dengan benar.
Melalui pelaksanaan keterampilan medik ini, mahasiswa diharapkan mampu
mengidentifikasi macam-macam space maintainer pada gigi sulung, memahami tentang
bagaimana membuat space maintainer lepasan, serta dapat mengaplikasikan sesuai indikasi
untuk mencegah crowding pada gigi permanen sehingga maloklusi dental dapat dicegah.
Terima kasih sebesar-besarnya kami sampaikan pada :
1. Pimpinan Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman.
2. drg. Musnar Munir, Sp.KGA Sebagai penanggung jawab dan penyususn buku
panduan keterampilan medik Space Maintainer lepasan
3. drg. Sylvia Agustin Sebagai koordinator keterampilan medik Program Studi
Kedokteran Gigi
4. drg. Nydia Hanan, Sp.KGA dan drg. Adrian Alfiandy, Sp.Pros yang banyak
memberikan masukan dalam penyempurnaan buku panduan ini.
Semoga panduan ini dapat membantu proses belajar dan penguasaan kompetensi
mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
I. PENDAHULUAN
PEMETAAN
Keterampilan medik –
Nama Kegiatan Pembelajaran
Space Maintainer Lepasan
Jadwal Pelaksanaan 1. Keterampilan :
- Rabu, 24 April 2019
- Pkl. 08.00 - 13.00 WITA
- Kamis, 25 April 2019
- Pkl. (konfirmasi)
- Kamis, 2 Mei 2019
- Pkl. 13.30 – 16.00 WITA
- Rabu, 8 Mei 2019
- Pkl. 08.30 – 13.30 WITA
- Rabu, 15 Mei 2019
- Pkl. 08.30 – 13.30 WITA
- Rabu, 22 Mei 2019
- Pkl. 08.30 – 13.30 WITA
- Kamis, 29 Mei 2019
- Pkl. 08.30 – 13.30 WITA
Penanggung Jawab dan Instruktur drg. Musnar Munir, Sp.KGA
drg. Nydia Hanan, Sp.KGA
drg. Alfian Alfiandy, Sp.Pros
drg. Masyhudi, M.Si.
drg. Cicih Bhakti P., M.Med. Ed.
drg. Sinar Yani, M.Kes.
drg. Listiyawati, MARS.
drg. Sylvia Agustin
Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian, maksud dan
tujuan serta macam-macam Space
Maintainer yang digunakan di klinik
nantinya.
2. Menjelaskan indikasi kontra indikasi
Space Maintainer
3. Membuat Space Maintainer lepasan yang
baik dan benar
4. Mengerti cara insersi Space Maintainer
lepasan
Metode Pembelajaran Pretest
Demonstrasi
6
SKENARIO KASUS UNTUK SPACE MAINTAINER LEPASAN :
Seorang ibu membawa anak perempuannya berumur 8 tahun ke klinik gigi anak. 1 minggu
yang lalu gigi belakang anaknya dicabut dan si ibu ingin mendapatkan informasi pasca
pencabutan gigi belakang anaknya tersebut karena merasa khawatir pada susunan gigi
anaknya dikemudian hari. Setelah dilakukan pemeriksaan intra oral dan penunjang,
dilakukan analisis, sehingga dokter gigi yang merawat merencanakan pemakaian alat space
maintainer lepasan untuk pasien anak tersebut.
BAHAN
ALAT
1 Pisau malam/ lekron 1 Elemen gigi susu
2 Pisau gips (disediakan)
3 Cuvet yang sesuai dengan ukuran model 2 Malam merah disediakan
kerja. (disediakan)
4 Okludator 3 Bahan cetak
5 Mangkok untuk mengaduk akrilik (disediakan)
6 Kompor gas dan tabung gas 4 Stone gips / gips biru (disediakan)
7 Panci untuk memasak 5 Gips putih (disediakan)
8 Mikro motor 6 Vaselin
9 Alat poles 7 Lilin mainan (plastisin)
10 Alat oles/ kuas 8 Akrilik set lengkap / light curing
11 Rubber bowl (disediakan)
12 Spatula 9 Bahan poles akrilik (disediakan)
13 Tang orto 10 Kawat Klamer 0,7 (disediakan)
14 Rubber base 11 Spirtus
15 Spidol warna
16 Bunsen
17 Korek api
7
III. TAHAPAN KERJA
5 Setelah gips keras secara homogen, kuvet yang sudah ada model malamnya dimasak
selama bebrapa menit agar malam merah hancur dengan melihat apakah pada air
pemasakan terlihat malam yang mencair maka pemasakan dihentikan dan kuvet
8
dikeluarkan langsung dibuka pelan-pelan dan model malam yang sudah cair yang
tersisa dibersihkan dengan air panas yang bersih kemudian terbetuklah ruangan model
( mould space ), kemudian dilakukan Packing atau pengisian ruangan model.
6 Packing/ Pengisian Ruang Cetak (Mould Space) dengan Acrylic
- Ruang cetak adalah rongga/ruangan yang telah disiapkan untuk diisi dengan
acrylic. Ruang tersebut dibatasi oleh gips yang tertanam dalam kuvet. Sebelum
rongga tersebut diisi dengan acrylic, lebih dulu diulasi dengan bahan
separator/pemisah yang umumnya menggunakan Could Mould Seal (CMS). Ruang
cetak diisi dengan akrilik pada waktu adonan mencapai tahap plastis (dough stage).
- Pemberian separator tersebut dimaksudkan untuk:
- Mencegah merembesnya monomer ke bahan cetakan (gips) dan
berpolimerisasi di dalam gips sehingga menghasilkan permukaan yang
kasar dan merekat dengan bahan cetakan/gips.
- Mencegah air dan bahan cetakan masuk ke dalam resin acrylic.
- Sewaktu melakukan pengisian ke dalam cetakan perlu diperhatikan:
- Cetakan terisi penuh
- Sewaktu dipress terdapat tekanan yang cukup pada cetakan, ini dapat dicapai
dengan cara mengisikan dough sedikit lebih banyak ke dalam cetakan. Selama
polimerisasi, terjadi kontraksi yang mengakibatkan berkurangnya tekanan di
dalam cetakan. Pengisian yang kurang, dapat menyebabkan terjadinya
shrinkage porosity.
Ruang cetak diisi dengan acryllic pada tahap adonan mencapai tahap plastis (dough).
Agar merata dan padat, maka diperlukan pengepressan dengan menggunakan alat
Hydraulic Bench Press. Sebaiknya pengepressan dilakukan berulang-ulang agar
rongga cetak terisi penuh dan padat.
Cara pengepressan yang benar :
- Adonan yang telah mencapai tahap dough dimasukkan ke dalam rongga cetak,
kemudian kedua bagian kuvet ditutup dan diselipi kertas selofan. Pengepressan
awal dilakukan sebesar 900 psi, kelebihan acrylic dipotong dengan pisau model.
Kedua bagian kuvet dikembalikan, diselipi kertas selofan.
- Pengepressan dilakukan lagi seperti di atas, tetapi tekanan ditingkatkan menjadi
1200 psi. Kelebihan acrylic dipotong dengan pisau model. Kedua bagian kuvet
dikembalikan tanpa diselipi kertas selofan.
- Pengepresan terakhir dilakukan dengan tekanan 1500 psi, kemudian kuvet diambil
dan dipindahkan pada begel.
8 Pemasakan (Curing)
9
Untuk menyempurnakan dan mempercepat polimerisasi, maka setelah pengisian
(packing) dan pengepresan perlu dilakukan pemasakan (curing) di dalam oven atau
boiling water (air panas). Di dalam pemasakan harus diperhatikan lamanya dan
kecepatan peningkatan suhu/tempratur. Metode pemasakan dapat dilakukan dengan
cara cepat atau lambat. Ada 3 metode pemasakan resin acrylic, yaitu:
1 Kuvet dan begel dimasukkan ke dalam waterbath, kemudian diisi air setingi 5 cm
di atas permukaan kuvet. Selanjutnya dimasak di atas nyala api hingga mencapai
tempratur 700 C (dipertahankan selama 10 menit). Kemudian temperaturnya
ditingkatkan hingga 1000 C (dipertahankan selama 20 menit). Selanjutnya api
dimatikan dan dibiarkan mendingin sampai tempratur ruang.
2 Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih ( 1000 C), kemudian kuvet dan
begel dimasukkan dan ditunggu hingga mendidih kembali (dipertahankan selama
20 menit), api dimatikan dan dibiarkan mendingin sampai suhu ruang.
3 Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih (1000 C), kemudian kuvet dan
begel dimasukkan dan ditunggu hingga mendidih kembali. Setelah mendidih, api
segera dimatikan dan dibiarkan selama 45 menit.
Kuvet dan begel yan terletak dalam waterbath harus dibiarkan dingin secara perlahan
lahan. Selama pendinginan terdapat perbedaan kontraksi antara gips dan acrylic yang
menyebabkan timbulnya stress di dalam polymer. Pendinginan secara perlahan-lahan
akan memberi kesempatan terlepasnya stress oleh karena perubahan plastis.
Selama pengisian mould space, pengepresan dan pemasakan perlu dikontrol
perbandingan antara monomer dan polymer. Karena monomer mudah menguap, maka
berkurangnya jumlah monomer dapat menyebabkan kurang sempurnanya polimerisasi
dan terjadi porositas pada permukaan acrylic.
Secara normal, setelah pemasakan terdapat sisa monomer 0,2 -0,5%. Pemasakan pada
suhu yang terlalu rendah dan dalam waktu singkat akan menghasilkan sisa monomer
yang lebih besar. Ini harus dicegah, karena:
- Monomer bebas dapat lepas dari gigi tiruan dan mengiritasi jaringan mulut
- Sisa monomer akan bertindak sebagai plasticizer dan membuat resin menjadi lunak
dan lebih flexible.
Porositas dapat memberi pengaruh yang tidak menguntungkan pada kekuatan dan
sifat-sifat opticacrylic. Porositas yang terjadi dapat berupa shrinkage porosity (tampak
gelembung yang tidak beraturan pada permukaan acrylic) dan gaseous porosity
(berupa gelembung uniform,, kecil, halus dan biasanya terjadi pada bagian acrylic
yang tebal dan jauh dari sumber panas).
10
Permasalahan yang sering timbul pada acrylic yang telah mengeras adalah terjadinya
crazing (retak) pada permukaannya. Hal ini disebabkan adanya tensile stress yang
menyebabkan terpisahnya molekul-molekul primer. Retak juga dapat terjadi oleh
karena pengaruh monomer yang berkontak pada permukaan resin acrylic terutama
pada proses reparasi.
9 Kemudian kuvet dibuka apabila kuvet sudah betul betul dingin, maka akrilik yang
sudah dimasak dikeluarkan dari kuvet dengan hati-hati untuk menghindari agar model
akrilik tidak patah, lalu model akrilik dibersihkan dari gips yang lengket pada model
akrilik.
10 Model akrilik space maintainer dibersihkan dan dipoles siap untuk diinsersi.
Dianjurkan pada waktu memoles dipasangkan pada model kerja.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.
Jakarta: EGC.
2. Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah: Slamat Tarigan. Jakarta: Balai
Pustaka.
3. O’Brien dan Gunnar Ryge. 1985. An Outline of Dental Materials and Their Selection.
9th edition. Philadelphia USA: W.B. Sauders Company.
4. http://www.resin-akrilik.html.webarchivexml.
5. Yetty Herdiyati. 2009. Space Maintainer di http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/2010/06/space_maintainer.pdf. (di akses 15 April 2019)
12
JADWAL PENYELESAIAN PEMBUATAN
TANGGAL
NO TAHAPAN PEKERJAAN
PENYELESAIAN
1 Pemasangan model kerja
24 April 2019
di okludator
2 Pembuatan klamer retensi 24 -25 April 2019
3 Pembuatan model malan
2 Mei 2019
pada model kerja
4 Pemasangan elemen gigi susu
2 Mei 2019
pada model malam kerja
5
Flasking 8 Mei 2019
6
Memasak malam 8 Mei 2019
7 Pembuatan basis segilima
15 Mei 2019
model kerja
8 15 dan 22 Mei
Packing
2019
9 15 dan 22 Mei
Curing
2019
9 Insersi percobaan model akrilik
29 Mei 2019
(space maintainer)
10 Pemolesan model akrilik
29 Mei 2019
(space maintainer)
11 Insersi pada model kerja basis
segilima dan penyerahan hasil 29 Mei 2019
pekerjaan : space maintainer
13
KETERAMPILAN MEDIK
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Nama :
NIM : FOTO
3X4
Tanggal Tanda
Tahapan
Tangan Nilai
NO Tahap Pekerjaan Pekerjaan yang
Diselesaikan Instruktur Motorik
Mahasiswa Kelompok
Pemasangan model kerja
1. di okludator dan
pembuatan klamer retensi
Pembuatan model malam
2. dan pemasangan elemen
gigi susu
Flasking, memasak
3 malam, pembuatan basis
segi lima model kerja
60 Tidak kompeten
14
CHECK LIST
PEMBUATAN SPACE MAINTENER LEPASAN
NAMA :
NIM :
NILAI
No. ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A. Persiapan Alat Dan Bahan
1. Mahasiswa mampu menyiapkan alat dan bahan
B. Pembuatan Space Maintainer Lepasan
1. Pemasangan model kerja pada okludator
2. Pembuatan klamer retensi
3. Pembuatan model malam Space.Maintainer
4. Flasking
5. Packing
6. Pembuatan basis segilima model kerja
7. Pemolesan model akrilik
8 Insersi alat pada model kerja basis segilima
JUMLAH
15