Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOMATERIAL I

“Sejarah, Sifat, dan Macam-Macam Bahan Kedokteran Gigi”

Tri Fitria Nabila 201911171 Yustisi Dwinda 201911177


Vina Herawati 201911172 Zahro R F 201911178
Tri Lanang W 201911173 Zendra Rio M 201911179
Vyra Annisa 201911174 Zhene A 201911180
Yemima Baby R 201911175 Farhany Sefina K 201911181
Yessika Suharya D 201911176
Disusun oleh kelompok 3:
Kelas: F/ Semester II
Fasilitator:
Pinka Taher, drg, M Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO
2020

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta kasih karunia-Nya sehingga kami mendapatkam
kemudahan dalam menyusun dan menyelesaikan tugas yang ada tepat tepat pada
waktunya. Judul dari makalah yang telah kami susun ini adalah “Sejarah, Sifat, dan
Macam-Macam Bahan Kedokteran Gigi”.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah BIOMATERIAL I mengenai
sejarah, sifat, dan macam-macam bahan kedokteran gigi, yang mana dengan tugas ini
kami mahasiswa/i dapat mengetahui lebih jauh dan menguasai semua materi yang
diharapkan dapat tercapai oleh kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
bersama-sama membantu dan mengerjakan makalah ini sehingga bisa terselesaikan
dengan baik. Dan juga kepada semua pihak yang telah membagi sebagian dari
pengetahuannya sehingga makalah ini bisa terlengkapi.
Kami berharap, dengan adanya makalah ini, materi mengenai sejarah, sifat,
dan macam-macam bahan kedokteran gigi akan lebih mudah dipahami dan
dimengerti secara lebih mendalam. Semoga makalah kami bisa menjadi salah satu
sarana atau media untuk mempelajari dan dapat mempermudah pembaca yang sedang
mempelajari tentang sejarah, sifat, dan macam-macam bahan kedokteran gigi.

Jakarta, 9 Maret 2020

Kelompok 3/Kelas F

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................4
1.1 Latar Belakang ..........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................6
2.1 Sejarah Kedokteran Gigi...........................................................6
2.2 Sifat Bahan Kedokteran Gigi.....................................................7
2.3 Macam-Macam Bahan Kedokteran Gigi..................................15
BAB III PENUTUP .......................................................................................23
3.1 Kesimpulan ...............................................................................23
3.2 Saran ..........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................24

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah pendidikan kedokteran gigi di Indonesia sebenarnya sudah dimulai
sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda. Sebenarnya kota Surabaya adalah tempat
dimulainya pendidikan kedokteran gigi di Indonesia. Pendidikan kedokteran gigi ini
berkaitan dengan dimulainya pendidikan dokter di Hindia Belanda. Sifat-sifat dari
bahan yang akan digunakan dalam kedokteran gigi pun ada pertimbangannya dan
sudah diteliti terlebih dahulu, apakah layah atau tidak, apakah berbahaya atau tidak,
dan masih banyak pertimbangan lainnya. Begitupun dengan macam-macam bahan
yang akan digunakan, seiring berjalannya waktu, semua mengalami perubahan, tetapi
tentu saja perubahan mengarah ke arah yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya.
Untuk mengetahui tentang sejarah dari kedokteran gigi, sejak kapan dan
bagaimana bisa tercipta, serta agar kita mengerti apa saja sifat-sifat dari bahan
kedokteran gigi yang seharusnya digunakan, dan apa bahan-bahan kedokteran gigi
yang digunakan, maka kami menciptakan makalah tentang “Sejarah, Sifat, dan
Macam-Macam Bahan Kedokteran Gigi” ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah sejarah dari kedokteran gigi?
2. Apa saja sifat dari bahan-bahan kedokteran gigi?
3. Apa saja macam-macam bahan dalam kedokteran gigi?

4
C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini kami susun dengan harapan semua rumusan masalah yang ada bisa
terjawab dengan jelas dan padat serta, menjadi media untuk membantu mendapatkan
informasi mengenai “Sejarah, Sifat, dan Macam-Macam Bahan Kedokteran Gigi”.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah kedokteran gigi


Ilmu kedokteran gigi sudah ada sejak Fir’aun rames II. Dr.ja’far khadem
yamani menyatakan pada saat itu sudah ada tabib ahli gigi yang tinggal di istana
Fir’aun yang bernama Bahab Azz. Seribu tahun sebelum kelahiran Nabi Musa AS,
orang – orang Akadia dan mesir sudah mampu membuat alat berupa pinset gigi,
pengikiran gigi dan tang gigi1. Mesir kuno yang mengungkapkan bahwa konsep sakit
bukan roh jahat akan tetapi ada dosa pada seseorang. Pengobatan orang sakit
dilakukan untuk penghapus dosa oleh pekerjaan pendeta dengan menggunakan ritual
religius. Konsep Mesir kuno meliputi pengalaman empiris dan tradisi religius. Mesir
kuno memulai institusional pendidikan kedokteran, spesialisasi, standarisasi,
pelaksanaan hukum bagi dokter yang bersalah. Ilmu kedokteran barat dimulai di
Yunani kuno dan Mesir kuno2.

“Ilmu kedokteran tidak dalam waktu semalam”, ujar Dr Abouleish MD dalam


tulisannya berjudul Contribution of Islam to Medicine. Keilmuan yang berkembang
dan peraktek-perakteknya tidak tampa mula. Tapi mempunyai sejarah panjang yang
dihasilkan para pendahulu hingga hasilnya dapat dilihat saat ini. Awal mula
kelahirannya dimulai pada masa peradaban Yunani. Warga Yunani yang baru belajar
di Mesir, mereka pulangke Athena sambal membawa buku-buku kedokteran gigi3.

Di era dinasti Turki usnami, ilmu kedokteran gigi awalnya berkembang di


Anatolia. Sebuah buku berjudul “Muntehab al-sifa” di tulis oleh Haci Pasha (1335-
1424 M) yang merupakan seorang dokter. Buku tersebut berisi tentang pengobatan
untuk pengobatan penyakit gigi. Dalam buku ini juga menyorot kaitan antara sakit
gigi dengan telinga.

6
Di Benua Amerika ilmu kedokteran gigi tak luput dari sejarah Pendidikan
University of Maryland School of Dentistry, kampus yang didirikan pada tahun 1840
ini dinobatkan sebagai kampus yang menyediakan fakultas kedokteran gigi pertama
di dunia. Prof Chaplin A. Haris adalah dekan pertama di kampus tersebut sekaligus
sebagai guru besarnya. Jika di Benua Amerika ditandai dengan berdirinya fakultas
maka di Eropa khususnya Ingris ditandai dengan berdirinya rumahsakit gigi pada
tahun 1858 di Kota London4.

Sejarah pendidikan kedokteran gigi di Indonesia sebenarnya sudah dimulai


sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda. Sebenarnya kota Surabaya adalah tempat
dimulainya pendidikan kedokteran gigi di Indonesia. Pendidikan kedokteran gigi ini
berkaitan dengan dimulainya pendidikan dokter di Hindia Belanda. Pada
tahun 1847 dr. W Bosch, Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kolonial Hindia
Belanda di Batavia mendapat laporan bahwa di wilayah Banyumas berjangkit
berbagai macam penyakit berbahaya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Pemerintah
Kolonial Belanda, sehingga setiap Kepala Desa (Lurah) diberi sebuah buku tuntunan
kesehatan dengan bahasa Jawa dan Melayu, agar setiap desa bisa menjaga kesehatan
desa serta penduduknya. Tetapi cara ini tidak membuahkan hasil. Sehingga pada 29
November 1847 Pemerintah Kolonial Belanda memutuskan akan memanggil
pemuda-pemuda pribumi untuk dididik menjadi juru kesehatan. Mereka yang
memenuhi syarat akan dididik di Rumah Sakit Militer Weltevreden4.

2.2 Sifat bahan kedokteran gigi


Sifat fisik bahan kedokteran gigi

1. Abrasi dan ketahanan abrasi

Kekerasan seringkali digunakan sebagai suatu petunjuk dari kemampuan


suatu bahan menahan abrasi atau pengikisan. Namun, abrasi merupakan mekanisme

7
kompleks pada lingkungan mulut yang mencakup interaksi antara sejumlah faktor.
Seringkali abrasi digunakan untuk membandingkan bahan-bahan dengan klasifikasi
tertentu, seperti satu merek logam tuang dengan merek lain jenis logam tuang
campuran yang sama5.

Keterandalan pengujian in vitro terhadap ketahanan abrasi adalah sesuatu


yang dirancang untuk mensimulasi sedekat mungkin jenis abrasi tertentu dimana
bahan akan digunakan secara in vitro. Meskipun demikian, pengujian keausan secara
in vitro tidak selalu memprediksi keausan in vitro secara akurat karena besarnya
kerumitan di bidang klinis. Namun, kekerasan suatu bahan hanyalah satu dari banyak
faktor yang mempegaruhi keausan permukaan email yang berkontrak dengan bahan.
Faktor utama lain termasuk tekanan gigitan, frekuensi pengunyahan, sifat abrasi
makanan, komposisi cairan, perubahan temperature, kekerasan tiap permukaan tiap
permukaan, sifat fisik bahan, dan ketidakteraturan permukaan gigi5.

2. Kekentalan

Sifat-sifat bahan kedokteran gigi terutama dititikberatkan pada sifat bahan


padat tersebut berbagai jenis tekananan pada temperature ruangan atau temperature
mulut. Namun, kebanyakan, bila tidak semua, logam-logam ini adalah berwujud cair
pada tahap-tahap tertentu dalam aplikasinya di bidang kedokteran gigi5.

Kekentalan adalah ukuran konsentrasi suatu cairan lambat, beserta


ketidakmampuannya untuk mengalir. Cairan dengan kekentalan tinggi mengalir
lambat karena viskostisasnya tinggi. Bahan kedokteran gigi mempunyai kekentalan
berbeda bila digunakan untuk penerapan klinis tertentu. Kekentalan dari kebanyakan
cairan meningkat cepat dengan meningkatnya temperaur. Kekentalan bergantung
pada perubahan wujud sebelumnya dari cairan. Kekentalan suatu bahan kedokteran
gigi menentukan ketepatannya untuk aplikasi tertentu5.

8
3. Struktur dan relaksasi tekanan

Setelah senyawa diubah bentuk secara permanen, aka nada tekanan internal
yang terjebak. Sebagai contoh , dalam suatu senyawa Kristal, atom-atom dalam pola
ruang geometric berubah tempat, dan sistem tersebut tidak dalam keseimbangan.

Relaksasi adalah dilepaskannya tekanan. Kecepatan relaksasi meningkat


dengan meningkatnya temperatur. Misalnya bila suatu kawat ditekuk, kawat tersebut
cenderung menjadi lurus kembali bila dipanaskan sampai temperature tinggi5.

4. ‘creep’ dan aliran

Istilah yang hamper sinonim adalah aliran. Bahwa aliran digunakan


menggambarkan reologi dari bahan amorf, yang tidak mengherankan bila kita
mempertimbangkan strukturnya.

Istilah ‘aliran’ bukan ‘creep’, umumnya digunakan dalam kedokteran gigi


untuk menggambarkan reologi dari bahan amorf seperti malam. Creep atau aliran
diukur sebagai persentasi pemendekan yang terjadi. Creep adalah pertimbangan
penting bqgi bqhqn kedokteran gigi apapun yang harus dipertahankan pada
temperature uang mendekati titik leleh untuk periode yang diperpanjang5.

5. Warna dan persepsi warna


Karena respon saraf menangkut penglihatan warna, stimulus terus menerus
dari satu warna bisa menyebabkan kelelahan warna dan penurunan respons mata.
Dalam pengertian ilmiah, seseorang mungkin mata manusia normal dengan
kolorimeteryang amat sensitive membedakan warna, yaitu suatu instrument ilmiah
yang mengukur intensitas dan panjang gelombang cahaya. Meskipun kolorometer
lebih tajam dari mata manusia dalam mengukur sedikit perbedaan warna pada objek

9
berwarna, hal ini dapat menjaadi tidak akurat bila digunakan pada permuakaan kasar
atau melengkung.
Secara kuantitatif, warna dan tampilan harus digambarkan dalam 3 dimensi
ruang warna dengan mengukur corak, nilai dan kroma. Corak digambarkan sebagai
warna dominan dari suatu objek, misalhnya merah, hijau, biru5.

6. Sifat termofisika
Konduktivitas termal. Penyaluran panas melalui senyawa padat biasa terjadi
dengan bantuan konduksi. Konduksi panas terjadi melau=lui interaksi getaran getaran
ruang geometric dan dengan gerakab electron derta interaksinya dengan atom.
Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenal beberapa baik panas
disalurkan melalui suatu bahan dengan aliran konduksi5.

Bahan bahan yang memiliki konduktivitas termal tinggi disebut konduktor,


sedangkan bahan-bahan konduktivitas termal rendah disebut isolator. Semakin tinggi
nilainya, semakin besar kemampuan substansi mengalirkan energy termal, dan
sebaliknya. Dibandingkan dengan komposit berbasis resinyang memiliki
konduktivitas termal yang renda, bila air dingin berkontak dengan restorasi logam,
panas disalurkan lebih cepat menjauhi gigi karena konduktivitas lebih tinggi,
peningkatan konduktivitas dari logam dibandingkan dengan resin, menyebabkan
sensitivitas pulpa leboh besar, yang dialami sebagai ketidaknyamanan yang
diabaikan, ringan, sedang, atau bergantung pada trauma gigi sebelumnya serta
respons rasa sakit seorang pasien5.

 Difusi termal. Nilai difusi termal suatu bahan mengendalikan besarnya waktu
perubahan temperature begitu panas melewati suatu bahan.
 Koefisien ekspansi termal. Sifat termal yang kadang-kadang penting bagi
dokter gigi adalah koefisien ekspansi termal linier yang didefinisikan sebagai

10
perubahan panjang per unit panjang awal dari suatu benda bila temperature
dinaikan 1 derajat celcius5.

Sifat mekanis bahan kedokteran gigi

Sifat mekanis dibatasi oleh hukum-hukum mekanika, yaitu ilmu fisika yang
berhubungan dengan tekanan dan energi serta efeknya pada benda. Suatu faktor
penting dalam merancang protesa gigi adalah kekuatan, yaitu sifat mekanis bahan
yang menjamin bahwa gigi tiruan berfungsi secara efektif, aman, dan tahan untuk
jangka waktu tertentu. Secara umum, kekuatan mengacu pada kemampuan protesa
untuk menahan gaya-gaya (beban) yang ada tanpa mengalami patah, atau berubah
bentuk secara berlebihan. Perubahan bentuk yang berlebihan dapat terjadi bila
terlampaui batas tekanan tertentu (gaya per unit daerah) di dalam protesa atau karena
keterbatasan kekakuan (modulus elastisitas) dari bahan prostetik5.

Sifat Mekanis Berdasarkan Perubahan Elastik

Ada beberapa sifat dan parameter mekanis penting yang mengukur sifat
deformasi elastik atau reversibel bahan kedokteran gigi. Parameter tersebut adalah
modulus elastik (Modulus Young atau modulus elastisitas), modulus Young dinamik
(ditentukan dengan mengukur kecepatan gelombang ultrasonik), modulus geser,
fleksibilitas, resilien, dan rasio Possion. Sifat lain yang ditentukan dari tekanan pada
ujung daerah elastik dari titik tekanan-regangan dan pada awal daerah deformasi
plastik (batas kesetimbangan, batas elastik, dan kekuatan luluh)5.

Sifat Mekanik Struktur Gigi

Banyak sifat mekanik dari struktur gigi manusia yang telah diukur, tetapi nilai
yang dilaporkan bervariasi dari satu penelitian ke penelitian yang lain. Perbedaan

11
tersebut dikarenakan oleh variasi antar-gigi individual daripada antar gigi molar dan
kaninus, misalnya sifat email bervariasi bergantung pada lokasinya di gigi, email
pada tonjol lebih kuat dibandingkan email pada sisi gigi. Juga, sifatnya bervariasi
bergantung pada struktur histologis (mikroskopis). Misalnya, email lebih kuat
terhadap kompresi longitudinal di banding kompresi lateral. Sebaliknya, sifat dentin
nampaknya tidak bergantung pada struktur, tanpa memperhitungkan arah gaya
kompresi.

Sifat tarik struktur gigi juga di ukur. Dentin dianggap lebih kuat terhadap
tarikan (50 MPa) dibandingkan email (10 MPa). Meskipun kekuatan kompresi email
dan dentin dapat dibandingkan, batas kesetimbangan dan modulus elastisitas email
lebih tinggi dibandingkan nilai yang sama untuk dentin. Semakin tinggi modulus
elastisitas, semakin rendah resilien dari email dibandingkan dengan dentin.

Sifat Mekanis Bahan Kedokteran Gigi5:

1. Gaya Tarik
Gaya tarik (tensile) adalah dua gaya yang bekerja saling menjauhi satu sama
lain pada satu garis lurus yang sama sehingga terjadi pemanjangan.

2. Gaya Tekan
Gaya tekan (compressive) adalah dua gaya bekerja mendekati satu sama lain
pada satu garis lurus yang sama sehingga terjadi pemendekan.

3. Gaya menggunting
Gaya menggunting (shear) adalah dua gaya yang bekerja sejajar satu sama
lain tetapi berlawanan arah

12
4. Tekanan (Stress)
Tekanan (Stress) adalah daya dari dalam benda yang sama besarnya tetapi
berlawanan arah dengan gaya yang diberikan (gaya dari luar). Gaya per luas
permukaan suatu benda.
S = F /A
F: gaya yang diberiakan (N)
A: luas permukaan benda (m2)
Satuannya: 1 Pa = 1 N / m2= 1 MN / mm2

Macam-macam Stress, yaitu:

 Tekanan tarik (Tensile Stress) adalah daya dari dalam benda yang sama besarnya
tetapi berlawanan arah dengan gaya tensile yang diberikan dari luar

 Tekanan tekan (Compressive Stress) adalah daya dari dalam benda yang sama
besarnya tetapi berlawanan arah dengan gaya compressive yang diberikan dari
luar.

 Tekanan gunting (Shear Stress) adalah daya dari dalam yang sama besarnya tetapi
berlawanan arah dengan gaya shear yang diberiakan dari luar.

5. Ketegangan (Strain)
Ketengangan (Strain) adalah perubahan dimensi benda karena ada suatu gaya
dari luar. Diukur sebagai perubahan dalam panjang per satuan panjang.

Strain: €= ∆ | / | O
 
∆│: Perubahan ukuran  panjang
| O: Panjang semula bahan

13
o Elongasi: Persentasi perubahan panjang

o Elongasi = Strain X 100%

o Elastis: Perubahan bentuk benda yang dapat kembali ke bentuk


semula bila beban dilepaskan (Reversible).

o Plastis: Perubahan bentuk benda yang tidak dapat kembai ke bentuk


semula walaupun beban dilepaskan (Irreversible).

Macam-macam Strain, yaitu:

 Tensile Strain (Tegangan tarik) Perubahan dimensi benda berupa pemanjangan


(yang selalu diikuti dengan  pengecilan diameter) disebabkan bekerjanya gaya
tensile dari luar.

 Compressive Strain (Tegangan tekan) Perubahan dimensi benda berupa


pemendekan (yang selalu diikuti dengan  pembesaran diameter) disebabkan
bekerjanya gaya compressive dari luar.

 Shear Strain (Tegangan gunting) Perubahan dimensi yang berupa sliding


(tergelincirnya) bidang pertama terhadap bidang kedua sesuai dengan arah gaya
shear dari luar.

6. Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas adalah ukuran keelatisan suatu bahan

7. Resilience

14
Ketahanan suatu bahan terhadap perubahan bentuk secara permanen.
Pengukurannya sama dengan dengan luas daerah elastis pada kurva stress dan
strain. Dan satuannya adalah mMN/m3

8. Toughness
Ketahanan suatu bahan terhadap patah. Daerah dibawah kurva stress dan
strain. Satuannya adalah mMN/m3

9. Malleability
Kemampuan sebuah benda untuk berubah bentuk tanpa patah dibawah gaya
tekan.

10. Ductility
Kemampuan sebuah benda untuk berubah bentuk tanpa patah dibawah gaya
tarik5.

2.3 Bahan kedokteran gigi


Bahan kedokteran gigi (dental material) adalah bahan-bahan yang pada umum
nya digunakan oleh seorang dokter gigi dalam usaha untuk menjaga, merawat dan me
mperbaiki kondisi gigi , baik itu dengan menambal, membuat gigi tiruan maupun hal-
hal lainnya yang menyangkut pembuatan bahan perawatan gigi6. Bahan kedokteran gigi
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok bahan kedokteran gigi klinis dan ke
lompok bahan kedokteran gigi labor6.

15
1. Bahan Kedokteran Gigi Klinis

A. Amalgam
Amalgam adalah campuran dari paduan logam (aloi) dan air raksa (Hg). Ama
lgam merupakan bahan untuk merestorasi gigi yang terkena karies. Bahan tersebut m
asih banyak digunakan oleh dokter gigi dengan pertimbangan bahwa bahan tersebut
mudah dimanipulasi, harga relatif murah dan cukup kuat menahan daya kunyah. Kare
na merkuri bersifat cair dalam temperatur kamar dan dapat dicampur dengan logam la
in yang padat. Kerugian dari penggunaan amalgam adalah warnanya yang tidak serup
a dengan warna gigi pada umumnya yang akhirnya mengakibatkan berkurangnya ting
kat estetika dan bahan tersebut tergolong bahan yang kurang aman apabila digunakan
karena mengandung air raksa (merkurI).

B. Cetak

Bahan cetak yang terdapat dalam kedokteran gigi terdiri dari dua jenis yaitu b
ahan cetak elastis dan non elastis. Bahan yang bersifat non-elastis adalah impression c
ompound, impression wax, plaster of paris dan zinc oxide eugenol impression materia

16
l. Bahan cetak elastis terdiri dari hidrokoloid material dan elastomer impression mate
rial. Contoh bahan cetak elastomer adalah silikon, polieter dan polisulfida. Elastomer
diperkenalkan selepas Perang Dunia II hasil meningkatnya teknologi polimer dari sint
etik rubber material.

C. Resin komposit

Bahan resin komposit diperkenalkan dalam profesi kedokteran gigi pada awal
tahun 1960. Resin komposit digunakan untuk menggantikan struktur gigi yang hilang
serta memodifikasi warna dan kontur gigi, serta menambah estetis. Bahan resin
komposit sudah sangat luas digunakan di bidang kedokteran gigi sebagai bahan
tumpatan yang mementingkan estetik (restorative esthetic material). Pada umumnya
resin komposit yang dipasarkan adalah bahan universal yang berarti dapat digunakan
untuk restorasi gigi anterior maupun posterior. Pada akhir tahun 1996 diperkenalkan
resin komposit packable atau resin komposit condensable. Resin komposit packable
merupakan resin komposit dengan viskositas yang tinggi. Resin komposit packable
direkomendasikan untuk restorasi kelas I, II dan MOD.

Dalam ilmu kedokteran gigi istilah resin komposit secara umum mengacu
pada penambahan polimer yang digunakan untuk memperbaiki enamel dan dentin.
Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk

17
dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya. Resin komposit
dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin matriks, partikel bahan pengisi, dan
bahan coupling6.

D. semen
Semen gigi dapat digunakan sebagai bahan tambal yang mempunyai kekuatan
yang rendah jika dibandingkan dengan bahan restorasi, tetapi dapat digunakan untuk
daerah yang mendapat sedikit tekanan. Meskipun semen restorasi digunakan untuk
restorasi sementara maupun jangka panjang, juga diperlukan untuk aplikasi lain.
Misalnya penempatan restorasi, pulpa dapat terganggu atau terluka oleh beberapa
sebab misalnya karies, atau preparasi kavitas.Untuk melindungi pulpa terhadap
trauma, seringkali di tempatkan alas penahan panas di bawah tambalan, dan bahan-
bahan penutup pulpa serta pelapik kavitas pada permukaan kavitas gigi yang dekat
dengan kamar pulpa. Penggunaan utama lain dari semen gigi termasuk merekatkan
gigi (menyemen) tiruan dan peralatan ortodonti serta merekatkan post dan pasak
untuk retensi restorasi.
Semen gigi yang berfungsi sebagai basis yaitu lapisan semen pelindung yang
tebal yang ditempatkan di bawah tambalan, adalah mendukung pemulihan dari pulpa
yang cidera dan melindunginya terhadap trauma yang mungkin mengenainya. Ada
beberapa jenis bahan yang digunakan untuk maksud ini selama bertahun-tahun,
begitu pula semen oxide eugenol. Selain itu, semen polikarboksilat dan ionomer kaca
memiliki sifat-sifat yang cocok untuk digunakan sebagai basis.
Semen diklasifikasikan dalam beberapa jenis berdasarkan penggunaannya, antara lain
yaitu7:

1) Semen Zinc Phosphate

18
Semen ini digunakan sebagai penghalang panas termal dan kimia diatas dentin
yg tipis,dapat sebagai high strength base,sebagai luting restorasi logam,sebagai basis,
dan sementasi band ortodonsia.

2) Semen Zinc Oxide Eugenol


Semen ini digunakan sebagai luting mahkota
sementara dan semen sementara restorasi logam,
insulator termal naik, sebagai pengisi saluran saluran akar
dengan atau tanpa gutta perca dan untuk manajemen
jaringan gingiva

3) Semen Polycarboxilate
Semen ini digunakan untuk sementasi akhir
restorasi mahkota dan jembatan

4) Semen Glass Ionomer


Semen ini dirancang untuk tambalan estetik,
sebagai bahan perekat,pelapik atau basis dan bahan
restorasi konservatif. Merupakan bahan tumpatan yang

19
mampu melepaskan ion fluor lebih banyak dibandingkan dengan material lain seperti
resin komposit, sehingga dapat mencegah perkembangan penyakit pada gigi dan
rongga mulut yang khususnya karies7.

      2.   Bahan Kedokteran Gigi Labor

Bahan kedokteran gigi labor terdiri atas 4 jenis, antara lain yaitu8:

a) Logam

  Logam dan paduannya memiliki banyak kegunaan dalam kedokteran gigi. Paduan


baja biasanya digunakan untuk konstruksi instrumen dan kabel untuk
ortodontik. Paduan emas dan paduan yang mengandung kromium digunakan untuk
membuat mahkota, inlays dan basis gigi tiruan sementara amalgam gigi, paduan yang
mengandung merkuri merupakan bahan paduan yang paling banyak digunakan pada
perawatan gigi. 

b). Gipsum
Gipsum merupakan bahan alami yang berupa
mineral bubuk putih dengan nama kimia kalsium sulfat
dehidrasi (CaSQ4 • 2H2O).  Namun produk gipsum yang
biasanya dipakai adalah kalsium sulfat

20
hemihydrate (CaSO42) 2 • H2O. Menggunakan gipsum sebagai bahan dasar pembuatan
model memiliki beberapa keuntungan yaitu harganya murah, mudah digunakan dan,
memiliki akurasi serta stabilitasi dimensi yang baik. Sedangkan kekurangan
diantaranya yaitu sifat mekanik yang tidak ideal dan mudah rapuh yang akhirnya
berujang pada mudahnya terjadi fraktur.

   c) Lilin (Wax)

Lilin yang digunakan dalam kedokteran gigi


biasanya terdiri dari dua atau lebih komponen yang
alami atau sintetis, resin, minyak, lemak dan
pigmen. Lilin gigi terdiri dari campuran
termoplastik bahan yang dapat melunak oleh
Pemanasan kemudian mengeras dengan
pendinginan. Pada dasarnya kegunaan lilin pada
kedokteran gigi adalah untuk peralatan sebelum
penuangan pada model. 
   Komponen terbesar yang terkandung pada lilin gigi terdiri atas 3 jenis
diantaranya adalah mineral, hewani dan nabati atau sayur-sayuran. Komponen
mineral contohnya pada lilin paraffin dan lilin mikrokristalin yang keduanya
diperoleh dari residu minyak bumi serta distilasi. Komponen hewani salah satunya
pada lilin lebah yang berasal dari sarangnya. Komponen nabati atau sayur-sayuran
contohnya pada lilin karnauba dan lilin kandelilla yang berasal dari pohon dan
tanaman. 

d) Keramik dan fusi porselin dan logam

21
Kata keramik berasal dari bahasa Yunani yaitu keramos yang secara harfiah
berarti 'barang terbakar'. Keramik pertama dibuat oleh manusia adalah pot gerabah,
digunakan untuk keperluan rumah tangga. Bahan ini adalah buram, relatif lemah dan
berpori dan akan cocok untuk aplikasi gigi. Kandungan utama dari keramik
adalah kaolin yang kemudian ducampur dengan mineral lainnya seperti silika dan
feldspar yang kekuatan tambahannya diperlukan untuk restorasi gigi, kemudian
diberikan tambahan bahan yang paling penting yaitu porselin8.

22
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagai seorang calon dokter gigi, sudah seharusnya kita
mengetahui tentang sejarah dari kedokteran gigi itu sendiri. Karena,
dengan mengetahui bagaimana awal dari semuanya kita akan dengan
mudah mengerti apa tujuan dari menjadi seorang dokter gigi.
Sifat-sifat dari bahan kedokteran gigi pun perlu kita pelajari agar
bisa mengetahui bagaimana sifat-sifat dari bahan kedokteran gigi yang
akan kita gunakan. Dan yang terakhir, kita perlu mengerti dan
mengetahui apa saja bahan-bahan yang akan kita perlukan dalam
kedokteran gigi.

B. SARAN
Kami berharap, makalah ini bisa membantu para pembaca dalam mempelajari
sejarah, sifat, dan macam-macan bahan kedokteran gigi. Semoga apa yang sudah
kami lampirkan bisa menjadi media dalam memperdalam sejarah, sifat dan macam-
macam bahan kedokteran gigi. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam

23
penulisan kata yang secara tidak sengaja kurang berkenan di hati para pembaca
sekalian.

DAFTAR PUSTAKA

1
Ja’far K yamani. kedokteran islam:sejarah dan perkembangannya. Bandung: Dzikra
2005 hal 94
2
Sunjaya D P. Sejarah Perkembangan, Fungsi Kompetensi, serta Peran Profesi
Dokter dan Dokter Gigi. 2016
3
Maryam. Perkembangan Kedokteran dalam Islam. 2011.
4
Arifan F A. Ilmu Kedokteran Gigi dalam Lintasan Sejarah. 2015
5
Anusavice KJ. Phillips buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi. Ed. 10. Alih Bahasa.
6
Ismail, Amir Faizal. 2010. Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra
Utara: Material Kedokteran Gigi yang Mempunyai Bahan Dasar Polimer. Medan.
7
Saerang, Gizela Stephanie. 2012. Jurnal Fakultas Kedokteran Program Studi
Kedokteran Gigi Universitas Sam Ratulangi: Gambaran Penggunaan Semen Ionomer
Kaca Sebagai Bahan Tumpatan Gigi di Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Universitas Sam Ratulangi pada Tahun 2011 Sampai 2012. Manado.  
8
Cabe FJ, Walls AWG.1984. Applied Dental Materials. 9th ed. USA: Blackwell Scie
ntific Publications.

24

Anda mungkin juga menyukai