2. Uraikan tentang sejarah odontologi Forensik 3. Uraikan ruang lingkup Forensik Odontologi dari berbagai referensi, 4. Setiap kelompok kecil,buat 1 pertanyaan bebas sesuai topik dan jelaskan jawabannya
1. Definisi Forensik Odontologi
Pengertian forensik menurut Dorland (2010), forensik adalah berkaitan dengan suatu tempat jual-beli atau tempat pertemuan umum berkenaan dengan atau dilakukan dalam peristiwa hukum (Dorland, 2010). Pengertian forensik menurut identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik. Yang dimaksud dengan identifikasi ilmu kedokteran gigi forensik adalah semua aplikasi dari disiplin ilmu kedoktaran gigi yang terkait dalam suatu penyidikan dalam memperoleh data- data post mortem, berguna untuk menentukan otentitas dan identitas korban maupun pelaku demi kepentingan hukum dalam suatu proses peradilan dan menegakkan kebenaran (Lukman, 2006). Apabila seorang dokter gigi dengan surat permintaan sebagai anggota penyidik, anggota tim identifikasi, dan sebagai saksi ahli apabila hakim sulit memutuskan sesuatu perkara dalam suatu sidang peradilan sedangkan pada tubuh korban terdapat pola bekas gigitan, menggunakan gigi palsu, serta seluruh data- data gigi yang telah dilakukan dari semua disiplin ilmu kedokteran gigi maka hakim akan meminta seorang ahli untuk memastikan hal tersebut diatas demi memantapkan keputusan yang akan diambilnya (Lukman, 2006).
2. Sejarah Odontologi Forensik
Tahun Kejadian 1453 Adanya laporan kasus pertama indentifikasi gigi: Earl of Shrewsbury, yang gugur dalam pertempuran Castillon. 1775 Dr. Paul Revere: forensic odontologist pertama, mengidentifikasi korban berdasarkan gigi tiruan yang dibuatnya. 1849 Temuan pertama indentifikasi: dibuktikan dengan adanya mahkota gigi dari sisa-sisa korban yang hangus terbakar. 1850 Di Boston & Dr. John Webster dihukum sebagai kasus pembunuhan berdasarkan bukti gigi. 1884 R. Reid, seorang dokter gigi yang membaca sebuah kertas penting untuk pertemuan British Dental Association di Edinburgh yang berisi aplikasi ilmu dental dalam mendeteksi kejahatan. 1887 Gordon di Paris menyarankan penggunaan gigi dalam mengidentifikasi orang hilang, bergantung pada rekam medis dental yang akurat, yang disimpan oleh dokter gigi. 1897 Seratus dua puluh enam masyarakat Paris dibakar sampai mati dalam beberapa menit di Bazar de la Charite. Atas permintaan konsul yang tahu banyak korban, Dr. Oscar Amoedo (dokter gigi Cuban yang bekerja di Paris), dibantu oleh dua dokter gigi Perancis, Drs. Devenport dan Brault, memeriksa dan mengidentifikasi mayat-mayat. Kejadian ini diterbitkan sebagai teks pertama di forensik kedokteran gigi pada bencana massal. 1898 Dr. Amoedo menulis tesis tentang nilai kedokteran gigi dalam urusan hukum medis, oleh karena itu secara umum diakui sebagai ayah dari odontologi forensik. 1932 Edmond Locard menyarankan penggunaan sidik bibir sebagai sarana untuk mengindentifikasi seseorang. 1937 Adanya sebuah kasus pembunuhan yang kemudian berakhir dengan vonis bersalah hal tersebut berdasarkan dengan adanya bukti bite marks. 1946 Welty dan Glasgow merancang program komputerisasi untuk menyortir 500 rekam medis dental. 1963 Adanya temuan yang dinyatakan oleh J.Taylor bahwa tangan, mata, telinga, kulit kepala, dan gigi dihilangkan setelah kematian untuk menyembunyikan identitas. 1967 - Linda Peacock yang mengindentifikasi sebuah kasus pembunuhan dengan bekas gigitan yang juga disertai dengan bukti lainnya. - Menurut Keiser-Nielsen (1967), kedokteran gigi forensik didefinisikan sebagai "penanganan dan pemeriksaan berdasarkan bukti dental, dalam kepentingan keadilan, sehingga temuan gigi dapat benar dijelaskan dan dievaluasi." 1972/1973 International Reference Organization in Forensic Medicine and Sciences (I.N.F.O.R.M.) menerbitkan referensi dalam sebuah ringkasan mengenai 1.016 identifikasi gigi dan odontologi forensik yang disusun oleh Dr William.
3. Ruang lingkup Forensik Odontologi
Ruang lingkup odontologi forensik sangat luas meliputi semua bidang keahlian kedokteran gigi. Secara garis besar odontologi forensik membahas beberapa topik: 1. Identifikasi benda bukti manusia. 2. Penentuan umur dari gigi. 3. Penentuan jenis kelamin dari gigi. 4. Penentuan ras dari gigi. 5. Penentuan etnik dari gigi. 6. Analisis jejas gigit (bite marks). 7. Peran dokter gigi forensik dalam kecelakaan massal. 8. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal (Harvey,1996).