Anda di halaman 1dari 11

Christhania Cornelius

FKG UI 2016
1606900524

Sumber:
1. Rai, Kaur. Evidence Based Forensic Dentistry
2. Stark. Clinical Forensic Medicine Third Edition
3. Forensic Dentistry Second Edition
Definisi Forensik Odontologi
 Forensik odontologi mencakup pengumpulan,
management, interpretasi, evaluasi, dan
presentasi dari bukti dental yang digunakan untuk
proses hukum pidana atau perdata.
 Forensik odontologi merupakan kombinasi
berbagai aspek dental, scientific, dan profesi resmi
 Forensik kedokteran gigi didefinisikan sebagai
cabang yang menerapkan pengetahuan dental
untuk permasalahan sipil dan kriminal.
Sejarah Odontologi Forensik
 1453: dilaporkan kasus identifikasi dental: Earl of Shrewsburry yang gugur pada
Battle of Castillon dapat terindikasi.
 1775: Dr. Paul Revere, forensic odontologist, mengidentifikasi korban berdasarkan
pengambilan protesa yang sudah ia buat
 1849: menggunakan bukti berupa crown yang tersisa pada korban
 1850: di Boston, Dr John Webster dihukum gantung karena terbukti sebagai
pembunuh berdasarkan bukti dental
 1884: Seoran dokter gigi bernama R. Reid membacakan artikel tentang
penggunaan ilmu dental untuk deteksi kejahatan kepada British Dental Association.
 1887 : di Paris, Godon merekomendasikan penggunaan gigi dalam identifikasi
orang hilang menggunakan pencatatan akurat yang disimpan oleh dokter gigi
 1897 : 126 orang dikubur hingga meninggal pada peristiwa Bazar de la Charite. Dr.
Oscar Amodeo berhasil mengidentifikasi sebagian besar jasad. Hal ini dipublikasi
sebagai teks pertama forensic kedokteran gigi pada bencana massal
 1898 : Dr. Amodeo menulis tesis tentang pentingnya ilmu kedokteran gigi dalam
aspek medicolegal. Kemudian ia dikenal sebagai bapak forensik odontologi
 1932 : Edmond Locard merekomendasikan pengunaan sidik bibir dalam identifikasi
 1937 : kasus percobaan pembunuhan ditutup dengan diyakininya bekas gigitan
sebagai bukti
 1946: Welty dan Glasgow merancang program komputer untuk
mensortir 500 rekam medik kedokteran gigi
 1963: tangan, mata, telinga, kulit kepala dan gigi yang ditambal
dilepaskan dari jasad untuk menutupi identitias korban oleh J. Taylor
 1967: Linda Peacock memiliki bukti gigitan dan bukti2 lain yang
menunjukkan bukti kasus pembunuhan seorang pemuda
 1967: Berdasarkan Keiser-Nielsen, forensik kedokteran gigi
didefinisikan debagai penanganan dan pemeriksaan berdasarkan bukti
dental untuk keperluan keadilan sehingga dapat dipresentasikan dan
dievaluasi.
 1972/1973: International reference organization in forensic medicine
and science (INFORM) menerbitkan ringkasan mengenai 1016
referensi mengenai identifikasi dental dan odontology forensic
dirangkum oleh Dr. William
 1973: praktik dasar odontology forensic berubah sedikit, kecuali
perkembangan dental material dan teknik lab dan fotografi yang
meningkatkan bukti dan presentasi
Ruang Lingkup Forensik
Odontologi
1. Dental Identification
 Identifikasi dental yang paling sering dilakukan
adalah dengan membandingkan radiografi dental
postmortem dari orang yang belum teridentifikasi
dengan radiografi antemorten individu yang
diketahui.
 Data yang digunakan untuk rekonstruksi
antemortem adalah susunan gigi, catatan
keuangan yang digunakan untuk perawatan, form
asuransi yang di klaim, fotografi, dan radiografi.
2. Multiple Fatality Incident
Management
 Terjadi ketika jumlah kematian dalam suatu
insiden melebihi tenaga medis dan fasilitas
koroner yang dirancang untuk menangani kasus
ini.
 Perbedaan dengan kasus perorangan adalah
peristiwa tersebut besar dan kondisinya unik,
seperti lokasi, cuaca, dan berbagai penghambat
lainnya.
3. Bitemark Evidence Collection
and Analysis
 Paling kompleks dan kontroversial pada lingkup
forensik kedokteran gigi.
 Bitemark dapat terjadi diberbagai substrat, salah
satunya kulit manusia.
 Area gigitan dalam di evaluasi secara 3 dimensi
menggunakan bahan impresi dan resin gigi yang
dibuat untuk membuat model solid untuk dilihat
dibawah pembesaran, mikroskop cahaya, atau
dengan mikroskop elektron
 Model 3 dimensi dari hasil gigitan akan
dibandingkan dengan cetakan gigi tersangka
4. Abuse
 Area kepala dan leher paling sering menjadi
target.
 Luka ekstraoral dapat diidentifikasi karena bentuk
yang konsisten
 Trauma intraoral dapat terjadi akibat pukulan ke
wajah fraktur, mobile, atau gigi avulsi.
 Patologi intraoral dapat terjadi akibat pemberian
makanan paksa atau fellatio yang dipaksa
5. Age Estimation
 Peneliti telah memperlajari proses penuaan
manusia dengan berbagai metode termasuk
development, histological, biochemical, dan
anthropological techniques.
 Anthropologist dapat menganalisis sambungan
tengkorak, pembentukan tulang panjang, pelvic
girdle, gigi.
 Metode menggunakan gigi termasuk analisis
pembentukan dan erupsi gigi, degradasi gigi, dan
mengukur biochemical dan perubahan elemen
struktur gigi.
6. Expert Testimony in Criminal
and Civil Litigation
 Forensic odontologists seringkali dipanggil untuk
memberikan testimoni pernyataan di ruang sidang.
 Pernyataan yang diberikan berupa identifikasi
dental, analisis catatan gigit, atau perkiraan umur.
 Forensic dentists dapat juga memberikan opini
mengenai standar perawatan, personal injury,
dental fraud, atau kasus perdata lainnya.

Anda mungkin juga menyukai