Disusun Oleh :
Chrisna Ardhya Medika (160821170001)
Nova Rosdiana (160821160002)
Fitri Angraini Nasution (160821160003)
Novi Kurniati (160821160004)
Jatu Rachel Keshena ( 160821160005)
Siska Damayanti (160821160006)
Pembimbing Tutorial
drg Ria N firman, MH.Kes, Sp.RKG (K)
A. Latar Belakang
Ilmu forensik merupakan sebuah penerapan dari berbagai ilmu pengetahuan
untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang penting untuk sebuah sistem hukum
yang terkait dengan tindak pidana. Namun disamping keterkaitannya dengan sistem
hukum, forensik umumnya lebih meliputi sesuatu metode yang bersifat ilmiah dan
juga aturan –aturan yang dibentuk dari fakta – fakta berbagai kejadian, untuk
melakukan pngenalan terhadap bukti – bukti fisik, seperti mayat dan sebagainya.
Berasal dari bahasa Yunani, yaitu Forensis, yang berarti debat atau perdebatan,
adalah bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan
keadilan melalui penerapan ilmu (sains). Dalam kelompok ilmu forensik antara lain
fisika forensik, kimia forensik, psikologi forensik, kedokteran forensik, toksikologi
forensik, komputer forensik, balistik forensik, metalurgi forensik, odontologi forensik
dan sebagainya.
Odontologi forensik adalah penggunaan ilmu kedoteran gigi terhadap hukum.
Kedokteran gigi forensik termasuk beberapa studi ilmiah, dimana sistem hukum dan
ilmu kedokteran gigi bertemu. Bidang kedokteran gigi ini melibatkan pengumpulan
dan interpretasi bukti dental dan bukti lain yang berhubungan dalam semua bidang
kriminalitas. Odontologi forensic ini didukung dengan teknik radiografi untuk
identifikasi.
Selain tiga kelompok diatas terdapat juga Metode Combinasi dari Morfologi
dan Bentuk ( Biochemical Method of Age Estimation ( 2003 ) Othani et al
berdasarkan pada L-enantiomer yang berubah menjadi D-enantiomer pada enamel,
dentin, dan cementum, Central incisor: 756.63 x – 22.20, Lateral incisor: 780.70 x –
19.70) dan Metode Skeletal dalam Estimasi Umur (Greulich and Pyle’s Method
dengan penelitian yang sangat lama dan digunakan sampai saat ini yang terdapat pada
Todd’s atlas dari tulang-tulang bahu, siku, tangan, pinggul dan lutut pada anak-anak
Amerika Utara dengan cara membandingkan hasil foto sinar x dengan atlas,
Fishman’s Method ( 1982 ) evaluasi tahapan maturasi skeletal pada masing-masing
tangan secara radiografi, Age Estimation in the Clavicle digunakan pada orang yang
telah mencapai usia 18 tahun dengan mengevaluasi status ossifikasi dari medial
epifisis pada clavikula)
Umur Kronologis
Selain usia dental, perlu dibahas disini adalah umur kronologis yaitu umur
yang ditentukan melalui tanggal kelahiran dalam kurun periode waktu atau jumlah
tahun yang telah dilalui setelah kelahiran. Umur kronologis sejatinya dicatat dalam
sertifikat kelahiran rekammedik rumah sakit, database pemerintah dan sebagainya,
namun apabila dijumpai seseorang tanpa dokumen tersebut maka penetapan umur
menjadi hal yang penting. Umur kronologis adalah umur aktual seseorang. Hubungan
antara pertumbuhan dan umur kronologis kadang tidak sejalan sehingga konsep umur
biologis sering digunakan karena dapat mengekspresikan baik umur skeletal maupun
umur gigi.
Umur kronologis dapat diestimasi dengan menentukan umur fisiologis yaitu
umur dimana perkembangan sistem atau organ tubuh mencapai tahapan tertentu.
Diperlukan pengetahuan untuk mengetahui tahap perkembangan sistem dan organ
tubuh tersebut dan tentu saja dibutuhkan waktu untuk mencapai tiap tahapan
perkembangan agar sejalan dengan norma atau standar populasi. Tidak semua sistem
atau organ dapat digunakan dalam estimasi umur.
Beberapa sistem dan organ tubuh telah digunakan untuk memperkirakan umur
kronologis, mulai dari cara yang paling mudah dan tidak rumit (tinggi badan, berat
badan, karakteristik organ seksual sekunder), cara yang paling sulit dan rumit
(metode molekuler menggunakan biomarker), hingga cara yang menggunakan
metode sangat kompleks (perkembangan tulang dan gigi).
Metode dental untuk menentukan umur biologis seseorang lebih mudah
diterima dibanding metode lain. Metode ini kebanyakan berdasarkan atas prediksi
subyektif tahapan perkembangan gigi secara radiologi. Umur gigi dapat diekspresikan
menggunakan waktu erupsi gigi atau tahapan maturasi mineralisasinya. Beberapa
studi menyebutkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan molar ketiga dapat
ditentukan dengan mudah. Biasanya molar ketiga rahang bawah dapat
divisualisasikan secara radiografi pada umur 9 tahun. Kullman, dkk dalam Arkadani,
F., dkk 92007) memperlihatkan bahwa hanya molar ketiga yang dapat digunakan
dalam penentuan umur dimana umur perkembangan maksimum terjadi setelah umur
14 tahun.
Erupsi gigi dan tahap mineralisasinya telah digunakan dalam penentuan umur
gigi. Proses mineralisasi dinilai secara genetik sementara erupsi dipengaruhi oleh
kondisi sistemik misalnya gizi atau kondisi lokal.
Estimasi Umur dari ukuran frontal : ukuran, bentuk, simetris, garis anatomi,
jumlah, adanya septa, sel
Sinus frontal tidak ada saat lahir dan berkembang dari umur 2-3 tahun
Pengembangan lebih cepat pada masa puber, dan selesai dengan usia 20 tahun.
Sudut mandibula merupakan perubahan pola memberikan gambaran jelas tentang
umur.
Perubahan skeletal dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan setiap individu :
Area Masa bayi Dewasa Usia tua
Pendek dan miring,
Ramus sudut tumpul dengan Lebih tumpul Sudut tumpul -140 °
body
Dipertengahan antara
Dekat dengan Dekat dengan
Foramen mental atas dan bawah
alveolus alveolus
margin
Levelnya lebih Leher membungkuk
Condilus Atas coronoid
rendah dari coronoid kebelakang
Pemilihan Metode :
• Syaratnya masa kanak-kanak dan remaja pemeriksaan perkembangan gigi
dan skeletal.
• Kanak-kanak (0-14 tahun) dan Masa remaja (14-21 tahun) mempengaruhi
jenis kelamin dan ras
2.3. Metode Skeletal Estimasi Usia
1. Metode Greulich and Pyle’s
investigasi jangka panjang pertumbuhan dan perkembangan manusia
W. W. Greulich dan S. I. Pyle di 1950, yang menggunakan kerangka tangan
dan pergelangan tangan, diterbitkan dalam dua edisi pada tahun 1951 dan
1959 Metode menilai umur tulang "rata-rata" dengan pencocokan tulang yg
disinar x dengan atlas standar
2. Metode Fishman’s Method ( 1982 )
Tahap kerangka masturasi masing - masing tangan / radiograf pergelangan tangan,
dengan parameter berikut:
a. MP 3: Garis tengah dari ruas jari ketiga; epifisis sama dengan diaphysis nya
b. Tahap S: Mineralisasi pertama tulang sesamoid ulner
c. MP 3Cap: Bagian tengah jari ketiga; menutup epifisis diafisisnya
d. MP 5Cap: diatas epifisis terlihat pada ruas jari tengah dari jari terakhir
e. DP 3u: Ujung distal jari ketiga, persatuan lengkap epiphyseal
f. MP 3u: Bagian tengah jari telunjuk ketiga, persatuan lengkap epiphyseal
Selain methode diatas jurnal lain menyebutkan gigi memiliki ciri khas
individual. Gigi dapat dimanfaatkan untuk identifikasi gender dari ukuran gigi. Gigi
yang dapat dimanfaatkan adalah caninus yaitu dengan menggunakan radiograf
periapikal dan teknik Analisis – Garn and Lewis, Penelitian dilakukan dengan
menggunakan 40 subyek, yaitu 20 laki-laki dan 20 wanita. Kemudian dilakukan
pengukuran mesiodistal gigi caninus. Selanjutnya dilakukan analisis Garn dan Lewis
dan dilakukan analisis ANOVA.
Hasil
Hasil penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut :
• Rata-rata lebar caninus pada pria daripada wanita
• Ukuran kaninus kanan lebih besar daripada kiri
• Lebar kaninus ≥ 7 mm menunjukkan gender pria
• Kaninus kiri memiliki signifikansi lebih tinggi dalam pengukuran
NEGROID
Pada ras ini memiliki ciri-ciri :
• Gigi kecil dengan space, sering adanya midline diastema
• Supernumerary teeth
• P2 Rb memliki 2/3 cusp yang berbeda
• Premolar pertama bawah terdapat dua/tiga lingual cusp
• Gigi molar pertama bawah berbentuk segi empat dan kecil
• Maloklusi klas III dan Open Bite
• Impaksi M3 Jarang
• Bimaksilary protrusi
• Akar premolar pertama membelah/tiga akar
• Kadang kadang ditemui molar ke-empat
Mongoloid
Pada ras ini memiliki ciri-ciri :
• Gigi incicivus pertama berbentuk sekop
• Permukaan email seperti butiran mutiara
• Adanya kelebihan akar distal dan accessory cusp pada permukaan mesiobukal
pada gigi molar pertama bawah
• Molar pertama bawah berbentuk bulat dan lebih besar
1. Gigi sebagai identifikasi karena bagian terkuat dalam tubuh manusia sangat
tahan terhadap fluida eksternal, suhu sampai 1000º F, ledakan, dan kondisi
ekstrem lainnya, sebagian besar masyarakat pernah sakit gigi sehingga
memilik data ante ante mortem untuk di sinkronkan dengan data postmortem.
2. Radioidentifikasi menggunakan teknik intra oral periapikal bisa digunakan
estimasi umur, jenis kelamin dan ras
DAFTAR PUSTAKA
1. Syahamah Andi I. Skripsi : Estimasi Umur Kronologis Manusia Berdasarkan
Gambaran Foto Panoramik Gigi Menggunakan Metode Schour and Masseler.
2016. Universitas Hasanuddin. Makassar