PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang menjadi pokok bahasan
makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penulisan dalam makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
membaca dan mempelajari tentang komunikasi terapeutik pada tahap pengkajian.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan
2. Sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Komunikasi Keperawatan
3. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa perawat dan masyarakat umum
4. Untuk mengetahui komunikasi terapeutik yang benar pada tahap pengkajian
5. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang komunikasi
terapeutik pada tahap pengkajian.
1
6. Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan
7. Menjadi dasar bagi mahasiswa keperawatan
8. Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain- lain, makalah ini sangatlah
bermanfaat karena lingkungan merupakan hal yang harus di perhatikan dalam
perawatan pasien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam proses keperawatan. Bahkan,
komunikasi merupakan salah satu barometer sukses dan tidaknya proses keperawatan.
Seorang perawat mustahil bisa menempuh proses keperawatan apabila tidak mampu
membina dan menjalin komunikasi yang baik dengan pasien.
Lebih dari hal tersebut, perawat diharuskan mampu membina dan menjalin komunikasi
yang baik kepada keluarga pasien, orang terdekat atau yang berpengaruh terhadap pasien,
serta dengan tenaga kesehatan lainnya. Maka upaya guna menciptakan komunikasi yang baik
bagi perawat tidak hanya fokus dalam hal berbicara kepada pasien, tetapi juga dengan
keluarga atau orang terdekat dan berpengaruh bagi pasien.
Sederhanya, komunikasi yang baik akan menjadi faktor yang sangat penting bagi
keberhasilan proses keperawatan dimana dalam hal ini mencakup beberapa hal tersebut:
1. Tahap pengkajian
2. Tahap perumusan diagnosis
3. Tahap perencanaan
4. Tahap realisasi
5. Tahap evaluasi
Beberapa tahapan proses keperawatan tersebut tidak bisa terlepas dari upaya menciptakan
komunikasi yang baik bagi seseorang perawat dalam menjalankan tugasnya. Adapun dalam
makalah ini kami akan menjelaskan tentang komunikasi terapeutik pada tahap pengkajian.
Tahap pengkajian merupakan tahapan awal bagi seseorang perawat dalam menjalankan
tugas keperawatannya. Dalam tahap ini, perawat pengumpulkan data yang terkait dengan
pasien. Proses pengumpulan data tersebut melalaui beberapa tahapan, diantaranya:
1. Wawancara (anamnesis)
a. Auto anamnesa (mengambil informasi langsung dari pasien)
b. Allo anamnesa (mengambil informasi dari orang terdekat pasien atau
keluarga pasien)
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan diagnostik (laboratorium, foto dan lain sebainya)
4. Informasi atau catatan dari tenaga kesehatan lainnya
3
5. Informasi atau catatan dari keluarga atau orang terdekat bagi pasien.
Hampir bisa dipastikan bahwa dalam proses pengumpulan data yang dilakukan oleh
perawat terhadap pasien tidak bisa terlepas dari komunikasi, baik secara langsung
( verbal atau tertulis) maupun tidak langsung (non verbal). Dalam hal ini, kemampuan
berkomunikasi yang dimiliki oleh perawat akan menjadi faktor yang sangat menentukan
dalam hal kelengkapan data yang bisa diperoleh.
Di sisi lain, perawat juga dituntut untuk cerdas dan cakap dalam mengenali sekaligus
memahami keberadaan pasien. Langkah pertama yang harus ditempuh oleh seorang
perawat adalah mempelajari keberadaan pasien, berkenaan dengan kemampuan mereka
dalam komunikasi sekaligus kendala yang dimiliki. Penting bagi seorang perawat benar –
benar memperhatikan bahwa semua itu dilakukan guna menciptakan kelancaran
berkomunikasi dengan pasien.
Menurut beberapa pakar, disebutkan bahwa terdapat beberapa bentuk kendala yang
biasa dimiliki oleh pasien dalam hal berkomunikasi, yaitu :
1. Language deficits
2. Sensory defisits
3. Cognitive impairments
4. Structural deficits
5. Paralysis
Beberapa bentuk hambatan tersebut harus diperhatikan oleh seseorang perawat dalam
melakukan proses pengumpulan data.
Kendala yang biasa dimiliki oleh pasien :
1. Language deficits (keterbatasan bahasa)
Perawat harus memahami batasan kemampuan bahasa pasien. Kemudian, hasil
pemahaman yang diperoleh dijadikan pijakan guna menentukan penggunaan bahasa
yang bisa dipahami dan dicerna oleh pasien, karena bahasa sangat mempengaruhi
persepsi dan interpretasi.
2. Sensory defisits (keterbatasan kemampuan)
Perawat harus memahami kemampuan pasien dalsm hsl mendengarkan atau
menangkap pesan. Perawat harus benar – benar memperhatikan beberapa hal berikut:
a. Apakah pasien memiliki gangguan dalam hal mendengarkan?
b. Apakah pasien memiliki gangguan dalam hal melihat raut muka dan bibir lawan
bicaranya?
4
c. Apakah pasien menggunakan tangannya sebagai bentuk komunikasi non verbal?
3. Cognitive impairments
Perawat harus memahami kerusakan yang dapat melemahkan fungsi kognitif pasien.
Semisal, seorang perawat sedang dihadapkan dengan seorang pasien yang menderita
tumor otak, dimana penyakit tersebut bisa mempengaruhi kemampuan dalam hal
memahami. Untuk itu, perawat harus memahami beberapa hal berikut :
a. Apakah pasien memberikan respons saat diajukan pertanyaan, baik secara verbal
maupun nonverbal?
b. Apakah pasien bisa mengungkapkan kata atau kalimat secara tepat dan benar?
c. Apakah pasien mampu mengingat dengan baik dan benar?
4. Structural deficits
Perawat harus memperhatikan mengenai kondisi organ pasien, seperti ada atau
tidaknya gangguan pada struktur tubuh pasien, utamanya yang berhubungan dengan
tempat keluarnya suara, semisal wilayah hidung atau bibir. Tentunya, hal ini akan
berpengaruh dalam hal komunikasi.
5. Paralysis
Gangguan ini berkenaan dengan kelemahan saraf. Untuk itu, perawat harus
memperhatikan kemampuan nonverbal yang dimiliki oleh pasien, yang dapat
ditunjukkan melalui pemberian informasi.
Tentunya, beberapa hambatan yang sudah disebutkan harus jadi pegangan bagi
seorang perawat dalam rangka pengumpulan data.
5
sebagai data dasar untuk menegakkan diagnosis keperawatan.
Tujuan pengkajian adalah menyusun data dasar. Data yang dikumpulkan
berguna untuk menentukan aktivitas keperawatan dan juga sebagai sumber data
bagi profesi yang lain. Pertukaran data antar profesi sangat penting dalam
peningkatan kualitas dan keabsahan pelayanan kesehatan. Perawat sering
mengutamakan pengkajian fisiologis dan mengabaikan fsikologis, sosiobudaya,
perkembangan, spiritual dan interaksi. Dari kelima area pengkajian tersebut sangat
diperlukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan klien serta dalam
membantu klien mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Keliat, 2002).
– Mengevaluasi data tentang status mental pasien untuk menentukan batas intervensi.
– Menentukan apakah pasien memperlihatkan sikap verbal dan nonverbal yang sesuai.
Tujuan dari pengkajian adalah diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada
pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan
pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari
keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.
6
>. Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi :
7
2. METODE WAWANCARA /ALLO ANAMNESA
8
BAB III
PENUTUP
2.2 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan kemampuan komunikasi yang baik dari perawat dalam
proses keperawatan merupakan salah satu fakor keberhasilan dalam melaksanakan
proses keperawatan yang meliputi : tahap pengkajian, penegakkan diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Proses keperawatan adalah metode
sistematik dimana secara langsung perawat bersama klien mengidentifikasi dan
menentukan masalah, merencanakan dan melaksanakan tindakan, serta mengevaluasi
keberhasilan tindakan yang dilakukan kepada klien. Sebaiknya aturan komunikasi
dalam proses keperawatan yang telah ditetapkan dijalankan dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan prosedurnya dan mahasiswa diharapkan dapat mempersiapkan diri
dalam mengumpulkan, memadukan, menyamakan, menyalurkan informasi dalam
pelayanan kesehatan dan meningkatkan kinerja dalam mewujudkan komunikasi yang
asekuat sehingga mampu menjadi mahasiswa yang profesional dalam berkomunikasi
secara verbal maupun non verbal serta diharapkan memiliki pemahaman yang
mendalam tentang tahap-tahap proses keperawatan dalam komunikasi proses
keperawatan.
A. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
http://roby-murora.blogspot.com/2012/05/makalah-komunikasi-dalam-proses.html
https://wijanarkosite.wordpress.com/2016/01/01/makalah-komunikasi-terapeutik/
https://www.dictio.id/t/apa-saja-pengkajian-yang-harus-dilakukan-oleh-
perawat/6347/2
https://nuninkwoowh.blogspot.com/2015/04/pengkjian-dalam-kepperawatan.html
http://aryuliasunarti.blogspot.com/2010/04/komunikasi-dan-pengkajian-
kesehatan.html
http://ilmupengetahuandisekitarkita.blogspot.com/2010/10/pengkajian-
keperawatan.html
10