Anda di halaman 1dari 4

1.4.

2 Non-farmakologi

1. Komunikasi

Tanda keberhasilan dokter gigi mengelola pasien anak adalah


kesanggupannya berkomunikasi dengan anak dan memperoleh rasa percaya dari
anak, sehingga anak berperilaku kooperatif. Komunikasi adalah proses dimana setiap
orang dapat saling berbagi informasi, bertukar pikiran, berbagi rasa dan memecahkan
permasalahan yang dihadapi.

Cara komunikasi dengan anak yang paling umum digunakan adalah cara
verbal yaitu melalui bahasa lisan. Banyak cara untuk memulai komunikasi verbal,
misalnya untuk anak kecil dapat ditanyakan tentang pakaian baru, kakak, adik, benda
atau binatang kesayangannya. Berbicara pada anak harus disesuaikan tingkat
pemahamannya. Kadang diperlukan second language terutama untuk anak kecil
misalnya untuk melakukan anestesi pada gigi sebelum pencabutan dapat diistilahkan
menidurkan gigi.

Komunikasi non-verbal dapat dilakukan misalnya dengan melakukan kontak


mata dengan anak, menjabat tangan anak, tersenyum dengan penuh kehangatan,
menggandeng tangan anak sebelum mndudukkan ke kursi perawatam gigi, dan lain-
lain.

2. Tell show do

Caranya melalui tell show do, yaitu:

 TELL yaitu menerangkan perawatan yang akan dilakukan pada anak dan
bagaimana anak tersebut harus bersikap
 SHOW yaitu menunjukkan atau mendemostrasikan pada anak apa saja yang
akan dilakukan terhadap dirinya
 DO yaitu anak dilakukan perawatan gigi sesuai dengan hal yang diuraikan
atau didemostrasikan.
Pada waktu melakukan TSD harus sesuai dengan yang diceritakan atau
ditunjukkan, jadi jangan sampai anak merasa dibohongi. Pendekatan TSD dapat
dilakukan bersama-sama dengan cara modeling. Cara pendekatan dengan TSD dapat
diterapkan untuk semua jenis perawatan pada anak kecuali melakukan suntikan.

Tujuan TSD yaitu memungkinkan anak untuk mempelajari dan memahami


prosedur perawatan gigi dengan cara yang meminimalkan kecemasan. Digunakan
dengan imbalan, secara bertahap membentuk perilaku anak terhadap penerimaan
prosedur invasif lebih.

Indikasi TSD bisa digunakan dengan semua pasien. Dapat digunakan untuk
berurusan dengan yang sudah ada kecemasan dan ketakutan, atau dengan pasien
menghadapi dokter gigi untuk pertama kalinya.

3. Penguatan (reinforcement)

Penguatan dapat diartikan sebagai pengukuhan pola tingkah laku yang akan
meningkatkan kemungkinan tingkah laku tersebut terjadi lagi kemudian hari. Hampir
semua benda menjadi penguat dokter gigi sehigga dapat meningkatkan hubungan
sosial dengan cara memberikan perhatian, doa, senyum, dan pelukan. Benda penguat
yang dapat diberikan misalnya sticker, pensil, dan lain-lain.

4. Desensitisasi

Tujuan: untuk mengurangi rasa takut dan cemas seorang anak dengan cara
memberikan rangsangan yang menghilangkan cemas sedikit demi sedikit yang
disebut dengan istilah “systemic desensitization” karena ada tiga tahap, yaitu:

 Latih pasien untuk santai dan rileks


 Susun secara berurutan hal-hal yang membuat pasien cemas dan takut (dari
yang paling menakutkan sampai yang tidak menakutkan)
 Rangsangan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
5. Modeling

Tujuan: untuk mengurangi dan menghilangkan rasa takut dan rasa cemas yang
tinggi. Modeling dan imitasi adalah suatu proses sosialisasi yang terjadi baik secara
langsung dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Ada empat komponen dalam
proses belajar:

 Memperhatikan
 Mengancam
 Memproduksi gerak dengan cepat
 Ulangan penguasaan dan motivasi proses meniru akan berhasil dengan baik.

6. Hand over mouth exercise (HOME)

HOME digunakan apabila beberapa cara lain dalam menciptakan komunikasi


yang baik mengalami kegagalan sehingga tingkah laku anak tidak terkendali. HOME
dilakukan pada anak sejak kunjungan pertama menunjukkan sikap tidak kooperatif,
tidak mengerti dengan penjelasan atau bujukan, keras kepala, menolak perawatan,
menangis meronta-ronta. Tindakan ini dilakukan pada anak sehat berumur 3-6 tahun.

7. Distraksi

Teknik distraksi adalah suatu proses pengalihan dari fokus atau perhatian pada
nyeri ke stimulus yang lain. Distraksi digunakan untuk memusatkan perhatian anak
agar menghiraukan rasa nyeri. Beberapa teknik distraksi yang dikenal dalam
pendekatan pada anak antara lain distraksi visual seperti melihat gambar dibuku,
bermain video games, distraksi pendengaran dengan mendengarkan musik atau
bercerita juga sangat efektif.

Finn SB. Clinical pedodontics. 4th ed. Philadelphia: WB Saunders Company; 1973

Anda mungkin juga menyukai