Anda di halaman 1dari 36

PANDUAN KETERAMPILAN MEDIK

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Ak

DETERMINASI
GIGI
Penyususn :
drg. Portuna Putra Kambaya, Sp.KG
drg. Listiyawati
drg. Imran Irsal

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019

1
KATA PENGANTAR

Gigi merupakan komponen penting dalam rongga mulut dengan berbagai fungsi. Gigi
memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1. Sebagai alat pengunyahan (mastikasi),
2. Proses pengucapan (fonetik)
3. Berperan terhadap penampilan (estetik).
Selain itu, masih ada fungsi lain dari gigi, yaitu: 
1 Untuk memotong dan memperkecil bahan-bahan makanan pada waktu pengunyahan.
2 Untuk mempertahankan jaringan penyanggah, supaya tetap dalam kondisi yang baik, dan
terkait dengan erat dalam lengkung gigi serta membantu dalam perkembangan dan
perlindungan dari jaringan-jaringan yang menyanggahnya.
3 Untuk memproduksi dan mempertahankan suara/bunyi.
4 Untuk melindungi jaringan penyanggah.
Manusia memiliki dua kelompok gigi, yaitu gigi sulung (decidui) dan gigi permanen
yang berkembang secara bertahap. Meskipun waktu perkembangannya berbeda pada setiap
orang, masing-masing kelompok gigi tumbuh dengan tahapan yang serupa.
Pada manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada mulut : gigi
incisivus, gigi caninus, gigi premolar, dan gigi molar.Struktur gigi pada manusia terbagi
dalam dua bagian yaitu  bagian mahkota dan  bagian akar. Pada bagian mahkota merupakan
bagian gigi yang terlihat dalam mulut, sedangkan pada bagian akar merupakan bagian yang
tertanam di dalam tulang rahang. Gigi terdiri dari enamel/email, dentin dan sementum.
Melalui pelaksanaan keterampilan medik ini, mahasiswa diharapkan mampu
mengidentifikasi ciri morfologi gigi sulung dan gigi permanen dengan benar, serta dapat
mengidentifikasi anatomi gigi.
Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan panduan
dan pelaksanaan keterampilan medik determinasi gigi. Semoga panduan ini dapat membantu proses
belajar dan penguasaan kompetensi mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman.

Samarinda, 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
I. PENDAHULUAN dan PEMETAAN...................................................................................... 4
II. LANDASAN TEORI............................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 36

3
I. PENDAHULUAN

PEMETAAN

Nama kegiatan pembelajaran KETERAMPILAN MEDIK


Determinasi gigi
Jadwal Pelaksanaan 1. Pembelajaran :
- Kamis,
- Pkl. 08.00-10.30 WITA
Penanggung Jawab dan Instruktur
drg. Nydia Hanan, Sp.KGA
drg. Masyhudi, M.Si
drg. Cicih Bhakti P., M.Med.Ed.
drg. Sinar Yani, M.Kes
drg. Sylvia Agustin
drg. Listiyawati, MARS
drg. Adrian Alfiandy, Sp.Pros
drg. Azis Mohpul

Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan terminologi anatomi gigi
berdasarkan topografi gigi geligi dalam
rahang
2. Menjelaskan terminologi anatomi gigi
berdasarkan nomenklatur gigi
3. Mengidentifikasi jenis/ perbedaan gigi
permanen dan gigi sulung
4. Mengidentifikasi ciri morfologi gigi
anterior dan gigi posterior serta anatomi:
1) Ciri morfologi gigi atas dan gigi bawah
dalam rahang
2) Ciri morfologi gigi incisivus pertama
dan kedua, caninus, premolarpertama
dan kedua, molarpertama, kedua dan
ketiga
3) Ciri morfologi gigi sebelah kanan dan
gigi sebelah kiri dalam rahang
Metode Pembelajaran Pretest

4
Pengarahan dan pengantar

Demonstrasi

Self practice dengan bimbingan

Feed back dan evaluasi

Tata tertib kegiatan 1. Membaca buku panduan keterampilan


medik dan bahan bacaan rujukan tentang
keterampilan yang akan dilakukan
2. Hadir tepat waktu dan tetap berada di
dalam ruangan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. TIDAK
ADA TOLERANSI
KETERLAMBATAN
3. Membawa log book, alat/bahan yang
diperlukan
4. Meminjam alat/panthom pada staf
keterampilan medik PSKG
5. Menyiapkan alat/bahan sesuai dengan
petunjuk pada buku panduan
6. Cek keadaan dan fungsi setiap
alat/panthom sebelum melakukan
kegiatan keterampilan medik
7. Memakai pakaian dan alas kaki sesuai
aturan institusi, dilengkapi dengan jas
praktikum warna putih terkancing rapi
dan tanda pengenal
8. Semua mahasiswa tidak diperkenankan
memakai perhiasan pada saat trapmed
berlangsung
9. Semua mahasiswa tidak diperkenankan
memanjangkan kuku lebih dari 1 mm
dan memakai pewarnan kuku (kutex)
10. Bagi mahasiswa pria tidak
diperkenankan berambut panjang sampai
menyentuh kerah baju dan bagi wanita
yang berambut panjang harus diikat
11. Bagi mahasiswa wanita, rambut tidak
boleh diwarnai
12. Mahasiswa wajib mengumpulkan tas di
tempat yang telah ditentukan
13. Mengumpulkan work plan kegiatan
sebelum pelaksanaan keterampilan
14. Mengikuti setiap tahap dengan tertib dan

5
melaksanakan kegiatan dibawah
bimbingan dan pengawasan instruktur
15. Tidak diperkenankan membawa
makanan atau air minum ke dalam
ruangan keterampilan medik
16. Tidak diperkenankan membawa HP ke
dalam ruang keterampilan medik
17. Setiap pengambilan bahan dan tahap
kegiatan/pekerjaan keterampilan dalam
self practice selalu ditunjukkan kepada
instruktur dan mendapat tanda tangan
18. Hasil pekerjaan/self practice
dikumpulkan kepada instruktur di akhir
kegiatan
19. Diwajibkan merapikan kembali alat,
bahan dan ruangan setelah kegiatan
keterampilan medik
20. Segala tindakan pemalsuan,
ketidakjujuran dan pelanggaran
profesionalisme akan dikenakan sanksi
21. Setiap kerusakan yang terjadi pada alat
dan panthom akibat kelalaian
mahasiswa/kelompok ditanggung oleh
mahasiswa yang bersangkutan/kelompok

II. LANDASAN TEORI

ANATOMI GIGI

Pada manusia terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang berkembang
dari interaksi sel epitel rongga mulut dan sel bawah mesenkim. Setiap gigi berbeda-beda
secara anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya sama pada semua gigi.
Setiap gigi tumbuh berturut-turut mulai dari tahap bud, cup, dan tahap bell.
Pada tahap bell dibentuk enamel dan dentin. Mahkota terbentuk dan termineralisasi, akar
gigi mulai terbentuk juga. Setelah kalsifikasi akar, jaringan pendukung gigi, sementum,
ligamentum periodontal, serta tulang alveolar tumbuh. Pertumbuhan ini terjadi pada gigi
insisivus dengan akar satu, premolar dengan beberapa akar atau molar dengan akar
multipel. Kemudian mahkota gigi komplit erupsi ke rongga mulut. Pertumbuhan akar dan
sementogenesis yang lanjut sampai gigi berfungsi dan didukung oleh struktur gigi yang
tumbuh sempurna.

6
TOPOGRAFI GIGI GELIGI DALAM RAHANG

Maksila : Rahang Atas (RA)


Mandibula : Rahang Bawah (RB)
Geligi Anterior : Incisivus dan caninus (letak dimuka/ depan)
Geligi Posterior : Premolar dan Molar (letak dibelakang)

Gambar 1. Topografi gigi tampak anterior

Gambar 2. Bagian gigi anterior dan posterior

BIDANG GIGI
 Garis median : Normal melalui tengah dari gigi incisivus
 Labial : Bidang gigi yang menghadap bibir

7
 Bukal : Bidang gigi yang menghadap pipi
 Lingual : Bidang gigi yang menghadap ke lidah
 Palatinal : Bidang lingual dari gigi rahang atas disebut demikian, pada
rahang bawah tak ada palatinal.
 Insisal : Permukaan atas pada gigi anterior
 Oklusal : Permukaan atas pada gigi posterior
 Mesial : Sisi gigi yang mendekati garis median
 Distal : Sisi gigi yang mejauhi garis median
 Bidang Proksimal : Bidang yang saling menempel pada tiap gigi, terdiri dari
mesial dan distal. Daerah penempelan tersebut disebut titik
kontak.

BAGIAN GIGI
1. Bagian MAHKOTA (dentin-enamel)
 Incisal ridge/edge = 11-12
 Cusp Tunggal (Tonjolan tunggal) : C
 Cusp Ganda (Tonjolan ganda) : P-M
2. Bagian AKAR (dentin – sementum) :
 Akar tunggal dengan satu apeks : gigi anterior, beberapa premolar
 Akar Ganda
 2 akar/ 2 apeks → BIFURKASI
 3 akar/3 apeks →TRIFURKASI, pada gigi molar RA
3. Batas MAHKOTA – AKAR→ cement enamel junction= cervical line

Gambar 3. Anatomi mahkota gigi dan akar gigi. (Ash and Nelson 2003)

8
Gambar 4. Anatomi gigi dan akar gigi

TONJOLAN PADA GIGI


1 Cusp : Peninggian/Tonjolan/Puncak pada bagian oklusal
2 Tubercle : Tonjolan/Peninggian yang lebih kecil yang dibentuk oleh jaringan enamel
3 Cingulum : Suatu bulatan enamel yang terletak di bagian cervical third sebelah lingual
dari gigi anterior
4 Ridge : Suatu peninggian yang memanjang pada permukaan gigi. Peninggian tersebut
semakin ke oklusal semakin sempit dan biasanya memanjang. Ridge diberi nama
berdasarkan namanya:
 Buccal ridge : Di daerah buccal
 Marginal ridge : Di bagian tepi permukaan oklusal
 Triangular ridge : Ridge dari puncak cusp menuju pusat/tengah.
 Transversal ridge : 2 Buah triangular yang bergabung terdapat pada gigi yang
mempunyai 3 puncak.
 Oblique ridge : Seperti transversal ridge tetapi menyilang.

9
Gambar 5. Cups dan ridge pada gigi

Gambar 6A. Anatomi incisivus kedua RA


Gambar 6B. Bentuk mamelon pada incisivus sentral RB

Gambar 7A. Premolar pertama RA aspek mesial


Gambar 7B. Premolar pertama RA aspek oklusal
Gambar 7C. Molar pertama RA aspek oklusal

10
CEKUNGAN PADA GIGI
- Fossa : Cekungan yang tidak teratur, nama sesuai lokasi.
- Tepi : Triangular fossa
- Pada lingual : lingual fossa
- Tengah (pada oklusal M) : central fossa
- Sulcus : Cekungan/Lembah yang memanjang terdapat diantara
2 cups/ridge
- Developmental Groove : Alur/Lekukan panjang tapi dangkal, letak antara 2
buah bidang yang membentuk sulcus/yang mempunyai
inklinasi.
- Supplemental : Groove tambahan/cabang developmental groove
- Pit : Cekungan kecil sebesar ujung jarum, pada pertemuan
dari developmental groove →akhir dari groove

Gambar 8. Fossa dan Groove Molar pertama kanan atas

11
NOMENKLATUR (SISTEM PEMBERIAN NOMER GIGI)
Tabel 1. Formulasi Gigi

Gigi Sulung Gigi Permanen


2 1 2 2 1 2 3
I― C ― M ― = 10 I― C ― P ― M ― = 16
2 1 2 2 1 2 3

Dibaca : Dibaca :
Incisisivus : 2 atas dan 2 bawah Incisivus: 2 atas dan 2 bawah
Caninus : 1 Atas dan 1 bawah Caninus: 1 atas dan 1 bawah
Molar : 2 Atas dan 2 bawah Premolar : 2 atas dan 2 bawah
Jumlah= 10 gigi (kiri/kanan) Molar : 3 atas dan 3 bawah
Jumlah= 16 gigi (kiri/kanan)

1. CARA UNIVERSAL
Gigi sulung

A B C DE F G H I J
Kanan Kiri
T S R Q P O N M L K

Gigi permanen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17

2. CARA ZIGMONDY / PALMER


Gigi sulung :

V IV III II I I II III IV V

V IV III II I I II III IV V

Atau

E D C B A A B C D E

E D C B A A B C D E

12
Gigi permanen :

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Contoh : Incisivus kedua sulung kiri atas II atau B


Molar satu permanen kanan atas 6

3. CARA FDI / WHO

Gigi sulung : 56 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65 66

86 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75 76

Gigi permanen :

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

13
Gambar 9. Susunan gigi sulung

Gambar 10. Susunan gigi permanen

14
MENGIDENTIFIKASI JENIS / PERBEDAAN

GIGI PERMANEN DAN GIGI SULUNG

Untuk dapat mengidentifikasi perbedaan gigi permanen dan gigi sulung, mahasiswa harus
mampu :

Menjelaskan perbedaan gigi permanen dan gigi sulung, langsung pada model gigi
yang disediakan, yaitu :
 Mahkota gigi sulung anterior terlihat lebih lebar mesio-distal dibandingkan
panjang mahkota.
 Akar gigi sulung anterior terlihat lebih sempit dan lebih panjang
 Dilihat dari sisi mesial atau distal gigi anterior sulung bagian servical ridge
labial dan lingual terlihat lebih menonjol .
 Akar gigi molar sulung terlihat lebih panjang dan ramping, lebih melebar
melewati garis proyeksi outline mahkota.
 Dari aspek bukal bagian servikal molar sulung terlihat lebih ramping dalam
arah mesial distal
 Servical ridge sebelah bukal lebih menonjol khususnya molar pertama rahang
atas dan bawah.
 Permukaan oklusal meruncing kearah oklusal menyebabkan permukaan
oklusal lebih sempit.
 Secara keseluruhan gigi sulung lebih kecil dari pada gigi permanen.
 Gigi susu berwarna lebih terang/ muda dibandingkan gigi permanen.

Gambar 11. Perbedaan gigi sulung dan permanen

15
Gambar 12. Perbedaan gigi molar permanen dan sulung

MENGIDENTIFIKASI CIRI MORFOLOGI GIGI ANTERIOR DAN


GIGI POSTERIOR (GIGI PERMANEN )

GIGI PERMANEN ANTERIOR


INCISIVUS PERMANEN PERTAMA RA
Ciri identifikasi utama :
1. Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus, tajam ketepi incisal
2. Sudut disto-insisal lebih bulat.
3. Mahkota besar, dibandingkan akar merupakan gigi anterior terbesar
4. Marginal ridge cukup jelas, pada permukaan palatal cekung dengan cingulum
berkembang baik.
5. Permukaan labial cembung dan halus, kadang terdapat 2 cekungan arah insiso-servikal
6. Cervical margin paling berkelok pada sisi mesial
7. Akar tunggal meruncing, dengan potongan melintang berbentuk segitiga membulat dan
salah satu permukaan agak datar menghadap labial.

A.Labial

16
B. Palatal/Lingual

C. Incisivus permanen pertama RA aspek labial, lingual, mesial, distal, dan oklusal

Gambar 13.
Gigi Incisivus pertama permanen RA. A. Aspek Labial. B. Aspek
Palatal/Lingual. C. Aspek Labial, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal.

17
INCISIVUS PERMANEN KEDUA RA

Ciri identifikasi pertama :

1. Sudut mesio-insisal lancip, sudut disto-insisal lebih membulat


2. Tepi insisal jelas miring kebawah, kepermukaan distal lebih pendek
3. Mahkota lebih membulat, lebih pendek dan lebih sempit dimensi mesio-distal dari pada
incisivuspertama RA.
4. Cingulum pada palatal sering menutupi lubang foramen caecumincisivum
5. Permukaan palatal lebih cekung dari pada icisivus pertama RA.
6. Akar tunggal yang meruncing halus ke apex, runcing yang membelok ke distal.
7. Cervical margin lebih berkelok pada permukaan mesial daripada distal.

A. Labial

B. Palatal

Gambar 14. Gigi incisivus permanen kedua RA. A.Aspek Labial. B. Aspek Palatal

18
INCISIVUS PERMANEN PERTAMA RB
Ciri identifikasi utama :
1. Akar tunggal mendatar mesio-distal dan cenderung bengkok ke distal
2. Tepi incisal tegak lurus terhadap garis yang membagi dua mahkota labio-lingual
3. Panjang akar 12 mm
4. Alur longitudinal distal lebih jelas daripada mesial
5. Gigi terkecil pada gigi- geligi permanen

Gambar 15.

Gigi incisivus permanen pertama RB Aspek Labial, Lingual, Mesial, Distal, danIncisal.

19
INCISIVUS PERMANEN KEDUA RB
Ciri identifikasi utama :
1. Sedikit lebih besar dari pada incisivus pertama RB, Mahkota berbentuk kipas dan tepi
incisal lebih lebar mesio-distal
2. Tepi incisal tidak tegak lurus terhadap garis yang membelah dua akar, tetapi terpuntir
ke distal dalam arah lingual, mengikuti garis lengkung gigi.
3. Panjang akar 12 mm.
4. Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang daripada distal, sehingga tepi incisal
sedikit miring.
5. Marginal ridge mesial dan distal samar, tetapi lebih menonjol dari pada incisivus
pertama Rb.

A. Lingual

B. Labial

Gambar 16. Gigi incisivus permanen kedua RB Aspek Labial dan Lingual

20
CANINUS RA
Ciri identifikasi utama :
1. Cusp tunggal runcing, kira-kira segaris dengan sumbu panjang akar.
2. Lereng distal cusp lebih panjang daripada lereng mesial dan menyatu dengan
permukaan distal cembung.
3. Proporsi keseluruhan kekar panjang.
4. Bagian labial cembung, dan bagian palatal cingulum jelas.
5. Garis cervical kurang berkelok pada permukaan distal.
6. Akar tunggal sangat panjang, dengan potongan melintang segitiga membulat.
7. Permukaan disto palatal dan mesio-palatal akar sering beralur longitudinal.

Gambar 17.
Gigi caninus permanen RA Aspek Labial, Lingual, Mesial, Distal, dan Incisal

21
CANINUS RB
Ciri Identifikasi utama :
1. Profil distal mahkota lebih membulat daripada mesial.
2. Mahkota lebih sempit mesio-distal disbanding caninus RA, sehingga mahkota tampak
lebih panjang.
3. Mempunyai akar yang berbifurkasi (variasi yang tidak jarang terjadi)
4. Lereng mesial cusp lebih pendek daripada distal
5. Cingulum kurang jelas dibanding dengan caninus RA.
6. Permukaan mesial mahkota kurang lebih segaris lurus dengan akar.
7. Permukaan labial dari mahkota bersambung (longitudinal) dengan akar.
8. Akar cenderung bengkok sedikit kedistal. Mahkota tampak miring ke distal dalam
hubungan dengan akar.

Gambar 18. Gigi caninus permanen RB Aspek Labial, Lingual, Mesial, Distal, dan Incisal

22
GIGI PERMANEN POSTERIOR

PREMOLAR PERTAMA RA.

Ciri identifikasi pertama :


1. Dua akar : buccal dan palatal, cenderung membengkok kedistal
2. Dua cusp berbentuk tegas, buccal lebih besar daripada palatal.
3. Fossa canina cekung pada permukaan mesial mahkota, yang meluas ke arah
longitudinal, menonjol pada permukaan mesial akar.
4. Alur perkembangan sentral memotong marginal ridge mesial.
5. Lereng mesial cusp buccal lebih panjang dari pada distal.
6. Cusp palatal sedikit miring ke mesial.
7. Bagian oklusal lebih angular daripada premolar kedua RA.

Gambar 19.

Gigi premolar permanen RA aspek Bukal, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal

23
PREMOLAR KEDUA RA
Ciri identifikasi utama:
1. Dua cusp :satu palatal dan satu buccal, dengan ukuran lebih setara dan lebih dangkal
daripada premolar pertama RA.
2. Tidak ada fossa canina, permukaan mesial cembung.
3. Bagian occlusal oval.
4. Akar tunggal, mendatar mesio-distal, lebih panjang daripada molar pertama RA.
5. Lereng mesial cusp buccal lebih pendek daripada distal, tepat berlawanan dengan
keadaan pada premolar pertama RA, Tetapi sama dengan caninus RA.
6. Fissura mesio-distal occlusal tidak memotong marginal ridge mesial cenderung
mempunyai fissure dan alur tambahan.

A. Bukal

B. Palatal

C. Distal

24
A. Mesial

B. Oklusal

Gambar 20.
Gigi premolar permanen kedua RA Aspek Bukal, Palatal, Mesial, Distal, dan Oklusal

PREMOLAR PERTAMA RB.

Ciri identifikasi Utama :


1. Fossa oklusal, distal lebih besar daripada mesial.
2. Dua cusp digabung oleh ridge enamel central, cusp buccal besar runcing dengan
aspek yang terletak di tengah cusp lingual kecil.
3. Inklinasi mahkota lingual yang jelas diatas akar.
4. Permukaan buccal mahkota cembung, permukaan lingual hampir lurus.
5. Bagian occlusal circulair, mendatar dan berada pada permukaan mesio-lingual.
6. Akar tunggal membulat, cenderung membengkok kedistal, alur longitudinal mesial
lebih nyata daripada distal.

25
Gambar21.

Gigi premolar permanen pertama RB Aspek Bukal, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal.

PREMOLAR KEDUA RB.


Ciri identifikasi utama :
1. Mahkota lebih besar daripada premolar pertama RB.
2. Ukuran cusp lebih mirip dan tidak meruncing, biasanya tiga cusp
3. Bagian occlusal hampir empat persegi, tanpa pendataran mesio lingual.
4. Fissura sentral melengkung sekital cusp buccal untuk menggabungkan fossa mesial
dan distal, fossa distal lebih besar.
5. Marginal ridge mesial lebih tinggi daripada distal.
6. Akar kerucut tunggal, sedikit mendatar mesio – distal, membengkok kedistal ke
aspek yang tumpul.
7. Tidak ada alur longitudinal.

26
A. Lingual

B. Bukal

C. Mesial

D. Distal

27
E. Oklusal

Gambar 22.
Gigi premolar permanen kedua RB Aspek Bukal, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal

MOLAR PERTAMA RA
Ciri identifikasi utama:
1. Pada 50-70% kasus, terlihat cusp carabelli pada permukaan palatal cusp mesio
palatal.
2. Tiga akar berkembang baik dan terpisah, akar palatal terpanjang dan paling divergen.
Akar bukal cenderung bengkok ke distal.
3. Bagian occlusalberbentuk jajaran genjang.
4. Gigi molar terbesar.
5. Empat cusps : Mesio-palatal terbesar; Disto-palatal terkecil; serta oblique ridge yang
khas menghubungkan cusp mesio-palatal dan disto-buccal.
6. Cusp buccal lebih runcing daripada cusppalatal.
7. Mahkota lebih lebar bucco-lingual daripada mesio-distal.

MOLAR KEDUA RA

Ciri identifikasi utama :


1. Tidak ada cusp carabelli.
2. Bagian occlusal jajaran genjang lebih jelas, ukuran mesio-distal lebih sempit daripada
molar pertama RA.
3. Akar kurang divergen; Kedua akar buccal kurang lebih sama panjang, terletak lebih
berdekatan , sejajar, berinklinasi sedikit di distal.
4. Penggabungan akar lebih sering daripada molar pertama RA.
5. Oblique ridge menghubungkan cusp mesio-palatal dan disto-buccal; ukuran kedua
cusp disto buccal ini mengecil.
6. Keseluruhan mahkota agak lebih kecil daripada molar pertama RA walau sangat
mirip.

28
A. Bukal

B. Distal

C.Palatal

D. Mesial

29
E. Oklusal

Gambar 23.

Gigi molar permanen kedua RA Aspek Bukal, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal

MOLAR KETIGA RA
Ciri identifikasi utama :
1. Bagian occlusal segitiga, cusp disto palatal yang kecil yang sering tidak ada.
2. Akar pendek, kurang berkembang, konvergen, sering berfungsi, membengkok ke
distal, biasanya berjumlah tiga buah.
3. Molar atas terkecil, mahkota lebih kecil daripada molar kedua RA.
4. Cusp terbesar : mesio palatal
5. Hanya mempunyai daerah kontak mesial.
6. Mahkota sering tampak “ terlalu besar untuk akarnya”

Gambar A. Gigi molar ketiga RA Aspek Bukal

Gambar B. Gigi molar ketiga RA Aspek Palatal

30
Gambar C. Gigi molar ketiga RA Aspek Mesial

Gambar D. Gigi molar ketiga RA Aspek Distal

Gambar E. Gigi molar ketiga RA Aspek Oklusal

Gambar 24.

Gigi molar permanen ketiga RA. A, Aspek Bukal. B, Aspek Palatal. C, Aspek Mesial.
D, Aspek Distal. dan E, Aspek Oklusal

MOLAR PERTAMA RB
Ciri identifikasi utama :
1. Lima cusp :tiga buccal dan dua lingual.
2. Bulat, permukaan buccal berinklinasi kelingual dengan dua akar.
3. Gigi terbesar mandibula.
4. Dari permukaan buccal, terlihat lima cusp.
5. Dari permukaan lingual, terlihat tiga cusp.
6. Mesio-distal mahkota lebih panjang daripada bucco-lingual, permukaan buccal lebih
panjang daripada lingual.
7. Bagian occlusalberbentuk empat persegi.
8. Pada hampir semua kasus, terdapat pola dryopithecus primitive, yaitu gigi dengan 5
cusp, dengan dasar cusp mesio-lingual dan sentra buccal bertemu difossa sentral.

31
9. Dua akar :Akar mesial lebih panjang, mendatar mesio-distal, beralur longitudinal,
bengkok ke distal. Akar distal lebih membulat dan kurang bengkok ke distal.

Gambar 25.

Gigi molar permanen pertama RB Aspek Bukal, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal

MOLAR KEDUA RB
Ciri identifikasi utama :
1. Bagian occlusal persegi membulat.
2. Cusp :2 cusp lingual, 2 cusp buccal, yang dipisahkan oleh fissure crusiformis sentral,
yang jelas pada permukaan occlusal.
3. Mesio-distal tidak selebar molar pertama RB.
4. Permukaan buccal tampak gemuk dan berinklinasi ke lingual, dengan satu alur yang
berakhir pada pit buccal, foramen caecum molarum.
5. Cusp lingual lebih tinggi daripada cusp bucccal.
6. Cusp mesial lebih besar daripada cusp distal.
7. Dua akar sama dengan molar kedua RB, tetapi lebih sempit, berdekatan satu sama
lain, kadang berfusi sebagian. Sumbu kedua akar hampir sejajar dan membengkok ke
distal.

32
Gambar A . Gigi molar kedua RB Aspek bukal

Gambar B. Gigi molar kedua RB Aspek lingual

Gambar C. Gigi molar kedua RB Aspek mesial

Gambar D. Gigi molar kedua RB Aspek distal

33
Gambar E. Gigi molar kedua RB Aspek oklusal

Gambar 26.
Gigi molar permanen kedua RB. A, Aspek Bukal. B, Aspek Lingual. C, Aspek Mesial.
D, Aspek Distal. E, Aspek Oklusal.

MOLAR KETIGA RB
Ciri identifikasi utama :
1. Bentuk mahkota sama dengan molar kedua RB, Kebanyakan lebih kecil.
2. Dua akar; pendek, kurang berkembang, sering bergabung, dengan inklinasi ke distal
yang jelas.
3. Bagian occlusalberbentuk empat persegi/bujur, sudut membulat.
4. Empat cusp.
5. Ukuran bucco-lingual terkecil pada bagian distal.
6. Permukaan buccal cembung, berinklinasi ke lingual.

Gambar A. Gigi molar ketiga RB Aspek bukal

Gambar B. Gigi molar ketiga RB Aspek lingual

34
Gambar C. Gigi molar ketiga RB Aspek mesial

Gambar D. Gigi molar ketiga RB Aspek distal

Gambar E. Gigi molar ketiga RB Aspek oklusal

Gambar 27

Gigi molar permanen ketiga RB. A, Aspek Bukal. B, Aspek Lingual. C, Aspek Mesial.
D. Aspek Distal. E, Aspek Oklusal

35
DAFTAR PUSTAKA

1. Balogh MB, ch Renbach MJ. 1997. Illustrated Dental Embryology, Histology and
Anatomy. WB Saunders CO Philadelphia, London, New York Ash, p. 213-
311.

2. Ash and Nelson 2003, Wheeler’s Dental anatomi, Physiology and Occlusion. 8th
edition. Saunders publisher, USA.

36

Anda mungkin juga menyukai