Anda di halaman 1dari 38

MANAGEMENT PERILAKU ANAK

KLINIK INTEGRASI 1- IKGA


(KELOMPOK F)
Anggota kelompok
Fitricia Lely M (211611101101)
Annisa Furqoni (211611101102)
Milhatul Maiziah (211611101103)
Shinta Puri (211611101104)
Maulidya Yuni L (211611101105)
Rahmat Agung (211611101106)
Imania Zulfa (211611101107)
Pengertian

Manajemen perilaku anak merupakan suatu metode yang


digunakan untuk mendapat penerimaan anak terhadap
perawatan pada dental chair sehingga perawatan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien
Tujuan
Tujuan dari manajemen perilaku adalah
• Untuk menanamkan sikap positif terhadap perawatan kesehatan
gigi dan mulut
• Membangun komunikasi
• Mengurangi ketakutan dan kecemasan
• Memberikan perawatan yang efektif dan efisien
• Membangun kepercayaan antara dokter gigi dengan anak
KLASIFIKASI PERILAKU ANAK
Frankl Behavioral Rating Scale
1. Definitely Negative ( -- )
• Menolak perawatan, menangis kuat, atau melakukan hal ekstrem lainnya yang
negatif
2. Negative ( - )
• Enggan menerima perawatan, tidak kooperatif, menunjukkan sikap negative tapi
tidak melalui ucapan, seperticemberut, diam
3. Positive ( + )
• Menerima perawatan, penuh dengan kehati-hatian, kesediaan untuk mengikuti
arahan dokter gigi secara kooperatif
4. Definitely Positive ( ++ )
• Hubungan yang baik dengan dokter gigi, tertarik dengan prosedur perawatan,
tertawa, senang/gembira
Wright (1975)
1. Kooperatif
Merasa tenag dan antusias ketika berada di klinik dokter gigi, menunjukkan
sikap yang patuh terhadap instruksi dokter gigi, jarang membutuhkan
pendekatan farmakologi dalam melakukan perawatan gigi
2. Kurang mampu untuk Kooperatif
Usianya sangat muda (kurang dari 3 tahun), belum bias berkomunikasi dengan
baik, anak-anak berkebutuhan khusus, diperlukan pendekatan farmakologi
3. Berpotensi Kooperatif
Memiliki masalah perilaku namun berpotensi untuk berperilaku baik, perubahan
perilaku ini dapat dilakukan melalui pendekatan non-farmakologi yang tepat
FAKTOR YANG DAPAT
MEMPENGARUHI PERILAKU ANAK
1. Faktor Anak
Umur
• Usia 2 tahun
• Anak takut pada gerakan mendadak yg tidak terduga (ex: gerakan
Dental Chair scr mendadak) dan takut cahaya yang terang
• Takut apabila dipisahkan dengan ortu (sebisa mungkin ditemani ortu)
• Usia 3 tahun
• Anak mulai kooperatif dengan pendekatan positif dr dokter gigi
• Usia 4 tahun
• Anak terkadang patuh apabila diatur
• Beberapa anak menentang perintah operator
• Usia 5 tahun
• senang melakukan aktivitas berkelompok
• Siap berpartisipasi
• Memiliki sedikit rasa khawatir bila terpisah dengan ortu
• Usia 6-12 tahun  Jenis Kelamin
• Anak sudah mulai bisa Menurut penelitian
menangani ketakutan Mohammed, 2014 mengatakan
terhadap perawatan bahwa: perempuan dinilai lebih
• Anak sudah mulai mengerti tinggi tingkat ketakutannya
dengan penjelasan dokter terhadap tindakan perawatan
gigi mengenai tujuan dan GILUT, tapi berdasarkan data
prosedur apa yang akan tidak terdapat perbedaan yang
dilakukan signifikan yang disebabkan
karena faktor budaya
Pengalaman perawatan GILUT Jenis perawatan
Anak cenderung takut
Anak2 yang mempunyai perawatan pencabutan
pengalaman perawatan medis
yang (+) cenderung bersifat
kooperatif, berbeda dengan anak Anak dengan kebutuhan
yang sama sekali belum memiliki khusus
pengalaman maupun yang
memiliki pengalaman buruk
dalam perawatan biasanya harus Anak yang mempunyai
membangun kepercayaan. toleransi rendah terhadap sakit
2. Faktor Keluarga
Orangtua yang mudah cemas Membicarakan perawatan gigi
dapat menularkan kepada perilaku didepan anak shg anak
anak shg anak mudah cemas dan menjadi cemas dna takut shg
takut bila dilakukan perawatan
GILUT anak tidak kooperatif

Tindakan mengancam anak


dengan menggunakan kunjungan
ke dokter gigi sebagai hukuman
menjadikan anak takut ke dokter
gigi
Sikap ortu sangat berpengaruh terhadap perawatan GILUT
anaknya:
Ortu yg otoriter
Ortu yg terlalu sabar
Ortu yg lalai
Ortu yang mudah mencurigai
Ortu yang terlalu melindungi
Ortu yang terlalu cemas
Ortu yang terlalu mengidentifikasi
3. Faktor Tim Dokter Gigi

Pasien anak cenderung memperhatikan perilaku


dokter gigi ketika mereka berkunjung. Kunjungan
pasien anak pada saat itu, akan mempengaruhi
perilaku anak pada kunjungan berikutnya.
Oleh karena itu, dokter gigi harus mampu menjalin komunikasi
dan hubungan yang baik dengan pasien anak untuk memperoleh
perawatan gigi dan mulut yang optimal.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan bersikap
ramah, bersahabat, serta menyenangkan kepada pasien anak.
Beberapa syarat agar dapat tercipta komunikasi
antar personel dokter gigi dengan pasien anak dan
orang tua nya :
1. Positiveness (Sikap Positif)
2. Supportiveness (Sikap mendukung)
3. Equality (Keseimbangan antara pelaku
komunikasi)
4. Openess (Sikap dan keinginan untuk terbuka)
4. Faktor Lingkungan Klinik Gigi

Ruangan paraktik dokter gigi sebaiknya dibuat senyaman


mungkin. Apabila ruang praktik tidak terbatas hanya untuk anak
– anak, salah satu metode yang efektif ialah dengan pembuatan
ruang tunggu yang dibuat sedemikian rupa khusus anak – anak.
Dasar Manajemen
Perilaku Anak
konsep Pedodontic Treatment Triangle

Garis menunjukan komunikasi dua arah antar komponen dan


merupakan hubungan timbal balik.

Anak berada pada puncak segitiga dan menjadi fokus perhatian


dari keluarga dan dokter gigi.
Orangtua/keluarga berperan dalam memberikan informasi
kepada dokter gigi dan dorongan moril kepada anak.
Dokter gigi berperan mengarahkan dan mengendalikan agar
seluruh komponen dalam segitiga tersebut dapat bekerja sama
dengan baik.
TEKNIK
MANAJEMEN
PERILAKU
ANAK
TELL- Dokter gigi menjelaskan kepada TELL

SHOW-DO pasien apa yang akan dilakukan


(menggunakan bahasa yang
Teknik ini digunakan secara mudah dipahami)
luas untuk membiasakan
anak dengan prosedur baru Memberikan demonstrasi prosedur
dengan meminimalkan rasa pada pasien (mencontohkan
takut SHOW gerakan handpiece dengan
perlahan pada jari tangan pasien)
Teknik ini dapat mengurangi
kecemasan pada pasien anak
yang pertama kali datang ke Dokter gigi melakukan tindakan
dokter gigi pada anak (sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan) DO
MODELLING

Teknik menggunakan
kemampuan anak untuk
Anak diajak belajar dari pengamatan
meniru anak lain dengan model. Ia diajak mengamati anak lain
cara menunjukkan sebayanya yang sedang dirawat giginya
pengalaman sama dan dan berperilaku kooperatif
telah berhasil
DISTRAKSI
Contoh kegiatan
yang dilakukan:
Teknik yang digunakan
● Mengajak berbicara pasien anak
untuk mengalihkan fokus tentang apa yang ia gemari
atau perhatian nyeri anak ● Bermain gadget
pada hal lain ● Menonton film kesukaan anak-
anak
● Bermain boneka yang ia gemari
Desensitisasi

Teknik yang dilakukan


dengan mengurangi rasa
takut pasien anak secara Teknik ini membantu seorang anak
untuk menangani ketakutan yang
bertahap hingga anak spesifik dengan kunjungan berulang.
tidak merasa takut
kembali
Penguatan
positif (Positive Positive
Reinforcement
Reinforcement)
Teknik yang memberikan ● Pujian Lisan
penguatan positif untuk ● Sentuhan Kasih sayang
● Atau gift yang diberikan setelah
mempertahankan tingkah laku anak mengikuti prosedur
positif pasien perawatan
Penguatan positif yang
diberikan berupa
penghargaan terhadap
tingkah laku baik anak
selama perawatan
HOME
(Hand Over Mouth Exercise)
• Indikasi:
•Tujuan:
• Anak tidak koperatif • Mencegah penolakan
• Melawan • Menyadarkan anak
• Histeris • Mendapatkan perhatian anak
• Agresif
• Komunikasi tidak berjalan
baik
• Syarat:
• Usia 3 – 6 tahun
• Sehat
• Tidak minum obat
• Teknik lain gagal
• Izin orang tua
HOME
(Hand Over Mouth Exercise)
Prosedur:
• Pemberitahuan ke orang tua, dan orang
tua meninggalkan ruangan
• Tangan drg menutup mulut anak
(perhatikan hidung)
• Membisikan agar anak berhenti menangis
• Bila berhasil, lepaskan tangan dan beri
pujian
• Anak bertemu orang tuanya kembali
RESTRAINT
• Restraint / Protective stabilization atau Pelindung
Stabilisasi adalah teknik dengan pembatasan pergerakan
pasien untuk mengurangi pergerakan pasien yang tidak
diinginkan serta adanya risiko cedera pada semua orang di
ruang perawatan gigi.
• Biasanya menggunakan papoose board atau Pedi-wrap
• Indikasi: pasien dengan retardasi mental
SEDASI SADAR
Sedasi sadar adalah kondisi saat pasien mengalami
penurunan kesadaran yang masih terkendali
sehingga reflek protektif masih dapat dipertahankan
agar pasien dapat mempertahankan pernapasannya
sendiri dan memungkinkan respon yang diharapkan
melalui stimulus fisik atau permintaan secara verbal
INDIKASI
Pasien dengan rasa cemas dan takur berlebihan
terhadap perawatan gigi dilihat dari pemeriksaan fisik,
riwayat medik, dan evaluasi status fisiologis
ANASTESI UMUM
Kondisi tidak sadar yang terkontrol disertai dengan kehilangan reflek protektif,
meliputi kemampuan untuk mengontrol pernapasan dan merespon terhadap
stimulus fisik atau verbal

INDIKASI
• Pasien tidak kooperatif karena kurangnya kematangan secara psikologis dan
emosional dan/atau keterbatasan mental, fisik, dan medis
• Pasien yang tidak efektif menerima anastesi local karena infeksi akut
• Pasien dengan perilaku tidak kooperatif yang ekstrem, ketakutan, kecemasan
berlebihan dan tidak komunikatif
• Pasien yang memerlukan prosedur pembedahan dan perawatan gigi dengan
segera dan komprehensif
KOMUNIKASI DOKTER GIGI DAN PASIEN
ANAK
Komunikasi Efektif Dokter-
Komunikasi Dokter-Pasien Pasien
komunikasi dalam interaksi Pengembangan hubungan
antara dokter dan pasien di dokter-pasien secara efektif
tempat praktik diartikan yang berlangsung secara
tercapainya pengertian dan efisien, dengan tujuan utama
kesepakatan yang dibangun penyampaian informasi atau
dokter bersama pasien pada pemberian penjelasan yang
setiap langkah penyelesaian diperlukan dalam rangka
masalah pasien membangun kerja sama antara
dokter dengan pasien.
Komunikasi non-verbal
KEJELASAN PASIEN
Komunikasi non-verbal juga dapat
Pesan yang disampaikan ketika
disampaikan melalui kontak tubuh.
berkomunikasi dengan pasien anak harus
Contoh: dapat dimengerti dengan satu pemikiran
• saat dokter gigi meletakkan tangannya yang sama antara penyampai pesan dan
pada pundak anak saat duduk di dental penerima pesan. Sangat sering digunakan
chair agar merasakan kehangatan dan eufimisme (pengganti kata) untuk lebih
dimengerti dalam menjelaskan prosedur
lebih merasa bersahabat.
perawatan pada pasien anak.
• kontak mata dokter gigi sebaiknya
Seperti:
menatap anak dengan tatapan lembut
- Alginat = puding
dan tidak melotot.
- Anestesi = obat tidur gigi
Tujuan Komunikasi Dokter-Pasien
1. Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan
pasien)
2. Membantu pengembangan rencana perawatan bersama pasien, untuk
pasien, untuk kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien,
termasuk kemampuan finansial.
3. Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian upaya
penyelesaian masalah kesehatan pasien.
4. Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang
penyakit/masalah yang dihadapinya.
5. Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah-
langkah atau hal-hal yang telah disetujui pasien.
Manfaat Komunikasi Dokter Pasien
1. Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan
medis dari dokter atau institusi pelayanan medis.
2. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang
merupakan dasar hubungan dokter-pasien yang baik.
3. Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan
medis.
4. Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien
fase terminal dalam menghadapi penyakitnya.
Komunikasi dengan Pasien Anak
• Penting untuk memahami bagaimana dan apa yang anak-anak
komunikasikan pada kita dan pengaruh pemilihan kata yang
tepat ketika berkomunikasi dengan anak.
• Komunikasi dapat membantu meringankan rasa takut dan
kecemasan, membangun hubungan yang percaya antara tim
gigi, pasien anak, dan orang tua, dan membantu dalam
mempromosikan sikap positif anak terhadap kesehatan oral.
Tim harus mempertimbangkan perkembangan kognitif pasien
anak serta adanya defisit komunikasi, seperti gangguan
pendengaran, ketika berkomunikasi dengan mereka.
Komunikasi Efektif dengan Pasien Anak
• Menjalin komunikasi dengan anak, dan terlibat dengan anak dalam
percakapan. Hal ini memungkinkan dokter gigi dan tim untuk belajar
tentang pasien, dan membuat pasien nyaman.
• Pastikan bahwa semua orang mengakui komunikator utama. Anggota tim
harus menyadari peran mereka saat berkomunikasi dengan pasien anak.
• Penting untuk menyampaikan pesan dengan bahasa yang sederhana,
jelas, dan sesuai usia.
• Menggunakan kontrol suara dengan tepat.
• Menggunakan komunikasi multisensori.
• Aktif mendengarkan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai