DETERMINASI
GIGI
Penyususn :
drg. Portuna Putra Kambaya, Sp.KG
drg. Listiyawati
drg. Imran Irsal
1
KATA PENGANTAR
Gigi merupakan komponen penting dalam rongga mulut dengan berbagai fungsi. Gigi
memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1. Sebagai alat pengunyahan (mastikasi),
2. Proses pengucapan (fonetik)
3. Berperan terhadap penampilan (estetik).
Selain itu, masih ada fungsi lain dari gigi, yaitu:
1 Untuk memotong dan memperkecil bahan-bahan makanan pada waktu pengunyahan.
2 Untuk mempertahankan jaringan penyanggah, supaya tetap dalam kondisi yang baik, dan
terkait dengan erat dalam lengkung gigi serta membantu dalam perkembangan dan
perlindungan dari jaringan-jaringan yang menyanggahnya.
3 Untuk memproduksi dan mempertahankan suara/bunyi.
4 Untuk melindungi jaringan penyanggah.
Manusia memiliki dua kelompok gigi, yaitu gigi sulung (decidui) dan gigi permanen
yang berkembang secara bertahap. Meskipun waktu perkembangannya berbeda pada setiap
orang, masing-masing kelompok gigi tumbuh dengan tahapan yang serupa.
Pada manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada mulut : gigi
incisivus, gigi caninus, gigi premolar, dan gigi molar.Struktur gigi pada manusia terbagi
dalam dua bagian yaitu bagian mahkota dan bagian akar. Pada bagian mahkota merupakan
bagian gigi yang terlihat dalam mulut, sedangkan pada bagian akar merupakan bagian yang
tertanam di dalam tulang rahang. Gigi terdiri dari enamel/email, dentin dan sementum.
Melalui pelaksanaan keterampilan medik ini, mahasiswa diharapkan mampu
mengidentifikasi ciri morfologi gigi sulung dan gigi permanen dengan benar, serta dapat
mengidentifikasi anatomi gigi.
Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan panduan
dan pelaksanaan keterampilan medik determinasi gigi. Semoga panduan ini dapat membantu proses
belajar dan penguasaan kompetensi mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman.
Samarinda, 2019
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
I. PENDAHULUAN dan PEMETAAN...................................................................................... 4
II. LANDASAN TEORI............................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 36
3
I. PENDAHULUAN
PEMETAAN
4
Pengarahan dan pengantar
Demonstrasi
5
melaksanakan kegiatan dibawah
bimbingan dan pengawasan instruktur
15. Tidak diperkenankan membawa
makanan atau air minum ke dalam
ruangan keterampilan medik
16. Tidak diperkenankan membawa HP ke
dalam ruang keterampilan medik
17. Setiap pengambilan bahan dan tahap
kegiatan/pekerjaan keterampilan dalam
self practice selalu ditunjukkan kepada
instruktur dan mendapat tanda tangan
18. Hasil pekerjaan/self practice
dikumpulkan kepada instruktur di akhir
kegiatan
19. Diwajibkan merapikan kembali alat,
bahan dan ruangan setelah kegiatan
keterampilan medik
20. Segala tindakan pemalsuan,
ketidakjujuran dan pelanggaran
profesionalisme akan dikenakan sanksi
21. Setiap kerusakan yang terjadi pada alat
dan panthom akibat kelalaian
mahasiswa/kelompok ditanggung oleh
mahasiswa yang bersangkutan/kelompok
ANATOMI GIGI
Pada manusia terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang berkembang
dari interaksi sel epitel rongga mulut dan sel bawah mesenkim. Setiap gigi berbeda-beda
secara anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya sama pada semua gigi.
Setiap gigi tumbuh berturut-turut mulai dari tahap bud, cup, dan tahap bell.
Pada tahap bell dibentuk enamel dan dentin. Mahkota terbentuk dan termineralisasi, akar
gigi mulai terbentuk juga. Setelah kalsifikasi akar, jaringan pendukung gigi, sementum,
ligamentum periodontal, serta tulang alveolar tumbuh. Pertumbuhan ini terjadi pada gigi
insisivus dengan akar satu, premolar dengan beberapa akar atau molar dengan akar
multipel. Kemudian mahkota gigi komplit erupsi ke rongga mulut. Pertumbuhan akar dan
sementogenesis yang lanjut sampai gigi berfungsi dan didukung oleh struktur gigi yang
tumbuh sempurna.
6
TOPOGRAFI GIGI GELIGI DALAM RAHANG
BIDANG GIGI
Garis median : Normal melalui tengah dari gigi incisivus
Labial : Bidang gigi yang menghadap bibir
7
Bukal : Bidang gigi yang menghadap pipi
Lingual : Bidang gigi yang menghadap ke lidah
Palatinal : Bidang lingual dari gigi rahang atas disebut demikian, pada
rahang bawah tak ada palatinal.
Insisal : Permukaan atas pada gigi anterior
Oklusal : Permukaan atas pada gigi posterior
Mesial : Sisi gigi yang mendekati garis median
Distal : Sisi gigi yang mejauhi garis median
Bidang Proksimal : Bidang yang saling menempel pada tiap gigi, terdiri dari
mesial dan distal. Daerah penempelan tersebut disebut titik
kontak.
BAGIAN GIGI
1. Bagian MAHKOTA (dentin-enamel)
Incisal ridge/edge = 11-12
Cusp Tunggal (Tonjolan tunggal) : C
Cusp Ganda (Tonjolan ganda) : P-M
2. Bagian AKAR (dentin – sementum) :
Akar tunggal dengan satu apeks : gigi anterior, beberapa premolar
Akar Ganda
2 akar/ 2 apeks → BIFURKASI
3 akar/3 apeks →TRIFURKASI, pada gigi molar RA
3. Batas MAHKOTA – AKAR→ cement enamel junction= cervical line
Gambar 3. Anatomi mahkota gigi dan akar gigi. (Ash and Nelson 2003)
8
Gambar 4. Anatomi gigi dan akar gigi
9
Gambar 5. Cups dan ridge pada gigi
10
CEKUNGAN PADA GIGI
- Fossa : Cekungan yang tidak teratur, nama sesuai lokasi.
- Tepi : Triangular fossa
- Pada lingual : lingual fossa
- Tengah (pada oklusal M) : central fossa
- Sulcus : Cekungan/Lembah yang memanjang terdapat diantara
2 cups/ridge
- Developmental Groove : Alur/Lekukan panjang tapi dangkal, letak antara 2
buah bidang yang membentuk sulcus/yang mempunyai
inklinasi.
- Supplemental : Groove tambahan/cabang developmental groove
- Pit : Cekungan kecil sebesar ujung jarum, pada pertemuan
dari developmental groove →akhir dari groove
11
NOMENKLATUR (SISTEM PEMBERIAN NOMER GIGI)
Tabel 1. Formulasi Gigi
Dibaca : Dibaca :
Incisisivus : 2 atas dan 2 bawah Incisivus: 2 atas dan 2 bawah
Caninus : 1 Atas dan 1 bawah Caninus: 1 atas dan 1 bawah
Molar : 2 Atas dan 2 bawah Premolar : 2 atas dan 2 bawah
Jumlah= 10 gigi (kiri/kanan) Molar : 3 atas dan 3 bawah
Jumlah= 16 gigi (kiri/kanan)
1. CARA UNIVERSAL
Gigi sulung
A B C DE F G H I J
Kanan Kiri
T S R Q P O N M L K
Gigi permanen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
Atau
E D C B A A B C D E
E D C B A A B C D E
12
Gigi permanen :
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Gigi sulung : 56 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65 66
86 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75 76
Gigi permanen :
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
13
Gambar 9. Susunan gigi sulung
14
MENGIDENTIFIKASI JENIS / PERBEDAAN
Untuk dapat mengidentifikasi perbedaan gigi permanen dan gigi sulung, mahasiswa harus
mampu :
Menjelaskan perbedaan gigi permanen dan gigi sulung, langsung pada model gigi
yang disediakan, yaitu :
Mahkota gigi sulung anterior terlihat lebih lebar mesio-distal dibandingkan
panjang mahkota.
Akar gigi sulung anterior terlihat lebih sempit dan lebih panjang
Dilihat dari sisi mesial atau distal gigi anterior sulung bagian servical ridge
labial dan lingual terlihat lebih menonjol .
Akar gigi molar sulung terlihat lebih panjang dan ramping, lebih melebar
melewati garis proyeksi outline mahkota.
Dari aspek bukal bagian servikal molar sulung terlihat lebih ramping dalam
arah mesial distal
Servical ridge sebelah bukal lebih menonjol khususnya molar pertama rahang
atas dan bawah.
Permukaan oklusal meruncing kearah oklusal menyebabkan permukaan
oklusal lebih sempit.
Secara keseluruhan gigi sulung lebih kecil dari pada gigi permanen.
Gigi susu berwarna lebih terang/ muda dibandingkan gigi permanen.
15
Gambar 12. Perbedaan gigi molar permanen dan sulung
A.Labial
16
B. Palatal/Lingual
C. Incisivus permanen pertama RA aspek labial, lingual, mesial, distal, dan oklusal
Gambar 13.
Gigi Incisivus pertama permanen RA. A. Aspek Labial. B. Aspek
Palatal/Lingual. C. Aspek Labial, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal.
17
INCISIVUS PERMANEN KEDUA RA
A. Labial
B. Palatal
Gambar 14. Gigi incisivus permanen kedua RA. A.Aspek Labial. B. Aspek Palatal
18
INCISIVUS PERMANEN PERTAMA RB
Ciri identifikasi utama :
1. Akar tunggal mendatar mesio-distal dan cenderung bengkok ke distal
2. Tepi incisal tegak lurus terhadap garis yang membagi dua mahkota labio-lingual
3. Panjang akar 12 mm
4. Alur longitudinal distal lebih jelas daripada mesial
5. Gigi terkecil pada gigi- geligi permanen
Gambar 15.
Gigi incisivus permanen pertama RB Aspek Labial, Lingual, Mesial, Distal, danIncisal.
19
INCISIVUS PERMANEN KEDUA RB
Ciri identifikasi utama :
1. Sedikit lebih besar dari pada incisivus pertama RB, Mahkota berbentuk kipas dan tepi
incisal lebih lebar mesio-distal
2. Tepi incisal tidak tegak lurus terhadap garis yang membelah dua akar, tetapi terpuntir
ke distal dalam arah lingual, mengikuti garis lengkung gigi.
3. Panjang akar 12 mm.
4. Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang daripada distal, sehingga tepi incisal
sedikit miring.
5. Marginal ridge mesial dan distal samar, tetapi lebih menonjol dari pada incisivus
pertama Rb.
A. Lingual
B. Labial
Gambar 16. Gigi incisivus permanen kedua RB Aspek Labial dan Lingual
20
CANINUS RA
Ciri identifikasi utama :
1. Cusp tunggal runcing, kira-kira segaris dengan sumbu panjang akar.
2. Lereng distal cusp lebih panjang daripada lereng mesial dan menyatu dengan
permukaan distal cembung.
3. Proporsi keseluruhan kekar panjang.
4. Bagian labial cembung, dan bagian palatal cingulum jelas.
5. Garis cervical kurang berkelok pada permukaan distal.
6. Akar tunggal sangat panjang, dengan potongan melintang segitiga membulat.
7. Permukaan disto palatal dan mesio-palatal akar sering beralur longitudinal.
Gambar 17.
Gigi caninus permanen RA Aspek Labial, Lingual, Mesial, Distal, dan Incisal
21
CANINUS RB
Ciri Identifikasi utama :
1. Profil distal mahkota lebih membulat daripada mesial.
2. Mahkota lebih sempit mesio-distal disbanding caninus RA, sehingga mahkota tampak
lebih panjang.
3. Mempunyai akar yang berbifurkasi (variasi yang tidak jarang terjadi)
4. Lereng mesial cusp lebih pendek daripada distal
5. Cingulum kurang jelas dibanding dengan caninus RA.
6. Permukaan mesial mahkota kurang lebih segaris lurus dengan akar.
7. Permukaan labial dari mahkota bersambung (longitudinal) dengan akar.
8. Akar cenderung bengkok sedikit kedistal. Mahkota tampak miring ke distal dalam
hubungan dengan akar.
Gambar 18. Gigi caninus permanen RB Aspek Labial, Lingual, Mesial, Distal, dan Incisal
22
GIGI PERMANEN POSTERIOR
Gambar 19.
Gigi premolar permanen RA aspek Bukal, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal
23
PREMOLAR KEDUA RA
Ciri identifikasi utama:
1. Dua cusp :satu palatal dan satu buccal, dengan ukuran lebih setara dan lebih dangkal
daripada premolar pertama RA.
2. Tidak ada fossa canina, permukaan mesial cembung.
3. Bagian occlusal oval.
4. Akar tunggal, mendatar mesio-distal, lebih panjang daripada molar pertama RA.
5. Lereng mesial cusp buccal lebih pendek daripada distal, tepat berlawanan dengan
keadaan pada premolar pertama RA, Tetapi sama dengan caninus RA.
6. Fissura mesio-distal occlusal tidak memotong marginal ridge mesial cenderung
mempunyai fissure dan alur tambahan.
A. Bukal
B. Palatal
C. Distal
24
A. Mesial
B. Oklusal
Gambar 20.
Gigi premolar permanen kedua RA Aspek Bukal, Palatal, Mesial, Distal, dan Oklusal
25
Gambar21.
Gigi premolar permanen pertama RB Aspek Bukal, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal.
26
A. Lingual
B. Bukal
C. Mesial
D. Distal
27
E. Oklusal
Gambar 22.
Gigi premolar permanen kedua RB Aspek Bukal, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal
MOLAR PERTAMA RA
Ciri identifikasi utama:
1. Pada 50-70% kasus, terlihat cusp carabelli pada permukaan palatal cusp mesio
palatal.
2. Tiga akar berkembang baik dan terpisah, akar palatal terpanjang dan paling divergen.
Akar bukal cenderung bengkok ke distal.
3. Bagian occlusalberbentuk jajaran genjang.
4. Gigi molar terbesar.
5. Empat cusps : Mesio-palatal terbesar; Disto-palatal terkecil; serta oblique ridge yang
khas menghubungkan cusp mesio-palatal dan disto-buccal.
6. Cusp buccal lebih runcing daripada cusppalatal.
7. Mahkota lebih lebar bucco-lingual daripada mesio-distal.
MOLAR KEDUA RA
28
A. Bukal
B. Distal
C.Palatal
D. Mesial
29
E. Oklusal
Gambar 23.
Gigi molar permanen kedua RA Aspek Bukal, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal
MOLAR KETIGA RA
Ciri identifikasi utama :
1. Bagian occlusal segitiga, cusp disto palatal yang kecil yang sering tidak ada.
2. Akar pendek, kurang berkembang, konvergen, sering berfungsi, membengkok ke
distal, biasanya berjumlah tiga buah.
3. Molar atas terkecil, mahkota lebih kecil daripada molar kedua RA.
4. Cusp terbesar : mesio palatal
5. Hanya mempunyai daerah kontak mesial.
6. Mahkota sering tampak “ terlalu besar untuk akarnya”
30
Gambar C. Gigi molar ketiga RA Aspek Mesial
Gambar 24.
Gigi molar permanen ketiga RA. A, Aspek Bukal. B, Aspek Palatal. C, Aspek Mesial.
D, Aspek Distal. dan E, Aspek Oklusal
MOLAR PERTAMA RB
Ciri identifikasi utama :
1. Lima cusp :tiga buccal dan dua lingual.
2. Bulat, permukaan buccal berinklinasi kelingual dengan dua akar.
3. Gigi terbesar mandibula.
4. Dari permukaan buccal, terlihat lima cusp.
5. Dari permukaan lingual, terlihat tiga cusp.
6. Mesio-distal mahkota lebih panjang daripada bucco-lingual, permukaan buccal lebih
panjang daripada lingual.
7. Bagian occlusalberbentuk empat persegi.
8. Pada hampir semua kasus, terdapat pola dryopithecus primitive, yaitu gigi dengan 5
cusp, dengan dasar cusp mesio-lingual dan sentra buccal bertemu difossa sentral.
31
9. Dua akar :Akar mesial lebih panjang, mendatar mesio-distal, beralur longitudinal,
bengkok ke distal. Akar distal lebih membulat dan kurang bengkok ke distal.
Gambar 25.
Gigi molar permanen pertama RB Aspek Bukal, Lingual, Mesial, Distal, dan Oklusal
MOLAR KEDUA RB
Ciri identifikasi utama :
1. Bagian occlusal persegi membulat.
2. Cusp :2 cusp lingual, 2 cusp buccal, yang dipisahkan oleh fissure crusiformis sentral,
yang jelas pada permukaan occlusal.
3. Mesio-distal tidak selebar molar pertama RB.
4. Permukaan buccal tampak gemuk dan berinklinasi ke lingual, dengan satu alur yang
berakhir pada pit buccal, foramen caecum molarum.
5. Cusp lingual lebih tinggi daripada cusp bucccal.
6. Cusp mesial lebih besar daripada cusp distal.
7. Dua akar sama dengan molar kedua RB, tetapi lebih sempit, berdekatan satu sama
lain, kadang berfusi sebagian. Sumbu kedua akar hampir sejajar dan membengkok ke
distal.
32
Gambar A . Gigi molar kedua RB Aspek bukal
33
Gambar E. Gigi molar kedua RB Aspek oklusal
Gambar 26.
Gigi molar permanen kedua RB. A, Aspek Bukal. B, Aspek Lingual. C, Aspek Mesial.
D, Aspek Distal. E, Aspek Oklusal.
MOLAR KETIGA RB
Ciri identifikasi utama :
1. Bentuk mahkota sama dengan molar kedua RB, Kebanyakan lebih kecil.
2. Dua akar; pendek, kurang berkembang, sering bergabung, dengan inklinasi ke distal
yang jelas.
3. Bagian occlusalberbentuk empat persegi/bujur, sudut membulat.
4. Empat cusp.
5. Ukuran bucco-lingual terkecil pada bagian distal.
6. Permukaan buccal cembung, berinklinasi ke lingual.
34
Gambar C. Gigi molar ketiga RB Aspek mesial
Gambar 27
Gigi molar permanen ketiga RB. A, Aspek Bukal. B, Aspek Lingual. C, Aspek Mesial.
D. Aspek Distal. E, Aspek Oklusal
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Balogh MB, ch Renbach MJ. 1997. Illustrated Dental Embryology, Histology and
Anatomy. WB Saunders CO Philadelphia, London, New York Ash, p. 213-
311.
2. Ash and Nelson 2003, Wheeler’s Dental anatomi, Physiology and Occlusion. 8th
edition. Saunders publisher, USA.
36