Pembimbing
Tenny Setiani Dewi, drg., M.Kes., Sp. PM
Seminaris
Tiara Sahayani 160110090027
Erizka Vidiantari 160110090028
Rio Rudiyanto 160110090029
Latar belakang: Dalam gaya hidup bertekanan tinggi yang terjadi saat ini, stres
memegang peranan utama pada kesehatan kita. Penelitian menggunakan
ultraweak chemiluminescence telah mampu menunjukkan efek dari stres
psikologis pada sistem imun, dengan menggunakan saliva sebagai penanda stres
psikologis. Dampak dari faktor psikososial pada lesi mukosa oral pada individu
ditemukan bahwa stres berkontribusi dalam melemahnya imun dan meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi.
Bahan dan metode: Penelitian ini melibatkan evaluasi subjek dari stres,
menggunakan Perceived Stress Scale. Berdasarkan nilai stres dan kehadiran atau
tidak adanya oral aphthae, subjek dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-
masing 30 orang. Setelah pemeriksaan intraoral menyeluruh, sampel saliva dari
setiap individu dikumpulkan dan dan dikenakan estimasi mikroprotein dengan
menggunakan analisis biokimia.
Kata kunci: Aphthous ulcers, perceived stress scale, stres psikologis, spesies
oksigen reaktif, level saliva peroksida
Pendahuluan
Dalam gaya hidup bertekanan tinggi yang terjadi saat ini, stres memegang
peranan utama pada kesehatan kita. Sistem stres mengkoordinasikan respon
adaptif terhadap organisme stresor apapun (albanidou, 2007). Sumbu
hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) menjadi aktif dalam respon terhadap stres.
Oleh karena itu, peningkatan level masalah kecemasan yang persisten telah
dikaitkan dengan perubahan fungsi sumbu HPA (Albanidou-Farmaki, 2008). Stres
dapat mempengaruhi imun baik melalui inervasi langsung dari sistem saraf pusat
dan sistem imun (saraf menghentikan fungsi organ limfoid) atau melalui jalur
imun neuroendokrin (pelepasan hormon). Bahkan perubahan perilaku yang terjadi
sebagai adaptasi atau cara mengatasi stres, seperti peningkatan merokok, minum
dan perubahan dalam diet mungkin mempengaruhi imunitas dan juga bergantung
pada paparan agen patogen, serta periode paparan (Cohen, 1991).
Sistem peroksidase dalam saliva terdiri dari tiga komponen (Welk, 2009):
Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk membandingkan level SPOx
dalam stres psikologis individu dengan dan tanpa adanya aphthous ulcer, yang
akan memberikan titik terang pada peran stres psikologis dan enzim saliva, dalam
etiopatogenesis oral aphthae.
Subjek dipilih dari pasien di departemen rawat jalan institusi serta relawan
mahasiswa. Kedua jenis kelamin termasuk dalam kriteria penelitian. Subjek
merupakan kelompok usia 18-25 tahun dan dipilih yang bukan perokok. Subjek
dengan riwayat pengguna tembakau, wanita hamil dan menyusui, memiliki
riwayat penyakit sistemik, serta pengguna obat-obatan saat ini merupakan kriteria
ekslusi dalam penelitian ini.
Hasil
Gambar 1. Korelasi antara stres dan level SPOx antara ketiga kelompok
Diskusi
Komposisi saliva terdiri dari air, bahan organik dan anorganik. Komponen
anorganik antara lain Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-, SO42-, H+, PO4, dan HPO42-.
Sedangkan komponen organik utamanya adalah protein yang berupa enzim
amilase, lisosim, kalikren, laktoperosidase, laktoferin, imunoglobulin, protein
kaya prolin dan musin. Selain itu ditemukan pula lipida, glukosa, asam amino,
ureum amoniak, vitamin dan beberapa hormon seperti kortisol 2,12.
Perbedaan tingkat enzim antara pria dan wanita dalam kelompok tidak
signifikan, serupa dengan penelitian oleh Kraus et al (1958)., yang menyatakan
bahwa dapat juga ditemukan aktivitas enzim peroksidase yang sama pada kedua
jenis kelamin. Tingkat perbedaan yang signifikan terdapat diantara kelompok
populasi pria yang mungkin disebabkan karena stabilitas yang lebih tinggi dari
keadaan oksidan/antioksidan pada wanita karena adanya mekanisme regulasi
hormon.
Ashby MT. 2008. Inorganic chemistry of defensive peroxidases in the human oral
cavity. J Dent Res
Ballieux RE. 1991. Impact of Mental Stress on the Immune Response. J Clin
Periodontal
Dewi, Nurul M. 2006. Dampak mekanisme selular dan molekular dari respon stres
terhadap jaringan periodontal. JITEKGI
Goi N, Takagi K, Hirai Y, Harada H, Ikari A, Terashima Y et al. 2007. Effect of
psychologic stress on peroxidase and thiocyanate levels in human saliva
detected by ultra weak chemiluminiscence. J Health Sci
Gunawan, B., Sumadiono. 2007. Stres dan Sistem Imun Tubuh: Suatu Pendekatan
Psikoneuroimunologi. Dalam: majalah: Cermin Dunia Kedokteran No.
154
Kraus FW, Perry WI, Nickerson JF. 1958. Salivary catalase and peroxidase
values in normal subjects and in persons with periodontal disease. Oral
Surg Oral Med Oral Pathol
Leung DY, Lam TH, Chan SS. 2010. Three versions of perceived stress scale:
Validation in a sample of Chinese cardiac patients who smoke. BMC
Public Health
Rathus, S.A. & Nevid, s.s. 2002. Psychology and The Challenge of Life:
Adjusment in the New Millenium. Eight Edition. Danver: John Willey &
Sons, Inc.
Rogers MP, Dubey, Reich P. 1979. The Influence of the Psyche and Brain on
Immunity and Disease Susceptibility. A Critical Review. Psychosomatic
Medicine