Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita tentu sepakat bahwa pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam
kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Tanpa peran pendidikan, manusia tidak
mengalami perubahan kualitas kehidupan seperti yang dialami di era modern ini.
Sebagaimana Paulo Freire (dikutip oleh Yunus) mengatakan bahwa pendidikan
pada dasarnya adalah usaha memanusiakan manusia, maka pendidikan
merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi manusia menjadi
manusia berbudaya agar terhindar dari berbagai bentuk penindasan, kebodohan,
sampai ketertinggalan. Pendidikan, sebagai suatu usaha yang disengaja dan
sistematis, tidak semata-mata terbatas sekat ruang sekolah formal namun juga
nonformal dan informal.
Mengingat pentingnya pendidikan untuk kehidupan manusia, maka pendidikan
harus dimulai sejak usia dini sebagai fondasi kehidupan. Diperlukan kesadaran para
orangtua dan pemerhati pendidikan mendorong terbentuknya suatu wadah
pendidikan anak usia dini (PAUD) yang bergerak hingga ke masyarakat akar
rumput.

Untuk suatu upaya pendidikan berjalan dengan baik diperlukan beberapa


elemen, tidak terkecuali dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) di mana salah satu
elemen yang penting keberadaannya adalah pendidik. Pendidik, menurut Zahara
Idris dan Lisma Jamal, adalah orang dewasa yang bertanggungjawab memberikan
bimbingan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar
mencapai tingkat kedewasaan (mampu berdiri sendiri) memenuhi tugasnya sebagai
makhluk Tuhan, makhluk individu yang mandiri, dan makhluk sosial. Peran mereka
terutama nampak dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah, yaitu
mentransformasikan kebudayaan secara terorganisasi demi perkembangan peserta
didik (siswa). Khususnya dalam pendidikan anak usia dini, pendidik sangat

5
memegang peran sentral sebagai role model peserta didiknya. Mengutip Diaz,
pendidik sebagai model harus dapat menunjukkan :

- Guru sebagai ahli di bidangnya


- Guru sebagai contoh pembentukan moral
- Guru sebagai orang yang memiliki kepedulian dan melakukan tindakan
- Guru sebagai figur pemimpin yang memiliki otoritas
- Guru sebagai fasilitator yang selalu siap membantu siswanya
- Guru sebagai delegator

Sebagai seorang pendidik, guru, termasuk guru PAUD, semestinya memahami


hakekat pendidik. T. Raka Joni (dalam Idris dan Jamal) menyebutkan beberapa hal
terkait hakekat pendidik :
1) Pendidik sebagai agen pembaharuan, artinya ide-ide pembaharuan itu
dapat disebarluaskan oleh pendidik dan lebih jauh lagi pendidik adalah
sumber dari ide-ide pembaharuan
2) Pendidik adalah pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat,
maksudnya pendidik itu harus lebih dahulu menjadi orang yang
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai masyarakat. Lebih jauh lagi,
pendidik diharapkan dapat melanjutkan nilai-nilai tersebut kepada subjek
didiknya, dan masyarakat pada umumnya.
3) Pendidik sebagai fasilitator memungkinkan terciptanya kondisi yang baik
bagi peserta didik untuk belajar. Misalnya dalam proses belajar-mengajar
peserta didiklah yang aktif belajar. Peranan pendidik menyediakan
sumber, bahan, dan media yang diperlukan dalam kegiatan tersebut.
4) Pendidik bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik.
5) Pendidik dituntut untuk menjadi contoh dalam pengelolaan proses belajar-
mengajar khususnya bagi calon guru yang menjadi peserta didik.
6) Pendidik bertanggung jawab secara profesional untuk terus-menerus
meningkatkan kemampuannya. Ini berarti bahwa pendidik adalah pribadi
yang selalu harus belajar.

6
7) Pendidik menjunjung tinggi kode etik profesional. Bahwa guru sebagai
jabatan profesional tentunya mempunyai kode etik yang harus dijiwai
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Terkait dengan hal-hal di atas maka dapat kita bayangkan betapa guru atau
pendidik menjadi tokoh yang memiliki peran penting terutama dalam pendidikan
anak usia dini dimana peran orang dewasa sebagai role model masih sangat
dibutuhkan. Pendidikan anak usia dini perlu penanganan yang khas dibandingkan
dengan pendidikan lainnya karena anak usia dini memiliki karakteristik
perkembangan dan cara belajar yang berbeda dengan anak-anak yang usianya
lebih tua, sehingga memerlukan bimbingan yang khas pula. Untuk itu, seorang
pendidik PAUD penting untuk memiliki pengetahuan dan kapasitas etika maupun
karakter yang positif sehingga dalam melaksanakan tugas, para pendidik dapat
memberikan contoh positif bagi anak didiknya. Kekhasan karakteristik siswa PAUD
juga membutuhkan etos kerja tersendiri yang harus dapat dimiliki oleh pendidik
PAUD. Apabila ketiga komponen ini terpenuhi tentunya bukan tidak mungkin akan
menghasilkan peserta didik yang potensinya berkembang secara optimal serta
beretika dan berkarakter positif yang siap bersosialisasi dengan anggota
masyarakat lain dalam interaksinya sehari-hari.

B. TUJUAN
Materi dan modul ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagi pendidik
PAUD terkait konsep etika, karakter, dan etos kerja sehingga nantinya pendidik
PAUD dapat mengaplikasikan dalam proses pengajaran yang dilakukan untuk
membantu peserta didik berkembang optimal.

C. RUANG LINGKUP DAN WAKTU


Ruang lingkup materi mencakup etika, karakter dan etos kerja yang dimiliki oleh
pendidik PAUD yang diberikan dalam waktu 4 JP.

7
D. PETUNJUK BELAJAR
Peserta didik membaca modul, melakukan diskusi dan tanya-jawab, serta
mengerjakan tugas-tugas yang telah disiapkan.

8
BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI

A. KOMPETENSI
Kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah peserta didik dapat
memahami etika, karakter, dan etos kerja yang dibutuhkan oleh pendidik PAUD.

B. INDIKATOR
1). Menjelaskan pengertian etos kerja.
2). Menjelaskan pengertian etika sebagai pendidik PAUD.
3). Menjelaskan pentingnya kerja sama dalam pengembangan program PAUD
4). Menjelaskan cara-cara melakukan komunikasi efektif dalam membangun Tim
Work di lembaga PAUD
5). Menjelaskan strategi membangun kerja sama dengan teman sejawat dan
orang tua

C. MATERI/SUBMATERI
1. Etika dan Etos Kerja:
a. Definisi Kepribadian
b. Pentingnya pendidik yang berkepribadian
c. Ciri guru yang berkepribadian unggul, kreatif, dan mandiri.

2. Materi Kerja Sama :


a. Definisi Kerja sama
b. Berbagai jenis kerja sama dalam mengembangkan lembaga PAUD

3. Komunikasi efektif dalam membangun kerja sama

4. Strategi membangun kerja sama dengan teman sejawat dan orang tua

D. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang akan dilakukan dalam penyajian materi ini adalah :
1) Ceramah

9
2) Tanya jawab
3) Diskusi kelompok
4) Aktivitas lain (menonton film)

E. PENILAIAN
Penilaian akan dilakukan melalui evaluasi pre-test dan post test yang berbentuk
soal pilihan berganda (multiple choice)

F. ALOKASI WAKTU
4 Jam pelajaran

G. SUMBER BELAJAR
Modul, pustaka acuan, film, contoh kasus dari lapangan, atau artikel media
massa.

H. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang digunakan dalam penyajian materi ini adalah :
1) Modul
2) Slide dan OHP
3) Film
4) Foto-foto dari kasus di lapangan /lembaga PAUD
5) Kliping artikel dari media massa

10
BAB III
MATERI

A. URAIAN MATERI
1. ETIKA DAN ETOS KERJA
a. Definisi Kepribadian
Pada modul sebelumnya telah dipaparkan mengenai etika dimana etika
sangat penting bagi pendidik yang berperan sebagai pembimbing, pembina
perilaku, dan sekaligus model berperilaku manusia beretika karena ini bagian
dari tanggung jawab sebagai pendidik. Etika yang diajarkan dan diaplikasikan
secara terus-menerus merupakan salah satu landasan untuk terbentuknya
kepribadian individu. Kepribadian, menurut G. Allport, adalah organisasi
dinamis di dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang
menentukan tingkah-laku dan pikirannya secara karakteristik dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian selalu berkembang dan
berubah meskipun ada suatu sistem organisasi yang mengikat dan
menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian kita. Kepribadian
melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan) dalam satu kesatuan yang
mengandung kecenderungan-kecenderungan dalam tingkah laku individu.
Kepribadian sifatnya individual karena tidak ada orang yang memiliki
kesamaan dalam upaya menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Oleh
sebab itu, kepribadian membedakan individu. Dalam perjalanannya,
kepribadian seseorang berhadapan dengan lingkungannya yang turut
membentuknya hingga mencapai taraf kematangan tertentu.

Kepribadian juga terkait dengan etos. Etos berasal dari bahasa Yunani
ethos yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas
sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok
bahkan masyarakat yang dapat membedakan satu kelompok dengan
kelompok atau masyarakat lain. Oleh sebab itu, etos berkaitan dengan

11
kebudayaan suatu kelompok masyarakat. Etos merupakan produk dari sistem
kepercayaan yang diterima seseorang atau kelompok atau masyarakat.

Setiap pendidik haruslah terus-menerus membangun etos keguruannya agar


akhirnya ia bisa menjadi guru atau pendidik yang terbaik. Etos kerja yaitu semua
kebiasaan baik yang harus dilakukan di tempat kerja. Ada delapan kebiasaan
bekerja cerdas yang dapat menjadi landasan etos kerja positif bagi para pendidik
PAUD. Delapan kebiasaan dalam etos kerja positif adalah :
1) Bekerja ikhlas penuh rasa syukur
2) Bekerja penuh integitas
3) Bekerja keras penuh semangat
4) Bekerja serius penuh kecintaan
5) Bekerja cerdas penuh kreativitas
6) Bekerja tekun penuh keunggulan
7) Bekerja paripurna penuh kesabaran.

Selain delapan etos kerja tersebut, dikenal pula etos kerja berlandasan
spiritual yang dapat dikembangkan lagi oleh guru dan implementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari, yakni Etos kerja sebagai mental rohani. Bagaimana
kita memandang tugas kita guru dari segi mental rohani, agar didapatkan
kepuasan kerja, pahamilah hal berikut ini:
1) Kerja adalah rahmat, kerja merupakan panggilan, kerja adalah aktualisasi,
kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja merupakan kehormatan, dan
kerja adalah pelayanan.
2) Rahmat ; jiwa besar, pikiran luas , hati baik, rejeki akbar, sumber berkah,
suka cita, ikhlas, bersyukur.
3) Amanah; adil, benar, jujur, aman terpercaya, bertanggungjawab,
pembangun,dan pengembang.
4) Panggilan; responsif, ekspresif, unik, khas, berintegrasi, tuntas, tumbuh
menjadi lebih baik.

12
5) Ibadah; penuh cinta, sayang, setia, komitmen, berbakti, mengabdi,
berserah.
6) Seni ; indah, estetik,artistik, imajinatif, kreatif, inovatif,
7) Kehormatan ; harkat,martabat, mulia, hebat, berkualitas, unggul,
excellent.
8) Pelayan ; fokus pada pelangganan, sempurna, paripurna, ramah,
simpatik, memuaskan.
Tanpa etos kerja yang tinggi, seorang pendidik tidak mungkin dapat
meningkatkan produktivitas mengajarnya seperti apa yang diharapkan. Upaya
menumbuhkan etos kerja yang positif tidak dapat dipaksakan karena dalam
menumbuhkan etos kerja diperlukan kolaborasi dan keselarasan relasi antara
individu di dalam suatu komunitas pendidikan, dalam hal ini PAUD.

b. Pendidik dan Kepribadian


Pendidik, secara spesifik guru, oleh Macmillan didefinisikan sebagai
seorang yang dihormati dan tempat meminta nasihat untuk permasalahan-
permasalahan tertentu. Guru adalah seorang yang mengajar dengan hatinya,
membimbing dengan nuraninya, mendidik dengan segenap keihklasan dan
menginspirasi dan menyampaikan kebenaran dengan rasa kasih. Oleh sebab
itu, penting bagi seorang pendidik PAUD untuk memiliki kepribadian atau etos
yang positif. Secara umum, menurut A. Tabrani Rusyan, kepribadian atau
etos penting bagi para profesional, antara lain pendidik, sebagai : 1)
pendorong timbulnya perbuatan, 2) penggairah dalam aktivitas, dan 3)
penggerak yang menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

Orang yang bekerja di lingkungan pendidikan, pendidik dan tenaga


kependidikan, seharusnya tidak hanya melihat pekerjaannya sebagai tempat
mencari nafkah. la harus melihatnya sebagai tugas yang mengemban esensi
pendidikan. Menurut Isjoni dan Suarman (2003) pendidikan itu bukan hanya
untuk hari ini dan esok, melainkan membangun kehidupan jauh ke depan.

13
Esensi pendidikan dalam hal ini bagaimana mencerdaskan SDM, masyarakat
dan bangsa, sehingga mampu beradaptasi sekaligus melakukan
pembaharuan dalam kehidupannya.

Guru yang berkualitas akan terbentuk jika memiliki kepribadian dan etos
kerja yang tinggi. Menurut Jansen Sinamo ada delapan etos kerja unggulan
yang perlu dipahami, yang dapat dikembangkan oleh guru dalam bertugas.
Etos kerja tersebut sebagai berikut:

1) Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku, aku sanggup bekerja benar.
2) Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras.
3) Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja
tulus.
4) Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku, aku sanggup bekerja
tuntas.
5) Kerja itu seni / permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup
kerja kreatif
6) Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja
serius,
7) Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja
sempurna.
8) Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja
unggul

c. Pendidik Berkepribadian Unggul


Untuk mencapai perubahan dan perbaikan di bidang pendidikan, dalam
rangka melahirkan sebuah generasi yang berkualitas, berintegritas, memiliki
karakter, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral, tentu saja masih banyak hal
lain yang perlu dicermati. Banyak butir kebijaksanaan (wisdom) yang perlu
kita ketahui, pelajari, dan aplikasikan dalam kehidupan nyata. Hal ini tentunya
untuk dapat mengasah kepribadian unggul yang dimiliki setiap individu,

14
khususnya pada pendidik PAUD. Setiap pendidik, khususnya pendidik PAUD,
perlu untuk mengembangkan beberapa kepribadian unggul sehingga hasil
pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Berikut adalah beberapa
kepribadian unggul yang dapat dikembangkan oleh pendidik PAUD :

1). Kreatif
Pada dasarnya potensi kreatif dimiliki oleh setiap individu, namun tingkat
dan derajatnya yang berbeda-beda antar individu yang satu dan lainnya. Hal
ini dipengaruhi berbagai faktor baik internal dan eksternal. Seseorang
dengan potensi kreativitas yang tinggi dan memiliki lingkungan yang memberi
kesempatan secara bebas dan aman psikologis akan menjadikan orang
tersebut sebagai pribadi yang kreatif.

Michael A. West, seperti yang dikutip oleh Antonius dkk., menyatakan


kreativitas sebagai pernyataan pengetahuan dari berbagai bidang
pengalaman yang berkaitan untuk menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik.
Kreativitas merupakan salah satu bagian mendasar dari usaha manusia.
Kreativitas melibatkan kita dalam penemuan-penemuan yang terus menerus
dengan cara yang baru dan lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal.

Lebih lanjut diuraikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan


seseorang untuk melahirkan suatu gagasan baru maupun karya nyata atau
kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada sehingga relatif berbeda dengan
yang ada sebelumnya.

Ada beberapa poin yang menandakan seseorang tergolong individu yang


berkepribadian kreatif :
a) Keterampilan berpikir lancar; mampu mencetuskan banyak gagasan,
pertanyaan, jawaban, penyelesaikan masalah, selalu memikirkan lebih
dari satu jawaban.

15
b) Keterampilan berpikir luwes; menghasilkan gagasan, jawaban atau
pertanyaan yang bervariasi, mampu melihat masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda, mampu mengubah cara pendekatan dan
mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda.
c) Keterampilan berpikir orisinil; mampu melahirkan ungkapan yang baru
dan unik, mampu membuat kombinasi baru dan tidak lazim dari unsur-
unsur yang ada.
d) Keterampilan atau mengelaborasi atau memperinci; mampu
memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,
menambah atau merinci detil-detil dari suatu objek atau situasi
sehingga lebih menarik.
e) Keterampilan menilai (mengevaluasi); mampu menentukan patokan
penilaian sendiri, mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka.

Menjadi pribadi yang kreatif sangat penting bagi pendidik PAUD


karena setiap hari berhadapan dengan anak mengharuskan para pendidik
harus selalu kreatif memikirkan materi dan aktivitas yang akan diberikan
serta memodifikasi alat belajar maupun alat permainan. Terlebih bagi
pendidik PAUD yang berada di wilayah minim fasilitas, kreativitas menjadi
salah satu kualitas pribadi unggul yang harus dimiliki sehingga pendidik
dapat memberdayakan seluruh potensi di sekitarnya agar dapat
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi
anak.

2) Afektif

Siswa PAUD memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan peserta
didik dalam jenjang pendidikan lainnya. Dalam proses belajarnya, siswa
PAUD membutuhkan perhatian khusus dari para pendidik dimana perhatian
dan respon positif yang ditunjukkan pendidik kepada siswa akan

16
menstimulasi siswa secara positif pula dan potensinya akan berkembang
maksimal.

Menurut tahap perkembangan psikososial Erik Erikson (dalam Wortman,


Loftus & Weaver), anak usia dini dapat diklasifikasikan ke dalam tahap
initiative versus guilt atau tahapan ketiga dari delapan tahapan
perkembangan psikososial Erikson. Pada tahap ini anak akan memiliki
inisiatif untuk melakukan atau mempelajari hal-hal dan aktivitas baru
sehingga perhatian atau afeksi yang memadai dari para pendidik sangat
diperlukan agar anak merasa diperhatikan dan mendapat dukungan dari
pendidik sebagai orang dewasa yang berpengaruh (significant others).
Minimnya perhatian pendidik atas inisiatif siswa PAUD atau pemberian
respon yang salah akan berakibat pada munculnya rasa bersalah (guilt) yang
tentunya berefek negatif bagi perkembangan anak selanjutnya.

Untuk dapat mengasah sikap afektif sebagai bagian dari pribadi unggul
pendidik PAUD, maka sebelumnya perlu diketahui ciri-ciri sikap afektif. Ciri-
ciri sikap afektif antara lain ditunjukkan dengan sikap sebagai berikut :

a) Rasa ingin tahu; selalu terdorong untuk mengetahui/bertanya lebih


banyak, selalu memperhatikan orang, objek dan situasi, peka dalam
pengamatan dan ingin mengetahui dan meneliti
b) Bersifat imajinatif; mampu memperagakan atau membayangkan hal-
hal yang belum pernah terjadi, menggunakan imajinasi
c) Merasa tertantang; terdorong untuk mengatasi masalah dan tertantang
pada situasi yang sulit, lebih tertarik pada tugas-tugaas yang sulit.
d) Berani mengambil resiko; berani memberikan jawaban apa adanya,
tidak takut gagal atau mendapat kritik.
e) Sifat menghargai; memberikan apresiasi pada diri sendiri dan orang
lain dalam berbagai keadaan.

17
3) Mandiri
Kemandirian berhubungan dengan manusia yang sedang melaksanakan
kegiatan tersendiri atau bekerja yang tidak secara langsung melibatkan orang
lain. Hal tersebut seperti yang dikemukakan Antonius dkk. Mandiri adalah
suatu suasana di mana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak
atau keinginan dirinya yang terlihat dari tindakan atau perbuatan nyata guna
menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi pemenuhan kebutuhan
hidupnya dan sesamanya.

Mandiri sebagai suatu sikap mental berarti kesiapan seseorang untuk


mengembangkan diri dengan kekuatan sendiri. Hal ini tidak berarti kita
menutup diri dari pengaruh orang lain atau sesama. Kemandirian berbeda
dengan sikap mental egois dan individualistik yang mengutamakan
kepentingan diri sendiri dan tidak mempedulikan kepentingan sesama.
Kemandirian memiliki makna bahwa dalam proses mengenal-menerima dan
mengembangkan diri tidak mengantungkan diri pada orang lain. Seseorang
menjadi independen bukan dependen, namun tetap membangun hubungan
sosial dengan sesama manusia. Konsep mengenai kemandirian sendiri
mencakup di dalamnya sikap tanggung jawab, khususnya tanggung jawab atas
apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain.

Ciri-ciri mandiri :
a) Percaya diri, mampu bekerja sendiri
b) Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan
kerjanya
c) Menghargai waktu dan tanggung jawab

18
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ciri guru yang berkepribadian
unggul, kreatif dan mandiri adalah pribadi yang menunjukkan ketangguhan untuk
selalu berprestasi, percaya diri, memiliki integritas diri yang tinggi, dan intuitif.

Dari sudut pandang anak, guru yang efektif adalah guru yang dapat
dipercaya. Guru PAUD dapat dipercaya apabila guru dipandang anak
sebagai orang yang bisa diajak bermain bersama dan membangun
pengalaman bersama-sama. Guru juga dinilai dapat dipercaya apabila ia
bersikap jujur dan adil dalam menilai anak, serta mengijinkan anak untuk
terlibat secara aktif dalam proses bermain. Di dalam bermain ini
sesungguhnya anak sedang belajar.

Di samping dapat dipercaya, guru perlu memberi banyak perhatian


kepada kegiatan anak didiknya. Guru semacam ini dapat dikatakan sebagai
guru yang bersikap personal dimana mereka akan menunjukkan minatnya
terhadap seluruh kegiatan dan karakter masing-masing anak. Sikap personal
yang ditunjukkan guru dapat menimbulkan rasa percaya anak terhadap
pengajaran dan penilaian guru, sebab sikap personal guru membuat anak
merasa dikenal, diingat, dan diperhatikan. Apabila anak merasa bahwa guru
memberi perhatian yang tulus dan menilai masing-masing anak dengan
cermat, maka anak akan terpengaruh oleh harapan guru. Hal ini
menunjukkan pula bahwa pengajaran dapat memberi dampak positif
terhadap perkembangan konsep diri siswa ke arah yang lebih positif apabila
guru berusaha mengenal anak secara pribadi. Dampak positif proses
pengajaran yang berlandaskan etos kerja yang baik akan tampak pertama
kali dalam peningkatan hasil belajar anak.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara etos kerja


dan konsep diri guru dengan persepsi siswa terhadap diri mereka sendiri di
kelas. Guru dengan sikap dan etos kerja yang positif cenderung
menghasilkan siswa yang mempunyai konsep diri lebih positif. Lain halnya

19
dengan guru yang bersikap dan beretos kerja negatif dengan menolak diri
mereka sendiri, mereka cenderung menghasilkan anak yang mempunyai
konsep diri negatif. Dari berbagai kajian yang dilakukan tersebut dapat
diketahui bahwa konsep diri dan etos kerja yang positif dari guru merupakan
sumber pembentukan sikap positif anak, yaitu percaya diri, tidak cemas, dan
menghargai arti belajar. Hal ini disebabkan siswa mempunyai seseorang
yang dapat dipercaya untuk memproyeksikan kemampuan mereka, serta
mendapatkan kehangatan dan dukungan untuk meningkatkan persepsi
terhadap diri mereka sendiri. Dari sana dapat kita ketahui pula bahwa
harapan guru dapat membimbing peningkatan harga diri dan prestasi belajar
anak.

d. Etos Kerja dan Kompetensi Pendidik PAUD


Membangun etos keguruan sesungguhnya juga serentak membangun
karakter para guru karena, ibarat otot, karakter akan memadat dengan semakin
kokohnya sebuah perilaku karena terus menerus digunakan secara tekun dan
bertujuan. Inilah makna yang terkandung dalam definisi karakter dalam kamus,
yaitu kualitas-kualitas mental dan moral yang khusus dan khas pada individu,
kelompok, atau institusi.

Kompetensi, yaitu keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan agar


mampu melakukan sesuatu secara berhasil juga semakin bagus karena beretos
kerja tidak lain berarti melaksanakan proses aktualisasi diri secara
swakarsa,secara konkret melalui serangkaian perbuatan dan tidakan yang ajek
sehingga mutu kompetensi itu semakin baik pula; seperti misalnya saja: etos
ketekunan dalam menulis pastilah meningkatkan kompetensi kita dalam
berbahasa dan berpikir. Khusus untuk guru dan dosen, kini undang-undang
bahkan menuntut kita untuk memiliki setidaknya empat kompetensi yang
bermutu tinggi: personal, profesional, pedagogik, dan sosial. Demikian pula di
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 137 tahun 2014 terdapat
empat kompetensi pendidik PAUD, yaitu :

20
1) Kompetensi Pedagogik
Merupakan kemampuan mengelola peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
a). Mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik
anak usia dini
b). Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan perkembangan,
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini
c). Merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan
kurikulum
d). Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
e). Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik
f). Mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri
g). Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
h). Menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan
hasil belajar anak usia dini
i). Menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran
pada anak usia dini
j). Menggunakan hasil penilaian, pengembangan dan evaluasi program untuk
kepentingan pengembangan anak usia dini

Setelah elemen perencanaan terpenuhi, maka kompetensi untuk


melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan juga adalah
poin penting yang harus dimiliki guru atau pendidik PAUD. Yang termasuk aspek
pelaksanaan dalam kompetensi pedagogik pendidik PAUD antara lain :
a) Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan
kelompok usia

21
b) Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan
karakteristik anak
c) Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan
kondisi anak
d) Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam
kegiatan
e) Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak.

2). Kompetensi Kepribadian


Merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, dan berakhlak mulia sehingga layak menjadi teladan bagi peserta
didik. Dalam menjalankan perannya sebagai guru PAUD, maka seseorang
harus dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis
anak antara lain dengan :
a). Bertindak sesuai dengan norma, agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia
b). Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi anak usia dini dan masyarakat
c). Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
bijaksana, dan berwibawa
d). Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa percaya diri,
dan bangga menjadi guru
e). Menjunjung tinggi kode etik guru

Selain itu, guru PAUD juga perlu untuk dapat bersikap dan berperilaku
sesuai dengan norma agama, budaya, dan keyakinan anak dengan
menghargai anak tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku bangsa,
dan gender termasuk guru juga sebisa mungkin dapat mengembangkan
sikap anak didik untuk menghargai agama dan budaya lain. Menampilkan diri

22
sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur juga merupakan salah satu
kompetensi kepribadian yang harus dimiliki seorang pendidik PAUD. Budi
pekerti luhur yang dimaksud adalah jujur, bertanggungjawab terhadap tugas,
serta berperilaku sebagai teladan.

3). Kompetensi Profesional


Merupakan kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan guru dapat membimbing peserta didik untuk
mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Pendidik PAUD harus
memiliki pemahaman mengenai:
a). Mengembangkan materi, struktur, dan konsep bidang keilmuan
yang mendukung serta sejalan dengan kebutuhan dan tahapan
perkembangan anak usia dini
b). Merancang berbagai kegiatan pengembangan secara kreatif
sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini
c). Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif

Selain harus memahami tahapan perkembangan anak, seorang pendidik


PAUD juga diharapkan dapat memahami pertumbuhan dan perkembangan
anak.

Agar anak sebagai peserta didik berkembang optimal, pendidik atau


guru PAUD sebisa mungkin juga diharapkan dapat memahami mengenai
pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan antara
lain dengan mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan secara umum. Dengan dimilikinya
pengetahuan tersebut maka guru PAUD akan dapat memiliki keterampilan
dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan
sesuai kebutuhan anak atau peserta didik.

23
Membangun kerja sama dengan orang tua dalam pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan anak juga adalah salah satu poin penting
dalam kompetensi profesional. Guru PAUD harus mengenal faktor-faktor
pengasuhan anak, keadaan sosial-ekonomi, serta keadaan sosial
kemasyarakatan di keluarga anak yang mendukung atau menghambat
perkembangan anak. Program-program lembaga terkait pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan anak juga perlu secara rutin dikomunikasikan
kepada orang tua sehingga dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam
program-program yang diadakan oleh lembaga dan terciptanya
kesinambungan program lembaga dengan lingkungan keluarga.

4). Kompetensi Sosial


Merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, serta
masyarakat sekitar secara santun.
Hal-hal yang termasuk dalam kompetensi sosial adalah kemampuan guru
untuk beradaptasi dengan lingkungan serta kemampuan untuk berkomunikasi
secara efektif. Kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan termasuk
di dalamnya menyesuaikan diri dengan lingkungan teman sejawat dan
masyarakat sekitar, menaati aturan yang ditetapkan lembaga, serta
akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat yang berasal dari
berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya.
Sedangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat diindikasikan
melalui cara berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik
serta berkomunikasi efektif dengan anak didik, baik komunikasi secara fisik,
verbal, maupun nonverbal.

24
Tidak hanya mutu karakter dan kompetensi yang meningkat melalui etos,
yang juga turut berkembang adalah konfidensi (bahasa gaulnya 'pede' atau rasa
percaya diri). Kata ini mempunyai tiga makna: [i] perasaan atau keyakinan
bahwa seseorang dapat percaya atau bersandar pada sesuatu, [2] kondisi
perasaan yang pasti tentang kebenaran suatu hal, [3] perasaan mantap pada diri
sendiri yang lahir dari apresiasinya atas kualitas dan kemampuan dirinya. Jadi,
tatkala etos keguruan diperagakan dengan sungguh-sungguh dalam semua
proses belajar-mengajar, maka menguat pula keyakinan pada kebenaran hal
yang diajarkan itu serta pada kapasitas pribadi yang semakin terbukti melalui
meningkatnya kompetensi dan kinerja keguruan total.

Karisma yang adalah aura diri, wibawa personal, dan cahaya pribadi yang
kita rambatkan juga semakin kuat memancar melalui etos. Sebab, kepribadian
dan perilaku kerja yang berakar teguh pada moralitas yang luhur dalam etos
keguruan itu akan berpendar penuh tenaga seperti kekuatan sebuah magnet. Ini
berarti meningkatnya marwah dan martabat keguruan, meningginya harkat dan
derajat keguruan, serta memantapnya perbawa dan wibawa keguruan kita.
2. Kerjasama dalam Pengembangan Program PAUD

1. Definisi Kerja sama

Kerja sama merupakan salah satu elemen penting dalam upaya


pengembangan program PAUD. Kerja sama adalah keinginan untuk bekerja
sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok,
bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Dengan membangun
kerja sama yang baik antara guru dengan elemen-elemen pendukung, seperti
rekan kerja, orang tua, serta masyarakat, maka tugas yang diemban oleh guru
akan terasa lebih ringan demi dapat mewujudkan misi pendidikan, baik misi
pendidikan secara umum maupun misi pendidikan lembaga secara khusus.
Kerja sama merupakan salah satu bagian dari kode etik guru, khususnya pada
butir 3 sampai dengan butir 8 :

25
3. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan dengan orang tua dengan sebaik baiknya bagi kepentingan
anak didiknya.
a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak didik
betah berada dan belajar di sekolah.
b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua sehingga
terjalin pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan anak
didik.
c. Guru senantiasa menerima kritik dengan dada lapang setiap kritik
membangun yang disampaikan orang tua / masyarakat terhadap
kehidupan sekolahnya.
4. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan.
a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi
keguruan.
b. Guru menyebar dan merumuskan program program pendidikan
kepada dan dengan masyarakat sekitarnya, sehingga sekolah
tersebut berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan
kebudayaan di tempat itu.
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi
sebagai unsur pembaharuan bagi kehidupan dan kemajuan
daerahnya.
d. Guru turut bersama sama masyarakat sekitarnya didalam berbagai
aktifitas.
e. Guru mengusahakan terciptanya kerja sama sebaik baiknya antara
sekolah, orang tua murid dan masyarakat bagi kesempurnaan
usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan
merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, orang tua
dan masyarakat.

26
5. Guru secara sendiri sendiri dan atau bersama sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya.
a. Guru melanjutkan studinya dengan membaca buku, mengikuti
workshop / seminar, konferensi dan pertemuan pendidikan dan
keilmuan lainnya, mengikuti pelatihan, mengadakan kegiatan
kegiatan penataran.
b. Guru selalu berbicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan
martabat profesinya.
6. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
a. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling
menasehati dan bantu membantu satu sama lain baik dalam
hubungan kepentingan pribadi maupun dalam hubungan tugas
profesi.
b. Guru tidak melakukan tindakan tindakan yang merugikan nama
baik rekan rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik
secara pribadi maupun secara keseluruhan.
7. Guru secara bersama sama memelihara , membina dan meningkatkan
organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi guru yang
bermaksud membina profesi dan pendidikan pada umumnya.
b. Guru senantiasa berusaha terciptanya persatuan diantara sesama
pengabdian pendidikan.
c. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap
sikap, ucapan ucapan dan tindakan tindakan yang merugikan
organisasi.
8. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.

2. Pentingnya Membangun Kerjasama

27
Kerja sama yang terjalin baik antara guru maupun lembaga PAUD dengan
orang tua tentu saja dapat berdampak positif bagi anak sebab untuk dapat
mengembangkan potensi anak secara maksimal diperlukan pendidikan secara
berkesinambungan, baik di sekolah maupun di rumah. Adanya kerjasama yang
baik antara orangtua, sekolah dan komunitas pendidikan di masyarakat dapat
memperbaiki mutu dan keberlangsungan proses pendidikan anak usia dini dari
waktu ke waktu.

3. Berbagai jenis kerja sama dalam mengembangkan lembaga PAUD


Dalam upaya membangun kerja sama antara guru PAUD, orang tua, serta
masyarakat sekitar untuk mengembangkan lembaga PAUD, ada beberapa
jenis aktivitas yang dapat dilakukan berdasarkan tipe-tipe keterlibatan orang
tua :
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua mengenai
pengasuhan (parenting)
- Mengadakan workshop untuk memperkenalkan kebijakan, prosedur,
dan program sekolah kepada orang tua peserta didik.
- Mengadakan kelas pendidikan bagi orang dewasa yang memberikan
orang tua kesempatan untuk mempelajari berbagai subjek
- Mengadakan program pelatihan (training) yang membekali
keterampilan tertentu pada orang tua ataupun anggota keluarga
lainnya
- Mendukung para orang tua untuk dapat berpartisipasi dalam aktivitas
di dalam kelas. Namun harus diingat bahwa mereka yang terlibat
harus memiliki kapasitas sehingga dapat membantu para guru
- Melengkapi lembaga PAUD dengan perpustakaan dan pusat
materi/data sehingga para orang tua dapat memperoleh ilmu
pengasuhan dari buku maupun artikel yang mereka baca

b. Membangun komunikasi antara rumah dan sekolah/lembaga PAUD


- Menyediakan jasa/pelayanan seperti penitipan anak

28
- Mengadakan pertunjukan yang melibatkan para siswa sehingga
orang tua akan antusias untuk hadir dan terlibat
- Menyediakan saluran telepon hotline yang yang diawaki oleh orang
tua sehingga memungkinkan orang tua lain atau masyarakat untuk
memberikan informasi mengenai kekerasan, adanya penyakit, atau
bahkan membantu orang tua untuk dapat memandu siswa
mengerjakan tugas
- Menerbitkan newsletter atau buletin berkala untukmenginformasikan
kegiatan atau kurikulum lembaga PAUD yang dalam penyusunannya
melibatkan orang tua

c. Melakukan kerja sukarela (volunteer) di sekolah dan di masyarakat


- Melibatkan komunitas masyarakat yang peduli dan berminat dalam
pendidikan anak usia dini
d. Mendukung kegiatan belajar siswa di rumah
- Menyediakan buku dan fasilitas belajar yang dapat digunakan di
rumah
- Memberikan kiat-kiat bagi para orang tua dalam membantu siswa
belajar di rumah
- Menyediakan website yang dapat diakses oleh para orang tua

e. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan proses advokasi


- Melibatkan orang tua dalam kegiatan pengumpulan dana, seperti
bazaar
- Melibatkan orang tua dalam menyusun kebijakan, khususnya
kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat
- Melibatkan orang tua dalam merencanakan, mengembangkan, serta
mengevaluasi kurikulum lembaga

f. Kolaborasi dengan masyarakat

29
- Mengadakan kegiatan tertentu yang melibatkan partisipasi sosial
orang tua serta masyarakat, seperti karnaval, festival budaya, dan
lain-lain
- Membentuk kelompok orang tua (parents support group) untuk
membantu para orang tua dalam menjalankan perannya sebagai
orang tua

Selain kegiatan-kegiatan tersebut di atas, guru dan lembaga PAUD juga


dapat melakukan kunjungan rumah (home visit) secara bergiliran dan pada
waktu-waktu tertentu untuk semakin menguatkan kerja sama antara guru
dan orang tua. Program kunjungan rumah ini perlu dipersiapkan dengan
baik terutama bagi guru yang akan terjun langsung.
Kunjungan rumah membantu guru dalam menunjukkan perhatian guru
terhadap keluarga siswa dan menunjukkan keinginan guru untuk bekerja
sama dengan orang tua. Selain itu, kunjungan rumah menunjukkan
bagaimana guru berusaha untuk memahami siswa agar lebih baik lagi
dalam lingkungan rumah.
Kunjungan rumah tidak menggantikan fungsi pertemuan orang tua di
sekolah. Namun jika ada hal-hal yang perlu disampaikan secara serius,
kunjungan rumah dapat mengurangi sifat pertahanan orang tua sebelum
ada persoalan sekolah yang mungkin muncul. Kunjungan rumah
mengakibatkan hubungan orang tua, siswa, dan sekolah semakin kuat
sehingga dapat meningkatkan kehadiran dan prestasi anak.

4. Komunikasi efektif dalam membangun kerjasama

Komunikasi merupakan kunci utama dalam individu bersosialisasi, termasuk


dalam menjalin kerja sama dengan individu lainnya. Tanpa komunikasi yang baik
maka akan sulit bagi individu untuk dapat memberikan impresi positif dan
menciptakan relasi kerja sama, baik dengan rekan kerja maupun masyarakat.

30
Komunikasi efektif terkait dengan kesediaan menjadi pendengar yang baik.
Ada beberapa hal yang sebisa mungkin dilakukan untuk mengembangkan
komunikasi yang baik dalam membangun kerja sama tim :
a. Memberi pernyataan dengan jelas dan simpatik
b. Gunakan bahasa tubuh dengan semestinya dan disesuaikan dengan
pesan yang disampaikan
c. Berbicara dengan tenang dan tidak emosional
d. Jadilah pendengar yang baik dan coba pahami apa yang dirasakan
lawan bicara
e. Gunakan komunikasi yang sifatnya reflektif supaya lawan bicara merasa
dihargai dan didengarkan
f. Ciptakan kedekatan fisik dalam batas-batas tertentu tanpa melanggar
nilai
g. Jangan lupa untuk menggunakan kata-kata sakti dalam berkomunikasi,
seperti tolong, maaf, dan terima kasih.

5. Strategi membangun kerja sama


a. Membangun Kerjasama dengan Teman Kerja
Tujuan utama kerja sama adalah untuk meringankan tugas yang
dibebankan kepada seseorang sehingga tujuan yang direncanakan dapat
tercapai. Mengingat banyaknya tugas yang harus dilakukan oleh seorang
guru PAUD serta keterbatasan sarana dan prasarana yang sering dialami
maka penting bagi guru untuk dapat membangun kerja sama dengan
sesama guru, sebagai rekan kerja, karena tidak mungkin jika guru PAUD
harus menanggung beban pekerjaan sendirian. Ada beberapa hal yang
harus guru PAUD perhatikan dalam upaya untuk menjalin kerja sama yang
solid dengan sesama rekan kerja :
a. Mengenali teman kerja dengan baik, termasuk kebutuhan, kebiasaan
dan pribadinya
2. Melakukan aktivitas-aktivitas bersama di luar jam kerja, baik yang
terkait dengan pekerjaan seperti berdiskusi untuk menyusun kurikulum
atau aktivitas lain yang menyenangkan seperti makan bersama.

31
3. Saling memahami ekspektasi terhadap pekerjaan yang dilakukan serta
hasilnya
4. Membangun komitmen yang sama sehingga misi pekerjaan dapat
tercapai
5. Memahami alur kerja masing-masing individu, termasuk memahami hak
dan tanggung jawab/kewajiban masing-masing dalam profesi
6. Membangun komunikasi yang baik dengan rekan kerja
7. Saling menjaga kepercayaan, khususnya mengenai hal-hal yang
bersifat pribadi

Rajin melakukan diskusi dengan sesama pengajar PAUD dapat membangun


kesamaan visi dan misi dalam menciptakan kerja sama yang baik.

b. Membangun Kerjasama dengan Orangtua


Kerja sama antara guru/lembaga PAUD dengan orang tua merupakan
bentuk kerja sama yang sangat penting karena diperlukan pembelajaran
serta pendidikan yang berkesinambungan bagi anak usia dini. Pendidikan
tidak hanya berlangsung di sekolah namun juga berlanjut di rumah melalui
peran serta orang tua.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan guru maupun lembaga PAUD
untuk dapat mengkomunikasikan program maupun aktivitas lembaga
sehingga semakin menguatkan kerja sama serta partisipasi orang tua.
Strategi yang dapat dilakukan antara lain :

32
a. Mengadakan pertemuan rutin antara guru dan orang tua, seperti rapat
orang tua atau kelas sharing antara guru dan orang tua
b. Mendengarkan keluhan orang tua mengenai anak mereka dan
memberikan solusi jika diminta
c. Menerima dengan lapang dada kritik maupun masukan dari para orang
tua sebagai bahan evaluasi diri
d. Mengadakan seminar, diskusi, pelatihan, serta workshop dengan
mendatangkan pakar pendidikan atau pengasuhan anak untuk
meningkatkan kapasitas orang tua dan mendorong orang tua untuk
berpartisipasi dalam aktivitas yang diadakan sekolah
e. Mengadakan kegiatan menyenangkan yang melibatkan orang tua serta
juga melibatkan siswa/anak, seperti karnaval, olah raga bersama,
bazaar, outbond, piknik sekolah, atau pentas seni.
f. Menyusun buletin sekolah secara berkala dengan melibatkan peran
serta orang tua dalam proses penyusunannya
g. Mengadakan kunjungan rumah (home visit) jika diperlukan

B. RANGKUMAN MATERI
Guru atau pendidik adalah pengemban amanah, baik yang datang dari orangtua
siswa untuk mewakili mereka di sekolah, atau dari siswa itu sendiri untuk membantu
mereka menjadi pribadi-pribadi yang matang, dan dari masyarakat luas. Pendidik
anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan
proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan
pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan kepada anak didik. Selain memiliki

33
kualifikasi akademik, para pendidik PAUD memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi personal, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Kepribadian positif dan etos kerja yang berangkat dari etika adalah kunci
keberhasilan baik di tingkat personal, organisasional, dan nasional; baik itu
kecendekiaan belajar, kesuksesan bekerja, dan keberhasilan bernegara. Etos
keguruan tidak hanya membuahkan sukses keguruan ke luar, tetapi sekaligus
memper-baiki kualitas keguruan itu ke dalam: yakni bertumbuhnya sang guru
tersebut menjadi insan profesional yang semakin bermutu dalam karakter,
kompetensi, konfidensi, dan karisma. Pengembangan etos keguruan pun
berdampak langsung pada peningkatan kecerdasan sang guru. Jadi, bolehlah
dikatakan: insan yang memiliki etos keguruan yang baik sama persis artinya dengan
guru yang terus menerus belajar tanpa henti sepanjang hayatnya.

Etos kerja serta kepribadian guru yang baik tidak akan berhasil jika tanpa
didukung kerja sama yang solid, baik dari rekan kerja maupun orang tua dan
anggota masyarakat. Kerja sama yang baik dapat terbangun dari komunikasi yang
baik dan efektif, baik komunikasi melalui verbal maupun nonverbal melalui program
yang diadakan lembaga PAUD. Mengenali rekan kerja dengan baik, membangun
kepercayaan rekan kerja, serta membangun kesamaan visi dan misi mengenai
pendidikan dapat membantu guru untuk membangun kerja sama yang baik dengan
guru lainnya. Membangun kerja sama dan partisipasi orang tua dapat dilakukan
dengan berbagai hal seperti melakukan kunjungan rumah (home visit), melakukan
pertemuan orang tua secara rutin, maupun mengadakan kegiatan yang sifatnya
menyenangkan dimana kegiatan tersebut juga melibatkan anak, seperti pentas seni
atau karnaval.

34
C. EVALUASI SOAL LATIHAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudipekerti luhur tampak dalam


perilaku
a. Bertanggung jawab terhadap tugas

35
b. Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam aktivitas PAUD
c. Memberi motivasi untuk meningkatkan keterlibatan orang tua
d. Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua

2. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya, dan


keyakinan anak merupakan bagian dari kompetensi
a. Pedagogik
b. Kepribadian
c. Sosial
d. Profesional

3. Hal yang tidak menunjukkan sifat kreatif sebagai pendidik PAUD adalah
a. Berani mengambil resiko
b. Mampu melihat masalah dan solusinya dari sudut pandang yang berbeda
c. Selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan berbagai jawaban atas
suatu masalah
d. Berpikir orisinil

4. Kemampuan dalam memahami keberagaman suku bangsa, agama, ras,


budaya, sosioekonomi, bersikap toleransi untuk menerima perbedaan
pendapat, mampu memberikan apresiasi serta dapat berkomunikasi dengan
baik merupakan bagian dari
a. Kompetensi sosial
b. Kompetensi profesional
c. Kompetensi kepribadian
d. Pengertian kompetensi

5. Mengadakan kegiatan seperti pentas seni atau karnaval merupakan salah satu
strategi yang dapat dilakukan guru atau lembaga PAUD untuk membangun
komunikasi dan kerja sama dengan
a. Sesama lembaga PAUD

36
b. Orang tua
c. Sesama pengajar
d. Aparat pemerintahan

Diskusikanlah permasalahan di bawah ini dengan kelompok Anda :


Upaya-upaya apa yang dapat dilakukan pendidik PAUD untuk memberi pemahaman
kepada orang tua tentang pentingnya menanamkan kebiasaan hidup bersih kepada
anak-anaknya?

37
BAB IV
PENUTUP

Aku seorang guru. Guru adalah seorang yang memimpin. Tidak ada keajaiban dalam
pekerjaanku. Aku tidak berjalan di atas air. Aku tidak membelah lautan. Aku hanya mencintai
anak-anak
(Marva Collins)

Guru atau pendidik PAUD memiliki peran sangat besar dalam menjalankan
peran mereka selama proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan bagi para
peserta didik. Ketiga hal ini membuat para pendidik PAUD harus bekerja ekstra
dibandingkan pendidik di tingkatan pendidikan lainnya. Mereka juga menjadi model atas
sikap positif bagi peserta didiknya. Oleh sebab itu merupakan kewajiban bagi para
pendidik PAUD untuk dapat memiliki etika, karakter, serta etos kerja yang menunjang
mereka untuk menjalankan tugasnya. Semoga modul ini dapat memberikan
pengetahuan yang bermanfaat bagi para pendidik PAUD sehingga nantinya menjadi
pendidik PAUD yang berkualitas demi mencetak generasi penerus bangsa yang
cemerlang, baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor.

38
LAMPIRAN

39
LAMPIRAN

A. KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. A
4. A
5. B

40
DAFTAR PUSTAKA

Diaz, Carlos F. et al. 2006. Touch The Future Teach!. Pearson Education : USA

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal
Kemendiknas. 2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini : Jakarta.

Gea, Antonius Atosokhi, Antonina Panca Yuni Wulandari, Yohanes Babari. 2002. Relasi
dengan Diri Sendiri. Elex Media Komputindo : Jakarta.

Idris, H. Zahara & H. Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Grasindo : Jakarta

Morrison, George. 2007. Early Childhood Education Today. Pearson-Prentice Hall :


Columbus Ohio.

Pudjijogyanti, Clara R. 1988. Konsep Diri Dalam Pendidikan. Arcan : Jakarta

Ronnie M. , Dani. 2005. Seni Mengajar Dengan Hati. Elex Media Komputindo : Jakarta

Sinarmo, Jansen. 2010 . 8 Etos Keguruan. Institut Darma Mahardika : Jakarta

Wortman, Camille, Loftus & Weaver. 2000. Psychology. McGraw-Hill : USA.

41

Anda mungkin juga menyukai