Anda di halaman 1dari 47

MANAJEMEN PERILAKU ANAK

Pelaksanaan perawatan secara efektif dan efisien bagi seorang penderita


sekaligus menanamkan sikap positif terhadap perawatan
Klasifikasi perilaku anak
Menurut Wright Menurut Frankl Menurut White

Kooperatif Sangat negatif(--) Perilaku


Tidak mampu Negatif (-) kooperatif
kooperatif Positif (+) Perilaku tidak
Berpotensi Sangat Positif mampu
kooperatif (++) kooperatif
Perilaku histeris
Perilaku keras
kepala
Perilaku pemalu
Perilaku tegang
Perilaku cengeng
Faktor yang mempengaruhi perilaku anak

Anak Keluarga

Tim Dokter Lingkungan


Gigi Klinik
Teknik Manajemen Perilaku Anak
Non-farmokologi
Farmokologi
(Pendekatan psikologi)
Komunikasi Sedasi
Modelling General Anestesi
Tell-Show-Do (TSD)
Desensitisasi
Voice Control
Distraksi
Reinforcement
Hand Over Mouth Exercise
(HOME)
Metode Non Farmakologi
Komunikasi
Desensitisasi
Verbal dan non verbal Untuk mengurangi rasa takut dan
cemas seorang anak
Modelling
Belajar dari pengamatan Latih pasien untuk santai dan
model video rileks.
Susun secara berurutan hal-hal
Tell-Show-Do yang membuat pasien cemas
Tell : menerangkan perawatan dan takut (dari yang paling
yang akan dilakukan pada anak menakutkan sampai yang tidak
dan bagaimana anak tersebut menakutkan).
harus bersikap. Rangsangan ditingkatkan
Show : mendemonstrasikan sedikit demi sedikit
apa yang akan dilakukan
Do : Pasien mulai dilakukan
perawatan
Metode Non Farmakologi
Voice Control Distraksi
Teknik ini merupakan Pengalih perhatian
modifikasi kontrol volume bermaksud untuk
suara, kecepatan dan nada, mengalihkan perhatian
untuk mempengaruhi pasien dari prosedur
langsung perilaku anak perawatan
Bisa dalam bentuk kartun,
buku, musik atau cerita
Metode Non Farmakologi
Hand Over Mouth Exercise Reinforcemenf
(HOME)
Menahan anak di kursi gigi, Tindakan untuk menghargai
menempatkan tangan di mulut prestasi yang telah dicapai,
(untuk memungkinkan anak agar prestasi tersebut
untuk mendengar) diulang
Dokter gigi kemudian
berbicara secara perlahan
menjelaskan pada anak bahwa
tangan akan dilepaskan segera
setelah berhenti menangis
Begitu ini terjadi tangan
dilepas, dan anak dipuji
Metode Farmokologi
Sedasi Inhalasi Oksida Nitrat/Oksigen
Pada anak-anak yang kurang Inhalasi oksida
kooperatif dan tidak mau nitrat/oksigen adalah teknik
dilakukan perawatan yang aman dan berguna
untuk mengurangi
Obat-obatan yang bersifat kecemasan dan
sedative secara oral, mengembangkan
intravena, intramuscular, komunikasi efektif
dan inhalasi Onset kerjanya cepat, efek
Barbiturate, kloral hidrat, kadarnya sederhana dan
hydroxyzine, neprobamate, reversibel, dan pemulihan
dan diazepam cepat dan lengkap
KARIES GIGI PADA ANAK
KARIES GIGI
Penyakit jaringan keras gigi yang melibatkan
email, dentin, dan sementum yang disebabkan
oleh aktifitas m.o dalam karbohidrat
Faktor Penyebab
- Plak
- Substrat
- Host
- Time
NURSING CARIES
Nursing Caries (1966)
Nursing Bottle Mouth (1967)
Nursing Bottle Syndrome (1977)
Baby Bottle Caries (1980)
Babby Bottle Mouth (1984)
Nursing Bottle Caries (1986)
Milk Bottle Syndrome, Circular Caries (1988)
Tooth Cleaning Neglect (1996)
Early Childhood Caries (1998)
Klasifikasi ECC
Tipe I Tipe II Tipe III
(Ringan sampai sedang) (Sedang sampai parah) (Parah)
Lesi karies pada gigi Lesi karies pada labial Lesi karies mengenai
m dan I lingual gigi I RA hampir seluruh gigi,
Usia 2-5 tahun dengan atau tanpa termasuk I RB
Biasanya disebabkan karies pada molar, Biasanya telihat pada
sisa makanan dan tergantung usia usia 3-5 tahun
kurangnya kebersihan Muncul sejak gigi Etilogi : kombinasi
mulut pertama erupsi Menyebar dan
Gigi I RB tidak terlibat melibatkan seluruh
Biasanya disebabkan permukaan gigi
karena penggunaan rampant caries
botol susu yg tidak
tepat
Tampilan Klinis
Gigi I sentral RA

Gigi I lateral RA

Gigi m1 RA

Gigi c dan m2 RA

Gigi m RB
Nursing Caries Rampant Caries

Bentuk spesifik dari karies


Akut, karies yang menyebar luas
rampan

Pada bayi dan balita Termasuk remaja

Gigi sulung Gigi sulung dan permanen

Pola spesifik, I RA diikuti dgn


I RB terlibat
molat
Etiologi: pemberian makanan E/ Multifaktor: Makanan,
yang tidak tepat meningkatnya saliva, genetik

Th/ aplikasi TF, ART Th/ : perawatan pulpa

Preventif: Edukasi orang tua DHE


PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN
MULUT PADA ANAK
Preventive Dentistry
Semua usaha yang ditujukan untuk:
Mencegah, Mengobati, dan Memelihara

Leavel & Clark


Pencegahan Primer
Pencegahan Sekunder
Pencegahan Tersier
Pencegahan Primer

Pemeriksaan
Pemeliharan
DHE Gigi secara
Kesehatan Gigi
Teratur

Pencegahan Pencegahan
Karies dengan dengan Fissure
Fluor Sealent
Pencegahan Karies dengan Fluor
Peranan fluor terhadap email
Mengurangi kelarutan email terhadap asam
pada hidroksi apatit (gugus OH diganti dengan
F Fluor apatit)
Menghambat pertumbuhan bakteri
menghambat pembentukan asam oleh
bakteri, menghambat kerusakan email lebih
lanjut
Pencegahan Karies dengan Fluor

Sistemik Topikal

Pengaruh fluoridasi air Pengulasan pada gigi : (NaF,


minum (dosis 1ppm) 1mg/l APF, SnF)
Fluor dalam nutrisi : Obat kumur fluor : Torel &
sayuran hijau, susu, ikan Siberg berkumur dengan
,telur, daging, teh NaF 25% selama 3
Fluor dalam tablet menit/hari selama 1 bulan
Pemberian fluor dalam Pasta Gigi fluor
tablet hisap Permen karet
Fluor dalam bentuk garam
Pencegahan Karies dengan Fluor
1. NaF : Powder, gel, larutan 2% NaF
Teknik Nutson Teknik Bibby

Profilaksis Profilaksis
Isolasi Isolasi
Ulasi NaF 3-5 menit Ulasi NaF 7-8 menit
Tidak makan dan 3kali dalam 1 tahun
minum selama 30 Kerugian:
menit kunjungan banyak
(diulangi 4 minggu
berturut-turut)

Keuntungan : rasa yang enak, tidak mengiritasi, tidak ada pewarnaan gigi
Pencegahan Karies dengan Fluor
2. APF (Acidulat Fosfoluorida) solution, gel 1,23%

Teknik:
Profilaksis
Isolasi
Ulasi APF 4 menit
Tidak makan dan minum selama 30 menit
Dilakukan 6 bulan sekali
Pencegahan Karies dengan Fluor
3. SnF2 8-10%

Teknik Muller
Profilaksis
Isolasi
Ulasi SnF 8% 4 menit
Tidak makan dan minum 30 menit
Ulangi 2x setahun

Kekurangan : pewarnaan gigi, pahit, iritasi gusi


Pencegahan dengan odontotomi /
fissure sealent
Suatu tindakan menghilangkan pit & fissure
yang dalam dengan melakukan preparasi
kavitas dan menambalnya untuk mencegah
karies
Indikasi : pit dan fissure yang dalam, karies
insipient
Bahan yang digunakan : Bahan
adhesive/dengan sinar ultraviolet
Pencegahan dengan fissure sealent
Teknik Nuvaseal (dengan sinar Teknik bahan adhesive tanpa
ultraviolet) sinar UV
Isolasi Isolasi cotton roll
Bersihkan permukaan gigi dan Bersihkan permukaan gigi
keringkan
Siapkan campuran nuvaseal Hilangkan pit & fissure yang
dan lampu UV terdekalsifikasi dengan bur
Etching 20-60 bundar
Cuci 20 lalu keringkan Etching selama 20-60
Aplikasi nuvaseal Cuci 20 dan keringkan
Polimerisasi dengan UV
fisur tertutup Aplikasi bonding agent
Periksa dengan sonde, bila ada Aplikasi resin
yang belum tertutup, ulasi Polimerisasi dengan halogen
kembali dengan nuvaseal dan
sinari lagi Adaptasi dengan oklusi
Pencegahan Sekunder
Mendiagnosa dan merawat penyakit gigi dan
mulut Restorasi , preventif orthodonti

Pencegahan Tersier
Mencegah meluasnya penyakit gigi dan mulut
perawatan pulpa
ART (ATRAUMATIC RESTORATIVE
TREATMENT)
ART
Prinsip ART
Pembuangan jaringan karies gigi dengan hanya
menggunakan instrument tangan
Merestorasi karies dengan bahan restorasi yang
melekat (adhesive) pada gigi
Indikasi
Kavitas yang mencapai dentin
Kavitas yang dapat dimasukin instrument tangan
Prosedur Preparasi
Isolasi dengan cotton roll/
Bersihkan plak, permukaan gigi dikeringkan
Jalan masuk ke dalam kavitas diperluas
dengan dental hatchet
Kavitas dibersihkan
Karies dekat pulpa dibuang dengan hati-hati
Kavitas dibersihkan kembali dengan cotton
pellet basah dan kering
Prosedur Conditioning
Aplikasi kondisioner glass ionomer:
1. Satu tetes kondisioner diletakkan pada glasslab
2. CP diletakkan pada kondisioner
3. Kavitas dibersihkan dengan kondisioner 10-
15
4. Kavitas dicuci dengan CP basah paling sedikit 2x
5. Kavitas dikeringkan dengan CP kering
6. Prosedur 3-5 harus diulang jika kondisioner
maupun kavitas terkontaminasi saliva atau darah
Prosedur Restorasi
Instrumen dan bahan siap
Gigi dipastikan tetap kering selama prosedur
restorasi
Bubuk dan likuid diaduk selama 20-30 detik
Satu sendok bubuk Botol likuid dituangkan Dalam posisi vertical botol
diletakan pada dalam arah horizontal digeser dan teteskan
glasslab dibagi 2 membuang udara dari sebanyak 1 tetes pada
ujung botol glasslab
sama banyak

Setengah bagian bubuk


mulai diaduk dengan likuid
Likuid disebarkan dengan sampai semua partake Hasil akhir adukan
spatula seluas +- 1,5cm bubuk terbasahi, kemudian permen karet.
tambahkan bagian bubuk
lagi
Prosedur Restorasi (cont.)
Aplikasikan GI ke dalam kavitas dan fisur di
sekitarnya
Kelebihan GI dibuang dengan eskavator
Gigitan diperiksa dengan kertas artikulasi
Prosedur aplikasi bahan 30-40
Pengerasan bahan restorasi 1-2
Aplikasikan petroleum jelly
Cotton roll dilepas dan dianjurkan kepada pasien
untuk tidak makan paling sedikit selama 1 jam
RESTORASI GIGI SULUNG
Morfologi anatomi gigi sulung berbeda
dengan gigi permanen
1. Mahkota yang cembung
dan servikal jelas
2. Bidang oklusal sempit
3. Servikal ke apeks menonjol
4. Enamel tipis
5. Tanduk pulpa tinggi
6. Saluran akar kecil
7. Dasar pulpa tipis
8. Ada gigi permaen yang
akan tumbuh
9. Inklinasi prisma enamel
berbeda
Prinsip Preparasi Kavitas (BLACK)

1. Outline form
2. Removal of caries (Membuang jaringan karies)
3. Resistance form (Membuat bentuk resistensi)
4. Retention form (Membuat bentuk retensi)
5. Convenience form
6. Finishing the enamel margin (Menghaluskan
dinding / tepi kavitas)
7. Toilet of the cavity (Membersihkan kavitas dari
debris)
Kavitas klas I Restorasi Klas I Amalgam
Isolasi
Pembentukan outline
ekstensi pada groove atau
fissure dgn bur fisur
Lebar 1/3 bidang oklusal
Dinding preparasi agak
konvergen ke arah oklusal,
dengan ketebalan 0,5-1 mm ke
dlm dentin
Dasar kavitas agak datar
Kavitas dibersihkan dengan air
dan dikeringkan
Semen base
Amalgam dgn pistol plugger
burnisher
Cek prematur kontak
Pemolesan setelah 24 jam
Kavitas klas II Teknik preparasi kls II Amalgam

1. Isolasi
2. Preparasi box proksimal
kedalaman preparasi ke arah pulpa 1
- 1,5 mm
3. Isthmus lebarnya 1/3 lebar cusp
bukal lingual
4. Gingival wall lebar sekitar 1mm
10. Ukir dengan amalgam 5. Axial wall paralel dengan
carver kontur asli
11. Lepas wedge dan matriks 6. Dinding bukal lingual konvergen
retensi
12. Lewatkan floss di 7. Memasang matriks, wooden
interdental wedge
8. Semen base
13. Penghalusan dengan
9. Triturasi amalgam tumpat
burnisher dengat pistol amalgam dimulai dari
14. Cek oklusi box kondensasi tumpat sampai
oklusal
Kavitas Klas III Preparasi klas III

Isolasi
Membuang jaringan karies
dgn bur bulat fasial ,dan
membebaskan titik kontak
Membuat dovetail
Preparasi pada proksimal
berbentuk segitiga dengan
dasar pada gingival area
Retensi bevel pendek
(0,5mm) diseluruh tepi
kavitas
Bersihkan kavitas dan
keringkan
Kavitas Klas IV Preparasi klas IV
Isolasi
Buang jar karies, bebaskan
titik kontak sampai insisal
Buat bevel pendek
disekeliling tepi kavitas
Bersihkan dan keringkan
kavitas
Pasang matriks
Etsa tepi kavitas 15-60s,
bilas dan keringkan
Bonding 20s
Tumpat dengan resin
komposit
Kavitas Klas V Preparasi klas V

1. Isolasi
2. Preparasi kavitas dibuat
sejajar sesuai garis servikal,
sedalam 1-2 mm
3. Dasar kavitas atau dinding
pulpa konveks sesuai kontur
gigi, sudut kavitas membulat
4. Retensi mekanik berupa
undercut dibuat dengan bur
inverted cone
5. Membuat bevel pendek
disekeliling tepi kavitas
6. Kavitas dibersihkan dan
dikeringkan
7. Tumpat dengan GI
8. Pemolesan
Restorasi Inlay/Onlay
Inlay adalah tumpatan rigid yang ditempatkan di
kavitas diantara cusp gigi, sedangkan
onlay/overlay merupakan rekonstruksi gigi yang
lebih luas meliputi satu atau lebih cusp gigi
Preparasi Inlay
- Outline form sempit dengan sudut tajam
- Dinding kavitas sejajar/membuka ke oklusal
- Cavosurface line angle dibevel
- Memeriksa hasil preparasi kavitas dengan
menggunakan kompon yang dilunakan dan
ditekankan pada kavitas
SSC (Stainless Steel Crown)
Indikasi SSC
1. Gigi molar desidui atau permanen muda yang sudah
mengalami karies yang luas.
2. Karies proksimal yang memerlukan preparasi sampai
permukaan bukal dan atau atau lingual
3. Gigi yang sudah mengalami perawatan endodontik
4. Gigi yang mengalami malformasi, mIsalnya hipoplasia,
hipokalsifikasi, dentinogenesis/ amelogenesis imperfekta
5. Gigi molar yang fraktur
6. Pasien-pasien yang tidak dapat mengontrol kebersihan
mulut, misalnya pasien disable (handicaped).
7. Sebagai attachment pada perawatan space maintainer
Teknik Preparasi
1. Anesthesi lokal, untuk gigi yang masih vital
2. Kurangi permukaan oklusal dengan bur fissure,
pengurangan dimulai dan daerah grove 1-1,5 mm
3. Kurangi permukaan proksimal, sehingga tidak ada
kontak dengan gigi sebelahnya Dinding paralel
atau sedikit konvergen terhadap axis gigi, dimulai
dari oklusal ke arah gingival
4. Kurangi permukaan bukal sampai 1 mm
subgingival
5. Tumpulkan sudut-sudut yang tajam
6. Ambil jaringan karies dengan round bur
kecepatan rendah.
Teknik Preparasi
Seleksi dan adaptasi crown
1. Ukur jarak/ruang mesiodistal gigi
2. Pilih crown dengan lebar mesodistal yang sesuai
3. Letakkan SSC pada preparasi Beri tanda pada permukan bukal dan lingul pada
free gingival margin Kurangi bagian dibawah tanda 0,5 1 mm dgn gunting
sehingga crown masuk ke sulcus gingiva 1 mm
4. Haluskan permukaan crown dengan stone bur dan rubber wheel polish
5. Crimping pada tepi-tepi SSC
6. Pasang, lihal tepi-tepi gingival, bila sudah pas, ambil SSC dan lakukan sementasi.
7. Cek dengan artikulating paper, untuk belihat bila terdapat traumatik oklusi
8. Bersihkan ekses/kelebihan semen pada margin dengan sonde dan dental floss

Anda mungkin juga menyukai