Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu komponen utama dalam
penyelenggaraan pendidikan, termasuk pendidikan anak usia dini. Para
pengelola dan pendidik anak usia dini (pengasuh, guru pendamping, dan
guru) hendaknya memiliki pemahaman yang utuh tentang makna
kurikulum, penyusunan kurikulum, dan pengembangannya. Melalui
kurikulum akan diketahui arah pengembangan yang akan dicapai dari
suatu satuan pendidikan.
Menyusun kurikulum merupakan tugas pendidik dan pengelola
satuan pendidikan, termasuk pada pendidikan anak usia dini.
Pengetahuan tentang berbagai pendekatan dan rambu-rambu
penyusunan kurikulum membantu pendidik dalam mengembangkan
kurikulum yang sesuai dengan anak, baik dilihat dari dimensi
perkembangan maupun dimensi lingkungan sosial di mana anak berada.
Penyusunan kurikulum bukanlah tugas yang susah apabila dikerjakan
secara serius dan mendasarkan diri pada tugas sebagai pendidik. Namun
demikian banyak pendidik yang merasa kesulitan dalam menyusun
kurikulum karena tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang utuh
tentang bagaimana kurikulum itu harus disusun dan dikembangkan.
Akhirnya tidak jarang pendidik yang melakukan kegiatan tidak
mendasarkan pada kurikulum.
Praktek pendidikan anak usia dini yang tidak berbasis pada
kurikulum dapat membuat pendidik tidak memiliki keyakinan dalam
melaksanakan pekerjaannya, karena tidak memiliki panduan/pedoman
yang akan memandu dirinya selama melaksanakan kegiatan bersama
anak. Kegiatan yang mestinya memberikan pengalaman belajar bagi
anak secara menyenangkan dan bermakna tidak dapat terwujud hanya
karena pendidik tidak tahu apa yang hendaknya dilakukan bersama anak.

1
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan di atas secara konsisten menjadi rujukan dalam


mengembangkan tujuan kurikulum 2013. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini yang diberlakukan mulai


tahun ajaran 2014/2015 memenuhi kedua dimensi tersebut. Untuk
menerapkan kedua dimensi tersebut, maka seluruh pendidik dan
pengelola PAUD harus memahami kerangka dan struktur kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini agar dalam penyelenggaraan program PAUD
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Dengan demikian, harus benar ketika membaca dan memahami


sesuai nomenklatur yang dimaksudkan dalam kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini. Materi ini penting sebagai payung sebelum
para pendidik mengembangkan lebih jauh dari kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini.

2
Melalui bahan ajar ini para pendidik diharapkan mendapatkan
informasi yang utuh tentang kurikulum dan dapat melakukan penyusunan
dan pengembangan kurikulum pada satuan pendidikan anak usia dini.

B. Tujuan

Modul/bahan ajar ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan


pemahaman pelatih dan peserta pelatihan dalam memahami
pengembangkan kurikulum pendidikan anak usia dini.

C. Ruang Lingkup

Modul ini meliputi aspek yang berkaitan penyusunan dan pengembangan


kurikulum mulai dari:
1. Memahami Pengertian Kurikulum
2. Memahami Tujuan Kurikulum Paud
3. Memahami Karakteristik Kurikulum Paud
4. Memahami Landasan Pengembangan Kurikulum
5. Memahami Struktur Kurikulum
6. Memahami Lama Waktu Belajar
7. Memahami Indikstor Perkembangan
8. Memahami Penyusunan Kurikulum Lembaga

D. Petunjuk Belajar

Untuk memahami secara utuh terhadap materi yang disajikan ini, cara
yang dapat dilakukan oleh peserta pelatihan adalah:
1. Membaca secara utuh bahan ajar
2. Membuat kata kunci dari setiap paragraf
3. Menjawab latihan-latihan yang ada

3
BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI

A. Kompetensi

Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta setelah mengikuti


materi pelatihan ini adalah pemahaman struktur kurikulum PAUD,
memahami muatan kurikulum dan penyusunan KTSP.

B. Indikator

Dari kompetensi di atas disusun indikator yang menjadi gambaran


spesifik dari perilaku yang diharapkan.

1. Memahami Pengertian Kurikulum


2. Memahami Tujuan Kurikulum Paud
3. Memahami Karakteristik Kurikulum Paud
4. Memahami Landasan Pengembangan Kurikulum
5. Memahami Struktur Kurikulum
6. Memahami Lama Waktu Belajar
7. Memahami Indikstor Perkembangan
8. Memahami Penyusunan Kurikulum Lembaga

C. Materi/Sub Materi

Untuk mencapai kompetensi di atas, disusun sejumlah materi dan


submateri diklat sebagai berikut:

1. Memahami Struktur Kurikulum PAUD; Pengertian,tujuan, dan


kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini

2. Memahami 6 Program Pengembangan; Program Pengembangan


Nilai Agama dan Moral, Fisik Motorik, Kognitif, Bahasa, Sosial
Emosional dan

3. Memahami Muatan Kurikulum PAUD ; Pengertian, Muatan Kurikulum,


Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Pemetaan Lingkup
Perkembangan dan Kompetensi Dasar, Lama Belajar, Indikator

4
Perkembangan, Keterkaitan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan
Indikator

4. Memahami penyusunan KTSP: visi, misi, karakteristik, muatan


pembelajaran, kalender pendidikan, program tahunan, lama belajar,
indicator.

D. Metode

Pelatihan ini diharapkan dapat dilakukan dengan menggunakan metode


yang bervariasi dengan harapan proses pelatihan berlangsung saecara
kondusif dan tidak membosankan. Beberapa metode yang dapat
dipergunakan dalam pelatihan ini adalah:

1. Ceramah

2. Curah Pendapat

3. Penugasan

4. Diskusi Kelompok

E. Penilaian

Untuk mengetahui keberhasilan dalam pelatihan untuk materi di atas


dilakukan penilaian terhadap dua hal, yaitu; 1) pencapaian kompetensi
peserta pelatihan yang diukur dengan tes hasil belajar dan hasil kerja
yang dilaporkan oleh peserta pelatihan; dan 2) proses diklat untuk melihat
efektivitas pelaksanaan pelatihan, mulai dari penampilan pelatih,
pengelolaan pembelajaran, penguasaan materi, penggunaan metode,
dan lainnya. Di dalam prosesnya, penilaian dapat dilakukan secara lisan
ataupun tulisan.

F. Alokasi Waktu

Pembelajaran untuk materi kurikulum ini dilaksanakan dengan


pendekatan, yaitu teori sebanyak 2 Jam pelajaran dan praktek sebanyak

5
4 jam pelajaran. Pada bagian teori lebih diarahkan untuk meningkatkan
pemahaman yang utuh tentang struktur kurikulum dan program
pengembangan, sedangkan pada bagian praktek lebih diarahkan untuk
menyusun muatan pembelajaran.

G. Sumber Belajar

Beberapa sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk memperdalam


materi ini di antaranya:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan perubahan yang kedua
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015
2. Peraturan Presiden Nomor 60 Tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 Tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum tahun
2013 pasal 7.
6. Buku tentang Pengembangan Kurikulum 2013 PAUD yang
dikeluarkan oleh direktorat pembinaan PAUD.

H. Media Pembelajaran

Media yang dapat dimanfaatkan oleh pelatih dalam menyajikan materi ini,
di antaranya adalah:

6
1. Power Point tentang Materi ini

2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

7
BAB III
KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

1. Pemahaman struktur kurikulum PAUD


Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
dan lama belajar.
Muatan kurikulum berisi program-program pengembangan, yang
terdiri: (1) program pengembangan nilai agama dan moral, (2) program
pengembangan fisik motorik, (3) program pengembangan kognitif, (4)
program pengembangan bahasa, (5) program pengembangan sosial-
emosional, dan (6) program pengembangan seni. Program
pengembangan dimaksud adalah perwujudan suasana belajar untuk
berkembangnya perilaku, kematangan berpikir, kinestetik, bahasa, sosial
emosional, dan bahasa melalui kegiatan bermain. Suasana belajar
diartikan segala sesuatu yang dapat mendorong minat anak untuk belajar.
Anak dapat belajar dengan baik apabila:
1. Orang-orang yang ada di sekitarnya menyenangkan. Guru yang
ramah, memperlakukan semua anak secara adil, teman bermain yang
saling menerima, komunikasi yang hangat, terbuka, santun, dan
terjadi dalam dua arah.
2. Lingkungannya menyenangkan. Tersedia alat main yang memadai,
bersih, tertata dengan tepat sesuai dengan pertumbuhan fisik anak,
dan dapat digunakan oleh anak sesuai dengan pikirannya. Luas
tempat di dalam dan di luar cukup untuk anak dapat melakukan
kegiatan dengan nyaman adalah pijakan lingkungan yang sangat
mendukung kebebasan anak berkreasi.
3. Proses pembelajaran yang mendukung kebebasan berpikir, tanpa
tekanan, sedikit instruksi dan pembatasan dari guru. Guru memberi
respon yang tepat saat anak bertanya, memberikan penguatan disaat

8
anak menemukan sesuatu/berhasil melakukan sesuatu, memberikan
bantuan saat anak memerlukan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
sebagai kerangka kerja (framework) yang berisi rencana dan
implementasi sebuah program untuk mengembangkan semua aspek
perkembangan anak dalam menyiapkan anak mencapai keberhasilan di
sekolah dan tahap selanjutnya melalui pengalaman belajar yang
bermakna, menarik, dan berkualitas tinggi.

PAUD merupakan pendidikan yang paling fundamental karena


perkembangan anak di masa selanjutnya sangat ditentukan oleh
berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini. Pendidikan
anak usia dini harus dipersiapkan secara terencana dan bersifat holistik-
integratif agar dimasa emas perkembangan anak mendapatkan stimulasi
yang utuh, untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.
Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan potensi
tersebut adalah dengan program pendidikan yang terstruktur. Komponen
untuk pendidikan yang terstruktur adalah kurikulum.

Kurikulum memandu guru untuk memenuhi seluruh area belajar yang


digunakan anak dengan memakai pendekatan pembelajaran yang tepat,
strategi penataan lingkungan yang sesuai untuk mendukung
berkembangnya kualitas kemampuan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya. Guru harus memiliki visi yang kuat tentang apa yang
ingin dikembangkan pada anak, pengetahuan dan keterampilan yang
dapat dipelajari anak, dan sikap yang akan ditanamkan pada anak.

9
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk
mendorong perkembangan peserta didik secara optimal melalui
pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan sehingga anak
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
mendukung anak berhasil di sekolah dan pendidikan pada tahap
selanjutnya.

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan atas


dasar pengkajian landasan filosofis, sosiologis, teoritis, psikologis-
pedagogis, dan yuridis yang jelas dan telah teruji secara empiris.
1. Landasan Filosofis

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merujuk pada filosofi


sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini mengenalkan pengalaman belajar
dalam konteks budaya Indonesia. Budaya menjadi latar, sekaligus
konten dalam pembelajaran PAUD untuk membangun kompetensi
diri yang diperlukan bagi kehidupan dimasa kini dan masa depan
yang menunjang pengembagan budaya secara kreatif.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini mengenalkan budaya
bangsa sebagai milik kehidupan anak. Anak diharapkan peduli,
mengenal, menyayangi, dan bangga terhadap budaya bangsa
yang harus dirawat dan dilestarikan serta dijadikan latar kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
c. Peserta didik adalah pembelajar yang aktif dan memiliki talenta
untuk belajar mengenai berbagai hal yang ada di sekitarnya.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, memfasilitasi anak
membangun pengalaman melalui proses belajar aktif sesuai
dengan minat anak. Anak didukung untuk memiliki banyak
pengetahuan tentang diri dan lingkungan, serta menguasai

10
berbagai keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan
dirinya di masa depan.
d. Proses pendidikan memerlukan keteladanan, pengayoman terus
menerus dan secara berkesinambungan sebagaimana
dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam filosofi: ing ngarso
sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Guru
sebagai hendaklah dapat menjadi teladan (role model) bagi anak
dalam bersikap dan berperilaku. Guru juga membangun minat dan
keinginan anak untuk terus belajar melalui kegiatan yang
menyenangkan. Guru menjadi fasilitator yang diperlukan anak
untuk belajar.
e. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain ditujukan untuk
mengembangkan seluruh kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan melalui kegiatan belajar melalui
bermain yang menyenangkan.
2. Landasan Sosiologis

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan


dengan landasan sosiologis dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran menyesuaikan dengan tuntutan dan norma-norma yang
berlaku pada masyarakat dimana anak tinggal. Kurikulum PAUD
mengangkat keanekaragaman budaya sebagai kekayaan budaya yang
perlu dilestarikan dan dikembangkan. Perbedaan kebiasaan-budaya-
agama-fisik harus mampu mengembangkan sikap saling memahami dan
menghargai.
3. Landasan Psikologis-Pedagogis

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diterapkan melalui


proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan
karakteristik anak usia dini. Setiap anak memiliki keunikan baik dari
kecepatan kematangan perkembangan, cara belajar, minat, maupun
bakat yang dimilikinya. Guru harus mengetahui cara mengelola
pembelajaran yang sesuai dengan kerakteristik anak usia dini. Hal yang

11
penting dipahami oleh guru bahwa anak akan belajar dengan baik bila
dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan. Guru diharapkan
memahami tahapan perkembangan anak dan teknik pembelajaran yang
sesuai dengan cara belajar anak.
4. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan


berdasarkan berbagai teori yakni; (1) teori perkembangan anak;
menyatakan bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang kompleks,
tergantung pada kecapatan perkembangan masing-masing, (2) teori
perkembangan otak, bahwa jejaring antar sel neuron menentukan
kemampuan dan kecerdasan berpikir seseorang, dimana jejaring tersebut
dibangun sangat cepat pada usia dini. Disamping itu dinyatakan bahwa
pembelajaran pada usia dini paling tepat dilakukan dengan cara
melakukan langsung dengan benda nyata untuk merangsang sensitifitas
penginderaan, (3) teori pedagogis, menekankan bahwa anak belajar
dalam kondisi lingkungan yang aman, nyaman, yang dapat merangsang
keinginan anak untuk mencari tahu dan melakukan.

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini mengembangkan


kompetensi-kompetensi dasar yang dicapai melalui pengalaman belajar
seluas-luasnya bagi anak untuk mengembangkan kemampuan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak.
5. Landasan Yuridis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan
landasan yuridis sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan

12
yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan perubahan yang kedua
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015
e. Peraturan Presiden Nomor 60 Tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik-Integratif; dan
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
Dini.
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini.
2. Memahami muatan kurikulum

Kemampuan yang diharapkan dicapai anak setelah mengikuti proses


pembelajaran yang dirancang melalui kurikulum disebut kompetensi.
Kompetensi dalam kurikulum PAUD mengacu pada perkembangan anak.
Kompetensi Inti PAUD merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD di usia 6
(enam) tahun. Kompetensi Inti yang disingkat menjadi KI.

Secara terstruktur kompetensi inti dimaksud mencakup:


1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan

KI – 1 mencerminkan kecerdasan spiritual sebagai sikap kesadaran


mengenal agama yang dianutnya. KI – 2 mencerminkan kecerdasan sosial-
emosional sebagai sikap dan perilaku yang mengenal perasaan diri, orang
lain, dan nilai-nilai sosial yang sesuai dengan norma serta budaya yang
berlaku. KI – 3 mencerminkan kecerdasan logika matematika, bahasa,

13
natural, dan seni. KI – 4 mencerminkan kemampuan praktis yang diharapkan
dikuasai anak dalam bentuk hasil karya, gagasan, dan motorik.

Kompetensi Inti sebagai dasar untuk pengembangan Kompetensi


Dasar. Rumusan masing-masing kompetensi inti terurai pada tabel di bawah ini.

KOMPETENSI INTI
KI-1 Menerima ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis,
percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu
menyesuaikan diri, jujur, dan santun dalam berinteraksi dengan
keluarga, pendidik dan/atau pengasuh, dan teman
KI-3 Mengenali diri, keluarga, teman, guru dan/atau pengasuh, lingkungan
sekitar, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain dan
satuan PAUD dengan cara: mengamati dengan indra (melihat,
mendengar, menghidu, merasa, meraba); menanya; mengumpulkan
informasi; mengolah informasi/mengasosiasikan, dan
mengkomunikasikan melalui kegiatan bermain
KI-4 Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan
melalui bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif,
serta mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang
mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik, kemampuan awal anak serta
tujuan setiap program pengembangan. Dalam merumuskan Kompetensi
Dasar juga memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu program pengembangan yang hendak
dikembangkan.

Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai


dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:

14
1. Kompetensi Dasar sikap spiritual (KD-1) dalam rangka
menjabarkan KI-1
2. Kompetensi Dasar sikap sosial (KD-2) dalam rangka
menjabarkan KI-2
3. Kompetensi Dasar pengetahuan (KD-3) dalam rangka
menjabarkan KI-3
4. Kompetensi Dasar keterampilan KD-4) dalam rangka
menjabarkan KI-4.

Uraian dari setiap Kompetensi Dasar untuk setiap kompetensi


inti adalah sebagai berikut.

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

KI-1. Menerima ajaran 1.1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-


agama yang dianutnya Nya
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar sebagai rasa syukur
kepada Tuhan
KI-2. Memiliki xlviii.1.Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup
sehat
perilaku hidup sehat, rasa
xlviii.2.Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
ingin tahu, kreatif dan
ingin tahu
estetis, percaya diri, xlviii.3.Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
disiplin, mandiri, peduli, kreatif
mampu bekerjasama, xlviii.4.Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

mampu menyesuaikan estetis


xlviii.5.Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
diri, jujur, dan santun
percaya diri
dalam berinteraksi dengan xlviii.6.Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
keluarga, guru dan/atau taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih
pengasuh, dan teman kedisiplinan

15
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

xlviii.7.Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap


sabar (mau menunggu giliran, mau
mendengar ketika orang lain berbicara) untuk
melatih kedisiplinan
xlviii.8.Memiliki
perilaku yang mencerminkan
kemandirian
xlviii.9.Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

peduli dan mau membantu jika diminta


bantuannya
xlviii.10. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

menghargai dan toleran kepada orang lain


xlviii.11. Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan

diri
xlviii.12. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
tanggung jawab
xlviii.13. Memiliki
perilaku yang mencerminkan sikap
jujur
xlviii.14. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

rendah hati dan santun kepada orang tua,


pendidik, dan teman
KI-3. Mengenali 3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
3.2. Mengenal perilaku baik sebagai cerminan
diri, keluarga, teman,
akhlak mulia
pendidik dan/atau 3.3. Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan
pengasuh, lingkungan gerakannya untuk pengembangan motorik
sekitar, teknologi, seni,
kasar dan motorik halus
dan budaya di rumah, 3.4. Mengetahui cara hidup sehat
3.5. Mengetahui cara memecahkan masalah
tempat bermain dan
sehari-hari dan berperilaku kreatif
satuan PAUD dengan 3.6. Mengenal benda -benda disekitarnya (nama,
cara: mengamati dengan warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara,
indra (melihat, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)

16
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3.7. Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman,


tempat tinggal, tempat ibadah, budaya,
transportasi)
3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman,
cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
3.9. Mengenal teknologi sederhana (peralatan
rumah tangga, peralatan bermain, peralatan
pertukangan, dll)
3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan
mendengar, menghidu, membaca)
merasa, meraba); 3.11. Memahami bahasa ekspresif
menanya; mengumpulkan (mengungkapkan bahasa secara verbal dan
informasi; mengolah non verbal)
3.12. Mengenal keaksaraan awal melalui bermain
informasi/ 3.13. Mengenal emosi diri dan orang lain
mengasosiasikan, dan 3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat
mengomunikasikan diri
3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
melalui kegiatan bermain
4.1. Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari
KI-4.
dengan tuntunan orang dewasa
Menunjukkan yang
4.2. Menunjukkan perilaku santun sebagai
diketahui, dirasakan,
cerminan akhlak mulia
dibutuhkan, dan dipikirkan 4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk
melalui bahasa, musik, pengembangan motorik kasar dan halus
gerakan, dan karya 4.4. Mampu menolong diri sendiri untuk hidup

secara produktif dan sehat


4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara
kreatif, serta
kreatif

17
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana


benda-benda disekitar yang dikenalnya
(nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat,
suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
melalui berbagai hasil karya
4.7. Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk
gambar, bercerita, bernyanyi, gerak tubuh, dll
tentang lingkungan sosial (keluarga, teman,
tempat tinggal, tempat ibadah, budaya,
transportasi)
4.8. Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk
gambar, bercerita, bernyanyi, gerak tubuh, dll
tentang lingkungan alam (hewan, tanaman,
cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
4.9. Menggunakan teknologi sederhana (peralatan
mencerminkan perilaku
rumah tangga, peralatan bermain, peralatan
anak berakhlak mulia
pertukangan, dll) untuk menyelesaikan tugas
dan kegiatannya
4.10. Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif
(menyimak dan membaca)
4.11. Menunjukkan kemampuan berbahasa
ekspresif (mengungkapkan bahasa secara
verbal dan non verbal)
4.12. Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal
dalam berbagai bentuk karya
4.13. Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar
4.14. Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan
minat diri dengan cara yang tepat
4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media

18
KD-1 dan KD-2 berupa sikap dan perilaku yang diharapkan
berkembang pada diri anak setelah mendapatkan stimulasi melalui
kurikulum yang diterapkan di satuan PAUD. Pencapaian KD-1 dan KD-2
dilakukan melalui kegiatan rutin yang diterapkan di satuan PAUD
sepanjang hari dan sepanjang tahun dengan pembiasaan dan
keteladanan dari pendidik.

KD-3 dan KD-4 berupa kemampuan pengetahuan dan


keterampilan dikembangkan melalui kegiatan bermain yang terprogram
melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang disusun oleh
satuan PAUD.
Lama Belajar yang diharapkan pada setiap kelompok usia
dialokasikan jumlah waktu minimal layanan dalam satu minggu. Jumlah
waktu minimal tersebut adalah:
1. Kelompok usia lahir sampai 2 (dua) tahun dengan lama belajar paling
sedikit 120 menit per minggu;
2. Kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama
belajar paling sedikit 360 menit per minggu; dan
3. Kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama
belajar paling sedikit 900 menit per minggu.
4. Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat
melakukan pembelajaran 900 menit perminggu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c, wajib melaksanakan pembelajaran
540 menit dan ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.
5. Pengasuhan terprogram sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan kegiatan pengasuhan orang tua yang dibina oleh satuan
PAUD.

Indikator perkembangan merupakan penanda kemampuan


yang dicapai anak pada usia tertentu. Untuk mempertegas kedudukan

19
indikator, maka indikator perkembangan harus dipahami sebagai
berikut:
a. Indikator perkembangan merupakan kontinum perkembangan
peserta didik PAUD dari usia lahir sampai 6 tahun dan dijabarkan
berdasarkan kelompok usia.
b. Indikator perkembangan dirumuskan berdasarkan Kompetensi
Dasar (KD).
c. Indikator perkembangan untuk KD pada KI 3 dan KI 4 menjadi
satu untuk memberikan pemahaman bahwa pengetahuan dan
keterampilan merupakan dua hal yang menyatu.
d. Indikator pencapaian perkembangan dikembangkan berdasarkan
kelompok usia:
1) Lahir sampai usia 3 (tiga) bulan;
2) Usia 3 (tiga) bulan sampai usia 6 (enam) bulan;
3) Usia 6 (enam) bulan sampai usia 9 (sembilan) bulan;
4) Usia 9 (sembilan) bulan sampai usia 12 (dua belas) bulan;
5) Usia 12 (dua belas) bulan sampai usia 18 (delapan belas)
bulan;
6) Usia 18 (delapan belas) bulan sampai usia 2 (dua) tahun;
7) Usia 2 (dua) tahun sampai usia 3 (tiga) tahun;
8) Usia 3 (tiga) tahun sampai usia 4 (empat) tahun;
9) Usia 4 (empat) tahun sampai usia 5 (lima) tahun; dan
10)Usia 5 (lima) tahun sampai usia 6 (enam) tahun.

Agar lebih tepat dalam memaknai dan menggunakan


indikator perkembangan, maka fungsi indikator hendaklah dipahami
dengan cermat. Fungsi indikator secara lebih jauh adalah:
a. Indikator perkembangan menjadi acuan untuk memantau/menilai
perkembangan anak sesuai dengan tahapan usianya.

20
b. Indikator perkembangan tidak dibuat untuk menjadi kegiatan
pembelajaran, tetapi menjadi panduan yang digunakan pendidik
dan/atau pengasuh dalam melakukan stimulasi dan observasi
kemajuan perkembangan peserta didik.
c. Indikator juga dapat:
 Memberi inspirasi dalam mengembangkan materi pembelajaran
 Memberi inspirasi dalam mendesain kegiatan pembelajaran
 Memberi inspirasi dalam mengembangkan bahan ajar

Rumusan dan rincian indikator perkembangan anak secara


lengkap terlampir (Lihat Dokumen Pemetaan KI, KD dan Indikator
Kurikulum 2013 PAUD)
Para guru hendaklah memahami Keterkaitan Dan
Hubungan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator
Perkembangan. Hal-hal yang harus dipahami guru meliputi:
a. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi
Kompetensi Dasar.
b. Kompetensi Inti merupakan pengikat Kompetensi Dasar.
c. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling
terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (KI-1), sikap
sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3) dan penerapan
pengetahuan/keterampilan (KI-4).
d. Keempat kelompok KI tersebut menjadi acuan dalam
pengembangan Kompetensi Dasar. KI-1 yaitu kompetensi yang
berkenaan dengan sikap spiritual dan KI-2 yaitu yang berkenaan
dengan sikap sosial dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pada saat anak melakukan berbagai
kegiatan bermain yang berhubungan dengan pengetahuan (KI-3)
dan penerapan pengetahuan (KI-4)
e. Indikator perkembangan dirumuskan berdasarkan Kompetensi
Dasar (KD).

21
f. Indikator perkembangan merupakan kontinum perkembangan
dan belajar peserta didik PAUD pada usia lahir sampai dengan 6
tahun dan dijabarkan berdasarkan kelompok usia.
g. Indikator perkembangan untuk KD pada KI-3 dan KI-4 menjadi
satu untuk memberikan pemahaman bahwa pengetahuan dan
keterampilan merupakan dua hal yang menyatu.

BAB IV

Prinsip, Prosedur, Dan Mekanisme Penyusunan Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan (KTSP) PAUD

A.Prinsip-prinsip Penyusunan KTSP

22
1. Berpusat pada anak dengan mempertimbangkan potensi, bakat,
minat, perkembangan, dan kebutuhan anak, termasuk kebutuhan
khusus.

Kurikulum menempatkan anak sebagai pusat tujuan. Kurikulum yang


disusun memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak
sesuai dengan tingkat usia anak (age appropriateness), selaras
dengan potensi, minat dan karakteristik termasuk kebutuhan khusus
anak sebagai kekhasan perkembangan individu anak (individual
appropriateness).

Kurikulum juga bersifat inklusif dengan mengakomodir kebutuhan dan


perbedaan anak baik dari aspek jenis kelamin, sosial, budaya, agama,
fisik, maupun psikis, sehingga semua anak terfasilitasi sesuai dengan
potensi masing-masing tanpa ada diskriminasi aspek apapun.
2. Kurikulum dikembangkan secara Kontekstual

Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan karakter daerah,


kondisi satuan PAUD, dan kebutuhan anak. Kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) bersifat operasional yang memungkinkan
pengembangan sesuai dengan karakteristik, visi, misi lembaga PAUD
masing-masing.

3. Mencakup semua dimensi kompetensi dan program


pengembangan

Kurikulum PAUD untuk mengembangkan kompetensi sikap,


pengetahuan, dan keterampilan yang mencakup semua program
pengembangan nilai agama dan moral, fisik-motorik (Motorik kasar,
motorik halus, kesehatan dan perilaku keselamatan), kognitif (Belajar
dan pemecahan masalah, berfikir logis, berfikir simbolik),Bahasa
(memahami bahasa reseptif, mengekspresikan bahasa, keaksaraan),
sosial-emosional (Kesadaran diri, rasa tanggungjawab untuk diri dan
23
orang lain, perilaku prososial) dan seni (kemampuan mengeksplorasi
dan mengekspresikan diri, berimajinasi dengan gerakan, musik,
drama dan beragam bidang seni lainnya).
4. Program pengembangan sebagai dasar pembentukan
kepribadian anak

Kurikulum dirancang untuk membangun sikap spiritual dan sosial


bukan menjawab tes-tes, ujian, kuis, atau pengetahuan jangka
pendek lainnya. Sikap spiritual dan sosial yang dimaksud adalah
perilaku yang mencerminkan sikap beragama, hidup sehat, rasa ingin
tahu, sikap estetis, bersikap kreatif, percaya diri, sabar, mandiri,
peduli, menghargai dan toleran, mampu bekerja sama, mampu
menyesuaikan diri, jujur, tanggung jawab, rendah hati dan santun
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan orang dewasa
lainnya di lingkungan rumah, tempat bermain dan satuan PAUD.
5. Memperhatikan tingkat perkembangan anak

Kurikulum disusun dengan memperhatikan kesinambungan secara


vertikal (antara tujuan pendidikan nasional, tujuan lembaga, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran) dan kesinambungan horizontal
(antara tahap perkembangan anak: usia lahir – 2 tahun, usia 2- 4
tahun dan usia 4-6 tahun merupakan rangkaian yang saling
berkesinambungan).
6. Mempertimbangkan cara anak belajar

Kurikulum mengakomodir pelaksanaan pembelajaran yang


memungkinkan anak membentuk pengalamannya dengan cara belajar
anak. Anak belajar mulai dari dirinya kemudian ke luar dirinya, dari
konkrit ke abstrak, sederhana ke komplek, mudah ke sulit yang
dilakukan dengan cara melakukannya sendiri (hands on experience).
7. Holistik – integratif

24
Kurikulum mengembangkan semua aspek perkembangan secara
seimbang melalui layanan pendidikan, kesehatan, gizi, pengasuhan,
kesejahteraan maupun layanan perlindungan anak.
Layanan pedagogis berfokus pada stimulasi perkembangan anak
terutama pada stimulasi perkembangan mental-intelektual dan sosial-
emosional.
Layanan kesehatan dan gizi terutama ditujukan untuk membantu
pertumbuhan anak.
Layanan perlindungan ditujukan untuk memberi dukungan kondisi dan
lingkungan yang nyaman dan aman, yaitu bebas dari kecemasan,
tekanan dan rasa takut.
Untuk melaksanakan layanan Holistik- Integratif tersebut, Satuan
PAUD harus bekerjasama antara lain dengan Puskesmas, Posyandu,
Bina Keluarga Balita (BKB) , dan Komisi Pelayanan dan Perlindungan
Anak Indonesia (KPPAI).
8. Belajar melalui bermain

Kurikulum disusun untuk membuka kesempatan belajar anak untuk


membangun pengalamannya. Dalam membangun pengalamannya
terjadi proses keterampilan, nilai-nilai, dan karakter di bawah
bimbingan pendidik.
Proses membangun pengalaman bersifat aktif. Anak terlibat langsung
dalam kegiatan bermain yang menyenangkan. Selama bermain anak
menggunakan ide-ide baru mereka, belajar mengambil keputusan,
dan memecahkan masalah sederhana.
9. Memberi pengalaman belajar

Penyusunan kurikulum memberikan pengalaman belajar anak dengan


berbagai konsep keilmuan, teknologi, dan seni secara dinamis untuk
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, sesuai dengan tahapan
perkembangan anak, nilai moral, karakter yang ingin dibangun, dan
budaya Indonesia.
10. Memperhatikan dan melestarikan karakteristik sosial budaya

25
Kurikulum mempertimbangkan lingkungan fisik dan budaya ke dalam
proses pembelajaran untuk membangun kesesuaian antara
pengalaman yang sudah dimiliki anak dengan pengalaman baru untuk
membentuk konsep baru tentang lingkungan dan norma-norma
komunitas di dalamnya. Lingkungan sosial dan budaya berperan tidak
sebagai obyek dalam kurikulum tetapi sebagai sumber pembelajaran
bagi anak usia dini.

C. Prosedur Operasional Penyusunan KTSP

1. Analisis Konteks

26
a. Satuan PAUD membentuk Tim Pengembang Kurikulum Satuan PAUD
b. Tim Pengembang Kurikulum melakukan analisis kontek dengan
mempelajari berbagai dokumen perundangan, kondisi, peluang, dan
tantangan yang terkait dengan peserta didik, pendidik, sarana,
prasarana, biaya, dan nilai-nilai yang mendasari, serta program yang
akan dilakukan.
Beberapa perundangan yang terkait dengan kurikulum PAUD adalah:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang perubahan
atas peraturan PP no 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
3. PP No 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas peraturan
pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
4. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No 137 Tahun
2014 tentang standar pendidikan anak usia dini, sebagai
pengganti peraturan mentreri pendidikan nasional no 58 Tahun
2009 tentang standar pendidikan anak usia dini.
5. PERMENDIKBUD Nomor 146 Tahun 2014 tentang kurikulum
2013 pendidikan anak usia dini
6. PERMENDIKBUD Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar
PAUD
2. Penyusunan Dokumen KTSP PAUD

a. Tm Pengembang Kurikulum Satuan PAUD menyusun draft kurikulum


dengan memperhatikan hasil analisis konteks di tahap sebelumnya.

27
b. Pembahasan draft kurikulum oleh semua Tim Pengembang untuk
menelaah kembali kesesuaian kurikulum dengan perundangan dan
tujuan lembaga.
c. Tim Pengembang melakukan review dengan memperhatikan
masukan dan perbaikan-perbaikan.
d. Satuan PAUD/ Yayasan menetapkan kurikulum Satuan PAUD
e. Sosialisasi Kurikulum kepada seluruh guru, tenaga kependidikan,
komite satuan PAUD/Komite orang tua.

3.Pengesahan Dokumen KTSP PAUD

a. Kepala Satuan PAUD mengajukan Kurikulum Tingkat Satuan PAUD yang


sudah ditetapkan oleh Satuan PAUD/Ketua Yayasan ke Dinas Pendidikan
Kabupaten untuk disyahkan atau setidaknya diketahui.
b. Dinas Pendidikan dalam hal ini pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
kewenangannya menyetujui dokumen kurikulum untuk dapat diterapkan
di satuan PAUD yang bersangkutan.
c. Kepala Satuan PAUD/Pengelola menerapkan dan mengawasi
pelaksanaan kurikulum dalam setiap kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan di satuan PAUD tersebut.

28
BAB III

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PAUD (KTSP)

A. Dokumen KTSP

Dokumen 1 disebut juga dokumen induk berisi Visi, Misi, Tujuan,


Karakteristik Kurikulum, Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran
dan Kalender Pendidikan yang berisi Program Tahunan yang diterapkan di
Satuan PAUD.

Dokumen II disebut juga dokumen program yang berisi Program Semester


(Prosem), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) , dan penilaian pembelajaran.

Lampiran terdiri dari Kalender Pendidikan, Standar Operasional Prosedur


(SOP), dan Tata Tertib Satuan PAUD.

Outline KTSP PAUD

29
Naskah akhir KTSP PAUD yang akan dihasilkan sesuai dengan
sistimatika sebagai berikut:

Halaman Judul
Kata Pengantar
Lembar Pengesahan
Daftar Isi

BAGIAN I . PROFIL LEMBAGA

A. Sejarah singkat Satuan lembaga PAUD

B. Struktur Kepengurusan Satuan Lembaga PAUD (penyelenggara,


pengelola dan guru dan Uraian Tugas

C. Alamat Dan Peta Lokasi Satuan lembaga PAUD

D. Status Satuan lembaga PAUD (negeri/swasta, izin operasional,


akreditasi, dll)

BAGIAN II. DOKUMEN I

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

2. Dasar Operasional Penyusunan KTSP PAUD

3. Tujuan Penyusunan KTSP PAUD

B. Visi, Misi Dan Tujuan Satuan Paud

1. Visi Satuan PAUD

2. Misi Satuan PAUD

3. Tujuan Satuan PAUD

C. Karakteristik

D. Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran

E. Kalender Pendidikan dan Program Tahunan

F. Standar Operasional Prosedur

30
BAGIAN III. DOKUMEN II

A. Program Semester

B. Rencana Pelaksanaan Program Mingguan

C. Rencana Pelaksanaan Program Harian

D. Penilaian perkembangan

BAGIAN IV. PENUTUP

BAGIAN V. LAMPIRAN
1. Kalender Pendidikan dan Program Tahunan
2. Program Semester
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
5. Penilaian perkembangan anak
6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Layanan anak
7. Tata tertib, Kode etik, dan lain-lain yang dianggap perlu

B. Teknik Penyusunan KTSP

I. Profil Lembaga

a. Sejarah Singkat Satuan PAUD; Sejarah singkat menguraikan

perjalanan lembaga dari dibentuk hingga perkembangan saat ini


termasuk prestasi yang telah dicapainya.

Contoh:

Taman Kanak-Kanak Kenanga didirikan pada tahun 2005 dibawah naungan


Yayasan Mahardika. Tokoh yang paling berjasa dalam membidani lahirnya
Taman Kanak-Kanak Kenanga adalah tiga serangkai yakni Ibu Haryono, Ibu
Astiti, dan Bapak Badrudin. Ibu Haryanto yang saat itu tercatat sebagai Ibu
31
Lurah merasa prihatin melihat banyak anak-anak usia 4-6 tahun yang
berkerumun tanpa ada aktivitas pembelajaran. Bu Haryanto menyampaikan
kegundahannya kepada dua tokoh masyarakat yakni Bapak Badrudin dan
Ibu Haryono yang kemudian disepakati untuk membuat kelompok bermain
untuk mengelola kegiatan bermain anak hingga lebih terprogram. Kegiatan
awal dilaksanakan di halaman kantor kelurahan dengan menggunakan alat
permainan seadanya yang digelar bongkar pasang. Ternyata sambutan
masyarakat sangat antusias. Tagl 21 Mei 2005 kelompok bermain berubah
nama dengan nama Taman Kanak-Kanak Kenanga dengan diresmikan oleh
Bapak Camat Kedoya didampingi 3 pendiri. Sebagai kepala sekolah pertama
ditunjuk Bapak Badarudin dan Ibu Haryono sebagai guru untuk peserta didik
yang berjumlah 20 orang. Langkah berikutnya dilembagakan dan
mengajukan perizinan ke Dinas Kabupaten ….dst.

b. Alamat Dan Peta Lokasi Satuan lembaga PAUD, menjelaskan:


Lokasi dimana PAUD berada dengan alamat lengkap bila perlu diberi
gambar peta lokasi..

Contoh

Taman Kanak-Kanak Kenanga terletak di Jalan Kenanga Nomor 25 Rt


12 Rw 17 Kelurahan Balangbong Kecamatan Kedoya Kabupaten Abal-
Abal Provinsi Mercury.

c. Status Satuan PAUD

Menerangkan status lembaga secara administratif. Misalnya


Taman Kanak-Kanak Kenanga telah memiliki izin operasional dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Abal-Abal nomor 10 A/kep/2006 untuk program

32
Taman kanak-Kanak dan telah lulus akreditasi dari BAN PNF tahun
2013 dengan Nomor sertifikat ……..

d. Kepengurusan menjelaskan: Struktur kepengurusan di satuan


PAUD termasuk tugasnya masing-masing.

Contoh:

STRUKTUR KEPENGURUSAN TAMAN KANAK-KANAK KENANGA


1.

Pembagian Tugas sesuai struktur organisasi:


2. Ketua Yayasan Mahardika bertanggung jawab dalam:
- Pengembangan pendidikan di TK Kenanga
- Bekerjasama dengan berbagai pemangku kebijakan dalam rangka
optimalisasi sumber belajar dan sumber dana
- Dst

2. Kepala TK Kenanga, bertanggung jawab dalamdalam:


- Pengembangan program Taman kanak-Kanak

33
- Mengkoordinasikan guru-guru Taman kanak-kanak
- Mengelola administratif Taman kanak-Kanak
- Melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap kinerja guru Taman Kanak-
Kanak
- Melakukan evaluasi terhadap program pembelajaran di Taman Kanak-
Kanak
3. Guru bertanggung jawab dalam:
- Menyusun rencana pembelajaran
- Mengelola pembelajaran sesuai dengan kelompoknya
- Mencatat perkembangan anak
- Menyusun pelaporan perkembangan anak
- Melakukan kerjasama dengan orang tua dalam program parenting.
4. Tenaga Administrasi, bertanggungjawab dalam:
- Memberikan pelayanan administratif kepada gurupendidik dan tenaga
kependidikan, serta orangtua dan peserta didik
- Memperlancar administrasi penerimaan peserta didik
- Mengelola sarana dan prasarana Taman Kanak-Kanak
- Mengelola keuangan

III. Dokumen I:

Latar Belakang , menjelaskan:


- Alasan yang mendorong pengembangan kurikulum di satuan PAUD
- Pentingnya pengembangan kurikulum bagi satuan PAUD.

Contoh:
A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini diyakini menjadi dasar bagi


penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas di masa datang.
Oleh karena itu layanan PAUD harus dirancang dengan seksama
dengan memperhatikan perkembangan anak, perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta budaya yang berkembang.
Memahami kondisi tersebut, maka Taman Kanak-Kanak Kenanga
… (sesuai nama satuan PAUD) memandang perlu untuk
mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan PAUD.
34
Kurikulum Tingkat Satuan PAUD Taman Kanak-Kanak Kenanga
disusun oleh Tim Pengembang Lembaga yang terdiri dari Kepala
Sekolah, Yayasan, Tim Guru dan Komite orang tua dengan
bimbingan Penilik PAUD/Pengawas TK. Kurikulum Taman Kanak-
Kanak Kenanga disusun sebagai acuan penyelenggaraan dan
pengelolaan keseluruhan program dan pelaksanaan pembelajaran.
Kurikulum Taman Kanak-Kanak Kenanga juga dijadikan sebagai
patokan untuk melaksanakan pengukuran keberhasilan
pencapaian tujuan, program dan keseluruhan kegiatan
pembelajaran sekaligus sebagai tolok ukur untuk peningkatan dan
perbaikan mutu satuan pendidikan secara bertahap dan
berkesinambungan.
Dst.....

b, Tujuan, menjelaskan:
- Manfaat disusunnya KTSP bagi lembaga, pendidik, dan orang tua peserta didik
PAUD. Contoh:
B. Tujuan KTSP : Tujuan Kurikulum Taman Kanak-Kanak Kenanga
disusun sebagai :
1. Acuan bagi Pengelola dan Guru dalam menyusun program layanan,
kegiatan pembelajaran dan kegiatan lain yang mendukung
pencapaian keberhasilan belajar anak.
2. Informasi tentang program layanan PAUD yang diberikan oleh satuan
PAUD kepada peserta didik
3. Dokumen program yang diperlukan untuk pemberian pembinaan.
4. Dst.

C. Dasar dan Rujukan, menjelaskan:


- Berbagai rujukan yang digunakan dalam penyusunan KTSP, baik berupa undang-
undang, peraturan, kebijakan daerah, atau rujukan lainnya.
D. Dasar Penyusunan KTSP Taman Kanak- Kanak Kenanga
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
35
2. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang perubahan
atas peraturan PP no 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
3. PP No 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas peraturan
pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
4. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No 137 Tahun
2014 tentang standar pendidikan anak usia dini, sebagai
pengganti peraturan mentreri pendidikan nasional no 58 Tahun
2009 tentang standar pendidikan anak usia dini.
5. PERMENDIKBUD Nomor 146 Tahun 2014 tentang kurikulum
2013 pendidikan anak usia dini
6. PERMENDIKBUD Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar
PAUD
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160
tahun 2014 tentang Pemberlakukan Kurikulum tahun 2006 dan
Kurikulum 2013 pasal 7
8. Pedoman Penyusunan KTSP Direktorat Pembinaan PAUD
Tahun 2014

E. Visi, Misi, dan Tujuan Satuan PAUD

1. Visi

Visi merupakan cita-cita jangka panjang yang ingin diwujudkan


atau diraih oleh Satuan PAUD. Berisi gagasan besar yang ingin
dicapai oleh satuan PAUD
Visi perlu disusun oleh satuan PAUD untuk:
1) Menjadi arah yang ingin dicapai oleh satuan.
2) Membangun kesamaan pemahaman pada semua pelaksanaan
(pendidik dan tenaga kependidikan) yang ada di satuan PAUD
sebagai cita-cita bersama yang ingin diwujudkan.
3) Membangun motivasi pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua
untuk meraih cita-cita bersama.

36
2. Misi

Misi adalah upaya umum yang ditempuh oleh satuan pendidikan


PAUD dalam rangka mewujudkan visi satuan pendidikan yang
telah dirumuskan. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada,
apa yang dilakukan, dan bagaimana melakukannya.

Contoh:
“Membentuk generasi yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, ceria dan
berakhlak mulia”
Misi penting ditetapkan oleh satuan PAUD untuk:
1) Menjadi acuan dalam penyusunan program kerja satuan PAUD.
2) Menjadi acuan dalam pengembangan satuan PAUD yang akan datang
3) Menggambarkan kekhasan atau keunggulan layanan di satuan PAUD

Cara penyusunan misi:


1) Menjabarkan indikator dari setiap nilai atau cita-cita yang ada dalam visi.
2) Menetapkan fasilitasi yang harus dilakukan satuan PAUD untuk mendukung
indikator yang ada dalam visi.
3) Menjabarkan strategi yang akan diambil satuan PAUD untuk mencapai visi.

Contoh rumusan misi: isi Taman Kanak-Kanak Kenanga

1. Menyelenggarakan layanan pengembangan holistik integratif.


Memfasilitasi kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan sesuai
dengan tahapan perkembangan, minat, dan potensi anak.

2. Membangun pembiasaan perilaku hidup bersih, sehat dan berakhlak


mulia secara mandiri.

3. Membangun kerjasama dengan orang tua, masyarakat, dan lingkup


terkait dalam rangka pengelolaan PAUD yang professional,
bertanggungjawab dan berdaya saing nasional.

3. Tujuan:

37
Tujuan berisi rumusan hasil keluaran/output yang dicapai
pada waktu tertentu. Visi dirumuskan untuk pencapaian
jangka waktu panjang, sedangkan tujuan dirumuskan untuk
pencapaian jangka waktu pendek

Contoh rumusan tujuan:

Tujuan Taman Kanak-Kanak Kenanga


1. Mewujudkan anak yang sehat, jujur, senang belajar, dan mandiri
2. Mewujudkan anak yang mampu merawat dan peduli terhadap diri
sendiri, teman, dan lingkungan sekitarnya.
3. Menjadikan anak yang mampu berfikir, berkomunikasi, bertindak
produktif dan kreatif melalui bahasa, musik, karya, dan gerakan
sederhana.
4. Menjadikan anak beragama sejak dini.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi penyelenggaraan
pendidikan, perawatan, pengasuhan, dan perlindungan anak.
6. Menjadi lembaga rujukan PAUD tingkat Kabupaten/Kota
/Propinsi/nasional.

F. Karakteristik KTSP

Karakteristik KTSP

Karakteristik KTSP diisi dengan penjabaran tentang nilai,


kebijakan, dan strategi yang ditetapkan dan diterapkan di satuan
PAUD dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan satuan PAUD
serta mewujudkan output PAUD yakni kesiapan belajar anak.

Isi karakteristik KTSP setidaknya memuat:


Nilai/prinsip yang digunakan oleh satuan lembaga
Model pembelajaran yang digunakan
Kegiatan-kegiatan yang menjadi kekhasan Satuan PAUD

38
Pentingnya menetapkan Karakteristik KTSP:
1) Penjabaran dari visi, misi, dan tujuan satuan PAUD
2) Dasar dalam pengembangan struktur kurikulum satuan PAUD
3) Membedakan dengan KTSP satuan PAUD lainnya.

Contoh:

Karakteristik Kurikulum Taman Kanak-Kanak Kenanga

Kurikulum Taman Kanak-Kanak Kenanga disusun dengan mengusung


nilai-nilai Iislami sebagai dasar untuk pengembangan karakter peserta
didik. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan antara lain: kepemimpinan,
jujur, kreativitas, dst… Penerapan nilai-nilai dilakukan melalui
pembiasaan rutin yang diterapkan selama anak berada di satuan PAUD
Taman Kanak-Kanak Kenanga.

Dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif,


dan partisipatif, Taman Kanak-Kanak Kenanga menerapkan model
pembelajaran sentra, dimana kelompok anak dalam satu hari bermain
dalam satu sentra yang didalamnya berisi berbagai aktivitas sebagai
pemenuhan densitas main. Sentra yang disiapkan adalah: sentra imtaq,
sentra balok, sentra bahan alam, sentra persiapan, dan sentra main
peran. Untuk kelompok usia 4-6 tahun bermain di sentra persiapan
sebanyak 2 kali dalam seminggu dalam rangka membantu kematangan
keaksaraan anak … dst.

39
G. Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran Kurikulum
2013 PAUD

Program Pengembangan:

Program pengembangan berisi program pengembangan nilai


agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, sosial-emosional,
bahasa, dan seni. Setiap program pengembangan mengembangkan
sikap, pengetahuan dan keterampilan anak

Muatan Pembelajaran

Muatan Pembelajaran berisi kumpulan materi yang akan dikenalkan


pada anak untuk mendukung pencapaian kompetensi dasar dan kompetensi
inti pada setiap anak. ,

Muatan pembelajaran ditetapkan oleh satuan PAUD dengan


memperhatikan:
1. Tahapan perkembangan anak
2. Kompetensi Dasar yang ingin dicapai
3. Visi, misi dan tujuan lembaga

Langkah-Langkah Penyusunan Muatan Pembelajaran/Materi

1. Tuliskan setiap program pengembangan (nilai agama dan moral, fisik


motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni)
2. Tuliskan KD yang tercakup dari setiap program pengembangan
3. Tentukan kata kunci yang diharapkan dari setiap KD
4. Jabarkan konsep atau materi yang tercakup atau yang mencirikan
kata kunci

40
5. Sesuaikan materi dengan kemampuan yang pada umumnya dicapai
anak pada kelompok usia tertentu dan visi, misi, tujuan, dan kekhasan
satuan PAUD.

Cara pengisian:

a. Kolom 1 berisi program pengembangan (nilai agama dan


moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan
seni)
b. Kolom 2 berisi Kompetensi Dasar
Kolom 3 berisi materi yang telah dikembangkan dari KD

Berikut adalah contoh materi pembelajaran yang tertuang dalam

Dokumen I (KTSP).

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN DAN MUATAN


PEMBELAJARAN KURIKULUM PAUD TK "KENANGA"

Program Kompetensi yang Materi Pembelajaran

Dicapai
Pengem-

bangan
N 1.1 Mempercayai adanya  Mengetahui sifat Tuhan sebagai pencipta,
Tuhan melalui Ciptannya mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan,
Nilai membiasakan mengucap-kan kalimat pujian
terhadap ciptaan Tuhan

41
Agama 1.2 Menghargai diri sendiri,  Terbiasa saling menghormati (toleransi)
orang lain, dan lingkungan agama, mengucapkan keagungan Tuhan
sekitar sebagai rasa sesuai agamanya, merawat kebersihan diri,
dan
syukur kepada Tuhan tidak menyakiti diri atau teman, menghargai
Moral teman (tidak mengolok-olok), hormat pada
guru dan orang tua, menjaga dan merawat
tanaman, binatang peliharaan dan ciptaan
Tuhan
2.13 Memiliki perilaku yang  Terbiasa berbicara sesuai fakta, tidak curang
dalam perkataan dan perbuatan, tidak
mencerminkan sikap jujur berbohong, meng-hargai kepemilikan orang
lain, mengembalikan benda yang bukan
haknya, mengerti batasan yang boleh dan
tidak boleh dilakukan, terus terang, anak
senang melakukan sesuatu sesuai aturan atau
kesepakatan, dan mengakui kelebihan diri
atau temannya
3.1 Mengenal kegiatan  Doa-doa (doa sebelum dan sesudah belajar,
doa sebelum dan sesudah makan, doa
beribadah sehari-hari sebelum dan bangun tidur, doa untuk kedua
orang tua), mengenal hari-hari besar agama,
hari-hari besar agama, cara ibadah sesuai hari
4.1. Melakukan kegiatan besar agama, tempat ibadah, tokoh
keagamaan.
beribadah sehari-hari

dengan tuntunan orang

dewasa

42
3.2 Mengenal perilaku baik  Perilaku baik dan santun disesuaikan dengan
agama dan adat setempat; misalnya tata cara
sebagai cerminan akhlak berbicara secara santun, cara berjalan
melewati orang tua, cara meminta bantuan,
mulia cara menyampaikankan terima kasih setelah
mendapatkan bantuan, tata cara beribadah
sesuai agamanya misalnya; berdoa, tata cara
4.2. Menunjukkan periaku makan, tata cara memberi salam, cara
berpakaian, menolong teman, orang tua dan
santun sebagai cerminan guru.

akhlak mulia

4.1 – 4.2
F 2.1 Memiliki perilaku yang  Kebiasaan anak makan makanan bergizi
seimbang, kebiasaan merawat diri misalnya;
isik mencerminkan hidup sehat mencuci tangan, menggosok gigi, mandi,
berpakaian bersih,menjaga kebersihan
Motorik lingkungan misalnya; kebersihan tempat
belajar dan lingkungan, menjaga kebersihan
alat main dan milik pribadi.
3.3. Mengenal anggota  Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh,
tubuh, fungsi, dan cara merawat, kebutuhan agar anggota tubuh
gerakannya untuk tetap sehat, berbagai gerakan untuk melatih
pengembangan motorik motorik kasar dalam kelenturan, kekuatan,
kasar dan motorik halus kestabilan, keseimbangan, kelincahan,
4.3. Menggunakan anggota kelenturan, koordinasi tubuh.
tubuh untuk  Kegiatan untuk latihan motorik kasar antara
pengembangan motorik lain merangkak, berjalan, berlari, merayap,
kasar dan halus berjinjit, melompat, meloncat, memanjat,
bergelantungan, menendang, berguling
dengan menggunakan gerakan secara
terkontrol, seimbang dan lincah dalam
menirukan berbagai gerakan yang teratur
(misal: menirukan gerakan benda, senam,
tarian, permainan tradisional, dll).
 Keterampilan motorik halus untuk melatih
koordinasi mata dan tangan, kelenturan
pergelangan tangan, kekuatan dan kelenturan
jari-jari tangan, melalui kegiatan antara lain;
meremas, menjumput, meronce, menggunting,
menjahit, mengancingkan baju, menali sepatu,
menggambar, menempel, makan, dll
 Permainan motorik kasar atau halus dengan
aturan.
43
3.4. Mengetahui cara hidup  Cara merawat kebersihan diri (misal: mencuci
sehat tangan, berlatih toilet, merawat gigi, mulut,
4.4 Mampu menolong diri telinga, hidung, olahraga, mandi 2x sehari;
memakai baju bersih) , memilih makanan dan
sendiri untuk hidup sehat minuman yang sehat, makanan yang
diperlukan tubuh agar tetap sehat,
 Cara menghindarkan diri dari bahaya
3.3 – 3.4 kekerasan (melindungi anggota tubuh yang
terlarang : mulut, dada, alat kelamin, pantat;
waspada terhadap orang asing/tidak dikenal),
 Cara menghindari diri dari benda-benda
berbahaya misalnya pisau, listrik, pestisida,
kendaraan saat di jalan raya
 Cara menggunakan toilet dengan benar tanpa
bantuan
 Kebiasaan buruk yang harus dihindari
(permen, nonton tv atau main game lebih dari
1 jam setiap hari, tidur terlalu larut malam,
jajan sembarang).
K 2.2 Memiliki perilaku yang  Membiasakan eksploratif,
 Cara bertanya
ognitif mencerminkan sikap ingin  Cara mendapatkan jawaban.

tahu
2.3 Memiliki perilaku yang  Pemahaman tentang kreatif,
 Membiasakan kerja secara kreatif,
mencerminkan sikap

kreatif

44
3.5 Mengetahui cara  Cara mengenali masalah,
 Cara mengetahui penyebab masalah,
memecahkan masalah  Cara mengatasi masalah,
 Menyelesaikan kegiatan dengan berbagai cara
sehari-hari dan berperilaku untuk mengatasi masalah.

kreatif

- 4.5 Menyelesaikan masalah

sehari-hari secara kreatif

3.6 Mengenal benda-benda  bentuk dua dimensi (persegi, segi tiga, bulat,
segi panjang),
disekitarnya (nama, warna,  bentuk tiga dimensi (kubus, balok, limas,
tabung), ukuran (panjang-pendek,
bentuk, ukuran, pola, sifat,  besar-kecil, berat-ringan, sebentar-lama),
bilangan (satuan, puluhan),
suara, tekstur, fungsi, dan  tekstur (kasar-halus, keras-lunak),
 suara (cepat-lambat, keras-halus, tinggi-
ciri-ciri lainnya) rendah),
 pengelompokkan (berdasarkan warna, bentuk,
ukuran, fungsi, warna-bentuk, warna-ukuran,
ukuran-bentuk, warna-ukuran-bentuk),
 membandingkan benda berdasarkan ukuran
– 4.6 Menyampaikan tentang “lebih dari – kurang dari”, “paling/ter)
 mengurutkan benda berdasarkan seriasi
apa dan bagaimana (kecil-sedang-besar)
 mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi
benda-benda di sekitar (sangat kecil- lebih kecil- kecil- besar- lebih
besar- paling besar),
yang dikenalnya (nama,  pola ABC-ABC, ABCD-ABCD berdasarkan
urutan warna, bentuk, ukuran, bunyi, warna,
warna, bentuk, ukuran, fungsi, sumber, dll.
 Mencocokkan lambang bilangan dengan
pola, sifat, suara, tekstur, jumlah bilangan
 Hubungan satu ke satu, satu ke banyak,
fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
kelompok ke kelompok
 Lambang bilangan
melalui berbagai hasil
 Mencocokkan
karya

45
3.7 Mengenallingkungan  Keluarga (hubungan dalam keluarga, peran,
kebiasaan, garis keturunan, dst),
sosial (keluarga, teman,  teman (nama, ciri-ciri, kesukaan, tempat
tinggal dst),
tempat tinggal, tempat  lingkungan geografis (pedesaan/ pantai/
pegunungan/kota),
ibadah, budaya,  kegiatan orang-orang (di pagi/sore hari, dst),
pekerjaan (petani, buruh, guru, dll),
transportasi)  budaya (perayaan terkait adat, pakaian, tarian,
makanan, dst),
 tempat-tempat umum (sekolah, pasar, kantor
– 4.7 Menyajikan berbagai
pos, kantor polisi, terminal, dst),
karya yang berhubungan  berbagai jenis transportasi (transportasi darat,
air, udara, transportasi dahulu, dan sekarang).
dengan lingkungan sosial  Lambang negara

(keluarga, teman, tempat

tinggal, tempat ibadah,

budaya, transportasi)

dalam bentuk gambar,

bercerita, bernyanyi, dan

gerak tubuh

46
3.8Mengenal lingkungan alam  Hewan , misalnya; jenis (nama, cirri-ciri,
bentuk),
(hewan, tanaman, cuaca,  Kelompok hewan berdasarkan makanan
(herbivore, omnivore, carnivore),
tanah, air, batu-batuan, dll)  kelompok hewan berdasarkan manfaat (hewan
ternak/peliharaan/buas),
 tanaman dikenalkan dengan jenis (tanaman
4.8 Menyajikan berbagai darat/air, perdu/batang, buah/hias/kayu,
semusim/tahunan),
karya yang berhubungan
 bermacam bentuk dan warna daun dan
bermacam akar),
dengan lingkungan alam
 berkembang biak (biji/ stek/ cangkok/ beranak/
membelah diri/daun),
(hewan, tanaman, cuaca,
 cara merawat tanaman, dst,
tanah, air, batu-batuan, dll)  gejala alam (angin, hujan, cuaca, siang-
malam, mendung, siklus air, dst), tanah, batu,
dalam bentuk gambar,  sebab akibat kejadian, dst.

bercerita, bernyanyi, dan

gerak tubuh 3.8 – 4.8

47
3.9 Mengenal teknologi  Nama benda,
 bagian-bagian benda,
sederhana (peralatan  fungsi,
 cara menggunakan secara tepat, dan cara
rumah tangga, peralatan merawat. Alat dan benda yang dimaksud
dapat berupa peralatan sekolah, perabot
bermain, peralatan rumah tangga, perkakas kerja, peralatan
elektronik, barang-barang bekas pakai.
pertukangan, dll)–

4.9 Menggunakan teknologi

sederhana untuk

menyelesaikan tugas dan

kegiatannya (peralatan

rumah tangga, peralatan

bermain, peralatan

pertukangan, dll)
S 2.5 Memiliki perilaku yang  Cara memberi salam pada guru atau teman,
mencerminkan sikap  Cara untuk berani tampil di depan teman,
percaya diri guru, orang tua dan lingkungan sosial lainnya,
osial
 Ara menyampaikan keinginan dengan santun.
emosion
2.6 Memiliki perilaku yang  Aturan bermain,
 Aturan di satuan PAUD
al
mencerminkan sikap taat  Cara mengatur diri sendiri misalnya membuat
jadwal atau garis waktu
terhadap aturan sehari-hari  Cara mengingatkan teman bila bertindak tidak
sesuai aturan
untuk melatih kedisiplinan

48
2.7 Memiliki perilaku yang  Cara menahan diri saat marah,
 Ciri diri dan orang lain
mencerminkan sikap sabar  Cara antri
 Cara menyelesaikan gagasannya hingga
(mau menunggu giliran, tuntas,
 berusaha tidak menyakiti atau membalas
mau mendengar ketika dengan kekerasan

orang lain berbicara) untuk

melatih kedisiplinan
2.8 Memiliki perilaku yang  Pemahaman tentang mandiri,
 Perilaku mandiri,
mencerminkan  Cara merencanakan, memilih, memiliki inisiatif
untuk belajar atau melakukan sesuatu tanpa
kemandirian harus dibantu atau dengan bantuan
seperlunya
2.9 Memiliki perilaku yang  Keuntungan mengalah
 Cara menawarkan bantuan pada teman atau
mencerminkan sikap guru,
 Cara menenangkan diri dan temannya dalam
peduli dan mau membantu berbagai situasi,
 senang berbagi makanan atau mainan.
jika diminta bantuannya
2.10 Memiliki perilaku yang  Perilaku anak yang menerima perbedaan
teman dengan dirinya,
mencerminkan sikap  Cara menghargai karya teman,
 Cara menghargai pendapat teman, mau
kerjasama berbagi, mendengarkan dengan sabar
pendapat teman,
 Cara berterima kasih atas bantuan yang
diterima,
2.11 Memiliki perilaku yang  Kegiatan transisi,
 Cara menghadapi situasi berbeda
dapat menyesuaikan diri  Cara menyesuaikan diri dengan cuaca dan
kondisi alam.

49
2.12 Memiliki perilaku yang  Pemahaman tentang tanggung jawab
 Pentingnya bertanggung jawab
mencerminkan sikap  Cara bertanggung jawab (mau mengakui
kesalahan dengan meminta maaf),
tanggungjawab  Cara merapihkan/ membereskan mainan pada
tempat semula,
 mengerjakan sesuatu hingga tuntas,
 mengikuti aturan yang telah ditetapkan
walaupun sekali-kali masih harus diingatkan,
 senang menjalankan kegiatan yang jadi
tugasnya (misalnya piket sebagai pemimpin
harus membantu menyiapkan alat makan,
dst).
3.13 Mengenal emosi diri dan  Cara menghadapi orang yang tidak dikenal,
 Penyebab sedih, marah, gembira, kecewa,
orang lain atau mengerti jika ia menganggu temannya
akan marah, jika ia membantu temannya akan
senang, mengendalikan emosi secara wajar

4.13 Menunjukkan reaksi

emosi diri secara wajarr


3.14 Mengenali kebutuhan,  Cara mengungkapkan apa yang dirasakannya
(lapar ingin makan, kedinginan memerlukan
keinginan, dan minat diri baju hangat, perlu payung agar tidak
kehujanan, kepanasan, sakit perut perlu obat),
 Teknik mengambil makanan sesuai kebutuhan,
– 4.14 Mengungkapkan menggunakan alat main sesuai dengan
gagasan yang dimilikinya,
kebutuhan, keinginan dan  membuat karya sesuai dengan gagasannya,
dst
minat diri dengan cara

yang tepat

Bahasa b.13. Memiliki perilaku yang  Cara berbicara secara santun, menghargai
mencerminkan sikap teman dan orang yang lebih tua usianya
rendah hati dan santun  Pemahaman sikap rendah hati
kepada orang tua,  Contoh perilaku rendah hati dan santun
pendidik, dan teman2.14

50
3.10 Memahami bahasa  cara menjawab dengan tepat ketika ditanya,
 cara merespon dengan tepat saat mendengar
reseptif (menyimak dan cerita atau buku yang dibacakan guru,
 melakukan sesuai yang diminta dengan
membaca) beberapa perintah,
 menceritakan kembali apa yang sudah
didengarnya
4.10 Menunjukkan

kemampuan berbahasa

reseptif (menyimak dan

membaca)
3.11 Memahami bahasa  Mengungkapkan keinginannya, menceritakan
kembali,
ekspresif (mengungkapkan  bercerita tentang apa yang sudah
dilakukannya,
bahasa secara verbal dan  mengungkapkan perasaan emosinya dengan
melalui bahasa secara tepat.
non verbal)  Menggunakan buku untuk berbagai kegiatan

4.11 Menunjukkan

kemampuan berbahasa

ekspresif (mengungkapkan

bahasa secara verbal dan

non verbal)

51
3.12 Mengenal keaksaraan  membaca gambar, membaca symbol,
 menjiplak huruf,
awal melalui bermain  mengenali huruf awal di namanya, menuliskan
huruf-huruf namanya,
 menuliskan pikirannya walaupun hurufnya
4.12 Menunjukkan masih terbalik atau tidak lengkap,
 hubungan bunyi dengan huruf
kemampuan keaksara-an
 mengucapkan kata yang sering diulang-ulang
tulisannya pada buku cerita,
awal dalam berbagai
 mengeja huruf,
bentuk karya  membaca sendiri
 hubunngan angka dan bilangan

S 2.4 Memiliki perilaku yang  cara menjaga kerapihan diri, dan


 cara menghargai hasil karya baik dalam
eni mencerminkan sikap bentuk gambar, lukisan, pahat, gerak, atau
bentuk seni lainnya,
estetis  cara merawat kerapihan-kebersihan-dan
keutuhan benda mainan atau milik pribadinya.
3.15 Mengenal berbagai  Membuat berbagai hasil karya dan aktivitas
seni gambar dan lukis, seni suara, seni musik,
karya dan aktivitas seni karya tangan dan lainnya
 Menampilkan hasil karya seni

4.15 Menunjukkan karya dan

aktivitas seni dengan

menggunakan berbagai

media

KETERANGAN:

Materi/Muatan Pembelajaran berisi konsep-konsep yang akan


dikenalkan pada anak untuk mencapai pemenuhan Kompetensi yang
diharapkan. Materi pembelajaran merujuk pada Kompetensi Dasar dan

52
dikembangkan oleh satuan PAUD. Contoh di atas adalah materi
pembelajaran yang cocok untuk anak usia dini, tetapi Satuan PAUD dapat
mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan Visi dan
Misinya. Misalnya jika Satuan PAUD memiliki visi pengembangan
entrepreneurship atau kepemimpinan atau budaya maka dapat
memperkaya materi di atas.

H. Pemetaan Pengembangan Kompetensi

Pengembangan Sikap diterapkan secara rutin yang dituangkan dalam


jadwal kegiatan rutin harian. Pengembangan sikap dilakukan melalui
keteladanan dari guru secara konsisten. Untuk membentuk konsistensi
pembentukan sikap maka kegiatan rutin dipandu dalam Standar
Operasional Prosedur (SOP). Penyusunan SOP kegiatan rutin
dilampirkan dalam KTSP ini.

I. Program Khusus dan Pendukung

Program khusus dan pendukung dimaksudkan adalah program-program


yang dilaksanakan di Satuan PAUD sebagai program unggulan yang
memperkuat program pengembangan untuk mencapai Kompetensi Dasar
dan mencapai VISI, MISI, dan tTujuan sSatuan PAUD.

Program khusus dapat berupa pengayaan materi atau pengembangan


minat anak sesuai dengan kekhasan satuan PAUD. Misalnya kegiatan
marching band, pengenalan seni daerah, pengenalan bahasa daerah, dll.

Program Pendukung berupa program-program pelibatan orang tua,


masyarakat, atau pihak-pihak lainnya yang dapat memperkuat
pelaksanaan layanan PAUD. Termasuk dalam program pendukung
adalah proram parenting, pembentukan komite satuan PAUD, kerjasama
dengan Puskesmas, dll.

53
J. Alokasi Waktu Penerapan Kurikulum PAUD
1. Alokasi waktu dimaksudkan adalah jumlah jam kegiatan yang
dilaksanakan setiap hari dan setiap minggu di satuan PAUD.
2. Alokasi waktu kegiatan hanya dihitung dari jumlah jam tatap muka
saja.
3. Alokasi waktu kegiatan minimal untuk setiap kelompok usia anak
berbeda jumlahnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Alokasi jumlah jam untuk layanan anak usia lahir – 2 tahun
jumlah jam belajar paling sedikit 120 menit (2 jam) dalam
seminggu.
b. Alokasi jumlah jam untuk layanan anak usia 2 – 4 tahun jumlah
jam belajar paling sedikit 360 menit (6 jam) dalam seminggu
c. Alokasi jumlah jam untuk layanan anak usia 4 – 6 tahun jumlah
jam belajar paling sedikit 900 menit (15 jam) dalam seminggu

Ketentuan:

Satuan PAUD yang menyelenggarakan layanan untuk kelompok usia


4-6 tahun sekurang-kurangnya menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran selama 540 menit (9 jam) setiap minggu dan ditambah
dengan kegiatan pengasuhan terprogram oleh orang tua di rumah
selama 360 menit (6 jam) setiap minggu.

Contoh:

Alokasi pembelajaran di Satuan PAUD Taman Kanak-Kanak Kenanga


adalah 21 jam @ 60 menit (1.260 menit) dalam seminggu. Kegiatan
pembelajaran tatap muka dilaksanakan selama 5 hari dimulai dari

54
pukul 7.30 – 11.45. Jadwal kegiatan harian dilampirkan dalam
lampiran KTSP.
K. Kalender Pendidikan dan Program Tahunan
Kalender pendidikan dan Program Tahunan merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Kalender pendidikan merupakan pemetaan
waktu selama satu tahun ajaran berdasarkan waktu efektif yang akan
dilaksanakan di satuan pendidikan. Sedangkan program tahunan berisi
deskripsi setiap kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu tahun
pelajaran di satuan pendidikan.
Kalender Pendidikan penting disusun, untuk:
1) Acuan bagi pendidik dan pengelola menyusun kegiatan pembelajaran dalam
setahun.
2) Informasi bagi orang tua tentang berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan dan
diikuti peserta didik dalam kurun waktu setahun.
3) Menyesuaikan dengan waktu pelaksanaan pendidikan yang ditetapkan di
wilayahnya.

Kalender pendidikan berisi seluruh kegiatan yang dilaksanakan


oleh lembaga dalam satu tahun ajaran. Kalender pendidikan dapat juga
dijadikan sebagai program tahunan. Penyusunan kalender pendidikan
disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi masing-masing lembaga.

Program tahunan disusun oleh lembaga berisi tentang rencana


kegiatan yang mendukung kegiatan anak, yang akan dilaksanakan
selama setahun ajaran.

Kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan yang terkait dengan:


55
Kalender pendidikan penting disusun, untuk:
Acuan bagi pendidik dan pengelola menyusun kegiatan
1.
pembelajaran dalam setahun.
pembelajaran
2. Pelaksanaaan dalam setahun.
kurikulum
a. Permulaan
Informasi bagitahun ajaran
orang tua tentang berbagai kegiatan yang akan
b. Kegiatan puncak tema
c. dilaksanakan
Kegiatan yangdan akan diikuti peserta
dilaksanakan didik
dalam dalam kurun waktu
tiap bulan
d. Hari-hari libur
e. setahun.
Waktu belajar efektif
3. Kegiatan Khusus
Menyesuaikan dengan waktu pelaksanaan pendidikan yang
a. Kegiatan mendatangkan nara sumber
b. ditetapkan
Mengunjungi tempat yang terkait dengan tema,
di wilayahnya.
c. Kegiatan bazaar anak,
d. Pentas seni anak,
e. Perayaan hari-hari besar, atau
f. lainnya
4. Kegiatan Pendukung
a. Pertemuan orang tua,
b. Open house ( gelaran hasil kegiatan dan kondisi sekolah yang
disaksikan oleh orangtua)
c. Hari keluarga, dan
d. Sebagainya.

Kegiatan tahunan ini disusun oleh guru dan tenaga kependidikan di satuan
PAUD, serta disosialisasikan kepada seluruh orang tua peserta didik.

TK
Contoh Kalender Pendidikan Taman Kanak-Kanak Kenanga

JULI AGUSTUS
MINGGU 6 13 20 27 MINGGU 3 10 17 24 31
SENIN 7 14 21 28 SENIN 4 11 18 25

56
SELASA 1 8 15 22 29 SELASA 5 12 19 26
RABU 2 9 16 23 30 RABU 6 13 20 27

KAMIS 3 10 17 24 31 KAMIS 7 14 21 28
JUMAT 4 11 18 25 JUMAT 1 8 15 22 29

SABTU 5 12 19 26 SABTU 2 9 16 23 30

4 - 9 BERMAIN BERSAMA BUNDA


14 - 19 ORIENTASI PESERTA DIDIK (MASA TRANSISI)
BARU DAN PENGENALAN VISI MISI 11 -23 TEMA 17 AGUSTUS DI SEKOLAH
BARUKU
25 BHAKTI SOSIAL
30 PUNCAK TEMA LOMBA 17
28 - 29 HARI RAYA IDUL FITRI
AGUSTUSAN
21 - 31 LIBUR HARI RAYA IDUL FITRI
SEPTEMBER OKTOBER

MINGGU 7 14 21 28 MINGGU 5 12 19 26
SENIN 1 8 15 22 29 SENIN 6 13 20 27
SELASA 2 9 16 23 30 SELASA 7 14 21 28
RABU 3 10 17 24 RABU 1 8 15 22 29

KAMIS 4 11 18 25 KAMIS 2 9 16 23 30
JUMAT 5 12 19 26 JUMAT 3 10 17 24 31

SABTU 6 13 20 27 SABTU 4 11 18 25
Tema: keluargaku

27 Puncak Tema bermain dengan


keluarga

Contoh Program Tahunan TK Kenanga

No KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN

57
1 Pelaksanaaan kurikulum
a. Permulaan tahun ajaran
b. Kegiatan puncak tema 14 Juli 2015

c. Hari-hari libur Hr Jumat Minggu ke 4 di


- Libur semester 1
- Libur semester 2 bulan genap (setiap 2 bulan
- Libur hari raya idul fitri
d. Pembagian laporan perkembangan anak sekali)
- Semester 1
- Semester 2

e. Penerimaan peserta didik baru


20 – 30 desember 2015

20 – 30 juni 2015

28 Juli – 3 Agustus 2015

19 desember 2015

18 Juni 2015

Januari – Juli 2016


2 Kegiatan Pendukung
o Kegiatan mendatangkan nara sumber
o Kunjungan ke bwlajar, 3 kali sesuai tema
o Kegiatan bazaar anak, 3 kali sesuai tema

o Pentas seni anak, akhir ramadhon, hari jadi


satuan PAUD
o Perayaan hari-hari besar
2 kali saat pembagian
laporan perkembangan

58
3 Kegiatan Keorangtuaan
o Pertemuan orang tua,
Setiap hari rabu minggu ke
o Open house, 4
o Hari keluarga
Untuk calon wali murid di
minggu ke 3 bulan Juni

Setiap akhir tahun ajaran

Catatan: format kalender pendidikan dan program tahunan sifatnya tidak


baku, lembaga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan

L. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMBELAJARAN


Standar operasional merupakan langkah-langkah untuk
menjalankan suatu pekerjaan dengan berpedoman pada tujuan yang
akan dicapai. Penetapan langkah tersebut dituangkan secara tertulis
mengenai apa yang harus dilakukan,kapan,dimana, oleh siapa dan
dengan cara bagaimana. Sehingga SOP menjadi cara baku, yang
disepakati dan diterapkan oleh semua orang yang ada di satuan PAUD.
Setiap satuan PAUD diwajibkan membuat SOP sebagai pengendali
pelaksanaan kurikulum. SOP ini ditujukan agar keseluruhan praktek
pembelajaran di setiap satuan PAUD dapat dilaksanakan secara optimal
dan berkualitas.
SOP Pembelajaran merupakan langkah-langkah untuk menjalankan
pembelajaran PAUD dalam mencapai semua kompetensi inti (sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan) dan standar tingkat
pencapaian perkembangan anak. SOP menjadi sistem yang memberikan
pedoman kerja, kapan, dimana, oleh siapa dan cara bagaimana
pembelajaran dijalankan terutama dalam mengatur program
pembelajaran yang bersifat rutin dan habituasi. Kegiatan rutin dan terus

59
berulang dilakukan guru biasanya kegiatan pembiasaan san keteladanan
dalam mencapai sikap spiritual dan sikap sosial.
SOP Pembelajaran PAUD terutama ditujukan untuk mewujudkan
pencapaian kompetensi yang terkait dengan kompetensi sikap spiritual
dan sikap sosial. SOP memandu pembelajaran mulai dari awal
pembelajaran hingga akhir pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru dari awal hingga akhir dapat dijalankan
secara runut, teratur dan produktif.
Tatacara penyusunan SOP Pembelajaran yang diperlukan oleh
setiap satuan PAUD dipaparkan dalam pedoman khusus.

IV. Dokumen II KTSP PAUD


Dokumen II KTSP PAUD berisi pengembangan silabus yang
merupakan perencanaan program semester, mingguan, harian, dan
penilaian perkembangan. Dokumen II berisi inti pembelajaran yang akan
dilaksanakan selama satu tahun ke depan. Pengembangan setiap
rencana kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Program Semester

Perencanaan program semester berisi daftar tema satu semester


termasuk alokasi waktu setiap tema dengan menyesuaikan hari efektif
kalender pendidikan. Tema berfungsi sebagai wadah yang berisi bahan
kegiatan untuk mengembangkan potensi anak. Tema juga menyatukan
program pengembangan, bahan pembelajaran, serta kompetensi dalam
satu kesatuan yang lebih berarti, memperkaya wawasan dan
perbendaharaan kata anak sehingga capaiannya menjadi lebih
bermakna.
Dalam menyusun perencanaan program semester, lembaga diberikan
keleluasaan dalam menentukan format dan disesuaikan dengan
kebutuhan lembaga masing-masing.

60
Langkah-langkah penyusunan program semester dijelaskan dalam
pedoman perencanaan pembelajaran.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)


RPPM dikembangkan dari kegiatan semester, namun penyajiaannya
lebih lengkap dan lebih operasional.

Perencanaan program mingguan merupakan rencana kegiatan yang


disusun untuk pembelajaran selama satu minggu. Pada akhir satu atau
beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan puncak tema yang
menunjukkan prestasi peserta didik. Puncak tema dapat berupa kegiatan
antara lain membuat kue/makanan, makan bersama, pameran hasil
karya, pertunjukan, panen tanaman, dan kunjungan.

Langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran


mingguan dijelaskan dalam pedoman perencanaan pembelajaran.

3. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) adalah unit


perencanaan terkecil yang dibuat untuk digunakan dan memandu
kegiatan dalam satu hari. RPPH disusun berdasarkan RPP Mingguan
yang berisi kegiatan–kegiatan satu hari sesuai dengan tema dan sub
tema. Penulisan RPPH disesuaikan dengan model atau pendekatan
yang telah ditentukan atau dipilih serta disesuaikan dengan jenis
kegiatan atau Metode/Strategi, pada saat pembuatan rencana kegiatan
mingguan. RPPH memuat identitas lembaga, tema/sub tema, kelompok
usia, alokasi waktu, kegiatan belajar (pembukaan, inti, penutup) indikator
pencapaian perkembangan, media, dan sumber belajar.

Langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan


pembelajaran harian dijelaskan dalam pedoman perencanaan
pembelajaran.

61
4. Penilaian Perkembangan Anak

Penilaian merupakan proses mengumpulkan dan menafsirkan


berbagai informasi secara sistematis, terukur, berkelanjutan,
menyeluruh tentang tumbuh kembang yang telah dicapai peserta didik
selama kurun waktu tertentu. Penilaian mencakup seluruh lingkupaspek
perkembangan anak. Aspek yang dinilai oleh guru mencakup semua
program pengembangan yang terkait dengan ada dalam Kompetensi
Dasar (KD) yang terdiri dari empat4 ranah yakni: kompetensi sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
usia dan tahap perkembangan anak. Penilaian dilakukan oleh guru
dengan menggunakan pendekatan Otentik.

Contoh-contoh format penilaian terlampir dalam pedoman penilaian


perkembangan anak.

62
BAB IV

PENGESAHAN, PEMBERLAKUAN DAN MASA PENINJAUAN ULANG


KTSP PAUD

63
Kurikulum adalah bagian dari kontrak satuan pendidikan dengan
segenap pemangku kepentingan, terutama dengan orang tua dan
masyarakat yang menitipkan anaknya di satuan pendidikan tersebut.
Begitu pula KTSP PAUD sesungguhnya merupakan bagian dari kontrak
antara satuan pendidikan PAUD, orang tua dan pemerintah, dalam hal
ini Ddinas Ppendidikan. Oleh karena itu dalam hal pengesahan,
pemberlakuan dan masa peninjauan ulang hendaklah
mempertimbangkan dan mendapat persetujuan dari pfihak-pfihak terkait

Pengesahan KTSP PAUD

Produk KTSP PAUD hendaknya disepakati oleh pihak-pihak yang


terkait. Hal ini penting agar kurikulum mendapatkan dukungan penuh,
sehingga dalam penerapannya dapat optimal. Ppihak-pihak yang
diharapkan dapat menyetujui hasil pengembangan KTSP PAUD dan
diminta membubuhkan tandatangannya sebagai tanda bukti pengesahan
diantaranya:

1. Ketua pPenyelenggara,atau Ketua bidang pendidikan yayasan atau


satuan pendidikan.

2. Pengelola, yaitu kepala satuan PAUD; baik pada satuan PAUD


terpadu maupun pada Satuan PAUD tersendiri.

3. Disahkan oleh Dinas Pendidikan setempat yaitu kepala UPTD


pendidikan tingkat Kecamatan atau oleh penilik/pengawas PAUD.

A. Pemberlakuan KTSP PAUD


Masa pemberlakuan KTSP PAUD yang telah dikembangkan oleh
para tim pengembang akan diberlakukan setelah di sahkan oleh pihak-
pihak sebagaimana yang telah dipaparkan di atas. pPemberlakukan

64
KTSP dapat disesuaikan dengan harapan satuan pendidikan atau para
pengembang, misal menunggu tahun pelajaran baru, menunggu
dukungan sarana-prasarana, menunggu dukungan SDM tambahan,
menunggu dukungan anggaran, dan sebagainya.
Masa berlaku KTSP PAUD bersifat relatif, biasanya tidak melebihi
batas waktu lima atau sepuluh tahun. Mmasa berlakunya kurikulum
dapat mengacu pada tenggang waktu masa akreditasi yang diatur dan
diberlakukan di daerah tertentu, baik secara lokal maupun nasional.

CONTOH PENGESAHAN KTSP

SURAT PENGESAHAN PEMBERLAKUKAN KTSP SATUAN

PAUD

No. ................(menggunakan no surat dari satuan)

Berdasarkan pengajuan permohonan pengesahan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disiapkan oleh:

Nama Satuan PAUD :

65
Penyelenggara :

Izin Operasional :

Alamat :

maka UPTD Kecamatan........dinas pendidikan kota/kabupaten..............


dengan mempertimbangkan:
1. Dasar-dasar hukum dan acuan yang digunakan dalam pengembangan
KTSP di satuan PAUD tersebut;
2. Tatacara pengembangan KTSP yang dilakukan oleh tim penyusun di
satuan PAUD tersebut;
3. Bukti fisik seluruh dokumen KTSP yang telah disusun oleh Tim dari
satuan PAUD tersebut.

maka dengan ini menyatakan, bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) pada satuan PAUD tersebut dapat di terapkan/dilaksanakan
sebagaimana mestinya; dengan catatan satuan PAUD tersebut tetap
berupaya secara terus-menerus dapat meningkatkan mutu KTSP di
lembaganya.

Jakarta,.................................

Yang mengajukan pengesahan:

Kepala Satuan PAUD,

Perwakilan Komite,

66
---------------------------- ---

------------------------

Tanda pengesahan:

Penilik/Pengawas Dinas Pendidikan

Kecamatan...............Kab/Kota............,

-----------------------------------------------

NIP.

B. Masa Peninjauan Ulang KTSP PAUD


Kurikulum yang telah dikembangkan harus siap untuk selalu
direview u baik secara berkala maupun insidental. Beberapa
pertimbangan dasar untuk merevisi atau memperbaiki kurikulum, antara
lain:
1. Perubahan kebijakan dalam pendidikan, terutama dalam bidang
PAUD
2. Perubahan jenis program layanan dalam satuan pendidikan PAUD.
3. Perubahan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan PAUD
4. Perubahan kondisi dan standar input-output satuan pendidikan PAUD
5. Perubahan sarana dan prasarana penunjang di satuan pendidikan
PAUD
6. Perubahan IPTEK yang signifikan terhadap bidang PAUD
7. Perubahan sosial budaya anak dan masyarakat

67
8. Dan sebagainya

BAB V
PENUTUP

Para pengelola dan pendidik pada satuan pendidikan anak usia


memiliki tugas sebagai pengembang kurikulum di samping sebagai pendidik.
Tugas tersebut sebenarnya merupakan prasyarat dalam melaksanakan
tugas sebagai pendidik, sehingga pelaksanaan pendidikan akan berlangsung
baik apabila kurikulum disusun dengan baik pula.
Pada saat ini kurikulum dikembangkan dengan mengacu pada
peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan no 137 tentang STANDAR
PAUD dan NO 146 tentang kurikulum PAUD. Kejelasan terhadap kurikulum
membantu para pengelola, pendidik, orang tua, dan masyarakat umum
mengetahui arah dan tujuan dari program pendidikan anak usia dini yang
dilakukan oleh suatu lembaga, sehingga akuntabilitas lembaga senantiasa
terbangun bersama semua pihak yang berkepentingan dengan lembaga
tersebut.

68
DAFTAR PUSTAKA

Brewer, Jo Ann, Introduction to Early Childhood Education: Preschool


Through Primary Age Grades, New York: Pearson, 2007.

Essa, Eva L., Introduction to Early Childhood Education 4th, Singapore:


Thomson Delmar Learning, 2003.

Feeny, Stephanie, Doris Christensen, dan Eva Moravcik, Who Am I in the


Lives of Children; An Introduction to Early Childhood Education
7th Ed., Columbus Ohio: Person Merrill Prentice Hall, 2006.

Gestwicki, Carol, Developmentally Appropriate Practice; Curriculum and


Development in Early Education (3rd) , United States: Thomson
Delmar Learning, 2007.

Hainstock, Elizabeth G., Kenapa Montessoi; Keunggulan Metode Montessori


bagi Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: Mitra Media, 2008.

Salkind, Neil J. (Ed), Child Development, New York: Macmillan Reference


USA, 2002.

Sanjaya, Wina, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosa Karya,


2009.

Santrock, John W., Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup,


dialihbahasakan oleh Achmad Husairi, Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2002.

69

Anda mungkin juga menyukai