BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan kedokteran di seluruh dunia senantiasa mengalami perubahan. Selain itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang sangat pesat (mega speed)
menuntut lulusan pendidikan kedokteran mempunyai keterampilan pembelajaran sepanjang
hayat. Disamping itu Pemerintah melalui SK Menteri Kesehatan No.1457/MOH/SK/X/2003
telah menyatakan standar pelayanan kesehatan ke dalam Standar Pelayanan Minimal untuk
mencapai
Indonesia
Sehat
2010.
Perubahan
paradigma
pendidikan
kedokteran,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat dan perubahan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan menyebabkan perlu diadakan perubahan
pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) telah menetapkan arah kebijakan
pendidikan dokter dalam masa sepuluh tahun ke depan yang difasilitasi melalui Health
Workforce Service (HWS) Project. Berdasarkan SK Dirjen Dikti No.1386/D/T/2004 maka
Program Studi Kedokteran Dasar (PSKD) dilandasi/mengacu ke Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) untuk dokter pelayanan primer (primary care physician) dengan
pendekatan dokter keluarga. Pengelolaan PSKD ini di setiap fakultas difasilitasi oleh Pusat
Pendidikan Kedokteran Fakultas (P2KF) atau Medical Education Unit (MEU).
Sesuai dengan analisis dari Dikti dan Pusat Pengembangan dan Penelitian Pendidikan
Kedokteran Nasional (P4KN) maka Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK Unri)
dikelompokkan sebagai fakultas yang akan mengimplementasikan KBK pada Tahun Ajaran
2007/2008. Dalam rangka implementasi KBK tersebut, maka dibentuklah Tim Kurikulum
sesuai dengan SK Dekan FK Unri No.321/J19.1.28/U/05. Tim Kurikulum ini bertugas
menyusun draft KBK FK Unri, strategi pembelajaran dan sistem evaluasi. Kurikulum FK
Unri ini dikembangkan dari Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia III (KIPDI III) yaitu
KBK untuk dokter pelayanan primer dengan pendekatan dokter keluarga. Selain KIPDI III,
kurikulum FK Unri juga mengandung muatan lokal yang mengacu kepada visi dan misi FK
Unri. Strategi pembelajaran untuk KBK FK Unri menggunakan pendekatan Problem Based
Learning (PBL). Sebenarnya metode PBL ini bukan hal baru di FK Unri karena telah
dimasukkan sebagai salah satu mata kuliah pilihan sejak FK Unri berdiri pada tahun 2001.
Metode PBL diperkenalkan kepada mahasiswa pada semester 6. PBL pertama kali
dilaksanakan pada Tahun Ajaran 2003/2004 dengan menggunakan satu skenario. Sedangkan
pada Tahun Ajaran 2004/2005, mahasiswa mendapatkan enam skenario. Pada Tahun Ajaran
2005/2006 digunakan hanya satu skenario.
1
1/15/2009
1.1
1.2
pusat unggulan pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang berhubungan dengan
kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja industri dengan kekhususan wilayah kelautan,
pantai dan perairan yang mampu bersaing secara global.
Misi FK Unri adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang
kedokteran dan bidang-bidang lain yang terkait dengan sektor kesehatan melalui
pengembangan intelektual, pengembangan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
Pola ilmiah pokok FK Unri adalah kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja
industri, wilayah kelautan, pantai dan perairan.
1.3
a. Tahap I
: Keterampilan Generik
b. Tahap II
maka
bahan
kajian
matakuliah
Pengembangan
Kepribadian
dan
1/15/2009
Berkehidupan Bermasyarakat memungkinkan untuk tidak terkumpul dalam suatu matakuliah,
tetapi dapat terintegrasi dengan bahan kajian lain yang lebih kontekstual.
Berdasarkan hal tersebut dalam kurikulum FK Unri bahan kajian kelompok
matakuliah pengembangan Kepribadian dan Berkehidupan Bermasyarakat disajikan secara
terintegrasi. Sebagian bahan kajian yang tidak dapat diintegrasikan seperti kajian tentang
ibadah, keterampilan, dan hukum tertentu dalam kehidupan beragama akan disajikan dalam
program asistensi yang disesuaikan dengan program asistensi Universitas Riau.
1/15/2009
BAB II
AREA KOMPETENSI
I. KOMPETENSI LULUSAN
1. Komunikasi Efektif
2. Keterampilan klinis
3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
4. Pengelolaan Masalah Kesehatan
5. Pengelolaan informasi
6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
7. Etika , Moral, Medikolegal dan profesional serta Keselamatan Pasien
8. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan lingkungan, keselamatan kerja industri, dan
kesehatan daerah perbatasan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan.
II. PENJABARAN KOMPETENSI
2.1
KOMPETENSI INTI :
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada
semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain.
No
1
Komponen Kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien
serta seluruh anggota
keluarganya
Hasil Pembelajaran
Memberikan salam
1/15/2009
Mengumpulkan informasi
-
Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan normanorma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan
terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang
profesional.
kepentingan
pasien,
1/15/2009
Berkomunikasi
masyarakat
dengan
dalam
mempromosikan
1/15/2009
2.2.
KOMPETENSI INTI :
Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.
No
Komponen Kompetensi
Hasil Pembelajaran
Melakukan prosedur
dan laboratorium
Melakukan
kedaruratan klinis
klinik
prosedur
1/15/2009
2.3.
KOMPETENSI INTI :
Mengidentitifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara
ilmiah menurut ilmu kedokteran / kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
No
1
Komponen Kompetensi
Menerapkan konsep-konsep
dan
prinsip-prinsip
ilmu
biomedik, klinik, perilaku, dan
ilmu kesehatan masyarakat
sesuai
dengan
pelayanan
kesehatan tingkat primer
Hasil Pembelajaran
Mengembangkan
strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang
ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif.
Menjelaskan
molekular.
Merangkum
interprestasi
anamnesis, pemeriksaan fisik,
uji laboratorium dan prosedur
yang sesuai
1/15/2009
2.4.
KOMPETENSI INTI :
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif dan kolaboratif dalam konteks pelayanan
kesehatan tingkat primer.
No
1
Komponen Kompetensi
Mengelola penyakit, keadaan
sakit dan masalah pasien
sebagai individu yang utuh,
bagian dari keluarga dan
masyarakat
Hasil Pembelajaran
1/15/2009
2
Merlakukan
pencegahan
penyakit dan keadaan sakit
Melaksanakan
pendidikan
kesehatan
dalam
rangka
promosi
kesehatan
dan
pencegahan penyakit
Menggerakkan
dan
memberdayakan masyarakat
untuk meningkatkan derajata
kesehatan
Menggerakkan masyarakat
intervensi kesehatan.
10
1/15/2009
5
2.5.
Mengelola
sumber
daya
manusia dan sarana-prasarana
secara efektif dalam pelayanan
kesehatan primer dengan
pendekatan
kedokteran
keluarga
KOMPETENSI INTI :
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu terapan informasi
untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mngambil keputusan dalam kaitan
dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
No
1
Komponen Kompetensi
Menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk membantu penegakan
diagnosis, pemberian terapi,
tindakan pencegahan dan
promosi kesehatan, serta
penjagaan dan pemantauan
status kesehatan pasien
Memahami
keterbatasan
informasi
Memanfaatkan
kesehatan
manfaat
dan
teknologi
informasi
Hasil Pembelajaran
11
1/15/2009
2.6.
KOMPETENSI INTI :
Merencanakan,
menerapkan
dan
memantau
perkembangan
profesi
secara
bersinambung.
No
1
Komponen Kompetensi
Menerapkan mawas diri
Mempraktekan
sepanjang hayat
belajar
Mengembangkan pengetahuan
baru
Hasil pembelajaran
Merencanakan,
12
merancang
dan
mengimplementasikan
1/15/2009
penelitian untuk
penelitian.
2.7.
menemukan
jawaban
dari
pertanyaan
KOMPETENSI INTI :
Berperilaku
kesehatan.
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktek kedokteran.
No
1
Komponen Kompetensi
Memiliki sikap profesional
Hail Pembelajaran
Menunjukkan
menyeluruh.
13
rasa
empati
dengan
pendekatan
yang
1/15/2009
petugas kesehatan lain, serta bertindak secara profesional.
Melakukan
praktek
kedokteran dalam masyarakat
multikultural di Indonesia
Aspek mediko-legal
praktik kedokteran
Berperan
sebagai anggota
Tim pelayanan kesehatan yang
profesional
dalam
Resep obat
Proses di pengadilan
14
1/15/2009
Aspek keselamatan pasien
dalam praktek kedokteran
2.8.
KETERAMPILAN
Hak pasien
PENGELOLAAN
MASALAH
KESEHATAN
15
1/15/2009
No
1
Komponen Kompetensi
Mendiagnosis masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan
Hasil Pembelajaran
- Menilai data hasil pemeriksaan kondisi lingkungan
(lingkungan laut, pantai, dan perairan) secara benar
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, dan pemeriksaan lapangan
- Berdasarkan data menyusun diagnosis banding masalah
kesehatan lingkungan yang sesuai serta urutan
masalahnya
- Berdasarkan diagnosis banding, urutan masalah dan
diskusi dengan pihak terkait, selanjutnya memilih,
melaksanakan dan menilai pemeriksaan penunjang
16
1/15/2009
17
1/15/2009
11
12
18
1/15/2009
BAB III
STRUKTUR KURIKULUM
3.1
Tema
Tahap
Keterampilan Generik
VI
VII
VIII-X
Kepaniteraan
Praktik Klinik
TAHAP I
Adalah tahap dimana mahasiswa dipersiapkan untuk menguasai dasar-dasar Ilmu Kedokteran dan aplikasinya dengan cara :
-
Menguasai teknik komunikasi efektif dengan pasien / klien, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain.
19
1/15/2009
TAHAP II
- Tahap dimana mahasiswa mampu menguasai ilmu-ilmu kedokteran dasar dan ilmu-ilmu kedokteran klinik, dan keterampilan
klinik dan prosedur klinis, kegawatdaruratan, selanjutnya mampu menerapkannya pada pasien simulasi dan phantom.
Menguasai tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak konsepsi sampai kematian (siklus hidup manusia).
Mamapu melakukan, menulis dan menyajikan penelitian bidang kesehatan sesuai kaidah ilmiah.
TAHAP III
Praktik Klinik :
-
20
1/15/2009
3.2
SEMESTER II
Dasar-dasar Ilmu
kedokteran, Metodologi
penelitian Dan Biostatistik
Kardiovaskuler
Respirasi
Muskuloskeletal
5 minggu
7 minggu
7 minggu
6 minggu
SEMESTER III
SEMESTER IV
10
11
12
Hemato-Imunologi
6 minggu
Saraf
7 minggu
Indera
7 minggu
SEMESTER V
13
SEMESTER VI
14
Aktifitas penelitian
15
Reproduksi
7 minggu
Kesehatan Jiwa
5 minggu
16
17
Kegawatdaruratan
7 minggu
18
Elektif*
Kesehatan lingkungan pada wilayah
kelautan, pantai dan perairan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Industri &
Kesehatan Daerah Perbatasan
5 minggu
SEMESTER VII
Aktifitas penelitian
SEMESTER VIII
19
9 minggu
3 minggu
9 minggu
3 minggu
Bag.
Kesehatan
Anak dan
Remaja
Bag. Saraf
9 minggu
Bag. Kesehatan Reproduksi
Wanita
19 minggu
SEMESTER IX
3 minggu
Bag.
Kesehatan
Jiwa
SEMESTER X
9 minggu
3 minggu
3
mggu
3
mggu
1
mggu
3
mggu
3
mggu
6
mggu
3
mggu
Bag. Bedah
Bag. THT
Bag. Mata
Bag.
Kedokt.
Forensik
Bag Gigi
Kesehatan
lingkungan &
Kesehatan Kerja
Kesehatan
Masyarakat
COME
Dan
Praktik
Umum
Kegawatdaruratan
ATLS
ACLS
21
1/15/2009
BAB IV
CETAK BIRU BLOK
4.1 BLOK PROSES BELAJAR DAN HUMANIORA
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Memperoleh dan bertukar informasi baik secara verbal dan non-verbal dengan
pasien/klien dari segala golongan umur, anggota keluarga, masyarakat, teman sejawat dan
profesi lainnya
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktik kedokteran
No.
1.
Komponen Kompetensi
Dalam berkomunikasi dengan
pasien/klien dan anggota
keluarganya
Hasil Pembelajaran
Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya melalui
simulasi
- Memberikan salam
- Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien
- Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya
- Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi
waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan
keluhannya dan menggali permasalahan pasien)
- Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekawatiran, maupun
harapannya.
- Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang
bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu
- Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta
persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan
(Teori dan Simulasi)
Mengumpulkan informasi melalui simulasi
- Mampu menggunakan open-ended maupun closed question
dalam menggali informasi (move from open to closed question
properly)
- Meminta penjelasan pada pasien pada statemen yang kurang
dimengerti
- Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat
penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga, atau riwayat
kesehatan masa lalu.
22
1/15/2009
- Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien
- Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur
saat masih mengumpulkan data-data
(Teori dan Simulasi)
2.
3.
5.
23
1/15/2009
6.
7.
Tingkat Pencapaian
1
Komunikasi personal
Diskusi kelompok
Kerja tim
Penelusuran literatur
24
Belajar
Belajar
1/15/2009
-
Perpustakaan elektronik
Keterangan:
1
Mampu menyebutkan
Mampu menjelaskan
Mampu menerapkan
Mampu menganalisis
Mampu, mensintesis
Mampu mengevaluasi
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat
Pencapaian
Komunikasi efektif dengan pasien/klien, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain*
Penelusuran literatur*
Keterangan :
1
25
1/15/2009
4.2 BLOK DASAR-DASAR ILMU KEDOKTERAN, METODOLOGI PENELITIAN
DAN BIOSTATISTIK
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Merencanakan,
menerapkan,
dan
memantau
perkembangan
profesi
secara
bersinambung
No.
1.
Komponen Kompetensi
Menggunakan
teknologi
informasi dan komunikasi untuk
membantu penegakan diagnosis,
pemberian
terapi,
tindakan
pencegahan
dan
promosi
kesehatan, serta penjagaan dan
pemantauan status kesehatan
pasien
Hasil Pembelajaran
2.
Memahami
manfaat
dan
keterbatasan teknologi informasi
3.
26
1/15/2009
4.
Mengembangkan
baru
pengetahuan
5.
Tingkat Pencapaian
Biostatistik kesehatan
Genetika
Homeostasis
27
1/15/2009
Mikroorganisme penyebab penyakit (Bakteriologi, Virologi, Mikologi,
Parasitologi)
Keterangan :
1
Mampu menyebutkan
Mempu menjelaskan
Mampu menerapkan
Mampu menganalisis
Mampu mensintesis
Mampu mengevaluasi
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat
Pencapaian
Keterangan:
1
28
1/15/2009
4.3
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
No
Komponen kompetensi
Hasil Pembelajaran
1.
Memperoleh
dan
mencatat
informasi
pertumbuhan
dan
perkembangan yang akurat serta
penting tentang pasien dan
keluarganya
Melakukan prosedur klinik dan
laboratorium untuk melakukan
diagnosa dan terapi gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
2.
29
1/15/2009
3.
4.
5.
6.
7.
30
1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Masalah Kesehatan/Penyakit
Embriologi
Tingkat Pencapaian
1
3A
3B 4
Kelainan genetik/kongenital
Sindroma Down
3A
3B 4
Sindroma Turner
3A
3B 4
Sindroma Klinefelter
3A
3B 4
Gonadal xy-dysgenesis
3A
3B 4
Testicular feminization
3A
3B 4
Sindroma Fragile x
3A
3B 4
3A
3B 4
3A
3B 4
Galaktosemia
3A
3B 4
3A
3B 4
3A
3B 4
Spina bifida
3A
3B 4
Anensefalus
3A
3B 4
Hidrosefalus
3A
3B 4
3A
3B 4
Sindroma Marfan
3A
3B 4
Hipotermia *
3A
3B 4
3A
3B 4
3A
3B 4
Bronchopulmonary dysplasia*
3A
3B 4
Aspiration pneumonia
3A
3B 4
Pneumotoraks
3A
3B 4
Apnea attacks*
3A
3B 4
Jaundice of newborn*
3A
3B 4
3A
3B 4
Hipoglikemia *
3A
3B 4
3A
3B 4
Neonatal convultion*
3A
3B 4
Necrotizing enterocolitis
3A
3B 4
3A
3B 4
Anemia *
3A
3B 4
Inkompatibilitas Rhesus *
3A
3B 4
Defisiensi Vitamin K *
3A
3B 4
Perdarahan serebri *
3A
3B 4
Konjungtivitis *
3A
3B 4
3A
3B 4
3A
3B 4
31
1/15/2009
Trauma Lahir
Kaput suksedanium
3A
3B 4
3A
3B 4
3A
3B 4
3A
3B 4
3A
3B 4
Konsep kematian
Perubahan-perubahan yang terjadi ante, durante dan post mortem
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Anamnesis
Auto-alloanamnesis
Anamnesis tentang riwayat pemberian makanan
Anamnesis terhadap anak yang lebih dewasa
Kemampuan berkomunikasi dengan orang tua yang cemas
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum sesuai dengan usia penderita
Neonatus dan bayi
Pemeriksaan kondisi umum, arousal, perilaku, tangisan *
Identifikasi kelainan kongenital *
Palpasi fontanel *
Respon Moro *
Refleks genggam *
Refleks isap *
Refleks merangkak *
Vertical suspension positioning *
Refleks tonus leher asimetris *
Refleks anal *
Pemeriksaan panggul *
Semua usia
Pemeriksaan fisik dan perkembangan *
Pemeriksaan perkembangan bicara dan bahasa *
Pengukuran berat badan *
32
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
1/15/2009
Pengukuran tinggi badan *
Pengukuran lingkar kepala *
Pengukuran tekanan darah *
Pengukuran suhu *
BMI *
Keterampilan terapeutik, pemeriksaan dan tindakan operatif pada anak
Anjuran diet bayi *
Pengukuran ketajaman penglihatan *
Uji Ewing
Finger prick*
Venepuncture
Insersi kanula
Intubasi
Resusitasi
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
Keterangan:
1
4.4.
KOMPETENSI INTI
33
1/15/2009
No
1.
Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien dan
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem kardiovaskular
2.
3.
Hasil pembelajaran
34
1/15/2009
4.
5.
Membuat
permintaan pemeriksaan laboratorium
penunjang untuk penyakit sistem kardiovaskuler
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit sistem kardiovaskuler
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi yang berhubungan dengan penyakit
sistem kardiovaskuler sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)
Menentukan keadaan kedaruratan klinis
yang
berhubungan dengan sistem kardiovaskuler
Memilih prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan
dengan sistem kardiovaskuler sesuai kebutuhan pasien
atau menetapkan rujukan
Melakukan
prosedur
kedaruratan
klinis
yang
berhubungan dengan sistem kardiovaskuler secara benar
dan etis, sesuai dengan kewenangannya
Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut prosedur
kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem
kardiovaskuler
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya penyakit sistem
kardiovaskuler, beserta patogenesis dan patofisiologinya
Menjelaskan penyakit sistem kardiovaskuler baik secara
molekular maupun selular melalui pemahaman
mekanisme normal dalam tubuh .
Menjelaskan
faktor-faktor
non
biologis
yang
berpengaruh terhadap penyakit sistem kardiovaskuler
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit sistem kardiovaskuler, poin-poin patogenesis
dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko
spesifik secara efektif
Menjelaskan tujuan pengobatan penyakit sistem
kardiovaskuler secara fisiologis dan molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien penderita penyakit sistem
kardiovaskuler.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit sistem kardiovaskuler baik secara
klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet,
olah raga, atau perubahan perilaku.
Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku untuk penyakit sistem
kardiovaskul
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,
waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada penyakit
sistem kardiovaskuler.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
tertentu penyakit sistem kardiovaskuler.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan penyakit sistem kardiovaskuler
Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan
dalam mengelola penyakit sistem kardiovaskuler.
(Teori dan simulasi)
35
1/15/2009
6.
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang sesuai
untuk penyakit sistem kardiovaskuler
7.
Tingkat Pencapaian
Kelainan jantung
Angina pectoris*
3A 3B
Unstable angina*
3A 3B
Infark miokard*
3A 3B
Imminent miokard
3A 3B
Aneurisma jantung
3A 3B
Heart failure*
3A 3B
Cardiorespiratory arrest *
3A 3B
Stenosis mitral
3A 3B
Regurgitasi mitral
3A 3B
Stenosis aorta
3A 3B
Regurgitasi aorta
3A 3B
3A 3B
3A 3B
3A 3B
Sinus takikardia
3A 3B
Supraventrikular takikardia *
3A 3B
Fibrilasi atrium
3A 3B
Atrial flutter*
3A 3B
Supraventrikular ekstrasistol
3A 3B
Ventrikular ekstrasistol*
3A 3B
BBB
3A 3B
Aritmia lainnya
3A 3B
Endokarditis
3A 3B
Perikarditis
3A 3B
Miokarditis
3A 3B
Kardiomiopati
3A 3B
36
1/15/2009
Kelainan aorta-arteri
Hipertensi esensial
3A 3B
Hipertensi sekunder*
3A 3B
Hipertensi pulmonal
3A 3B
Penyakit Raynaud
3A 3B
Trombosis arteri
3A 3B
Koartasio aorta
3A 3B
Emboli arteri
3A 3B
Aterosklerosis
3A 3B
3A 3B
Aneurisma aorta
3A 3B
Dissecting aneurysm
3A 3B
Claudiation
3A 3B
Syok kardiogenik
3A 3B
Syok septic *
3A 3B
Syok hipovolemik*
3A 3B
3A 3B
3A 3B
3A 3B
Tromboflebitis *
3A 3B
Vena
Pembuluh limfe
Limfangitis*
3A 3B
Limfadenitis*
3A 3B
3A 3B
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
37
1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat
Pencapaian
2
3
Palpasi Nadi
Auskultasi jantung
Deteksi Bruits
EKG*
Fonokardiografi
Pemeriksaan Doppler
Kateterisasi jantung
Ekokardiografi
Holter examination
Kanulasi intravena
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
4.5.
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem respirasi secara verbal dan
non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem respirasi sesuai masalah,
kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
38
1/15/2009
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem respirasi secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/
kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No
1.
Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien dan
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem respirasi
2.
3.
Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai system respirasi
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan
masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang
seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
masalah pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat
permintaan pemeriksaan laboratorium
penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)
39
1/15/2009
4.
5.
6.
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai dengan penyakit system
respirasi
7.
40
1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Masalah Kesehatan/Penyakit
Tingkat Pencapaian
2
3A
3B
TBC paru*
3A
3B
4
4
3A
3B
Bronkitis akut*
3A
3B
Bronkiolitis
3A
3B
Asma bronkial*
3A
3B
Emfisema paru
3A
3B
Atelektasis*
3A
3B
Bronkiektasis*
3A
3B
3A
3B
SARS*
3A
3B
Pneumonia*
3A
3B
Avian influenza
3A
3B
Abses paru
3A
3B
Emboli paru
3A
3B
Infark paru
3A
3B
Pleurisy TBC*
3A
3B
Pleurisy Kanker
3A
3B
Pleurisy Lupus
3A
3B
Pneumotorak
3A
3B
Fibrosis kistik
3A
3B
Aspirasi pneumonia
3A
3B
Pertusis
3A
3B
Pneumonia pneumokokus
3A
3B
Pneumonia stafilokokus
3A
3B
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
41
1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Pemeriksaan fisik umum system respirasi*
Inspeksi respirasi saat istirahat
Inspeksi selama ekspirasi
Palpasi respiratory ekspansion
Palpasi taktil premitus
Pleural Tap
Tingkat Pencapaian
3
4
1
2
Perfusi/Ventilation Scanning
Bronkoskopi
X-ray examination
WSD
Keterangan:
1
4.6.
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem muskuloskeletal secara
verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat,
kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal sesuai
masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem muskuloskeletal secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/
kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
42
1/15/2009
No
1.
Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien dan
anggota keluarganya mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem muskuloskeletal
2.
3.
Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai gangguan dan
penyakit sistem muskuloskeletal
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan
masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang
seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
masalah pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat
permintaan pemeriksaan laboratorium
penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)
43
1/15/2009
4.
5.
6.
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan
dengan
sistem
muskuloskeletal.
7.
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan
pada
penyakit
yang
berhubungan
dengan
sistem
muskuloskeletal.
44
1/15/2009
45
Tingkat Pencapaian
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
1
1
2
2
3A
3A
3B
3B
4
4
1/15/2009
- Osteomielitis akut*
- Artritis*
- Trauma pada kartilago
- Taruma kapsula sendi
- Ganglion
- Tumor tulang primer
- Metastasis tulang
- Fraktur patologis
Penyakit degeneratif sendi
- Artrosis deforman
- Artropati Kristal
- Artritis reumatoid
- Penyakit Bechterew
Tulang Belakang
- Spina bifida
- Teratoma sakrokoksigeal
- Skoliosis
- Kifosis
- Lordosis
- Spondilartrosis, spondilosis
- Spondilitis, spondilodisitis
- Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
- Spondilolisis
- Metastasis dari tempat lain
- Fraktur patologis
- Fraktur dan dislokasi tulang belakang
- Spinal transaction
Pelvis dan ekstremitas bawah
- Dislokasi panggul kongenital
- Displasia panggul
- Femoral head necrosis
- Artritis intermiten panggul
- Fraktur pelvis
- Fraktur panggul
- Dislokasi panggul
- Lesi ligamen panggul
- Artritis panggul
- Fraktur femur *
- Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen lutut*
- Lesi meniskus medial dan lateral
- Kartilago patela abnormal
- Genu varum, genu valgum
- Osteokondritis dissecans
- Arttritis lutut
- Akilles tendonitis *
- Ruptur tendon akiles*
- Instabilitas ankle*
- Ingrowing toe nail
- Pes planus
- Club foot
- Claw foot
- Hallux valgus
- Hammer toe
- Metatarsalgia
- Onikogriposis
- Anisomelia
46
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1/15/2009
Traumatologi
Birth trauma
- Caput succedanium*
- Bracial plexus injury
- Fracture (clavicle, humerus, rib)
Trauma (Tergantung ringan sampai berat)
- Drowning*
- Dislokasi mandibula*
- Fraktur mandibula *
- Dislokasi lutut*
- Disloaksi patella*
- Bursitis prepatelar*
- Fraktur tibia*
- Fraktur/kontusio tulang iga*
- Luka akibat fraktur tulang iga*
- Fraktur sternum*
- Fraktur jari kaki*
- Crush injury to the hell (anak)*
- Fraktur fibula*
- Whiplash*
- Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen ankle*
Leher, korset bahu dan ekstremitas atas
- Fraktur bahu*
- Dislokasi bahu*
- Lesi ligamen bahu*
- Instabilitas bahu*
- Frozen shoulder*
- Fraktur klavikula*
- Fraktur humerus*
- Fraktur radius/ulna*
- Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen siku*
- Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen pergelangan tangan*
- Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen jari*
- Epikondilitis lateral (tennis elbow)*
- Dislokasi radius*
- Dislokasi pergelangan*
- Inflamasi progresif jari setelah luka*
- Bursitis olekranon *
- Carpal Tunnel Syndrome (CTS)*
- Luka tendon jari (contoh deformitas boutoniere)*
- Mallet finger
- Kontraktur Dupuytren
- Kuku lepas*
- Hematom sublingual*
- Trauma pembuluh darah*
47
1
1
1
2
2
2
3A
3A
3A
3B
3B
3B
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1/15/2009
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Inspeksi kuku, tonus otot *
Penilaian range of motion *
Inspeksi sendi *
Pemeriksaan ortopedik
- Pemeriksaan atrofi otot*
- Penentuan pergerakan kepala*
- Inspeksi bahu dan ekstremitas atas*
- Uji fungsi sendi bahu*
- Uji fungsi otot dan sendi siku*
- Uji fungsi sendi pergelangan tangan, metakarpal dan jari*
- Inspeksi postur tulang belakang/pelvis*
- Inspeksi posisi skapula*
- Inspeksi fleksi dan ekstensi tulang belakang*
- Pemeriksaan fleksi lumbar*
- Palpasi tulang belakang, sendi sakroilika dan otot tulang belakang*
- Inspeksi cara berjalan*
- Pengukuran panjang ekstremitas bawah*
- Panggul: Pengukuran fleksi dan ekstensi, aduksi, abduksi dan rotasi
- Lutut: Pengukuran ligamen kruciata*
- Pengukuran meniskus*
- Kaki: Inspeksi postur dan bentuk*
- Kaki: pengukuran fleksi dorsal/plantar, eversi*
Therapeutic Skills
- Preoperative preparation of field for minor surgery, asepsis, antisepsis, local
anatesi *
- Anestesi infiltrasi
- Local nerve blok
- Wound cleaning, debridment, stitching, removal of suture *
- Insisi dan drainase abses *
- Fraktur stabilisasi (tanpa plaster)
- Fraktur reposisi, closed *
- Reduksi dislokasi
- Memasang sling*
48
Tingkat Pencapaian
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
1/15/2009
-
Aspirasi sendi
Artrografi
Pemeriksaan system sensorik
Elicting refleks : knee, ankle, triceps, biseps, plantar respons
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
4.7
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem hemato-imunologi secara
verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat,
kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem hemato-imunologi
sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem hemato-imunologi secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No
1.
Komponen Kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem hemato-imunologi
Hasil Penbelajaran
- Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah
maupun penyakit yang berhubungan dengan sistem
hemato-imunologi:
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,
rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
49
1/15/2009
2.
3.
4.
50
1/15/2009
5.
6.
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan sistem hematoimunologi.
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
sistem hemato-imunologi
Tingkat Pencapaian
Anemia aplastik/hipoplastik *
3A
3B
3A
3B
Anemia makrositik
3A
3B
Anemia hemolitik *
3A
3B
Hemoglobinopati
3A
3B
3A
3B
Polisitemia
3A
3B
Trombositopenia
3A
3B
Trombositosis
3A
3B
Hemopilia
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Waldenstroom macroglobulinemia
3A
3B
Agranulositosis
3A
3B
Gangguan Haemorologik
3A
3B
3A
3B
51
1/15/2009
Kelainan ortopedik dan rematik autoimun
3A
3B
3A
3B
Skleroderma *
3A
3B
Poliarteritis nodosa
3A
3B
Vasculitis Lupus
3A
3B
Polimialgia reumatika *
3A
3B
Artritis Rematoid *
3A
3B
Alergi makanan *
3A
3B
Reaksi anafilaktik *
3A
3B
Demam Rematik *
3A
3B
3A
3B
Henoch-schoenlein purpura
3A
3B
Eritema multiformis
3A
3B
Atopi *
3A
3B
3A
3B
Immunologi transplantasi
3A
3B
Immunodefisiensi *
3A
3B
Leishmaniasis *
3A
3B
Giardiasis *
3A
3B
Filariasis *
3A
3B
Malaria *
3A
3B
3A
3B
Limfoma Non-hodgkin's
3A
3B
Limfoma Hodgkin's
3A
3B
Leukemia Akut
3A
3B
Leukemia Kronik
3A
3B
3A
3B
Multiple myeloma
3A
3B
3A
3B
Reaksi imunologi
Infeksi
52
1/15/2009
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Tes Trendelenburg *
Tes Perthes *
Pengisian kapiler *
Kanulasi subkutaneus
Venapuncture*
Arterial puncture
Arteriografi
Rumple leed
Pemeriksaan Hb
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
53
1/15/2009
4.8. BLOK SISTEM SARAF
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem saraf secara verbal dan non
verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem saraf sesuai masalah,
kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.
No
Komponen Kompetensi
1.
2.
3.
Hasil Penbelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah
maupun penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf :
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,
rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)
- Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan
masalah pasien
- Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
- Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal
54
1/15/2009
4.
5.
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan sistem saraf.
55
1/15/2009
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
sistem saraf
6.
Tingkat Pencapaian
Ketidaksadaran
Metabolik ensefalopati
3A 3B
Komatous
3A 3B
Brain death
3A 3B
Tension headache*
3A 3B
Migrain *
3A 3B
3A 3B
Cranial arteritis*
3A 3B
Trigeminal neuralgia*
3A 3B
Cluster headache*
3A 3B
Nyeri Kepala
3A 3B
Infark serebral *
3A 3B
Hematoma intraserebral *
3A 3B
Perdarahan subaraknoid *
3A 3B
Ensefalopati hipertensif *
3A 3B
Bells palsy*
3A 3B
3A 3B
Menier's disease*
3A 3B
3A 3B
Vertigo central *
3A 3B
Penurunan ingatan
Demensia vaskuler
3A 3B
Penyakit Alzheimer
3A 3B
Penyakit Pick
3A 3B
Penyakit Parkinson
3A 3B
Parkinsonisme sekunder
3A 3B
Penyakit Huntington
3A 3B
Chorea sydenham
3A 3B
Dystrofia
3A 3B
Hemifacial Spasme
3A 3B
56
1/15/2009
Epilepsi and kejang lainnya
Epilepsi fokal *
3A 3B
Epilepsi umum *
3A 3B
Absence seizure*
3A 3B
Status epileptikus
3A 3B
Narkolepsi
3A 3B
3A 3B
Penyakit Demielinisasi
Multiple sclerosis
3A 3B
3A 3B
3A 3B
3A 3B
3A 3B
3A 3B
Neurogenic bladde*
3A 3B
Syringomyelia
3A 3B
Myelopathy*
3A 3B
3A 3B
Kompresi medulla *
3A 3B
3A 3B
Spondilitis TB *
3A 3B
Meningitis *
3A 3B
Ensefalitis *
3A 3B
Tetanus *
3A 3B
Toxoplasmosis cerebral
3A 3B
Tuberculoma
3A 3B
Brain abscess
3A 3B
Polimielitis
3A 3B
Malaria Cerebral *
3A 3B
3A 3B
Oligodendroglioma
3A 3B
Ependimoma
3A 3B
Meningioma
3A 3B
Neurofibroma
3A 3B
Schwannoma
3A 3B
medulloblastoma
3A 3B
Astrositoma
3A 3B
Retinoblastoma
3A 3B
Penyakit Infeksi
Infeksi Meningokokkal
Rabies
Sistem saraf
57
1/15/2009
Penyakit Neuromuskuler
Horner Syndrome
3A 3B
3A 3B
3A 3B
Neuropati *
3A 3B
Peroneal palsy *
3A 3B
SGB *
3A 3B
MG *
3A 3B
Poliomyositis
3A 3B
3A 3B
Neurofibromatosis
3A 3B
Gangguan Kongenital
Hidrocepalus *
3A 3B
Spina bifida
3A 3B
Meningitis *
3A 3B
Ericefalitis *
3A 3B
Cerebral Abses *
3A 3B
Epilepsi *
3A 3B
Spasme infatil
3A 3B
3A 3B
Febrile convulsion *
3A 3B
3A 3B
Poliomielitis *
3A 3B
Cerebral palsy *
3A 3B
Kern ikterus *
3A 3B
Mental retardation
3A 3B
Autis
3A 3B
ADHD
3A 3B
Neurobehaviour disorder
3A 3B
Afasia *
3A 3B
VCI
3A 3B
MCI *
3A 3B
Trauma CNS
Epidural hematom *
3A 3B
Subdural hematom
3A 3B
SAH *
3A 3B
3A 3B
Nyeri nosiseptif
3A 3B
Nyeri neuropatik
3A 3B
Nyeri
58
1/15/2009
Kedaruratan Neurologi
Cedera kepala *
3A 3B
3A 3B
3A 3B
Brain death *
3A 3B
Perdarahan ekstradural *
3A 3B
Perdarahan subdural *
3A 3B
3A 3B
3A 3B
3A 3B
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
59
1/15/2009
DAFTAR KETERAMPILAN
Tingkat Pencapaian
Keterampilan
Pemeriksaan fisik
Fungsi saraf kranial
Penilaian diplopia *
Penilaian nistagmus *
Refleks kornea *
Penilaian pengecapan *
Penilaian pendengaran (lateralisasi, hantaran udara dan tulang) *
1
1
2
2
3
3
4
4
1
1
2
2
3
3
4
4
Sistem motorik
Gerak involunter *
Koordinasi
Inspeksi cara berjalan (normal, on heels, on toes, hopping in one
place, heel-to-toe)*
Romberg's test*
1
1
2
2
3
3
4
4
60
1/15/2009
Sistem sensorik
1
1
2
2
3
3
4
4
Penilaian orientasi *
Penilaian aphasia *
penilaian apraxia *
Penilaian agnosia *
Penilaian konsentrasi *
Refleks
Refleks tendon (refleks bicep,refleks triceps, refleks lutut, refleks ankle)*
Reaksi plantar*
Refleks abdominal *
Refleks kremaster *
Refleks anal *
Refleks Patologis
Hoffman-Tromner sign*
Snout reflex *
Rooting Refleks *
Refleks menggenggam *
Refleks Glabela *
Refleks Palmomental *
Lain lain
Penilaian fontanella *
Chvosteks sign *
Pemeriksaan tambahan
X-ray skull
X-ray spine
Seldinger angiography
Myelography
CT-scan cerebrum
61
1/15/2009
Caudography
ENG
Brain Mapping
PET,SPECT
EEG
EMG, EMNG
Biopsi otot
Punksi lumbal
Keterampilan terapeutik
Laminectomy
Medula Spinalis
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
62
1/15/2009
4.9. BLOK SISTEM UROLOGI DAN CAIRAN TUBUH
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem urologi dan cairan tubuh
secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga,
masyarakat, kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem urologi dan cairan tubuh
sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.
No
Komponen Kompetensi
1.
2.
Hasil Penbelajaran
- Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah atau
penyakit yang berhubungan dengan sistem urologi dan
cairan tubuh
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,
rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)
63
1/15/2009
3.
4.
64
1/15/2009
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan sistem urologi
dan cairan tubuh
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhungan dengan
sistem urologi dan cairan tubuh
5.
6.
Tingkat Pencapaian
Dehidrasi *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Sindroma nefrotik
3A
3B
Gromerulonefritis akut*
3A
3B
Nefritis interstitial
3A
3B
Sindroma Goodpasture's
3A
3B
Kolik renal *
3A
3B
Urolitiasis*
3A
3B
Ginjal polikistik
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Inkontinensia urin
Nokturnal dan diurnal anuresis
1
1
2
2
3A
3A
3B
3B
4
4
Urolithiasis
3A
3B
Prostatitis*
3A
3B
Tumor Ginjal
Adenoma kortikal
3A
3B
3A
3B
Tumor Wilm's
3A
3B
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
65
1/15/2009
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat Pencapaian
1
1
2
2
3
3
4
4
1
1
2
2
3
3
4
4
Pungsi suprapubik *
Dialisis ginjal
Uroflowmetry
Micturating cystography
Pemeriksaan urodinamik
Terapi cairan *
Elicting shifting dullness *
1
1
2
2
3
3
4
4
Proctoscopy
Kidneybiopsy
Tapping ascites
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
66
1/15/2009
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem endokrin dan metabolisme
secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga,
masyarakat, kolega dan profesi lain
No
1.
2.
Komponen Kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem endokrin dan metabolisme
Hasil Penbelajaran
Memberi penjelasan dan informasi masalah penyakit yang
berhubungan dengan sistem endokrin dan metabolisme :
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)
67
1/15/2009
3.
4.
68
1/15/2009
5.
6.
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan sistem sistem
endokrin dan metabolisme.
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
sistem endokrin dan metabolisme
Tingkat Pencapaian
Kelainan endokrin
DM tipe 1 *
3A 3B
DM tipe 2 *
3A 3B
3A 3B
Hipoglikemia
3A 3B
Diabetes insipidus
3A 3B
Akromegali, gigantisme
3A 3B
3A 3B
Penyakit Cushing
3A 3B
3A 3B
Hiperaldosteron primer
3A 3B
Phaeocchromocytoma
3A 3B
Pubertas prekoks
3A 3B
3A 3B
Hipogonadisme
3A 3B
Sindrom Adrenogenital
3A 3B
Penyakit Addison
3A 3B
3A 3B
3A 3B
Hiperparatiroid
3A 3B
Hipoparatiroid
3A 3B
Hipertyroidisme *
3A 3B
Tiroiditis
3A 3B
Kelainan metabolisme
Hiperlipoproteinemia *
3A 3B
Porfiria
3A 3B
Gout *
3A 3B
Obesitas*
3A 3B
3A 3B
Pankreas
Karsinoma pancreas
69
1/15/2009
Tumor Kelenjar Endokrin
Somatotropic adenoma
3A 3B
Prolaktinoma
3A 3B
Adenoma Tiroid
3A 3B
Karcinoma Tiroid
3A 3B
Timoma
3A 3B
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat Pencapaian
2
3
4
1
Pemberian insulin *
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
70
1/15/2009
4.11.
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem indera secara verbal dan
non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem indera sesuai masalah,
kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
No
1.
2.
Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien dan
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem indera
Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah
maupun penyakit yang berhubungan dengan sistem indera :
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)
71
1/15/2009
3.
4.
5.
72
1/15/2009
6.
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
7.
Inflamasi aurikula *
3A
3B
Herpes zoster*
3A
3B
Fistula preaurikuler *
3A
3B
3A
3B
Wax *
3A
3B
Otitis *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Miringitis bulosa *
3A
3B
Otosklerosis *
3A
3B
Timpanosklerosis *
3A
3B
Kolesteatoma
3A
3B
Presbiakusis*
3A
3B
Mastoiditis *
3A
3B
Labirintitis
3A
3B
3A
3B
Motion sickness*
3A
3B
Meniere's diseases*
3A
3B
Neuritis vestibuler
3A
3B
Neuroma akustika *
3A
3B
3A
3B
73
1/15/2009
3A
3B
Tuli congenital *
3A
3B
3A
3B
Epistaksis *
3A
3B
Furunkel *
3A
3B
Rinitis akut *
3A
3B
Rinitis vasomotor *
3A
3B
Rinitis alergi *
3A
3B
Rinitis kronik *
3A
3B
Rinitis medikamentosa
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Etmoiditis akut
3A
3B
Sinusitis kronis *
3A
3B
3A
3B
Atresia koane
3A
3B
Benda asing *
3A
3B
Polip
3A
3B
Karsinoma nasofaring
3A
3B
Adenoma pleomorfik
3A
3B
Tumor Warthin
3A
3B
Nasofaringitis *
Laring dan faring
3A
3B
Faringitis *
3A
3B
Tonsillitis *
3A
3B
Hipertrofi adenoid
3A
3B
3A
3B
Difteri *
Leher
3A
3B
3A
3B
Kista higroma *
3A
3B
Tortikolosis *
3A
3B
Parotitis supurativa *
3A
3B
3A
3B
Abses peritonsil *
3A
3B
Angina Ludwigs *
3A
3B
Abses Bezold *
3A
3B
Konjungtiva
3A
3B
Konjungtivitis alergi *
3A
3B
Konjungtivitis virus *
3A
3B
Konjungtivitis bakterialis *
3A
3B
Pterigium *
3A
3B
74
1/15/2009
Perdarahan subkonjungtiva *
3A
3B
Palpebra
Blefaritis *
3A
3B
Hordeolum *
3A
3B
Kalazion *
3A
3B
Laserasi *
3A
3B
Entropion
3A
3B
Trikiasis
3A
3B
Logoftalmus
3A
3B
Epikantus
3A
3B
Ptosis
3A
3B
Retraksi palpebra *
3A
3B
Skantelasma
3A
3B
Dakrioadenitis
3A
3B
Dakriosistitis
3A
3B
1
1
2
2
3A
3A
3B
3B
4
4
3A
3B
Aparat lakrimalis
Sklera
Skleritis/episkleritis
Kornea
Erosi
3A
3B
Benda asing
3A
3B
Luka bakar *
3A
3B
Keratitis
3A
3B
Keratokonjungtivitis sikka
3A
3B
Edema kornea
Distrofi kornea
1
1
2
2
3A
3A
3B
3B
4
4
Keratokonus
Bola mata
3A
3B
Endoftalmitis
3A
3B
Mikroftalmus
3A
3B
Buftalmus
3A
3B
Hifema *
3A
3B
Hipopion *
3A
3B
Iridosiklitis
3A
3B
Iritis
3A
3B
Tumor iris
3A
3B
Glaukoma congenital *
3A
3B
Galukoma simple *
3A
3B
Glaucoma akut *
3A
3B
Glaucoma sekunder *
3A
3B
75
1/15/2009
Lensa
Katarak *
3A
3B
Aphakia*
3A
3B
Pseudophakia*
3A
3B
Dislokasi lensa *
3A
3B
Hipermetropia *
3A
3B
Miopia *
3A
3B
Astigmatisma *
3A
3B
Presbiopia *
3A
3B
Anisometropia *
3A
3B
Ambliopia *
3A
3B
Diplopia *
3A
3B
Supresi *
3A
3B
Rabun senja *
3A
3B
Skotoma *
3A
3B
3A
3B
Buta *
3A
3B
Retina
Retinal detachment
3A
3B
Perdarahan retina
3A
3B
Degenerasi macula
3A
3B
Retinopati premature
3A
3B
Retinopati diabetic
3A
3B
Retinopati hipertensi
3A
3B
Retinoblastoma
Koroid
3A
3B
Korioretinitis
3A
3B
3A
3B
Vitreous
Perdarahan vitreous
Diskus optik dan nervus optic
3A
3B
Edema papil *
3A
3B
Atrofi optic
3A
3B
Neuropati optic
3A
3B
Neuritis optic
3A
3B
76
1/15/2009
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Telinga, pendengaran dan keseimbangan
Tingkat Pencapaian
Tes berbisik *
Audiometri
Timpanometri
Pemeriksaan vestibula
Uji Ewing
Elektronistagmografi
Pemeriksaan penghidu
Rinoskopi anterior *
Nasofaringoskopi
USG sinus
Radiologi sinus
Sensasi rasa
77
1/15/2009
Inspeksi tonsil *
Apus tenggorok *
Esofagoskopi
Inspeksi leher *
Keterampilan terapeutik
Uji politzerization
Valsava manoeuvre
Irigasi telinga *
Parasentesis
Insersi grommet
Bilas sinus
Pungsi sinus
Antroskopi
Trakeostomi
Pemeriksaan visus *
Refraksi
Lapangan pandang
Amsler panes*
78
1/15/2009
Inspeksi mata luar
Inspeks eyelash*
Inspeksi konjungtiva *
Inspeksi sklera *
Posisi mata
Pupil
Inspeksi pupil *
Media
Transiluminasi *
Inspeksi kornea *
Inspeksi iris *
Inspeksi lensa *
Fundus
Funduskopi *
Inspeksi retina *
Tekanan intraokuli
Pemeriksaan optotik
Perimetri
Elektroretinografi
Elektrookulografi
USG mata
79
1/15/2009
Keterampilan terapeutik
Keterampilan bedah
Terapi laser
Operasi katarak
Squint surgery
Vitrektomi
Transplantasi kornea
Kriokoagulasi
Operasi retina
Keterangan:
Mengetahui dan mampu menjelaskan
1
2
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
80
1/15/2009
4.12.
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem kulit dan integumen secara
verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat,
kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem kulit dan integumen
sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem kulit dan integumen secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No
1.
Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien dan
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem kulit dan integumen
Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai sistem kulit
dan integumen
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
sistem kulit dan integumen
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik sistem kulit
dan integumen atau tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis yang berhubungan dengan
penyakit sistem kulit dan integumen(terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit yang berhubungan dengan penyakit sistem kulit dan
integumen.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya yang berhubungan dengan sistem
kulit dan integumen.
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan yang berhubungan dengan
penyakit sistem kulit dan integumen telah dipahami oleh
pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
(Teori Dan Simulasi)
81
1/15/2009
2.
3.
4.
5.
82
1/15/2009
6.
Merangkum
dari
anamnesis, pemeriksaan
laboratorium dan prosedur
untuk penyakit sistem
integumen
interpretasi
fisik, uji
yang sesuai
kulit dan
7.
Tingkat Pencapaian
Dermatitis Eksematous
Dermatitis kontak (alergi & iritasi) *
3A
3B
3A
3B
Dermatitis numularis *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Psoriasis vulgaris *
3A
3B
Plamoplantar pustulosis *
3A
3B
Lesi eritroskuamous
83
1/15/2009
Dermatitis seboreik *
3A
3B
Pitiriasis rosea *
3A
3B
Akne vulgaris *
3A
3B
Rosasea *
3A
3B
Hidradenitis supuratif *
3A
3B
Dermatitis perioral *
3A
3B
Miliaria *
3A
3B
Veruka vulgaris *
3A
3B
Kondiloma akuminata *
3A
3B
Molluskum kontagiosum *
3A
3B
Herpes zoster *
3A
3B
Impetigo *
3A
3B
3A
3B
Folikulitis superfisial *
3A
3B
Furunkel, karbunkel *
3A
3B
Eritrasma *
3A
3B
Erisipelas *
3A
3B
3A
3B
Tinea kapitis *
Tinea barbae *
3A
3B
Tinea fasialis *
3A
3B
Tinea korporis *
3A
3B
Tinea manus *
3A
3B
Tinea unguinum *
3A
3B
Tinea kruris *
3A
3B
Tinea pedis *
3A
3B
Tinea versikolor *
3A
3B
Mucokutaneous kandidiasis *
3A
3B
Pedikulosis kapitis *
3A
3B
Pedikulosis pubis *
3A
3B
Skabies *
3A
3B
3A
3B
Pemfigus vulgaris
3A
3B
Pemfigoid
3A
3B
Dermatitis herpetiformis
3A
3B
3A
3B
Stevens-johnson Syndrome*
3A
3B
Penyakit vesikobulosa
84
1/15/2009
Penyakit alergi pada kulit
Urtikaria *
3A
3B
Angiodema *
3A
3B
Vaskulitis alergika
3A
3B
3A
3B
Penyakit-penyakit autoimun
Dermatomiositis
Sklerosis sistemik
3A
3B
Skleroderma/morfea
3A
3B
Alopesia areata *
3A
3B
Alopesia androgenik *
3A
3B
Trikotilomania *
3A
3B
Telogen eflluvium *
3A
3B
3A
3B
Liken planus *
3A
3B
Granuloma anularis *
3A
3B
Morfea
3A
3B
3A
3B
Reaksi-raksi obat
3A
3B
3A
3B
Gangguan-gangguan pigmentasi
Vitiligo
3A
3B
Melasma
3A
3B
Albinisme
3A
3B
Hiperpigmentasi post-inflamasi
3A
3B
Hipopigmentasi post-inflamasi
3A
3B
Keratosis aktinik
3A
3B
Penyakit Bowen
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Dermatofibrosarkoma protuberan
3A
3B
Xanthoma
3A
3B
Hemangioma
3A
3B
Limfangioma
3A
3B
Angiosarkoma
3A
3B
85
1/15/2009
Tumor-tumor sel imigran pada kulit
Mikosis fungoides *
3A
3B
Mastositosis *
3A
3B
3A
3B
Lentigo
3A
3B
Nevus pigmentosus
3A
3B
Melanoma malignan
3A
3B
Paronikia *
3A
3B
Supuratif tenosynovitis *
3A
3B
Human bite *
3A
3B
3A
3B
Plak *
3A
3B
Cancroid *
3A
3B
TB kutis *
3A
3B
Leprosi *
3A
3B
Reaksi Lepra *
3A
3B
Sifilis *
3A
3B
Yaws *
3A
3B
Morbili *
3A
3B
Varicella *
3A
3B
Herpes zoster *
3A
3B
Herpes simpleks *
3A
3B
Mumps *
3A
3B
CMV *
3A
3B
3A
3B
Gonorhea *
3A
3B
Aktinomikosis
3A
3B
Kromoblastomikosis
3A
3B
Maduromikosis
3A
3B
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
86
1/15/2009
Daftar Keterampilan
Tingkat
Pencapaian
Keterampilan
Pemeriksaan fisik
Inspeksi kulit dengan menggunakan kaca pembesar *
Inspeksi kulit dengan menggunakan UVA-light (lampu Wood)*
Inspeksi kuku *
Dermografisme*
Palpasi kulit*
Terminologi lesi pada kulit
Menggambarkan lesi pada kulit: perubahan secara primer dan sekunder; ukuran,
distribusi, ekspansi dan konfigurasi *
Pemeriksaan tambahan pada kasus-kasus dermatologi
Persiapan dan penilaian pada slide potassium hydroxide *
Persiapan dan penilaian pada slide methylene blue *
Persiapan dan penilaian pada slide gram stain*
Usap uretra*
Usap Anal*
Identifikasi parasit kulit *
Punch biopsi
Patch test
Prick test
Kolposkopi untuk kondilomata akuminata
Proktoskopi
Terapi penyakit-penyakit kulit
Insisi/drainase abses kulit*
Eksisi tumor pada kulit
Krioterapi pada tumor
Kutil (Warts), Krioterapi*
Jerawat, pengobatan komedo*
Perawatan luka*
To apply a dressing*
Vena varikosis, skleroterapi kompresif
Vena varikosis, terapi kompresif ambulan pada ulkus vena kaki
Masking therapy pada kulit
Fototerapi
Pencegahan
Contact tracing
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
87
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1/15/2009
4.13.
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem digestif dan nutrisi secara
verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat,
kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi
sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktik kedokteran
Menerapkan program keselamatan pasien yang berhubungan dengan sistem digestif
dan nutrisi
No
1.
Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem digestif dan nutrisi
Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai penyakit sistem
digestif dan nutrisi
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
88
1/15/2009
2.
3.
4.
5.
89
1/15/2009
6.
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan sistem digestif
dan nutrisi
7.
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
sistem digestif dan nutrisi
8.
90
1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Masalah Kesehatan/Penyakit
Tingkat Pencapaian
Mulut
- Cleft lip and palate
3A
3B
3A
3B
- Leukoplakia
3A
3B
- Kandidiasis*
3A
3B
3A
3B
- Glositis*
3A
3B
- Atresia esophagus
3A
3B
- Akalasia
3A
3B
3A
3B
- Varises esophagus
3A
3B
- Ruptur esophagus
3A
3B
- Esofagitis refluks*
3A
3B
- Hernia diafragmatika
3A
3B
3A
3B
- Hiatus hernia
3A
3B
3A
3B
- Hernia femuralis
3A
3B
- Hernia epigastrium
3A
3B
- Hernia insisional
3A
3B
- Hernia umbilical
3A
3B
- Umbilical hernia*
3A
3B
- Peritonitis
3A
3B
- Peritonitis Tuberculosis*
3A
3B
- Peritonitis pankreatitis
3A
3B
3A
3B
- Ileus*
3A
3B
- Perforasi
3A
3B
- Apendisitis akut*
3A
3B
- Abses apendikular*
3A
3B
- Limfadenitis mesentrikal
3A
3B
- Gastritis*
3A
3B
3A
3B
- Perdarahan gastrointestinal*
3A
3B
- Sindrom Zollinger-ellison
3A
3B
- Sindrom Mallory-weiss
3A
3B
- Gastroenteritis*
3A
3B
Esofagus
Diafragma
Abdomen akut
91
1/15/2009
- Gastroenteritis dengan dehidrasi*
3A
3B
- Gastro-esophageal reflux*
3A
3B
- Fatty liver*
3A
3B
- Hepatitis*
3A
3B
- Uncomplicated Hepatitis B*
3A
3B
- Active Hepatitis C
3A
3B
- Sirosis hepatic
3A
3B
3A
3B
- Liver failure
3A
3B
- Koledokolitiasis
3A
3B
- Kolesistitis akut*
3A
3A
3A
3B
3A
3B
- Biliary atresia
3A
3B
- Pankreatitis
3A
3B
- Atresia intestinal
3A
3B
- Divertikulum Meckel
3A
3B
3A
3B
- Malrotasi
3A
3B
- Enteritis regional*
3A
3B
3A
3B
- Enterokolitis nekrotikan*
3A
3B
- Divertikulosis/divertikulitis*
3A
3B
- Kolitis*
3A
3B
3A
3B
- Proktitis*
3A
3B
- Hemoroid*
3A
3B
- Ulcerative colitis
3A
3B
- Hirschspruns disease
3A
3B
- Abses (peri)anal
3A
3B
- Fistula
3A
3B
- Fissura ani
3A
3B
- Abses rekti
3A
3B
- Atresia ani
3A
3B
- Stenosis pylorus
3A
3B
3A
3B
- Malabsorpsi*
3A
3B
- Intoleransi makanan*
3A
3B
- Intususepsi
3A
3B
- Penyakit Crohn
3A
3B
Hati
Kolon
92
1/15/2009
- Meckells diverticulum
3A
3B
- Sindrom Reye
3A
3B
- Marasmus *
3A
3B
- Kwasiorkor *
3A
3B
- Defisiensi vitamin*
3A
3B
Defisiensi gizi
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Pemeriksaan fisik umum system digestif dan nutrisi*
Inspeksi mouth and throal
Palpasi salivary glands
Inpeksi abdomen
Auscultation ( bowel, sounds, bruits )
Percussion ( liver, traubes area )
Palpation ( abdominal wall, colon, liver spleen )
Elicting abdominal tenderness and rebound tenderness
Inspection of perianal area
Rectal examination
Pemeriksaan hernia* (inspection of groin during increased abdominal
pressure, palpation of hernia )
Inspection of groin during increased*
Tingkat Kemampuan
yang Diharapkan
1
2
3
4
Nasogastric suction
Enema *
Endoskopi lambung
Protoskopi
Biopsi hati
Ascites tap
93
1/15/2009
Therapeutic Skills
Prescribe a diet *
Endoscopy
Enema *
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
4.14
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem reproduksi secara verbal
dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega
dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem reproduksi sesuai
masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem reproduksi secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/
kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktik kedokteran
Menerapkan program keselamatan pasien yang berhubungan dengan sistem
reproduksi
94
1/15/2009
No
1.
Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem reprduksi
2.
3.
Hasil pembelajaran
95
1/15/2009
4.
5.
6.
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan
dengan
sistem
reproduksi
7.
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
sistem reproduksi
96
1/15/2009
8.
Pengetahuan
Organ reproduksi pria
- Hipospadia
3A
3B
- Epispadia
3A
3B
- Undescended testes/Cryptorchidism
3A
3B
- Retractile testis
3A
3B
3A
3B
- Epididimitis
3A
3B
- Spermatokel
3A
3B
- Varikokel
3A
3B
- Hidrokel
3A
3B
- Fimosis
3A
3B
Paraphimosis *
3A
3B
Ruptur uretra *
3A
3B
3A
3B
Ruptur ginjal *
3A
3B
Striktura uretra *
3A
3B
Priapismus *
3A
3B
Penyakit peironi
3A
3B
Ekstrophia vesicae
3A
3B
Tumor Genital
3A
3B
Seminoma
3A
3B
Teratoma testis
3A
3B
BPH
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Karsinoma prostat
Kelainan seksual
Parafilia
97
1/15/2009
Disfungsi seksual
- Gangguan-gangguan ejakulasi
3A
3B
- Gangguan-gangguan ereksi *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Infertilitas *
Vulva
3A
3B
3A
3B
- Salfingitis
3A
3B
- Vulvitis *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Kondiloma akuminata *
3A
3B
- Malformasi kongenital
3A
3B
- Vaginitis *
3A
3B
- Vaginosis bakterialis *
3A
3B
- Kista Gartner
3A
3B
- Sistokel
3A
3B
- Rektokel
3A
3B
- Enterokel
3A
3B
3A
3B
- Benda asing *
3A
3B
- Servisitis *
3A
3B
- Polip
3A
3B
- Kista Nabothian
3A
3B
- Malformasi congenital
3A
3B
- Prolaps uterus
3A
3B
- Hematokolpos
3A
3B
- Endometriosis
3A
3B
- Salpingitis *
3A
3B
- Adhesi
3A
3B
- Kista ovarium *
3A
3B
3A
3B
- Karsinoma ovarium
3A
3B
- Kehamilan ektopik
3A
3B
3A
3B
Vagina
Serviks
Uterus
Adneksa
98
1/15/2009
- Ruptur kista ovarium/abses tubo-ovarium
3A
3B
3A
3B
- Peradangan
3A
3B
- Mastopati
3A
3B
- Kondiloma akuminata *
3A
3B
- Karsinoma serviks
3A
3B
3A
3B
- Hiperplasia endometrium
3A
3B
- Karsinoma endometrium
3A
3B
3A
3B
- Karsinoma ovarium
3A
3B
- Mola Hidatidosa
3A
3B
- Koriokarsinoma
3A
3B
3A
3B
- Fibroadenoma mammae
3A
3B
- Tumor Phylloides
3A
3B
- Karsinoma payudara *
3A
3B
3A
3B
- Ginekomastia
3A
3B
- Sifilis *
3A
3B
- Rubella
3A
3B
- Infeksi sitomegalovirus
3A
3B
- Toksoplasmosis
3A
3B
- AIDS
3A
3B
Payudara
Perubahan Fibrokistik
- Gonorrhoea *
3A
3B
3A
3B
- Hepatitis B
3A
3B
- Konsumsi rokok *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Hiperemesis gravidarum *
3A
3B
3A
3B
- Infeksi intra-uterin
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Dismaturitas *
3A
3B
- Insufisiensi plasenta
3A
3B
Gangguan-gangguan kehamilan
99
1/15/2009
- Plasenta previa
3A
3B
- Vasa previa
3A
3B
- Abrupsio plasenta
3A
3B
- Inkompetensi serviks
3A
3B
- Polihidramnion *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Anemia megaloblastik
3A
3B
- Kematian fetus
3A
3B
- Kontraksi prematur *
3A
3B
- Prematuritas *
3A
3B
- Ruptur uterus
3A
3B
- Postmature infant*
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Malpresentation fetus
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Kegagalan rotasi
3A
3B
- Ruptur serviks
3A
3B
- Ruptur perineum *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Retensi plasenta *
3A
3B
- Inversi uteri
3A
3B
- Perdarahan postpartum *
3A
3B
- Trombo-emboli
3A
3B
3A
3B
- Mastitis *
3A
3B
- Cracked nipple*
3A
3B
- Inverted nipple*
3A
3B
- Endometritis *
3A
3B
3A
3B
- Inkontinensia urin *
3A
3B
- Inkontinensia faeses *
3A
3B
Persalinan
Retained plasenta *
Postpartum
100
1/15/2009
- Trombosis vena dalam
3A
3B
- Tromboflebitis
3A
3B
- Emboli *
3A
3B
- Depresi postpartum
3A
3B
- Subinvolusi uterus *
3A
3B
3A
3B
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat Pencapaian
GINEKOLOGI
Pemeriksaan fisik:
- Pemeriksaan fisik secara umum termasuk payudara *
- Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna*
- Pemeriksaan spekulum: inspeksi vagina dan serviks*
- Pemeriksaan bimanual: palpasi vagina, serviks, korpus uterus, ovarium*
- Pemeriksaan rektum: palpasi kavum Douglas, uterus*
- Combined recto vaginal septum*
Pemeriksaan diagnostik tambahan
- Genital discharge: bau *
- Genital discharge: pH*
- Discharge: pewarnaan Gram *
- Discharge: usap vaginal *
- Discharge: pemeriksaan dengan saline*
- Genital discharge: pemeriksaan dengan potassium hydroxide*
- Usap endoservikal dan servikal, scraping *
- Kolposkopi
- Pemeriksaan ultrasound abdominal pada kuretase uterus
- Suction curettage
- Pemeriksaan ultrasound vaginal
- Laparoskopi, diagnostic
101
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1/15/2009
Tes diagnostik tambahan pada subfertilitas
- Pemeriksaan fisik pada genitalia pria*
- Analisis hasil pemeriksaan semen *
- Kurva temperatur basal, petunjuk dan penilaian (pemeriksaan)*
- Pemeriksaan mukosa serviks, tes fern*
- Tes Post coital, pengambilan sampel, persiapan dan penilaian slide*
- Histerosalpingografi
- Insuflasi pada tuba fallopi
- Pembuahan artifisial
Terapi dan pencegahan
- Petunjuk untuk pemeriksaan payudara secara mandiri *
- Insersi dari pessary
- Pemasangan kateter urin*
- Elektro atau kriokoagulasi serviks
- Laparoskopi, terapeutik
Kontrasespsi /sterilisasi
- Anjuran-anjuran untuk kontrasepsi*
- Pemasangan Intra Uterine Device (IUD)*
- Sterilisasi dengan Laparoskopi
OBSTETRIK
- Pemilihan kehamilan yang berisiko tinggi untuk perawatan/pelayanan klinik *
Kehamilan
Pemeriksaan wanita hamil*
- Inspeksi abdomen pada wanita hamil*
- Palpasi: tinggi fundus, pemeriksaan Leopold untuk penilaian posisi*
- Penilaian denyut jantung janin (fetal)*
- Pemeriksaan internal pada kehamilan dini*
- Pemeriksaan pelvik *
- Tes kehamilan: urin*
- CTG: hasil dan interpretasi
- Pemeriksaan Ultrasound
- Amniosentesis
- Biopsi korion
Praktik obstetric
Persalinan Normal
- Mengikuti proses persalinan*
- CTG: hasil dan interpretasi
- Pemeriksaan kebidanan (obstetrik) meliputi penilaian dari serviks, dilatasi,
membran, presentasi dari fetus, descent)*
- Merobek membran secara buatan*
- Pemasangan kateter atau pengukuran tekanan intrauteri
- Inspeksi dan support pada perineum*
- Anestesi lokal pada perineum
- Anestesi pudendal
- Anestesi epidural
- Episiotomi*
- Menerima/memegang bayi baru lahir*
- Aspirasi mulut / tenggorokan bayi baru lahir*
- APGAR score*
- Pemeriksaan fisik baru lahir*
- Postpartum: penilaian tinggi fundus, plasenta: kehilangan/perlekatan*
- Melahirkan/mengeluarkan plasenta*
- Pemeriksaan plasenta dan korda umbilikal*
- Pengukuran/memperkirakan kehilangan darah, setelah persalinan*
- Memperbaiki episiotomi dan laserasi*
- Induksi dengan bahan-bahan kimia pada saat persalinan
- Menolong persalinan pada presentasi/letak sungsang
102
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
2
2
3
3
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1/15/2009
- Mengambil sampel darah fetus
- Membantu persalinan per vaginam
- Seksio saesarea
- Melahirkan plasenta secara manual
Nifas
- Membantu dan menilai/pemeriksaan ibu dan bayi baru lahir*
- Menilai lokia*
- Palpasi posisi dari fundus*
- Payudara: inspeksi, laktasi*
- Advis/saran untuk hygiene*
- Jika perlu, konsultasi mengenai kontrasepsi*
- Inspeksi bekas luka episiotomi*
- Inspeksi bekas luka seksio saesarea*
PEMERIKSAAN GENITALIA PRIA
- Palpasi penis, testis, saluran epididimis *
- Transilluminasi dari skrotum*
- Usap uretra *
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
103
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
1/15/2009
8.15.
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai kesehatan jiwa secara verbal dan
non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem kesehatan jiwa sesuai
masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan kesehatan jiwa secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/
kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktik kedokteran
Menerapkan program keselamatan pasien yang berhubungan dengan kesehatan jiwa
No
1.
Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
kesehatan jiwa
Hasil pembelajaran
104
1/15/2009
2.
3.
4.
5.
105
1/15/2009
6.
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan kesehatan jiwa
7.
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan jiwa
8.
106
1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Pengetahuan
Tingkat Pencapaian
3A
3B
- Gangguan-gangguan autistik *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Kelainan koordinasi
3A
3B
3A
3B
- Anoreksia nervosa
3A
3B
- Bulimia
3A
3B
- Pica
3A
3B
- Rumination in infancy
3A
3B
- Tics
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Functional encoperasis
3A
3B
- Functional enuresis
3A
3B
- Uncoordinated speech
3A
3B
- Stammer
3A
3B
- Intoksikasi *
3A
3B
3A
3B
- Delirium*
3A
3B
- Demensia *
3A
3B
- Sindroma amnesia *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Gangguan-gangguan cyclothymic
3A
3B
Gangguan-gangguan ekskresi
Gangguan bicara
Psikosis
Skizofrenia *
Kelainan psikosa lainnya meliputi psikosa reaktif *
Gangguan-gangguan afektif
Kelainan-kelainan bipolar
107
1/15/2009
Gangguan Unipolar
- Depresi endogen, depresi, episode tunggal dan rekuren
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Fobia sosial *
3A
3B
- Fobia sederhana*
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Kelainan-kelainan somatisasi *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Kepribadian ganda *
3A
3B
- Fugu states*
3A
3B
- Amnesia psikogenik *
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Disomnia*
3A
3B
- Insomnia*
3A
3B
- Hipersomnia*
3A
3B
- Sleep-wakecycle disturbances
3A
3B
- Nightmares
3A
3B
- Night terrors
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Adjustment disorder
3A
3B
3A
3B
- Kepribadian paranoid
3A
3B
- Kepribadian skizoid
3A
3B
- Kepribadian skizotipal
3A
3B
Kelainan-kelainan somatik
Gangguan-gangguan tidur
Parasomnia
Kelainan-kelainan kepribadian
108
1/15/2009
- Kepribadian antisosial
3A
3B
- Borderline personality
3A
3B
- Kepribadian histeris
3A
3B
- Kepribadian narsistik
3A
3B
- Avoidance personality
3A
3B
- Dependent personality
3A
3B
- Kepribadian obsesif-kompulsif
3A
3B
- Kepribadian pasif-agresif
3A
3B
- Gangguan kepribadian
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Pseudokonstipasi*
3A
3B
- Enkopresis*
3A
3B
- Anoreksia nervosa*
3A
3B
- Bulemia*
3A
3B
3A
3B
- Sindroma hiperkinetik*
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
109
1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan medik
Tingkat kemampuan
yang diharapkan
1
1
2
2
3
3
4
4
- Penilaian kesadaran*
- Penilaian persepsi*
- Penilaian orientas*
- Penilaian intelegensia*
- Penilaian memori*
- Penilaian affect*
- Penilaian mood*
- Penilaian tindakan*
1
1
2
2
3
3
4
4
- Kunjungan rumah*
- Pemeriksaan psikologis *
- Terapi okupasi
- Terapi kreatif
- Terapi bermain
- Terapi psikomotorr
- Terapi konseling
- Terapi perilaku
Masalah-masalah Identifikasi
Pemeriksaan tambahan
Terapi
-
110
1/15/2009
- Psikoterapi
- Hipnoterapi
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
No
Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien
dan anggota keluarganya
Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai kegawatdaruratan :
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut
dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur
tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik
dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan)
sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau
menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-
111
1/15/2009
112
1/15/2009
5
Menggunakan
teknologi
informasi dan komunikasi untuk
membantu penegakan diagnosis,
pemberian
tindakan,
pencegahan
dan
promosi
kesehatan, serta penjagaan dan
pemantauan status kesehatan
Tingkat Pencapaian
Gagal ginjal
3A
3B
Thallasemia
3A
3B
Anemia
3A
3B
Gagal hati
3A
3B
Tuberkulosis
3A
3B
Malaria
3A
3B
Demam Rematik
3A
3B
HIV/AIDS
3A
3B
Gizi buruk
3A
3B
Diabetes Melitus
3A
3B
Tirotoksikosis
3A
3B
3A
3B
Aterosklerosis
3A
3B
113
1/15/2009
COPD
3A
3B
Osteoporosis
3A
3B
Kanker payudara
3A
3B
Kanker serviks
3A
3B
Leukemia
3A
3B
Multipel trauma
3A
3B
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan mengidenfikasi masalah-masalah kesehatan dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh
informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis yang sesuai
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Anamnesis
- Auto dan alloanamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Umum
- Penilaian status mental dan kesadaran
- Pengukuran suhu
114
1/15/2009
Kepala/Leher
- Inspeksi mata, hidung, mulut dan tenggorokan
- Chovstek's sign
- Apus tenggorok
- Palpasi trakea
- Kelemahan
Tulang Belakang
Toraks
- Auskultasi paru
- Auskultasi jantung
- Inspeksi payudara
- Palpasi payudara
- Inspeksi
- Auskultasi
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
- Pemeriksaan rektum
- Palpasi prostate
- Palpasi adneksa
- Palpasi sacrum
1
1
2
2
3
3
4
4
Abdomen
Pemeriksaan perineum
115
1/15/2009
Ekstremitas
- Inspeksi kulit, kuku dan tonus otot
- Inspeksi sendi
- Deteksi bruit
- Trousseau's sign
1
1
2
2
3
3
4
4
- CT-scan
- NMR/MRI
- Pemeriksaan skintigrafik
- Endoskopi
- Scintiscan
- CT-scan
- MRI
- Ultrasound
- Endoskopi
- Biopsi
Pemeriksaan Tambahan
Keterampilan Terapeutik
- Persiapan pre-operasi pada bedah minor, tindakan asepsis, antiseptik,
anestesi local
- Persiapan untuk melihat/membantu melalui media teater (scrub-up,
gown up, put on steril gloves, dll)
- Anestesi infiltrasi
- Blok saraf
- Pembersihan luka
- Penjahitan luka
116
1/15/2009
- Melaksanakan dressing
- Pemberian analgesic
Keterangan:
1
Tingkat Pencapaian
Biostatistik kesehatan
Keterangan :
1
Mampu menyebutkan
Mempu menjelaskan
Mampu menerapkan
Mampu menganalisis
Mampu mensintesis
Mampu mengevaluasi
CATATAN :
Mahasiswa sudah mulai membuat proposal penelitian, pada akhir semester 6 sudah
menyelesaikan draft proposal penelitian
117
1/15/2009
4.17 BLOK KEGAWATDARURATAN
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai kegawatdaruratan secara verbal
dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega
dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis kegawatdaruratan sesuai masalah, kebutuhan pasien dan
sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah
kegawatdaruratan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk
mendapat hasil yang optimum
No
1.
Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta anggota
keluarganya mengenai penyakit yang
berhubungan dengan kegawatdaruratan
Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai
kegawatdaruratan :
- Mempersiapkan
perasaan
pasien
untuk
menghindari rasa takut dan stress sebelum
melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman
yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik
atau tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap,
dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko
prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi,
operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi
konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk
permasalahan yang sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada
pasien maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi
dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh
pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien
untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi
sebelum membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional
dengan menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah
dibuat dan disepakati
(Teori dan simulasi)
118
1/15/2009
2.
3.
Melakukan
prosedur
klinik
dan
laboratorium untuk melakukan diagnosa
dan terapi penyakit yang berhubungan
dengan kegawatdaruratan.
4.
5.
119
1/15/2009
6.
7.
Menjelaskan
parameter
dan
indikator
keberhasilan pengobatan .
120
1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Masalah Kesehatan
Tingkat Pencapaian
2
3A
3B
Keracunan
Sufokasi
3A
Perdarahan
3A
3B
3A
3B
Pneumotoraks
3A
3B
Status asmatikus
3A
3B
Aspirasi pneumonia
3A
3B
Hemotoraks
3A
3B
Whiplash
3A
3B
3A
3B
- Trauma kepala
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Perdarahan ekstradural
3A
3B
- Perdarahan subdural
3A
3B
- SAH
3A
3B
3A
3B
- Luka bakar
3A
3B
- Dehidrasi
3A
3B
3B
4
4
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
121
1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Pertolongan pertama*
Mask ventilation*
Intubasi*
Transport of casualty*
Terapi Cairan*
Heimlich manoeuvre*
Memasang perban*
Cardiac massage*
Initiate resuscitation*
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
122
1/15/2009
4.18
BLOK ELEKTIF:
No
1
Komponen kompetensi
Mendiagnosis dan mengelola masalah
kesehatan lingkungan dengan
kekhususan wilayah kelautan, pantai,
dan perairan dan masalah kesehatan
individu yang berhubungan dengan
masalah kesehatan lingkungan tersebut
Hasil pembelajaran
Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan,
pantai dan perairan.
Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan,
pantai dan perairan.
Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
penyakit yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan.
Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan
masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan
wilayah kelautan, pantai dan perairan.
Dapat menyusun rencana intervensi medik dan non
medik, serta intervensi farmakologis dan bedah pada
penyakit yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan.
Dapat menyusun rencana intervensi kasus-kasus
gawat darurat yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan.
Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan,
pantai dan perairan sesuai situasi dan kondisi
Mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan
dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan
perairan yang dapat berperan sebagai faktor risiko
penyakit/masalah kesehatan dan kemungkinan
mempengaruhi terapi
123
1/15/2009
Mengelola
masalah
kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan melalui
keterampilan clinical reasoning untuk
menjamin hasil maksimal.
Mengelola
lingkungan
kedokteran
masalah
kesehatan
sesuai dengan etika
124
1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Masalah Kesehatan/Penyakit
Pola-pola penyakit/masalah kesehatan wilayah kelautan, pantai, dan
perairan
Faktor-faktor lingkungan yang berhubungan dengan penyakitpenyakit yang sering terjadi di wilayah kelautan, pantai, dan
perairan:
- Malaria
Tingkat Pencapaian
2
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Filariasis
3A
3B
- Penyakit-penyakit kulit
3A
3B
- Penyakit dekompresi
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
4
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
125
1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Keterangan:
1
Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)
126
1/15/2009
4.18.2. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INDUSTRI
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri.
No
1
Komponen kompetensi
Mendiagnosis dan mengelola masalah
kesehatan dan keselamatan kerja
industri
Hasil pembelajaran
- Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
dan keselamatan kerja industri
- Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
dan keselamatan kerja industri
- Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
penyakit yang berhubungan dengan masalah
kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan
masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Dapat menyusun rencana intervensi medik
- dan non medik, serta intervensi farmakologis dan
bedah pada penyakit yang berhubungan dengan
masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Dapat menyusun rencana intervensi kasus-kasus
gawat darurat yang berhubungan dengan masalah
kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan
lingkungan
dengan
masalah
kesehatan
dan
keselamatan kerja industri sesuai situasi dan kondisi
- Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang
dapat berperan sebagai faktor risiko masalah kesehatan
dan keselamatan kerja industri
- Merencanakan, mengimplementasikan dan mencegah
masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Menentukan dasar ilmiah yang relevan yang
berhubungan dengan pengertian patofisiologi masalah
kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Mencari informasi untuk menjawab masalah klinik
yang timbul pada suatu kasus masalah kesehatan dan
keselamatan kerja industri
- Menilai kualitas informasi yang didapat dari
kepustakaan atau konsultasi dalam konteks
kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine)
- Menerapkan pembelajaran berdasarkan kasus (casebased learning) pada saat diagnosis dan
penatalaksanaan masalah kesehatan dan keselamatan
kerja industri
- Menilai kualitas informasi yang didapat dari proses
pembelajaran
berdasarkan
kasus
(case-based
learning)
127
1/15/2009
5
Tingkat Pencapaian
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
128
1/15/2009
Penyakit akibat kerja dari sumber bahaya biologi:
- Antraks (pada pekerja penyamak kulit)
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Kelelahan fisik
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
129
1/15/2009
Kecelakaan akibat kerja
- Terjatuh
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
Mampu mengenal dan mengidenfikasi masalah-masalah kesehatan dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh
informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis yang sesuai
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat Pencapaian
- Audiometri
- Fungsi paru
- Kapasitas kerja
Detoksifikasi
130
1/15/2009
Keterangan:
1
No
1
Komponen kompetensi
Mendiagnosis dan mengelola masalah
kesehatan daerah perbatasan
Hasil pembelajaran
- Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
daerah perbatasan
- Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
daerah perbatasan
- Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
penyakit yang berhubungan dengan masalah
kesehatan daerah perbatasan
- Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan
masalah kesehatan daerah perbatasan
- Dapat menyusun rencana intervensi medik
- dan non medik, serta intervensi farmakologis dan
bedah pada penyakit yang berhubungan dengan
masalah kesehatan daerah perbatasan
- Dapat menyusun rencana intervensi kasus-kasus
gawat darurat yang berhubungan dengan masalah
kesehatan daerah perbatasan
- Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan
daerah perbatasan sesuai situasi dan kondisi
- Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang
dapat berperan sebagai faktor risiko masalah kesehatan
daerah perbatasan
- Merencanakan, mengimplementasikan dan mencegah
masalah kesehatan daerah perbatasan
131
1/15/2009
3
- Menerapkan pembelajaran berdasarkan kasus (casebased learning) pada saat diagnosis dan
penatalaksanaan
masalah kesehatan daerah
perbatasan
- Menilai kualitas informasi yang didapat dari proses
pembelajaran
berdasarkan
kasus
(case-based
learning)
- Menjunjung tinggi etika kedokteran pada saat
berhubungan dengan pasien sesuai denga stnandar
profesi
- Menjaga kejujuran dan menunjukkan sikap yang baik
dalam hubungan dokter-pasien/penderita
- Menunjukkan sikap empati dan holistik
- Menyadari kelebihan dan keterbatasan masing-masing
di dalam menjalankan praktik sehari-hari
- Mengetahui alternatif penyelesaian pada saat
menghadapi kasus-kasus yang bertentangan dengan
etika kedokteran
- Memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (seperti
pembiayaan kesehatan) yang dapat berdampak pada
pelayanan kesehatan
- Menghormati perbedaan kepribadian, gaya hidup dan
kebudayaan dari pasien keluarganya
- Memahami hal-hal yang mungkin menimbulkan
prasangka dan diskriminasi yang berkaitan denga
umur, jenis kelamin, orientasi seksual, etnik,
ketidakmampuan dan status sosioekonomi
- Menunjukkan pemahaman dan dapat menerima
tanggung jawab dalam hal yang berhubungan dengan:
- Hak-hak azasi manusia
- Peresepan obat
- Tindakan pelanggaran fisik dan seksual
- Kode Etik Kedokteran Indonesia
- Penerbitan surat sehat, surat sakit dan surat
kematian
- Ligitation
132
1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Pengetahuan
Peraturan-peraturan atau kebijakan pemerintah tentang kesehatan
daerah perbatasan
Wabah penyakit menular pandemic
Tingkat Pencapaian
2
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
3A
3B
- Pes
3A
3B
- Demam bolak-balik
3A
3B
3A
3B
Penyakit-penyakit karantina
- Kolera
3A
3B
3A
3B
Tindakan karantina
3A
3B
3A
3B
Keterangan:
1
Mampu mengenal dan mengidenfikasi masalah-masalah kesehatan dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh
informasi lebih lanjut
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis yang sesuai
3A
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)
3B
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)
Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri
133
1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Tingkat Pencapaian
Keterangan:
1
134
1/15/2009
4.19.
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks
pelayanan kesehatan tingkat primer
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu-terapan
informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan
dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer
Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktik kedokteran
Menerapkan program keselamatan pasien
No
1
Komponen kompetensi
Mengelola penyakit, keadaan
sakit dan masalah pasien
sebagai individu yang utuh,
bagian dari keluarga dan
masyarakat
Mengelola
sumber
daya
manusia dan sarana
prasarana secara efektif dan
efisien dalam pelayanan
kesehatan primer dengan
pendekatan
kedokteran
keluarga
Memanfaatkan
kesehatan
Hasil pembelajaran
Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara
holistik, komprehensif, koordinatif, kolaboratif, dan bersinambung
dalam mengelola penyakit dan masalah pasien
(Teori dan simulasi)
135
1/15/2009
4
Menerapkan
keselamatan Menerapkan standar keselamatan pasien:
pasien
dalam
praktek
1. Hak pasien
kedokteran
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien
(teori)
Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasien:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan
pasien
7. Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien
(teori)
Memenuhi aspek Mediko- Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan
legal
dalam
praktek dengan:
kedokteran
Memahami UU Praktek Kedokteran No 29, 2004
Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan
yang mengatur praktik kedokteran
Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam
kebijakan kesehatan
(teori)
136
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Tingkat Pencapaian
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
1/15/2009
Keterangan:
1
Mampu menyebutkan
Mempu menjelaskan
Mampu menerapkan
Mampu menganalisis
Mampu, mensintesis
Mampu mengevaluasi
Catatan :
Pada awal Semester 7 (3 minggu) mahasiswa sudah menyelesaikan proposal penelitian dan
mempresentasi proposal. Setelah disetujui mahasiswa mulai penelitian pada minggu ke 4.
Pada akhir semester 7 mahasiswa telah melaksanakan ujian skripsi.
137
1/15/2009
BAB VI
STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran dalam pelaksanaan KBK FK Unri menggunakan
metode
Problem-based learning (PBL) yang dilaksanakan secara parsial. Selain PBL, untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan, juga digunakan metode pembelajaran lainnya berupa
kegiatan perkuliahan, belajar mandiri dan praktik baik di laboratorium keterampilan maupun
di laboratorium biomedik.
Kegiatan PBL berupa kegiatan tutorial, dimana mahasiswa dibagi dalam grup-grup
yang berjumlah lebih kurang 7-10 orang yang difasilitasi oleh tutor. Tutor berperan sebagai
fasilitator yang bertanggung jawab untuk membimbing mahasiswa dalam kegiatan tutorial.
Tutor harus aktif dalam mengarahkan proses pembelajaran untuk memastikan bahwa grup
dapat mencapai sasaran pembelajaran yang diharapkan. Pada setiap kegiatan tutorial masingmasing anggota harus aktif dan interaktif sesama anggota dan memberikan kontribusi yang
positif dalam diskusi dan membina kerjasama yang konstruktif.
Pada kegiatan tutorial, mahasiswa menggunakan trigger yang ada pada setiap
skenario untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran. Trigger yang digunakan pada
skenario PBL dapat berupa kasus klinik, hasil-hasil penelitian, foto, video klip, artikel dari
koran dan jurnal ilmiah, pasien simulasi atau pasien sebenarnya, silsilah keluarga dan lainlain.
Kegiatan tutorial PBL di FK Unri terdiri dari 2 sesi. Tahap-tahap dalam kegiatan
tutorial (seven jumps Maastricht) terdiri dari:
1. Identifikasi dan klarifikasi istilah-istilah yang belum dimengerti dalam skenario,
membuat daftar hal-hal yang akan didiskusikan
2. Mendefinisikan masalah yang akan
didiskusikan,
setiap
mahasiswa boleh
memberikan pendapat yang berbeda, namun yang akan didiskusikan adalah masalah
yang telah disepakati bersama.
3. Curah pendapat, untuk mendiskusikan masalah, penjelasan terhadap berbagai masalah
berdasarkan pengetahuan terdahulu
4. Membuat resume dan membuat penjelasan sementara terhadap hal-hal yang
diidentifikasi pada tahap 2 dan 3
5. Menyusun tujuan pembelajaran
6. Belajar mandiri
7. Mahasiswa saling bertukar informasi yang didapat selama belajar mandiri
138
1/15/2009
Pada tutorial sesi 1 meliputi tahap 1 sampai 5, sedangkan tahap 7 dilakukan pada
tutorial sesi 2. Antara tutorial sesi 1 dan 2 mahasiswa melakukan belajar mandiri dan
melakukan kegiatan praktikum baik di laboratorium ketrampilan atau di laboratorium
biomedik yang dibimbing oleh instruktur. Setelah tutorial sesi 1 dan 2 dilanjutkan dengan
kegiatan pra pleno dan pleno. Pada kegiatan pra pleno setiap kelompok mempresentasikan
salah satu topik dalam skenario dihadapan seluruh kelompok dalam bentuk panel diskusi.
Kegiatan pleno dihadiri oleh seluruh mahasiswa peserta PBL, tutor dan case writer. Pada
kegiatan ini dilakukan presentasi kasus sesuai dengan skenario, serta diskusi dan klarifikasi
dari narasumber.
Pada pelaksanaan KBK FK Unri masih terdapat kuliah berupa kuliah pengantar dan
kuliah pakar. Kuliah pengantar berisi penjelasan tentang sistem pembelajaran PBL, modul
yang akan diberikan, kegiatan praktikum dan Computer Aided Instruction (CAI). Kuliah
pakar diselenggarakan untuk menyampaikan perkembangan terkini (recent advance),
magnitude of the problem, topik sulit atau apabila ada hal-hal yang perlu diklarifikasi pada
diskusi kelompok.
Melalui metode PBL ini diharapkan mahasiswa memperoleh beberapa keterampilan
dan sikap yaitu: kerjasama kelompok, kepemimpinan, mengemukakan pendapat, menghargai
pendapat yang berbeda, kemampuan menganalisis suatu karya ilmiah, belajar mandiri dan
kemampuan presentasi.
Senin
Kuliah
Pengantar
Tutorial 1
Selasa
Praktikum/
Skill lab
Rabu
Kuliah
Pakar/Mandiri
Tutorial 2
Kamis
Kuliah Pakar/
Mandiri
Praktikum/
Skill lab
Mandiri
Mandiri
Mandiri
ISHOMA
Mandiri
Mandiri
Mandiri
139
Mandiri
Jumat
Sabtu
Prapleno
Pleno
Mandiri
Mandiri
Praktikum/
skill lab
1/15/2009
BAB V
SISTEM EVALUASI
Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan KBK di FK Unri perlu didukung oleh
suatu sistem evaluasi yang baik. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen dan aspek
yang terlibat dalam penerapan KBK di FK Unri. Informasi yang didapatkan dari kegiatan
evaluasi ini akan dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
pelaksanaan KBK yang akan dijadikan masukan untuk perbaikan di masa yang datang.
5.1 EVALUASI KURIKULUM DAN PELAKSANAAN KBK
Evaluasi terhadap Kurikulum dilaksanakan oleh Medical Education Unit (MEU) dan
Senat Fakultas minimal satu kali dalam satu tahun. Evaluasi terhadap pelaksanaan KBK
meliputi evaluasi in put, proses dan out put dilakukan oleh Pembantu Dekan Bidang
Akademik, Tim Blok, dan MEU. Informasi yang didapatkan dari kegiatan evaluasi ini akan
dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan KBK
yang akan dijadikan masukan untuk perbaikan di masa yang datang.
5.2 EVALUASI TERHADAP MAHASISWA
Essay Examination
Makalah/ laporan
Skripsi
140
1/15/2009
5.2.2 Jenis-jenis Evaluasi
1.
Evaluasi Blok
Evaluasi Blok adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir setiap blok. Komponen
evaluasi blok terdiri dari ujian tulis dan ujian skill / praktik . Mahasiswa diperkenankan
mengikuti ujian evaluasi Blok jika kehadiran minimal untuk tutorial 75% dan praktikum
skill 90%
2.
Progress Test
Progress Test adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai pengetahuan yang harus
dikuasai ketika mahasiswa lulus. Test ini berguna sebagai feed back blok-blok yang
diambil pada tahun sebelumnya. Progress test dilaksanakan untuk mahasiswa yang
sudah lulus semua blok pada tahun bersangkutan.
Progress test ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
klinik. Mahasiswa yang tidak lulus diwajibkan mengulang ujian pada tahun berikutnya
sampai lulus sebelum memasuki praktek klinik. Materi ujian tulis adalah materi-materi
dari berbagai bidang ilmu yang berhubungan dengan blok-blok pada tahun yang
bersangkutan.
Penilai: Penulis modul (Case writer) dan Tim Evaluasi
3.
4.
Kehadiran
- Ketaatan terhadap peraturan fakultas dan hukum atau norma yang berlaku dalam
masyarakat
141
1/15/2009
berikutnya (diberi kesempatan untuk remidi). Bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus
blok tersebut tetap mengikuti blok- blok selanjutnya. Kriteria Nilai blok meliputi penilaian
knowledge dan skill. Kriteria kelulusan knowledge dan skill adalah sebagai berikut :
Nilai Angka
81-100
75-80
69-74
63-68
Knowledge
Angka Mutu
4
3,5
3
2
Nilai Angka
85-100
70-84
Skill
Angka Mutu
4
3
Berdasarkan kriteria kelulusan knowledge dan skill maka didaptkan kriteria nilai akhir
blok adalah sebagai berikut :
Tabel Kriteria Nilai Akhir Blok
Nilai
mutu
A
Angka
mutu
4
Knowledge
Komponen
penilaian
Psychomotor/Skill
81-100 (A)
85-100 (A)
81-100 (A)
70-84 (B)
75-80 (B+)
85-100 (A)
75-80 (B+)
70-84 (B)
69-74 (B)
85-100 (A)
69-74 (B)
70-84 (B)
63-68 (C)
85-100 (A)
142
1/15/2009
C
63-68 (C)
70-84 (B)
Catatan :
Penilaian Attitude dilaporkan oleh tim Attitude kepada koordinator blok
5.2.3.2 Kriteria Kelulusan Progress Test
Evaluasi pada mahasiswa dilakukan berupa ujian Tulis
Kelulusan Progress Test ditentukan pada akhir pendidikan tahap II dengan Standar Kelulusan
sebagai berikut:
Nilai Angka
Nilai Mutu
Angka Mutu
81-100
80- 68
63-68
81-100 (A)
85-100 (A)
81-100 (A)
70-84 (B)
75-80 (B+)
85-100 (A)
75-80 (B+)
70-84 (B)
69-74 (B)
85-100 (A)
69-74 (B)
70-84 (B)
63-68 (C)
85-100 (A)
63-68 (C)
70-84 (B)
143
1/15/2009
Catatan :
Penilaian Attitude dilaporkan oleh tim Attitude kepada koordinator bagian
jika lulus kurang dari 4 blok pada semester II untuk mahasiswa yang lulus
matrikulasi
jika lulus kurang dari 2 blok pada semester I atau jika lulus kurang dari 4 blok
pada semester ke II untuk mahasiswa yang tidak lulus matrikulasi
2. Gagal pada Evaluasi ke II yaitu : jika lulus kurang dari 8 blok pada semester IV
3. Gagal pada evaluasi ke III yaitu : jika lulus kurang dari 16 blok pada semester ke VII
4. Melakukan pelanggaran attitude yang tidak bisa dimaafkan sesuai dengan analisis
obyektif tim evaluasi attitude
5.2.5.2. Evaluasi mahasiswa SPMB
Mahasiswa SPMB diusulkan untuk Drop Out jika :
1. Gagal evaluasi I yaitu : jika lulus kurang dari 8 blok pada semester IV
2. Gagal evaluasi II yaitu : jika lulus kurang dari 16 blok pada semester VII
144
1/15/2009
3. Melakukan pelanggaran attitude yang tidak bisa dimaafkan sesuai dengan analisis
obyektif tim evaluasi attitude
145
Minggu
SKS
7
6
8
7
6
7
7
5
6
7
6
7
7
5
7
7
5
7
7
8
8
6
7
8
7
8
8
6
8
8
6
8
7
5
8
6
Nilai
Bobot
1/15/2009
19
20
Manajemen
penelitian
Skripsi
TOTAL
Kesehatan
dan
BLK19
IKP310
19
23
4
159
No
Aspek Keterampilan
0
Keterangan:
0=Tidak dilakukan
1= Dilakukan tapi tidak benar
2=Dilakukan dengan benar
146
Nilai
1 2
1/15/2009
Nilai = Jumlah
52
x 100
:
:
:
:
Petunjuk penilaian
Berilah tanda () pada kolom yang sesuai menurut anda, skor menunjukkan derajat penilaian
terhadap tutor untuk masing-masing kriteria penilaian.
Kriteria Penilaian
Sagat
baik
Responsibilitas
Tutor
memberikan
dorongan
kepada
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam
diskusi
Tutor menunjukkan perhatian yang baik
dalam memfasilitasi setiap sesi PBL
Tutor membimbing mahasiswa dengan baik
Umpan balik
Tutor
memberikan
saran-saran
yang
bermanfaat kepada mahasiswa
Tutor memberikan dorongan agar mahasiswa
memberikan umpan balik yang konstruktif
terhadap anggota grupnya
Komentar/masukan:
.
.
.
147
1/15/2009
:
:
:
:
Petunjuk penilaian
Berilah tanda () pada kolom yang sesuai menurut anda, skor menunjukkan derajat penilaian
terhadap tutor untuk masing-masing kriteria penilaian.
Kriteria Penilaian
Sagat
baik
Responsibilitas
Instruktur memberikan dorongan kepada
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam
praktek
Instruktur menunjukkan perhatian yang baik
dalam mengarahkan mahasiswa dalam
melakukan kegiatan praktek secara prosedural
Instruktur membimbing mahasiswa dengan
baik
Umpan balik
Instruktur memberikan saran-saran dan
kritikan yang bermanfaat kepada mahasiswa
Instruktur memberikan dorongan agar
mahasiswa memberikan umpan balik yang
konstruktif terhadap anggota grupnya
Komentar/masukan:
.
.
.
148
1/15/2009
149