Anda di halaman 1dari 43

M OD U L P R A KT I K

Mata Kuliah :
Ilmu Kedokteran Gigi Forensik

Di susun oleh PJMK :


Hj.Endang Purwaningsih,SH,S.Si.T,M.Pd
Tim :
1. Agus Marjianto,S.Si.T,SKM,M.Kes
2. Icha Artyas Annariswati, drg., M.Si.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


TAHUN 2018

Jl. Pucang Jajar Selatan 24 Surabaya Jawa Timur Telp. (031) 17027031 Fax.
(031) 17055607 E-mail: jkg.surabaya@gmail.com

i
LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIK ILMU KEDOKTERAN GIGI
FORENSIK

Revisi : 0
Tanggal 9 Juli 2018
:
Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi Dlll Keperawatan Gigi
Surabaya
Dikendalikan Oleh : Penjaminan Mutu Poltekkes Kemenkes
Surabaya
Disetujui Oleh : Ketua Jurusan

No Dokumen : Tanggal : 10 Juli 2018


No. Revisi : No Halaman :

Disiapkan oleh PJMK Ilmu Kedokteran Gigi Forensik : Diperiksa oleh Kaprodi DIII Keperawatan
Gigi:

Hj. Endang Purwaningsih, SH., S.Si.T., M.Pd. drg. Sri Hidayati, M.Kes
NIP:195802141978102001 NIP: 196602121992032002

Disahkan Oleh Ketua Jurusan Keperawatan Gigi:

Drg.I.G.A Kusuma Astuti, NP, M.Kes


NIP:196408271989032001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Modul Praktik Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jurusan
Keperawatan Gigi 2018/2019 ini telah selesai disusun.
Penyusunan Modul Praktik Ilmu Kedokteran Gigi Forensik untuk
membantu mahasiswa mencapai kompetensi yang telah ditetapkan sehingga
diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
dapat menerapkan praktik Ilmu Kedokteran Gigi Forensik.
Panduan Modul Praktik Ilmu Kedokteran Gigi Forensik ini merupakan
panduan standar untuk mengarahkan mahasiswa dalam mempelajari materi
tentang Ilmu Kedokteran Gigi Forensik. Buku Panduan ini berisi informasi
tentang Ilmu Kedokteran Gigi Forensik. Selain itu modul ini juga diperuntukkan
bagi pembimbing dari lahan praktek maupun akademik sebagai pedoman selama
pelaksanaan praktek profesi keperawatan keluarga dalam upaya mencapai tujuan
pendidikan Ahli Madya Keperawatan Gigi yang unggul dan dapat berdaya saing
secara nasional dan global.

Surabaya, 10 Juli 2018

Hj. Endang Purwaningsih, SH., S.Si.T., M.Pd.


NIP:195802141978102001

iii
D A F T AR I S I

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
VISI MISI............................................................................................................. v
Deskripsi Singkat ................................................................................................... 1
Relevansi ............................................................................................................... 1
Tujuan pembelajaran .............................................................................................. 2
Perunjuk Belajar .................................................................................................... 2
Uraian Materi ........................................................................................................ 3
1. Identifikasi Forensic Dalam Bencana ........................................................... 3
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 25

0
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN GIGI

Visi : “Pendidikan tinggi Keperawatan Gigi yang menghasilkan lulusan


kompeten dengan keunggulan media edutaintment tahun 2014

Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan DIII Keperawatan Gigi yang
terukur pada setiap akhir tahun akademik
2. Menyelenggarakan penelitian terpublikasi di bidang kesehatan
setiap tahun
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di
bidang kesehatan tiap semester
4. Meningkatkan kualitas SDM dalam rangka mendukung Tri
Dharma Perguruan Tinggi
5. Menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah, swasta, dan
masyarakat baik nasional maupun internasional.

0
Bahan Aj ar Mata Kuliah

MODUL 1 IDENTIFIKASI FORENSIC DALAM BENCANA

JUDUL
 170 Menit

PENDAHLUAN

DESKRIPSI SINGKAT

Antropologi forensik adalah aplikasi ilmu pengetahuan dan teknik antropologi


dalam konteks legal. Hal ini termasuk ilmu pengetahuan tentang osteologi
(anatomi dan biologi tulang) untuk identifikasi dan penyebab kematian dari
tulang-tulang yang tersisa, sama seperti pemulihan sisa-sisa yang
menggunakan teknik arkeologi. Anthropology ilmu yang mempelajari tentang
manusia berdasarkan aspek budaya dan fisik. Artinya : Antropologi
mempelajari tubuh manusia, adaptasi, perubahan, tingkah laku, kepercayaan
manusia, kesehatan dan budaya manusia.

RELEVANSI
Hal utama yang pertama dijelaskan dalam relevasi identifikasi forensic dalam
bencana adalah keterkaitan isi modul dengan mata kuliah lain yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan gigi. Sebelum mahasiswa
melakukan praktek/praktikum harus lulus terlebih dahulu materi tentang
identifikasi forensic dalam bencana. Kedudukan mata kuliah ilmu kedkteran
gigi forensik tentang identifikasi forensic dalam bencana sebagai prasyarat
praktek mahasiswa sebelum melakukan praktek. Adanya modul praktik ini
akan mengantarkan mahasiswa dalam mencapai pemahaman tentang
identifikasi forensic dalam bencana.

1
Bahan Aj ar Mata Kuliah

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Diharapkan mahasiswa mampu mempraktikkan masalah forensic.


2. Diharapkan mahasiswa mampu mempraktikkan keterkaitan forensic
dengan hukum
3. Diharapkan mahasiswa mampu mempraktikkan cara-cara mengidentifikasi
forensic

PETUNJUK BELAJAR

Bacalah dan pahami dengan baik uraian materi yang disajikan pada masing-
masing bkegiatan pembelajaran. Kerjakan soal latihan dengan baik untuk melatih
kemampuan penguasaan pengetahuan.

2
Bahan Aj ar Mata Kuliah

URAI AN MATERI

ANTROPOLOGI FORENSIK
- Antropologi forensik adalah aplikasi ilmu pengetahuan dan
teknik antropologi dalam konteks legal.
- Hal ini termasuk ilmu pengetahuan tentang osteologi (anatomi dan
biologi tulang) untuk identifikasi dan penyebab kematian dari tulang-
tulang yang tersisa, sama seperti pemulihan sisa-sisa yang
menggunakan teknik arkeologi,
 About forensic anthropology
- Area  sisa rangka manusia
- Dasar pemikiran:
o Identifikasi sex  mempersempit area pencarian orang hilang
sebesar 170%
o Identifikasi ras  mempersempit kajian geografis dan ras
o Estimasi umur  mempersempit rentang umur orang hilang
 Apa itu Antropologi?
- Anthropology

ilmu yang mempelajari tentang manusia berdasarkan aspek budaya dan


fisik.
Artinya :
Antropologi mempelajari tubuh manusia, adaptasi, perubahan, tingkah
laku, kepercayaan manusia, kesehatan dan budaya manusia.
Variasi manusia
 Lima aspek utama
- Apabila jaringan lunak membusuk sehingga data demografis tidak
dapat diketahui
- Apabila ada bukti luka traumatis pada tulang manusia

3
Bahan Aj ar Mata Kuliah

- Penentuan waktu interval postmortem


- Membantu menemukan dan recovering bagian tubuh yang terbakar
atau yang telah terkubur, hal ini berhubungandengan metode arkeologi
- Memberikan informasi yang berguna untuk mendapatkan informasi
guna identifikasi orang yang telah meninggal
 Protocol (after Byers, 2008)
- Apakah itu rangka manusia?
- Apa sisa rangka tersebut merupakan jenasah satu individu atau terdiri
dari beberapa individu?
- Kapan perkiraan waktu kematian?
- Berapa perkiraan umur jenasah?
- Apa jenis kelamin jenasah?
- Apa ras jenasah?
- Bagaimana perawakan jenasah? Berat badan? Tinggi badan? Ciri fisik?

- Apakah kerangka (atau tubuh) menunjukkan adanya anomali anatomi


yang signifikan, tanda - tanda adanya penyakit tua, luka atau
karakteristik lain, salah satunya atau kombinasi, yang dapat
memberikan informasi untuk identifikasi jenasah ?
- Apa penyebab kematiannya ?
- Bagaimana cara kematiannya ? (misal : kematian alamiah, kecelakaan,
pembunuhan, bunuh diri, atau tidak diketahui )
 Metode
- Metode pengumpulan data
o Anthroposcopy : pengamatan terhadap karakteristik non metris
yang membedakan antar kelompok masyarakat (ancestry).
o Osteometrik : lebih menekankan pada ukuran
o Kimiawi
o Histologi
- Metode analisa data

4
Bahan Aj ar Mata Kuliah

o Decision tabels
o Range Charts
o Index
o Discriminant function
o Regression equations
 Basic of human osteology

RANGKA MANUSIA
- Sistem rangka manusia terdiri dari dua bagian yaitu : rangka aksial (
rangka sumbu tubuh ) dan rangka spendikular (rangka tambahan).
- Rangka aksial terdiri atas tengkorak (cranium), tulang belakang
(columna vetebralis), tulang rusuk (costa) dan tulang dada (sternum).

5
Bahan Aj ar Mata Kuliah

Sedangkan, yang termasuk rangka spendicular adalah gelang bahu


(gelang pectoral) dengan anggota badan depan gelang pinggul (gelang
pelvic) dengan anggota belakang.
 Konteks Antropolgi forensic
- Membedakan tulang atau bukan tulang
- Membedakan tulang manusia dengan tulang non manusia
- Membedakan sisa rangka jenasah yang meninggal dalam 170 tahun
terakhir dengan jenasah yang meninggal lebih awal (kontemporer vs
non kontemporer).
 Bone vs nonbone
- Pastikan barang bukti ( evidence ) adalah tulang  gunakan
mikroskop untuk membedakan tulang atau bukan.
- Tulang, apabila diperbesar, akan terlihat permukaan yang compact
dengan beberapa serabut – serabut fiber (terutama pada orang tua).
 Human vs nonhuman
- Meskipun manusia memiliki perbedaan anatomi yang mencolok
dengan hewan, namun tulang hewan juga terkadang membingungkan
dengan tulang manusia.
- Untuk menghemat waktu identifikasi, kita harus mempunyai
kemampuan untuk mengenali anatomi yang bukan manusia.
- Terdapat dua aspek pada tulang yang dapat membantu membedakan
manusia atau hewan yaitu : maturitas dan arsitektur tulang.
 Architectural

6
Bahan Aj ar Mata Kuliah

7
Bahan Aj ar Mata Kuliah

8
Bahan Aj ar Mata Kuliah

9
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Contemporary vs noncontemporary
- Sisa rangka atau tulang dapat ditentukan sudah lama meninggal atau
belum secara medis, apabila tidak terdapat 4 aspek yaitu :
1. pengawetan
2. modifikasi tubuh
3. barang – barang pribadi yang terkadang ikut dikubur.
4. kondisi pemakaman yang diperbarui.
 Dental and cranium modfication

10
Bahan Aj ar Mata Kuliah

11
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Starting identification!!

 Penentuan Ras
- Ras adalah penggolongan manusia secara biologis, berdasarkan
penampakan fisiknya atau fenotipnya dan bukan struktur genetisnya.
- Antropologi forensik membagi ras dalam tiga ras yaitu :
1. Mongoloid : Asia, penduduk asli keturunan Amerika dan Polinesia.
2. Kaukasoid : Eropa, timur tengah dan keturunan india timur
3. Negroid : Afrika, aborigin, dan keturuna Melanesia.

12
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Anthrospocopy

13
Bahan Aj ar Mata Kuliah

14
Bahan Aj ar Mata Kuliah

15
Bahan Aj ar Mata Kuliah

16
Bahan Aj ar Mata Kuliah

STRUKTUR KAUKASOID NEGROID MONGOLOID

HIDUNG Tinggi, sempit Rendah, bulat Rendah, berbukit


Akar Tinggi Rendah Rendah
Punggung hidung Menonjol Kecil Kecil
Spina Tajam Seperti saluran Datar, tajam
Pinggiran bawah Sempit Lebar Medium
Lebar

WAJAH Datar Menonjol Sedang


Profil Sempit Sempit Lebar
Bentuk Persegi Persegi panjang Bulat
Orbita Tertarik ke belakang Tertarik ke Menonjol
Pinggiran bawah belakang
orbita

17
Bahan Aj ar Mata Kuliah

ATAP Kuat, besar Kecil Kecil


TENGKORAK Berombak Halus Halus
Browridges Sederhana Sederhana Kompleks
Perlekatan otot Lurus Menurun Lurus
Sutura
Tulang bregma

MANDIBULA Kecil Besar Besar


Rahang bawah Parabola Hiperbola Elips
Bentuk palatal Spatula Spatula Sekop (shovel)
Incisor atas

 Penentuan Jenis kelamin


Metode ini berdasarkan dua perbedaan biologis yang utama antara
laki – laki dengan perempuan : ukuran dan arsitektur.
 PERBEDAAN DASAR : pada laki – laki umunya lebih besar dan
lebih kuat daripada perempuan  kenapa ?
- irama pertumbuhan
- pertumbuhan
 Tingkat Akurasi
- 90% - 100% penentuan jenis kelamin dapat diketahui
menggunakan skeleton.
- Hanya dengan tulang pelvis, tingkat akurasi identifikasi 90% -
95%.
- Hanya dengan tengkorak, akurasi nya 80% - 90%
- Dengan tulang panjang, tingkat asuransi hanya 80%.
 Ciri – ciri klasik pembeda laki – laki dan perempuan

18
Bahan Aj ar Mata Kuliah

CIRI – CIRI LAKI – LAKI PEREMPUAN

Ukuran kranium Besar dan kasar Kecil dan halus

Ilium Tinggi dan vertikal Rendah dan datar

Pelvic inlet Berbentuk hati Bulat dan elips

Pubic shape Sempit dan persegi panjang Lebar dan bulat

Subpubic angle V-shaped U-shaped

Foramen Besar dan oval Kecil dan segitiga


obturatum

Sciatic notch Sempit Lebar

Brow ridge Lebih menonjol Datar dan halus

Preauricular sulcus Jarang Lebih sering

Bentuk sacrum Panjang dan sempit Pendek dan lebar

19
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Sciatic notch

20
Bahan Aj ar Mata Kuliah

21
Bahan Aj ar Mata Kuliah

22
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Browridge

23
Bahan Aj ar Mata Kuliah

24
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Penentuan estimasi usia


- Pada usia 0- 5 tahun identifikasi terbaik menggunakan gigi geligi.
- Pada kelompok Subadult (fetus – dewasa muda)

o masa pertumbuhan tulang  rentang akurasi 1-3 tahun.


o Berdasarkan penyatuan osifikasi dan penyatuan epifisis.
 Union of ossification center

25
Bahan Aj ar Mata Kuliah

26
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Waktu erupsi dan pertumbuhan gigi


- Tahap perkembangan gigi sulung

27
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Tahap perkembangan gigi permanen

 Penyatuan epifisis
 Epipfisis adalah ujung bulat dari tulang panjang yang terdapat di sendi.

28
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Adult
 Empat tulang belulang yang menunjukkan alterasi sepanjang umur
seseorang :
o Simfisis pubis
o Permukaan Auricular
o Sutura – sutura cranium
o Tulang rusuk bagian sentral
 Simfisis pubis
 Simfisis pubis adalah tempat tulang pubis bertemu di depan panggul
(pelvis).

29
Bahan Aj ar Mata Kuliah

30
Bahan Aj ar Mata Kuliah

31
Bahan Aj ar Mata Kuliah

32
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Permukaan Auricular
 Permukaan aurikular adalah permukaan anterior dari Os ilium ( tulang
usus ) yang dilapisi dengan tulang rawan , dan diartikulasikan dengan
permukaan sakrum.

33
Bahan Aj ar Mata Kuliah

34
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Sutura – sutura Cranium


- Tulang – tulang tengkorak disambung satu sama lain oleh sambungan
yang tidak dapat bergerak yang disebut sutura, kecuali mandibula.
- Sutura sagitalis, koronarius dan sutura lambdoideus mulai menutup
umur 20 – 30 tahun.
- Sutura parieto-mastoid dan squamaeus 25 – 35 tahun tetapi dapat tetap
terbuka sebagian pada umur 60 tahun.
- Sutura spheno-parietal umumnya tidak akan menutup sampai umur 70
tahun.

35
Bahan Aj ar Mata Kuliah

 Tulang rusuk bagian sentral


- M. Yasar, dkk (dalam Byers, 2008 ) menyatakan bahwa ujung dari
rusuk yang bergabung dengan sternum dapat digunakan sebagai
petunjuk umur karena ujung dari rusuk ini juga mengalami perubahan
seiring masa hidup seseorang.
- Empat bagian yang dapat digunakan sebagai penentu umur pada ujung
rusuk : surface bone (permukaan tulang), surface contour (permukaan
kontur), rim edge (pinggiran tulang), dan rim contour (pinggiran
kontur).
 Kesimpulan
Informasi yang harus didapat oleh seorang antropologis forensik adalah :
- Profil Biologis ( usia, jenis kelamin, tinggi badan dan ras)
- Karakteristik individu
- Bukti kemungkinan penyebab kematian
- Taphonomy (waktu kematian)

36
Bahan Aj ar Mata Kuliah

LATIHAN

1. Apakah yang dimaksud antropologi forensik ?


2. Sistem rangka manusia terdidi dari apa saja ?
3. Sebutkan ras dalam antropologi forensik ?

RANGKUMAN

Antropologi Forensik adalah aplikasi ilmu pengetahuan dan teknik antropologi


dalam konteks legal.
Antropologi : ilmu yang mempelajari tentang manusia berdasarkan aspek
budaya dan fisi
Artinya : antropologi mempelajari tubuh manusia, adaptasi, perubahan,
tingkah laku, kepercayaan manusia, kesehatan dan budaya manusia.
Sistem rangka manusia terdiri dari dua bagian yaitu rangka aksial dan rangka
spendikular.
Informasi yang harus didapat oleh seorang antropologi forensik adalah :
1. Profil biologi
2. Karakteristik individu
3. Buku kemungkinan penyebab kematian
4. Taphonomy

37
Bahan Aj ar Mata Kuliah

TE S FORMATI F

1. Jelaskan macam-macam ras dan perbedaannya !


2. Jelaskan ciri-ciri pembeda laki-laki dan perempuan !

A. GLOSARIUM
B.
C.
 Lima aspek utama antropology forensik
- Apabila jaringan lunak membusuk sehingga data demografis tidak
dapat diketahui
- Apabila ada bukti luka traumatis pada tulang manusia
- Penentuan waktu interval postmortem
- Membantu menemukan dan recovering bagian tubuh yang terbakar
atau yang telah terkubur, hal ini berhubungandengan metode arkeologi
- Memberikan informasi yang berguna untuk mendapatkan informasi
guna identifikasi orang yang telah meninggal
 Metode pengumpulan data
o Anthroposcopy : pengamatan terhadap karakteristik non metris
yang membedakan antar kelompok masyarakat (ancestry).
o Osteometrik : lebih menekankan pada ukuran
o Kimiawi
o Histologi

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteran_forensik

https://www.academia.edu/24787744/Pengantar_ilmu_kedokteran_forensik

38

Anda mungkin juga menyukai