PENDAHULUAN
1.1 Case 1
Seorang dokter gigi pada lokasi X dihubungi dari pihak manajemen DVI
untuk membantu proses identifikasi dari bencana masal, korban kebakaran dari
suatu hotel dengan jumlah korban yang meninggal kurang lebih 400 orang dari
berbagai daerah dan mancanegara, apakah yang harus dilakukan oleh dokter gigi
tersebut dan apa yang melatar belakangi Tim DVI melibatkan dokter gigi dalam
proses mengidentifikasi serta dasar hukum apa dokter gigi berperan untuk
bencana massal yang menyebabkan kematian banyak orang. Selain itu kasus
kejahatan yang memakan banyak korban jiwa juga cenderung tidak berkurang
dari waktu ke waktu. Pada kasus-kasus seperti ini tidak jarang kita jumpai korban
1
Forensik odontologi adalah salah satu metode penentuan identitas individu
yang telah dikenal sejak era sebelum masehi. Kehandalan teknik identifikasi ini
menyamai ketepatan teknik sidik jari, akan tetapi karena kenyataan bahwa gigi
dan tulang adalah material biologis yang paling tahan terhadap perubahan
dipercaya apabila rekaman data dibuat secara baik dan benar. Beberapa alasan
adalah sebagai berikut, pertama karena gigi bagian terkeras dari tubuh manusia
yang komposisi bahan organik dan airnya sedikit sekali dan sebagian besar terdiri
atas bahan anorganik sehingga tidak mudah rusak, terletak dalam rongga mulut
yang terlindungi. Kedua, manusia memiliki 32 gigi dengan bentuk yang jelas dan
identitas seseorang. Pada kasus Bom Bali I, dimana korban yang teridentifikasi
mencapai 66,7%.
korban memiliki dampak yang cukup besar pada berbagai aspek yang
2
menentukan apakah seseorang tersebut secara hukum sudah meninggal atau
masih hidup.
pada wilayah yang rawan terhadap bencana alam baik yang berupa tanah longsor,
gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, banjir dan lain-lain, yang dapat
memakan banyak korban, dan salah satu cara mengidentifikasi korban adalah
dengan metode forensik odontologi. Oleh karena itu forensik odontologi sangat
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplikasi dari disiplin ilmu
kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyelidikan dalam memperoleh data-data
pelaku demi kepentingan hukum dalam suatu proses peradilan dan menegakkan
kebenaran.
Ada beberapa jenis identifikasi melalui gigi geligi dan rongga mulut yang
dapat dilakukan dalam terapan semua disiplin Ilmu Kedokteran Gigi yang terkait
dalam penyelidikan demi kepentingan umum dan peradilan serta dalam membuat
Apabila seorang dokter gigi dengan suatu surat permintaan sebagai anggota
penyidik, anggota tim identifikasi, dan sebagai saksi ahli apabila hakim sulit
memutuskan suatu perkara dalam suatu sidang peradilan sedangkan pada tubuh
korban terdapat pola bekas gigitan, menggunakan protesa, dan serta seluruh data-data
gigi yang telah dilakukan dari semua disiplin ilmu kedokteran gigi maka hakim akan
meminta seorang ahli untuk memastikan hal tersebut di atas demi memantapkan
keputusan yang akan diambilnya. Ini sesuai dengan dasar hukum pasal 133, pasal
4
Disaster Victim Identification (DVI) adalah suatu defenisi yang diberikan
sebagai prosedur untuk mengidentifikasi korban mati akibat bencana massal secara
ilmiah yang dapat dipertanggung-jawabkan dan mangacu pada standar baku Interpol.
Tim DVI sendiri terdiri dari dokter spesialis forensik, dokter gigi, ahli anthropology
(ilmu yang mempelajari tulang), kepolisian, fotografi, dan ada yang berasal dari
2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi
yang mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga
5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian
7. Gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang
terbunuh dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan
5
Peranan Forensik Odontologi Dalam menangani bencana Massal
Kematian yang tidak wajar atau tidak terduga, atau dalam kondisi bencana
agama dan permintaan keluarga. Mengenai masalah hukum, seseorang yang tidak
teridentifiksi karena hilang, tidak dipersoalkan lagi apabila telah mencapai 7 tahun
atau lebih. Dengan demikian surat wasiat, asuransi, masalah pekerjaan dan hukum
yang perlu diselesaikan, serta masalah status pernikahan menjadi tidak berlaku lagi.
semua harapan keluarga, sehingga sangat diperlukan rekaman gigi setiap orang
6
2.1 Latar Belakang Tim DVI Melibatkan Dokter Gigi dalam Proses
Identifikasi
judicial system adalah untuk membantu jaksa dan juri dalam pencarian
konklusi dari ahli tidak membantu pihak yang bersangkutan, ini sebaiknya
dan tanggal dari peristiwa tersebut. Demikian pula, setiap waktu ahli bekerja
pada kasus, mereka sebaiknya mencatat apa yang telah didapatkan sehinga
penjagaan. Ketika bukti pertama kali diterima itu sebaiknya diresmikan dan
diberi tanggal tanpa merugikan bukti tersebut. Jika bukti dimodifikasi sebagai
7
hasil dari uji ahli, atau di berikan kepada orang lain, informasi ini sebaiknya
laporan dengan hati-hati, karena ahli harus siap untuk setiap kata di
yang ada yang terkait dengan kasus, termasuk tanggal-tanggal penting, sepeti
sebagainya.
sebab hal ini dapat mempengaruhi pembelaan dan hasil yang bisa berat
sebelah. Tapi jika memang harus bertemu langsung, harus dalam koridor yang
terkontrol. Selain itu juga harus disertai saksi untuk meyakinkan pernyataan-
8
2.1.3 Syarat Saksi Ahli
pengalaman keahliannya tentang fakta atau data suatau kejadian, baik yang
jabatan anda?” pertanyaan ini secara umum juga diikuti beberapa pertanyaan
tentang pendidikan, pelatihan yang terkait dengan forensik kedokteran gigi dan
pengalaman saksi di lapangan. Hal ini untuk memastikan apakah saksi yang
saksi ahli dengan cara meminta saksi untuk menjelaskan sendiri secara singkat
dan jelas, atau bahkan dapat juga dengan cara tes kemampuan.
jika ditanyakan, tetapi tetapi juga dapat menekankan jumlah dan kualitas
9
Adapun proses DVI meliputi 5 fase yang saling berkaitan, yaitu :
(TKP) bencana. Ketika suatu bencana terjadi, prioritas yang paling utama
memastikan koordinasi personil dan sumber daya material yang efektif dalam
(kepala tim DVI, ahli patologi forensik dan petugas polisi) harus sedini
c. Keadaan mayat.
DVI.
g. Transportasi mayat.
h. Penyimpanan mayat.
10
2. Collecting Post Mortem Data
korban.
jika diperlukan.
d. Pemeriksaan rontgen.
ciri khusus tiap orang ; tidak ada profil gigi yang identik pada 2 orang
yang berbeda.
f. Pemeriksaan DNA.
keseluruhan, dari bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan, tatto hingga
11
b. SECONDARY : visual, fotografi, properti jenazah, medik-antropologi
kematian. Data ini biasanya diperoleh dari keluarga jenazah maupun orang
yang terdekat dengan jenazah. Data yang diperoleh dapat berupa foto korban
semasa hidup, interpretasi ciri – ciri spesifik jenazah (tattoo, tindikan, bekas
luka, dll), rekaman pemeriksaan gigi korban, data sidik jari korban semasa
hidup,
4. Reconciliation
Ahli forensik dan profesional lain yang terkait dalam proses identifikasi
menentukan apakah temuan post mortem pada jenazah sesuai dengan data
jenazah tetap disimpan sampai ditemukan data ante mortem yang sesuai
12
2.2 Pemeriksaan Mayat
atau jika pemeriksaan telah dilakukan, pegawai tidak akan dapat menemukan
dipecahkan oleh bukti-bukti yang didapat oleh para ahli.Dalam hal ini, aturan
standar bukti ahli berlaku: orang yang memberikan bukti harus memiliki
bidang keahlian, yaitu tidak keluar dari lingkup intelektual untuk dapat
diandalkan atau tidak berlaku umum di antara pakar relevan, dan data yang
didapat dari pendapat ahli harus didasarkan pada bukti yang relevan.
Gambaran langsung dari parameter para ahli dan kepastian sangat penting
dalam kaitannya dengan identifikasi tetap atau konstruksi identitas dan modus
dapat berfungsi sebagai alasan untuk spekulasi yang tidak didapat dari data.
Bukti ahli seringkali hanya merupakan bagian dari upaya untuk merekonstruksi
13
identitas dari sisa-sisa yang ada dan waktu kematian. Ahli bukti hanya berupa
salah satu bagian dari mosaik informasi yang disajikan ke pengadilan. Sebagian
akan terdiri dari bukti dari fakta, beberapa, bukti dalam bentuk kesimpulan
yang ditarik dari fakta. Tugas pemeriksa silang adalah untuk membuat kedua
antara data dan pendapat, yang potensial untuk hipotesis alternatif, saksi ahli
Pada saat bencana alam terjadi, anda mungkin akan dipanggil oleh
petugas medis/koroner atau petugas polisi yang berkuasa, untuk membentuk tim
pengidentifikasi korban; atau anda mungkin akan diminta bergabung dalam tim
yang telah terbentuk oleh kolega anda. Tim pengidentifikasi ini terbagi atas dua
kelompok.
mengumpulkan data antemortem dental pada korban yang dilaporkan hilang atau
diduga terkait dalam dalam bencana dan mengirimkan informasi ini pada
kelompok ke dua; yang dikenal sebagai ‘away team’, yang bersituasi di tempat
Fungsi ‘away team’ adalah pemeriksaan dental dari tiap korban yang
membandingkan data ini dengan data antemortem dari orang hilang dan, jika
14
2.5 Cara Mengidentifikasi Korban
Lapisan email dan dentin Relatif lebih tipis Relatif lebih tebal
wanita. Selain itu palatum wanita lebih kecil dan berbentuk parabola
15
b. Identifikasi jenis kelamin melalui lengkung rahang bawah
lebih besar daripada wanita karena ukuran mesio-distal gigi wanita lebih
16
d. Identifikasi jenis kelamin melalui tinggi dan lebar ramus ascendens
Ramus ascendens pria lebih tinggi dan lebih lebar daripada wanita
17
f. Identifikasi jenis kelamin melalui tulang menton
Tulang menton pria lebih tebal dan lebih ke anterior daripada wanita.
18
2.5.2 Identifikasi Umur Korban
periode tumbuh kembang gigi sulung dan gigi permanen. Selain itu juga
19
20
Menurut Gusstafson (1996), identifikasi umur dari gigi tetap terdapat enam
teeth”, yaitu :
21
2.5.2.1 The degress of attrition
22
2.5.2.3 The amount of secondary dentine
terbentuk di atas atap pulpa sehingga makin lanjut usia pulpa seakan-
tersebut.
23
2.5.2.4 The thickness of cementum around the root
bahan-bahan mineral akar gigi hingga jaringan dentin pada akar gigi
24
2.5.2.6 Root resorption
25
gigi premolar serta anatomi fisur, jumlah pit, ada atau tidaknya tuberculum
a. Ras Caucasoid
1. Permukaan lingual yang rata pada gigi 1.2 ; 1.1 ; 2.1 ; 2.2 (tidak
terdapat cingulum)
3. Gigi molar pertama bawah (3.6 dan 4.6) lebih panjang dan tapered
4. Pada gigi premolar 2 atas (1.5 dan 2.5), jarak bucco-palatal lebih besar
5. Tuberculum carabeli gigi 1.6 dan 2.6 sering kali di bagian palatal
26
b. Ras Mongoloid
c. Ras Negroid
1. Akar gigi premolar 1.4 ; 1.5 ; 2.4 ; 2.5 cenderung membelah atau
27
d. Ras Australoid
e. Ras Khusus
Menurut Nursial Luth dan Daniel Fernandez (1995) ras khusus yaitu :
Bushman
Vedoid
Polynesian
Ainu
28
2.5.3.2Identifikasi ras korban dari lengkung gigi
a. Ras Mongoloid
b. Ras Negroid
c. Ras Caucasoid
d. Ras Australoid
Lengkung gigi berbentuk parabola lebar dengan gigi incisivus yang besar
e. Ras Khusus
Lengkung gigi berbentuk “U” yang sangat nyata dengan gigi incisivus
berukuran kecil
29
2.5.4 Identifikasi Korban melalui Restorasi dan Protesa yang Digunakan
dimana tidak sama satu dengan yang lainnya dan memiliki ciri-ciri khusus
pada korban harus dicatat secara teliti. Jika ditemukan adanya restorasi,
harus dicatat jenis restorasi yang dipakai, pada gigi apa, permukaan yang
e. Warna akrilik
Ilmiah International FKG Usakti tahun 1993, analisis golongan darah dari
30
Analisa golongan darah dengan metode absorpsi-erupsi dari jaringan pulpa
1. Gigi yang masih memiliki jaringan pulpa diambil sebagai bahan. Gigi tersebut
ditumbuk dalam lubang besi hingga hancur menjadi bubuk dan dimasukkan
sellama 24 jam
4. Lalu dicuci dengan saline solution sebanyak 7 kali, kemudian larutan saline
pemanas
- 5%. Kemudian ketiga tabung disentrifugasi dengan alat pemutar agar terjadi
aglutinasi
7. Perhatikan pada tabung mana yang mengalami aglutinasi. Pada tabung yang
31
32
BAB III
PENUTUP
waktu yang cukup lama. Saat ini dengan semakin canggihnya ilmu
dikenal juga meningkat tajam. Pada kasus kasus ini serta kasus-kasus kriminil,
Dari bahan gigi dan tulang misalnya, pada saat ini kita telah dapat melakukan
analisis DNA yang dapat menunjukkan identitas, jenis kelamin dsb secara
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Kasus
kebakaran dari suatu hotel dengan jumlah korban yang meninggal kurang
lebih 400 orang dari berbagai daerah dan mancanegara, apakah yang harus
dilakukan oleh dokter gigi tersebut dan apa yang melatarbelakangi Tim DVI
33
melibatkan dokter gigi dalam proses mengidentifikasi serta dasar hukum apa
Memberikan dasar hukum akan suatu peran dokter gigi dalam tim
yang sangat banyak dan bervariasi rasnya. Identifikasi ini juga dipersulit
oleh keadaan mayat korban yang sebagian besar sudah hangus dan bahkan
Dalam kasus ini, dokter gigi akan bekerja sama dengan tenaga medis
ke kamar mayat.
b. Lengkung rahang
34
d. Karies gigi dan kehilangan gigi
Topik utama yang dibahas dalam kasus ini adalah dasar-dasar hukum
peran seorang dokter gigi dalam tim DVI dan berbagai cara untuk
35