Anda di halaman 1dari 149

1/15/2009

BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan kedokteran di seluruh dunia senantiasa mengalami perubahan. Selain itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang sangat pesat (mega speed)
menuntut lulusan pendidikan kedokteran mempunyai keterampilan pembelajaran sepanjang
hayat. Disamping itu Pemerintah melalui SK Menteri Kesehatan No.1457/MOH/SK/X/2003
telah menyatakan standar pelayanan kesehatan ke dalam Standar Pelayanan Minimal untuk
mencapai

Indonesia

Sehat

2010.

Perubahan

paradigma

pendidikan

kedokteran,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat dan perubahan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan menyebabkan perlu diadakan perubahan
pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) telah menetapkan arah kebijakan
pendidikan dokter dalam masa sepuluh tahun ke depan yang difasilitasi melalui Health
Workforce Service (HWS) Project. Berdasarkan SK Dirjen Dikti No.1386/D/T/2004 maka
Program Studi Kedokteran Dasar (PSKD) dilandasi/mengacu ke Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) untuk dokter pelayanan primer (primary care physician) dengan
pendekatan dokter keluarga. Pengelolaan PSKD ini di setiap fakultas difasilitasi oleh Pusat
Pendidikan Kedokteran Fakultas (P2KF) atau Medical Education Unit (MEU).
Sesuai dengan analisis dari Dikti dan Pusat Pengembangan dan Penelitian Pendidikan
Kedokteran Nasional (P4KN) maka Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK Unri)
dikelompokkan sebagai fakultas yang akan mengimplementasikan KBK pada Tahun Ajaran
2007/2008. Dalam rangka implementasi KBK tersebut, maka dibentuklah Tim Kurikulum
sesuai dengan SK Dekan FK Unri No.321/J19.1.28/U/05. Tim Kurikulum ini bertugas
menyusun draft KBK FK Unri, strategi pembelajaran dan sistem evaluasi. Kurikulum FK
Unri ini dikembangkan dari Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia III (KIPDI III) yaitu
KBK untuk dokter pelayanan primer dengan pendekatan dokter keluarga. Selain KIPDI III,
kurikulum FK Unri juga mengandung muatan lokal yang mengacu kepada visi dan misi FK
Unri. Strategi pembelajaran untuk KBK FK Unri menggunakan pendekatan Problem Based
Learning (PBL). Sebenarnya metode PBL ini bukan hal baru di FK Unri karena telah
dimasukkan sebagai salah satu mata kuliah pilihan sejak FK Unri berdiri pada tahun 2001.
Metode PBL diperkenalkan kepada mahasiswa pada semester 6. PBL pertama kali
dilaksanakan pada Tahun Ajaran 2003/2004 dengan menggunakan satu skenario. Sedangkan
pada Tahun Ajaran 2004/2005, mahasiswa mendapatkan enam skenario. Pada Tahun Ajaran
2005/2006 digunakan hanya satu skenario.
1

1/15/2009
1.1

Tujuan Pendidikan Dokter FK Unri


Tujuan pendidikan dokter FK Unri adalah mendidik mahasiswa melalui proses belajar

menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan dan


sikap sebagai dokter pelayanan primer yang menerapkan prinsip-prinsip dokter keluarga dan
dapat bersaing secara global.

1.2

Visi, Misi dan Pola Ilmiah Pokok FK Unri


Visi FK Unri adalah menjadi lembaga utama penghasil ahli di bidang kedokteran serta

pusat unggulan pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang berhubungan dengan
kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja industri dengan kekhususan wilayah kelautan,
pantai dan perairan yang mampu bersaing secara global.
Misi FK Unri adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang
kedokteran dan bidang-bidang lain yang terkait dengan sektor kesehatan melalui
pengembangan intelektual, pengembangan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
Pola ilmiah pokok FK Unri adalah kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja
industri, wilayah kelautan, pantai dan perairan.
1.3

Tahap Pendidikan Dokter FK Unri


Pendidikan dokter di FK Unri terdiri dari 3 tahap, yaitu :

a. Tahap I

: Keterampilan Generik

b. Tahap II

: Ilmu-ilmu Kedokteran Dasar dan Ilmu-ilmu Kedokteran Klinik

c. Tahap III : Praktik Klinik


Pendidikan ini akan menghasilkan lulusan dokter. Selanjutnya lulusan dokter akan
mengikuti tahap internship atau magang/latihan kerja sebagai dokter baru untuk mendapatkan
sertifikat melakukan praktek mandiri selama 2 semester yang dikelola oleh Kolegium Dokter
Indonesia (KDI).
1.4

Bahan Kajian Pengembangan Kepribadian dan Berkehidupan Bermasyarakat


Menurut surat edaran Dirjen Dikti tentang rambu-rambu pelaksanaan bahan kajian

Pengembangan Kepribadian dan Berkehidupan Bermasyarakat di Perguruan Tinggi no


4071/D/T/2006,

maka

bahan

kajian

matakuliah

Pengembangan

Kepribadian

dan

1/15/2009
Berkehidupan Bermasyarakat memungkinkan untuk tidak terkumpul dalam suatu matakuliah,
tetapi dapat terintegrasi dengan bahan kajian lain yang lebih kontekstual.
Berdasarkan hal tersebut dalam kurikulum FK Unri bahan kajian kelompok
matakuliah pengembangan Kepribadian dan Berkehidupan Bermasyarakat disajikan secara
terintegrasi. Sebagian bahan kajian yang tidak dapat diintegrasikan seperti kajian tentang
ibadah, keterampilan, dan hukum tertentu dalam kehidupan beragama akan disajikan dalam
program asistensi yang disesuaikan dengan program asistensi Universitas Riau.

1/15/2009
BAB II
AREA KOMPETENSI

I. KOMPETENSI LULUSAN
1. Komunikasi Efektif
2. Keterampilan klinis
3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
4. Pengelolaan Masalah Kesehatan
5. Pengelolaan informasi
6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
7. Etika , Moral, Medikolegal dan profesional serta Keselamatan Pasien
8. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan lingkungan, keselamatan kerja industri, dan
kesehatan daerah perbatasan dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan.
II. PENJABARAN KOMPETENSI
2.1

AREA KOMUNIKASI EFEKTIF

KOMPETENSI INTI :
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada
semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain.

No
1

Komponen Kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien
serta seluruh anggota
keluarganya

Hasil Pembelajaran

Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya


-

Memberikan salam

Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien

Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya

Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi


waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan
keluhannya dan menggali permasalahan pasien)

Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran,


maupun harapannya.

Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang


bersifat pribadi dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu.

Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta


persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan
tindakan.

1/15/2009

Mengumpulkan informasi
-

Mampu menggunakan open-ended maupun closed


question dalam menggali informasi (move from open to
close queation properly).

Meminta penjelasan pada pasien pada statemen yang


kurang dimengerti.

Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat


penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga atau riwayat
kesehatan masa lalu.

Melalukan penggalian data secara runtut dan efisien.

Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang


prematur saat masih mengumpulkan data-data.

Memahami perspektif pasien


-

Menghargai keoercayan pasien terhadap segaka sesuatu


yang menyangkut penyakitnya

Melakukan eksplorasi terhadap


kekhawatirannya, dan harapannya.

Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan


emosi
pasien
(marah,takut,malu,sedih,bingung,eforia
maupun pasien dengan hambatan komunikasi e.g. bisutuli,gangguan psikis).

Mampu merespon verbal maupun bahasa non verbal dari


pasien secara profesional.

Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan normanorma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan
terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang
profesional.

Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti


oleh pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai
dengan umur,tingkat pendidikan ketika menyampaikan
pertanyaan,meringkas
informasi,menjelaskan
hasil
diagnosis,pilihan penanganan serta prognosis.

kepentingan

pasien,

Memberikan penjelasan dan informasi


-

Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa


takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik.

Memberitahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang


mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya.

Memberi penjelasan dengan benar,jelas,lengkap dan jujur


tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik
dan
tindakan
medis
(terapi,operasi,prognosis,rujukan) sebelum dikerjakan.

Menjawab pertanyaan dengan jujur, membri konsultasi,


atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit.

Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien


maupun keluarganya.

1/15/2009

Berkomunikasi dengan teman


sejawat

Berkomunikasi
masyarakat

dengan

Berkomunikasi dengan profesi


lain

Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan


pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien.

Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk


merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan.

Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan


menjunjung tinggi etika kedokteran.

Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat


dan disepakati.

Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi


pasien baik secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang
diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.

Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan


benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.

Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas,


demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.

Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat

Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat.

Menggunakan tehnik komunikasi langsung yang efektif agar


masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan

Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara


efektif ketika melakukan promosi kesehatan.

Melibatkan tokoh masyarakat


kesehatan secara profesional.

Mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi waktu


cukup kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya.

Memberi informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang


sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk
pemrosesan klaim.

Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum


atau sebagai saksi ahli di pengadilan (jika diperlukan).

Melakukan negoisasi dengan pihak terkait dalam rangka


pemecahan masalah kesehatan masyarakat.

dalam

mempromosikan

1/15/2009
2.2.

AREA KETERAMPILAN KLINIS

KOMPETENSI INTI :
Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.

No

Komponen Kompetensi

Hasil Pembelajaran

Memperoleh dan mencatat


informasi yang akurat serta
penting tentang pasien dan
keluarganya

Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang


disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit sat ini,
medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan.

Melakukan prosedur
dan laboratorium

Melakukan
kedaruratan klinis

klinik

prosedur

Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan


masalah pasien

Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan


pasien dan kewenangannya

Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal


mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pasien.

Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengfan masalah


pasien.

Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis


dengan jelas dan benar.

Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan


laboratorium yang sesuai.

Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar.

Membuat permintan pemeriksaan laboratorium penunjang

Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan


penyakit.

Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan


prevensi sesuai dengan kewenangannya.

Menentukan keadaan kedaruratan klinis

Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien


atau menetapkan rujukan.

Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis,


sesuai dengan kewenangannya, mengevaluasi dan melakukan
tindak lanjut.

1/15/2009
2.3.

AREA LANDASAN ILMIAH ILMU KEDOKTERAN

KOMPETENSI INTI :
Mengidentitifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara
ilmiah menurut ilmu kedokteran / kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
No
1

Komponen Kompetensi
Menerapkan konsep-konsep
dan
prinsip-prinsip
ilmu
biomedik, klinik, perilaku, dan
ilmu kesehatan masyarakat
sesuai
dengan
pelayanan
kesehatan tingkat primer

Hasil Pembelajaran

Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang


berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta
patogenesis dan patofisiologinya .

Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular


amaupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam
tubuh .

Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh


terhadap masalah kesehatan .

Mengembangkan
strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang
ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif.

Menjelaskan
molekular.

Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam


penanganan pasien.

Menjelaskan rasional / ilmiah dalam menentukan penanganan


penyakit baik secara klinikal epidemiologis, farmakologis,
fisiologis, diet, olahraga atau perubahan perilaku.

Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan


farmakologi, fisiologis, gizi ataupun perubahan tingkah laku.

Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu


paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik.

Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek


samping.

Menjelaskan manfaat terapi diet


tertentu.

Menjelaskan perubahan proses patofisiologis setelah


pengobatan . Menjelaskan
prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan.

tujuan pengobatan secara fisiologis dan

pada penanganan kasus

Merangkum
interprestasi
anamnesis, pemeriksaan fisik,
uji laboratorium dan prosedur
yang sesuai

Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data


klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti .

Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada


evidence-based medicine .

Menentukan efektivitas suatu


tindakan

Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan .

Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan


.

Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan penanganan penyakit .

1/15/2009
2.4.

AREA PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN

KOMPETENSI INTI :
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif dan kolaboratif dalam konteks pelayanan
kesehatan tingkat primer.

No
1

Komponen Kompetensi
Mengelola penyakit, keadaan
sakit dan masalah pasien
sebagai individu yang utuh,
bagian dari keluarga dan
masyarakat

Hasil Pembelajaran

Menginterprestasi data klinis dan merumuskannya menjadi


diagnosis sementara dan diagnosis banding.

Menjelaskan penyebab, patogenesis serta patofisiologi suatu


penyakit.

Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai


penyakit pasien.

Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling


tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, kendali biaya, manfaat
dan keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien.

Melakukan konsultasi mengenai pasien bila perlu.

Merujuk kesejawat lain sesuai dengan Standar Pelayanan


Medis yang berlaku, tanpa atau sesudah terapi awal.

Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan


bertanggungjawab sesuai dengan tingkat kewenangannya.

Memberi alasan strategi pengelolaan pasien yang dipilih


berdasarkan patofisiologi, patogenesis, farmakologi, faktor
psikologis, sosial dan faktor-faktor lain yang sesuai.

Membuat instruksi tertulis sercara jelas, lengkap, tepat dan


dapat dibaca.

Menulis reesep obat secara rasional ( tepat indikasi, tepat obat,


tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian serta sesuai
kondisi pasien), jelas, lengkap dan dapat dibaca.

Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan,


memonitor perkembangan penanganan, memperbaiki dan
mengubah terapi dengan tepat.

Memprediksi, memantau, mengenali kemungkinan adanya


interaksi obat dan efek samping, memperbaiki atau mengubah
terapi dengan tepat.

Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara


holistik,
komprehensif,
koordinatif,
kolaboratif
dan
bersinambung dalam mengelola penyakit dan masalah pasien.

Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan dan


lingkungan sosial sebagai faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya penyakit serta sebagai faktor yang mungkin
berpengaruh terhadap pertimbangan terapi.

1/15/2009
2

Merlakukan
pencegahan
penyakit dan keadaan sakit

Melaksanakan
pendidikan
kesehatan
dalam
rangka
promosi
kesehatan
dan
pencegahan penyakit

Menggerakkan
dan
memberdayakan masyarakat
untuk meningkatkan derajata
kesehatan

Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau


strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan dengan
penyakit pasien, keadaan sakit atau permasalahannya.

Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan


memantau strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan
dengan pasien dan keluarganya.

Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan


memantau kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat,
berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat.

Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan


dan
lingkungan sosial sebagai faktor resiki terjadinya penyakit dan
sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pencegahan
penyakit.

Menunjukan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit


sangat bergantung pada kerjasama tim dan kolaborasi dengan
profesional di bidang lain.

Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi


gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok
umur, jenis kelamin, etnis dan budaya.

Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam


rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga dan
masyarakat.

Bekerjasama dengan sekolah dalam mengembangkan program


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah


kesehatan masyarakat.

Menentukan insiden prevalensi penyakit di masyarakat serta


mengenali keterkaitan yang kompleks antara faktor psikologis,
kultur, sosial, ekonomi, kebijakan dan faktor lingkungan yang
berpengaruh pada suatu masalah kesehatan.

Melibatkan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang


tepat bagi masalah kesehatan masyarakat.

Bekerjasama dengan profesi dan sektor lain dalam


menyelesaikan masalah kesehatan dengan mempertimbangkan
kebijakan kesehatan pemerintah, termasuk antisipasi terhadap
timbulnya penyakit-penyakit baru.

Menggerakkan masyarakat
intervensi kesehatan.

Merencanakan dan mengimplementasikan intervensi kesehatan


masyarakat, serta menganalisis hasilnya.

Melatih kader kesehatan dalam pendidikan kesehatan.

Mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan.

Bekerjasama dengan masyarakat dalam menilai ketersediaan,


pengadaan dan pemanfaataan pelayanan kesehatan masyarkat.

10

untuk berperan serta dalam

1/15/2009
5

2.5.

Mengelola
sumber
daya
manusia dan sarana-prasarana
secara efektif dalam pelayanan
kesehatan primer dengan
pendekatan
kedokteran
keluarga

Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin,


pemberi informasi, dan pengambil keputusan).

Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanaan


kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga.

Mengelola sumber daya manusia

Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana.

AREA PENGELOLAAN INFORMASI

KOMPETENSI INTI :
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu terapan informasi
untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mngambil keputusan dalam kaitan
dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.

No
1

Komponen Kompetensi
Menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk membantu penegakan
diagnosis, pemberian terapi,
tindakan pencegahan dan
promosi kesehatan, serta
penjagaan dan pemantauan
status kesehatan pasien

Memahami
keterbatasan
informasi

Memanfaatkan
kesehatan

manfaat
dan
teknologi
informasi

Hasil Pembelajaran

Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet)


dengan baik

Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai


relevansi dan validitasnya.

Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan


informasi ilmiah.

Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi untuk


menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi.

Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk


melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik.

Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam


merangkum dan menyimpan arsip.

Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk


membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus
potensi untuk berkembang dan keterbatasannya.

Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database


dalam praktek kedokteran secara efisien.

Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktek kedokteran


dengan menganalisis arsipnya.

Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan


mutu pelayanan kesehatan

11

1/15/2009
2.6.

AREA MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI

KOMPETENSI INTI :

Melakukan praktek kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan


keterbatasannya

Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan dan kesejahteraan yang dapat


mempengaruhi kemampuan profesinya.

Belajar sepanjang hayat.

Merencanakan,

menerapkan

dan

memantau

perkembangan

profesi

secara

bersinambung.
No
1

Komponen Kompetensi
Menerapkan mawas diri

Mempraktekan
sepanjang hayat

belajar

Mengembangkan pengetahuan
baru

Hasil pembelajaran

Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan


praktek kedokterannya dan berkonsultasi bila diperlukan.

Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan


masalah yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat
mempengaruhi kemampuan profesinya.

Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama


pendidikan dan praktek kedokteran.

Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan


profesi dan pribadi.

Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas


kritik yang membangun dari pasien, sejawat, instruktur dan
penyelia.

Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari


pelatihan dan praktek.

Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai denhan praktek


kedokterannya.

Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru.

Berperan aktif dalam Program Pendidikan Dan Pelatihan


Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar
lainnya.

Menunjukkan sikap kritis terhadap praktek kedokteran berbasis


bukti (Evidence-Based Medicine).

Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi


atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan
keputusan yang diambil.

Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya


terhadap pasiennya.

Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi


kebutuhan belajarnya.

Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang


sudah ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan
penelitian yang tepat.

Merencanakan,

12

merancang

dan

mengimplementasikan

1/15/2009
penelitian untuk
penelitian.

2.7.

menemukan

jawaban

dari

pertanyaan

Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel


ilmiah.

Membuat presentasi ilmiah dari penelitiannya.

AREA ETIKA, MORAL, MEDIKOLEGAL DAN PROFESIONALISME


SERTA KESELAMATAN PASIEN

KOMPETENSI INTI :

Berperilaku

profesional dalam praktek kedokteran serta mendukung kebijakan

kesehatan.

Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktek kedokteran.

No
1

Menerapkan program keselamatan pasien.

Komponen Kompetensi
Memiliki sikap profesional

Berperilaku profesional dalam


bekerjasama

Hail Pembelajaran

Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter


Indonesia.

Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien.

Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam


hubungan dokter - pasien .

Menunjukkan
menyeluruh.

Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain


dalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya.

Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai


standar profesi.

Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit.

Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan


etik dalam pengobatan setiap individu pasien.

Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial.

Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai


kontribusi dan peran yang berharga tanpa memandang status
sosial.

Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerjasama


dengan para petugas kesehatan lainnya.

Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi


konflik.

Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan


dari orang lain.

Memperhatikan aspek etis dan moral dalam hubungan dengan

13

rasa

empati

dengan

pendekatan

yang

1/15/2009
petugas kesehatan lain, serta bertindak secara profesional.

Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan


suatu tindakan yang tidak profesional.

Berperan dalam pengelolaan masalah pasien dan menerapkan


nilai-nilai profesionalisme.

Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif.

Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan.

Berperan sebagai manager baik dalam praktek pribadi maupun


dalam sistem pelayanan kesehatan.

Menyadari profesi medis yang mempunyai peran dimasyarakat


dan dapat melakukan suatu perubahan.

Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesinal dari anggota


tim pelayanan kesehatan lain.

Melakukan
praktek
kedokteran dalam masyarakat
multikultural di Indonesia

Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup dan


budaya dari pasien dan sejawat.

Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia,


gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status sosial
ekonomi.

Aspek mediko-legal
praktik kedokteran

Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan


dengan:

Berperan
sebagai anggota
Tim pelayanan kesehatan yang
profesional

dalam

Hak asasi manusia

Resep obat

Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual

Kode Etik Kedokteran Indonesia

Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian

Proses di pengadilan

Memahami UU Praktek Kedokteran No.29 th 2004.

Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan


yang mengatur praktek kedokteran.

Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam


kebijakan kesehatan.

14

1/15/2009
Aspek keselamatan pasien
dalam praktek kedokteran

2.8.

KETERAMPILAN

Menerapkan standar keselamatan pasien :


-

Hak pasien

Mendidik pasien dan keluarga

Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk


melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien.

Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan


pasien

Mendidik staf tentang keselamatan pasien.

Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk


mencapai keselamatan pasien.

Menerapkan tujuh (7) langkah keselamatan pasien :


-

Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien

Memimpin dan mendukung staf

Integrasikan aktifitas pengelolaan resiko

Kembangkan sistem pelaporan.

Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien.

Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan


pasien

Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan


pasien.

PENGELOLAAN

MASALAH

KESEHATAN

LINGKUNGAN, KESELAMATAN KERJA INDUSTRI, DAN KESEHATAN


DAERAH PERBATASAN DENGAN KEKHUSUSAN WILAYAH KELAUTAN,
PANTAI, DAN PERAIRAN.
KOMPETENSI INTI:
-

Mampu mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan lingkungan dengan


kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan.

Mampu mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan dan keselamatan


kerja industri.

Mampu mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan daerah perbatasan.

15

1/15/2009

No
1

Komponen Kompetensi
Mendiagnosis masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan

Hasil Pembelajaran
- Menilai data hasil pemeriksaan kondisi lingkungan
(lingkungan laut, pantai, dan perairan) secara benar
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, dan pemeriksaan lapangan
- Berdasarkan data menyusun diagnosis banding masalah
kesehatan lingkungan yang sesuai serta urutan
masalahnya
- Berdasarkan diagnosis banding, urutan masalah dan
diskusi dengan pihak terkait, selanjutnya memilih,
melaksanakan dan menilai pemeriksaan penunjang

Mengelola masalah kesehatan


lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai, dan perairan

- Memilih pengelolaan yang sesuai didasarkan pada data


yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya,
keuntungan serta kondisi lingkungan
- Melakukan konsultasi dan merujuk apabila dibutuhkan
(termasuk konsultasi dan rujukan kepada instansi terkait)
- Menentukan tujuan pengelolaan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi
- Melibatkan pasien dan instansi terkait secara optimal

Mengintegrasikan tindakan prevensi


untuk mengatasi masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai, dan perairan

- Menentukan pemeriksaan penapisan, pencegahan dan


perubahan perilaku yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan
- Melaksanakan pendidikan dan intervensi lain yang
dibutuhkan untuk melindungi lingkungan terhadap
masalah kesehatan

Memonitor kemajuan pengelolaan


masalah kesehatan lingkungan dengan
kekhususan wilayah kelautan, pantai,
dan perairan

- Menentukan parameter dan indikator yang akan dinilai

Mendiagnosis masalah kesehatan dan


keselamatan kerja industri dengan
kekhususan wilayah kelautan, pantai,
dan perairan

- Menilai data hasil pemeriksaan kondisi lingkungan


industri (yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja industri) secara benar melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium,
dan pemeriksaan lapangan

- Menindaklanjuti rancangan penatalaksanaan selama


pengelolaan masalah kesehatan lingkungan dengan
kekhususan wilayah kelautan, pantai, dan perairan

- Berdasarkan data menyusun diagnosis banding masalah


kesehatan industri yang sesuai serta urutan masalahnya
- Berdasarkan diagnosis banding, urutan masalah dan
diskusi dengan pihak terkait, selanjutnya memilih,
melaksanakan dan menilai pemeriksaan penunjang

16

1/15/2009

Mengelola masalah kesehatan dan


keselamatan kerja industri

- Memilih pengelolaan yang sesuai didasarkan pada data


yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya,
keuntungan serta kondisi lingkungan industri
- Melakukan konsultasi dan merujuk apabila dibutuhkan
(termasuk konsultasi dan rujukan kepada instansi terkait)
- Menentukan tujuan pengelolaan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi
- Melibatkan pasien dan instansi terkait secara optimal

Mengintegrasikan tindakan prevensi


untuk mengatasi masalah kesehatan
dan keselamatan kerja industri

- Menentukan pemeriksaan penapisan, pencegahan dan


perubahan perilaku yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Melaksanakan pendidikan dan intervensi lain yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan dan
keselamatan kerja industri

Memonitor kemajuan pengelolaan


masalah kesehatan dan keselamatan
kerja industri sesuai situasi dan kondisi

- Menentukan parameter dan indikator yang akan dinilai

Mendiagnosis masalah kesehatan


daerah perbatasan

- Menindaklanjuti rancangan penatalaksanaan selama


pengelolaan masalah kesehatan dan keselamatan kerja
industri
Mengidentifikasi masalah kesehatan di daerah
perbatasan

- Menilai data hasil pemeriksaan kesehatan daerah


perbatasan secara benar melalui anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan
lapangan
- Berdasarkan data menyusun diagnosis banding masalah
kesehatan di daerah perbatasan dan urutan masalahnya
- Berdasarkan diagnosis banding, urutan masalah dan
diskusi dengan pihak terkait, selanjutnya memilih,
melaksanakan dan menilai pemeriksaan penunjang
10

Mengelola masalah kesehatan daerah


perbatasan

- Memilih pengelolaan yang sesuai didasarkan pada data


yang diperoleh dengan mempertimbangkan biaya,
keuntungan serta kondisi daerah perbatasan
- Melakukan konsultasi dan merujuk apabila dibutuhkan
(termasuk konsultasi dan rujukan kepada instansi terkait)
- Menentukan tujuan pengelolaan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi
- Melibatkan pasien dan instansi terkait secara optimal

17

1/15/2009

11

Mengintegrasikan tindakan prevensi


untuk mengatasi masalah kesehatan
daerah perbatasan

- Menentukan pemeriksaan penapisan, pencegahan dan


perubahan perilaku yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kesehatan daerah perbatasan
- Melaksanakan pendidikan dan intervensi lain yang
dibutuhkan untuk melindungi masyarakat terhadap
masalah kesehatan daerah perbatasan

12

Memonitor kemajuan pengelolaan


masalah kesehatan daerah perbatasan

- Menentukan parameter dan indikator yang akan dinilai


- Menindaklanjuti rancangan penatalaksanaan selama
pengelolaan masalah kesehatan daerah perbatasan

18

1/15/2009

BAB III
STRUKTUR KURIKULUM
3.1

TEMA SEMESTER DAN TAHAP KURIKULUM FK UNRI


Semester
I

Tema

Tahap

Keterampilan Belajar dan Humaniora

Keterampilan Generik

Dasar-dasar Ilmu Kedokteran, Metodologi


Penelitian dan Biostatistik
II-V

Sistem Tubuh Manusia

VI

Emergensi, Elektif dan Manajemen Kesehatan

VII

Manajemen kesehatan dan aktifitas Penelitian

VIII-X

Kepaniteraan

Ilmu-ilmu Kedokteran Dasar dan Kedokteran


Klinik

Praktik Klinik

TAHAP I
Adalah tahap dimana mahasiswa dipersiapkan untuk menguasai dasar-dasar Ilmu Kedokteran dan aplikasinya dengan cara :
-

Menguasai prinsip-prinsip belajar di fakultas kedokteran, pengelolaan informasi

Menguasai teknik komunikasi efektif dengan pasien / klien, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain.

Menguasai metodelogi penelitian, problem solving cycle, dan biostatistik kesehatan.

19

1/15/2009

TAHAP II
- Tahap dimana mahasiswa mampu menguasai ilmu-ilmu kedokteran dasar dan ilmu-ilmu kedokteran klinik, dan keterampilan
klinik dan prosedur klinis, kegawatdaruratan, selanjutnya mampu menerapkannya pada pasien simulasi dan phantom.

Menguasai tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak konsepsi sampai kematian (siklus hidup manusia).

Menguasai dasar-dasar diagnosis, pengelolaan dan pencegahan penyakit / masalah kesehatan.

Mamapu melakukan, menulis dan menyajikan penelitian bidang kesehatan sesuai kaidah ilmiah.

TAHAP III
Praktik Klinik :
-

Menguasai dasar-dasar keterampilan klinik.

Menerapkan ilmu-ilmu dasar dan ilmu-ilmu klinik dalam pengelolaan pasien.

Mampu menerapkan keterampilan klinik secara langsung kepada pasien.

20

1/15/2009
3.2

TEMA BLOK KURIKULUM FK UNRI


SEMESTER I

SEMESTER II

Proses Belajar dan


Humaniora
7 minggu

Dasar-dasar Ilmu
kedokteran, Metodologi
penelitian Dan Biostatistik

Siklus Hidup Manusia


6 minggu

Kardiovaskuler

Respirasi

Muskuloskeletal
5 minggu

7 minggu

7 minggu

6 minggu
SEMESTER III

SEMESTER IV

10

11

12

Hemato-Imunologi
6 minggu

Saraf
7 minggu

Urologi dan Cairan Tubuh


6 minggu

Endokrin dan Metabolisme


7 minggu

Indera
7 minggu

Kulit dan Integumen


5 minggu

SEMESTER V

13

SEMESTER VI

14

Digestif dan Nutrisi


7 minggu

Aktifitas penelitian

15

Reproduksi
7 minggu

Kesehatan Jiwa
5 minggu

16

17

Multi System dan


Evidence Based
Medicine
7 minggu

Kegawatdaruratan
7 minggu

18
Elektif*
Kesehatan lingkungan pada wilayah
kelautan, pantai dan perairan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Industri &
Kesehatan Daerah Perbatasan

5 minggu

SEMESTER VII
Aktifitas penelitian

SEMESTER VIII

19

9 minggu

3 minggu

9 minggu

3 minggu

Bag. Penyakit Dalam

Bag.Penyakit Kulit &


Kelamin

Bag.
Kesehatan
Anak dan
Remaja

Bag. Saraf

Manajemen Kesehatan + penelitian


(4 minggu)

9 minggu
Bag. Kesehatan Reproduksi
Wanita

19 minggu
SEMESTER IX
3 minggu
Bag.
Kesehatan
Jiwa

SEMESTER X

9 minggu

3 minggu

3
mggu

3
mggu

1
mggu

3
mggu

3
mggu

6
mggu

3
mggu

Bag. Bedah

Bag. THT

Bag. Mata

Bag.
Kedokt.
Forensik

Bag Gigi

Kesehatan
lingkungan &
Kesehatan Kerja

Kesehatan
Masyarakat

COME
Dan
Praktik
Umum

Kegawatdaruratan
ATLS
ACLS

21

1/15/2009
BAB IV
CETAK BIRU BLOK
4.1 BLOK PROSES BELAJAR DAN HUMANIORA
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:

Memperoleh dan bertukar informasi baik secara verbal dan non-verbal dengan
pasien/klien dari segala golongan umur, anggota keluarga, masyarakat, teman sejawat dan
profesi lainnya

Mengatasi masalah emosional, personal,

kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat

mempengaruhi kemampuan profesinya

Belajar sepanjang hayat

Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara bersinambung

Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan

Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktik kedokteran

No.
1.

Komponen Kompetensi
Dalam berkomunikasi dengan
pasien/klien dan anggota
keluarganya

Hasil Pembelajaran
Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya melalui
simulasi
- Memberikan salam
- Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien
- Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya
- Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi
waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan
keluhannya dan menggali permasalahan pasien)
- Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekawatiran, maupun
harapannya.
- Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang
bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu
- Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta
persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan
(Teori dan Simulasi)
Mengumpulkan informasi melalui simulasi
- Mampu menggunakan open-ended maupun closed question
dalam menggali informasi (move from open to closed question
properly)
- Meminta penjelasan pada pasien pada statemen yang kurang
dimengerti
- Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat
penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga, atau riwayat
kesehatan masa lalu.

22

1/15/2009
- Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien
- Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur
saat masih mengumpulkan data-data
(Teori dan Simulasi)

Secara teoritis memahami perspektif pasien


- Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang
menyangkut penyakitnya
Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien,
kekawatirannya, dan harapannya
- Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan
emosi pasien (marah, takut, malu, sedih, bingung, eforia,
maupun pasien dengan hambatan komunikasi e.g. bisu-tuli,
gangguan psikis)
- Mampu merespon verbal maupun bahasa non-verbal dari
pasien secara profesional
- Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan normanorma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan
terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang profesional
- Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh
pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai dengan
umur, tingkat pendidikan ketika menyampaikan pertanyaan,
meringkas informasi, menjelaskan hasil diagnosis, pilihan
penanganan serta prognosis.
(Teori dan Simulasi)

2.

Menggunakan teknologi informasi


dan komunikasi untuk membantu
penegakan diagnosis, pemberian
terapi, tindakan pencegahan, dan
promosi kesehatan, serta penjagaan
dan pemantauan status kesehatan
pasien

3.

5.

Memahami manfaat dan


keterbatasan teknologi informasi
Mempraktekan belajar sepanjang
hayat

Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet)


dengan baik
Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk
menilai relevansi dan validitasnya
Menerapkan ketrampilan dasar pengelolaan informasi untuk
menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi
Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk
melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik
Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam
merangkum dan menyimpan arsip
Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan
komunikasi untuk membantu penggunaannya, dengan
memperhatikan secara khusus potensi untuk berkembang dan
keterbatasannya
Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru.
Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan
Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar
lainnya
Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran
berbasis bukti (Evidence-Based Medicine)
Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi
atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan
keputusan yang diambil
Menanggapi secara kritis literatur
kedokteran dan
relevansinya terhadap pasiennya
Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi
kebutuhan belajarnya

23

1/15/2009
6.

Berperilaku profesional dalam


bekerjasama

Secara teoritis memahami prinsip-prinsip berperilaku


profesionalisme dalam bekerjasama
Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial
Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai
kontribusi dan peran yang berharga, tanpa memandang status
sosial
Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama
dengan para petugas kesehatan lainnya
Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi
konflik
Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan
dari orang lain
Mempertimbangkan aspek etis dan moral dalam hubungan
dengan petugas kesehatan lain, serta bertindak secara
profesional
Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan
suatu tindakan yang tidak profesional.

7.

Melakukan praktek kedokteran


dalam masyarakat multicultural
di Indonesia

Secara teoritis memahami beberapa prinsip melakukan


praktek kedokteran dalam masyarakat multikultural
Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan
budaya dari pasien dan sejawat
Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan
usia, gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status
sosial ekonomi

Daftar Substansi Kajian


Substansi Kajian (knowledge)

Tingkat Pencapaian
1

Penilaian diri sendiri

Hubungan dokter pasien (seperti empati, anamnesis, konseling,


penjelasan berbagai prosedur, negosiasi pembuatan keputusan dengan
keluarga, pendidikan pasien)

Komunikasi efektif dengan pasien/klien, teman sejawat, masyarakat dan


profesi lain

Komunikasi personal

Diskusi kelompok

Kerja tim

Kesadaran interaksi interpersonal

Penelusuran literatur

Belajar sepanjang hayat

Prinsip-prinsip belajar di Fakultas Kedokteran (seperti


Berdasarkan Masalah, Praktikum biomedik, Skill lab,
Berdasarkan Bukti, dan lain-lain)

24

Belajar
Belajar

1/15/2009
-

Mempelajari tulisan yang efektif

Memanfaatkan berbagai media

Perpustakaan elektronik

Computer Aided Instruction (CAI)

Bahasa Inggris Kedokteran (seperti writting, reading, presentation,


conversation)

Etika dan hukum kedokteran

Keterangan:
1

Mampu menyebutkan

Mampu menjelaskan

Mampu menerapkan

Mampu menganalisis

Mampu, mensintesis

Mampu mengevaluasi

Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat
Pencapaian

Komunikasi efektif dengan pasien/klien, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain*

Penelusuran literatur*

Computer Aided Instruction (CAI)*

Bahasa Inggris Kedokteran (seperti writting, reading, presentation, conversation)

Keterangan :
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah supervisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * level 3 dan 4 dicapai pada tahap III

25

1/15/2009
4.2 BLOK DASAR-DASAR ILMU KEDOKTERAN, METODOLOGI PENELITIAN
DAN BIOSTATISTIK
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:

Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu-terapan


informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan
dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer

Belajar sepanjang hayat

Merencanakan,

menerapkan,

dan

memantau

perkembangan

profesi

secara

bersinambung

Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan


secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil
yang optimum

No.
1.

Komponen Kompetensi
Menggunakan
teknologi
informasi dan komunikasi untuk
membantu penegakan diagnosis,
pemberian
terapi,
tindakan
pencegahan
dan
promosi
kesehatan, serta penjagaan dan
pemantauan status kesehatan
pasien

Hasil Pembelajaran

2.

Memahami
manfaat
dan
keterbatasan teknologi informasi

3.

Mempraktekan belajar sepanjang


hayat

Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet)


dengan baik
Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai
relevansi dan validitasnya
Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan
informasi ilmiah.
Menerapkan ketrampilan dasar pengelolaan informasi untuk
menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi
Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk
melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik
Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam
merangkum dan menyimpan arsip
Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi
untuk membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara
khusus potensi untuk berkembang dan keterbatasannya

Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru.


Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan
Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar
lainnya
Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis
bukti (Evidence-Based Medicine)
Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi
atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan
keputusan yang diambil
Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya
terhadap pasiennya
Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi
kebutuhan belajarnya

26

1/15/2009
4.

Mengembangkan
baru

pengetahuan

5.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik,
klinik, perilaku, dan ilmu
kesehatan masyarakat sesuai
dengan pelayanan kesehatan
tingkat primer

Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah


ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan penelitian yang
tepat
Merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan penelitian
untuk menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian.
Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah
Membuat presentasi ilmiah dari hasil penelitiannya
Menjelaskan prinsip ilmu dasar dalam pemahaman mengenai
dasar, patofisiologi dan patogenesis masalah kesehatan
Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun
selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh
Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh
terhadap masalah kesehatan
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit,
poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang
ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif
Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam
penanganan pasien.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis,
farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku.
Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan
farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku.
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu
paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek
samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan
Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam
mengelola masalah kesehatan
(Teori dan simulasi)

Daftar Substansi Kajian


Substansi Kajian

Tingkat Pencapaian

Metodologi penelitian eksperimental dan non-eksperimental (seperti


desain penelitian, rancangan penelitian, pengelolaan laboratorium
penelitian dan lain-lain)

Problem solving cycle

Biostatistik kesehatan

Epidemiologi kesehatan dan penyakit

Epidemiologi kesehatan dan penyakit

Struktur, organisasi, fungsi sel/molekul, jaringan dan organ.

Anatomi dan histologi umum

Genetika

Homeostasis

27

1/15/2009
Mikroorganisme penyebab penyakit (Bakteriologi, Virologi, Mikologi,
Parasitologi)

Non-mikroorganisme penyebab penyakit/substansi hazard (metal,


kimia, polen, radioaktif, gelombang elektromagnetik, dll)

Sterilisasi dan infeksi nosokomial

Patofisiologi penyakit (gejala dan tanda, mekanisme, respon fisiologis,


mekanisme perbaikan) terhadap penyakit-penyakit infeksi akut dan
kronis, neoplasma dan degenerasi

Dasar-dasar diagnosis penyakit

Dasar-dasar terapi (farmakologi dan non farmakologi)

Keterangan :
1

Mampu menyebutkan

Mempu menjelaskan

Mampu menerapkan

Mampu menganalisis

Mampu mensintesis

Mampu mengevaluasi

Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat
Pencapaian

Mencari informasi lebih lanjut mengenai topik tertentu di berbagai media

Menilai kesahihan suatu informasi

Penggunaan alat-alat laboratorium kesehatan sederhana

Melakukan pemeriksaan fisik Umum

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan dibawah supervisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

28

1/15/2009
4.3

BLOK SIKLUS HIDUP MANUSIA

KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:

Melakukan prosedur klinis masalah pertumbuhan dan perkembangan, sesuai


kebutuhan pasien dan kewenangannya

Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang


berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum

Mengelola masalah kesehatan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan


perkembangan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif,
holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan
kesehatan tingkat primer

No

Komponen kompetensi

Hasil Pembelajaran

1.

Memperoleh
dan
mencatat
informasi
pertumbuhan
dan
perkembangan yang akurat serta
penting tentang pasien dan
keluarganya
Melakukan prosedur klinik dan
laboratorium untuk melakukan
diagnosa dan terapi gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.

Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang


disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini,
medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan melalui
simulasi
(Teori dan simulasi)
Melakukan prosedur klinik dan labaoratorium sesuai dengan
kasus simulasi
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan
masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan
pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal
mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada
pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah
pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan
penyakit
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan
prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)

2.

29

1/15/2009
3.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik,
klinik, perilaku,
dan ilmu
kesehatan masyarakat tentang
pertumbuhan dan perkembangan
sesuai
dengan
pelayanan
kesehatan tingkat primer

4.

Merangkum dari interpretasi


anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai dengan penyakit dalam
masa
pertumbuhan
dan
perkembangan
Menentukan efektivitas suatu
tindakan pada penyakit dalam
masa
pertumbuhan
dan
perkembangan

5.

6.

7.

Mengelola penyakit, keadaan


sakit dan masalah pasien sebagai
individu yang utuh, bagian dari
keluarga dan masyarakat
Memenuhi aspek Mediko-legal
dalam praktek kedokteran

Menjelaskan prinsip ilmu dasar dalam pemahaman mengenai


dasar, patofisiologi dan patogenesis masalah kesehatan
Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan
dengan
terjadinya
masalah
gangguan
pertumbuhan dan perkembangan, beserta patogenesis dan
patofisiologinya
Menjelaskan
masalah
gangguan
pertumbuhan
dan
perkembangan, baik secara molekular maupun selular melalui
pemahaman mekanisme normal dalam tubuh .
Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh
terhadap masalah kesehatan
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang
ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif
Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam
penanganan pasien.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis,
farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan
perilaku.
Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan
farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku.
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu
paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek
samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
tertentu.
Menjelaskan
perubahan
proses
patofisiologi
setelah
pengobatan.
Menjelaskan
prinsip-prinsip
pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data
klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti
penyakit dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada
evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan
Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan
.
Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan
penyakit masa Pertumbuhan dan perkembangan .
(Teori dan simulasi)
Menulis resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat
dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi
pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca
(Teori dan simulasi)
Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan
dengan:
Pembuatan surat keterangan sehat,
sakit atau surat kematian
Proses Pengadilan
(Teori dan simulasi)

30

1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Masalah Kesehatan/Penyakit
Embriologi

Tingkat Pencapaian
1

3A

3B 4

Kelainan genetik/kongenital

Sindroma Down

3A

3B 4

Sindroma Turner

3A

3B 4

Sindroma Klinefelter

3A

3B 4

Gonadal xy-dysgenesis

3A

3B 4

Testicular feminization

3A

3B 4

Sindroma Fragile x

3A

3B 4

Kelainan kromosom lainnya

3A

3B 4

Fenil Keto Urinaria

3A

3B 4

Galaktosemia

3A

3B 4

Glycogen storage disease

3A

3B 4

Other storage diseases

3A

3B 4

Spina bifida

3A

3B 4

Anensefalus

3A

3B 4

Hidrosefalus

3A

3B 4

Cleft palate and/or lip

3A

3B 4

Sindroma Marfan

3A

3B 4

Kelainan bayi baru lahir

Hipotermia *

3A

3B 4

Bakteriemia and septicemia *

3A

3B 4

Respyratory Stress Syndrome*

3A

3B 4

Bronchopulmonary dysplasia*

3A

3B 4

Aspiration pneumonia

3A

3B 4

Pneumotoraks

3A

3B 4

Apnea attacks*

3A

3B 4

Jaundice of newborn*

3A

3B 4

Severe neonatal jaundice (kern icterus) *

3A

3B 4

Hipoglikemia *

3A

3B 4

Child of diabetic mother*

3A

3B 4

Neonatal convultion*

3A

3B 4

Necrotizing enterocolitis

3A

3B 4

Retinopati pada prematur

3A

3B 4

Anemia *

3A

3B 4

Inkompatibilitas Rhesus *

3A

3B 4

Defisiensi Vitamin K *

3A

3B 4

Perdarahan serebri *

3A

3B 4

Konjungtivitis *

3A

3B 4

Infeksi tali pusat *

3A

3B 4

Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) *

3A

3B 4

31

1/15/2009
Trauma Lahir

Kaput suksedanium

3A

3B 4

Trauma pleksus brakialis

3A

3B 4

Fraktur (klavikula, humerus, kosta)

Pola-pola penyakit pada usia lanjut

3A

3B 4

3A

3B 4

3A

3B 4

Konsep kematian
Perubahan-perubahan yang terjadi ante, durante dan post mortem
Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * Diprioritaskan , level 3 dan 4 dicapai pada tahap praktik klinik

Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat Pencapaian

Anamnesis
Auto-alloanamnesis
Anamnesis tentang riwayat pemberian makanan
Anamnesis terhadap anak yang lebih dewasa
Kemampuan berkomunikasi dengan orang tua yang cemas
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum sesuai dengan usia penderita
Neonatus dan bayi
Pemeriksaan kondisi umum, arousal, perilaku, tangisan *
Identifikasi kelainan kongenital *
Palpasi fontanel *
Respon Moro *
Refleks genggam *
Refleks isap *
Refleks merangkak *
Vertical suspension positioning *
Refleks tonus leher asimetris *
Refleks anal *
Pemeriksaan panggul *
Semua usia
Pemeriksaan fisik dan perkembangan *
Pemeriksaan perkembangan bicara dan bahasa *
Pengukuran berat badan *

32

1
1
1
1

2
2
2
2

3
3
3
3

4
4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
1
1

2
2
2

3
3
3

4
4
4

1/15/2009
Pengukuran tinggi badan *
Pengukuran lingkar kepala *
Pengukuran tekanan darah *
Pengukuran suhu *
BMI *
Keterampilan terapeutik, pemeriksaan dan tindakan operatif pada anak
Anjuran diet bayi *
Pengukuran ketajaman penglihatan *
Uji Ewing
Finger prick*
Venepuncture
Insersi kanula
Intubasi
Resusitasi

1
1
1
1
1

2
2
2
2
2

3
3
3
3
3

4
4
4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * Diprioritaskan , level 3 dan 4 dicapai pada tahap praktik klinik

4.4.

BLOK SISTEM KARDIOVASKULER

KOMPETENSI INTI

Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem kardiovaskuler secara


verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga,
masyarakat, kolega dan profesi lain

Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler


sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya

Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan


yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.

33

1/15/2009
No

1.

Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien dan
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem kardiovaskular

2.

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
pasien dan keluarganya mengenai
sistem kardiovaskuler.

3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium
yang
berhubungan
dengan penyakit sistem kardiovaskular

Hasil pembelajaran

Memberi penjelasan dan informasi mengenai sistem


kardiovaskular
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
sistem kardiovaskular
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik sistem
kardiovaskular atau tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis yang berhubungan dengan
penyakit sistem kardiovaskuler (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit yang berhubungan dengan penyakit sistem
kardiovaskuler
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya yang berhubungan dengan sistem
kardiovaskuler.
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan yang berhubungan dengan
penyakit sistem kardiovaskuler telah dipahami oleh
pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan yang berhubungan dengan penyakit sistem
kardiovaskuler.
(Teori dan simulasi)
Memilih prosedur klinis dan laboratorium yang sesuai
untuk penyakit sistem kardiovaskular
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium yang
berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler
dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa
sakit dan ketidaknyamanan pada pasien
Melakukan pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler
yang sesuai dengan masalah pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar mengenai penyakit sistem
kardiovaskuler
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai untuk penyakit sistem
kardiovaskuler
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar untuk
penyakit sistem kardiovaskuler

34

1/15/2009

4.

Melakukan prosedur kedaruratan


klinis yang berhubungan dengan
penyakit system kardiovaskuler

5.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer untuk
penyakit sistem kardiovaskuler

Membuat
permintaan pemeriksaan laboratorium
penunjang untuk penyakit sistem kardiovaskuler
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit sistem kardiovaskuler
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi yang berhubungan dengan penyakit
sistem kardiovaskuler sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)
Menentukan keadaan kedaruratan klinis
yang
berhubungan dengan sistem kardiovaskuler
Memilih prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan
dengan sistem kardiovaskuler sesuai kebutuhan pasien
atau menetapkan rujukan
Melakukan
prosedur
kedaruratan
klinis
yang
berhubungan dengan sistem kardiovaskuler secara benar
dan etis, sesuai dengan kewenangannya
Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut prosedur
kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem
kardiovaskuler
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya penyakit sistem
kardiovaskuler, beserta patogenesis dan patofisiologinya
Menjelaskan penyakit sistem kardiovaskuler baik secara
molekular maupun selular melalui pemahaman
mekanisme normal dalam tubuh .
Menjelaskan
faktor-faktor
non
biologis
yang
berpengaruh terhadap penyakit sistem kardiovaskuler
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit sistem kardiovaskuler, poin-poin patogenesis
dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta resiko
spesifik secara efektif
Menjelaskan tujuan pengobatan penyakit sistem
kardiovaskuler secara fisiologis dan molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien penderita penyakit sistem
kardiovaskuler.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit sistem kardiovaskuler baik secara
klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet,
olah raga, atau perubahan perilaku.
Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku untuk penyakit sistem
kardiovaskul
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,
waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada penyakit
sistem kardiovaskuler.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
tertentu penyakit sistem kardiovaskuler.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan penyakit sistem kardiovaskuler
Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan
dalam mengelola penyakit sistem kardiovaskuler.
(Teori dan simulasi)

35

1/15/2009
6.

Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang sesuai
untuk penyakit sistem kardiovaskuler

7.

Menentukan efektivitas suatu tindakan


pada penyakit sistem kardiovaskuler

Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya)


data klinik dan laboratorium untuk menentukan
diagnosis pasti penyakit sistem kardiovaskuler
Menjelaskan alasan hasil diagnosis penyakit sistem
kardiovaskuler dengan mengacu pada evidence- based
medicine
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan
bahwa
kelainan
sistem
kardiovaskulerdipengaruhi oleh tindakan
Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan
pengobatan penyakit sistem kardiovaskuler .
Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada
penanganan penyakit sistem kardiovaskuler.
(Teori dan simulasi)

Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit


Masalah Kesehatan/Penyakit

Tingkat Pencapaian

Kelainan jantung

Angina pectoris*

3A 3B

Unstable angina*

3A 3B

Infark miokard*

3A 3B

Imminent miokard

3A 3B

Aneurisma jantung

3A 3B

Heart failure*

3A 3B

Cardiorespiratory arrest *

3A 3B

Stenosis mitral

3A 3B

Regurgitasi mitral

3A 3B

Stenosis aorta

3A 3B

Regurgitasi aorta

3A 3B

Penyakit katup jantung lainnya

3A 3B

Ventricle Septal Defect (VSD)

3A 3B

Atrial Septal Defect (ASD)

3A 3B

Sinus takikardia

3A 3B

Supraventrikular takikardia *

3A 3B

Fibrilasi atrium

3A 3B

Atrial flutter*

3A 3B

Supraventrikular ekstrasistol

3A 3B

Ventrikular ekstrasistol*

3A 3B

BBB

3A 3B

Aritmia lainnya

3A 3B

Endokarditis

3A 3B

Perikarditis

3A 3B

Miokarditis

3A 3B

Kardiomiopati

3A 3B

36

1/15/2009
Kelainan aorta-arteri

Hipertensi esensial

3A 3B

Hipertensi sekunder*

3A 3B

Hipertensi pulmonal

3A 3B

Penyakit Raynaud

3A 3B

Trombosis arteri

3A 3B

Koartasio aorta

3A 3B

Emboli arteri

3A 3B

Aterosklerosis

3A 3B

Subclavian Steal Syndrome

3A 3B

Aneurisma aorta

3A 3B

Dissecting aneurysm

3A 3B

Claudiation

3A 3B

Syok kardiogenik

3A 3B

Syok septic *

3A 3B

Syok hipovolemik*

3A 3B

Varises (primer dan sekunder)

3A 3B

Obstructed venous return

3A 3B

Trombosis vena dalam

3A 3B

Tromboflebitis *

3A 3B

Vena

Pembuluh limfe

Limfangitis*

3A 3B

Limfadenitis*

3A 3B

Limfadema (primer dan sekunder)*

3A 3B

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * Diprioritaskan , level 3 dan 4 dicapai pada tahap praktik klinik

37

1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat
Pencapaian
2
3

Pemeriksaan fisik umum system kardiovaskuler*

Palpasi Nadi

Pengukuran tekanan darah

Pengukuran jugular venous pressure

Palpasi denyut apeks jantung

Perkusi ukuran jantung

Auskultasi jantung

Penilaian denyut kapiler

Penilaian capillary refill

Deteksi Bruits

EKG*

Exercise ECG testing

Fonokardiografi

Pemeriksaan Doppler

Kateterisasi jantung

Ekokardiografi

Automatic blood pressure measurement

Holter examination

Kanulasi intravena

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau di demonstrasikan

Mampu melakukan atau pernah menerapkan dibawah supervisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

4.5.

BLOK SISTEM RESPIRASI

KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem respirasi secara verbal dan
non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem respirasi sesuai masalah,
kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
38

1/15/2009
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem respirasi secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/
kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
No

1.

Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien dan
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem respirasi

2.

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
pasien dan keluarganya mengenai
penyakit system respirasi

3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium yang berhubungan dengan
penyakit system respirasi

Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai system respirasi
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan
masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang
seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
masalah pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat
permintaan pemeriksaan laboratorium
penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)

39

1/15/2009
4.

Melakukan prosedur kedaruratan


klinis berhubungan dengan system
respirasi

5.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer untuk
penyakit sistem respirasi

6.

Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai dengan penyakit system
respirasi

7.

Menentukan efektivitas suatu tindakan


pada penyakit system respirasi

Menentukan keadaan kedaruratan klinis


Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan
pasien atau menetapkan rujukan
Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan
etis, sesuai dengan kewenangannya
Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan,
beserta patogenesis dan patofisiologinya
Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular
maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal
dalam tubuh .
Menjelaskan
faktor-faktor
non
biologis
yang
berpengaruh terhadap masalah kesehatan
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis,
akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara
efektif
Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan
molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis,
farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan
perilaku.
Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,
waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan
klinik.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
tertentu.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya)
data klinik dan laboratorium untuk menentukan
diagnosis pasti
Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu
pada evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan
Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan
pengobatan .
Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada
penanganan penyakit .

(Teori dan simulasi)

40

1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Masalah Kesehatan/Penyakit

Tingkat Pencapaian
2
3A
3B

TBC paru*

TBC dengan HIV*

3A

3B

4
4

TBC dengan pneumothorak

3A

3B

Bronkitis akut*

3A

3B

Bronkiolitis

3A

3B

Asma bronkial*

3A

3B

Emfisema paru

3A

3B

Atelektasis*

3A

3B

Bronkiektasis*

3A

3B

Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOK)*

3A

3B

SARS*

3A

3B

Pneumonia*

3A

3B

Avian influenza

3A

3B

Abses paru

3A

3B

Emboli paru

3A

3B

Infark paru

3A

3B

Pleurisy TBC*

3A

3B

Pleurisy Kanker

3A

3B

Pleurisy Lupus

3A

3B

Pneumotorak

3A

3B

Fibrosis kistik

3A

3B

Aspirasi pneumonia

3A

3B

Pertusis

3A

3B

Pneumonia pneumokokus

3A

3B

Pneumonia stafilokokus

3A

3B

Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

41

1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan
Pemeriksaan fisik umum system respirasi*
Inspeksi respirasi saat istirahat
Inspeksi selama ekspirasi
Palpasi respiratory ekspansion
Palpasi taktil premitus
Pleural Tap

Tingkat Pencapaian
3
4
1
2

Tes Fungsi Paru/Spirometri, peakflow meter

Perfusi/Ventilation Scanning

Bronkoskopi

Persiapan dan penilaian sputum * (ziehl Nielsen, gram stain)

X-ray examination

Hyperventilation provocation test *

Perfusion / ventilation scan

WSD

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

4.6.

BLOK SISTEM MUSKULOSKELETAL

KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem muskuloskeletal secara
verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat,
kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal sesuai
masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem muskuloskeletal secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/
kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum

42

1/15/2009
No

1.

Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien dan
anggota keluarganya mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem muskuloskeletal

2.

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
penyakit sistem muskuloskeletal,
pasien, dan keluarganya

3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium
untuk
melakukan
diagnosa dan terapi penyakit yang
berhubungan
dengan
sistem
muskuloskeletal.

Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai gangguan dan
penyakit sistem muskuloskeletal
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan
masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang
seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
masalah pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat
permintaan pemeriksaan laboratorium
penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)

43

1/15/2009
4.

Melakukan prosedur kedaruratan


klinis yang berhubungan dengan
system muskuloskeletal

5.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat yang berhubungan dengan
sistem muskuloskeletal sesuai dengan
pelayanan kesehatan tingkat primer

6.

Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan
dengan
sistem
muskuloskeletal.

7.

Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan
pada
penyakit
yang
berhubungan
dengan
sistem
muskuloskeletal.

Menentukan keadaan kedaruratan klinis


Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan
pasien atau menetapkan rujukan
Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan
etis, sesuai dengan
kewenangannyaMengevaluasi dan melakukan tindak
lanjut
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan,
beserta patogenesis dan patofisiologinya
Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular
maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal
dalam tubuh .
Menjelaskan
faktor-faktor
non
biologis
yang
berpengaruh terhadap masalah kesehatan
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis,
akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara
efektif
Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan
molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis,
farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan
perilaku.
Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,
waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan
klinik.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
tertentu.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya)
data klinik dan laboratorium untuk menentukan
diagnosis pasti
Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu
pada evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)

Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan


Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan
pengobatan .
Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada
penanganan penyakit .

(Teori dan simulasi)

44

1/15/2009

Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit


Masalah Kesehatan/Penyakit
Tumor,Tulang dan jaringan lunak
- Osteoma
- Osteoid osteoma
- Osteoblastoma
- Osteosarkoma
- Osteokondroma
- Kondroblastoma
- Kondrosarkoma
- Fibrous displasia
- Fibrosarkoma
- Sarkoma Ewing
- Giant cell tumor
- Kista ganglion *
- Lipoma
- Liposarkoma *
- Fibromatosis
- Tumor desmoid
- Fibroma
- Fibrosarcoma
- Benign fibrous histiocytoma
- Malignant fibrous histiocytoma (MFH)
- Rabdomiosarkoma
- Leiomioma
- Leiomiosarkoma
- Synovial sarcoma
Tulang dan sendi (anak)
- Dislokasi panggul kongenital
- Artritis*
- Genu varum (bow legs)
- Genu valgum (knock knee)
- Pes planus
- Skoliosis
- Kifosis
- Lordosis
- Penyakit terthes
- Slipped epiphysis
- Penyakit osgood-schlatter
- Kondromalasia patela
- Club foot
- Penyakti Marfan
- Osteogenesis imperfekta
- Kista tulang
- Akondroplasia
Kelainan sistem muskuloskeletal
- Riketsia, osteomasia
- Osteoporosis *
- Fibrous dysplasia
- Penyakit Paget
Kelainan sistem muskuloskeletal lokal
- Physical overload*
- Nekrosis tulang aseptik

45

Tingkat Pencapaian
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A

3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A

3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
1
1
1

2
2
2
2

3A
3A
3A
3A

3B
3B
3B
3B

4
4
4
4

1
1

2
2

3A
3A

3B
3B

4
4

1/15/2009
- Osteomielitis akut*
- Artritis*
- Trauma pada kartilago
- Taruma kapsula sendi
- Ganglion
- Tumor tulang primer
- Metastasis tulang
- Fraktur patologis
Penyakit degeneratif sendi
- Artrosis deforman
- Artropati Kristal
- Artritis reumatoid
- Penyakit Bechterew
Tulang Belakang
- Spina bifida
- Teratoma sakrokoksigeal
- Skoliosis
- Kifosis
- Lordosis
- Spondilartrosis, spondilosis
- Spondilitis, spondilodisitis
- Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
- Spondilolisis
- Metastasis dari tempat lain
- Fraktur patologis
- Fraktur dan dislokasi tulang belakang
- Spinal transaction
Pelvis dan ekstremitas bawah
- Dislokasi panggul kongenital
- Displasia panggul
- Femoral head necrosis
- Artritis intermiten panggul
- Fraktur pelvis
- Fraktur panggul
- Dislokasi panggul
- Lesi ligamen panggul
- Artritis panggul
- Fraktur femur *
- Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen lutut*
- Lesi meniskus medial dan lateral
- Kartilago patela abnormal
- Genu varum, genu valgum
- Osteokondritis dissecans
- Arttritis lutut
- Akilles tendonitis *
- Ruptur tendon akiles*
- Instabilitas ankle*
- Ingrowing toe nail
- Pes planus
- Club foot
- Claw foot
- Hallux valgus
- Hammer toe
- Metatarsalgia
- Onikogriposis
- Anisomelia

46

1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2

3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A

3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B

4
4
4
4
4
4
4
4

1
1
1
1

2
2
2
2

3A
3A
3A
3A

3B
3B
3B
3B

4
4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A

3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A

3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1/15/2009
Traumatologi
Birth trauma
- Caput succedanium*
- Bracial plexus injury
- Fracture (clavicle, humerus, rib)
Trauma (Tergantung ringan sampai berat)
- Drowning*
- Dislokasi mandibula*
- Fraktur mandibula *
- Dislokasi lutut*
- Disloaksi patella*
- Bursitis prepatelar*
- Fraktur tibia*
- Fraktur/kontusio tulang iga*
- Luka akibat fraktur tulang iga*
- Fraktur sternum*
- Fraktur jari kaki*
- Crush injury to the hell (anak)*
- Fraktur fibula*
- Whiplash*
- Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen ankle*
Leher, korset bahu dan ekstremitas atas
- Fraktur bahu*
- Dislokasi bahu*
- Lesi ligamen bahu*
- Instabilitas bahu*
- Frozen shoulder*
- Fraktur klavikula*
- Fraktur humerus*
- Fraktur radius/ulna*
- Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen siku*
- Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen pergelangan tangan*
- Fraktur dan lesi kapsul, tendon dan ligamen jari*
- Epikondilitis lateral (tennis elbow)*
- Dislokasi radius*
- Dislokasi pergelangan*
- Inflamasi progresif jari setelah luka*
- Bursitis olekranon *
- Carpal Tunnel Syndrome (CTS)*
- Luka tendon jari (contoh deformitas boutoniere)*
- Mallet finger
- Kontraktur Dupuytren
- Kuku lepas*
- Hematom sublingual*
- Trauma pembuluh darah*

47

1
1
1

2
2
2

3A
3A
3A

3B
3B
3B

4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A

3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A

3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1/15/2009
Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

Daftar Keterampilan
Keterampilan
Inspeksi kuku, tonus otot *
Penilaian range of motion *
Inspeksi sendi *
Pemeriksaan ortopedik
- Pemeriksaan atrofi otot*
- Penentuan pergerakan kepala*
- Inspeksi bahu dan ekstremitas atas*
- Uji fungsi sendi bahu*
- Uji fungsi otot dan sendi siku*
- Uji fungsi sendi pergelangan tangan, metakarpal dan jari*
- Inspeksi postur tulang belakang/pelvis*
- Inspeksi posisi skapula*
- Inspeksi fleksi dan ekstensi tulang belakang*
- Pemeriksaan fleksi lumbar*
- Palpasi tulang belakang, sendi sakroilika dan otot tulang belakang*
- Inspeksi cara berjalan*
- Pengukuran panjang ekstremitas bawah*
- Panggul: Pengukuran fleksi dan ekstensi, aduksi, abduksi dan rotasi
- Lutut: Pengukuran ligamen kruciata*
- Pengukuran meniskus*
- Kaki: Inspeksi postur dan bentuk*
- Kaki: pengukuran fleksi dorsal/plantar, eversi*
Therapeutic Skills
- Preoperative preparation of field for minor surgery, asepsis, antisepsis, local
anatesi *
- Anestesi infiltrasi
- Local nerve blok
- Wound cleaning, debridment, stitching, removal of suture *
- Insisi dan drainase abses *
- Fraktur stabilisasi (tanpa plaster)
- Fraktur reposisi, closed *
- Reduksi dislokasi
- Memasang sling*

48

Tingkat Pencapaian
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
1
1
1

2
2
2
2

3
3
3
3

4
4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4

1/15/2009
-

Aspirasi sendi
Artrografi
Pemeriksaan system sensorik
Elicting refleks : knee, ankle, triceps, biseps, plantar respons

1
1
1
1

2
2
2
2

3
3
3
3

4
4
4
4

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

4.7

BLOK SISTEM HEMATO-IMUNOLOGI

KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem hemato-imunologi secara
verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat,
kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem hemato-imunologi
sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem hemato-imunologi secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum

No
1.

Komponen Kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem hemato-imunologi

Hasil Penbelajaran
- Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah
maupun penyakit yang berhubungan dengan sistem
hemato-imunologi:
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,
rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,

49

1/15/2009

2.

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
penyakit hemato-imunologi, pasien,
dan keluarganya

3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium
untuk
melakukan
diagnosa dan terapi penyakit yang
berhubungan dengan sistem hematoimunologi.

4.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat yang berhubungan dengan
sistem
hemato-imunologi
sesuai
dengan pelayanan kesehatan tingkat
primer

atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit.


- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan
masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal
mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan
pada pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah
pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat
permintaan
pemeriksaan
laboratorium
penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan sistem
hemato-imunologi,
beserta
patogenesis
dan
patofisiologinya
Menjelaskan masalah kesehatan sistem hemato-imunologi
baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman
mekanisme normal dalam tubuh .
Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh
terhadap masalah kesehatan sistem hemato-imunologi
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat
yang ditimbulkan, serta resiko spesifik penyakit sistem
hemato-imunologi secara efektif
Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan
molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien hemato-imunologi.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit sistem hemato-imunologi baik
secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis,

50

1/15/2009

5.

6.

Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan sistem hematoimunologi.
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
sistem hemato-imunologi

diet, olah raga, atau perubahan perilaku.


Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,
waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan
klinik.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
penyakit hemato-imunologi tertentu.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan sistem
hemato-imunologi.
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya)
data klinik dan laboratorium untuk menentukan
diagnosis pasti penyakit hemato-imunologi
Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu
pada evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan
Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan
pengobatan .
Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada
penanganan penyakit hemato-imunologi .
(Teori dan simulasi)

Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit


Masalah Kesehatan/Penyakit

Tingkat Pencapaian

Anemia aplastik/hipoplastik *

3A

3B

Anemia defisiensi besi *

3A

3B

Anemia makrositik

3A

3B

Anemia hemolitik *

3A

3B

Hemoglobinopati

3A

3B

Anemia yang berhubungan dengan penyakit kronis

3A

3B

Polisitemia

3A

3B

Trombositopenia

3A

3B

Trombositosis

3A

3B

Hemopilia

3A

3B

Penyakit Von willebrand

3A

3B

Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

3A

3B

Waldenstroom macroglobulinemia

3A

3B

Agranulositosis

3A

3B

Gangguan Haemorologik

3A

3B

Antiphospholipid Antibody Syndrome

3A

3B

51

1/15/2009
Kelainan ortopedik dan rematik autoimun

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dengan komplikasi*

3A

3B

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) tanpa komplikasi

3A

3B

Skleroderma *

3A

3B

Poliarteritis nodosa

3A

3B

Vasculitis Lupus

3A

3B

Polimialgia reumatika *

3A

3B

Artritis Rematoid *

3A

3B

Alergi makanan *

3A

3B

Reaksi anafilaktik *

3A

3B

Demam Rematik *

3A

3B

Artritis kronis juvenil

3A

3B

Henoch-schoenlein purpura

3A

3B

Eritema multiformis

3A

3B

Atopi *

3A

3B

Steven johnson's syndrome

3A

3B

Immunologi transplantasi

3A

3B

Immunodefisiensi *

3A

3B

Leishmaniasis *

3A

3B

Giardiasis *

3A

3B

Filariasis *

3A

3B

Malaria *

3A

3B

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)

3A

3B

Limfoma Non-hodgkin's

3A

3B

Limfoma Hodgkin's

3A

3B

Leukemia Akut

3A

3B

Leukemia Kronik

3A

3B

Leukemia Mieloid Kronik (LMK)

3A

3B

Multiple myeloma

3A

3B

Langerhans cell histiositosis

3A

3B

Reaksi imunologi

Infeksi

Darah dan limponodi

52

1/15/2009
Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : *Diprioritaskan, level 3 dan 4 dicapai pada tahap praktik klinik

Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat Pencapaian

Tes Trendelenburg *

Tes Perthes *

Tes postur terhadap insufisiensi arterial *

Tes hiperemia reaktif terhadap insufisiensi arterial *

Pengisian kapiler *

Kanulasi subkutaneus

Skleroterapi untuk vena varikosis

Tes provokasi histamin

Venapuncture*

Arterial puncture

Finger prick dan pemeriksaan darah apus *

Arteriografi

Rumple leed

Pemeriksaan Hb
Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

53

1/15/2009
4.8. BLOK SISTEM SARAF
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:

Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem saraf secara verbal dan non
verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain

Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem saraf sesuai masalah,
kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.

Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang


berhubungan dengan sistem saraf secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan
mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum

No

Komponen Kompetensi

1.

Berkomunikasi dengan pasien serta


anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem saraf.

2.

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
penyakit saraf, pasien saraf dan
keluarganya

3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium
untuk
melakukan
diagnosa dan terapi penyakit yang
berhubungan dengan sistem saraf.

Hasil Penbelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah
maupun penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf :
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,
rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)
- Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan
masalah pasien
- Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
- Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal

54

1/15/2009

4.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat yang berhubungan dengan
sistem saraf sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer

5.

Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan sistem saraf.

mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan


pada pasien
- Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah
pasien.
- Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
- Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
- Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
- Membuat
permintaan
pemeriksaan
laboratorium
penunjang
- Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
- Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)
- Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan sistem
saraf, beserta patogenesis dan patofisiologinya
- Menjelaskan masalah kesehatan sistem saraf baik secara
molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme
normal dalam tubuh .
- Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh
terhadap masalah kesehatan sistem saraf
- Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat
yang ditimbulkan, serta resiko spesifik penyakit sistem
saraf secara efektif
- Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan
molekular.
- Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien saraf.
- Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit sistem saraf baik secara klinikal
epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga,
atau perubahan perilaku.
- Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.
- Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,
waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan
klinik.
- Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
- Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
penyakit saraf tertentu.
- Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan sistem
saraf.
(Teori dan simulasi)
- Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data
klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti
penyakit saraf
- Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada
evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)

55

1/15/2009
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
sistem saraf

6.

- Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan


- Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan
pengobatan .
- Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan
penyakit saraf .
(Teori dan simulasi)

Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit


Masalah Kesehatan/Penyakit

Tingkat Pencapaian

Ketidaksadaran

Metabolik ensefalopati

3A 3B

Komatous

3A 3B

Brain death

3A 3B

Tension headache*

3A 3B

Migrain *

3A 3B

Nyeri kepala vasomotor *

3A 3B

Cranial arteritis*

3A 3B

Trigeminal neuralgia*

3A 3B

Cluster headache*

3A 3B

Nyeri Kepala

Kelainan vaskuler serebral

Transient Ischemic Attack (TIA) *

3A 3B

Infark serebral *

3A 3B

Hematoma intraserebral *

3A 3B

Perdarahan subaraknoid *

3A 3B

Ensefalopati hipertensif *

3A 3B

Lesi nervus kranialis dan batang otak

Bells palsy*

3A 3B

Brain stem lesions*

3A 3B

Kelainan sistem vestibular

Menier's disease*

3A 3B

Benign paroxysmal positional vertigo*

3A 3B

Vertigo central *

3A 3B

Penurunan ingatan
Demensia vaskuler

3A 3B

Penyakit Alzheimer

3A 3B

Penyakit Pick

3A 3B

Kelainan sistem ekstrapiramidal

Penyakit Parkinson

3A 3B

Parkinsonisme sekunder

3A 3B

Penyakit Huntington

3A 3B

Chorea sydenham

3A 3B

Dystrofia

3A 3B

Hemifacial Spasme

3A 3B

56

1/15/2009
Epilepsi and kejang lainnya

Epilepsi fokal *

3A 3B

Epilepsi umum *

3A 3B

Absence seizure*

3A 3B

Status epileptikus

3A 3B

Narkolepsi

3A 3B

Sleep apnea syndrome*

3A 3B

Penyakit Demielinisasi

Multiple sclerosis

3A 3B

Optic neuromyelitis (Devic's disease)

3A 3B

Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)

3A 3B

Complete spinal transection*

3A 3B

Brown sequard syndrome

3A 3B

Sindroma Kauda ekuina

3A 3B

Neurogenic bladde*

3A 3B

Syringomyelia

3A 3B

Myelopathy*

3A 3B

Dorsal root syndrome

3A 3B

Kompresi medulla *

3A 3B

Sindrom radikuler / HNP *

3A 3B

Spondilitis TB *

3A 3B

Meningitis *

3A 3B

Ensefalitis *

3A 3B

Tetanus *

3A 3B

Toxoplasmosis cerebral

3A 3B

Tuberculoma

3A 3B

Brain abscess

3A 3B

Polimielitis

3A 3B

Malaria Cerebral *

3A 3B

3A 3B

Oligodendroglioma

3A 3B

Ependimoma

3A 3B

Meningioma

3A 3B

Neurofibroma

3A 3B

Schwannoma

3A 3B

medulloblastoma

3A 3B

Astrositoma

3A 3B

Retinoblastoma

3A 3B

Penyakit tulang belakang dan sumsum tulang belakang

Penyakit Infeksi

Infeksi Meningokokkal
Rabies
Sistem saraf

57

1/15/2009
Penyakit Neuromuskuler

Horner Syndrome

3A 3B

Carpal Tunnel Syndrome *

3A 3B

Tarsal Tunnel Syndroma *

3A 3B

Neuropati *

3A 3B

Peroneal palsy *

3A 3B

SGB *

3A 3B

MG *

3A 3B

Poliomyositis

3A 3B

Duchenne muscular dystrophy

3A 3B

Neurofibromatosis

3A 3B

Gangguan Kongenital

Hidrocepalus *

3A 3B

Spina bifida

3A 3B

Gangguan Neurologi pada Pediatri

Meningitis *

3A 3B

Ericefalitis *

3A 3B

Cerebral Abses *

3A 3B

Epilepsi *

3A 3B

Spasme infatil

3A 3B

Petit mal epilepsy *

3A 3B

Febrile convulsion *

3A 3B

Duchenne muscular dystrophy

3A 3B

Poliomielitis *

3A 3B

Cerebral palsy *

3A 3B

Kern ikterus *

3A 3B

Mental retardation

3A 3B

Autis

3A 3B

ADHD

3A 3B

Neurobehaviour disorder

Amnesia pasca trauma *

3A 3B

Afasia *

3A 3B

VCI

3A 3B

MCI *

3A 3B

Trauma CNS

Epidural hematom *

3A 3B

Subdural hematom

3A 3B

SAH *

3A 3B

Trauma medulla spinalis *

3A 3B

Nyeri nosiseptif

3A 3B

Nyeri neuropatik

3A 3B

Nyeri

58

1/15/2009
Kedaruratan Neurologi

Cedera kepala *

3A 3B

Kerusakan otak difus *

3A 3B

Konkusi dan kontusio cerebri *

3A 3B

Brain death *

3A 3B

Perdarahan ekstradural *

3A 3B

Perdarahan subdural *

3A 3B

Fraktor basis cranii *

3A 3B

Acute traumatic spinal transaction *

3A 3B

Injury of plexus and peripheral nerves *

3A 3B

Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

59

1/15/2009
DAFTAR KETERAMPILAN
Tingkat Pencapaian

Keterampilan
Pemeriksaan fisik
Fungsi saraf kranial

Penilaian indera penciuman *

Inspeksi lebar celah palpebral *

Inspeksi pupil (size and shape) *

Refleks cahaya pupil *

Refleks akomodasi pupil (close objects) *

Penilaian gerak ekstraokuler *

Penilaian diplopia *

Penilaian nistagmus *

Refleks kornea *

Penilaian lapangan pandang *

Tes ketajaman penglihatan *

Penilaian pupil dengan Fundoskopi *

Penilaian simetri wajah *

Penilaian kekuatan otot temporal dan masseter *

Penilaian sensasi fasial *

Penilaian gerakan wajah *

Penilaian pengecapan *
Penilaian pendengaran (lateralisasi, hantaran udara dan tulang) *

1
1

2
2

3
3

4
4

Penilaian bengkak swallowing *

Inspeksi palatum palate *

Test gag reflex*

Penilaian otot sternomastoid trapezius *

Inspeksi lidah saat istirahat *


Inspeksi motorik lidah (contoh saat menjulurkan lidah) *

1
1

2
2

3
3

4
4

Sistem motorik

Inspeksi postur dan habitus *

Gerak involunter *

Penilaian peregangan pasif *

Penilaian peregangan otot *

Penilaian kekuatan otot individu *

Koordinasi
Inspeksi cara berjalan (normal, on heels, on toes, hopping in one
place, heel-to-toe)*

Shallow knee bend*

Romberg's test*

Reaksi terhadap dorongan (keseimbangan)*

Point-to-point testing : between index finger and nose*


Point-to-point testing : heel on opposite knee, running down to big
toe*

1
1

2
2

3
3

4
4

Tes untuk dysdiadochokinesis*

60

1/15/2009
Sistem sensorik

Penilaian rasa nyeri *

Penilaian sensasi terhadap suhu *

Assessment of light touch*

Assessment of extinction phenomenon*

Penilaian terhadap getaran *

Penilaian sensasi posisi *


Penilaian diskriminasi sensasi (contoh stereognosis) *

1
1

2
2

3
3

4
4

Kelainan sensasi radikuler


Lasegue's sign *

Fungsi saraf yang lebih tinggi


Penilaian kesadaran dengan glasgow coma scale*

Penilaian orientasi *

Penilaian aphasia *

penilaian apraxia *

Penilaian agnosia *

Penilaian ingatan jangka pendek *

Penilaian ingatan jangka panjang *

Penilaian konsentrasi *

Refleks
Refleks tendon (refleks bicep,refleks triceps, refleks lutut, refleks ankle)*

Reaksi plantar*

Refleks abdominal *

Refleks kremaster *

Refleks anal *

Refleks Patologis
Hoffman-Tromner sign*

Respon Plantar (Grup Babinski)


Refleks Primitif

Snout reflex *

Rooting Refleks *

Refleks menggenggam *

Refleks Glabela *

Refleks Palmomental *

Lain lain

Deteksi kaku kuduk *

Penilaian fontanella *

Patrisks & contra patricks sign *

Chvosteks sign *
Pemeriksaan tambahan

X-ray skull

X-ray spine

Seldinger angiography

Myelography

CT-scan cerebrum

61

1/15/2009

Caudography

ENG

Brain Mapping

PET,SPECT

EEG

EMG, EMNG

Visual evoked response examination

Digital substraction angiography

Duplex-scan pembuluh darah

Biopsi otot

Punksi lumbal

Punksi lumbal, Queckenstedt test

Magnetic Resonace Imaging (MRI),MRA

Keterampilan terapeutik

Laminectomy

Therapeutic spinal tap

Opening the skull

Pembedahan akustik neuroma

Pembedahan kelenjar pituitari

Pembedahan pada perdarahan ekstradural

Pembedahan pada perdarahan subdural

Pembedahan tumor serebral

Pembedahan pada carpal/tarsal tunnel syndrome

Pembedahan pada aneurisma intraserebral

Medula Spinalis

Inspeksi saat istirahat *

Inspeksi saat bergerak *

Percussion for tenderness *

Palpation for tenderness *

Palpasi nyeri pada penekanan vertikal *

Penilaian fleksi lumbar *

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

62

1/15/2009
4.9. BLOK SISTEM UROLOGI DAN CAIRAN TUBUH
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:

Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem urologi dan cairan tubuh
secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga,
masyarakat, kolega dan profesi lain

Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem urologi dan cairan tubuh
sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.

Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang


berhubungan dengan sistem urologi dan cairan tubuh secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum

No

Komponen Kompetensi

1.

Berkomunikasi dengan pasien serta


anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem urologi dan cairan tubuh

2.

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
penyakit sistem urologi dan cairan
tubuh, pasien dan keluarganya

Hasil Penbelajaran
- Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah atau
penyakit yang berhubungan dengan sistem urologi dan
cairan tubuh
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,
rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)

63

1/15/2009
3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium
untuk
melakukan
diagnosa dan terapi penyakit yang
berhubungan dengan sistem urologi
dan cairan tubuh.

- Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan


masalah pasien
- Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
- Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal
mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan
pada pasien
- Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah
pasien.
- Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
- Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
- Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
- Membuat
permintaan
pemeriksaan
laboratorium
penunjang
- Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
- Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)

4.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat yang berhubungan dengan
sistem urologi dan cairan tubuh sesuai
dengan pelayanan kesehatan tingkat
primer

- Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang


berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta
patogenesis dan patofisiologinya
- Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular
maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal
dalam tubuh .
- Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh
terhadap masalah kesehatan
- Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat
yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif
- Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan
molekular.
- Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien.
- Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis,
farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan
perilaku.
- Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.
- Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,
waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan
klinik.
- Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
- Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
tertentu.
- Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan
(Teori dan simulasi)

64

1/15/2009
Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan sistem urologi
dan cairan tubuh
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhungan dengan
sistem urologi dan cairan tubuh

5.

6.

- Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data


klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti
- Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada
evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)
- Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan
- Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan
pengobatan .
- Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan
penyakit .
(Teori dan simulasi)

Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit


Masalah Kesehatan/Penyakit

Tingkat Pencapaian

Dehidrasi *

3A

3B

Gagal ginjal akut

3A

3B

Gagal ginjal kronik

3A

3B

Sindroma nefrotik

3A

3B

Gromerulonefritis akut*

3A

3B

Nefritis interstitial

3A

3B

Sindroma Goodpasture's

3A

3B

Kolik renal *

3A

3B

Urolitiasis*

3A

3B

Ginjal polikistik

3A

3B

Infeksi saluran kemih*

3A

3B

Nekrosis tubular akut

3A

3B

Horse shoe kidney

3A

3B

Pielonefritis tanpa komplikasi *

3A

3B

Inkontinensia urin
Nokturnal dan diurnal anuresis

1
1

2
2

3A
3A

3B
3B

4
4

Urolithiasis

3A

3B

Prostatitis*

3A

3B

Tumor Ginjal

Adenoma kortikal

3A

3B

Renal cell carcinoma

3A

3B

Tumor Wilm's

3A

3B

Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

65

1/15/2009
3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat Pencapaian

Pemeriksaan fisik system urologi

1
1

2
2

3
3

4
4

Clean intermitten chatheterization (neurophatic balder) *

1
1

2
2

3
3

4
4

Pungsi suprapubik *

Sirkumsisi dan dorsumsisi *

Mengganti/membersihkan kateter suprapubik

Dialisis ginjal

Mempersiapkan dan memeriksa sedimen urin *

Uroflowmetry

Micturating cystography

Pemeriksaan urodinamik

Terapi cairan *
Elicting shifting dullness *

1
1

2
2

3
3

4
4

Elicting fluid thrill *

X-ray contrast examination

Proctoscopy

Kidneybiopsy

Tapping ascites

Elicting renal tenderness *


Kateterisasi uretral pada pria *
Kateterisasi uretral pada wanita *

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

66

1/15/2009

4.10 BLOK SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME


KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:

Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem endokrin dan metabolisme
secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga,
masyarakat, kolega dan profesi lain

Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem endokrin dan


metabolisme sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya.

Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang


berhubungan dengan sistem endokrin dan metabolisme secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum

No
1.

2.

Komponen Kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem endokrin dan metabolisme

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
pasien penyakit sistem endokrin dan
metabolisme, dan keluarganya

Hasil Penbelajaran
Memberi penjelasan dan informasi masalah penyakit yang
berhubungan dengan sistem endokrin dan metabolisme :
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)

67

1/15/2009
3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium
untuk
melakukan
diagnosa dan terapi penyakit yang
berhubungan dengan sistem endokrin
dan metabolisme.

- Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan


masalah pasien
- Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
- Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal
mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan
pada pasien
- Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah
pasien.
- Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
- Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
- Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
- Membuat
permintaan
pemeriksaan
laboratorium
penunjang
- Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
- Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)

4.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer

- Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang


berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan sistem
endokrin dan metabolisme, beserta patogenesis dan
patofisiologinya
- Menjelaskan masalah kesehatan sistem endokrin dan
metabolisme baik secara molekular maupun selular
melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh .
- Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh
terhadap masalah kesehatan sistem endokrin dan
metabolisme
- Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat
yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara efektif
- Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan
molekular.
- Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien.
- Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit sistem endokrin dan metabolisme
baik secara klinikal epidemiologis,
farmakologis,
fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku.
- Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.
- Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,
waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan
klinik.
- Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
- Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
tertentu.
- Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan sistem
endokrin dan metabolisme
(Teori dan simulasi)

68

1/15/2009
5.

6.

Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan sistem sistem
endokrin dan metabolisme.
Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
sistem endokrin dan metabolisme

- Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data


klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti
- Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada
evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)
- Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan
- Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan
pengobatan .
- Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan
penyakit endokrin dan metabolisme .
(Teori dan simulasi)

Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit


Masalah Kesehatan/Penyakit

Tingkat Pencapaian

Kelainan endokrin

DM tipe 1 *

3A 3B

DM tipe 2 *

3A 3B

Komplikasi Diabetes Mellitus (DM): akut dan kronik *

3A 3B

Hipoglikemia

3A 3B

Diabetes insipidus

3A 3B

Akromegali, gigantisme

3A 3B

Defisiensi hormon pertumbuhan

3A 3B

Penyakit Cushing

3A 3B

Kegagalan Corteks Adrenal

3A 3B

Hiperaldosteron primer

3A 3B

Phaeocchromocytoma

3A 3B

Pubertas prekoks

3A 3B

Testicular feminization syndrome

3A 3B

Hipogonadisme

3A 3B

Sindrom Adrenogenital

3A 3B

Penyakit Addison

3A 3B

Neoplasia endokrin multipel (mensyndrome)

3A 3B

Tumor dengan produksi hormon ektopik

3A 3B

Hiperparatiroid

3A 3B

Hipoparatiroid

3A 3B

Hipertyroidisme *

3A 3B

Tiroiditis

3A 3B

Kelainan metabolisme

Hiperlipoproteinemia *

3A 3B

Porfiria

3A 3B

Gout *

3A 3B

Obesitas*

3A 3B

3A 3B

Pankreas
Karsinoma pancreas

69

1/15/2009
Tumor Kelenjar Endokrin

Somatotropic adenoma

3A 3B

Prolaktinoma

3A 3B

Adenoma Tiroid

3A 3B

Karcinoma Tiroid

3A 3B

Timoma

3A 3B

Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

Daftar Keterampilan
Keterampilan

Pemeriksaan fisik umum system endokrin *

Tingkat Pencapaian
2
3
4
1

Pemeriksaan fisik pada kelainan kelenjar tiroid *

Pemberian insulin *

Pemeriksaan gula darah *

Pemeriksaan glukosa urin *

Pemeriksaan hormon-hormon (pertumbuhan, reproduksi, metabolisme,


tiroid)

Pemeriksaan profil lipid darah

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

70

1/15/2009

4.11.

BLOK SISTEM INDERA

KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:

Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem indera secara verbal dan
non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain

Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem indera sesuai masalah,
kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya

Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang


berhubungan dengan sistem indera secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan
mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum

No

1.

2.

Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien dan
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem indera

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
pasien dan keluarganya mengenai
sistem indera

Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai masalah
maupun penyakit yang berhubungan dengan sistem indera :
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)

71

1/15/2009
3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium yang berhubungan dengan
penyakit sistem indera

4.

Melakukan prosedur kedaruratan


klinis yang berhubungan dengan
penyakit sistem indera

5.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer untuk
penyakit sistem indera

- Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan


masalah pasien
- Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
- Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal
mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan
pada pasien
- Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah
pasien.
- Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
- Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
- Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
- Membuat
permintaan
pemeriksaan
laboratorium
penunjang
- Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
- Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)
- Menentukan keadaan kedaruratan klinis yang berhubungan
dengan sistem indera
- Memilih prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan
dengan sistem indera sesuai kebutuhan pasien atau
menetapkan rujukan
- Melakukan prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan
dengan sistem indera secara benar dan etis, sesuai dengan
kewenangannya
- Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut prosedur
kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem indera
(Teori dan simulasi)
- Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan sistem
indera, beserta patogenesis dan patofisiologinya
- Menjelaskan masalah kesehatan sistem indera baik secara
molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme
normal dalam tubuh .
- Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh
terhadap masalah kesehatan sistem indera
- Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat
yang ditimbulkan, serta resiko spesifik penyakit sistem
indera secara efektif
- Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan
molekular.
- Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien indera.
- Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit sistem indera baik secara klinikal
epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olah raga,
atau perubahan perilaku.
- Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.
- Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,
waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan
klinik.
- Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping

72

1/15/2009

6.

Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai

7.

Menentukan efektivitas suatu tindakan


pada penyakit sistem indera

- Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus


penyakit saraf tertentu.
- Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan sistem
indera.
(Teori dan simulasi)
- Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data
klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti
penyakit indera
- Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada
evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan
Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan
pengobatan .
Menjelaskan
perlunya
evaluasi
lanjutan
pada
penanganan penyakit sistem indera .
(Teori dan simulasi)

Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit


Pengetahuan

Tingkat Kemampuan yang


Diharapkan

Telinga, pendengaran dan keseimbangan

Inflamasi aurikula *

3A

3B

Herpes zoster*

3A

3B

Fistula preaurikuler *

3A

3B

Benda asing di telinga*

3A

3B

Wax *

3A

3B

Otitis *

3A

3B

Otitis media akut *

3A

3B

Otitis media kronik*

3A

3B

Otitis media serous (glue ear)*

3A

3B

Perforasi membran timpani *

3A

3B

Miringitis bulosa *

3A

3B

Otosklerosis *

3A

3B

Timpanosklerosis *

3A

3B

Kolesteatoma

3A

3B

Presbiakusis*

3A

3B

Mastoiditis *

3A

3B

Labirintitis

3A

3B

Vertigo postural benigna *

3A

3B

Motion sickness*

3A

3B

Meniere's diseases*

3A

3B

Neuritis vestibuler

3A

3B

Neuroma akustika *

3A

3B

Trauma akustik akut

3A

3B

73

1/15/2009

Kehilangan pendengaran perseptif

3A

3B

Tuli congenital *

3A

3B

Facial palsy atau paralysis *


Hidung dan sinus

3A

3B

Epistaksis *

3A

3B

Furunkel *

3A

3B

Rinitis akut *

3A

3B

Rinitis vasomotor *

3A

3B

Rinitis alergi *

3A

3B

Rinitis kronik *

3A

3B

Rinitis medikamentosa

3A

3B

Sinusitis frontalis akut

3A

3B

Sinusitis maksilaris akut

3A

3B

Etmoiditis akut

3A

3B

Sinusitis kronis *

3A

3B

Deviasi septum nasal

3A

3B

Atresia koane

3A

3B

Benda asing *

3A

3B

Polip

3A

3B

Karsinoma nasofaring

3A

3B

Adenoma pleomorfik

3A

3B

Tumor Warthin

3A

3B

Nasofaringitis *
Laring dan faring

3A

3B

Faringitis *

3A

3B

Tonsillitis *

3A

3B

Hipertrofi adenoid

3A

3B

Pseudo-croop acute epiglotitis

3A

3B

Difteri *
Leher

3A

3B

Fistula dan kista branchial Medial dan lateral *

3A

3B

Kista higroma *

3A

3B

Tortikolosis *

3A

3B

Parotitis supurativa *

3A

3B

Adenitis servikal supurativa *

3A

3B

Abses peritonsil *

3A

3B

Angina Ludwigs *

3A

3B

Abses Bezold *

3A

3B

Konjungtiva

Benda asing di konjungtiva *

3A

3B

Konjungtivitis alergi *

3A

3B

Konjungtivitis virus *

3A

3B

Konjungtivitis bakterialis *

3A

3B

Pterigium *

3A

3B

74

1/15/2009

Perdarahan subkonjungtiva *

3A

3B

Palpebra

Blefaritis *

3A

3B

Hordeolum *

3A

3B

Kalazion *

3A

3B

Laserasi *

3A

3B

Entropion

3A

3B

Trikiasis

3A

3B

Logoftalmus

3A

3B

Epikantus

3A

3B

Ptosis

3A

3B

Retraksi palpebra *

3A

3B

Skantelasma

3A

3B

Dakrioadenitis

3A

3B

Dakriosistitis

3A

3B

Laserasi duktus dakrio


Dakriostenosis

1
1

2
2

3A
3A

3B
3B

4
4

3A

3B

Aparat lakrimalis

Sklera
Skleritis/episkleritis
Kornea

Erosi

3A

3B

Benda asing

3A

3B

Luka bakar *

3A

3B

Keratitis

3A

3B

Keratokonjungtivitis sikka

3A

3B

Edema kornea
Distrofi kornea

1
1

2
2

3A
3A

3B
3B

4
4

Keratokonus
Bola mata

3A

3B

Endoftalmitis

3A

3B

Mikroftalmus

3A

3B

Buftalmus

3A

3B

Kamera okuli anterior

Hifema *

3A

3B

Hipopion *

3A

3B

Iris dan silia

Iridosiklitis

3A

3B

Iritis

3A

3B

Tumor iris

3A

3B

Glaukoma congenital *

3A

3B

Galukoma simple *

3A

3B

Glaucoma akut *

3A

3B

Glaucoma sekunder *

3A

3B

75

1/15/2009
Lensa

Katarak *

3A

3B

Aphakia*

3A

3B

Pseudophakia*

3A

3B

Dislokasi lensa *

3A

3B

Retraksi dan akomodasi

Hipermetropia *

3A

3B

Miopia *

3A

3B

Astigmatisma *

3A

3B

Presbiopia *

3A

3B

Anisometropia *

3A

3B

Penglihatan dan lapangan pandang

Ambliopia *

3A

3B

Diplopia *

3A

3B

Supresi *

3A

3B

Rabun senja *

3A

3B

Skotoma *

3A

3B

Hemianopia, bitemporal and homonimous *

3A

3B

Buta *

3A

3B

Retina

Retinal detachment

3A

3B

Perdarahan retina

3A

3B

Degenerasi macula

3A

3B

Retinopati premature

3A

3B

Retinopati diabetic

3A

3B

Retinopati hipertensi

3A

3B

Retinoblastoma
Koroid

3A

3B

Korioretinitis

3A

3B

3A

3B

Vitreous
Perdarahan vitreous
Diskus optik dan nervus optic

Optic disc cupping

3A

3B

Edema papil *

3A

3B

Atrofi optic

3A

3B

Neuropati optic

3A

3B

Neuritis optic

3A

3B

76

1/15/2009
Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

Daftar Keterampilan
Keterampilan
Telinga, pendengaran dan keseimbangan

Tingkat Pencapaian

Inspeksi aurikula, posisi telinga dan mastoid *

Pemeriksaan lubang telinga luar dengan otoskop *

Pemeriksaan membran timpani dengan otoskop *

Penggunaan kaca kepala *

Penggunaan lampu kepala *

Tes pendengaran (Weber, Rinne, Schwabach) *

Tes berbisik *

Audiometri

Pemeriksaan audiologi pada anak

Otoskopi pneumatik (Siegle)

Timpanometri

Pemeriksaan vestibula

Uji Ewing

Elektronistagmografi

Hidung dan sinus

Inspeksi hidung dan nostril *

Penilaian obstruksi nasal *

Pemeriksaan penghidu

Rinoskopi anterior *

Nasofaringoskopi

USG sinus

Radiologi sinus

Transiluminasi sinus frontal *

Sensasi rasa

Inspeksi bibir dan rongga mulut *

Mulut, tenggorokan, berbicara, esofagus dan leher

77

1/15/2009

Inspeksi tonsil *

Pemeriksaan mobilitas lidah *

Pemeriksaan mobilitas muskulus hipoglossus *

Palpasi kelenjar ludah *

Inspeksi dasar lidah (dengan laringoskop) *

Inspeksi kavum nasofaring dengan nasofaringoskop, laringoskop, dan kaca


kepala
Inspeksi hipofaring dengan hipofaringoskop

Apus tenggorok *

Laringoskopi langsung dan tidak langsung

Penilaian suara dan berbicara *

Esofagoskopi

Inspeksi leher *

Palpasi kelenjar limfe brakialis*

Palpasi kelenjar tiroid *

Keterampilan terapeutik

Uji politzerization

Valsava manoeuvre

Memasukkan kapas ke dalam telinga

Membersihkan liang telinga luar *

Removal of wax with hook or curette*

Irigasi telinga *

Parasentesis

Membuang benda asing di telinga

Insersi grommet

Memasang alat bantu pendengaran

Menghentikan perdarahan hidung *

Packing the nose

Membuang benda asing di hidung

Bilas sinus

Pungsi sinus

Antroskopi

Trakeostomi

Mengikuti beberapa operasi telinga, hidung dan tenggorokan

Pemeriksaan oftalmologi umum


Penglihatan

Pemeriksaan visus *

Pemeriksaan visus pada bayi / anak *

Refraksi

Pemeriksaan refraksi subjektif *

Pemeriksaan refraksi objektif dengan refraktometer dan keratometer

Lapangan pandang

Donders confrontation test*

Amsler panes*

78

1/15/2009
Inspeksi mata luar

Inspeksi kelopak mata *

Inspeks eyelash*

Inspeksi konjungtiva *

Inspeksi sklera *

Inspeksi aparatus lakrimalis *

Palpasi kelenjar limfe preaurikuler *

Posisi mata

Posisi mata dengan refleks kornea *

Posisi mata dengan cover test*

Pemeriksaan gerakan bola mata *

Pemeriksaan binocular vision*

Pupil

Inspeksi pupil *

Reaksi pupil langsung terhadap cahaya dan konvergensi *

Media

Transiluminasi *

Inspeksi kornea *

Inspeksi kornea dengan fluoresin *

Penentuan sensasi kornea *

Inspeksi kamera okuli anterior *

Inspeksi iris *

Inspeksi lensa *

Pemeriksaan dengan slit lamp*

Fundus

Funduskopi *

Inspeksi diskus optikus *

Inspeksi retina *

Tekanan intraokuli

Memperkirakan tekanan intraokuli dengan palpasi *

Pengukuran tekanan intraokuli dengan tonometer Schiotz atau tonometer


non kontak *
Pengukuran tekanan intraokuli dengan tonometer aplanasi

Pemeriksaan oftalmologi umum tambahan

Pemeriksaan optotik

Perimetri

Pemeriksaan lensa kontak

Tes buta warna

Elektroretinografi

Elektrookulografi

Visual Evoked Potentials/Visual Evoked Response (VEP/VER)

Fluorescein Angiography (FAG)

USG mata

79

1/15/2009
Keterampilan terapeutik

Pemberian tetes mata *

Aplikasi salep mata *

Flood ocular tissue*

Membuang benda asing dari kelopak mata *

Apply eyes dressing*

Melepaskan lensa kontak dan protesis mata

Removal of eye lashes

Membuang benda asing dan debris dari kornea

Keterampilan bedah

Terapi laser

Operasi katarak

Squint surgery

Vitrektomi

Operasi glaukoma, trabekulotomi

Transplantasi kornea

Kriokoagulasi

Operasi kelopak mata (seperti kalazion, entropion, ektropion, ptosis)

Operasi retina

Keterangan:
Mengetahui dan mampu menjelaskan

1
2

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

80

1/15/2009
4.12.

BLOK SISTEM KULIT DAN INTEGUMEN

KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem kulit dan integumen secara
verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat,
kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem kulit dan integumen
sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem kulit dan integumen secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum

No

1.

Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien dan
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem kulit dan integumen

Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai sistem kulit
dan integumen
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
sistem kulit dan integumen
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik sistem kulit
dan integumen atau tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis yang berhubungan dengan
penyakit sistem kulit dan integumen(terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit yang berhubungan dengan penyakit sistem kulit dan
integumen.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya yang berhubungan dengan sistem
kulit dan integumen.
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan yang berhubungan dengan
penyakit sistem kulit dan integumen telah dipahami oleh
pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
(Teori Dan Simulasi)

81

1/15/2009
2.

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
pasien dan keluarganya mengenai
sistem kulit dan integumen

3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium yang berhubungan dengan
penyakit sistem kulit dan integumen

4.

Melakukan prosedur kedaruratan


klinis yang berhubungan dengan
penyakit system kulit dan integumen

5.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer untuk
penyakit sistem kulit dan integumen

Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang


disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan yang berhubungan dengan penyakit sistem kulit dan
integumen.
(Teori dan simulasi)
Memilih prosedur klinis dan laboratorium yang sesuai
untuk penyakit sistem kulit dan integumen
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium yang
berhubungan dengan penyakit sistem kulit dan
integumen sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik sistem kulit dan integumen
dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa
sakit dan ketidaknyamanan pada pasien
Melakukan pemeriksaan fisik sistem kulit dan integumen
yang sesuai dengan masalah pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar mengenai penyakit sistem kulit
dan integumen
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai untuk penyakit sistem kulit dan
integumen
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar untuk
penyakit sistem kulit dan integumen
Membuat
permintaan pemeriksaan laboratorium
penunjang untuk penyakit sistem kulit dan integumen
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit sistem kulit dan integumen
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi yang berhubungan dengan penyakit
sistem
kulit
dan
integumen
sesuai
dengan
kewenangannya
(Teori dan simulasi)
Menentukan keadaan kedaruratan klinis
yang
berhubungan dengan sistem kulit dan integumen
Memilih prosedur kedaruratan klinis yang berhubungan
dengan sistem kulit dan integumen sesuai kebutuhan
pasien atau menetapkan rujukan
Melakukan
prosedur
kedaruratan
klinis
yang
berhubungan dengan sistem kulit dan integumen secara
benar dan etis, sesuai dengan kewenangannya
Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut prosedur
kedaruratan klinis yang berhubungan dengan sistem kulit
dan integumen
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya penyakit sistem kulit dan
integumen, beserta patogenesis dan patofisiologinya
Menjelaskan penyakit sistem kulit dan integumen baik
secara molekular maupun selular melalui pemahaman
mekanisme normal dalam tubuh .
Menjelaskan
faktor-faktor
non
biologis
yang
berpengaruh terhadap penyakit sistem kulit dan
integumen
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit sistem kulit dan integumen, poin-poin
patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan,
serta resiko spesifik secara efektif

82

1/15/2009

6.

Merangkum
dari
anamnesis, pemeriksaan
laboratorium dan prosedur
untuk penyakit sistem
integumen

interpretasi
fisik, uji
yang sesuai
kulit dan

7.

Menentukan efektivitas suatu tindakan


pada penyakit sistem kulit dan
integumen

Menjelaskan tujuan pengobatan penyakit sistem kulit


dan integumen secara fisiologis dan molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien penderita penyakit sistem kulit
dan integumen.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit sistem kulit dan integumen baik
secara klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis,
diet, olah raga, atau perubahan perilaku.
Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku untuk penyakit sistem kulit dan
integumen.
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,
waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada penyakit
sistem kulit dan integumen.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
tertentu penyakit sistem kulit dan integumen.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan penyakit sistem kulit dan integumen .
Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan
dalam mengelola penyakit sistem kulit dan integumen
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data
klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti
penyakit sistem kulit dan integumen
Menjelaskan alasan hasil diagnosis penyakit sistem kulit
dan integumen dengan mengacu pada evidence- based
medicine
(Teori dan simulasi)

Menjelaskan bahwa kelainan sistem kulit dan


integumen dipengaruhi oleh tindakan

Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan


pengobatan penyakit sistem kulit dan integumen .

Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada


penanganan penyakit sistem kulit dan integumen.
(Teori dan simulasi)

Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit


Masalah Kesehatan/Penyakit

Tingkat Pencapaian

Dermatitis Eksematous
Dermatitis kontak (alergi & iritasi) *

3A

3B

Dermatitis atopik kecuali recalcitrants *

3A

3B

Dermatitis numularis *

3A

3B

Liken simpleks kronik *

3A

3B

Eksema lainnya (seperti eksema dishidrotik, ruam popok) *

3A

3B

Psoriasis vulgaris *

3A

3B

Plamoplantar pustulosis *

3A

3B

Lesi eritroskuamous

83

1/15/2009

Dermatitis seboreik *

3A

3B

Pitiriasis rosea *

3A

3B

Gangguan-gangguan pada eksokrin kulit dan kelenjar sebaseous

Akne vulgaris *

3A

3B

Rosasea *

3A

3B

Hidradenitis supuratif *

3A

3B

Dermatitis perioral *

3A

3B

Miliaria *

3A

3B

Infeksi kulit oleh virus

Veruka vulgaris *

3A

3B

Kondiloma akuminata *

3A

3B

Molluskum kontagiosum *

3A

3B

Herpes zoster *

3A

3B

Impetigo *

3A

3B

Impetigo ulseratif (ektima) *

3A

3B

Folikulitis superfisial *

3A

3B

Furunkel, karbunkel *

3A

3B

Eritrasma *

3A

3B

Erisipelas *

3A

3B

3A

3B

Infeksi kulit oleh bakteri

Infeksi kulit oleh jamur superfisial

Tinea kapitis *

Tinea barbae *

3A

3B

Tinea fasialis *

3A

3B

Tinea korporis *

3A

3B

Tinea manus *

3A

3B

Tinea unguinum *

3A

3B

Tinea kruris *

3A

3B

Tinea pedis *

3A

3B

Tinea versikolor *

3A

3B

Mucokutaneous kandidiasis *

3A

3B

Gigitan serangga dan infestasi

Pedikulosis kapitis *

3A

3B

Pedikulosis pubis *

3A

3B

Skabies *

3A

3B

Reaksi gigitan serangga (reaksi gigitan serangga) *

3A

3B

Pemfigus vulgaris

3A

3B

Pemfigoid

3A

3B

Dermatitis herpetiformis

3A

3B

Nekrolisis Epidermal Toksik *

3A

3B

Stevens-johnson Syndrome*

3A

3B

Penyakit vesikobulosa

84

1/15/2009
Penyakit alergi pada kulit

Urtikaria *

3A

3B

Angiodema *

3A

3B

Vaskulitis alergika

3A

3B

3A

3B

Penyakit-penyakit autoimun

Dermatomiositis

Sklerosis sistemik

3A

3B

Skleroderma/morfea

3A

3B

Alopesia areata *

3A

3B

Alopesia androgenik *

3A

3B

Trikotilomania *

3A

3B

Telogen eflluvium *

3A

3B

3A

3B

Gangguan-gangguan pada rambut

Gangguan-gangguan pada keratinisasi


Iktiosis vulgaris
Gangguan-gangguan peradangan non-infeksious pada kulit lainnya

Liken planus *

3A

3B

Granuloma anularis *

3A

3B

Morfea

3A

3B

Liken sklerosa dan atrofi

3A

3B

Reaksi-raksi obat

Erupsi obat eksantemantosa *

3A

3B

Erupsi obat-obatan menetap *

3A

3B

Gangguan-gangguan pigmentasi

Vitiligo

3A

3B

Melasma

3A

3B

Albinisme

3A

3B

Hiperpigmentasi post-inflamasi

3A

3B

Hipopigmentasi post-inflamasi

3A

3B

Tumor epitel premalignan dan malignan

Keratosis aktinik

3A

3B

Penyakit Bowen

3A

3B

Karsinoma sel skuamosa

3A

3B

Karsinoma sel basal

3A

3B

Tumor-tumor pada dermis

Benign fibrous histiocytoma

3A

3B

Dermatofibrosarkoma protuberan

3A

3B

Xanthoma

3A

3B

Hemangioma

3A

3B

Limfangioma

3A

3B

Angiosarkoma

3A

3B

85

1/15/2009
Tumor-tumor sel imigran pada kulit

Mikosis fungoides *

3A

3B

Mastositosis *

3A

3B

Langerhan's cell histiocytosis*

3A

3B

Tumor-tumor pada sel melanostik

Lentigo

3A

3B

Nevus pigmentosus

3A

3B

Melanoma malignan

3A

3B

Paronikia *

3A

3B

Supuratif tenosynovitis *

3A

3B

Human bite *

3A

3B

Infeksi superficial termasuk folikulitis, hidradenitis supuratif, karbunkel *

3A

3B

Plak *

3A

3B

Cancroid *

3A

3B

TB kutis *

3A

3B

Leprosi *

3A

3B

Reaksi Lepra *

3A

3B

Sifilis *

3A

3B

Yaws *

3A

3B

Morbili *

3A

3B

Varicella *

3A

3B

Herpes zoster *

3A

3B

Herpes simpleks *

3A

3B

Mumps *

3A

3B

CMV *

3A

3B

Cutaneus Larva Migran *

3A

3B

Gonorhea *

3A

3B

Infeksi dan Penyakit Tropis

Infeksi Jamur Porfunda

Aktinomikosis

3A

3B

Kromoblastomikosis

3A

3B

Maduromikosis

3A

3B

Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

86

1/15/2009

Daftar Keterampilan
Tingkat
Pencapaian

Keterampilan
Pemeriksaan fisik
Inspeksi kulit dengan menggunakan kaca pembesar *
Inspeksi kulit dengan menggunakan UVA-light (lampu Wood)*
Inspeksi kuku *
Dermografisme*
Palpasi kulit*
Terminologi lesi pada kulit
Menggambarkan lesi pada kulit: perubahan secara primer dan sekunder; ukuran,
distribusi, ekspansi dan konfigurasi *
Pemeriksaan tambahan pada kasus-kasus dermatologi
Persiapan dan penilaian pada slide potassium hydroxide *
Persiapan dan penilaian pada slide methylene blue *
Persiapan dan penilaian pada slide gram stain*
Usap uretra*
Usap Anal*
Identifikasi parasit kulit *
Punch biopsi
Patch test
Prick test
Kolposkopi untuk kondilomata akuminata
Proktoskopi
Terapi penyakit-penyakit kulit
Insisi/drainase abses kulit*
Eksisi tumor pada kulit
Krioterapi pada tumor
Kutil (Warts), Krioterapi*
Jerawat, pengobatan komedo*
Perawatan luka*
To apply a dressing*
Vena varikosis, skleroterapi kompresif
Vena varikosis, terapi kompresif ambulan pada ulkus vena kaki
Masking therapy pada kulit
Fototerapi
Pencegahan
Contact tracing
Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

87

1
1
1
1
1

2
2
2
2
2

3
3
3
3
3

4
4
4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1/15/2009
4.13.

BLOK SISTEM DIGESTIF DAN NUTRISI

KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem digestif dan nutrisi secara
verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat,
kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi
sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem digestif dan nutrisi secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktik kedokteran
Menerapkan program keselamatan pasien yang berhubungan dengan sistem digestif
dan nutrisi
No

1.

Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem digestif dan nutrisi

Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai penyakit sistem
digestif dan nutrisi
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa
takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)

88

1/15/2009
2.

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
penyakit digestif dan nutrisi, pasien,
dan keluarganya

Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang


disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)

3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium
untuk
melakukan
diagnosa dan terapi penyakit yang
berhubungan dengan sistem digestif
dan nutrisi

4.

Melakukan prosedur kedaruratan


klinis yang berhubungan dengan
penyakit sistem digestif dan nutrisi

5.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat yang berhubungan dengan
sistem digestif dan nutrisi sesuai
dengan pelayanan kesehatan tingkat
primer

Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan


masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang
seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
masalah pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat
permintaan pemeriksaan laboratorium
penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)
Menentukan keadaan kedaruratan klinis
Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan
pasien atau menetapkan rujukan
Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan
etis, sesuai dengan
kewenangannyaMengevaluasi dan melakukan tindak
lanjut
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan,
beserta patogenesis dan patofisiologinya
Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular
maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal
dalam tubuh .
Menjelaskan
faktor-faktor
non
biologis
yang
berpengaruh terhadap masalah kesehatan
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis,
akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara
efektif
Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan
molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis,
farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan
perilaku.
Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.

89

1/15/2009

6.

Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan sistem digestif
dan nutrisi

7.

Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
sistem digestif dan nutrisi

Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,


waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan
klinik.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
tertentu.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan
(Teori dan simulasi)

Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya)


data klinik dan laboratorium untuk menentukan
diagnosis pasti

Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu


pada evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)

8.

Memenuhi aspek Mediko-legal dalam


praktek kedokteran

Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan


Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan
pengobatan .
Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada
penanganan penyakit .

(Teori dan simulasi)


Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan
dengan:
Hak asasi manusia
Resep obat
Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual
Kode Etik Kedokteran Indonesia
Pembuatan surat keterangan sehat,
sakit atau surat kematian
Proses di pengadilan
Memahami UU Praktek Kedokteran No 29, 2004
Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai
badan yang mengatur praktik kedokteran
Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika
dalam kebijakan kesehatan
(Teori dan simulasi)

90

1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Masalah Kesehatan/Penyakit

Tingkat Pencapaian

Mulut
- Cleft lip and palate

3A

3B

- Mikrognatia and makrognatia

3A

3B

- Leukoplakia

3A

3B

- Kandidiasis*

3A

3B

- Ulkus mulut (aftous, herpes)*

3A

3B

- Glositis*

3A

3B

- Atresia esophagus

3A

3B

- Akalasia

3A

3B

- Lesi korosif pada esophagus*

3A

3B

- Varises esophagus

3A

3B

- Ruptur esophagus

3A

3B

- Esofagitis refluks*

3A

3B

- Hernia diafragmatika

3A

3B

- Hernia diafragmatika (kongenital)

3A

3B

- Hiatus hernia

3A

3B

- Hernia inguinalis (langsung dan tidak langsung)

3A

3B

- Hernia femuralis

3A

3B

- Hernia epigastrium

3A

3B

- Hernia insisional

3A

3B

- Hernia umbilical

3A

3B

- Umbilical hernia*

3A

3B

- Peritonitis

3A

3B

- Peritonitis Tuberculosis*

3A

3B

- Peritonitis pankreatitis

3A

3B

- Abscess in pouch of Douglas

3A

3B

- Ileus*

3A

3B

- Perforasi

3A

3B

- Apendisitis akut*

3A

3B

- Abses apendikular*

3A

3B

- Limfadenitis mesentrikal

3A

3B

- Gastritis*

3A

3B

- Ulkus gaster dan ulkus duodenum*

3A

3B

- Perdarahan gastrointestinal*

3A

3B

- Sindrom Zollinger-ellison

3A

3B

- Sindrom Mallory-weiss

3A

3B

- Gastroenteritis*

3A

3B

Esofagus

Diafragma

Dinding abdomen dan hernia

Abdomen akut

Lambung dan duodenum

91

1/15/2009
- Gastroenteritis dengan dehidrasi*

3A

3B

- Gastro-esophageal reflux*

3A

3B

- Fatty liver*

3A

3B

- Hepatitis*

3A

3B

- Uncomplicated Hepatitis B*

3A

3B

- Active Hepatitis C

3A

3B

- Sirosis hepatic

3A

3B

- Abses amuba hati*

3A

3B

- Liver failure

3A

3B

- Koledokolitiasis

3A

3B

- Kolesistitis akut*

3A

3A

- Hidrop kandung empedu

3A

3B

- Empiema kandung empedu

3A

3B

- Biliary atresia

3A

3B

- Pankreatitis

3A

3B

- Atresia intestinal

3A

3B

- Divertikulum Meckel

3A

3B

- Fistula umbilikalis dan omfalokel

3A

3B

- Malrotasi

3A

3B

- Enteritis regional*

3A

3B

- Irritable bowel syndrome*

3A

3B

- Enterokolitis nekrotikan*

3A

3B

- Divertikulosis/divertikulitis*

3A

3B

- Kolitis*

3A

3B

- Prolapsus rekti dan ani*

3A

3B

- Proktitis*

3A

3B

- Hemoroid*

3A

3B

- Ulcerative colitis

3A

3B

- Hirschspruns disease

3A

3B

- Abses (peri)anal

3A

3B

- Fistula

3A

3B

- Fissura ani

3A

3B

- Abses rekti

3A

3B

- Atresia ani

3A

3B

- Stenosis pylorus

3A

3B

- Penyakit akibat cacing*

3A

3B

- Malabsorpsi*

3A

3B

- Intoleransi makanan*

3A

3B

- Intususepsi

3A

3B

- Penyakit Crohn

3A

3B

Hati

Kandung empedu, saluran empedu dan pankreas

Jejunum dan ileum

Kolon

92

1/15/2009
- Meckells diverticulum

3A

3B

- Sindrom Reye

3A

3B

- Marasmus *

3A

3B

- Kwasiorkor *

3A

3B

- Defisiensi vitamin*

3A

3B

Defisiensi gizi

Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

Daftar Keterampilan
Keterampilan
Pemeriksaan fisik umum system digestif dan nutrisi*
Inspeksi mouth and throal
Palpasi salivary glands
Inpeksi abdomen
Auscultation ( bowel, sounds, bruits )
Percussion ( liver, traubes area )
Palpation ( abdominal wall, colon, liver spleen )
Elicting abdominal tenderness and rebound tenderness
Inspection of perianal area
Rectal examination
Pemeriksaan hernia* (inspection of groin during increased abdominal
pressure, palpation of hernia )
Inspection of groin during increased*

Tingkat Kemampuan
yang Diharapkan
1
2
3
4

Nasogastric suction

Kolostomi (penggantian kantong)

Enema *

Endoskopi lambung

Protoskopi

Biopsi hati

Ascites tap

93

1/15/2009
Therapeutic Skills
Prescribe a diet *

Endoscopy

Coloctomy, changing the bag

Enema *

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

4.14

BLOK SISTEM REPRODUKSI

KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai sistem reproduksi secara verbal
dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega
dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem reproduksi sesuai
masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan sistem reproduksi secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/
kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktik kedokteran
Menerapkan program keselamatan pasien yang berhubungan dengan sistem
reproduksi

94

1/15/2009
No

1.

Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
sistem reprduksi

2.

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
penyakit reproduksi, pasien, dan
keluarganya

3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium
untuk
melakukan
diagnosa dan terapi penyakit yang
berhubungan
dengan
sistem
reproduksi

Hasil pembelajaran

Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa


takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)
Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang
disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)

Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan


masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang
seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
masalah pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat
permintaan pemeriksaan laboratorium
penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)

95

1/15/2009

4.

Melakukan prosedur kedaruratan


klinis yang berhubungan dengan
penyakit sistem reproduksi

5.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat yang berhubungan dengan
sistem reproduksi sesuai dengan
pelayanan kesehatan tingkat primer

6.

Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan
dengan
sistem
reproduksi

7.

Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
sistem reproduksi

Menentukan keadaan kedaruratan klinis


Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan
pasien atau menetapkan rujukan
Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan
etis, sesuai dengan
kewenangannyaMengevaluasi dan melakukan tindak
lanjut
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan,
beserta patogenesis dan patofisiologinya
Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular
maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal
dalam tubuh .
Menjelaskan
faktor-faktor
non
biologis
yang
berpengaruh terhadap masalah kesehatan
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis,
akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara
efektif
Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan
molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis,
farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan
perilaku.
Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,
waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan
klinik.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
tertentu.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan
(Teori dan simulasi)

Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya)


data klinik dan laboratorium untuk menentukan
diagnosis pasti

Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu


pada evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)

Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan


Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan
pengobatan .
Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada
penanganan penyakit .

(Teori dan simulasi)

96

1/15/2009
8.

Memenuhi aspek Mediko-legal dalam


praktek kedokteran

Memahami dan menerima tanggung jawab hukum


berkaitan dengan:
Hak asasi manusia
Resep obat
Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual
Kode Etik Kedokteran Indonesia
Pembuatan surat keterangan sehat,
sakit atau surat kematian
Proses di pengadilan
Memahami UU Praktek Kedokteran No 29, 2004
Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai
badan yang mengatur praktik kedokteran
Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika
dalam kebijakan kesehatan
(Teori dan simulasi)

Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit


Tingkat kemampuan yang
diharapkan

Pengetahuan
Organ reproduksi pria
- Hipospadia

3A

3B

- Epispadia

3A

3B

- Undescended testes/Cryptorchidism

3A

3B

- Retractile testis

3A

3B

- Torsi pada testis

3A

3B

- Epididimitis

3A

3B

- Spermatokel

3A

3B

- Varikokel

3A

3B

- Hidrokel

3A

3B

- Fimosis

3A

3B

Paraphimosis *

3A

3B

Ruptur uretra *

3A

3B

Ruptur kandung kencing *

3A

3B

Ruptur ginjal *

3A

3B

Striktura uretra *

3A

3B

Priapismus *

3A

3B

Penyakit peironi

3A

3B

Ekstrophia vesicae

3A

3B

Tumor Genital

Squamus cell carcinoma

3A

3B

Seminoma

3A

3B

Teratoma testis

3A

3B

BPH

3A

3B

3A

3B

3A

3B

Karsinoma prostat
Kelainan seksual
Parafilia

97

1/15/2009
Disfungsi seksual
- Gangguan-gangguan ejakulasi

3A

3B

- Gangguan-gangguan ereksi *

3A

3B

- Kelainan pada hasrat seksual *

3A

3B

- Disorder of sexual excitement*

3A

3B

- Gangguan pada orgasme *

3A

3B

- Gangguan nyeri seksual *

3A

3B

- Disfungsi seksual yang tidak dapat diklasifikasikan

3A

3B

- Infertilitas *
Vulva

3A

3B

- Abses pada kavum Douglas

3A

3B

- Salfingitis

3A

3B

- Vulvitis *

3A

3B

- Distrofi pada vulva

3A

3B

- Kista Bartholini, abses pada kelenjar Bartholini *

3A

3B

- Abses pada folikel rambut atau kelenjar sebasea *

3A

3B

- Kondiloma akuminata *

3A

3B

- Malformasi kongenital

3A

3B

- Vaginitis *

3A

3B

- Vaginosis bakterialis *

3A

3B

- Kista Gartner

3A

3B

- Sistokel

3A

3B

- Rektokel

3A

3B

- Enterokel

3A

3B

- Fistula (vesiko-vaginal, uretero-vaginal, rektovaginal)

3A

3B

- Benda asing *

3A

3B

- Servisitis *

3A

3B

- Polip

3A

3B

- Kista Nabothian

3A

3B

- Malformasi congenital

3A

3B

- Prolaps uterus

3A

3B

- Hematokolpos

3A

3B

- Endometriosis

3A

3B

- Salpingitis *

3A

3B

- Adhesi

3A

3B

- Kista ovarium *

3A

3B

- Penyakit polikistik ovarium

3A

3B

- Karsinoma ovarium

3A

3B

- Kehamilan ektopik

3A

3B

- Torsi tumor/kista ovarium

3A

3B

Vagina

Serviks

Uterus

Adneksa

98

1/15/2009
- Ruptur kista ovarium/abses tubo-ovarium

3A

3B

- Perdarahan uterus saat ovulasi

3A

3B

- Peradangan

3A

3B

- Mastopati

3A

3B

- Kondiloma akuminata *

3A

3B

- Karsinoma serviks

3A

3B

- Extramammary Pagets disease

3A

3B

- Hiperplasia endometrium

3A

3B

- Karsinoma endometrium

3A

3B

- Teratoma ovarium (kista dermoid)

3A

3B

- Karsinoma ovarium

3A

3B

- Mola Hidatidosa

3A

3B

- Koriokarsinoma

3A

3B

3A

3B

- Fibroadenoma mammae

3A

3B

- Tumor Phylloides

3A

3B

- Karsinoma payudara *

3A

3B

- Penyakit Paget pada payudara

3A

3B

- Ginekomastia

3A

3B

- Sifilis *

3A

3B

- Rubella

3A

3B

- Infeksi sitomegalovirus

3A

3B

- Toksoplasmosis

3A

3B

- AIDS

3A

3B

Payudara

Tumor organ reproduksi wanita

Tumor pada Payudara


-

Perubahan Fibrokistik

Infeksi selama kehamilan dan persalinan

- Gonorrhoea *

3A

3B

- Infeksi virus Herpes tipe 2

3A

3B

- Hepatitis B

3A

3B

- Konsumsi rokok *

3A

3B

- Ibu-ibu yang mengkonsumsi obat yang menyebabkan ketergantungan

3A

3B

- Aborsi yang mengancam ( imminens)

3A

3B

- Aborsi spontaneous inkomplitus *

3A

3B

- Hiperemesis gravidarum *

3A

3B

- Inkompatibilitas golongan darah

3A

3B

- Infeksi intra-uterin

3A

3B

- Kehamilan yang disertai dengan hipertensi

3A

3B

- Kehamilan yang disertai dengan diabetes mellitus

3A

3B

- Dismaturitas *

3A

3B

- Insufisiensi plasenta

3A

3B

Obat-obatan dan substansi yang berbahaya selama kehamilan

Gangguan-gangguan kehamilan

99

1/15/2009
- Plasenta previa

3A

3B

- Vasa previa

3A

3B

- Abrupsio plasenta

3A

3B

- Inkompetensi serviks

3A

3B

- Polihidramnion *

3A

3B

- Jaundice late pada saat kehamilan

3A

3B

- Infeksi saluran kemih

3A

3B

- Pielitis dalam kehamilan

3A

3B

- Anemia defisiensi zat besi *

3A

3B

- Anemia megaloblastik

3A

3B

- Kematian fetus

3A

3B

- Kontraksi prematur *

3A

3B

- Prematuritas *

3A

3B

- Ruptur uterus

3A

3B

- Postmature infant*

3A

3B

- Ketuban pecah dini

3A

3B

- Unstable lie/ malposisi di atas 36 minggu

3A

3B

- Distosia, fetal dan jalan lahir

3A

3B

- Malpresentation fetus

3A

3B

- Persalinan yang lama *

3A

3B

- Primary mild contractions*

3A

3B

- Secondary mild contractions *

3A

3B

- Cord presentation /cord prolapse

3A

3B

- Hipoksia pada fetus *

3A

3B

- Kegagalan rotasi

3A

3B

- Ruptur serviks

3A

3B

- Ruptur perineum *

3A

3B

- Distorsi bahu pada bayi

3A

3B

3A

3B

- Retensi plasenta *

3A

3B

- Inversi uteri

3A

3B

- Perdarahan postpartum *

3A

3B

- Trombo-emboli

3A

3B

3A

3B

- Mastitis *

3A

3B

- Cracked nipple*

3A

3B

- Inverted nipple*

3A

3B

- Endometritis *

3A

3B

- Peradangan pada pelvis (salpingitis, pelviperitonitis, perimetritis dll) *

3A

3B

- Inkontinensia urin *

3A

3B

- Inkontinensia faeses *

3A

3B

Persalinan

Retained plasenta *
Postpartum

Inkompatibilitas gol darah


Nifas

100

1/15/2009
- Trombosis vena dalam

3A

3B

- Tromboflebitis

3A

3B

- Emboli *

3A

3B

- Depresi postpartum

3A

3B

- Subinvolusi uterus *

3A

3B

- Psiksosis post partum

3A

3B

Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat Pencapaian

GINEKOLOGI
Pemeriksaan fisik:
- Pemeriksaan fisik secara umum termasuk payudara *
- Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna*
- Pemeriksaan spekulum: inspeksi vagina dan serviks*
- Pemeriksaan bimanual: palpasi vagina, serviks, korpus uterus, ovarium*
- Pemeriksaan rektum: palpasi kavum Douglas, uterus*
- Combined recto vaginal septum*
Pemeriksaan diagnostik tambahan
- Genital discharge: bau *
- Genital discharge: pH*
- Discharge: pewarnaan Gram *
- Discharge: usap vaginal *
- Discharge: pemeriksaan dengan saline*
- Genital discharge: pemeriksaan dengan potassium hydroxide*
- Usap endoservikal dan servikal, scraping *
- Kolposkopi
- Pemeriksaan ultrasound abdominal pada kuretase uterus
- Suction curettage
- Pemeriksaan ultrasound vaginal
- Laparoskopi, diagnostic

101

1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1/15/2009
Tes diagnostik tambahan pada subfertilitas
- Pemeriksaan fisik pada genitalia pria*
- Analisis hasil pemeriksaan semen *
- Kurva temperatur basal, petunjuk dan penilaian (pemeriksaan)*
- Pemeriksaan mukosa serviks, tes fern*
- Tes Post coital, pengambilan sampel, persiapan dan penilaian slide*
- Histerosalpingografi
- Insuflasi pada tuba fallopi
- Pembuahan artifisial
Terapi dan pencegahan
- Petunjuk untuk pemeriksaan payudara secara mandiri *
- Insersi dari pessary
- Pemasangan kateter urin*
- Elektro atau kriokoagulasi serviks
- Laparoskopi, terapeutik
Kontrasespsi /sterilisasi
- Anjuran-anjuran untuk kontrasepsi*
- Pemasangan Intra Uterine Device (IUD)*
- Sterilisasi dengan Laparoskopi
OBSTETRIK
- Pemilihan kehamilan yang berisiko tinggi untuk perawatan/pelayanan klinik *
Kehamilan
Pemeriksaan wanita hamil*
- Inspeksi abdomen pada wanita hamil*
- Palpasi: tinggi fundus, pemeriksaan Leopold untuk penilaian posisi*
- Penilaian denyut jantung janin (fetal)*
- Pemeriksaan internal pada kehamilan dini*
- Pemeriksaan pelvik *
- Tes kehamilan: urin*
- CTG: hasil dan interpretasi
- Pemeriksaan Ultrasound
- Amniosentesis
- Biopsi korion
Praktik obstetric
Persalinan Normal
- Mengikuti proses persalinan*
- CTG: hasil dan interpretasi
- Pemeriksaan kebidanan (obstetrik) meliputi penilaian dari serviks, dilatasi,
membran, presentasi dari fetus, descent)*
- Merobek membran secara buatan*
- Pemasangan kateter atau pengukuran tekanan intrauteri
- Inspeksi dan support pada perineum*
- Anestesi lokal pada perineum
- Anestesi pudendal
- Anestesi epidural
- Episiotomi*
- Menerima/memegang bayi baru lahir*
- Aspirasi mulut / tenggorokan bayi baru lahir*
- APGAR score*
- Pemeriksaan fisik baru lahir*
- Postpartum: penilaian tinggi fundus, plasenta: kehilangan/perlekatan*
- Melahirkan/mengeluarkan plasenta*
- Pemeriksaan plasenta dan korda umbilikal*
- Pengukuran/memperkirakan kehilangan darah, setelah persalinan*
- Memperbaiki episiotomi dan laserasi*
- Induksi dengan bahan-bahan kimia pada saat persalinan
- Menolong persalinan pada presentasi/letak sungsang

102

1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4

1
1
1
1
1

2
2
2
2
2

3
3
3
3
3

4
4
4
4
4

1
1
1

2
2
2

3
3
3

4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1
1

2
2

3
3

4
4

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

1/15/2009
- Mengambil sampel darah fetus
- Membantu persalinan per vaginam
- Seksio saesarea
- Melahirkan plasenta secara manual
Nifas
- Membantu dan menilai/pemeriksaan ibu dan bayi baru lahir*
- Menilai lokia*
- Palpasi posisi dari fundus*
- Payudara: inspeksi, laktasi*
- Advis/saran untuk hygiene*
- Jika perlu, konsultasi mengenai kontrasepsi*
- Inspeksi bekas luka episiotomi*
- Inspeksi bekas luka seksio saesarea*
PEMERIKSAAN GENITALIA PRIA
- Palpasi penis, testis, saluran epididimis *
- Transilluminasi dari skrotum*
- Usap uretra *
Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

103

1
1
1
1

2
2
2
2

3
3
3
3

4
4
4
4

1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
2
2
2
2
2
2

3
3
3
3
3
3
3
3

4
4
4
4
4
4
4
4

1
1
1

2
2
2

3
3
3

4
4
4

1/15/2009
8.15.

BLOK KESEHATAN JIWA

KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai kesehatan jiwa secara verbal dan
non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain
Melakukan prosedur klinis yang berhubungan dengan sistem kesehatan jiwa sesuai
masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan yang
berhubungan dengan kesehatan jiwa secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/
kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktik kedokteran
Menerapkan program keselamatan pasien yang berhubungan dengan kesehatan jiwa

No

1.

Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta
anggota
keluarganya
mengenai
penyakit yang berhubungan dengan
kesehatan jiwa

Hasil pembelajaran

Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa


takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau
tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan
jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur
diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi,
prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,
atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang
sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan
pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum
membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat
dan disepakati
(Teori dan simulasi)

104

1/15/2009
2.

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
kesehatan
jiwa,
pasien,
dan
keluarganya

Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang


disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit
saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang
relevan
(Teori dan simulasi)

3.

Melakukan prosedur klinik dan


laboratorium
untuk
melakukan
diagnosa dan terapi penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan jiwa

4.

Melakukan prosedur kedaruratan


klinis yang berhubungan dengan
penyakit kesehatan jiwa

5.

Menerapkan konsep-konsep dan


prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku,
dan
ilmu
kesehatan
masyarakat yang berhubungan dengan
kesehatan jiwa sesuai dengan
pelayanan kesehatan tingkat primer

Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan


masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai
kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang
seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
masalah pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat
permintaan pemeriksaan laboratorium
penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta
tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya
(Teori dan simulasi)
Menentukan keadaan kedaruratan klinis
Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan
pasien atau menetapkan rujukan
Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan
etis, sesuai dengan
kewenangannyaMengevaluasi dan melakukan tindak
lanjut
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang
berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan,
beserta patogenesis dan patofisiologinya
Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular
maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal
dalam tubuh .
Menjelaskan
faktor-faktor
non
biologis
yang
berpengaruh terhadap masalah kesehatan
Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber
penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis,
akibat yang ditimbulkan, serta resiko spesifik secara
efektif
Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan
molekular.
Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan
dalam penanganan pasien.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit baik secara klinikal epidemiologis,
farmakologis, fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan
perilaku.
Menjelaskan
pertimbangan pemilihan intervensi
berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun
perubahan tingkah laku.

105

1/15/2009

6.

Merangkum
dari
interpretasi
anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang
sesuai
dengan
penyakit
yang
berhubungan dengan kesehatan jiwa

7.

Menentukan
efektivitas
suatu
tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan jiwa

8.

Memenuhi aspek Mediko-legal dalam


praktek kedokteran

Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat,


waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan
klinik.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan
efek samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus
tertentu.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah
pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan
keputusan dalam mengelola masalah kesehatan
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan (patofisiologi atau terminology lainnya) data
klinik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti
Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada
evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan
Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan
pengobatan .
Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan
penyakit .
(Teori dan simulasi)
Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan
dengan:
Hak asasi manusia
Resep obat
Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual
Kode Etik Kedokteran Indonesia
Pembuatan surat keterangan sehat,
sakit atau surat kematian
Proses di pengadilan
Memahami UU Praktek Kedokteran No 29, 2004
Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai
badan yang mengatur praktik kedokteran
Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika
dalam kebijakan kesehatan
(Teori dan simulasi)

106

1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Pengetahuan

Tingkat Pencapaian

Gangguan perkembangan dan perilaku


- Defisiensi mental *

3A

3B

- Gangguan-gangguan autistik *

3A

3B

- Kelainan pada keterampilan intelektual

3A

3B

- Kelainan pada perkembangan motorik

3A

3B

- Kelainan koordinasi

3A

3B

- Kelainan perilaku dan perhatian

3A

3B

- Anoreksia nervosa

3A

3B

- Bulimia

3A

3B

- Pica

3A

3B

- Rumination in infancy

3A

3B

- Tics

3A

3B

- Gilles de la tourette syndrome

3A

3B

- Chronic motor of vocal tic disorders

3A

3B

- Transient tic disorders*

3A

3B

- Functional encoperasis

3A

3B

- Functional enuresis

3A

3B

- Uncoordinated speech

3A

3B

- Stammer

3A

3B

- Intoksikasi *

3A

3B

- Sindroma menarik diri *

3A

3B

- Delirium*

3A

3B

- Demensia *

3A

3B

- Sindroma amnesia *

3A

3B

- Kelainan-kelainan organik lainnya *

3A

3B

3A

3B

3A

3B

3A

3B

- Gangguan-gangguan bipolar; episode manik *

3A

3B

- Gangguan-gangguan bipolar; episode depresif *

3A

3B

- Gangguan-gangguan cyclothymic

3A

3B

Gangguan-gangguan pola makan

Gangguan-gangguan identitas gender

Gangguan-gangguan ekskresi

Gangguan bicara

Sindroma psikoorganik dan gangguan-gangguan karena obat-obatan

Penyalahgunaan obat-obatan psikoaktif *

Psikosis
Skizofrenia *
Kelainan psikosa lainnya meliputi psikosa reaktif *
Gangguan-gangguan afektif
Kelainan-kelainan bipolar

107

1/15/2009
Gangguan Unipolar
- Depresi endogen, depresi, episode tunggal dan rekuren

3A

3B

- Kelainan dysthymic (depresi neurotic)

3A

3B

- Gangguan depresi yang tidak dapat diklasifikasikan

3A

3B

3A

3B

- Gangguan panik tanpa agoraphobia *

3A

3B

- Agorafobia tanpa riwayat gangguan panic*

3A

3B

- Fobia sosial *

3A

3B

- Fobia sederhana*

3A

3B

- Obsessive compulsive disorder (neurosis)*

3A

3B

- Gangguan stress post trauma*

3A

3B

- Gangguan ansietas difus*

3A

3B

- Gangguan ansietas yang tidak dapat diklasifikasikan*

3A

3B

- Ganguan sensasi tubuh *

3A

3B

- Gangguan konversi (neurosis histerikal)*

3A

3B

- Hipokondriasis (neurosis hipokondriakal)*

3A

3B

- Kelainan-kelainan somatisasi *

3A

3B

- Gangguan nyeri somatoform *

3A

3B

- Undifferentiated somatoform disorder*

3A

3B

- Gangguan somatoform yang tidak dapat diklasifikasikan*

3A

3B

- Kepribadian ganda *

3A

3B

- Fugu states*

3A

3B

- Amnesia psikogenik *

3A

3B

- Gangguan-gangguan depersonalisasi atau neurosis depersonalisasi *

3A

3B

- Gangguan disosiatif yang tidak dapat diklasifikasikan*

3A

3B

- Disomnia*

3A

3B

- Insomnia*

3A

3B

- Hipersomnia*

3A

3B

- Sleep-wakecycle disturbances

3A

3B

- Nightmares

3A

3B

- Night terrors

3A

3B

- Berjalan saat tidur

3A

3B

Gangguan control impuls

3A

3B

Adjustment disorder

3A

3B

Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi fisik

3A

3B

- Kepribadian paranoid

3A

3B

- Kepribadian skizoid

3A

3B

- Kepribadian skizotipal

3A

3B

Gangguan-gangguan rasa cemas


- Gangguan panik dengan agoraphobia *

Kelainan-kelainan somatik

Kelainan-kelainan Disosiatif (neurosis histerikal,bentuk disosiatif)

Gangguan-gangguan tidur

Parasomnia

Kelainan-kelainan kepribadian

108

1/15/2009
- Kepribadian antisosial

3A

3B

- Borderline personality

3A

3B

- Kepribadian histeris

3A

3B

- Kepribadian narsistik

3A

3B

- Avoidance personality

3A

3B

- Dependent personality

3A

3B

- Kepribadian obsesif-kompulsif

3A

3B

- Kepribadian pasif-agresif

3A

3B

- Gangguan kepribadian

3A

3B

3A

3B

- Efek samping antikolenergik *

3A

3B

- Efek samping sedative*

3A

3B

- Sindroma neurolepatik malignat

3A

3B

Efek samping terapi obat-obatan psikoaktif


- Efek samping ekstrapiramidal (seperti; Distonia akut, tradive dyskenia,
parkinsonisme)*

Hal-hal lain pada pengetahuan


- Pengetahuan tentang psikiatri forensik

3A

3B

- Knowladge of indication for involuntary admission to hospital

3A

3B

- Knowladge of basic principles of methods used by different


psychotherapeutic school (eg. Roggerian ,psychoanalytic, etc)

3A

3B

- Pseudokonstipasi*

3A

3B

- Enkopresis*

3A

3B

- Anoreksia nervosa*

3A

3B

- Bulemia*

3A

3B

- Tics, perilaku neuropatik*

3A

3B

- Sindroma hiperkinetik*

3A

3B

- Autisme infantile primer*

3A

3B

- Gangguan-gangguan pola hubungan antara ibu dan anak*

3A

3B

- Gangguan karena kehilangan sosial *

3A

3B

- Gangguan neurotik pada masa anak-anak *

3A

3B

3A

3B

Gangguan-gangguan neuropsikiatrik dan psikosomatik (pediatrik)

- Breath holding due to exitement*


Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

109

1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan medik

Tingkat kemampuan
yang diharapkan

Pengambilan data psikiatrik


- Pengambilan data riwayat psikiatrik dari pasien secara umum*
- Pengambilan data riwayat psikiatrik dari pasien secara biografi lengkap*

1
1

2
2

3
3

4
4

- Pengambilan data psikiatrik riwayat sosial*

- Pengambilan data psikiatrik dari orang ke tiga*


Pemeriksaan psikiatrik

- Penilaian kesadaran*

- Penilaian persepsi*

- Penilaian orientas*

- Penilaian intelegensia*

- Penilaian memori*

- Penilaian pola pikir (bentuk dan isi)*

- Penilaian affect*

- Penilaian mood*

- Penilaian tindakan*

- Penilaian hasrat (desire)*

- Kemampuan memberikan kesan, general, gambaran secara sistematik *


- Being aware of personal reactions evoked by seeing a patient*

1
1

2
2

3
3

4
4

- Penilaian risiko bunuh diri*

- Mengidentifikasi masalah oleh pasien sendiri*

- Mengidentifikasi masalah dengan pasangan*

- Mengidentifikasi masalah dalam suatu situasi krisis*

- Identifikasi masalah setelah percobaan bunuh diri*

- Mengidentifikasi masalah dalam suatu kelompok*

- Adanya masalah psikiatri pada kolega*

- Pemeriksaan status mental mini *

- Kunjungan rumah*

- Pemeriksaan psikologis *

- Mengenal dan menginterpretasi repeating*

- Membuat diagnosis berdasarkan DSM IIIR dengan kriteria utama*

- Indikasi untuk perawatan/ hospitalisasi kasus psikiatrik *

- Terapi okupasi

- Terapi kreatif

- Terapi bermain

- Terapi psikomotorr

- Electroconvulsion therapy (ECT)

- Terapi konseling

- Terapi perilaku

Masalah-masalah Identifikasi

Pemeriksaan tambahan

Terapi
-

Konsultasi tim, berpartisipasi dalam konsultasi

110

1/15/2009
- Psikoterapi

- Hipnoterapi

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

4.16 BLOK MULTI SISTEM DAN EVIDENCE BASED MEDICINE


KOMPETENSI INTI
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien
pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai
kewenangannya
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks
pelayanan kesehatan tingkat primer
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktik kedokteran
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan
secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil
yang optimum

No

Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien
dan anggota keluarganya

Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai kegawatdaruratan :
- Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut
dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur
tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik
dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan)
sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau
menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-

111

1/15/2009

Melakukan prosedur klinik


dan laboratorium

Mengelola penyakit, keadaan


sakit dan masalah pasien
sebagai individu yang utuh,
bagian dari keluarga dan
masyarakat

Melakukan pencegahan penyakit


dan keadaan sakit

pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien


Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat
persetujuan
Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran
Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan
disepakati
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan
masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan
pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal
mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada
pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah
pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis
dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan
penyakit
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik, serta tindakan
prevensi sesuai dengan kewenangannya
Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi
diagnosis sementara dan diagnosis banding
Menjelaskan penyebab, patogenesis, serta patofisiologi suatu
penyakit
Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai
penyakit pasien.
Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat
berdasarkan prinsip kendali mutu, kendali biaya, manfaat, dan
keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien

- Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau


strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan dengan penyakit
pasien, keadaan sakit atau permasalahannya
- Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan
memantau strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan
dengan pasien dan keluarganya
- Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan
memantau kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat,
berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat
- Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan
lingkungan sosial sebagai faktor risiko terjadinya penyakit dan
sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pencegahan
penyakit.
- Menunjukkan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit
sangat bergantung pada kerja sama tim dan kolaborasi dengan
profesional di bidang lain

112

1/15/2009
5

Memiliki sikap profesional

- Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter


Indonesia
- Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien
- Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam
hubungan dokter pasien
- Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh
- Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain
dalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya
- Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai
standar profesi
- Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit
- Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik
dalam pengobatan setiap individu pasien

Menggunakan
teknologi
informasi dan komunikasi untuk
membantu penegakan diagnosis,
pemberian
tindakan,
pencegahan
dan
promosi
kesehatan, serta penjagaan dan
pemantauan status kesehatan

Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet)


dengan baik
Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai
relevansi dan validitasnya
Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan
informasi ilmiah.
Menerapkan ketrampilan dasar pengelolaan informasi untuk
menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi
Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk
melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik
Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam
merangkum dan menyimpan arsip

Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit


Pengetahuan

Tingkat Pencapaian

Gagal ginjal

3A

3B

Thallasemia

3A

3B

Anemia

3A

3B

Gagal hati

3A

3B

Tuberkulosis

3A

3B

Malaria

3A

3B

Demam Rematik

3A

3B

HIV/AIDS

3A

3B

Gizi buruk

3A

3B

Diabetes Melitus

3A

3B

Tirotoksikosis

3A

3B

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

3A

3B

Aterosklerosis

3A

3B

113

1/15/2009
COPD

3A

3B

Osteoporosis

3A

3B

Kanker payudara

3A

3B

Kanker serviks

3A

3B

Leukemia

3A

3B

Multipel trauma

3A

3B

Keterangan:
1

Mampu mengenal dan mengidenfikasi masalah-masalah kesehatan dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh
informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis yang sesuai

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri

Cat : Diprioritaskan untuk level 3 dan 4

Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat Pencapaian

Anamnesis
- Auto dan alloanamnesis

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Umum
- Penilaian status mental dan kesadaran

- Penilaian status kesehatan secara keseluruhan

- Penilaian kondisi nutrisi

- Penilaian kebiasaan dan postur tubuh

- Palpasi denyut nadi

- Pengukuran suhu

- Pengukuran frekuensi nafas

- Pengukuran tekanan darah

- Pengukuran tekanan vena jugularis

- Pengukuran tinggi dan berat badan

- Inspeksi dan palpasi kulit

- Inspeksi membran mukosa

- Palpasi nodus limfatikus

114

1/15/2009
Kepala/Leher
- Inspeksi mata, hidung, mulut dan tenggorokan

- Chovstek's sign

- Palpasi glandula salivarius

- Apus tenggorok

- Palpasi glandula tiroid

- Palpasi trakea

- Inspeksi pada saat istirahat

- Inspeksi pada saat bergerak

- Perkusi untuk melihat adanya kelemahan

- Kelemahan

- Palpasi untuk nyeri pada tekanan vertikal (contoh:tekanan pada bahu)

- Penilaian fleksi lumbar

- Inspeksi pada saat istirahat

- Inspeksi pada saat respirasi

- Palpasi pada saat ekspirasi

- Palpasi traktil fremitus

- Palpasi denyut jantung di apeks

- Perkusi paru, basal paru, ukuran jantung

Tulang Belakang

Toraks

- Auskultasi paru

- Auskultasi jantung

- Inspeksi payudara

- Palpasi payudara

- Inspeksi

- Auskultasi

1
1
1
1

2
2
2
2

3
3
3
3

4
4
4
4

- Memeriksa shifting dullness

- Memeriksa aliran cairan

- Memeriksa tenderness ginjal

- Inspeksi daerah perianal

- Pemeriksaan rektum

- Palpasi prostate

- Palpasi kavum Douglas

- Palpasi adneksa

- Palpasi sacrum

- Inspeksi dengan menggunakan sarung tangan

1
1

2
2

3
3

4
4

Abdomen

- Perkusi (terutama hepar, traube's area dan bladder dullness)


- Palapsi (dinding abdomen, kolon, hepar, limfa, aorta, kekakuan)
- Memeriksa tenderness dan rebound tenderness abdomen

Pemeriksaan perineum

Pemeriksaan genitalia wanita


- Inspeksi vulva dan perineum
- Pemeriksaan vagina: palpasi vagina, uterus dan adneksa

115

1/15/2009
Ekstremitas
- Inspeksi kulit, kuku dan tonus otot

- Inspeksi sendi

- Pemeriksaan denyut nadi kapiler

- Pemeriksaan pengisian kapiler

- Palpasi denyut arteri

- Deteksi bruit

- Palpasi kulit, tendo dan sendi

- Pemeriksaan jangkauan pergerakan sendi

- Pemerikasaan sistem sensoris

- Pemeriksaan sistem pengawasan

- Trousseau's sign

- Pemeriksaan foto rontgen: plain film

- Pemeriksaan foto rontgen dengan kontras


- EKG

1
1

2
2

3
3

4
4

- CT-scan

- NMR/MRI

- Pemeriksaan skintigrafik

- Memberi nasihat tentang gaya hidup

- Memberi saran mengenai diet

- Endoskopi

- Radiografi (plane films)

- Scintiscan

- CT-scan

- MRI

- Ultrasound

- Endoskopi

- Biopsi

- Memeriksa refleks: refleks lutut, refleks ankle, refleks trisep, refleks


bisep, respon plantar
Prosedur Diagnostik

- Pengukuran tekanan darah otomatik


Keterampilan Terapeutik

Pemeriksaan Tambahan

Keterampilan Terapeutik
- Persiapan pre-operasi pada bedah minor, tindakan asepsis, antiseptik,
anestesi local
- Persiapan untuk melihat/membantu melalui media teater (scrub-up,
gown up, put on steril gloves, dll)
- Anestesi infiltrasi

- Blok saraf

- Insisi dan drainase abses

- Pembersihan luka

- Debridemen luka dengan skapel dan gunting

- Penjahitan luka

- Pelepasan jahitan luka

116

1/15/2009
- Melaksanakan dressing

- Pemberian analgesic

- Penatalaksanaan aspek sosial dan psikologis dari penderita keganasan

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * Diprioritaskan, level 3 dan 4 dicapai dalam tahap praktik klinik

Daftar Substansi Kajian Evidence Based Medicine


Substansi Kajian

Tingkat Pencapaian

Metodologi penelitian eksperimental dan non-eksperimental (seperti


desain penelitian, rancangan penelitian, pengelolaan laboratorium
penelitian dan lain-lain)

Problem solving cycle

Biostatistik kesehatan

Pembuatan Proposal Penelitian

Mengolah serta menganalisis data dan informasi ilmiah

Menulis hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah

Mempresentasikan Hasil Penelitian

Keterangan :
1

Mampu menyebutkan

Mempu menjelaskan

Mampu menerapkan

Mampu menganalisis

Mampu mensintesis

Mampu mengevaluasi

CATATAN :
Mahasiswa sudah mulai membuat proposal penelitian, pada akhir semester 6 sudah
menyelesaikan draft proposal penelitian

117

1/15/2009
4.17 BLOK KEGAWATDARURATAN
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mampu menggali dan bertukar informasi mengenai kegawatdaruratan secara verbal
dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega
dan profesi lain
Melakukan prosedur klinis kegawatdaruratan sesuai masalah, kebutuhan pasien dan
sesuai kewenangannya
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah
kegawatdaruratan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran/ kesehatan mutakhir untuk
mendapat hasil yang optimum

No
1.

Komponen kompetensi
Berkomunikasi dengan pasien serta anggota
keluarganya mengenai penyakit yang
berhubungan dengan kegawatdaruratan

Hasil pembelajaran
Memberi penjelasan dan informasi mengenai
kegawatdaruratan :
- Mempersiapkan
perasaan
pasien
untuk
menghindari rasa takut dan stress sebelum
melakukan pemeriksaan fisik
- Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman
yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik
atau tindakannya
- Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap,
dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko
prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi,
operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
- Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi
konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk
permasalahan yang sulit.
- Memberikan edukasi / promosi kesehatan kepada
pasien maupun keluarganya
- Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi
dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh
pasien
- Memberikan waktu yang cukup kepada pasien
untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi
sebelum membuat persetujuan
- Menyampaikan berita buruk secara profesional
dengan menjunjung tinggi etika kedokteran
- Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah
dibuat dan disepakati
(Teori dan simulasi)

118

1/15/2009
2.

Memperoleh dan mencatat informasi


yang akurat serta penting tentang
kegawatdaruratan pasien dan keluarganya

3.

Melakukan
prosedur
klinik
dan
laboratorium untuk melakukan diagnosa
dan terapi penyakit yang berhubungan
dengan kegawatdaruratan.

4.

Melakukan prosedur kedaruratan klinis


yang
berhubungan
dengan
kegawatdaruratan

5.

Menerapkan konsep-konsep dan prinsipprinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku,


dan ilmu kesehatan masyarakat yang
berhubungan dengan kegawatdaruratan
sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat
primer

Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan


yang disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat
penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat
lain yang relevan
(Teori dan simulasi)
Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai
dengan masalah pasien
Melakukan prosedur klinis dan laboratorium
sesuai kebutuhan pasien dan kewenangannya
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang
seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada pasien
Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
masalah pasien.
Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam
medis dengan jelas dan benar
Mengidentifikasi, memilih dan menentukan
pemeriksaan laboratorium yang sesuai
Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar
Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium
penunjang
Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan
penapisan penyakit
Memilih dan melakukan keterampilan terapetik,
serta
tindakan
prevensi
sesuai
dengan
kewenangannya
(Teori dan simulasi)
Menentukan keadaan kedaruratan klinis
Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai
kebutuhan pasien atau menetapkan rujukan
Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara
benar dan etis, sesuai dengan
kewenangannyaMengevaluasi dan melakukan
tindak lanjut
(Teori dan simulasi)
Menjelaskan
prinsip-prinsip ilmu kedokteran
dasar yang berhubungan dengan terjadinya
masalah kesehatan, beserta patogenesis dan
patofisiologinya
Menjelaskan masalah kesehatan baik secara
molekular maupun selular melalui pemahaman
mekanisme normal dalam tubuh .
Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang
berpengaruh terhadap masalah kesehatan
Mengembangkan strategi untuk menghentikan
sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan
patofisiologis, akibat yang ditimbulkan, serta
resiko spesifik secara efektif
Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis
dan molekular.
Menjelaskan
berbagai pilihan yang mungkin
dilakukan dalam penanganan pasien.
Menjelaskan secara rasional/ ilmiah
dalam
menentukan penanganan penyakit baik secara
klinikal epidemiologis, farmakologis, fisiologis,
diet, olah raga, atau perubahan perilaku.
Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi

119

1/15/2009

6.

Merangkum dari interpretasi anamnesis,


pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan
prosedur yang sesuai dengan penyakit
yang
berhubungan
dengan
kegawatdaruratan

7.

Menentukan efektivitas suatu tindakan


yang
berhubungan
dengan
kegawatdaruratan

berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun


perubahan tingkah laku.
Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja
obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada
keadaan klinik.
Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi
obat dan efek samping
Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan
kasus tertentu.
Menjelaskan perubahan proses patofisiologi
setelah pengobatan . Menjelaskan prinsip-prinsip
pengambilan keputusan dalam mengelola masalah
kesehatan
(Teori dan simulasi)

Menjelaskan (patofisiologi atau terminology


lainnya) data klinik dan laboratorium untuk
menentukan diagnosis pasti

Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan


mengacu pada evidence- based medicine
(Teori dan simulasi)

Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh


tindakan

Menjelaskan
parameter
dan
indikator
keberhasilan pengobatan .

Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada


penanganan penyakit .
(Teori dan simulasi)

120

1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Masalah Kesehatan

Tingkat Pencapaian
2
3A
3B

Keracunan

Sufokasi

3A

Perdarahan

3A

3B

Syok : hipovolemik, anafilaktik, kardiogenik, neurogenik

3A

3B

Pneumotoraks

3A

3B

Status asmatikus

3A

3B

Aspirasi pneumonia

3A

3B

Hemotoraks

3A

3B

Whiplash

3A

3B

Gigitan hewan berbisa

3A

3B

- Trauma kepala

3A

3B

- Kerusakan difus pada otak

3A

3B

- Konkusio and kontusio serebri

3A

3B

- Kematian sel-sel otak

3A

3B

- Perdarahan ekstradural

3A

3B

- Perdarahan subdural

3A

3B

- SAH

3A

3B

- Trauma mudula spnalis

3A

3B

- Luka bakar

3A

3B

- Dehidrasi

3A

3B

3B

4
4

Kecelakaan dan keadaan darurat neurologi

Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

121

1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat Pencapaian

Pertolongan pertama*

Consciousness by means of coma scale*

External cardiac masage*

Mask ventilation*

Intubasi*

Perawatan luka eksternal (luka, terbakar, distorsi, dislokasi, fraktur)*


Menghentikan perdarahan (tekanan langsung, pressure point, tekanan dengan
perban/pembalut*

Transport of casualty*

Terapi Cairan*

Heimlich manoeuvre*

Memasang perban*

Resusitasi dari mulut ke mulut/hidung*

Cardiac massage*

Initiate resuscitation*

Pertolongan pada gigitan hewan berbisa*

Pertolongan pada keracunan*

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

122

1/15/2009
4.18

BLOK ELEKTIF:

KESEHATAN LINGKUNGAN PADA WILAYAH KELAUTAN, PANTAI


DAN PERAIRAN

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INDUSTRI

KESEHATAN DAERAH PERBATASAN

4.18.1 KESEHATAN LINGKUNGAN PADA WILAYAH KELAUTAN, PANTAI DAN


PERAIRAN
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan
wilayah kelautan, pantai, dan perairan.

No
1

Komponen kompetensi
Mendiagnosis dan mengelola masalah
kesehatan lingkungan dengan
kekhususan wilayah kelautan, pantai,
dan perairan dan masalah kesehatan
individu yang berhubungan dengan
masalah kesehatan lingkungan tersebut

Mengintegrasikan tindakan prevensi


untuk mengatasi masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan

Hasil pembelajaran
Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan,
pantai dan perairan.
Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan,
pantai dan perairan.
Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
penyakit yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan.
Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan
masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan
wilayah kelautan, pantai dan perairan.
Dapat menyusun rencana intervensi medik dan non
medik, serta intervensi farmakologis dan bedah pada
penyakit yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan.
Dapat menyusun rencana intervensi kasus-kasus
gawat darurat yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan.
Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan,
pantai dan perairan sesuai situasi dan kondisi
Mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan
dengan kekhususan wilayah kelautan, pantai dan
perairan yang dapat berperan sebagai faktor risiko
penyakit/masalah kesehatan dan kemungkinan
mempengaruhi terapi

123

1/15/2009

Menerapkan prinsip-prinsip kedokteran


berbasis bukti dalam diagnosis dan
penatalaksanaan masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan

Mengelola
masalah
kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan melalui
keterampilan clinical reasoning untuk
menjamin hasil maksimal.

Mengelola
lingkungan
kedokteran

masalah
kesehatan
sesuai dengan etika

- Merencanakan, mengimplementasikan dan mencegah


masalah kesehatan lingkungan dengan kekhususan
wilayah kelautan, pantai dan perairan pada individu,
keluarga dan masyarakat
- Menentukan dasar ilmiah yang relevan yang
berhubungan dengan pengertian patofisiologi masalah
kesehatan lingkungan dengan kekhususan wilayah
kelautan, pantai dan perairan
- Mencari informasi untuk menjawab masalah klinik
yang timbul pada suatu kasus masalah kesehatan
lingkungan dengan kekhususan wilayah kelautan,
pantai dan perairan
- Menilai kualitas informasi yang didapat dari
kepustakaan atau konsultasi dalam konteks
kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine)
- Menerapkan pembelajaran berdasarkan kasus (casebased learning) pada saat diagnosis dan
penatalaksanaan masalah klinik yang berhubungan
dengan masalah kesehatan lingkungan dengan
kekhususan wilayah kelautan, pantai dan perairan
- Menilai kualitas informasi yang didapat dari proses
pembelajaran
berdasarkan
kasus
(case-based
learning)
- Menjunjung tinggi etika kedokteran pada saat
berhubungan dengan pasien sesuai dengan standar
profesi
- Menjaga kejujuran dan menunjukkan sikap yang baik
dalam hubungan dokter-pasien/penderita
- Menunjukkan sikap empati dan holistik
- Menyadari kelebihan dan keterbatasan masing-masing
di dalam menjalankan praktik sehari-hari
- Mengetahui alternatif penyelesaian pada saat
menghadapi kasus-kasus yang bertentangan dengan
etika kedokteran
- Memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (seperti
pembiayaan kesehatan) yang dapat berdampak pada
pelayanan kesehatan
- Menghormati perbedaan kepribadian, gaya hidup dan
kebudayaan dari pasien keluarganya
- Memahami hal-hal yang mungkin menimbulkan
prasangka dan diskriminasi yang berkaitan denga
umur, jenis kelamin, orientasi seksual, etnik,
ketidakmampuan dan status sosioekonomi
- Menunjukkan pemahaman dan dapat menerima
tanggung jawab dalam hal yang berhubungan dengan:
- Hak-hak azasi manusia
- Peresepan obat
- Tindakan pelanggaran fisik dan seksual
- Kode Etik Kedokteran Indonesia
- Penerbitan surat sehat, surat sakit dan surat
kematian
- Ligitation

124

1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Masalah Kesehatan/Penyakit
Pola-pola penyakit/masalah kesehatan wilayah kelautan, pantai, dan
perairan
Faktor-faktor lingkungan yang berhubungan dengan penyakitpenyakit yang sering terjadi di wilayah kelautan, pantai, dan
perairan:

- Malaria

Tingkat Pencapaian
2
3A
3B

3A

3B

- Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

3A

3B

- Filariasis

3A

3B

- Penyakit-penyakit kulit

3A

3B

- Penyakit dekompresi

3A

3B

3A

3B

- Gigitan hewan laut/sungai


Faktor-faktor kebiasaan/perilaku masyarakat setempat yang
mempengaruhi kesehatan
Pemanfaatan sumber daya hayati untuk peningkatan derajat
kesehatan

3A

3B

3A

3B

3A

3B

Pemafaatan air bersih

3A

3B

Pengelolaan air limbah rumah tangga

3A

3B

Pengelolaan sampah rumah tangga

3A

3B

Pengelolaan korban bencana banjir

3A

3B

- Penyakit yang berhubungan dengan pemanfaatan air bersih


Faktor-faktor lingkungan yang berhubungan dengan masalah kesehatan wilayah kelautan, pantai, dan
perairan
1
2
3A
3B
4
- Gangguan-gangguan gizi

Keterangan:
1

Mampu mengenal dan menempatkan gambaran klinik sesuai penyakit dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana
memperoleh informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu merujuk secepatnya ke dokter spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti
sesudahnya.

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan mampu memutuskan dan memberi terapi pendahuluan sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan dapat memutuskan dan menangani problem tersebut secara mandiri hingga tuntas
4

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

125

1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat Pencapaian

Pertolongan pada kasus tenggelam

Pertolongan pada kasus gigitan hewan-hewan air

Teknologi penyediaan air bersih*

Pemeriksaan kualitas air*

Pemeriksaan jentik nyamuk*

Pengelolaan air limbah rumah tangga*

Pengelolaan sampah rumah tangga*

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : * tingkat pencapaian 3 dan 4 dicapai pada tahap III (praktik klinik)

126

1/15/2009
4.18.2. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INDUSTRI
KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri.

No
1

Komponen kompetensi
Mendiagnosis dan mengelola masalah
kesehatan dan keselamatan kerja
industri

Mengintegrasikan tindakan prevensi


untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keselamatan kerja industri.

Menerapkan prinsip-prinsip kedokteran


berbasis bukti dalam diagnosis dan
penatalaksanaan masalah kesehatan dan
keselamatan kerja industri

Mengelola masalah kesehatan dan


keselamatan kerja industri melalui
keterampilan clinical reasoning untuk
menjamin hasil maksimal.

Hasil pembelajaran
- Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
dan keselamatan kerja industri
- Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
dan keselamatan kerja industri
- Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
penyakit yang berhubungan dengan masalah
kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan
masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Dapat menyusun rencana intervensi medik
- dan non medik, serta intervensi farmakologis dan
bedah pada penyakit yang berhubungan dengan
masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Dapat menyusun rencana intervensi kasus-kasus
gawat darurat yang berhubungan dengan masalah
kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan
lingkungan
dengan
masalah
kesehatan
dan
keselamatan kerja industri sesuai situasi dan kondisi
- Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang
dapat berperan sebagai faktor risiko masalah kesehatan
dan keselamatan kerja industri
- Merencanakan, mengimplementasikan dan mencegah
masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Menentukan dasar ilmiah yang relevan yang
berhubungan dengan pengertian patofisiologi masalah
kesehatan dan keselamatan kerja industri
- Mencari informasi untuk menjawab masalah klinik
yang timbul pada suatu kasus masalah kesehatan dan
keselamatan kerja industri
- Menilai kualitas informasi yang didapat dari
kepustakaan atau konsultasi dalam konteks
kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine)
- Menerapkan pembelajaran berdasarkan kasus (casebased learning) pada saat diagnosis dan
penatalaksanaan masalah kesehatan dan keselamatan
kerja industri
- Menilai kualitas informasi yang didapat dari proses
pembelajaran
berdasarkan
kasus
(case-based
learning)

127

1/15/2009
5

Mengelola masalah kesehatan dan


keselamatan kerja industri sesuai
dengan etika kedokteran

- Menjunjung tinggi etika kedokteran pada saat


berhubungan dengan pasien sesuai dengan standar
profesi
- Menjaga kejujuran dan menunjukkan sikap yang baik
dalam hubungan dokter-pasien/penderita
- Menunjukkan sikap empati dan holistik
- Menyadari kelebihan dan keterbatasan masing-masing
di dalam menjalankan praktik sehari-hari
- Mengetahui alternatif penyelesaian pada saat
menghadapi kasus-kasus yang bertentangan dengan
etika kedokteran
- Memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (seperti
pembiayaan kesehatan) yang dapat berdampak pada
pelayanan kesehatan
- Menghormati perbedaan kepribadian, gaya hidup dan
kebudayaan dari pasien keluarganya
- Memahami hal-hal yang mungkin menimbulkan
prasangka dan diskriminasi yang berkaitan denga
umur, jenis kelamin, orientasi seksual, etnik,
ketidakmampuan dan status sosioekonomi
- Menunjukkan pemahaman dan dapat menerima
tanggung jawab dalam hal yang berhubungan dengan:
- Hak-hak azasi manusia
- Peresepan obat
- Tindakan pelanggaran fisik dan seksual
- Kode Etik Kedokteran Indonesia
- Penerbitan surat sehat, surat sakit dan surat
kematian
- Ligitation

Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit


Masalah Kesehatan/Penyakit

Tingkat Pencapaian

Peyakit-penyakit akibat kerja (Occupational diseases)


Penyakit akibat kerja dari sumber bahaya fisik:
- Tuli
- Radiasi sinar-sinar radio aktif: seperti katarak, konjungtivitis
fotoelektra

3A

3B

3A

3B

- Gangguan suhu ekstrim: heat stroke, heat cramps, frosbite

3A

3B

- Tekanan yang tinggi: penyakit Caisson


- Penerangan yang kurang baik: kelainan pada indera peglihatan,
glare/silau

3A

3B

3A

3B

- Kapas: bisinosis, reaksi alergi: asma

3A

3B

3A

3B

Penyakit akibat kerja dari sumber bahaya kimia:


- Debu yang menyebabkan pneumokoniosis: silikosis, asbestosis, dll
- Uap :Metal fume fever, dermatitis, intoksikasi

3A

3B

- Gas: keracunan CO, H2S, dll

3A

3B

128

1/15/2009
Penyakit akibat kerja dari sumber bahaya biologi:
- Antraks (pada pekerja penyamak kulit)

3A

3B

- Brucella (pada pekerja penyamak kulit)

3A

3B

- Cummulative Trauma Disorders (CTDs)

3A

3B

- Low back pain

3A

3B

Penyakit akibat kerja dari sumber bahaya fisiologis-ergonomis:

- Kelelahan fisik

3A

3B

- Kelainan/kecacatan tubuh karena posisi kerja yang salah

3A

3B

- Penyakit jiwa (stress kerja) akibat kerja


Pedoman Penerapan Hiperkes dan Keselamatan Kerja di sektor
industri (berdasarkan Surat Edaran Kepala Badan Renbang tahun
1998)
- Metode pengukuran nilai ambang batas bahaya faktor kimia di
tempat kerja: kadar debu (total), Asbes, Silika bebas (SiO2), gas
Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Amoniak (NH3),
gas Hidrogen Sulfida (H2S), gas Ozon (O3), gas Karbon Monooksida
(CO), uap Asam Klorida (HCl), uap Asam Sulfat (H2SO4), Asam
Nitrat (HNO3) di udara tempat kerja, Klorin (Cl2), Benzen (C6H6),
Toluen (C7H8), Xilen (C8H9), Metil Merkaptan pestisida Glifosat,
pestisida Karbaril, Vinil Klorida Monomer (VCM), Timah Hitam
(Pb), Merkuri (Hg), Kadmium (Cd), Nikel (Ni), Mangan (Mn),
Klorin (Cl2), Formaldehid (Formalin), Metil Iso Butil Keton
(MIBK), Metil Etil Keton (MEK), Arsen (As)
- Metode pengukuran nilai ambang batas bahaya fisika di tempat
kerja: iklim kerja, intensitas kebisingan, intensitas penerangan,
intensitas getaran, radiasi gelombang mikro (microwave)
- Metoda pemeriksaan spesimen biologis tenaga kerja: pemeriksaan
kandungan timah hitam dalam darah, pemeriksaan kandungan
merkuri dalam urin, kandungan asam hipurat (pajanan toluen)
dalam urin, aktivitas kolinesterase dalam darah, kandungan fenol
(pajanan benzen) dalam urin, kandungan kromium (Cr) dalam darah,
kandungan Nikel (Ni) dalam darah, kandungan Mangan (Mn)
dalam darah, kandungan koproforfirin dalam urin, kandungan Znprotoforfirin dalam darah
- Metoda pengetesan aspek keselamatan kerja: pengetesan sarung
tangan tenaga kerja, helm tenaga kerja, sepatu kerja, tahanan
pentanahan penangkal petir, pengetesan kualitas air ketel , air
pengisi ketel, kualitas limbah cair industri, kualitas dan kuantitas
tutup telinga (ear plug/ear muff), alat pelindung mata dan wajah,
pelindung badan.

3A

3B

3A

3B

3A

3B

3A

3B

3A

3B

- Metoda pengukuran aspek ergonomi: antropometri tubuh tenaga


kerja pengukuran ukuran sarana kerja, kelelahan dengan test flicker
fusion

3A

3B

- Mengenal metoda pengukuran faktor-faktor lingkungan kerja, terdiri


dari : pengukuran intensitas getaran pada lengan dan tangan tenaga
kerja intensitas penerangan di lingkungan kerja, radiasi sinar ultra
violet di lingkungan kerja, indeks suhu basah dan bola di lingkungan
kerja, kadar debu total (tidak terklasifikasi) di udara lingkungan
kerja, pengukuran kadar serat asbes di udara lingkungan kerja.

3A

3B

Penyakit akibat kerja dari sumber bahaya mental-psikologis

129

1/15/2009
Kecelakaan akibat kerja
- Terjatuh

3A

3B

- Tertimpa benda jatuh

3A

3B

- Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh

3A

3B

- Terjepit oleh benda

3A

3B

- Gerakan-gerakan melebihi kemampuan

3A

3B

- Pengaruh suhu tinggi

3A

3B

- Terkena arus listrik

3A

3B

3A

3B

3A

3B

- Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi


Manajemen kesehatan kerja industri : peraturan-peraturan pemerintah
tentang kesehatan kerja, pemeriksaan kesehatan dalam rangka penempatan
kerja, pemeriksaan kesehatan berkala pada pekerja
Keterangan:
1

Mampu mengenal dan mengidenfikasi masalah-masalah kesehatan dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh
informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis yang sesuai

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri

Cat : Diprioritaskan untuk level 3 dan 4

Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat Pencapaian

Pengambilan data riwayat pekerjaan dan jenis bahaya di tempat kerja


Mengidentifikasi jenis bahaya, jika upaya pengendalian bahaya di tempat kerja
tidak berjalan secara adekuat
Menggambarkan konsekuensi penyakit atau cidera pada saat terjadinya kerusakan
atau ketidakmampuan
Mendiagnosis masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri dan masalah
kesehatan individu/pekerja yang berhubungan dengan masalah K3 tersebut
Penatalaksanaan masalah kesehatan dan keselamatan kerja industri dan masalah
kesehatan individu/pekerja yang berhubungan dengan masalah K3 tersebut

- Audiometri

- Fungsi paru

- Kapasitas kerja

Penanganan kecelakaan akibat kerja

Detoksifikasi

Pemeriksaan kesehatan kepada pekerja

130

1/15/2009
Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : Diprioritaskan untuk level 3 dan 4

4.18.3. KESEHATAN DAERAH PERBATASAN


KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mendiagnosis, mengelola dan mencegah masalah kesehatan daerah perbatasan.

No
1

Komponen kompetensi
Mendiagnosis dan mengelola masalah
kesehatan daerah perbatasan

Mengintegrasikan tindakan prevensi


untuk mengatasi masalah kesehatan
daerah perbatasan
.

Hasil pembelajaran
- Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
daerah perbatasan
- Memperoleh dan mencatat riwayat penyakit secara
lengkap dan kontekstual serta melakukan pemeriksaan
secara komprehensif pada berbagai masalah kesehatan
daerah perbatasan
- Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
penyakit yang berhubungan dengan masalah
kesehatan daerah perbatasan
- Dapat memilih dan menafsirkan pemeriksaan klinik
kasus-kasus gawat darurat yang berhubungan dengan
masalah kesehatan daerah perbatasan
- Dapat menyusun rencana intervensi medik
- dan non medik, serta intervensi farmakologis dan
bedah pada penyakit yang berhubungan dengan
masalah kesehatan daerah perbatasan
- Dapat menyusun rencana intervensi kasus-kasus
gawat darurat yang berhubungan dengan masalah
kesehatan daerah perbatasan
- Memonitor kemajuan pengelolaan masalah kesehatan
daerah perbatasan sesuai situasi dan kondisi
- Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang
dapat berperan sebagai faktor risiko masalah kesehatan
daerah perbatasan
- Merencanakan, mengimplementasikan dan mencegah
masalah kesehatan daerah perbatasan

131

1/15/2009
3

Menerapkan prinsip-prinsip kedokteran


berbasis bukti dalam diagnosis dan
penatalaksanaan masalah kesehatan
daerah perbatasan

- Menentukan dasar ilmiah yang relevan yang


berhubungan dengan pengertian patofisiologi masalah
kesehatan daerah perbatasan
- Mencari informasi untuk menjawab masalah klinik
yang timbul pada suatu kasus masalah kesehatan
daerah perbatasan
- Menilai kualitas informasi yang didapat dari
kepustakaan atau konsultasi dalam konteks
kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine)

Mengelola masalah kesehatan daerah


perbatasan
melalui
keterampilan
clinical reasoning untuk menjamin
hasil maksimal.

Mengelola masalah kesehatan daerah


perbatasan
sesuai
dengan
etika
kedokteran

- Menerapkan pembelajaran berdasarkan kasus (casebased learning) pada saat diagnosis dan
penatalaksanaan
masalah kesehatan daerah
perbatasan
- Menilai kualitas informasi yang didapat dari proses
pembelajaran
berdasarkan
kasus
(case-based
learning)
- Menjunjung tinggi etika kedokteran pada saat
berhubungan dengan pasien sesuai denga stnandar
profesi
- Menjaga kejujuran dan menunjukkan sikap yang baik
dalam hubungan dokter-pasien/penderita
- Menunjukkan sikap empati dan holistik
- Menyadari kelebihan dan keterbatasan masing-masing
di dalam menjalankan praktik sehari-hari
- Mengetahui alternatif penyelesaian pada saat
menghadapi kasus-kasus yang bertentangan dengan
etika kedokteran
- Memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (seperti
pembiayaan kesehatan) yang dapat berdampak pada
pelayanan kesehatan
- Menghormati perbedaan kepribadian, gaya hidup dan
kebudayaan dari pasien keluarganya
- Memahami hal-hal yang mungkin menimbulkan
prasangka dan diskriminasi yang berkaitan denga
umur, jenis kelamin, orientasi seksual, etnik,
ketidakmampuan dan status sosioekonomi
- Menunjukkan pemahaman dan dapat menerima
tanggung jawab dalam hal yang berhubungan dengan:
- Hak-hak azasi manusia
- Peresepan obat
- Tindakan pelanggaran fisik dan seksual
- Kode Etik Kedokteran Indonesia
- Penerbitan surat sehat, surat sakit dan surat
kematian
- Ligitation

132

1/15/2009
Daftar Masalah Kesehatan/Penyakit
Pengetahuan
Peraturan-peraturan atau kebijakan pemerintah tentang kesehatan
daerah perbatasan
Wabah penyakit menular pandemic

Tingkat Pencapaian
2
3A
3B

- Systemic Acute Respiratory Syndrome (SARS)

3A

3B

- Highly pathogenic Avian Influenza

3A

3B

- Human Immunedeficiency Virus-Acquired Immuno Deficiency


Syndrome (HIV AIDS)
- Poliomielitis

3A

3B

3A

3B

- Pes

3A

3B

- Demam bolak-balik

3A

3B

- Tifus bercak wabah

3A

3B

Penyakit-penyakit karantina

- Kolera

3A

3B

- Demam kuning (yellow fever)

3A

3B

Tindakan karantina

3A

3B

Penyalahgunaan obat-obat terlarang

3A

3B

Keterangan:
1

Mampu mengenal dan mengidenfikasi masalah-masalah kesehatan dengan merujuk ke literatur dan tahu bagaimana memperoleh
informasi lebih lanjut

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis yang sesuai

3A

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus non-emergensi)

3B

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan membuat keputusan apakah penderita perlu terapi awal sebelum dirujuk. Dokter mampu merujuk
ke dokter spesialis yang sesuai (untuk kasus-kasus emergensi)

Mampu mendiagnosis masalah-masalah kesehatan melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan (seperti laboratorium
sederhana, rontgen foto) dan memberikan penatalaksanaan secara mandiri

Cat : Diprioritaskan untuk level 3 dan 4

133

1/15/2009
Daftar Keterampilan
Keterampilan

Tingkat Pencapaian

Skrining masalah/penyakit daerah perbatasan

Tes urin untuk deteksi penyalahgunaan obat-obat terlarang

Rapid test untuk Highly pathogenic Avian Influenza


Tindakan karantina penyakit : pengambilan apus tikus, pemeriksaan kesehatan,
isolasi isi kapal dan pesawat

Keterangan:
1

Mengetahui dan mampu menjelaskan

Pernah melihat atau didemonstrasikan

Mampu melakukan dan pernah menerapkan di bawah superfisi

Mampu melakukan secara mandiri sampai tuntas

Cat : Diprioritaskan untuk level 3 dan 4

134

1/15/2009
4.19.

BLOK MANAJEMEN KESEHATAN DAN PENELITIAN

KOMPETENSI INTI
Setelah menyelesaikan blok ini Mahasiswa FK Unri mampu:
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks
pelayanan kesehatan tingkat primer
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu-terapan
informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan
dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer
Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan
Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam
praktik kedokteran
Menerapkan program keselamatan pasien

No
1

Komponen kompetensi
Mengelola penyakit, keadaan
sakit dan masalah pasien
sebagai individu yang utuh,
bagian dari keluarga dan
masyarakat

Mengelola
sumber
daya
manusia dan sarana
prasarana secara efektif dan
efisien dalam pelayanan
kesehatan primer dengan
pendekatan
kedokteran
keluarga

Memanfaatkan
kesehatan

Hasil pembelajaran
Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara
holistik, komprehensif, koordinatif, kolaboratif, dan bersinambung
dalam mengelola penyakit dan masalah pasien
(Teori dan simulasi)

Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin,


pemberi informasi, dan pengambil keputusan)
Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan
kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
Mengelola sumber daya manusia
Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana
(Teori dan simulasi)
informasi Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database
dalam praktik kedokteran secara efisien
Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktek kedokteran
dengan menganalisis arsipnya
Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan
(Teori dan simulasi)

135

1/15/2009
4

Menerapkan
keselamatan Menerapkan standar keselamatan pasien:
pasien
dalam
praktek
1. Hak pasien
kedokteran
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien
(teori)
Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasien:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan
pasien
7. Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien
(teori)
Memenuhi aspek Mediko- Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan
legal
dalam
praktek dengan:
kedokteran
Memahami UU Praktek Kedokteran No 29, 2004
Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan
yang mengatur praktik kedokteran
Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam
kebijakan kesehatan
(teori)

Daftar Substansi Kajian


Substansi Kajian
Tingkat/lini pelayanan kesehatan
Sistem Kesehatan Nasional
Manajemen pelayanan kesehatan tingkat pertama
Manajemen pelayanan kesehatan tingkat kedua
Manajemen pelayanan kesehatan tingkat ketiga
Kepemimpinan dalam pelayanan kesehatan
Pembiayaan pelayanan kesehatan
Manajemen perubahan
Pengelolaan sistem informasi dan teknologi kesehatan
Manajemen sumber daya manusia kesehatan
Manajemen pengelolaan logistik kesehatan dan farmasi

136

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Tingkat Pencapaian
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6

1/15/2009
Keterangan:
1

Mampu menyebutkan

Mempu menjelaskan

Mampu menerapkan

Mampu menganalisis

Mampu, mensintesis

Mampu mengevaluasi

Catatan :
Pada awal Semester 7 (3 minggu) mahasiswa sudah menyelesaikan proposal penelitian dan
mempresentasi proposal. Setelah disetujui mahasiswa mulai penelitian pada minggu ke 4.
Pada akhir semester 7 mahasiswa telah melaksanakan ujian skripsi.

137

1/15/2009
BAB VI
STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran dalam pelaksanaan KBK FK Unri menggunakan

metode

Problem-based learning (PBL) yang dilaksanakan secara parsial. Selain PBL, untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan, juga digunakan metode pembelajaran lainnya berupa
kegiatan perkuliahan, belajar mandiri dan praktik baik di laboratorium keterampilan maupun
di laboratorium biomedik.
Kegiatan PBL berupa kegiatan tutorial, dimana mahasiswa dibagi dalam grup-grup
yang berjumlah lebih kurang 7-10 orang yang difasilitasi oleh tutor. Tutor berperan sebagai
fasilitator yang bertanggung jawab untuk membimbing mahasiswa dalam kegiatan tutorial.
Tutor harus aktif dalam mengarahkan proses pembelajaran untuk memastikan bahwa grup
dapat mencapai sasaran pembelajaran yang diharapkan. Pada setiap kegiatan tutorial masingmasing anggota harus aktif dan interaktif sesama anggota dan memberikan kontribusi yang
positif dalam diskusi dan membina kerjasama yang konstruktif.
Pada kegiatan tutorial, mahasiswa menggunakan trigger yang ada pada setiap
skenario untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran. Trigger yang digunakan pada
skenario PBL dapat berupa kasus klinik, hasil-hasil penelitian, foto, video klip, artikel dari
koran dan jurnal ilmiah, pasien simulasi atau pasien sebenarnya, silsilah keluarga dan lainlain.
Kegiatan tutorial PBL di FK Unri terdiri dari 2 sesi. Tahap-tahap dalam kegiatan
tutorial (seven jumps Maastricht) terdiri dari:
1. Identifikasi dan klarifikasi istilah-istilah yang belum dimengerti dalam skenario,
membuat daftar hal-hal yang akan didiskusikan
2. Mendefinisikan masalah yang akan

didiskusikan,

setiap

mahasiswa boleh

memberikan pendapat yang berbeda, namun yang akan didiskusikan adalah masalah
yang telah disepakati bersama.
3. Curah pendapat, untuk mendiskusikan masalah, penjelasan terhadap berbagai masalah
berdasarkan pengetahuan terdahulu
4. Membuat resume dan membuat penjelasan sementara terhadap hal-hal yang
diidentifikasi pada tahap 2 dan 3
5. Menyusun tujuan pembelajaran
6. Belajar mandiri
7. Mahasiswa saling bertukar informasi yang didapat selama belajar mandiri

138

1/15/2009
Pada tutorial sesi 1 meliputi tahap 1 sampai 5, sedangkan tahap 7 dilakukan pada
tutorial sesi 2. Antara tutorial sesi 1 dan 2 mahasiswa melakukan belajar mandiri dan
melakukan kegiatan praktikum baik di laboratorium ketrampilan atau di laboratorium
biomedik yang dibimbing oleh instruktur. Setelah tutorial sesi 1 dan 2 dilanjutkan dengan
kegiatan pra pleno dan pleno. Pada kegiatan pra pleno setiap kelompok mempresentasikan
salah satu topik dalam skenario dihadapan seluruh kelompok dalam bentuk panel diskusi.
Kegiatan pleno dihadiri oleh seluruh mahasiswa peserta PBL, tutor dan case writer. Pada
kegiatan ini dilakukan presentasi kasus sesuai dengan skenario, serta diskusi dan klarifikasi
dari narasumber.
Pada pelaksanaan KBK FK Unri masih terdapat kuliah berupa kuliah pengantar dan
kuliah pakar. Kuliah pengantar berisi penjelasan tentang sistem pembelajaran PBL, modul
yang akan diberikan, kegiatan praktikum dan Computer Aided Instruction (CAI). Kuliah
pakar diselenggarakan untuk menyampaikan perkembangan terkini (recent advance),
magnitude of the problem, topik sulit atau apabila ada hal-hal yang perlu diklarifikasi pada
diskusi kelompok.
Melalui metode PBL ini diharapkan mahasiswa memperoleh beberapa keterampilan
dan sikap yaitu: kerjasama kelompok, kepemimpinan, mengemukakan pendapat, menghargai
pendapat yang berbeda, kemampuan menganalisis suatu karya ilmiah, belajar mandiri dan
kemampuan presentasi.

POLA KEGIATAN MINGGUAN


Jam
8-9
9-10
10-11
11-12
12-13
13-14

Senin
Kuliah
Pengantar
Tutorial 1

Selasa
Praktikum/
Skill lab

Rabu
Kuliah
Pakar/Mandiri
Tutorial 2

Kamis
Kuliah Pakar/
Mandiri
Praktikum/
Skill lab

Mandiri

Mandiri

Mandiri
ISHOMA

Mandiri

Mandiri

Mandiri

139

Mandiri

Jumat

Sabtu

Prapleno

Pleno

Mandiri

Mandiri

Praktikum/
skill lab

1/15/2009
BAB V
SISTEM EVALUASI
Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan KBK di FK Unri perlu didukung oleh
suatu sistem evaluasi yang baik. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen dan aspek
yang terlibat dalam penerapan KBK di FK Unri. Informasi yang didapatkan dari kegiatan
evaluasi ini akan dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
pelaksanaan KBK yang akan dijadikan masukan untuk perbaikan di masa yang datang.
5.1 EVALUASI KURIKULUM DAN PELAKSANAAN KBK
Evaluasi terhadap Kurikulum dilaksanakan oleh Medical Education Unit (MEU) dan
Senat Fakultas minimal satu kali dalam satu tahun. Evaluasi terhadap pelaksanaan KBK
meliputi evaluasi in put, proses dan out put dilakukan oleh Pembantu Dekan Bidang
Akademik, Tim Blok, dan MEU. Informasi yang didapatkan dari kegiatan evaluasi ini akan
dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan KBK
yang akan dijadikan masukan untuk perbaikan di masa yang datang.
5.2 EVALUASI TERHADAP MAHASISWA

Evaluasi terhadap mahasiswa meliputi ranah pengetahuan (knowledge), keterampilan


(skill) dan sikap (attitude).
5.2.1 Alat ukur evaluasi
Jenis alat ukur:
-

Multiple Choice Question (MCQ)/ True False Question (TFQ)

Essay Examination

Objective Structure Clinical Examination (OSCE)

Oral Examination (OE)

Makalah/ laporan

Skripsi

Hasil analisis obyektif tim attitude

140

1/15/2009
5.2.2 Jenis-jenis Evaluasi
1.

Evaluasi Blok
Evaluasi Blok adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir setiap blok. Komponen
evaluasi blok terdiri dari ujian tulis dan ujian skill / praktik . Mahasiswa diperkenankan
mengikuti ujian evaluasi Blok jika kehadiran minimal untuk tutorial 75% dan praktikum
skill 90%

2.

Progress Test
Progress Test adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai pengetahuan yang harus
dikuasai ketika mahasiswa lulus. Test ini berguna sebagai feed back blok-blok yang
diambil pada tahun sebelumnya. Progress test dilaksanakan untuk mahasiswa yang
sudah lulus semua blok pada tahun bersangkutan.
Progress test ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
klinik. Mahasiswa yang tidak lulus diwajibkan mengulang ujian pada tahun berikutnya
sampai lulus sebelum memasuki praktek klinik. Materi ujian tulis adalah materi-materi
dari berbagai bidang ilmu yang berhubungan dengan blok-blok pada tahun yang
bersangkutan.
Penilai: Penulis modul (Case writer) dan Tim Evaluasi

3.

Evaluasi Praktik Klinik


Evaluasi praktik klinik dilakukan pada setiap akhir rotasi bagian klinik yang
bersangkutan.

4.

Evaluasi attitude/profesional behaviour


Penilaian attitude dilakukan sepanjang pendidikan dan hasil penilaian attitude
dilaporkan setiap akhir blok. Penilaian dilakukan oleh tim penilai yang terdiri dari
jajaran pimpinan FK, penasehat akademik, tutor, instruktur, psikater(dosen) yang akan
dianalisis secara obyektif oleh tim penilai.
Pelanggaran dapat dilaporkan oleh seluruh civitas akademika FK UNRI dan dipelajari
secara objektif
Komponen penilaian attitude:
-

Kehadiran

- Ketaatan terhadap peraturan fakultas dan hukum atau norma yang berlaku dalam
masyarakat

141

1/15/2009

5.2.3 Kriteria Kelulusan


5.2.3.1 Kriteria Kelulusan Blok
Mahasiswa dinyatakan lulus apabila nilai yang diperoleh minimal C
Kriteria kelulusan blok dengan huruf A/B/C
Jika mahasiswa tidak lulus blok

harus mengulang blok yang bersangkutan di tahun

berikutnya (diberi kesempatan untuk remidi). Bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus
blok tersebut tetap mengikuti blok- blok selanjutnya. Kriteria Nilai blok meliputi penilaian
knowledge dan skill. Kriteria kelulusan knowledge dan skill adalah sebagai berikut :

Nilai Angka
81-100
75-80
69-74
63-68

Tabel Kriteria kelulusan


Nilai Mutu
A
B+
B
C

Knowledge
Angka Mutu
4
3,5
3
2

Nilai Angka
85-100
70-84

Tabel Kriteria Kelulusan


Nilai Mutu
A
B

Skill
Angka Mutu
4
3

Berdasarkan kriteria kelulusan knowledge dan skill maka didaptkan kriteria nilai akhir
blok adalah sebagai berikut :
Tabel Kriteria Nilai Akhir Blok
Nilai
mutu
A

Angka
mutu
4

Knowledge

Komponen
penilaian
Psychomotor/Skill

81-100 (A)

85-100 (A)

81-100 (A)

70-84 (B)

75-80 (B+)

85-100 (A)

75-80 (B+)

70-84 (B)

69-74 (B)

85-100 (A)

69-74 (B)

70-84 (B)

63-68 (C)

85-100 (A)

142

1/15/2009
C

63-68 (C)

70-84 (B)

Catatan :
Penilaian Attitude dilaporkan oleh tim Attitude kepada koordinator blok
5.2.3.2 Kriteria Kelulusan Progress Test
Evaluasi pada mahasiswa dilakukan berupa ujian Tulis
Kelulusan Progress Test ditentukan pada akhir pendidikan tahap II dengan Standar Kelulusan
sebagai berikut:
Nilai Angka

Nilai Mutu

Angka Mutu

81-100

80- 68

63-68

5.2.3.3 Kriteria Kelulusan Praktik Klinik


Evaluasi dilakukan pada akhir setiap siklus oleh bagian yang bersangkutan berupa .
a. Oral Examination
b. Obyektif Structure Clinical Examination
c. Penilaian attitude
Tabel Kriteria Nilai Akhir Praktik Klinik
Nilai
Angka
Komponen
mutu
mutu
penilaian
Knowledge
Psychomotor/Skill
A

81-100 (A)

85-100 (A)

81-100 (A)

70-84 (B)

75-80 (B+)

85-100 (A)

75-80 (B+)

70-84 (B)

69-74 (B)

85-100 (A)

69-74 (B)

70-84 (B)

63-68 (C)

85-100 (A)

63-68 (C)

70-84 (B)

143

1/15/2009
Catatan :
Penilaian Attitude dilaporkan oleh tim Attitude kepada koordinator bagian

5.2.4 Mengulang Ujian (Remidi)


. Mengulang ujian dilaksanakan:
1. Sesudah tidak lulus ujian blok
Remidi dilaksanakan pada saat libur semester, berupa ujian tulis dan ujian skill.
Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengulang 1 kali dan apabila tetap tidak lulus
mahasiswa diwajibkan mengulang Blok yang bersangkutan secara reguler
2. Apabila belum lulus progress test sebelum memasuki tahap klinik
Mahasiswa yang tidak lulus progress test wajib mengulang sampai lulus sebelum
memasuki tahap klinik.
3. Sesudah tidak lulus ujian kepaniteraan klinik
Waktu dan mekanisme ujian diserahkan ke bagian yang bersangkutan
5.2.5 Evaluasi Belajar Mahasiswa/ Kriteria Drop Out:
5.2.5.1. Evaluasi Mahasiswa PBUD
Mahasiswa PBUD diusulkan untuk Drop Out jika :
1. Gagal pada evaluasi I yaitu :
-

jika lulus kurang dari 4 blok pada semester II untuk mahasiswa yang lulus
matrikulasi

jika lulus kurang dari 2 blok pada semester I atau jika lulus kurang dari 4 blok
pada semester ke II untuk mahasiswa yang tidak lulus matrikulasi

2. Gagal pada Evaluasi ke II yaitu : jika lulus kurang dari 8 blok pada semester IV
3. Gagal pada evaluasi ke III yaitu : jika lulus kurang dari 16 blok pada semester ke VII
4. Melakukan pelanggaran attitude yang tidak bisa dimaafkan sesuai dengan analisis
obyektif tim evaluasi attitude
5.2.5.2. Evaluasi mahasiswa SPMB
Mahasiswa SPMB diusulkan untuk Drop Out jika :
1. Gagal evaluasi I yaitu : jika lulus kurang dari 8 blok pada semester IV
2. Gagal evaluasi II yaitu : jika lulus kurang dari 16 blok pada semester VII

144

1/15/2009
3. Melakukan pelanggaran attitude yang tidak bisa dimaafkan sesuai dengan analisis
obyektif tim evaluasi attitude

PERHITUNGAN SKS KE DALAM BLOK DI FK UNRI


(UNTUK TRANSKRIP NILAI)
Berdasarkan SK Mendikbud no 124/U/1979, untuk sarjana kedokteran 144-160 SKS (selama
4-6 th). Waktu efektif kuliah dalam satu semester adalah 19 minggu
Cara menghitung sks:
1 minggu = 1,2 sks. Jumlah minggu dalam 7 semester = 119 minggu untuk 19 blok.
SKS Blok = jumlah minggu x 1,2 yang hasilnya nanti dibulatkan (contoh: 7 minggu x 1,2= 8;
6 minggu x 1,2 = 7; dan 5 minggu x 1,2 = 6)
Total sks seluruh blok = 140
Skripsi
= 4 sks
Jumlah sks seluruhnya = 140 + 4 = 144 sks
Untuk menyelesaikan sarjana kedokteran mahasiswa di FKUnri harus menyelesaikan 144
sks.
FORMAT TRASNKRIP NILAI MAHASISWA
No
Nama Blok
Kode
Mata
Kuliah
1
Proses belajar dan humaniora
BLK01
2
Dasar-dasar Ilmu Kedokteran,
Metodologi
Penelitian
dan BLK02
Biostatistik
3
Siklus Kehidupan Manusia
BLK03
4
Kardivaskuler
BLK04
5
Respirasi
BLK05
6
Muskuloskletal
BLK06
7
Hemato Imunologi
BLK07
8
Saraf
BLK08
9
Urologi dan cairan tubuh
BLK09
10 Endokrin dan Metabolisme
BLK10
11 Indera
BLK11
12 Kulit dan integumen
BLK12
13 Digestif dan Nutrisi
BLK13
14 Reproduksi
BLK14
15 Kesehatan Jiwa
BLK15
16 Multisistem dan evidence based
medicine
BLK16
17 Kegawatdaruratan
BLK17
18 Elektif
BLK18

145

Minggu

SKS

7
6

8
7

6
7
7
5
6
7
6
7
7
5
7
7
5
7

7
8
8
6
7
8
7
8
8
6
8
8
6
8

7
5

8
6

Nilai

Bobot

1/15/2009
19
20

Manajemen
penelitian
Skripsi
TOTAL

Kesehatan

dan
BLK19
IKP310

19

23

4
159

IPK: Bobot dibagi jumlah sks

LAMPIRAN 1. SKILL LAB : CHECK LIST PENILAIAN ANAMNESIS KASUS PARU

No

Aspek Keterampilan
0

Aspek keterampilan komunikasi


1
Mempersilahkan pasien/keluarga duduk
2
Memperlihatkan sikap menerima (permisif)
3
Menanyakan identitas pasien pada awal anamnesis
4
Melakukan cross check
5
Menggunakan bahasa verbal dan non-verbal yang mudah dipahami
6
Mengajukan pertanyaan dengan tepat dan rasional
7
Mampu mencatat dan mengutarakan kembali secara runtut
8
Menjadi pendengar yang baik
9
Menyediakan waktu yang cukup kepada pasien untuk mengekspresikan dirinya
10 Penampilan baik, ramah dan berwibawa
11 Mengembangkan empati dan rasa saling mempercayai
12 Menjelaskan kepentingan dan manfaat informasi yang diberikan terhadap pemeriksaan
selanjutnya, diagnosis dan penatalaksanaan
13 Menjamin kerahasiaan data pasien
Aspek medis
14 Menanyakan nama, umur, alamat dan pekerjaan pasien
15 Menanyakan apa dan kapan keluhan dirasakan
16 Membedakan antara hemoptisis dengan hematemesis
17 Menanyakan kuantitas, frekuensi dan lama keluhan diderita
18 Menanyakan keluhan lain yang mungkin menyertai keluhan utama
19 Menanyakan apakah keluhan sekarang menganggu fungsi tubuh lainnya
20 Menanyakan penyebaran keluhan
21 Menanyakan akibat keluhan terhadap fungsi normal tubuh
22 Menanyakan riwayat pengobatan yang pernah dilakukan
23 Menanyakan riwayat penyakit dahulu
24 Menanyakan kebiasaan/riwayat pekerjaan yangmungkin berhubungan dengan penyakit
sekarang
25 Menanyakan riwayat penyakit keluarga, lingkungan, social ekonomi dan status gizi
26 Menyusun anamnesis dalam bentuk resume/ringkasan anamnesis
Jumlah

Keterangan:
0=Tidak dilakukan
1= Dilakukan tapi tidak benar
2=Dilakukan dengan benar

146

Nilai
1 2

1/15/2009
Nilai = Jumlah
52

x 100

= (rentang nilai 0-100)

LAMPIRAN 2. FORMULIR EVALUASI TUTOR


Nama Tutor
Grup
Kasus
Tanggal

:
:
:
:

Petunjuk penilaian
Berilah tanda () pada kolom yang sesuai menurut anda, skor menunjukkan derajat penilaian
terhadap tutor untuk masing-masing kriteria penilaian.
Kriteria Penilaian

Sagat
baik

Baik Cukup kurang Sangat


kurang

Responsibilitas
Tutor
memberikan
dorongan
kepada
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam
diskusi
Tutor menunjukkan perhatian yang baik
dalam memfasilitasi setiap sesi PBL
Tutor membimbing mahasiswa dengan baik
Umpan balik
Tutor
memberikan
saran-saran
yang
bermanfaat kepada mahasiswa
Tutor memberikan dorongan agar mahasiswa
memberikan umpan balik yang konstruktif
terhadap anggota grupnya
Komentar/masukan:
.
.
.

147

1/15/2009

LAMPIRAN 3. FORMULIR EVALUASI INSTRUKTUR


Nama Instruktur
Grup
Kasus
Tanggal

:
:
:
:

Petunjuk penilaian
Berilah tanda () pada kolom yang sesuai menurut anda, skor menunjukkan derajat penilaian
terhadap tutor untuk masing-masing kriteria penilaian.
Kriteria Penilaian

Sagat
baik

Baik Cukup kurang Sangat


kurang

Responsibilitas
Instruktur memberikan dorongan kepada
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam
praktek
Instruktur menunjukkan perhatian yang baik
dalam mengarahkan mahasiswa dalam
melakukan kegiatan praktek secara prosedural
Instruktur membimbing mahasiswa dengan
baik
Umpan balik
Instruktur memberikan saran-saran dan
kritikan yang bermanfaat kepada mahasiswa
Instruktur memberikan dorongan agar
mahasiswa memberikan umpan balik yang
konstruktif terhadap anggota grupnya
Komentar/masukan:
.
.
.

148

1/15/2009

149

Anda mungkin juga menyukai