PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita tentu sepakat bahwa pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam
kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Tanpa peran pendidikan, manusia tidak
mengalami perubahan kualitas kehidupan seperti yang dialami di era modern ini.
Sebagaimana Paulo Freire (dikutip oleh Yunus) mengatakan bahwa pendidikan
pada dasarnya adalah usaha memanusiakan manusia, maka pendidikan
merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi manusia menjadi
manusia berbudaya agar terhindar dari berbagai bentuk penindasan, kebodohan,
sampai ketertinggalan. Pendidikan, sebagai suatu usaha yang disengaja dan
sistematis, tidak semata-mata terbatas sekat ruang sekolah formal namun juga
nonformal dan informal.
Mengingat pentingnya pendidikan untuk kehidupan manusia, maka pendidikan
harus dimulai sejak usia dini sebagai fondasi kehidupan. Diperlukan kesadaran para
orangtua dan pemerhati pendidikan mendorong terbentuknya suatu wadah
pendidikan anak usia dini (PAUD) yang bergerak hingga ke masyarakat akar
rumput.
5
memegang peran sentral sebagai role model peserta didiknya. Mengutip Diaz,
pendidik sebagai model harus dapat menunjukkan :
6
7) Pendidik menjunjung tinggi kode etik profesional. Bahwa guru sebagai
jabatan profesional tentunya mempunyai kode etik yang harus dijiwai
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
Terkait dengan hal-hal di atas maka dapat kita bayangkan betapa guru atau
pendidik menjadi tokoh yang memiliki peran penting terutama dalam pendidikan
anak usia dini dimana peran orang dewasa sebagai role model masih sangat
dibutuhkan. Pendidikan anak usia dini perlu penanganan yang khas dibandingkan
dengan pendidikan lainnya karena anak usia dini memiliki karakteristik
perkembangan dan cara belajar yang berbeda dengan anak-anak yang usianya
lebih tua, sehingga memerlukan bimbingan yang khas pula. Untuk itu, seorang
pendidik PAUD penting untuk memiliki pengetahuan dan kapasitas etika maupun
karakter yang positif sehingga dalam melaksanakan tugas, para pendidik dapat
memberikan contoh positif bagi anak didiknya. Kekhasan karakteristik siswa PAUD
juga membutuhkan etos kerja tersendiri yang harus dapat dimiliki oleh pendidik
PAUD. Apabila ketiga komponen ini terpenuhi tentunya bukan tidak mungkin akan
menghasilkan peserta didik yang potensinya berkembang secara optimal serta
beretika dan berkarakter positif yang siap bersosialisasi dengan anggota
masyarakat lain dalam interaksinya sehari-hari.
B. TUJUAN
Materi dan modul ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagi pendidik
PAUD terkait konsep etika, karakter, dan etos kerja sehingga nantinya pendidik
PAUD dapat mengaplikasikan dalam proses pengajaran yang dilakukan untuk
membantu peserta didik berkembang optimal.
7
D. PETUNJUK BELAJAR
Peserta didik membaca modul, melakukan diskusi dan tanya-jawab, serta
mengerjakan tugas-tugas yang telah disiapkan.
8
BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI
A. KOMPETENSI
Kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah peserta didik dapat
memahami etika, karakter, dan etos kerja yang dibutuhkan oleh pendidik PAUD.
B. INDIKATOR
1). Menjelaskan pengertian etos kerja.
2). Menjelaskan pengertian etika sebagai pendidik PAUD.
3). Menjelaskan pentingnya kerja sama dalam pengembangan program PAUD
4). Menjelaskan cara-cara melakukan komunikasi efektif dalam membangun Tim
Work di lembaga PAUD
5). Menjelaskan strategi membangun kerja sama dengan teman sejawat dan
orang tua
C. MATERI/SUBMATERI
1. Etika dan Etos Kerja:
a. Definisi Kepribadian
b. Pentingnya pendidik yang berkepribadian
c. Ciri guru yang berkepribadian unggul, kreatif, dan mandiri.
4. Strategi membangun kerja sama dengan teman sejawat dan orang tua
D. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang akan dilakukan dalam penyajian materi ini adalah :
1) Ceramah
9
2) Tanya jawab
3) Diskusi kelompok
4) Aktivitas lain (menonton film)
E. PENILAIAN
Penilaian akan dilakukan melalui evaluasi pre-test dan post test yang berbentuk
soal pilihan berganda (multiple choice)
F. ALOKASI WAKTU
4 Jam pelajaran
G. SUMBER BELAJAR
Modul, pustaka acuan, film, contoh kasus dari lapangan, atau artikel media
massa.
H. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang digunakan dalam penyajian materi ini adalah :
1) Modul
2) Slide dan OHP
3) Film
4) Foto-foto dari kasus di lapangan /lembaga PAUD
5) Kliping artikel dari media massa
10
BAB III
MATERI
A. URAIAN MATERI
1. ETIKA DAN ETOS KERJA
a. Definisi Kepribadian
Pada modul sebelumnya telah dipaparkan mengenai etika dimana etika
sangat penting bagi pendidik yang berperan sebagai pembimbing, pembina
perilaku, dan sekaligus model berperilaku manusia beretika karena ini bagian
dari tanggung jawab sebagai pendidik. Etika yang diajarkan dan diaplikasikan
secara terus-menerus merupakan salah satu landasan untuk terbentuknya
kepribadian individu. Kepribadian, menurut G. Allport, adalah organisasi
dinamis di dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang
menentukan tingkah-laku dan pikirannya secara karakteristik dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian selalu berkembang dan
berubah meskipun ada suatu sistem organisasi yang mengikat dan
menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian kita. Kepribadian
melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan) dalam satu kesatuan yang
mengandung kecenderungan-kecenderungan dalam tingkah laku individu.
Kepribadian sifatnya individual karena tidak ada orang yang memiliki
kesamaan dalam upaya menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Oleh
sebab itu, kepribadian membedakan individu. Dalam perjalanannya,
kepribadian seseorang berhadapan dengan lingkungannya yang turut
membentuknya hingga mencapai taraf kematangan tertentu.
Kepribadian juga terkait dengan etos. Etos berasal dari bahasa Yunani
ethos yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas
sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok
bahkan masyarakat yang dapat membedakan satu kelompok dengan
kelompok atau masyarakat lain. Oleh sebab itu, etos berkaitan dengan
11
kebudayaan suatu kelompok masyarakat. Etos merupakan produk dari sistem
kepercayaan yang diterima seseorang atau kelompok atau masyarakat.
Selain delapan etos kerja tersebut, dikenal pula etos kerja berlandasan
spiritual yang dapat dikembangkan lagi oleh guru dan implementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari, yakni Etos kerja sebagai mental rohani. Bagaimana
kita memandang tugas kita guru dari segi mental rohani, agar didapatkan
kepuasan kerja, pahamilah hal berikut ini:
1) Kerja adalah rahmat, kerja merupakan panggilan, kerja adalah aktualisasi,
kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja merupakan kehormatan, dan
kerja adalah pelayanan.
2) Rahmat ; jiwa besar, pikiran luas , hati baik, rejeki akbar, sumber berkah,
suka cita, ikhlas, bersyukur.
3) Amanah; adil, benar, jujur, aman terpercaya, bertanggungjawab,
pembangun,dan pengembang.
4) Panggilan; responsif, ekspresif, unik, khas, berintegrasi, tuntas, tumbuh
menjadi lebih baik.
12
5) Ibadah; penuh cinta, sayang, setia, komitmen, berbakti, mengabdi,
berserah.
6) Seni ; indah, estetik,artistik, imajinatif, kreatif, inovatif,
7) Kehormatan ; harkat,martabat, mulia, hebat, berkualitas, unggul,
excellent.
8) Pelayan ; fokus pada pelangganan, sempurna, paripurna, ramah,
simpatik, memuaskan.
Tanpa etos kerja yang tinggi, seorang pendidik tidak mungkin dapat
meningkatkan produktivitas mengajarnya seperti apa yang diharapkan. Upaya
menumbuhkan etos kerja yang positif tidak dapat dipaksakan karena dalam
menumbuhkan etos kerja diperlukan kolaborasi dan keselarasan relasi antara
individu di dalam suatu komunitas pendidikan, dalam hal ini PAUD.
13
Esensi pendidikan dalam hal ini bagaimana mencerdaskan SDM, masyarakat
dan bangsa, sehingga mampu beradaptasi sekaligus melakukan
pembaharuan dalam kehidupannya.
Guru yang berkualitas akan terbentuk jika memiliki kepribadian dan etos
kerja yang tinggi. Menurut Jansen Sinamo ada delapan etos kerja unggulan
yang perlu dipahami, yang dapat dikembangkan oleh guru dalam bertugas.
Etos kerja tersebut sebagai berikut:
1) Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku, aku sanggup bekerja benar.
2) Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras.
3) Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja
tulus.
4) Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku, aku sanggup bekerja
tuntas.
5) Kerja itu seni / permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup
kerja kreatif
6) Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja
serius,
7) Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja
sempurna.
8) Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja
unggul
14
khususnya pada pendidik PAUD. Setiap pendidik, khususnya pendidik PAUD,
perlu untuk mengembangkan beberapa kepribadian unggul sehingga hasil
pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Berikut adalah beberapa
kepribadian unggul yang dapat dikembangkan oleh pendidik PAUD :
1). Kreatif
Pada dasarnya potensi kreatif dimiliki oleh setiap individu, namun tingkat
dan derajatnya yang berbeda-beda antar individu yang satu dan lainnya. Hal
ini dipengaruhi berbagai faktor baik internal dan eksternal. Seseorang
dengan potensi kreativitas yang tinggi dan memiliki lingkungan yang memberi
kesempatan secara bebas dan aman psikologis akan menjadikan orang
tersebut sebagai pribadi yang kreatif.
15
b) Keterampilan berpikir luwes; menghasilkan gagasan, jawaban atau
pertanyaan yang bervariasi, mampu melihat masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda, mampu mengubah cara pendekatan dan
mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda.
c) Keterampilan berpikir orisinil; mampu melahirkan ungkapan yang baru
dan unik, mampu membuat kombinasi baru dan tidak lazim dari unsur-
unsur yang ada.
d) Keterampilan atau mengelaborasi atau memperinci; mampu
memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,
menambah atau merinci detil-detil dari suatu objek atau situasi
sehingga lebih menarik.
e) Keterampilan menilai (mengevaluasi); mampu menentukan patokan
penilaian sendiri, mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka.
2) Afektif
Siswa PAUD memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan peserta
didik dalam jenjang pendidikan lainnya. Dalam proses belajarnya, siswa
PAUD membutuhkan perhatian khusus dari para pendidik dimana perhatian
dan respon positif yang ditunjukkan pendidik kepada siswa akan
16
menstimulasi siswa secara positif pula dan potensinya akan berkembang
maksimal.
Untuk dapat mengasah sikap afektif sebagai bagian dari pribadi unggul
pendidik PAUD, maka sebelumnya perlu diketahui ciri-ciri sikap afektif. Ciri-
ciri sikap afektif antara lain ditunjukkan dengan sikap sebagai berikut :
17
3) Mandiri
Kemandirian berhubungan dengan manusia yang sedang melaksanakan
kegiatan tersendiri atau bekerja yang tidak secara langsung melibatkan orang
lain. Hal tersebut seperti yang dikemukakan Antonius dkk. Mandiri adalah
suatu suasana di mana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak
atau keinginan dirinya yang terlihat dari tindakan atau perbuatan nyata guna
menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi pemenuhan kebutuhan
hidupnya dan sesamanya.
Ciri-ciri mandiri :
a) Percaya diri, mampu bekerja sendiri
b) Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan
kerjanya
c) Menghargai waktu dan tanggung jawab
18
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ciri guru yang berkepribadian
unggul, kreatif dan mandiri adalah pribadi yang menunjukkan ketangguhan untuk
selalu berprestasi, percaya diri, memiliki integritas diri yang tinggi, dan intuitif.
Dari sudut pandang anak, guru yang efektif adalah guru yang dapat
dipercaya. Guru PAUD dapat dipercaya apabila guru dipandang anak
sebagai orang yang bisa diajak bermain bersama dan membangun
pengalaman bersama-sama. Guru juga dinilai dapat dipercaya apabila ia
bersikap jujur dan adil dalam menilai anak, serta mengijinkan anak untuk
terlibat secara aktif dalam proses bermain. Di dalam bermain ini
sesungguhnya anak sedang belajar.
19
dengan guru yang bersikap dan beretos kerja negatif dengan menolak diri
mereka sendiri, mereka cenderung menghasilkan anak yang mempunyai
konsep diri negatif. Dari berbagai kajian yang dilakukan tersebut dapat
diketahui bahwa konsep diri dan etos kerja yang positif dari guru merupakan
sumber pembentukan sikap positif anak, yaitu percaya diri, tidak cemas, dan
menghargai arti belajar. Hal ini disebabkan siswa mempunyai seseorang
yang dapat dipercaya untuk memproyeksikan kemampuan mereka, serta
mendapatkan kehangatan dan dukungan untuk meningkatkan persepsi
terhadap diri mereka sendiri. Dari sana dapat kita ketahui pula bahwa
harapan guru dapat membimbing peningkatan harga diri dan prestasi belajar
anak.
20
1) Kompetensi Pedagogik
Merupakan kemampuan mengelola peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
a). Mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik
anak usia dini
b). Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan perkembangan,
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini
c). Merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan
kurikulum
d). Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
e). Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik
f). Mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri
g). Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
h). Menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan
hasil belajar anak usia dini
i). Menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran
pada anak usia dini
j). Menggunakan hasil penilaian, pengembangan dan evaluasi program untuk
kepentingan pengembangan anak usia dini
21
b) Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan
karakteristik anak
c) Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan
kondisi anak
d) Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam
kegiatan
e) Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak.
Selain itu, guru PAUD juga perlu untuk dapat bersikap dan berperilaku
sesuai dengan norma agama, budaya, dan keyakinan anak dengan
menghargai anak tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku bangsa,
dan gender termasuk guru juga sebisa mungkin dapat mengembangkan
sikap anak didik untuk menghargai agama dan budaya lain. Menampilkan diri
22
sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur juga merupakan salah satu
kompetensi kepribadian yang harus dimiliki seorang pendidik PAUD. Budi
pekerti luhur yang dimaksud adalah jujur, bertanggungjawab terhadap tugas,
serta berperilaku sebagai teladan.
23
Membangun kerja sama dengan orang tua dalam pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan anak juga adalah salah satu poin penting
dalam kompetensi profesional. Guru PAUD harus mengenal faktor-faktor
pengasuhan anak, keadaan sosial-ekonomi, serta keadaan sosial
kemasyarakatan di keluarga anak yang mendukung atau menghambat
perkembangan anak. Program-program lembaga terkait pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan anak juga perlu secara rutin dikomunikasikan
kepada orang tua sehingga dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam
program-program yang diadakan oleh lembaga dan terciptanya
kesinambungan program lembaga dengan lingkungan keluarga.
24
Tidak hanya mutu karakter dan kompetensi yang meningkat melalui etos,
yang juga turut berkembang adalah konfidensi (bahasa gaulnya 'pede' atau rasa
percaya diri). Kata ini mempunyai tiga makna: [i] perasaan atau keyakinan
bahwa seseorang dapat percaya atau bersandar pada sesuatu, [2] kondisi
perasaan yang pasti tentang kebenaran suatu hal, [3] perasaan mantap pada diri
sendiri yang lahir dari apresiasinya atas kualitas dan kemampuan dirinya. Jadi,
tatkala etos keguruan diperagakan dengan sungguh-sungguh dalam semua
proses belajar-mengajar, maka menguat pula keyakinan pada kebenaran hal
yang diajarkan itu serta pada kapasitas pribadi yang semakin terbukti melalui
meningkatnya kompetensi dan kinerja keguruan total.
Karisma yang adalah aura diri, wibawa personal, dan cahaya pribadi yang
kita rambatkan juga semakin kuat memancar melalui etos. Sebab, kepribadian
dan perilaku kerja yang berakar teguh pada moralitas yang luhur dalam etos
keguruan itu akan berpendar penuh tenaga seperti kekuatan sebuah magnet. Ini
berarti meningkatnya marwah dan martabat keguruan, meningginya harkat dan
derajat keguruan, serta memantapnya perbawa dan wibawa keguruan kita.
2. Kerjasama dalam Pengembangan Program PAUD
25
3. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan dengan orang tua dengan sebaik baiknya bagi kepentingan
anak didiknya.
a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak didik
betah berada dan belajar di sekolah.
b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua sehingga
terjalin pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan anak
didik.
c. Guru senantiasa menerima kritik dengan dada lapang setiap kritik
membangun yang disampaikan orang tua / masyarakat terhadap
kehidupan sekolahnya.
4. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan.
a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi
keguruan.
b. Guru menyebar dan merumuskan program program pendidikan
kepada dan dengan masyarakat sekitarnya, sehingga sekolah
tersebut berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan
kebudayaan di tempat itu.
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi
sebagai unsur pembaharuan bagi kehidupan dan kemajuan
daerahnya.
d. Guru turut bersama sama masyarakat sekitarnya didalam berbagai
aktifitas.
e. Guru mengusahakan terciptanya kerja sama sebaik baiknya antara
sekolah, orang tua murid dan masyarakat bagi kesempurnaan
usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan
merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, orang tua
dan masyarakat.
26
5. Guru secara sendiri sendiri dan atau bersama sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya.
a. Guru melanjutkan studinya dengan membaca buku, mengikuti
workshop / seminar, konferensi dan pertemuan pendidikan dan
keilmuan lainnya, mengikuti pelatihan, mengadakan kegiatan
kegiatan penataran.
b. Guru selalu berbicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan
martabat profesinya.
6. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
a. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling
menasehati dan bantu membantu satu sama lain baik dalam
hubungan kepentingan pribadi maupun dalam hubungan tugas
profesi.
b. Guru tidak melakukan tindakan tindakan yang merugikan nama
baik rekan rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik
secara pribadi maupun secara keseluruhan.
7. Guru secara bersama sama memelihara , membina dan meningkatkan
organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang
bermaksud membina profesi dan pendidikan pada umumnya.
b. Guru senantiasa berusaha terciptanya persatuan diantara sesama
pengabdian pendidikan.
c. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap
sikap, ucapan ucapan dan tindakan tindakan yang merugikan
organisasi.
8. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
27
Kerja sama yang terjalin baik antara guru maupun lembaga PAUD dengan
orang tua tentu saja dapat berdampak positif bagi anak sebab untuk dapat
mengembangkan potensi anak secara maksimal diperlukan pendidikan secara
berkesinambungan, baik di sekolah maupun di rumah. Adanya kerjasama yang
baik antara orangtua, sekolah dan komunitas pendidikan di masyarakat dapat
memperbaiki mutu dan keberlangsungan proses pendidikan anak usia dini dari
waktu ke waktu.
28
- Mengadakan pertunjukan yang melibatkan para siswa sehingga
orang tua akan antusias untuk hadir dan terlibat
- Menyediakan saluran telepon hotline yang yang diawaki oleh orang
tua sehingga memungkinkan orang tua lain atau masyarakat untuk
memberikan informasi mengenai kekerasan, adanya penyakit, atau
bahkan membantu orang tua untuk dapat memandu siswa
mengerjakan tugas
- Menerbitkan newsletter atau buletin berkala untukmenginformasikan
kegiatan atau kurikulum lembaga PAUD yang dalam penyusunannya
melibatkan orang tua
29
- Mengadakan kegiatan tertentu yang melibatkan partisipasi sosial
orang tua serta masyarakat, seperti karnaval, festival budaya, dan
lain-lain
- Membentuk kelompok orang tua (parents support group) untuk
membantu para orang tua dalam menjalankan perannya sebagai
orang tua
30
Komunikasi efektif terkait dengan kesediaan menjadi pendengar yang baik.
Ada beberapa hal yang sebisa mungkin dilakukan untuk mengembangkan
komunikasi yang baik dalam membangun kerja sama tim :
a. Memberi pernyataan dengan jelas dan simpatik
b. Gunakan bahasa tubuh dengan semestinya dan disesuaikan dengan
pesan yang disampaikan
c. Berbicara dengan tenang dan tidak emosional
d. Jadilah pendengar yang baik dan coba pahami apa yang dirasakan
lawan bicara
e. Gunakan komunikasi yang sifatnya reflektif supaya lawan bicara merasa
dihargai dan didengarkan
f. Ciptakan kedekatan fisik dalam batas-batas tertentu tanpa melanggar
nilai
g. Jangan lupa untuk menggunakan kata-kata sakti dalam berkomunikasi,
seperti tolong, maaf, dan terima kasih.
31
3. Saling memahami ekspektasi terhadap pekerjaan yang dilakukan serta
hasilnya
4. Membangun komitmen yang sama sehingga misi pekerjaan dapat
tercapai
5. Memahami alur kerja masing-masing individu, termasuk memahami hak
dan tanggung jawab/kewajiban masing-masing dalam profesi
6. Membangun komunikasi yang baik dengan rekan kerja
7. Saling menjaga kepercayaan, khususnya mengenai hal-hal yang
bersifat pribadi
32
a. Mengadakan pertemuan rutin antara guru dan orang tua, seperti rapat
orang tua atau kelas sharing antara guru dan orang tua
b. Mendengarkan keluhan orang tua mengenai anak mereka dan
memberikan solusi jika diminta
c. Menerima dengan lapang dada kritik maupun masukan dari para orang
tua sebagai bahan evaluasi diri
d. Mengadakan seminar, diskusi, pelatihan, serta workshop dengan
mendatangkan pakar pendidikan atau pengasuhan anak untuk
meningkatkan kapasitas orang tua dan mendorong orang tua untuk
berpartisipasi dalam aktivitas yang diadakan sekolah
e. Mengadakan kegiatan menyenangkan yang melibatkan orang tua serta
juga melibatkan siswa/anak, seperti karnaval, olah raga bersama,
bazaar, outbond, piknik sekolah, atau pentas seni.
f. Menyusun buletin sekolah secara berkala dengan melibatkan peran
serta orang tua dalam proses penyusunannya
g. Mengadakan kunjungan rumah (home visit) jika diperlukan
B. RANGKUMAN MATERI
Guru atau pendidik adalah pengemban amanah, baik yang datang dari orangtua
siswa untuk mewakili mereka di sekolah, atau dari siswa itu sendiri untuk membantu
mereka menjadi pribadi-pribadi yang matang, dan dari masyarakat luas. Pendidik
anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan
proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan
pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan kepada anak didik. Selain memiliki
33
kualifikasi akademik, para pendidik PAUD memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi personal, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Kepribadian positif dan etos kerja yang berangkat dari etika adalah kunci
keberhasilan baik di tingkat personal, organisasional, dan nasional; baik itu
kecendekiaan belajar, kesuksesan bekerja, dan keberhasilan bernegara. Etos
keguruan tidak hanya membuahkan sukses keguruan ke luar, tetapi sekaligus
memper-baiki kualitas keguruan itu ke dalam: yakni bertumbuhnya sang guru
tersebut menjadi insan profesional yang semakin bermutu dalam karakter,
kompetensi, konfidensi, dan karisma. Pengembangan etos keguruan pun
berdampak langsung pada peningkatan kecerdasan sang guru. Jadi, bolehlah
dikatakan: insan yang memiliki etos keguruan yang baik sama persis artinya dengan
guru yang terus menerus belajar tanpa henti sepanjang hayatnya.
Etos kerja serta kepribadian guru yang baik tidak akan berhasil jika tanpa
didukung kerja sama yang solid, baik dari rekan kerja maupun orang tua dan
anggota masyarakat. Kerja sama yang baik dapat terbangun dari komunikasi yang
baik dan efektif, baik komunikasi melalui verbal maupun nonverbal melalui program
yang diadakan lembaga PAUD. Mengenali rekan kerja dengan baik, membangun
kepercayaan rekan kerja, serta membangun kesamaan visi dan misi mengenai
pendidikan dapat membantu guru untuk membangun kerja sama yang baik dengan
guru lainnya. Membangun kerja sama dan partisipasi orang tua dapat dilakukan
dengan berbagai hal seperti melakukan kunjungan rumah (home visit), melakukan
pertemuan orang tua secara rutin, maupun mengadakan kegiatan yang sifatnya
menyenangkan dimana kegiatan tersebut juga melibatkan anak, seperti pentas seni
atau karnaval.
34
C. EVALUASI SOAL LATIHAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
35
b. Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam aktivitas PAUD
c. Memberi motivasi untuk meningkatkan keterlibatan orang tua
d. Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua
3. Hal yang tidak menunjukkan sifat kreatif sebagai pendidik PAUD adalah
a. Berani mengambil resiko
b. Mampu melihat masalah dan solusinya dari sudut pandang yang berbeda
c. Selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan berbagai jawaban atas
suatu masalah
d. Berpikir orisinil
5. Mengadakan kegiatan seperti pentas seni atau karnaval merupakan salah satu
strategi yang dapat dilakukan guru atau lembaga PAUD untuk membangun
komunikasi dan kerja sama dengan
a. Sesama lembaga PAUD
36
b. Orang tua
c. Sesama pengajar
d. Aparat pemerintahan
37
BAB IV
PENUTUP
Aku seorang guru. Guru adalah seorang yang memimpin. Tidak ada keajaiban dalam
pekerjaanku. Aku tidak berjalan di atas air. Aku tidak membelah lautan. Aku hanya mencintai
anak-anak
(Marva Collins)
Guru atau pendidik PAUD memiliki peran sangat besar dalam menjalankan
peran mereka selama proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan bagi para
peserta didik. Ketiga hal ini membuat para pendidik PAUD harus bekerja ekstra
dibandingkan pendidik di tingkatan pendidikan lainnya. Mereka juga menjadi model atas
sikap positif bagi peserta didiknya. Oleh sebab itu merupakan kewajiban bagi para
pendidik PAUD untuk dapat memiliki etika, karakter, serta etos kerja yang menunjang
mereka untuk menjalankan tugasnya. Semoga modul ini dapat memberikan
pengetahuan yang bermanfaat bagi para pendidik PAUD sehingga nantinya menjadi
pendidik PAUD yang berkualitas demi mencetak generasi penerus bangsa yang
cemerlang, baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor.
38
LAMPIRAN
39
LAMPIRAN
A. KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. A
4. A
5. B
40
DAFTAR PUSTAKA
Diaz, Carlos F. et al. 2006. Touch The Future Teach!. Pearson Education : USA
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal
Kemendiknas. 2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini : Jakarta.
Gea, Antonius Atosokhi, Antonina Panca Yuni Wulandari, Yohanes Babari. 2002. Relasi
dengan Diri Sendiri. Elex Media Komputindo : Jakarta.
Idris, H. Zahara & H. Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Grasindo : Jakarta
Ronnie M. , Dani. 2005. Seni Mengajar Dengan Hati. Elex Media Komputindo : Jakarta
41