Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta kasih karunia-Nya sehingga kami mendapatkan
kemudahan dalam menyusun dan menyelesaikan tugas yang ada tepat tepat pada
waktunya. Judul dari makalah yang telah kami susun ini adalah “Tahapan Dalam
Menentukan Anamnesis”.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah KELAINAN MALOKLUSI
DENTAL I mengenai tahapan dalam menentukan anamnesis yang mana dengan
tugas ini kami mahasiswa/i dapat mengetahui lebih jauh dan menguasai semua
pencapaian akhir materi yang diharapkan oleh para dosen.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersama-
sama membantu dan mengerjakan makalah ini sehingga bisa terselesaikan dengan
baik. Dan juga kepada semua pihak yang telah membagi sebagian dari
pengetahuannya sehingga makalah ini bisa terlengkapi.
Kami berharap, dengan adanya makalah ini, materi tahapan dalam
menentukan anamnesis menjadi lebih mudah dipahami dan dimengerti secara lebih
mendalam. Semoga makalah kami bisa menjadi salah satu sarana atau media untuk
mempelajari dan mempermudah pembaca yang ingin mempelajari topik
pembahasan dari makalah yang telah kami susun.
Kelompok 3/Kelas F
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................. 4
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Seks/Jenis Kelamin
Jenis kelamin pasien juga membantu dalam perencanaan pengobatan. Anak
perempuan dewasa tumbuh lebih awal daripada anak laki-laki, yaitu waktu kejadian
terkait pertumbuhan termasuk percepatan pertumbuhan, erupsi gigi dan permulaan
pubertas berbeda pada pria dan wanita. Secara psikologis juga reaksi laki-laki dan
perempuan mungkin berbeda dengan maloklusi serupa. Wanita umumnya lebih
memperhatikan estetika wajah.
5
Alamat dan Pekerjaan
Ini penting untuk komunikasi, menilai status sosial ekonomi serta untuk
catatan. Status sosial ekonomi mungkin menentukan jenis alat yang dibutuhkan.
Selain itu, pasien yang datang dari jauh mungkin memerlukan terapi alat yang
berbeda karena mereka mungkin tidak dapat mengunjungi dokter lebih sering. 1
Gambar 12
6
Gambar 23
7
Keluhan utama
Contoh formulir yang berfokus pada keluhan utama, yang bisa dikirim ke
pasien terlebih dahulu atau digunakan sebagai garis besar untuk wawancara dengan
pasien, ditunjukkan pada Gambar 6.1. Perhatikan penekanannya pada pembelajaran
sejauh mana perhatian anak, orang tua, atau pasien dewasa tentang penampilan
wajah. Formulir untuk memperoleh riwayat medis dan gigi, yang harus diisi
sebelumnya, akan menyertai. Formulir riwayat kesehatan menjadi garis besar untuk
pertanyaan dan diskusi lanjutan karena begitu banyak orang tua dan pasien tidak
mencantumkan hal-hal yang menurut mereka tidak ada relevansinya dengan
ortodontik.
Ada tiga alasan utama kekhawatiran pasien tentang kesejajaran dan oklusi
gigi: gangguan penampilan dentofasial dan berkurangnya rasa kesejahteraan sosial,
gangguan fungsi, dan gangguan kesehatan mulut. Meskipun lebih dari satu alasan
ini sering kali berkontribusi dalam mencari perawatan ortodontik, penting untuk
menetapkan kepentingan relatifnya bagi pasien. Dokter gigi tidak boleh berasumsi
bahwa penampilan adalah perhatian utama pasien hanya karena gigi terlihat tidak
estetik. Dokter gigi juga tidak boleh fokus pada implikasi fungsional dari, misalnya,
gigitan silang dengan pergeseran lateral tanpa menghargai perhatian pasien tentang
ruang yang tampaknya sepele antara gigi seri sentral rahang atas. Untuk individu
dengan fungsi dan penampilan yang cukup normal serta adaptasi psikososial yang
wajar, alasan utama untuk mencari pengobatan mungkin adalah keinginan untuk
meningkatkan penampilan di luar normal, sehingga berpotensi meningkatkan
kualitas hidup (QOL). Orientasi yang lebih besar dari praktik keluarga modern
terhadap kedokteran gigi kosmetik meningkatkan kemungkinan pasien dirujuk ke
ortodontis untuk perawatan komprehensif hanya untuk menyempurnakan
penampilan gigi dan wajah.4
8
[4]
Gambar 6.1
9
dengan penilaian pasien; keputusan itu datang kemudian. Pada tahap ini, tujuannya
adalah untuk mengetahui apa yang penting bagi pasien.4
10
dilakukan pada pasien dengan diabetes terkontrol tetapi akan memerlukan
pemantauan yang sangat cermat karena kerusakan periodontal yang dapat
menyertai hilangnya kendali dapat ditekankan oleh kekuatan ortodontik. 5
Pertanyaan seputar apakah pasien pernah menjalani tonsilektomi, adenoidektomi,
atau keduanya menjadi hal yang penting untuk ditanyakan karena dapat
memberikan petunjuk bahwa pasien memiliki masalah saluran napas sebelumnya.6
Ketiga, banyak anak-anak dan orang dewasa yang selamat dari penyakit
serius dan mencari perawatan ortodontik sesudahnya. Kemoterapi kanker dan terapi
radiasi yang ditujukan pada jaringan kepala dan leher dapat mengakibatkan dampak
morfologis seperti akar pendek atau gigi tanggal. Pada orang dewasa yang dirawat
karena arthritis atau osteoporosis, dan sekarang semakin meningkat juga pada anak-
anak dengan penyakit akut dan kronis yang diobati dengan obat-obatan (seperti
glukokortikoid) yang dapat menjadi racun bagi tulang, agen penghambat resorpsi
dosis tinggi seperti bifosfonat sering digunakan. Hal ini menghambat pergerakan
gigi ortodontik dan dapat meningkatkan kemungkinan komplikasi. Maka perlu
ditanyakan secara khusus tentang pengobatan ini karena orang tua atau pasien
terkadang tidak menyebutkan hal-hal yang menurut mereka tidak berkaitan dengan
perawatan ortodontik.5
Gambar 1: (A) Asimetri wajah terjadi pada anak laki-laki ini setelah fraktur proses
kondilus mandibula kiri pada usia 5 tahun karena jaringan parut di area fraktur
11
mencegah translasi normal dari mandibula pada sisi tersebut selama pertumbuhan.
(B) Perhatikan pada bidang oklusal dan deformitas gulungan yang dihasilkan yang
diilustrasikan secara lebih rinci pada. Hal ini berkembang karena kegagalan
mandibula untuk tumbuh secara vertikal pada sisi yang terkena membatasi erupsi
gigi rahang atas dan rahang bawah. Trauma adalah penyebab yang paling sering
untuk asimetri jenis ini.5
[5]
12
Pertumbuhan fisik juga dapat dievaluasi dengan memerhatikan pertumbuhan
mandibula, sehingga dapat mencegah terjadinya maloklusi pada anak. Salah satu
upaya untuk evaluasi pertumbuhan mandibula adalah dengan radiograf sefalometri.
Hal ini penting untuk beberapa alasan seperti gradien pertumbuhan muka.
Penaksiran yang tepat dari waktu anak telah mencapai pertumbuhan cepat (remaja)
sangat diperlukan, begitu juga menghitung usia tulang yang dapat diperoleh dari
radiografi sefalometri.
13
pengobatan dapat diklasifikasikan menjadi motivasi eksternal dan motivasi
internal. Motivasi eksternal diperoleh lewat tekanan dari individu lain, seperti anak
yang enggan dibawa ke dokter gigi untuk perawatan ortodonti tetapi tetap dibawa
oleh ibunya, atau lewat orang dewasa yang mencari cara memperbaiki letak atau
bentuk gigi anterionya karena orang-orang di sekitarnya ingin agar penampilan dari
gigi nya lebih rapih. Sedangkan motivasi internal ini berasal dari keinginan dan
kemauan individu itu sendiri untuk mendapatkan pengobatan. Terkadang, bahkan
terdapat beberapa anak-anak yang merasa kesulitan berinteraksi dengan teman-
temannya karena terganggu dengan masalah dental dan bentuk wajahnya, hal ini
terkadang membuat mereka memiliki keinginan yang kuat dan mendorong mereka
untuk mendapatkan pengobatan, tapi tak sedikit juga anak-anak yang tidak terlalu
memerdulikan tentang masalah dental nya sehingga keinginan untuk melakukan
pengobatan pun tidak ada. Untuk pasien yang sudah dewasa biasanya lebih sadar
akan masalah psikososial dan kesulitan yang berkaitan dengan maloklusi sehingga
biasanya lebih banyak dari mereka memiliki motivasi internal.8
14
motivasi dan harus dieksplorasi dengan hati-hati dengan orang dewasa, terutama
mereka yang memiliki masalah kecantikan/keindahan. Memperbaiki jarak antara
gigi seri rahang atas adalah satu hal yang harus dilakukan untuk memperbaiki
penampilan pasien dan fungsi gigi, dan hal lain untuk dilakukan karena pasien
mengharapkan bahwa dia akan mengalami kesuksesan sosial atau pekerjaan yang
lebih besar. Jika masalah sosial berlanjut setelah perawatan, seperti kemungkinan
besar, perawatan ortodontik dapat menjadi fokus kebencian.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tahapan paling pertama dalam melakukan anamnesis ialah mengetahui
identitas pasien, seperti nama pasien, usia dan tanggal lahirnya, jenis kelamin, serta
alamat dan pekerjaannya. Untuk mengetahui keluhan utama pasien dapat dilakukan
wawancara dengan mengirimkan formulir wawancara kepada pasien untuk diisi
sebelum kunjungan pertama ke kantor. Tujuannya adalah untuk mengetahui
perawatan apa yang paling penting bagi pasien. Riwayat medis dan gigi diperlukan
untuk pasien ortodontik, baik untuk memberikan latar belakang yang tepat untuk
memahami situasi pasien secara keseluruhan dan untuk mengevaluasi masalah
khusus.
16
3.2 SARAN
Kami berharap, makalah ini bisa membantu para pembaca dalam
mengetahui tentang tahapan dalam menentukan anamnesis. Semoga apa yang sudah
kami lampirkan bisa menjadi media dalam memperdalam tahapan dalam
menentukan anamnesis. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan kata yang secara tidak sengaja kurang berkenan di hati para pembaca
sekalian.
17
DAFTAR PUSTAKA
18