Anda di halaman 1dari 46

BUKU PEDOMAN PENDIDIKAN

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

DEPARTEMEN/SMF ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI


FK UNAIR/RSUD DR.SOETOMO
SURABAYA
2015
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah Yang Maha Kuasa karena hanya atas
perkenan dan ridhlo-Nya lah Buku Pedoman Pendidikan Departemen/SMF Orthopaedi dan
Traumatologi FK UNAIR/RSUD Dr.Soetomo telah dapat diterbitkan.

Penerbitan buku dimaksud adalah merupakan wujud dari tekad dan


kepedulian yang besar dari FK UNAIR/ RSUD Dr.Soetomo, para pelaku pendidikan pada
umumnya, terhadap perkembangan dan kemajuan mutu pendidikan dalam pelayanan di
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Oleh karena itu kami berharap diterbitkannya Buku Pedoman ini benar-benar
dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan PPDS Orthopaedi
dan Traumatologi FK UNAIR/RSUD Dr.Soetomo. Sehingga nantinya pelaksanaan
pendidikan benar-benar terkendali dan mengalami kemajuan yang cukup signifikan
seiring dengan kemajuan yang diraih oleh RSUD Dr. Soetomo sebagai World Class Hospital.

Diterbitkannya buku panduan ini diharapkan dapat mewujudkan pendidikan


profesional yang lebih terprogram dan teroganisir untuk mendukung proses pendidikan
yang lebih jelas dan tertib, hubungan inter dan antar peserta didik lebih terbina dengan
baik sehingga nantinya akan melahirkan tenaga-tenaga profesional di bidangnya.

Semoga buku ini bermanfaat dan menjadi panduan bagi seluruh peserta PPDS di
Departemen/SMF Orthopaedi dan Traumatologi FK UNAIR/RSUD Dr.Soetomo.

Surabaya, Februari 2015


Ketua Program Studi

Dr. Dwikora N. Utomo, dr., SpOT(K)

ii
iii

DAFTAR ISI

BAB I. Pendahuluan..................................................................................1
BAB II. Ketentuan Umum..........................................................................9
BAB III.Visi-Misi dan Tujuan.....................................................................12
BAB IV. Organisasi Pelaksana...................................................................16
BAB V. Pelaksanaan Pendidikan................................................................22
BAB VI. Adaptasi Lulusan Luar Negeri.......................................................33
BAB VII. Kriteria Sanksi Pendidikan...........................................................36
BAB VIII. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan.................................................37
BAB IX. Penutup..................................................................................... 42

iii
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu kedokteran dewasa ini berkembang dengan sangat cepat, sejalan
dengan kemajuan teknologi, oleh sebab itu pendidikan seorang dokter
spesialis harus dilaksanakan sesuai dengan perkembangan teknologi. Pada
dasarnya pendidikan dalam bidang kedokteran adalah pendidikan sepanjang
hidup sehingga pendidikan dokter spesialis perlu senantiasa ditingkatkan dan
disempurnakan sesuai dengan kebutuhan.
Pendidikan dokter spesialis adalah jenjang pendidikan yang kedua
sebagai lanjutan dari pendidikan dokter (dokter umum). Pendidikan dokter
spesialis memiliki 2 aspek yang tidak dapat dipisahkan yaitu:
1. Landasan akademik yang kokoh
2. Landasan keprofesian yang mantap
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sebagai suatu sistem sejak
tahun 1979 dibina dan dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi dan kebudayaan melalui Konsorsium Ilmu Kesehatan (Consortium of
Health Sciences=CHS) yang kemudian disebut Komisi Disiplin Ilmu kesehatan
(KDIK) Dewan Pendidikan Tinggi Depdiknas.
Di era globalisasi dan era komunikasi yang sangat pesat saat ini, terutama dalam
perkembangan teknologi dan informasi, serta adanya perbedaan pola penyakit
dan distribusinya di wilayah Indonesia, maka diperlukan seorang dokter
spesialis yang nantinya mampu memperkaya pengetahuannya dengan
kemampuan menganalisa berbagai informasi dari jurnal-jurnal dan publikasi ilmiah
baik dari media cetak maupun internet, selain itu juga mampu melakukan
penelitian dengan cara yang benar, baik ditinjau dari segi metodologi, etika
dan kejujuran serta dapat mempublikasikannya. Dengan melakukan hal
tersebut akan banyak informasi tentang bidang kesehatan yang dapat
disebarluaskan. Hal ini jelas akan menambah khasanah ilmu pengetahuan
khususnya bidang kesehatan.
Kebutuhan akan dokter spesialis yang mampu menangani masalah
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 2

kesehatan dan dapat memberikan pelayanan yang paripurna dengan berbasis


bukti ilmiah terkini merupakan suatu kebutuhan/kewajiban, oleh sebab itu
pendirian suatu pendidikan dokter spesialis sangat diperlukan.
Kurikulum pendidikan bersifat dinamis yang berubah dan berkembang dari waktu
ke waktu sejalan dengan perubahan didalam masyarakat. Sebagai hasil kemajuan
dan pembangunan, tingkat kesejahteraan rakyat dan tingkat kesehatan akan
berubah menjadi lebih baik. Pola penyakit, masalah kesehatan, morbiditas dan
mortalitas juga akan berubah. Perkembangan ilmu dan teknologi mengakibatkan
pola penanggulangan dan penanganan penyakit atau masalah kesehatan akan
mengalami kemajuan dan perkembangan sehingga menjadi lebih efektif, lebih
beragam, dan lebih canggih.
Untuk memenuhi tuntutan meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan
yang lebih baik dan berkualitas, maka diperlukan tenaga kesehatan yang sesuai
yaitu tenaga kesehatan profesional yang didukung oleh penugasan ilmu dan
teknologi dibidang ilmu oerthopaedi dan traumatologi yang selalu update.
Departemen Orthopaedi dan Traumatologi FK UNAIR/RSUD Dr.Soetomo
merupakan salah satu dari 29 Departemen di lingkungan FK UNAIR/RSUD Dr.
Soetomo yang melakukan pelayanan berupa pencegahan, pemeriksaan, diagnosa
dan pengobaan dari ketidaknormalan maupun cedera pada sistem muskuloskeletal
baik dengan pengobatan, pembedahan maupun fisioterapi.
Awal perkembangan Orthopaedi di Surabaya dimulai sejak Kepala Bagian Bedah
dijabat oleh T. Soetojo pada 1961-1970. Pertama kali yang memeberikan kuliah
bedah tulang/ fraktur adalah dr. Kwi Bie Kwee yang kita kenal dengan nama dr.
Julianto Budhy (alm.). Beliau masuk kebagian bedah pada masa kepemimpiann Prof.
M. Soetojo (1950-1961) pada waktu dokter muda/ Co As bersama dengan dr. Nie
Siok Po/ dr. Zini, dr. Lim Bing Hwi kemudian disusul dr. Liem Djie Sie/ dr. Suwidji
dan dr. Hidajat Hamami. Pada masa kepala bagian dijabat oleh dr. R. Soetojo FK
Unair berafiliasi dengan UCLA (University of California Los Angeles USA), sehingga
banyak staf yang dikirim belajar ke Amerika untuk mengembangan sub-spesialisasi.
Baru pada tahun 1968 dr. I.P. Sukarna yang lulus ahli bedah (FK UNAIR) dan tahun
1969 dikirim ke Jakarta untuk ikut pendidikan Orthopaedi lewat program CARE-
Medico, selesai tahun 1971 dan mulai memperkenalkan Ilmu Bedah Orthopaedi yang
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 3

kita kenal sampai saat ini.


Perlu digaris bawahi bahwa di dalam melaksanakan tugas dan kegiatan
pendidikan, setiap PPDS-Orthopaedi dan Traumatologi selalu mengingat bahwa
kesehatan pasien selalu diutamakan. Hal ini meliputi tangung jawab moral yang
menyeluruh, baik kepada pasien dan keluarganya, tanggung jawab etis sebagai
seorang profesi, tanggung jawab kepada Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo
Surabaya dan Fakultas Kedokteran Unair.
Tujuan diterbitkan Buku Pedoman ini adalah :

1. Untuk menertibkan seluruh kegiatan pelaksanaan PPDS Orthopaedi dan


Truamtologi yang sedang dalam pendidikan, baik dalam Program MKDU,
OTL-1, OTL-2, maupun Chief.
2. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas-tugas Karya Siswa PPDS-Orthopaedi
dan Traumatologi dalam hal Pendidikan, Penelitian dan Pelayanan.
3. Untuk memudahkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pendidikan PPDS-
Orthopaedi dan Traumatologi.
4. Untuk acuan pelaksanaan kurikulum Orthopaedi dan Traumatologi selama
masa studi.

Buku Pedoman Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknik Pendidikan. Dokter


Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini
akan diperbaruhi berdasarkan situasi, kondisi dan perkembangan ilmu Orthopaedi
dan Traumatologi.

Akhirnya untuk menjadi Dokter Spesial Orthopaedi dan Traumatologi yang


Profesional yang dilandasi atas Etika Kedokteran dan Sumpah Dokter Indonesia,
para peserta PPDS-Orthopaedi dan Traumatologi dituntut untuk menjalani seluruh
tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya dengan sikap sopan, saling
menghormati, jujur, berdisiplin tinggi disertai semangat untuk belajar dan bekerja
dengan mengutamakan kesehatan pasien.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 4

B. PROFIL LULUSAN

Profil lulusan program studi Orthopaedi dan Traumatologi fakultas kedokteran


Universitas Airlangga sesuai acuan tenaga medis kualitas bintang lima (WHO five
stars doctor) dengan peran dan ciri sebagai:

1. Care Provider
Lulusan program studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga mampu memberikan layanan pengobatan dibidang
muskuloskeletal secara paripurna (baik secara Fisik, Psikologis, Sosial, Kultural,
Spiritual) dan aman berstandar nasional dan internasional.
2. Communicator
Lulusan program studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga mampu menjalin komunikasi medis persuasif antar
individual baik dengan pasien, keluarga pasien, komunitas/ masyarakat,
paramedis dan sejawat intra/ multidisiplin/ institusional dalam rangka
mengutamakan kesehatan penderita.
3. Decision maker
Lulusan program studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga menjadi pengambil keputusan medis yang terbaik dengan
mempertimbangkan status sosial, spiritual dan kultural dengan mengutamakan
kesehatan jiwa dan raga penderita dalam segala pilihan yang sulit dan
keterbatasan sarana dan prasarana.
4. Manager
Lulusan program studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga memiliki kemampuan manajerial dalam hal kerjasama
multidisiplin, pengambilan keputusan medis terbaik untuk individual, komunitas
dan institusional.
5. Community Leader
Lulusan program studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga mempunyai kemampuan sebagai penyedia layanan
Orthopaedi dan Traumatologi.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 5

6. Researcher
Lulusan program studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga menghasilkan penelitian yang berkualitas, bermanfaat,
bermutu dan manusiawi dalam rangka meningkatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan pelayanan orthopaedi dan traumatologi semakin
lebih baik.

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi spesialis orthopaedi dan traumatologi dasar,
mencakup:
a) Mampu memberikan penyuluhan, pelayanan, dan perawatan pasca
tindakan terhadap penyakit yang tergolong harus dikuasai sampai tingkat
pemula.
b) Mampu mendiagnosis dan melakukan tindakan orthopaedi dan
traumatalogi terhadap penyakit dibidang orthopaedi dan traumatologi
pada tingkat B2, C1.
c) Mampu merencanakan dan melaksanakan kerjasama antar disiplin
d) Siap mengantisipasi kemajuan di bidang orthopaedi dan traumatologi.
2. Kompetensi Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Lanjut 1 dan 2,
mencakup:
a) Mampu memberikan penyuluhan, pelayanan, dan perawatan pasca
tindakan terhadap penyakit yang tergolong harus dikuasai sampai tingkat
magang dalam proses pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan
traumatologi (tingkat kompetensi KKI: A3, B3, C2).
b) Siap mengembangkan kompetensi terhadap penyakit yang penguasaan
dalam proses pendidikan spesialis orthopaedi dan traumatologi tergolong
hanya sampai tingkat mandiri sesuai dengan tahap kurikulumnya.
c) Mampu mendiagnosis dan melakukan tindakan orthopaedi dan
traumatologi terhadap penyakit dibidang orthopaedi dan traumatologi
pada tingkat kompetensi B3, C2.
d) Mampu melakukan penelitian dibidang orthopaedi dan traumatologi.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 6

e) Mampu merencanakan dan melaksanakan kerjsama antar disiplin.


f) Dapat menjadi pendidik/fasilitator ilmu Orthopaedi dan Traumatologi di
program S1.
g) Siap mengantisipasi kemajuan dibidang orthopaedi dan traumatologi baik
teknik operasi maupun diagnostik canggih.
h) Siap meningkatkan profesionalisme dalam sikap dan perilaku.

3. Kompetensi Spesialis Orhopaedi dan Traumatologi Chief Resident,


mencakup:
a) Mampu memberikan penyuluhan, pelayanan, dan perawatan pasca
tindakan terhadap penyakit yang tergolong harus dikuasai sampai tingkat
mandiri dalam proses pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan
traumatologi (tingkat kompetensi KKI: A3, B4, C3).
b) Siap mengembangkan kompetensi terhadap penyakit yang penguasaan
dalam proses pendidikan spesialis orthopaedi dan traumatologi tergolong
hanya sampai tingkat mandiri sesuai dengan tahap kurikulumnya.
c) Mampu mendiagnosis dan melakukan tindakan orthopaedi dan
traumatologi terhadap penyakit dibidang orthopaedi dan traumatologi
pada tingkat kompetensi B4, C3.
d) Mampu mengadakan penelitian dalam bidang orthopaedi dan
traumatologi.
e) Mampu merencanakan dan melaksanakan kerjasama antar disiplin.
f) Dapat menjadi pendidik/fasilitator ilmu Orthopaedi dan Traumatologi di
program S1.

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
1. Pendidikan dokter spesialis harus merupakan program yang sistematik, yang
menguraikan secara jelas komponen umum dan khusus kegiatan pendidikan.
2. Pendidikan dilakukan berbasis akademik melibatkan peserta didik pada
seluruh kegiatan pelayanan kesehatan di bawah supervise dan ikut
bertanggung jawab terhadap aktivitas pelayanan tersebut
3. Program pendidikan mencakup integrasi antara teori dan praktek.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 7

4. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, sehingga dapat


memotivasi peserta didik berpartisipasi aktif, memberikan kesempatan yang
memadai untuk dapat berprakasa, melakukan kreativitas dan kemandirian
sesuai dengan pengembangan disiplin ilmu yang telah dipilihnya.
5. Dalam proses pembelajaran staf pendidik berperan sebagai pembimbing,
pendidik dan penilai.
6. Peserta didik dimungkinkan untuk melakukan konseling pendidikan kepada
KPS atau staf yang ditunjuk.
7. Proses pendidikan harus memperhatikan keselamatan pasien dan peserta
didik.

Cara pendekatan lain :


1. Menggunakan premis bahwa dalam setiap keterampilan harus didasari
pengetahuan yang memadai dan sikap yang sesuai dengan etika, moral,
hukun dan layanan sepenuh hati (hand, head, and heart)
2. Menggunakan kaidah-kaidah SPICES (Student Oriented, Probelem Based,
Integrated, Community Based Elective and Systematic)
3. Berbasis kompetensi (ada beberapa pakar pendidikan yang lebih menyukai
terminology “bertujuan” kompetensi bukan “berbasis” kompetensi).
a. Ada beberapa pendapat mengenai terminologi ini, namun tampaknya
kolegium memakai pendekatan dari JHPIEGO yang sudah dipakai JNPK
(Jaringan Nasional Pelatihan Klinik)
b. Basis kompetensi yang mengacu pada: semua prosedur yang diajarkan
telah dipecah-pecah menjadi langkah-langkah yang telah teruji, aman dan
efisien dan terdiri dari 3 tingkat penguasan yaitu: akuisi, kompeten dan
profisien yang diaplikasikan dalam buku log
c. Proses belajar mengajar dimulai dengan pemenuhan persyaratan
pengetahuan, dilanjutkan dengan demonstrasi di alat bantu latih,
dilanjutkan dengan bimbingan dan diakhiri dengan mengerjakan secara
mandiri di bawah pengawasan.
4. Berbasis Cara Belajar Siswa Aktif
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 8

a. Diharapkan modul yang diwajibkan merupakan dasar dan yang belum


diajarkan
b. Peran dosen sebagai fasilitator yang membantu peserta mencapai
kompetensi yang diwajibkan
5. Berbasis cara belajar orang dewasa
a. Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan Pedagogi yang lebih mengajar
dan membimbing secara penuh seperti proses belajar mengajar di sekolah
dasar dan SMP
b. Peran dosen adalah mendorong dari belakang (tut wuri handayani)
6. Berbasis belajar dengan mengerjakan (learning by doing)
a. Basis ini sangat penting, setelah fase induksi penguasaan teori sudah
dianggap cukup, peserta diminta mengerjakan tindakan medis di manekin
dan dilanjutkan di klien/pasien sesungguhnya dengan pengawasan.
Sebagian besar pelayanan medis di RS pendidikan Dr. Soetomo dilakukan
oleh PPDS. Hal ini harus diketahui oleh kedua belah pihak dan mestinya
diumumkan oleh pimpinan RS
b. Dengan mengerjakan tindakan medis secara langsung, pendekatan
“experiential learning” pada dasarnya telah dijalankan
7. Berbasis rotasi – ruangan dan modul
a. Peserta akan bekerja di ruangan dan kamar operasi dan berganti setiap 4
minggu dan modul diaplikasikan pada pasien yang ada diruangan tersebut.
b. Modul yang sudah disusun koelgium dan dengan tambahan muatan lokal
dari Dept – SMF Orthopaedi dan Truamatologi
8. Menggunakan belajar berbasis bagaimana otak bekerja ( brain based
learning): metode-metode yang digunakan sesuai dengan bagaimana otak
bekerja, misalnya mengakomodasi semua gaya belajar, menghargai peran
emosi dan motivasi dalam belajar, bagaimana otak mengingat dan bagaimana
pengaruh demonstrasi langkah-langkah ketrampilan klinik, umpan balik positif
dan penghargaan sebagai individu terhadap proses belajar.
9. Penugasan
Laporan Kegiatan harian, laroran kegiatan mingguan, laporan pagi, laporan
sore.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 9

BAB II
KETENTUAN UMUM

1. Dokter spesialis adalah dokter yang telah menyelesaikan program


pendidikan spesialis yang merupakan jenjang lanjut pendidikan dokter.
2. Fakultas adalah himpunan sumber daya pendukung, yg dapat
dikelompokkan menurut jurusan, yg menyelenggarakan dan mengelola
pendidikan akademik, vokasi, atau profesi dalam satu rumpun disiplin
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga.
3. Institusi Pendidikan Dokter Spesialis adalah institusi yang melaksanakan
program pendidikan dokter spesialis yang telah diakreditasi oleh
kolegium dan telah ditetapkan dan disahkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
4. Keahlian klinik adalah kemampuan penerapan proses klinis dan
komunikasi dalam memecahkan masalah kesehatan yang mencakup
profisiensi pengetahuan akademik dan ketrampilan klinik.
5. Kolegium Ilmu Kedokteran adalah badan yang dibentuk oleh organisasi
profesi untuk masing masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu
cabang disiplin ilmu tersebut.
6. Konsil Kedokteran Indonesia adalah suatu badan otonom, mandiri,
nonstruktural dan bersifat independen, terdiri atas konsil kedokteran dan
kedokteran gigi. (Undang-undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran).
7. Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dicapai peserta didik,
meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku yang diharapkan
setelah menyelesaikan program pendidikan dokter spesialis. Area
kompetensi dokter spesialis meliputi area kompetensi dokter dengan
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 10

pendalaman keilmuan pada masing-masing bidang spesialisasi dan


subspesialisasinya termasuk kompetensi dalam melaksanakan pendidikan
profesi.
8. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan
yang meliputi tujuan pendidikan isi, bahan pelajaran, cara pencapaian
dan penilaian, yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pendidikan
9. Program Studi adalah unsur pelaksana akademik yang
menyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik, vokasi, atau
profesi dalam sebagian atau satu bidang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan/atau olahraga. Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis
dipimpin oleh Ketua Program Studi yang dibantu oleh seorang Sekretaris
Program Studi. Ketua Program Studi bertanggung jawab kepada Dekan FK-
UNAIR
10. Rumah Sakit Pendidikan Utama yang digunakan adalah RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
11. Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi yang digunakan adalah RSAL Dr. Ramelan
Surabaya, RSUD Sidoarjo, RSUD Jember, RSUD Sanglah Bali, RSU Syaiful
Anwar Malang
12. Rumah Sakit Pendidikan Satelit adalah Rumah Sakit Umum yang
digunakan oleh Institusi Pendidikan Kedokteran sebagai wahana
pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul/
kurikulum pendidikan klinik dalam rangka mencapai kompetensi
berdasarkan standar pendidikan profesi kedokteran dan/atau pendidikan
profesi kesehatan lainnya Standar Kompetensi adalah kompetensi
minimal yang harus dicapai dalam pendidikan. Standar kompetensi
ditetapkan oleh kolegium.
13. Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis adalah kriteria minimal
komponen pendidikan yang harus dipenuhi oleh setiap Program
Pendidikan Dokter Spesialis dalam penyelenggaraan pendidikan dokter
spesialis. Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis disusun oleh
kolegium ilmu kedokteran berkoordinasi dengan organisasi profesi, asosiasi
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 11

institusi pendidikan kedokteran, asosiasi rumah sakit pendidikan,


Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Kesehatan.
Pengesahan standar dilakukan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
14. Satuan kredit semester, yang selanjutnya disingkat SKS, adalah takaran
penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu
semester melalui kegiatan terjadwal per minggu.

BAB III
VISI-MISI DAN TUJUAN

E. VISI PROGRAM STUDI

Visi program studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran


Universitas Airlangga (FK-UA) adalah: “Menjadikan IPDS-IOT FK Unair – RSU
Dr.Soetomo sebagai salah satu pusat pendidikan oerthopaedi dan tramatologi
yang terkemuka di tingkat nasional dan regional pada tahun 2020 berdasarkan
moral agama serta menjadi pemuka dalam bidang pendidikan, pemuka dalam
penelitian dan pemuka dalam pengabdian kepada masyarakat”.
Visi tersebut sejalan dan konsisten dengan visi FK-UA dan RSUD Dr.
Soetomo Surabaya untuk menjadi unggul dan terkemuka dalam pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di tingkat nasional dan ASEAN.
Visi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga adalah “Menjadi Fakultas
Kedokteran yang bermartabat, kompetitif, unggul di tingkat Nasional dan
internasional berbasis riset dan teknologi terkini dalam menunjang proses
pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat pada tahun 2020”. Dan visi
RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah “Menjadi Rumah Sakit yang terkemukan
dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian di tingkat ASEAN”.
Kedua visi, baik dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga selaku
institusi penyelenggara pendidikan, dan RUD Dr. Soetomo selaku Rumah Sakit
Pendidikan Utama, menunjukkan keinginan dan menjadi unggul dan terkemuka
di tingkat nasional dan ASEAN atau internasional. Hal ini mewarnai visi dari
program studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 12

Airlangga yang mengharapkan menjadi program studi terkemuka di tingkat


nasional, di kawasan regional ASEAN dan Internasional. Selain kedua visi
tersebut yang mewarnai program studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas
Kedoteran Universitas Airlangga, visi dari Universitas Airlangga yang memiliki
moto “Excellence with Morality” dan visi “ Menjadi universitas yang mandiri,
inovatif, terkemuka, di tingkat nasional dan internasional, pelopor
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, dan seni berdasarkan
moral agama”, juga ikut mewarnai, sehingga selain terkemuka, program studi
juga harus mandiri dan berlandaskan moral-spiritual.

F. MISI PROGRAM STUDI

Misi program studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran


Universitas Airlangga adalah :
1. Bertanggung jawab atas kelancaran penyelenggaraan proses pendidikan
dari rekruitmen peserta didik sampai informasi tempat tugas bagi peserta
didik yang sudah menyelesaikan pendidikannya.
2. Menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi
yang mandiri, inovasi, dan profesional yang berbasis teknologi
pembelajaran modern.
3. Menekankan pendidikan yang berbasis evidence based sehingga mampu
mengembangkan keilmuan secara mendalam, terus menerus, dan mutakhir
dari peserta didik dan staf pengajar.
4. Menjalin dan mengembangkan hubungan kemitraan di tingkat nasional dan
internasional baik dengan rumah sakit maupun pusat pendidikan
orthoapedi dan traumatologi.
5. Menyelenggarakan penelitian dasar, terapan dan epidemiologi yang inovatif
sesuai perkembangan IPTEKDOK untuk menunjang pengembangan
pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
6. Mendharmabaktikan keilmuan dan keahlian yang didapat kepada
masyarakat umum tanpa memandang ras, suku, bangsa dan agama.
7. Mengupayakan pengembangan organisasi dan manajemen internal yang
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 13

berorientasi pada mutu dan standar manajemen modern yang kredibel,


otonom, dan akuntabel.
Penjabaran dari misi program studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga merupakan pelaksanaan dari 4 misi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga dan 5 misi RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
dimana inti dari misi tersebut adalah peningkatan kemampuan yang dapat
berkompetensi secara global melalui proses pendidikan dan penelitian, dan
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pengembangan pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat.

G. TUJUAN PROGRAM STUDI


Tujuan Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga merujuk pada tujuan dari Fakulras Kedokteran Universitas
Airlangga dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dan merupakan penjabaran dari misi
program studi. Rumusan dari tujuan program studi Orthopaedi dan Traumatologi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dijabarkan menjadi Tujuan Umum dan
Tujuan Khusus. Tujuan program studi adalah sebagai berikut :
Tujuan Umum

1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan sistem


muskuloskeletal sesuai dengan kebijakan pemerintah.
2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai
keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup mamahami dan
memecahkan masalah kesehatan sistem muskuloskeletal secara ilmiah dan
dapat mengamalkan ilmu kesehatan sistem muskuloskeletal kepada
masyarakat yang sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal.
3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan,
penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik
yang lebih tinggi.
4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik
profesi.
Tujuan Khusus
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 14

1. Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia.


2. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi masalah bedah
Orthopaedi dan Traumatologi darurat dan elektif terutama untuk kasus
terbanyak yang terdapat di Indonesia.
3. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sabagai sarjana
yang ahli dalm ilmu orthopaedi dan traumatologi sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan
4. Mampu mengembangkan pelayananan bidang ilmu orthopaedi dan
traumatologi dilingkungannya.
5. Mengerjakan ilmu orthopaedi dan traumatologi sebagai profesi.
6. Menjaga pengetahuan yang cukup tentang rehabilitasi cacat tubuh dan
mampu melaksanakan rehabilitasi preventif.
7. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih sumber-
sumber belajar yang sehat serta menjurus ketingkat akademik tertinggi.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 15

BAB IV
ORGANISASI PELAKSANA

A. DASAR HUKUM
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0397/U/1981 tentang Program Pendidikan Spesialis I di Bidang Patologi
Anatomi, Patologi Klinik dan Ilbu Bedah Orthopaedi.
2. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 147/DIKTI/Kep/2007 tentang Penataan dan
Penetapan Kembali Ijin Penyelenggaraan Program Studi Pada Universitas
Airlangga Surabaya.
3. Keputusan Rektor Universitas Airlangga Nomor 1769/H3/2010 tentang
Penyelenggaraan Program Studi di Lingkungan Universitas Airlangga.
4. Keputusan Rektor Universitas Airlangga Nomor 12186/UN3/KR/2013 tentang
Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Program Studi Di Lingkungan Universitas
Airlangga.

B. STRUKTUR ORGANISASI DEPT – SMF ORTHOPAEDI DAN


TRAUMATOLOGI RSUD DR. SOETOMO/ FK UNAIR
Ketua Departemen/SMF : Dr. Ferdiansyah, dr., SpOT(K)

Sekretaris Departemen : Tri Wahyu Martanto, dr., SpOT(K)

Ketua Program Studi : Dr. Dwikora Novembri Utomo, dr., SpOT(K)

Sekertaris Program Studi : Mouli Edward, dr.,M.Kes., SpOT(K)

Divisi Lower Extremity :

1. Prof. Dr. Achmad Sjarwani, dr., SpB., SpOT(K)


2. Mohmmad Zaim Chilmi, dr., SpOT(K)
3. Dr. Dwikora Novembri Utomo, dr., SpOT(K)
4. Andre Triadi Destantyo, dr., SpOT(K)

Divisi Hand & Upper Extremity:

1. Erwin Ramawan, dr., SpOT(K)


2. Dr. Heri Suroto, dr., SpOT(K)
3. Teddy Heri Wardhana, dr., SpOT(K)
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 16

Divisi Spine :

1. Prof. Dr. Bambang Prijambodo, dr., SpB., SpOT(K)


2. I Ketut Martiana, dr., SpOT(K)
3. Lukas Widhiyanto, dr., SpOT(K)
4. Primadenny Ariesa Airlangga, dr.,M.Si., SpOT(K)

Divisi Pediatri :

1. Dr. Komang Agung Irianto, dr., SpOT(K)


2. Tri Wahyu Martanto, dr., SpOT(K)
3. Sulis Bayu Sentono, dr., M.Kes., SpOT

Divisi Muskuloskeletal Tumor :

1. Dr. Ferdiansyah, dr., SpOT(K)


2. Mouli Edward, dr., M.Kes., SpOT(K)

C. KEWAJIBAN DAN TUGAS STAF


1. Kewajiban / tugas Staf Dept - SMF Orthopaedi dan Truamatologi RSUD
DR.Soetomo/FK UNAIR
a.Melaksanakan pendidikan dan pengajaran Orthopaedi dan Traumatologi
kepada mahasiswa Kedokteran dan peserta Pendidikan Dokter Spesialis
Orthopaedi dan Traumatologi.
b.Melaksanakan penelitian dan pengembangan keilmuan dibidang Orthopaedi
dan Traumatologi
c. Melaksanakan pelayanan dan pengabdian pada masyarakat baik didalam
maupun diluar RSUD DR. Soetomo
d.Melaksanakan pembinaan civitas akedemika
e.Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat

2. Tugas Ketua Dept - SMF Orthopaedi dan Truamatologi RSUD


DR.Soetomo/FK UNAIR
a. Menyusun rencana dan program kerja Departemen sebagai pedoman
pelaksanaan tugas
b. Memeriksa konsep beban tugas staf pengajar berdasarkan ketentuan yang
berlaku untuk mengetahui kesesuaiannya
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 17

c. Meneliti konsep rencana pelayanan, pendidikan, dan penelitian berdasarkan


ketentuan yang berlaku untuk mengetahui kecocokannya
d. Menyusun konsep surat penugasan staf pengajar atau pembimbing akademik
sebagai bahan masukan atasan
e. Memonitor pelaksanaan pelayanan, pendidikan, dan penelitian berdasarkan
monitoring untuk peningkatan mutu
f. Mengevaluasi hasil pelaksanaan pelayanan, pendidikan, dan penelitian
berdasarkan monitoring untuk peningkatan mutu
g. Menyusun rencana biaya operasional Departemen pertahun berdasarkan
beban kerja Departemen dan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran
kegiatan
h. Membimbing dan menilai kegiatan Peserta didik di lingkungan Departemen
untuk bahan pengembangan
i. Melayani staf yang melakukan penelitian dan pangabdian masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan keahliannya untuk kelancaran pelaksanaan tugas
j. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Departemen sesuai dengan hasil
yang telah dicapai sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 18

3. Tugas Ketua Program Studi Dept - SMF Orthopaedi dan Truamatologi


RSUD DR.Soetomo/FK UNAIR
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan oleh
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dalam hal kegiatan pendidikan
klinik Program Pendidikan Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi.
b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran tata kerja dan tata hubungan antara
RSUD Dr. Soetomo dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dalam hal
pendidikan klinik Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan
Traumatologi
c. Menyusun rencana dan program kerja Program Studi sebagai pedoman kerja;
d. Membuat konsep rencana pengembangan Program Studi sebagai bahan
masukan Dekan (studi lanjut, pelatihan staf/pengajar, staf administrasi,
pelatihan soft skill PPDS)
e. Membimbing dan menilai kegiatan PPDS di lingkungan Program Studi
untuk bahan pengembangan
f. Mengkoordinasikan pembuatan GBPP, SAP pengajaran
g. Menyusun/mengevaluasi beban tugas staf pengajar setiap semester
h. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan perkuliahan untuk
meningkatkan mutu Program Studi;
i. Mengkoordinasikan pelaksanaan ujian dan pengumpulan soal ujian
j. Mengajukan usul penugasan Dosen / Staf Wali atau Penasihat Akademik
kepada Dekan
k. Mengkoordinir pelaksanaan konsultasi mahasiswa dengan pembimbing
akademis
l. Menyusun rencana biaya operasional program studi per tahun
berdasarkan beban kerja program studi dan ketentuan yang berlaku
untuk kelancaran kegiatan pendidikan
m. Menyusun rencana kebutuhan dosen dan tenaga administrasi jurusan
n. Mengkoordinir dosen / staf pengajar untuk melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan beban tugas dan keahliannya
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 19

o. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Program Studi sesuai dengan


hasil yang telah dicapai sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
p. Bertanggung jawab terhadap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi kerjasama
dengan institusi lain
q. Bertangung jawab terhadap pengembangan mutu pendidikan

4. Tugas Sekertaris Program Studi Dept - SMF Orthopaedi dan


Truamatologi RSUD DR.Soetomo/FK UNAIR
a. Mengevaluasi, mengkoordinasikan, dan bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan atau program kerja departemen
b. Membimbing dan bertanggung jawab terhadap kegiatan pelayanan
pendidikan dan penelitian di lingkungan departemen
c. Mengelola sumber daya departemen baik sumber daya manusia, fasilitas,
informasi, dan lain lain untuk kelancaran pelaksanaan program di departemen
d. Bersama kepala departemen melakukan pembagian beban tugas pengajaran,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat untuk masing masing staf
pengajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan pelayanan penelitian dan pengabdian pada
masyarakat berdasarkan hasil monitoring untuk meningkatkan mutu
f. Mengusahakan penyediaan fasilitas yang diperlukan baik oleh staf pengajar
maupun peserta didik dalam melakukan pendidikan, penelitin, dan
pengabdian pada masyarakat sesuai dengan beban tugas dan keahliannya
untuk kelancaran pelaksanaan tugas
g. Melaporkan pelaksanaan kegiatan departemen sesuai dengan hasil yang
dicapai dalam bentuk buku laporan sebagai pertanggungjawaban tugas
kegiatan setiap tahun dan diakhir masa jabatan

5. Tugas Gugus Penjamin Mutu Dept - SMF Orthopaedi dan Truamatologi


RSUD DR.Soetomo/FK UNAIR
a. Bertanggung jawab terhadap penjagaan mutu pendidikan klinik Program
Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi di RSUD Dr.
Soetomo
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 20

b. Melaksanakan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap


penyelenggaraan pendidikan klinik program Pendidikan Dokter Spesialis
Orthopaedi dan Traumatologi di RSUD Dr. Soetomo
c. Berkoordinasi dengan RSUD Dr.Soetomo dalam penyelenggaraan program
jaminan mutu pelayanan rumah sakit khususnya dalam hal keselamatan
pasien dan dituangkan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem
supervisi peserta didik
d. Menyusun tata tertib peserta didik yang menempuh pendidikan Spesialis
Orthopaedi dan Traumatologi di RSUD Dr Soetomo guna tercapainya tujuan
pembelajaran
e. Bekerja sama dengan bidang pendidikan dan pelatihan/Departemen terkait di
RSUD Dr Soetomo melakukan sosialisasi terhadap tata tertib peserta didik
Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi
f. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya, bertanggungjawab kepada
ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan
Traumatologi

6. Hak-hak Staf Dept - SMF Orthopaedi dan Truamatologi RSUD


DR.Soetomo/FK UNAIR
a. Mendapatkan kenaikan pangkat sesuai dengan aturan yang berlaku
b. Mendapatkan kesempatan untuk pendidikan yang lebih tinggi
c. Mendapatkan kesempatan untuk pengembangan sesuai dengan keahliannya
d. Mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan pelatihan baik di dalam
negeri maupun luar negeri
e. Mendapatkan gaji / jasa / dan lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku
f. Mendapatkan hak cuti sesuai dengan aturan yang berlaku
g. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya setiap divisi, bertanggung jawab
kepada ketua Departemen dan KPS Orthopaedi dan Traumatologi
h. Hak menjadi penulis pertama atas penelitian PPDS yang dibimbing
i. Hak Publikasi karya ilmiah PPDS yang dibimbing
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 21

BAB V
PELAKSANAAN PENDIDIKAN

A. PERSYARATAN UMUM PESERTA PROGRAM STUDI


1. Dokter Warga Negara Indonesia lulusan program studi pendidkan
dokter/fakultas kedokteran (bagi lulusan tahun 2004 dan sesudahnya) yang
terakreditasi A/B oleh BAN-PT.
2. Dokter Warga Negara Indonesia lulusan dari Perguruan Tinggi/ Institusi
PTN/PTS di Indonesia yang terakreditasi BAN-PT (khusus bagi lulusan tahun
2015 dan sesudahnya)
3. Khusus untuk dokter Warga Negara Indonesia Lulusan luar negeri :
a. Berasal dari prodi yang terakreditasi (sertifikat dari accreditation board)
b. Memenuhi ketentuan KKI (Program adaptasi, uji kompetensi, mendapat
STR khusus)
c. Calon mahasiswa yang diterima telah memenuhi wajib mengikuti program
pra spesialis/adaptasi selama enam bulan hingga satu tahun meliputi :
pemenuhan terhadap ketentuan KKI (Konsil Kedokteran Indonesia),
kolegium
4. Khusus untuk Dokter Warga Negara Asing :
a. Mendapat rekomendasi dari KBRI negara asal mahasiswa
b. Lulusan dari program studi yang terakreditasi (sertifikat accreditation
board) memiliki surat ijin/persetujuan dari pemerintah RI sesuai dengan
kewenangannya, bila sudah diterima sebagai calon mahasiswa di UNAIR.
c. Menyertakan copy ijazah dan transkrip akademik yang setara (Dalam
bahasa Inggris)
d. Calon mahasiswa yang diterima akan mendapatkan pembelajaran
kemampuan Bahasa Indonesia selama 1 tahun yang dibuktikan dengan
sertifikat BIPA (Bahas Indonesia Bagi Penutur Asing) dan pembelajaran
sosial budaya
e. Harus memiliki surat ijin/persetujuan dari Pemerintah RI sesuai dengan
kewenangannya, bila sudah diterima sebagai calon mahasiswa di UNAIR.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 22

5. Tidak memilki cacat tubuh atau ketunaan yang dapat mengganggu kelancaran
studi, dengan bukti berupa surat keterangan dari lembaga/rumah sakit
pemerintah berwenang dan masih berlaku.
6. Memiliki Surat Keterangan Bebas Penggunaan NAPZA (Narkotik, Psikotropik
dan Zat Additif lainnya) dari RSUD Dr. Soetomo atau Rumah Sakit Pemerintah
lainnya, yang dibuat maksimal 3 (tiga) bulan terakhir
7. Memiliki Ijazah Sarjana Pendidikan Dokter dan Transkrip Akademik Sarjana
Pendidikan Dokter, yang telah dilegalisir oleh Dekan Fakultas Kedokteran asal
(tidak menerima konversi Indeks Prestasi Kumulatif).
8. Memiliki Ijazah Pendidikan Profesi Dokter dan Transkrip Akademik Pendidikan
Profesi Dokter, yang telah dilegalisir oleh Dekan Fakultas Kedokteran asal
(tidak menerima konversi Indeks Prestasi Kumulatif).
9. Bagi Calon Peserta PPDS, Lulusan Program Studi S1 Pendidikan Dokter yang
menggunakan Kurikulum Non-KBK : telah lulus dokter minimal 1 (satu) tahun
terhitung sejak dinyatakan lulus Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)
dengan menyertakan fotokopi tanda bukti kelulusan UKDI dan Surat
Keterangan telah bekerja di Instansi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit
Pemerintah/Swasta atau Puskesmas) selama 1 (satu) tahun.
10. Bagi Calon Peserta PPDS, Lulusan Program Studi S1 Pendidikan Dokter yang
menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) harap melampirkan Surat
Tanda Selesai Internship (STSI) yang diterbitkan oleh Komite Internship Dokter
Indonesia (KIDI) atau Surat Keterangan Selesai Internship (SKSI) yang
diterbitkan oleh Provinsi.
11. Bagi Calon Peserta PPDS yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS),
wajib melampirkan fotokopi Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Surat Keputusan Pengangkatan sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bagi Calon Peserta PPDS yang berstatus
sebagai Anggota TNI/POLRI, wajib melampirkan fotokopi Surat Perintah (Sprin)
Pertama dan Surat Perintah (Sprin) terakhir.
12. Memiliki Surat Persetujuan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS) dari atasan (bagi yang sedang bekerja).
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 23

13. Memiliki Surat Rekomendasi dari Pengurus Daerah - Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) setempat yang menyatakan tidak pernah melakukan malpraktek atau
melakukan pelanggaran Kode Etik Kedokteran Indonesia
14. Memiliki Surat Rekomendasi dari Pengurus Daerah - Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) untuk pindah ke IDI Surabaya apabila sudah diterima sebagai mahasiswa
PPDS.
15. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Dokter dari Konsil Kedokteran Indonesia
yang masih berlaku (minimal 6 bulan sebelum habis masa berlakunya)
16. Membuat Surat Pernyataan bersedia mematuhi semua peraturan yang berlaku
di RSUD Dr. Soetomo, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan Program
Studi masing-masing.
17. Membuat Surat Pernyataan bahwa selama menempuh Program Pendidikan
Dokter Spesialis (PPDS) maupun setelah dinyatakan lulus sebagai dokter
spesialis, bersedia ditugaskan di seluruh wilayah Indonesia, yang diketahui dan
disetujui oleh orang tua/suami/istri.
18. Memiliki Surat Persetujuan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran UNAIR dari Orang tua/Suami/Isteri.
19. Calon Peserta PPDS yang akan memperoleh Tugas Belajar dari Kementerian
Kesehatan/ TNI/POLRI/Instansi Swasta, wajib memiliki Surat Keterangan
bahwa Biaya Pendidikan (SOP & SP3) ditanggung Kementerian
Kesehatan/TNI/POLRI/Instansi Swasta, yang menugaskan.
20. Memiliki surat persetujuan/rekomendasi/penugasan dari instansi induk, sebagai
berikut :
a. Bagi calon peserta dari Kementerian Kesehatan dilampirkan surat
persetujuan dari Dinas Kesehatan Propinsi setempat.
b. Bagi calon peserta PPDS dari TNI/POLRI yang memperoleh Tugas Belajar
dari Kementerian Pertahanan dengan melampirkan Surat Persetujuan dari
Mabes TNI/Kepala Kepolisian Republik Indonesia (KAPOLRI).
21. Memiliki Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)/Surat Keterangan
Kelakuan Baik (SKKB) dari Kepolisian Resort Kota (Polresta) atau yang
setingkat. Bagi Calon Peserta PPDS yang berasal dari TNI/POLRI, wajib
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 24

memiliki Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) dari kesatuan masing-masing


yang telah dilegalisasi.
22. Menyerahkan Daftar Riwayat Hidup/Curriculum Vitae.
23. Memiliki surat pernyataan tidak aktif sebagai anggota partai politik, baik pada
saat mendaftar maupun selama mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis
(PPDS).

Materi tes, dasar pertimbangan penerimaan dan pengumuman


1. Materi tes:
a. Tes Potensi Akademik (TPA) dan Bahasa Inggris
b. Wawancara
c. Tes khusus bidang keilmuan
d. Psikotest
e. Tes kesehatan
2. Dasar pertimbangan penerimaan adalah kelengkapan persyaratan administrasi,
hasil tes, TPA dan Bahasa Inggris
3. Pengumuman hasil seleksi penerimaan peserta orthopaedi
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 25

B. PERSYARATAN AFIRMASI

Persyaratan Afirmasi Tahun 2015


Kriteria Calon Peserta 1. Dokter yang pernah bertugas di daerah 3T (sesuai
PPDS - Program UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan
Afirmatif (salah satu) Dokter pasal 27 ayat 3, 4, 5) selama lebih dari 3
(tiga) tahun, yang dibuktikan dengan dokumen-
dokumen pendukung berupa surat tugas dari
instansi yang berwenang, atau
2. Dokter Anggota TNI/POLRI yang memperoleh
Tugas Belajar dari Pimpinan TNI/POLRI, atau
3. Dokter Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh
Tugas Belajar dari Kementerian (Kementerian
Kesehatan dan/atau Kementerian Ristek-Dikti), atau
dari Walikota/Bupati/Gubernur dengan
menyerahkan Surat Pernyataan dari yang
bersangkutan bahwa bersedia kembali ke daerah
asal atau ditempatkan di daerah yang belum
memiliki Dokter Spesialis dari Prodi PPDS tersebut
yang dibuktikan dengan akta notaris, atau
4. Dokter Lulusan Program Pendidikan Akademik –
Sarjana Kedokteran dan Program Pendidikan Profesi
dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Afirmasi hanya untuk 1. Usia dapat lebih dari 3 tahun dari usia yang
persyaratan : dipersyaratkan pada Program Studi PPDS yang
(1) Usia diinginkan.
(2) IPK 2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Program Pendidikan
(3) Nilai ELPT/TOEFL, Akademik – Sarjana Kedokteran >2,00.
sedangkan yang lain 3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Program Pendidikan
wajib mengikuti Profesi – Dokter >2,50
ketentuan 4. Memiliki sertifikat ELPT dengan nilai ≥ 400 dari
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 26

Persyaratan Afirmasi Tahun 2015


persyaratan yang ada Pusat Bahasa Universitas Airlangga atau sertifikat
(baik yang umum TOEFL dengan nilai ≥ 400 dari lembaga yang
maupun yang khusus diakui.
untuk masing-masing
program studi)

C. PERSYARATAN KHUSUS

Program Studi Tahun 2015


Orthopaedi dan 1. Berusia tidak lebih dari 35 tahun pada saat mulai
Traumatologi Program Pendidikan Dokter Spesialis – PPDS (1
Januari untuk periode seleksi Semester Genap dan
1 Juli untuk periode seleksi Semester Gasal)
2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Program
Pendidikan Akademik Sarjana Kedokteran ≥ 2,75
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Program
Pendidikan Profesi Dokter ≥ 3,00
4. Memiliki sertifikat ELPT dengan nilai ≥ 500 dari
Pusat Bahasa Universitas Airlangga atau sertifikat
TOEFL dengan nilai ≥ 500 dari lembaga yang
diakui.
5. Memiliki sertifikat ATLS
6. Kesehatan Jiwa dinyatakan normal, dengan
melampirkan hasil Paket Tes Kesehatan Jiwa
(Psikotes, MMPI, dan wawancara) yang dilakukan
oleh Departemen Psikiatri RSUD Dr. Soetomo, yang
masih masa berlaku (hasil tes berlaku untuk 6
bulan ke depan).
7. Kesempatan mengikuti ujian seleksi prodi
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 27

Orthopaedi dan Traumatologi maksimal 2 kali


Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 28

D. PROSES SELEKSI

Tahun 2015
NO JENIS TES SKOR BOBO NILAI PENANGGUNG
T JAWAB
(%) (SKOR X BOBOT)
1 Tes Tulis
(TPA,BHS.INGGRIS)
a. TPA 0 - 100 10 0 – 10 PPMB-UNAIR
b. Bahasa Inggris 0 - 100 10 0 – 10

2 Nilai Prodi
a.Wawancara 0 - 100 40 0 – 40 PEWAWANCARA
b.Bidang Ilmu 0 - 100 24 0 – 24 DAN PPDS
c.Psikotes 0 - 100 8 0–8
d.Lain-lain 0– 8 0–8
100
NILAI TOTAL 0-100

E. KETENTUAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN


1) Pendekatan Pembelajaran
a. Pendidikan dokter spesialis harus merupakan program yang sistematik, yang
menguraikan secara jelas komponen umum dan khusus kegiatan pendidikan.
b. Pendidikan dilakukan berbasis praktik yang komprehensif melibatkan
peserta didik pada seluruh kegiatan pelayanan kesehatan di bawah
supervisi dan ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas pelayanan tersebut.
c. Program pendidikan mencakup integrasi antara teori dan praktik.
d. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, sehingga dapat
memotivasi peserta didik berpartisipasi aktif, memberikan kesempatan yang
memadai untuk dapat berprakarsa, melakukan kreativitas dan kemandirian
sesuai dengan pengembangan disiplin ilmu yang telah dipilihnya.
e. Dalam proses pembelajaran staf pendidik berperan sebagai
pembimbing, pendidik dan penilai. Peserta didik dimungkinkan untuk
melakukan konseling pendidikan kepada KPS atau staf yang ditunjuk.
f. Proses pendidikan harus memperhatikan keselamatan pasien dan peserta
didik.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 29

g. Proses pendidikan harus memberikan kemampuan penguasaan metoda


ilmiah, berupa kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan klinik berbasis bukti
2) Proses Pendidikan
Program pembelajaran diberikan dengan beberapa metode antara lain :
a) Kuliah Klasik : Kuliah klasik berupa proses pemberian kulaih dengan
diskusi dua arah untuk meningkatkan pemahaman Peserta Didik PPDS I
b) Tutorial/Diskusi : Tutorial atau diskusi diberikan untuk membahas
bersama kasus Orthopaedi dan Traumatologi saat di Poli, diskusi Divisi
maupun diskusi ketika visite jaga.
c) Praktik/ Pembimbingan : diberikan saat pembimbingan visite pasien di
ruangan, pemeriksaan pasien di Poli dan saat melakukan bimbingan operasi.

Tabel . Jadwal Kegiatan Akademik Divisi Orthopaedi dan Traumatologi

No Divisi Visite Poli Diskusi


.
1. Muskuloskeletal Tumor Kamis Kamis Senin/2minggu
(07.00 – (08.00– (08.00 –
09.00) 14.00) 10.00)
2. Lower Extremity & Sport Selasa pagi Selasa Selasa
Injury (06.30 – (08.00– (14.00 –
08.00) 14.00) 16.30)
3. Upper Extremity Kamis pagi Jum’at Rabu Siang
(06.30 – (08.00– (14.00 –
08.00) 14.00) 16.30)
4. Spine Senin Senin Rabu pagi
(06.00 - (08.00- (06.00 -09.00)
08.00) 14.00)
5. Pediatric Kamis siang Rabu Kamis
(12.00 – (08.00– (08.00 -10.00)
14.00) 14.00)
6. Visite besar Jum’at (06.30 – 08.00)
7. Pertemuan akhir minggu Jum’at (08.00 – 09.30)
8. Kamar operasi Senin – Jum’at (08.00 – selesai)
9. Jaga IRD Setiap hari (07.00 – 19.00) & (19.00 – 07.00)
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 30

3) Tahapan Pendidikan

Gambar: Alur pendidikan PPDS I Orthopaedi dan Traumatologi

Pendidikan orthopaedi mempunyai tahapan pendidikan dari setiap


memerlukan ujian tahapan. Ujian tahapan memerlukan syarat telah mencukupi
masa pendidikan dan karya ilmiah yang diterbitkan dan ketrampilan pelayanan
kasus yang ditentukan pada rapat staf prodi. Kurikulum lengkap untuk tahapan
pendidikan tercantum dalam buku Kurikulum Program Studi Orthopaedi dan
Traumatologi Fakultas Kedokteran yang diarahkan oleh Rektorat Universitas
Airlangga.

4) Batas Waktu Pendidikan


Batas waktu pendidikan maksimal adalah 15 semester.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 31

5) Hubungan Pendidikan dan Pelayanan


Hubungan pendidikan dan pelayanan adalah ketika para residen melakukan
proses pelayanan, pemeriksaan dan pengobatan ke poli.
6) Karya Ilmiah
Minimal 4 karya ilmiah yang terdiri dari :
 Referat
 Case report / serial case
 Retrospektif / Eksperimental
 Eksperimental
Karya ilmiah ini juga merupakan syarat ujian kenaikan tingkat. Referat
merupakan syarat menuju case report. Case report / serial case merupakan
syarat menuju retrospektif / eksperimental. Retrospektif merupakan syarat
menuju eksperimental. Eksperimental merupakan syarat menuju chief.

7) Sistem Evaluasi Peserta Didik


a) Evaluasi harian : morning report, diskusi bidang minat, pre op planning,
operative bimbingan, post operative, visite divisi dan visite besar
b) Kenaikan tingkat:
 Ujian emergency (bedah dasar ke OTL-1)
 Ujian OTL-1 ke OTL-2
c) Attitude & Etika : dilakukan terintegrasi dengan point 1 dan 2 dan
merupakan hasil pengamatan secara terus-menerus
d) Ujian Pra Chief
dengan prasyarat
 mempresentasikan proposal penelitain akhir dan seminar hasil ujian
penelitian
e) Ujian Institusi
f) Ujian Board
8) Tata Cara Penilaian
Angka nilai mutu, markah dan interpretasinya pada sistem penilaian peserta
program (berlaku untuk semua kegiatan pendidikan di Program Studi
Orthopaedi danTraumatologi).
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 32

ANGKA NILAI MUTU MARKAH INTERPRETASI


80-100 4.00 A+ Baik Sekali
76-79 3.70 A Baik
73-75 3.30 A-
70-72 3.00 B Cukup
66-69 2.75 B-
63-65 2.50 C+
60-62 2.00 C Kurang
56-59 1.75 C-
50-55 1.00 D Kurang Sekali
< 50 0.00 E

9) Kemampuan yang Dinilai


a. Knowledge
A1 : Dapat mengetahui dan mengingat
A2 : Dapat memahami dan mengerti
A3 : Menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, merumuskan
B1 : Mampu mendiagnosis dan merujuk
B2 : Mampu mendiagnosis, terapi sementara dan merujuk
B3 : Mampu mendiagnosis, terapi paripurna
B4 : Mampu mendiagnosis, terapi, rawat bersama

b. Attitude
Di evaluasi melalui laporan penilaian 360°, dimana penilai dari berbagai
unsur yang berinteraksi langsung dengan PPDS, seperti perwakilan Poli,
perwakilan ruang operasi (OK), perwakilan ruangan, perwakilan RS
Jejaring.
c. Skill
Konservatif : tanpa operasi
Operatif : melakukan operasi
C1 : Melihat
C2 : Mengerjakan kasus sederhana
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 33

C3 : Mengerjakan dan mengajarkan kasus sulit


d. Evaluasi
 Ujian tulis dan lisan
 Ujian keterampilan (Bimbingan Operasi)
 Pengamatan terus menerus
 Telaah buku catatan (logbook)

10)Morbiditas dan Mortalitas


a) Morbiditas ringan: bila PPDS tidak mencapai pengetahuan kognitif sesuai
levelnya
b) Morbiditas sedang : pelanggaran psikomotor/skill berdasarkan ketentuan yang
berlaku
c) Morbiditas berat : pelanggaran attitude, moral, pelanggaran hukum
d) Pembinaan :
 Ringan : 3 kali morbiditas ringan mendapatkan tugas baca
 Sedang : setiap kali morbiditas sedang mendapatkanntugas baca, 3 kali
morbiditas sedang grounded = 1 bulan atau diturunkan levelnya
 Berat : digrounded atau diberhentikan pendidikannya, yang diputuskan
melalui rapat staf.
11)Absensi
a) Cuti/ijin diajukan selambat-lambatnya 1 minggu sebelumnya kepada KPS/SPS
dan di tembuskan ke ketua departemen dan melimpahkan tugas ke PPDS lain.
b) Ijin karena sakit harus ada surat dokter
c) Ijin yang bersifat mendadak harus ada alasan yang jelas dan disampaikan
langsung kepada KPS/SPS
d) Cuti/ijin dalam 1 tahun maksimal 12 hari kerja apabila melebihi akan
ditambahkan pada masa pendidikan

12)Pendidikan Tambahan
a) Simposium, seminar dan workshop (baik dalam negeri maupun luar negri)
b) Rotasi Dalam dan Luar Negeri
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 34

c) Setiap PPDS I diwajibkan dan diharuskan membiayai sendiri proses


pendidikan tambahan tersebut.
13) Hak PPDS
1. Mendapatkan kesempatan yang sama selama proses pendidikan
2. Mengetahui kompetensi yang akan diperoleh selama proses pendidikan
3. Mendapatkan bimbingan dari pendidik klinik selama menjalankan
pembelajaran klinik
4. Mendapatkan dosen pembimbing klinik
5. Mengetahui aspek-aspek yang akan dinilia
6. Mengikuti ujian setelah memenuhi segala persyaratan
7. Mendapatkan penilaian yang adil dan obyektif sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
8. Mengetahui hasil penilaian
9. Dalam hal tidak terpenuhinya hak0hak tersebt di atas, maka PPDS berhak
mengajukan keberatan secara tertulis yang ditujukan kepada Ketua
Program Studi yang bersangkutan untuk mendapatkan penyelesaian yang
adil
14) Kewajiban PPDS
1. Menaati peraturan dan menjalankan seluruh kegiatan pembelajaran klinik
yang ditetapkan oleh pengelola program dan masing-masing Program Studi
2. Mematuhi tata tertib dan peraturan yang ditetapkan di masing-masing rumah
sakit pendidikan dan wahana pendidikan lainnya
3. Mengucapkan janji peserta PPDS sebelum menjalankan pendidikan klinik
4. Mengetahui jenis-jenis kewenangan yang boleh didelegasikan oleh pendidik
klinik
5. Melaksanakan tugas klinik yanng didelegasikan oleh pendidik klinik dan
pembimbing klinik sesuai dengan kewenangannya
6. Terhadap pasien : berlaku wajar, sopan, dan ramah, melakukan tugas dengan
sepenuh hasti, tegas, dan sesuai dengan kewenangan, tidak diperkenankan
mempermainkan pasien, dan memberikan pelayanan terbaik sebagai ibadah.
7. Mematuhi peraturan yang berlaku di Departeme/Program Studi Orthopaedi &
Traumatologi di RSUD Dr. Soetomo dan RS Jejaring
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 35

8. Berhak mendapatkan pembimbingan dari staf pengajat selama belajar di Poli


Otrhopaedi dan Traumatologi
9. Mendapatkan ijin menggunakan fasilitas belajar di Fakultas Kedokteran UNAIR
10. Mendapatkan ijin menggunakan fasilitas belajar di RSUD Dr. Soetomo dan RS
Jejaring.
11. Menghormati para senior, pegawai dan pejabat di lingkungan FK UNAIR/
RSUD DR. Soetomo/ RS Jejaring
12. Memperlakukan pasien dengan hormat dan santun tanpa memandang status
13. Menghormati dan bersikao santun terhadap sejawat dan mitra kerja
14. Mengikuti proses belajar mengajar sesui dengan yang dijadwalkan dan
ditugaskan oleh para staf pendidik
15. Menjalankan tugas Departemen/Program Studi yang ditugaskan baik dalam
negeri maupun luar negeri
16. Wajib ijin ketika meninggalkan tugas dan menyerahkan tugas pada PPDS
yang lain sehingga tetap bertanggung jawab pad tugasnya
17. Ijin harus disetujui oleh KPS/SPS jika menggunakan karya ilmiah untuk
kepentingan pribadi dan publikasi
i. Lain-lain

1. Regulasi ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan, dengan keputusan rapat
Staf Departemen
2. Hal-hal lain yang tidak atau tidak cukup diatur dalam kontrak pendidikan ini
maka mutatis mutandis berlaku ketentuan yang ada di Universitas Airlangga
secara umum dan/ atau ketentuan dibuat oleh Kolegium Orthopaedi &
Traumatologi yang telah disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 36

BAB VI
ADAPTASI LULUSAN LUAR NEGERI

A. Pendahuluan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSU Dr. Soetomo Surabaya
menerima adaptasi bagi Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri yang akan bekerja di
Indonesia.

B. Tujuan

Tujuan penyelenggaraan adaptasi spesialis lulusan luar negeri ialah untuk


memberikan kesempatan penyesuaian bagi mereka yang sah ijazahnya serta dinilai
layak untuk memperoleh kesempatan adaptasi, sehingga pada akhirnya peserta
program adaptasi:

1. Dapat menerapkan kemampuannya dalam bidang Orthopaedi dan


Traumatologi yang sudah dipelajarinya menurut kaidah yang lazim dianut
dokter spesialis Orthopaedi dan Traumatologi di Indonesia, sesuai dengan
problema kesehatan di Indonesia dan sumber daya yang tersedia.
2. Menguasai pola penatalaksanaan bidang Orthopaedi dan Traumatologi dalam
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia
3. Memahami dan menghayati tata nilai yang dianut di Indonesia, Etika Profesi
Orthopaedi dan Traumatologi serta Kode Etika Kedokteran Indonesia, sehingga
dapat diterima di kalangan profesi Orthopaedi dan Traumatologi serta kalangan
profesi dokter pada umumnya.

C. Persyaratan

Calon adaptasi harus mempunyai persyaratan administrasi (urut nomor):

a. Ijazah dinilai sah oleh panitia penilai ijazah sarjana Lulusan Luar negeri
(PPISLN, Depdikbud)
b. Bersama dengan ijazah, peseerta wajib melampirkan:
 Log book
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 37

 Transkrip akademik
 Karya Tulis Akhir
c. Kurikulum pendidikannya telah dikaji oleh KARI, minimal mencapai 75%
kurikulum/modul PPDS 1 Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia.
d. Surat permintaan dari Majelis Kolegium kedokteran Indonesia (MKKI)
D. Lama Adaptasi
Lamanya adaptasi ditentukan minimal 2 (dua) semester dan kompetensi
ditentukan oleh Kolegium setelah mendapat masukan dari KPS tempat yang
bersangkutan menjalani adapatasi.
E. Daya Tampung

Daya tampung bagi peserta adaptasi Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri,
tergantung pada daya tampung Program Studi yang terkait.

F. Pelaksanaan Adaptasi

Harus memahami dan melaksanakan kebijaksanaan rumah sakit, etika medis


dan aspek medikolegal dimana dia beradaptasi.
G. Penilaian
1. Penilaian dilakukan secara terus menerus dengan pengujian secara bertahap
sesuai dengan tempat stase
2. Peserta adapatasi diharuskan membuat makalah ilmiah dan melakukan
penyajian dalam konferensi ilmiah
3. Pelaporan kemajuan hasil program adapatasi yang mencakup bidang
perilaku dilakukan setelah peserta menjalani program yang diterapkan
dengan kemungkinan sebagai berikut:
a. Perkembangan pencapaian adaptasinya menunjukkan penyelesaian
sesuai jadwal semula.
b. Perkembangannya menunjukkan kekurangan yang akan mengubah
jadwal semula dengan penambahan waktu adaptasinya.
4. Penilaian akahir dengan ujian lisan nasional yang akan diatur oleh KATI
melalui KUN
H. Penghentian Adaptasi
1. Penghentian pendidikan peserta program adaptasi bertujuan untuk:
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 38

a. Menjaga dan mempertahankan mutu hasil pendidikan


b. Mempertahankan efisiensi pendayagunaan sumber pendidikan
c. Sebagai manifestasi tanggung jawab professional
2. Penghentian pendidikan peserta program adaptasi merupakan keputusan
akhir setelah dilakukan serangkaian penilaiaan terhadap kemajuan
pendidikan yang menunjukkan tanda-tanda semakin jauh dari pencapaian
yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang harus diselesaikan. Penilaian
meliputi unsur-unsur kognitif, afektif, dan psikomotor
3. Keputusan penghentian pendidikan hanya dapat dilakukan oleh KPS yang
selanjutnya dilaporkan ke Komisi Kompetensi KATI dan Ketua KATI.
4. Penghentian pendidikan peserta program adapatasi dapat terjadi sebagai
berikut:
a. Peserta program adaptasi mengundurkan diri
b. Peserta program adapatasi memperlihatkan sikap tidak terpuji
 Kurangnya rasa tanggung jawab professional yang dapat
membahayakan pasien ataupun lembaga pendidikan
 Pelanggaran berat Kode Etika Kedokteran Indonesia
 Menolak menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Peserta program adaptasi membuat kesalahan-kesalahan yang berulang
setelah diperingatkan secara lisan dan / atau tertulis tanpa menunjukkan
upaya perbaikan yang memadai.
d. Peserta program adaptasi tidak menunjukkan kemajuan yang sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan, dan program pembinaan / bimbingan
khusus yang diberikan baginya juga tidak memberikan hasil yang baik.
e. Tahap penghentian: diputuskan atas dasar hasil penilaian setelah
pembahasan tuntas dalam rapat staf pengajar. Pada pelanggaran kasus
berat penghentian program adaptasi dapat dilaksanakan.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 39

BAB VII

KRITERIA SANKSI PENDIDIKAN

1. Penghentian pendidikan bisa dilakukan level apapun selama dalam pendidikan


2. Alasan penghentian dibagai 2 kriteria :
a. Akademik
 Bila yang bersangkutan pada ujian kenaikan tingkat mengulangi 2x
sampai ujian komisi dan dinyatakan tidak lulus
 Keputusan mengeluarkan secara akademik diusulkan pada rapat Staf
yang dipimpin oleh KPS/SPS dan diteruskan pada Dekan untuk disahkan
oleh Dekan/Rektor
 Masa Pendidikan melampui Maksimal N+1
b. Non akademik
 Dalam hal ini adalah pelanggaran terhadap etika profesi, pidana, tindak
asusila terhadap pasien atau bertindak tidak sopan terhadap sejawat
guru, maupun lembaga yang sifatnya berat (mengutip pedoman PPDS I
UNAIR)
 Dapat langsung diberikan peringatan terakhir dan dihentikan
pendidikannya sesuai dengan prosedur yang berlaku tanpa harus
menunggu putusan dewan etika/sejenisnya atau putusan pengadilan
pidana yang telah berkekuatan hukum tetap . Dan diusulkan oleh Rapat
Staf yang dipimpin oleh KPS/SPS dan diputuskan oleh Dekan/Direktur
/TKP/Kadep/KPS yang bersangkutan.
3. Dalam proses penghentian pendidikan dengan alasan akademik maka surat
pemberitahuan ujian juga berfungsi sebagai surat peringatan. Untuk non
akademik oleh karena pelanggaran etika, hukum maka PPDS bisa digrounded
atau langsung dihentikan pendidikan menurut aturan yang berlaku.
4. Dengan dinyatakan dihentikan pendidikannya maka berarti yang bersangkutan
diberhentikan sebagai mahasiswa/ peserta PPDS.
5. Di samping itu, mahasiswa/ peserta PPDS dapat dikenakan sanksi sesuai dengan
Peraturan Pendidikan secara umum yang berlaku di Universitas Airlangga
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 40

BAB VIII

HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

A. ETIKA

Prinsip dasar etika kedokteran meliputi: prinsip tidak merugikan ( non-


maleficence), prinsip berbuat baik (beneficence, prinsip menghormati otonomi
pasien (autonomy), dan prinsip keadilan (justice) :

1. Prinsip tidak merugikan (non maleficence), merupakan prinsip dasar


menurut tradisi Hipocrates, primum non nocere. Jika kita tidak bias berbuat
baik kepada seseorang, paling tidak kita tidak merugikan orang itu. Dalam
bidang medis, seringkali kita menghadapi situasi dimana tindakan medis
yang dilakukan, baik untuk diagnosis atau terapi, menimbulkan efek yang
tidak menyenangkan.
2. Prinsip berbuat baik (beneficence), merupakan segi positif dari prinsip
non maleficence. Tapi kewajiban berbuat baik ini bukan tanpa batas. Ada 4
(empat) langkah sebagai proses untuk menilai resiko, sehingga kita bias
memperkirakan sejauh mana suatu kewajiban bersifat mengikat: Orang yang
perlu bantuan itu mengalami suatu bahaya besar atau resiko kehilangan
sesuatu yang penting; penolong sanggup melakukan sesuatu untuk
mencegah terjadinya bahaya atau kehilangan itu; tindakan penolong agaknya
dapat mencegah terjadinya kerugian itu; dan manfaat yang diterima orang
itu melebihi kerugian bagi penolong dan membawa resiko minimal.
3. Prinsip menghormati otonomi pasien ( autonomy), merupakan suatu
kebebasan bertindak dimana seseorang mengambil keputusan sesuai dengan
rencana yang ditentukannya sendiri. Dsini terdapat 2 unsur yaitu:
kemampuan untuk mengambil keputusan tentang 2 unsur yaitu: kemampuan
untuk mengambil keputusan tentang suatu rencana tertentu dan kemampuan
mewujudkan rencananya menjadi kenyataan. Dalam hubungan dokter-pasien
ada onotomi klinik atau kebebasan professional dari dokter dan kebebasan
teraoetik yang merupakan hak pasien untuk menentukan yang terbaik bagi
dirinya, setelah mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 41

4. Prinsip keadilan (justice), berupa perlakuan yang sama untuk orang-


orang dalam situasi yang sama, artinya menekankan persamaan dan
kebutuhan, bukannya kekayaan dan kedudukan sosial.

B. KESELAMATAN PASIEN

Perlu ditekankan, bahwa sebagian besar penanganan dilakukan oleh dokter


peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 sebagai lini terdepan, walaupun
selalu dalam pengawasan para staf / supervisor sebagai konsulen.
Mengingat bahwa masalah hukum menjadi salah satu isu yang perlu
diantisipasi oleh Dokter, maka perlu dipikirkan dan direnungkan langkah-langkah
yang diharapkan dapat meningkatkan keselamatan klien / penderita.
Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Setiap peserta PPDS 1 diwajibkan mengikuti dan dinyatakan lulus Mata Kuliah
Dasar Umum yang didalamnya tercakup mata kuliah Basics for Life Support,
Etik dan Hukum Kedokteran serta hubungan antar manusia.
2. Adanya persetujuan dari klien dan keluarga yang menjelaskan bahwa
penanganan pertama dilakukan oleh Dokter peserta PPDS 1, sedangkan
penanganan selanjutnya bila diperlukan akan dikonsultasikan kepada dokter
spesialis yang bertugas.
3. Pengendalian mutu pelayanan dengan; laporan pagi, laporan morbiditas,
laporan mingguan, alporan kematian
4. Setiap peserta PPDS 1 tidak boleh segan berkonsultasi dengan dokter spesialis
konsulen saat diperlukan.
5. Serah terima tanggung jawab penderita dilakukan dengan penuh tanggung
jawab.
6. Saat melakukan satu prosedur tindakan medis, prinsip kehati-hatian harus
diutamakan. Kecepatan tidak diutamakan meskipun kadang diperlukan “quick
in quick out”
7. Selalau mengupayakan memperpendek “response time” pada setiap
kesempatan.
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 42

8. Selalu mengingat motto: KESEHATAN PENDERITA SENANTIASA AKAN SAYA


UTAMAKAN
9. Perlu dipikirkan asuransi untuk pihak ketiga bagi PPDS 1
Panduan Pendidikan Dept/SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo/FK Unair 43

BAB IX
PENUTUP
Buku panduan ini tentunya masih belum sempurna akan tetapi semoga dapat
menjadi buku pegangan bagi peserta PPDS 1. Dengan harapan bahwa buku
panduan ini dapat menjadi pemicu munculnya buku panduan lain sehingga mutu
pendidikan, pelayanan dan penelitian dapat ditingkatkan. Buku panduan ini akan
mengalami revisi jika di kemudian hari didapatkan perubahan .

Anda mungkin juga menyukai