Disusun Oleh:
Aisyah Nurmawati
NIM.04074822225012
Dosen Pmbimbing:
drg. Ibnu Adjiedarmo, Sp.KGA
AKBP dr. Mansuri, Sp.KF
IPTU Chairul Anwar, S.H
IPDA dr. Irma Yanti, Sp.S
IPDA Matsuri, S.H, M.H
A. Definisi
ilmu kedokteran dalam penegakan keadilan. Forensik berasal dari Bahasa latin
Forensis yang berarti “dari luar” dan serumpun dengan kata Forum yang berarti
“tempat umum” adalah bidang pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses
penerapan ilmu atau sains. Ilmu forensik tidak hanya mempelajari tentang
kedokteran forensik namun ada banyak cabang ilmu forensik salah satunya yaitu
Ilmu kedokteran gigi forensik atau yang disebut juga dengan istilah forensic
dentistry dan odontology forensic adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik,
namun telah dianggap sebagai bidang sendiri seiring dengan perkembangan dan
pemaparan dari benda bukti berupa gigi yang telah ditemukan (Panchbhai, 2011).2
Menurut Keizer Neilsen (1970; dikutip dalam Cameron dan Sims 1974), odontologi
penanganan dan pemeriksaan bukti gigi yang tepat serta evaluasi dan penyajian
temuan gigi yang tepat”.3 Odontologi forensik, atau kedokteran gigi forensik,
individu mati karena berbagai alasan yang tidak dapat dikenali secara visual. Alasan-
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAGIAN KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT
BIDDOKKES POLDA SUMSEL FAKULTAS KEDOKTERAN
alasan ini termasuk kematian traumatis (misalnya kecelakaan lalu lintas, bencana
udara) atau jangka waktu yang lama sejak kematian (di mana tubuh berada dalam
berbagai tahap pembusukan). Gigi memiliki morfologi yang beraneka ragam dan
kompleks, tahan terhadap keadaan seputar kematian yang tidak wajar dan tahan
terhadap perubahan waktu setelah kematian.4 Oleh karena itu, gigi memainkan peran
Identifikasi dapat dilakukan baik pada orang hidup maupun pada jenazah.
Identifikasi dalam ilmu odontologi forensik dalam hal ini dapat membantu dalam
menentukan jenis kelamin, ras, dan usia. Identifikasi pada pemeriksaan gigi dapat
meliputi.:2,3
• Identifikasi jenis kelamin korban melalui gigi geligi ataupun tulang rahang.
• Identifikasi usia korban melalui gigi desidui, gigi campuran dan gigi tetap.
Usia merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting sepanjang
suatu benda atau mahluk baik yang hidup maupun yang mati. Estimasi usia dapat
korban. Menentukan estimasi usia sangat penting dalam Kedokteran Gigi Forensik
meiiliki berbagai kegunaan yaitu untuk membantu pencarian korban yang tidak
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAGIAN KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT
BIDDOKKES POLDA SUMSEL FAKULTAS KEDOKTERAN
Jaringan gigi dapat memenuhi syarat untuk dapat dijadikan sarana identifikasi
Karena orang yang mempunyai morfologi gigi yang sama adalah satu dibanding
satu perdua triliun. Pola erupsi terdapat pada geligi susu 20 buah dan 32 buah
Kuat terhadap trauma mekanis , termis, kimiawi dan proses pembusukan. Dapat
bertahan dalam pemanasan secara langsung dengan suhu sekitar 1000% F atau
Metode estimasi usia gigi dapat diklasifikasikan secara luas berdasarkan teknik yang
digunakan untuk penentuan dan usia. Metode penilaian usia dapat diklasifikasikan
menjadi:6,7
Pengamatan visual didasarkan pada urutan atau tahap erupsi gigi dan
- Radiografi:
adalah metode yang paling umum digunakan karena dapat membantu dalam
- Histologis:
secara rinci, hal ini dapat menentukan tahap perkembangan gigi secara akurat.
Metode ini lebih tepat untuk situasi postmortem. Hal ini juga penting dalam
Analisis fisika dan kimia jaringan keras gigi dapat menentukan perubahan
kadar ion seiring bertambahnya usia. Metode ini tidak terlalu bermanfaat bagi
Estimasi usia dengan menggunkan gigi geligi dapat dikelompokkan menjadi tiga
tahap: 6,7
1. Estimasi usia pada masa anak prenatal, neonatal, dan early postnatal.
E. Estimasi usia pada masa anak prenatal, neonatal, dan early postnatal.
Benih gigi sulung mulang terbentuk pada usia tujuh minggu In Utero (UI), dan
pembentukan enamel semua gigi sulung biasanya selesai pada tahun pertama.
pertama kali pada usia 3,5 bulan IU. Penentuan usia selama perkembangan gigi dapat
diperoleh dengan akurasi “ plus atau minus 1 tahun” dan pada awal periode ini,
pemeriksaan mikroskopis gigi dapat memberikan usia dengan akurasi “plus atau
minus beberapa hari”. alam kasus periode Prenatal, natal dan neonatal, metode
pramineralisasi. Mineralisasi gigi sulung dimulai dari dua hingga empat bulan di
indikator kelahiran. Garis neonatal terdapat pada email dan dentin gigi sulung dan
transisi antara lingkungan intrauterin dan ekstra uterus. Jadi garis neonatal dapat
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAGIAN KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT
BIDDOKKES POLDA SUMSEL FAKULTAS KEDOKTERAN
digunakan untuk menilai jumlah pembentukan email gigi sebelum dan sesudah
melahirkan.6
Table 1. Urutan erupsi gigi ini dapat bervariasi tetapi memiliki karateristik
panoramik dengan atlas kalsifikasi dan erupsi gigi geligi yang disusun oleh Al
Qahtani. Metode Al Qahtani menilai gigi sulung dan permanen regio kanan
rahang atas dan bawah dan penilaian didasarkan pada proses kalsifikasi, resorpsi
akar dan erupsi gigi. Rentang usia pada Atlas Al Qahtani yaitu mulai dari usia
28 minggu intrauteri hingga 23 tahun. Pada beberapa usia, terdapat simbol yang
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAGIAN KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT
BIDDOKKES POLDA SUMSEL FAKULTAS KEDOKTERAN
2010).5
2. Metode Schour-Massler
yang menunjukkan perkembangan dan proses erupsi gigi geligi manusia. Schour
dan Massler mempelajari perkembangan gigi geligi sulung dan permanen dan
dibagi menjadi 21 tahapan perkembangan gigi geligi mulai dari usia 5 bulan intra
menggunakan 204 sampel OPG pria dan wanita di negara Australia. Penelitian
ini merupakan perkembangan dari metode terdahulu yang dilakukan oleh Schour
dan Massler (1951) dan Ubelaker (1978). Metode Blenkin dan Taylor
memisahkan atlas erupsi gigi antara pria dan wanita dan atlas tersebut dapat
digunakan untuk prenatal hingga usia 25 tahun. Metode ini didasarkan pada
proses kalsifikasi, resorpsi akar dan erupsi gigi (Blenkin and Taylor, 2012).5
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAGIAN KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT
BIDDOKKES POLDA SUMSEL FAKULTAS KEDOKTERAN
Contoh Kasus:
Kesimpulan:
sulung dan permanen maksila dan mandibula regio kanan. Berdasarkan atlas Al Qathtani,
Mengetahui,
(IPDA Matsuri, S.H, M.H) (IPDA dr. Irma Yanti. Sp.S) (IPTU Chairul Anwar, S.H)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAGIAN KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT
BIDDOKKES POLDA SUMSEL FAKULTAS KEDOKTERAN
Referensi: