Anda di halaman 1dari 57

2020

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIAL

PATOLOGI ANATOMI

DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI 

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG 1
BUKU PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PPDS-1
PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Pendahuluan

A. Gambaran Umum Program Studi

Departemen Patologi Anatomi (PA) didirikan bersamaan dengan


didirikannya Fakultas Kedokteran UNPAD yaitu pada tanggal 11 September 1957.
Pada saat itu Departemen PA dipimpin oleh Prof. Topo Harsono, dr., SpPA(K)
(beliau adalah mantan Dekan FK UNPAD dan konsultan WHO) dengan Wakil
Kepala adalah Siti Aminah, dr (alm.) dan seorang staf dosen yakni Samsu Satari, dr,
SpPD. Saat itu kantor PA terletak di Jl. Pasirkaliki yang sekarang merupakan lokasi
bangunan utama gedung Central Operating Theatre (COT) RSUP Dr. Hasan
Sadikin, Bandung.
Departemen Patologi Anatomi yang saat itu bernama Bagian PA perlahan
berkembang dan dikenal sebagai pusat pendidikan maupun pusat rujukan patologi
anatomi di Jawa Barat. Bagian PA bahkan dikenal di seluruh Indonesia melalui
organisasi profesi IAPI ( Ikatan Ahli Patologi Indonesia/Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Anatomi Indonesia).
Sekitar tahun 1961-1981 Bagian PA mulai memiliki dosen tetap, selain itu
juga memiliki karyawan serta teknisi di bidang sublab histopatologi, sitologi,
histokimia dan imunohistokimia. Pada tahun 1981-2001 Bagian PA FK UNPAD
dipimpin oleh Prof. Dr. Tanwir J. Mukawi, dr., SpPA(K) (alm).
Beliau mulai melakukan pembenahan pendidikan dosen PA melalui program
pendidikan dokter spesialis (Sp.I) PA dan konsultan (Sp.II) PA, serta meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan peralatan dengan cara pembenahan kurikulum
program pendidikan dokter spesialis PA, pengiriman dosen untuk belajar di luar
negeri, peingkatan pendidikan teknisi ke pusat pendidikan PA lain (seperti Jakarta).
Kepala departemen ketiga adalah Ismet M. Nur, dr., SpPA(K)., MM sejak
2001-2010. Beliau meneruskan program pengembangan dosen dengan melakukan
regenerasi staf dosen dan karyawan, memperbaiki kurikulum pendidikan S1 berbasis
kompetensi dan berorientasi mahasiswa (competency based and student centre
based), serta mengembangkan sarana prasarana di Bagian PA.

2
Sejak tahun 2010, Bagian Patologi Anatomi berganti nama menjadi
Departemen Patologi Anatomik dan dipimpin oleh Prof. Hj. Bethy S. Hernowo, dr.,
SpPA(K)., Ph.D. Beliau melakukan perbaikan dan pengembangan tata organisasi
departemen, meningkatkan kualitas pelayanan Patologi Anatomi, serta
mengembangkan kurikulum pendidikan S1 dan PPDS-I. Departemen PA telah
meluluskan 6 orang Doktor, 32 orang Magister Patobiologi, 15 orang Magister
Patologi Anatomi, serta 71 orang Spesialis PA hingga tahun 2016.
Pada tahun 2016 Kepala Departemen Prof. Hj. Bethy S. Hernowo, dr.,
SpPA(K)., Ph.D. digantikan oleh dr. Sri Suryanti, Sp.PA(K)., MS. Periode jabatan
Kepala Departemen Patologi Anatomik 2016 sampai dengan 2021.

Spesifikasi Program Studi


1. Fakultas/ SV/ SPS : Kedokteran
2. Program Studi : Patologi Anatomi
3. Jenjang : Spesialis
4. Nama Kaprodi : Prof. Hj. Bethy S. Hernowo, dr., SpPA(K)., Ph.D.
5. Minat : Patologi Anatomik
6. Gelar Lulusan : Sp.PA
7. Alamat : Gedung Patologi Anatomi Lt.3
RSUP Dr. Hasan Sadikin
Jl. Pasteur No. 38 Bandung
8. SK Pendirian : Peraturan Pemerintah No. 37/1957
SK Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No. 0397/U/1981

B. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

VISI PROGRAM STUDI PATOLOGI ANATOMI 2016-2020

Menjadi program pendidikan dokter spesialis patologi anatomi yang menempatkan


pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam menghasilkan
dokter spesialis patologi anatomi yang professional, kompeten dan beretika demi
kemaslahatan, masyarakat serta mendorong daya saing tinggi dalam pengembangan
ilmu dan terapannya pada tahun 2020.

3
MISI PROGRAM STUDI PATOLOGI ANATOMI 2016-2020

1. Menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis patologi anatomi yang berba-


sis kompetensi dan etika profesi demi kemaslahatan masyarakat
2. Meningkatkan kemampuan penelitian di bidang patologi anatomi untuk
mengembangkan teori dasar ke ilmu terapan
3. Menyelenggarakan pegabdian kepada masyarakat guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat

TUJUAN PROGRAM STUDI


1. Menghasilkan dokter spesialis patologi anatomi yang profesional,
kompeten dan beretika, demi kemaslahatan masyarakat.
2. Menghasilkan dokter spesialis patologi anatomi yang mampu menguasai
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dalam bidang Patologi Anatomi
dengan cara menguasai dan memahami teori-teori yang mutakhir.
3. Menghasilkan dokter spesialis patologi anatomi yang mampu melakukan
penelitian dengan metode dan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat diterapkan
secara luas.
4. Menghasilkan dokter spesialis patologi anatomi yang mampu menerapkan
keilmuan di bidang Patologi Anatomi melalui kegiatan pelayanan kesahatan
berdasarkan kaidah ilmiah dengan standar internasional.
5. Menghasilkan dokter spesialis patologi anatomi yang mampu
mengembangkan ilmu Patologi Anatomi dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan.

SASARAN
Menghasilkan Spesialis Patologi Anatomi yang berkepribadian jujur dan
kompeten dalam hal pengembangan ilmu, penelitian, serta pelayanan
berkualitas kepada masyarakat.

C. KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI


I. Deskripsi Kompetensi Lulusan Prodi :
1. Menerapkan etika profesi Dokter Spesialis Patologi dalam menjalankan tugas
atau tanggung jawab sebagai dokter spesialis Patologi.

4
2. Berperan aktif dalam mengembangkan ilmu kedokteran khususnya dalam
bidang Patologi Anatomik melalui penulisan karya ilmiah yang dipresen-
tasikan dan dipublikasikan dari hasil penelitian.
3. Menegakkan diagnosis Patologi Anatomik baik histopatologik dari bahan
atau organ tubuh yang diperiksa.
4. Menetapkan sebab kematian pasien dengan melakukan autopsy.
5. Mengelola suatu sentra diagnostic patologik dalam merancang, melak-
sanakan dan mengawasi kegiatan di masing – masing unit.
6. Berperan aktif dalam tim medic rumah sakit sebagai sebagai spesialis Pa-
tologi Anatomik dalam pengelolaan pasien.
a. Berperan sebagai manager suatu sentra diagnostic Patologi Anatomik.
b. Berperan sebagai pengajar dan pembimbing dalam bidang Patologi
Anatomik.
II. Penerimaan Mahasiswa :
1. Penerimaan mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi berlang-
sung dua kali pertahun mengikuti SMUP PPDS-1 Fakultas Kedokteran UN-
PAD.
2. Kapasitas penerimaan mahasiswa maksimal 5 orang peserta setiap semester.
3. Persyaratan penerimaan mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi
tercantum dalam website resmi Fakultas Kedokteran UNPAD.
4. Prosedur penerimaan mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi
mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh Fakultas Kedokteran UN-
PAD.
5. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam peraturan akademik Fakultas Kedok-
teran UNPAD, akan diatur kemudian melalui keputusan Kepala Departemen
Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UNPAD.

III. Persyaratan Calon Peserta Program PPDS-I Patologi Anatomi Fakultas


Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung
1. Memenuhi persyaratan umum yang ditetapkan oleh Universitas Padjadjaran
(sesuai laman www.unpad.ac.id atau buku pedoman pendidikan UNPAD).
2. Memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh TKP-PPDS FK UN-
PAD.

5
3. Usia maksimum 37 tahun ( atau berdasarkan keputusan lain dari Departemen
PA).
4. IPK pendidikan sarjana kedokteran dan pendidikan dokter sebelumnya mini-
mal 2,75 yang dibuktikan berdasarkan transkrip akademik.
5. Dinyatakan lulus tes kesehatan dan tes psikologis yang diadakan oleh TKP-
PPDS FK UNPAD.
6. Tidak mempunyai riwayat penyakit glaukoma.
7. Nilai TOEFL minimum 450 (kurun waktu satu tahun terakhir)
8. Dinyatakan lulus pada ujian tertulis dan wawancara yang diadakan oleh De-
partemen Patologi Anatomi sesuai jadwal yang ditetapkan oleh TKP-PPDS
FK UNPAD.
Penerimaan calon peserta pendidikan dokter spesialis merupakan bagian dari
program Seleksi Masuk Universitas Padjadjaran (SMUP), yang ditingkat Fakultas
Kedokteran dikoordinir oleh TKP PPDS-I FK UNPAD.
a. Persyaratan Umum
1. Warga Negara Indonesia lulusan Fakultas Kedokteran yang telah ter-
akreditasi
2. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia
yang masih berlaku
3. Telah menyelesaikan program intersip bagi dokter yang baru lulus dari
Program Studi Pendidikan Dokter yang berasal dari Fakultas Kedokteran
yang telah mewajibkan dokter tersebut menjalankan program intership,
sesuai dengan Permenkes R.I No. 299/MENKES/PER/II/2010. Dibuk-
tikan dengan Surat Tanda Selesai Intership yang dikeluarkan oleh Komite
Intership Dokter Indonesia (KIDI)
4. Dokter Warga Negara Asing yang mendapat persetujuan Dirjen Dikti dan
memenuhi ketentuan dari Konsil Kedokteran Indonesia.
b. Persyaratan Khusus
1. Fotokopi Bukti Pembelian PIN (Personal Identification Number) dari
Bank yang ditunjuk.
2. Hasil pencetakan isian biodata online di kertas ukuran A4 yang sudah
ditempel pas foto berwarna 3 x 4, tanda tangan dan cap jempol kiri
3. Surat Permohonan Pendidikan Spesialis yang bersangkutan diketik atau
ditulis tangan sendiri (dengan huruf balok), surat permohonan ditujukan

6
kepada Rektor melalui Dekan Fakultas Kedokteran Unpad, tembusan ke
Koordinator PPDS I Fakultas Kedokteran Unpad sebanyak 3 lembar. For-
mulir lamaran dapat di download di website SMUP
4. Fotokopi ijazah Sarjana Kedokteran dan ijazah Profesi yang telah dilegal-
isasi oleh Pimpinan Fakultas sebanyak 3 lembar,
5. Fotokopi transkrip akademik Sarjana Kedokteran dan transkrip
Akademik Profesi yang telah dilegalisasi oleh Pimpinan Fakultas se-
banyak 3 lembar
6. Surat rekomendasi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setempat yang
menyatakan tidak pernah melakukan malpraktek atau melakukan pelang-
garan kode etik kedokteran sebanyak 3 lembar.
7. Surat keterangan berbadan sehat dari Puskesmas atau Rumah Sakit Pe-
merintah termasuk pemeriksaan buta warna (tidak buta warna)
8. Surat keterangan bebas sehat penggunaan NAPZA (Narkotik,
Psikotropik, dan Zat adiktif lain)
9. Surat Kelakuan Baik (SKCK) dari Kepolisian, bagi TNI dan POLRI
SKCK dari Kesatuan terkait, masing – masing telah dilegalisasi sebanyak
3 lembar.
10. Pegawai Negeri melampirkan fotokopi SK Pertama CPNS dan SK ter-
akhir
11. Khusus bagi dokter yang sudah PPT wajib melampirkan SK Pen-
gangkatan PPT dan Surat Keterangan Selesai Masa Bakti dari Kemen-
trian Kesehatan
12. Surat izin mengikuti pendidikan dari Instansi Kementrian Kesehatan,
Pendidikan Nasional, Pertahanan, POLRI, dan BUMN sebanyak 3 lembar
13. Bagi pelamar yang berasal dari TNI dan POLRI melampirkan fotokopi
Sprin terakhir sebanyak 3 lembar
14. Bagi pelamar yang dikirim oleh instansi pemerintah atau swasta, harus
melampirkan surat pernyataan jaminan pembiayaan dari instansi yang
mengiirim sebanyak 3 lembar.
15. Bagi yang pernah mengikuti seleksi PPDS Fakultas tetapi tidak diterima
diharuskan melampirkan foto copy surat penolakan dari Fakultas Kedok-
teran Penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis yang pernah
diikuti sebanyak 3 lembar.

7
16. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebanyak 3 lembar
17. Fotokopi Surat Tanda Registrasi (STR) sebanyak 3 lembar
18. Telah mengikuti program PPT dengan baik merupakan nilai tambah un-
tuk semua program studi
19. Menunjukkan minat pada program studi yang dituju, yang dibuktikan
denga mengikuti kongres/ seminar/ pertemuan ilmiah/ kursus dan peneli-
tian dalam bidang keilmuan terkait, merupakan nilai tambah untuk semua
program studi
20. Tidak sedang menempuh seleksi PPDS-I di Universitas lain
c. Seleksi Calon Peserta PPDS-I
Selain harus memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam ketentuan
di atas, calon peserta PPDS-I diwajibkan mengikuti seleksi berupa:
1. Tes kemampuan Bahasa Inggris (dikoordinir oleh SMUP melalui TKP
PPDS-I)
2. Tes MMPI (dikoordinir oleh SMUP melalui TKP PPDS-I)
3. Wawancara (dilaksanakan oleh Program Studi)
4. Tes Akademik (dilaksanakan oleh Progam Studi)
5. Tes lain bila diperlukan oleh program Studi tertentu
d. Pengumuman Penerimaan Peserta PPDS-I
Daftar kelulusan pelamar ditanda tangani oleh Rektor Universitas
Padjadjaran dan diumumkan melalui website: www.smup.unpad.ac.id, dan
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran akan mengirimkan surat
kepada setiap pelamar, baik yang diterima maupun yang tidak diterima
sebagai peserta PPDS-I
Pelamar yang diterima harus segera menghubungi sekretariat TKP PPDS
untuk mengurus persyaratan administrasi selaku Mahasiswa Baru UNPAD,
pengumuman mengenai acara Penerimaan Mahasiswa PPDS oleh Dekan/
Ketua Senat FK UNPAD dan Direktur R.S Pendidikan, dan pengumuman
lain bilamana dipandang perlu.

8
\
Alur seleksi PPDS

Calon Peserta PPDS-


I

Log in ke website pendaftaran


Lapor ke Departemen PA
SMUP dan melengkapi
persyaratan formulir yang
diunduh online:
www.smup.unpad.ac.id
Isi Biodata
TKP PPDS Fakultas

Proses seleksi Tingkat Fakultas:


Tes Kemampuan Bahasa Inggris
Tes Psikometrik dan Kognitif

Proses seleksi Tingkat Departemen PA


-Tes Akademik : Ujian tulis
-Wawancara

Penilaian & pengambilan


keputusan oleh Departemen PA

Membuat Laporan ke Koord. TKP


PPDS-I

FK UNPAD

Penetapan oleh

Rektor UNPAD

Pengumuman hasil
seleksi peserta
didik

PPDS baru

9
D. STRUKTUR ORGANISASI DEPATEMEN PATOLOGI ANATOMI

I. Staf Dosen di Departemen Patologi Anatomi FK Unpad :

Masif Meninggal
No. Nama Dosen Pensiun
Aktif Dunia
1. Prof. Topo Harsono, dr., SpPA(K) - - √
2. Siti Aminah, dr., SpPA - √ √
3. Samsu Satari, dr., SpPD - √ -
4. Syahir Ismail, dr., SpPA(K) - √ -
5. Prof. Dr. Tanwir J. Mukawi, dr., SpPA(K) - - √
6. Syarief H. Entum, dr., SpPA(K)., MSc - √ -
7. Burhanuddin Sabirin, dr., SpPA - √ √
8. Kamaluddin Zainal, dr., SpPA - √ √
9. Aceng Rohendi, dr - √ √
10. Hilman, dr., SpA - √ -
11. Rahman Maas, dr., SpRad - √ -
12. Lien Sing Phoen, dr - √ -
13. Prof. Djoko Subandono, dr - √ -
14. Dr. Rachmadi Saiman, dr., SpOG - √ -
15. Sidik Gandawijaya, dr., SpA(K) - √ -
16. Iskandar Alamsyah, dr - √ -
17. Redi Rosadi, dr., SpB(Onk) - √ -
18. Anwar Suherman, dr - √ -
19. Yeti Nizar, dr., SpPA - √ -
20. Prabowo Endro, dr., SpKK - √ -
21. Hendrawan, dr., SpKK - √ √
22. Eka Gunasyah, dr., SpPA (K) - √ √
23. Lasma R. Pohan, dr., SpPA(K)., MKes - √ -
24. Ismet M. Nur, dr., SpPA(K)., MM - √ -
25. Makmuri Yusuf, dr., SpPA(K) - √ -
26. Irene K, dr., SpPA(K)., SpKK., MKes - √ -
27. Prof. Bethy S. Hernowo, dr., SpPA(K)., PhD √ - -
28. Dr. Abdul Hadi. H, dr., SpPA(K)., MKes - √ -
29. Sri Suryanti, dr., MS., SpPA(K) √ - -
30. Soeseno Hadi, dr., SpPK., MKes - √ -
31. Murnisari, drg., MS √ - -
32. Silvi Kintawati, drg, MS √ - -
33. Birgitta Maria Dewayani, dr., SpPA(K)., M.Kes √ - -
34. Afiati, dr., SpPA(K) √ - -
35. Herry Yulianti, dr., SpPA(K). M.Kes. √ - -
36. Anglita Yantisetiasti, dr., SpPA(K)., MKes √ - -
37. Dr. Hasrayati Agustina, dr., SpPA(K)., MKes √ - -
38. Dr. Hermin Aminah, dr., SpPA(K) √ - -

10
II. Dosen Tetap : Penugasan utama

No Nama dan Gelar Jenjang Pendidikan


1 Prof. Bethy S. Hernowo, dr., SpPA(K), dr, Sp, S3, Konsultan,
Ph.D Guru Besar
2 Sri Suryanti, dr., SpPA(K)., MS dr, Sp, S2, Konsultan
3 Birgitta M. Dewayani, dr., SpPA(K), dr, Sp, S2, Konsultan
M.Kes
4 Anglita Yantisetiasti, dr., SpPA(K), dr, Sp, S2, Konsultan
M.Kes
5 Dr. Hermin Aminah Usman, dr., dr, Sp, Konsultan, S3
SpPA(K)
6 Afiati, dr., SpPA(K)., M.MKes. dr, Sp, S2, Konsultan
7 Herry Yulianti, dr., SpPA(K)., M.Kes. dr, Sp, S2, Konsultan
8 Dr. Hasrayati Agustina, dr., SpPA(K), dr, Sp, S2, Konsultan,
M.Kes S3

III. Dosen Tidak Tetap: Penugasan Tambahan

No Nama dan Gelar Jenjang Pendidikan


1 Ismet M. Nur, dr., SpPA(K), MM dr, Sp, S2, Konsultan
2 Dr. Abdul Hadi Hassan, dr., SpPA(K), M.Kes dr, Sp, S2, S3, Konsultan
3 Soeseno Hadi, dr., SpPK, M.Kes dr, Sp, S2
4 drg. Murnisari Z., MS drg, S2
5 drg. Silvi Kintawati, MS drg, S2

11
Struktur Organisasi Patologi Anatomi FK. Universitas Padjajaran
/ RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

12
Struktur Organisasi JCI Patologi Anatomi FK. Universitas Padjajaran
/ RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung

13
E. KURIKULUM

I. Penyelenggaraan Pendidikan
Metode Pembelajaran.
Pelaksanaan Pendidikan
1. Pendidikan mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi berlangsung
selama 7 semester.
2. Batas akhir masa studi sesuai ketentuan (Masa Studi Maksimal) adalah : n +
1/2 n ( n= lama masa studi terjadwal ) sehingga batas akhir masa studi adalah
12 semester.
3. Pelaksanaan pendidikan sesuai kurikulum yang berlaku dan memenuhi stan-
dar kompetensi yang ditetapkan oleh Kolegium Patologi Anatomi Indonesia.
4. Penilaian dan evaluasi mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi Anatomi
dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang berlaku pada
Fakultas Kedokteran UNPAD.
5. Pemberian sanksi akademik mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi
Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang berlaku
pada Fakultas Kedokteran UNPAD.
6. Prosedur cuti dan sejenisnya bagi mahasiswa PPDS-1 program studi Patologi
Anatomi dilaksanakan sesuai pedoman penilaian dan ketentuan yang berlaku
pada Fakultas Kedokteran UNPAD.

14
PETA KURIKULUM PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
1. Head and Neck (including ear)
2. Respiratory System
Semester I
3. Cardiovascular System
4. Mediastinum
Ujian Akhir Semester I
1. Oral Cavity
2. Salivary Gland
Semester II 3. Gastrointestinal System
4. Hepar and Gall Bladder
5. Pancreas and Billiary Tract
Ujian Akhir Semester II
UJIAN NASIONAL TAHAP I
1. Genitourinary System (male)
2. Reproductive System (female)
Semester III
3. Diagnosis Cytology
4. Frozen Section
Ujian Akhir Semester III
1. Reticuloendothelial System
2. Spleen
Semester IV 3. Adrenal Gland
4. Soft Tissue (Fibrous Tissue and Fatty Tissue)
5. Fine Needle Aspiration Biopsy
Ujian Akhir Semester IV
1. Breast
2. Soft Tissue (Muscle tissue) and Bone
3. Blood
Semester V 4. Skin
5. Eye
6. Clinicopathologic conference
7. Cancer-clinic consultation
Ujian Akhir Semester V
UJIAN NASIONAL TAHAP 2
15
1. Stase Bedah Onkologi
2. Stase Kebidanan dan Kandungan
3. Stase Ilmu Kedokteran Kehakiman
4. Stase Radiologi
Semester VI-VIII 5. Stase Patologi Klinik Sub Divisi Hematologi
6. Usulan Penelitian, dan Laporan Kemajuan
(Progress Report)
7. Tesis
8. Ujian Kompetensi Lokal
UJIAN NASIONAL TAHAP 3

16
PETA KOMPETENSI PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD

KOMPETENSI BERDASARKAN SEMESTER


RINCIAN TOPIK
1 2 3 4 5 6 7 8
I.    -  - - -
Kepala & Leher Menerapkan Menulis karya Menegakk Melaksanaka
Sist.Respirasi etika profesi Ilmiah berupa an n kegiatan
Sist. Kardiovaskuler saat referat, jurnal diagnosis memotong
Mediastinum diagnosis jaringan

II.    -  - - 
Rongga Mulut Menerapkan Menulis karya Menegak Melaksanaka Membimbing
Kelenjar Liur etika profesi Ilmiah berupa kan n dan adik kelas
Sist. Gastrointest saat referat, jurnal, diagnosis mengawasi dalam
Hati & saluran Empedu diagnosis poster kegiatan mendiagnosis,
Pankreas & saluran memotong mengerjakan
Bilier jaringan tugas
III.    -  - - 
Sist. Urogenital Menerapkan Menulis karya Menegak Melaksanaka Membimbing
Sist. Reproduksi etika profesi Ilmiah berupa kan n dan adik kelas
Wanita saat referat, jurnal, diagnosis mengawasi dalam
Sitologi diagnosis poster, karya kegiatan mendiagnosis,
Potong Beku ilmiah lain memotong mengerjakan
jaringan, tugas
potong beku
IV.       - 
Sist.Retikuloendotelial Menerapkan Menulis karya Menegak Membantu Melaksanaka Mengikuti Membimbing
Limpa etika profesi Ilmiah berupa kan melakukan n dan kegiatan adik kelas
Kelenjar Adrenal saat referat, jurnal, diagnosis pradiagnosis mengawasi CPC, diskusi dalam
Jaringan Ikat diagnosis poster, karya kasus kegiatan klinik mendiagnosis,
Jaringan Lemak ilmiah lain autopsy memotong kanker, mengerjakan
FNA jaringan, diskusi kasus tugas
17
potong beku, sulit
melakukan
fna
V.        
Payudara Menerapkan Menulis karya Menegak Membantu Melaksanaka Mengikuti Berperan Membimbing
Jaringan otot etika profesi Ilmiah berupa kan melakukan n dan kegiatan sebagai adik kelas
Tulang saat referat, jurnal, diagnosis pradiagnosis mengawasi CPC, diskusi menejer dan dalam
Darah diagnosis poster, laporan kasus kegiatan klinik dan berdiskusi mendiagnosis,
Jaringan Kulit kasus, karya autopsy memotong klinik tentang mengerjakan
Mata ilmiah lain jaringan, kanker, pengelolaan tugas
CPC potong beku, diskusi kasus lab patologi
Konsultasi Klinik melakukan sulit
Kanker fna
VI sampai VIII        
Stase Bedah Onkologi Menerapkan Menulis karya Menegak Melakukan Melaksanaka Mengikuti Berperan Membimbing
Stase Kebidanan & etika profesi Ilmiah berupa kan pradiagnosis n dan kegiatan sebagai adik kelas
Kandungan saat referat, jurnal, diagnosis kasus mengawasi CPC, diskusi menejer dan dalam
Stase Ilmu Kedokteran diagnosis poster, laporan autopsy, kegiatan klinik dan berdiskusi mendiagnosis,
Kehakiman kasus, karya melakukan memotong klinik tentang mengerjakan
Stase Radiologi ilmiah lain autopsy pada jaringan, kanker, pengelolaan tugas
Stase Patologi Klinik saat stase potong beku, diskusi kasus lab patologi
Usulan Penelitian melakukan sulit
Laporan Kemajuan FNA
Tesis
Ujian Kompetensi

18
Tambahan : kompetensi Sikap ( * ) terdiri dari :

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius ;
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika;
3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila;
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara ;
8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;
10. Menginternalisasi semangat kejujuran, kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;
11. Mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan baik dalam menjalankan pekerjaan di bidang keahliannya
Kompetensi sikap tersebut ditanamkan dan dijalankan sejak semester I (sepanjang masa studi)

19
II. Struktur Mata Kuliah
Bobot Semester
No Materi Pendidikan
SKS
1 Pengetahuan Dasar Patologi 11 I
2 Pengetahuan Patologi Umum 13 I s/d III
3 Pengetahuan Teori Patologi Khusus 16 I s/d IV
4 Patologi Molekuler & Imunopatologi 3 I s/d V
5 Keterampilan Diagnostik Patologi Organ 8 I s/d V
6 Sitologi dan FNAB 2 II s/d V
7 Penerapan Teknologi Patologi Anatomi 7 I s/d VIII
8 Pengembangan Kemampuan Tanggung 11 I s/d VIII
Jawab & Ilmu Keahlian Patologi Anatomi
9 Tehnik Otopsi 1 VI
10 Tanggung Jawab Mengajar 2 II s/d VIII
11 Etika Patologi Anatomi 1 I s/d VIII
12 Metodologi Penelitian 3 I s/d VII
13 Penelitian, Tesis, dan Stase 7 II-VIII
14 Administrasi Laboratorium 1 V-VIII

III. Daftar Mata Kuliah


No Materi Pendidikan Tugas & Pelaksanaan
1 Pengetahuan Dasar Patologi Kuliah, Diskusi
2 Pengetahuan Patologi Umum Penelusuran Pustaka
3 Pengetahuan Teori Patologi Khusus Referat & Baca jurnal
4 Patologi Molekuler & Imunopatologi Tugas baca literatur, penelitian
5 Keterampilan Diagnostik Patologi Organ Pra-Diagnosis, Case Report, CPC
6 Sitologi dan FNAB Praktikum & baca sitologi
7 Penerapan Teknologi Patologi Anatomi Tutor, Demonstrasi
8 Pengembangan Kemampuan Tanggung Argumentasi ilmiah
Jawab dan Ilmu Keahlian Patologi Anatomi Pengajuan naskah
9 Tehnik Otopsi Presentasi kasus
10 Tanggung Jawab Mengajar Simulasi & Bimbingan

20
11 Etika Patologi Anatomi Menghayati Kode etik &
12 Metodologi Penelitian Mengamalkan Kode etik
13 Penelitian, Tesis, dan Stase Meneliti & Melaporkan
14 Administrasi Laboratorium Penerapan ilmu dan beretika

IV. Deskripsi Mata Kuliah


1. Pengetahuan Dasar Patologi
Dasar-dasar Metodologi Penelitian, Teknik Histopatologi, Teknik Sitologi,
Teknik Autopsi, dasar- dasar Histokimia, dasar-dasar Imunopatologi, dan
dasar-dasar Patologi Subselular dan Molekular dan Patologi Eksperimental.
2. Pengetahuan Patologi Umum
Patobiologi, Patologi Organ, sitologi / FNAB, dan Imunohistokimia, dan
pengetahuan mengenai teori Potong Beku (Vries Coupe / VC).
3. Pengetahuan Teori Patologi Khusus
Pengetahuan teori khusus mengenai patologi organ, pengetahuan teori
sitologi / FNAB, pengetahuan mengenai teori imunohistokimia, dan
pengetahuan mengenai teori potong beku.
4. Keterampilan Diagnostik
Keterampilan diagnostik patologi organ, keterampilan diagnostik sitologi /
FNAB, keterampilan diagnostik imunohistokimia.
5. Penerapan Teknologi Patologi Anatomi
Kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang pengolahan
jaringan, kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang sitologi/
FNAB, kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang potong
beku, dan kemampuan penerapan teknologi patologi anatomi bidang
imunohistokimia.
6. Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab dan Ilmu Keahlian Pa-
tologi Anatomi
Diskusi klinik, diagnosis patologi anatomi, referat/ journal reading, clinic-
pathological conference, seminar/ symposium, dan etika profesi patologi
anatomi.

21
7. Tanggung Jawab Mengajar
Kemampuan mengajar dan membimbing peserta didik setingkat Pendidikan
S1 dan sesama peserta PPDS-1 terutama kepada peserta PPDS-1 dengan
tingkat yang lebih muda. Proses pengajaran dan pembimbingan dilakukan
dengan tata cara yang baik dan benar, bertanggung jawab dan beretika sesuai
kaidah keilmuan yang sudah dikuasai.
8. Penelitian, Tesis, dan Stase
Kemampuan menyusun proposal penelitian, melaksanakan penelitian dan
mempresentasikan hasil penelitian dimulai dari tingkat yang sederhana
berupa laporan kasus atau penelitian tipe deskriptif sejak semester ke-2.
Selanjutnya peserta didik wajib melakukan penelitian analitik dan
mempresentasikan dalam pertemuan ilmiah tingkat nasional dan atau
internasional sebanyak minimal 2 judul selama masa pendidikan.
9. Administrasi Laboratorium
Keterampilan menejerial mengelola laboratorium patologi anatomi diperoleh
selama peserta didik mengikuti proses belajar berupa pengamatan, diskusi,
dan evaluasi dengan seluruh komponen staf laboratorium.
A. Evaluasi Hasil Belajar
Peserta didik mengikuti evaluasi belajar berupa Ujian Tengah Semester
(UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan ujian nasional tahap I, II, III sesuai
ketentuan prodi dan kolegium.

V. Pedoman Ujian
Ketentuan Ujian PPDS-1 Patologi Anatomi
I. Ujian Lokal
I. a. Ujian Tengah Semester
Pada setiap tengah semester (tiga bulan kalender), diadakan ujian tertulis yang
wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Tidak ditentukan persyaratan khusus.
I. b. Ujian Akhir Semester
Pada setiap akhir semester, diadakan ujian tertulis dan ujian keterampilan
diagnosis dengan ketentuan sebagai berikut:

22
1. Setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi telah menyelesaikan seluruh ke-
wajiban presentasi ilmiah maupun tugas akademik lainnya yang dibuktikan
dengan kelengkapan LOGBOOK.
2. Setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi telah menyelesaikan seluruh ke-
wajiban pembayaran iuran keanggotaan IAPI.
3. Waktu pelaksanaan ujian ditetapkan berdasarkan rapat akademik Departemen
Patologi Anatomi.
4. Pelaksanaan ujian berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan.
5. Ujian tulis dilaksanakan pada hari pertama, dimulai pukul 08.00-selesai.
6. Ujian keterampilan diagnosis dilaksanakan setelah ujian tulis selesai.
7. Yudisium dilakukan setelah seluruh rangkaian ujian selesai dilaksanakan.
8. Peserta ujian dinyatakan lulus apabila nilai ujian tulis mencapai minimal 75,
nilai ujian keterampilan diagnosis mencapai minimal 80 dan nilai kegiatan
harian mencapai 75.
9. Nilai kegiatan harian diberikan oleh seluruh pendidik meliputi kegiatan jurnal
reading, referat, diagnosis referat, nilai kegiatan harian akan dijumlahkan
seluruhnya dan dibuat rerata.
10. Prosentase nilai akhir terdiri dari 40% nilai kegiatan harian dan 60% nilai
ujian akhir semester.

I. b. Ujian Perbaikan (Remedial) Akhir Semester


1. Peserta ujian diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan sebanyak satu
kali sesuai topik ujian yang dinyatakan tidak lulus dalam yudisium per-
tama.
2. Setelah seluruh peserta ujian perbaikan (remedial) selesai mengikuti tahapan
ujian maka akan diadakan yudisum kedua.
3. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh oleh peserta ujian perbaikan (remedial)
adalah 75.
4. Setelah remedial MDE dan Praktikum nilai tetap dibawah 75 / 80 tetapi nilai
mencapai nilai lulus 75 maka hasil yudisium adalah LULUS dengan
PERCOBAAN (3 bulan sampai dengan UTS).

23
5. Apabila saat UTS pada semester percobaan tidak lulus maka PPDS-1
mengulang ke semester sebelumnya.
6. Peserta ujian yang dinyatakan tidak lulus pada yudisium kedua setelah ujian
perbaikan (remedial), diwajibkan mengulang kembali selama satu semester.
7. Peserta ujian yang tidak berhasil lulus pada yudisium kedua setelah
ujian perbaikan (remedial) akan diberikan surat peringatan.
8. Selama menempuh pendidikan, setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi
hanya dapat mengulang sebanyak 2 kali satu semester (berturut-turut atau
tidak).
9. Bila selama menenpuh PPDS-1 Patologi Anatomi mahasiswa PPDS-1 men-
gulang lebih dari 2 semester, maka yang bersangkutan akan diberikan surat
peringatan yang ketiga dan dinyatakan tidak dapat meneruskan progam
pendidikan. Ketua Program Studi Patologi Anatomi akan mengirimkan la-
poran beserta surat kepada Koordinator TKP PPDS-1 Fakultas Kedokteran
UNPAD dan Dekan untuk selanjutnya diproses sesuai peraturan yang berlaku
di Fakultas Kedokteran UNPAD.

I.c. Ujian Tesis


1. Ujian tesis dapat diikuti oleh PPDS-1 yang sudah menyelesaikan tugas stase,
sudah mengikuti ujian nasional tahap II, sudah melunasi uang iuran keang-
gotaan IAPI dan menyelesaikan ketentuan pembayaran SPP dari fakultas ke-
dokteran UNPAD.
2. Ujian tesis meliputi:
a. Presentasi “Usulan Penelitian”
b. Presentasi “Laporan Kemajuan/Progress Report”
c. Ujian “Tesis”
3. Waktu ujian tesis ditetapkan berdasarkan rapat departemen Patologi
Anatomi.
4. Pembimbing kegiatan penelitian akhir sebanyak 3 orang terdiri dari pem-
bimbing utama, pembimbing pendamping yang ditetapkan oleh KPS dan
kepala departemen berdasarkan SK kepala departemen.

24
5. Penguji tesis sebanyak 3 orang yang ditentukan berdasarkan hasil keputusan
rapat departemen patologi anatomi.
6. Staf pengajar yang tidak termasuk kedalamn tim pembimbing maupun tim
penguji, wajib menghadiri rangkaian kegiatan tesis dan memberikan ma-
sukan.
7. Nilai dari tim pembimbing dan tim penguji berdasarkan buku pedoman
pelaksanaan pendidikan fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran.
8. Segala ketentuan yang belum tercantum akan didiskusikan dan diputuskan
melalui rapat departemen Patologi Anatomi.
9. Tata cara penulisan tesis mengikuti peraturan yang tercantum pada buku pe-
doman penulisan tesis fakultas kedokteran UNPAD.

I.d. Ujian Kompetensi Lokal


1. Ujian kompetensi lokal adalah ujian lisan, tertulis, maupun keterampilan lab-
oratorium yang meliputi histopatologi, sitologi, FNAB, dan menejerial pa-
tologi anatomi.
2. Ujian kompetensi lokal wajib diikuti oleh peserta PPDS-1 yang telah diny-
atakan lulus ujian tesis sebelum mengikuti ujian nasional tahap III.
3. Ujian kompetensi lokal dilaksanakan pada waktu yang ditetapkan oleh KPS.
4. Peserta ujian dinyatakan lulus apabila mendapatkan nilai masing-masing 75
untuk seluruh topik ujian.
5. Peserta yang belum lulus ujian kompetensi lokal (nilai dari setiap topik ujian
<75) diberi kesempatan mengulang ujian sebanyak satu kali.
6. Peserta yang dinyatakan lulus ujian kompetensi lokal dapat mengikuti ujian
nasional tahap III.

II. Ujian Nasional


III. a. Tahap I dan II
1. Ujian nasional tahap I dan II dilaksanakan sesuai ketentuan Kolegium Na-
sional Patologi Anatomi. Waktu pelaksanaan ujian ditentukan oleh
Kolegium. Tempat pelaksanaan ujian di setiap pusat pendidikan Patologi
Anatomi yang ditunjuk oleh Kolegium.

25
2. Peserta ujian nasional tahap I adalah mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi
yang telah menyelesaikan pendidikan semester 1 dan semester 2 yang berasal
dari seluruh pusat pendidikan Patologi Anatomi, telah mendaftar secara resmi
yang dibuktikan melalui surat yang ditandatangani oleh Kepala Departemen
(atau wakil) dan Ketua Program Studi (atau wakil), membayar biaya ujian
sesuai ketentuan.
3. Peserta ujian nasional tahap II adalah mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi
yang telah menyelesaikan pendidikan semester 1-5 yang berasal dari seluruh
pusat pendidikan Patologi anatomi, telah mendaftar secara resmi yang dibuk-
tikan melalui surat yang ditandatangani oleh Kepala Departemen (atau wakil)
dan Ketua Program Studi (atau wakil), membayar biaya ujian sesuai keten-
tuan.
4. Ketentuan kelulusan peserta ujian ditetapkan oleh Kolegium dan diumumkan
melalui surat kepada Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua Program
Studi (atau wakil).
5. Bila peserta ujian dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti ujian ulang pada
kesempatan berikutnya dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Kolegium.

II.b. Ujian Nasional Tahap III


1. Ujian nasional tahap III dilaksanakan sesuai ketentuan Kolegium Nasional
Patologi Anatomi. Waktu pelaksanaan ujian ditentukan oleh Kolegium. Tem-
pat pelaksanaan ujian di setiap pusat pendidikan Patologi Anatomi yang di-
tunjuk oleh Kolegium.
2. Peserta ujian nasional tahap III adalah mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi
yang telah menyelesaikan pendidikan seluruh tahapan pendidikan yang be-
rasal dari seluruh pusat pendidikan Patologi Anatomi, telah dinyatakan lulus
ujian akhir lokal (ujian tesis dan kompetensi) dan telah dinyatakan lulus ujian
komprehensif.
3. Peserta sudah medapatkan surat bahwa tesis akan dipublikasikan (accepted)
kemudian baru dapat mendaftar secara resmi yang dibuktikan melalui surat
yang ditandatangani oleh Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua Pro-

26
gram Studi (atau wakil), membayar biaya ujian sesuai ketentuan, dan
memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh Kolegium.
4. Bila peserta ujian dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti ujian ulang pada
kesempatan berikutnya dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Kolegium.
5. Peserta yang lulus pada ujian nasional tahap III dinyatakan telah menyele-
saikan pendidikan PPDS-1 Patologi Anatomi dan berhak menggunakan gelar
“Dokter Spesialis Patologi Anatomi”, setelah menerima Sertifikat Kompe-
tensi Kolegium Patologi Anatomi, dan mendapatkankan ijazah Spesialis Pa-
tologi Anatomi dari Universitas Padjadjaran.

VI. Tata Tertib


A. Tata Cara Program Studi
1. Alih Program Studi
Peserta PPDS-I mengajukan surat untuk alih Program Studi kepada Ketua
Program Studi, selanjutnya yang bersangkutan menghubungi dan
mengajukan permintaan alih Program Studi kepada Ketua Program Studi
yang baru dengan membawa keterangan dari Ketua Program Studi yang
lama. Ketua Program Studi yang baru akan menelaah kelayakan yang
bersangkutan untuk dapat diterima sebagai peserta PPDS-I, bila diperlukan,
yang bersangkutan diharuskan untuk menjalani berbagai uji seleksi
penerimaan.
2. Alih Institusi Pendidikan dari Institusi lain ke PPDS-I Fakultas Kedokteran
UNPAD.
Pelamar menghubungi dan mengajukan permohonan untuk pindah institusi
pendidikan PPDS-I kepada Ketua Program Studi yang dituju dengan
membawa surat keterangan yang dianggap perlu dari Ketua Program Studi
Institusi asal. Bila dalam penilaian Ketua Program Studi yang dituju, setelah
melalui konsultasi dengan para staf pendidik Departemen, yang bersangkutan
dapat diterima, maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri dari
Program Studi di Institusi Asal dan memohon untuk pindah ke PPDS-I
Fakultas Kedokteran UNPAD. Rektor di Institusi Asal mengirimkan surat

27
kepada Rektor Universitas Padjadjaran mengenai maksud kepindahan yang
bersangkutan. Selanjutnya Dekan Fakultas Kedokteran melalui TKP PPDS-I,
akan berkonsultasi secara tertulis dengan Ketua Program Studi. Bila diterima,
Rektor UNPAD akan mengirim jawaban kepada Rektor Institusi Asal, dan
selanjutnya di tingkat Fakultas yang bersangkutan akan didaftarkan sebagai
mahasiswa baru PPDS-I melalui SMUP sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Alih Institusi Pendidikan dari PPDS-I Fakultas Kedokteran UNPAD
Peserta PPDS-I menghubungi Ketua Program Studi di Institusi yang dituju,
setelah memperoleh jawaban yang positif, sedapat mungkin tertulis, yang
bersangkutan mengajukan permohonan alih institusi pendidikan kepada
Ketua Program Studi, selanjutnya Ketua Program Studi akan membuat surat
persetujuan mengenai hal tersebut kepada Dekan dengan tembusan kepada
TKP PPDS-I. Atas usulan Dekan, Rektor akan mengirimkan surat kepada
Rektor Institusi yang dituju yang berisi maksud kepindahan peserta PPDS-I
tersebut. Bila diterima, Rektor akan member informasi kepada Dekan dan
selanjutnya melalui mekanisme yang berlaku, peserta PPDS-I termaksud
dihapus status kemahasiswaannya dari Universitas Padjadjaran.

B. Ketentuan Pengambilan Cuti bagi Peserta PPDS-1


1. Lama cuti dalam satu tahun adalah 12 hari kerja dengan catatan:
Lama cuti maksimal yang boleh diambil dalam satu subbagian / divisi/ unit
kerja adalah 6 hari kerja. Permohonan cuti diajukan kepada kepala subbagian
tempat peserta PPDS-I berdinas, selanjutnya diteruskan kepada Kepala
Bagian melalui KPS.
2. Cuti sakit
Harus dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter spesialis yang
menerangkan peserta didik tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan
pendidikan.
Bila lama sakit lebih dari 6 hari dalam satu subbagian/ divisi/ unit kerja yang
bersangkutan harus mengulang di subbagian tersebut.
3. Cuti hamil

28
Cuti hamil diberikan selama 3 tiga bulan untuk peserta program studi.
4. Cuti akademik/ penghentian studi sementara.
Sesuai ketentuan dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan
Universitas Padjadjaran penghentian studi sementara hanya diperkenankan
selama satu semester dengan alasan yang dapat diterima sesuai dengan
peraturan Universitas.
Surat permohonan untuk mengambil cuti akademik ditujukan kepada Rektor
Universitas Padjadjaran melalui TKP PPDS, paling lambat 6 minggu
sebelum dimulainya semester yang akan datang.
5. Cuti khusus
Merupakan jenis cuti yang diberikan atas pertimbangan Kepala Bagian/
Departemen dengan masukan dari KPS, termasuk kedalam Cuti Khusus
adalah cuti untuk melaksanakan ibadah Haji/ Umroh, menikah dan lain –
lain. Lama cuti disesuaikan dengan keperluan dan dengan memperhitungkan
aspek pendidikan.

C. Jenis Pelanggaran dan Sanksi


Selama proses pendidikan, setiap peserta didik PPDS-1 Patologi Anatomi harus
mengikuti seluruh peraturan yang berlaku dan terikat pada aturan yang telah dibaca,
disetujui dan ditandatangani diatas materai 6000 pada waktu acara Penerimaan
Mahasiswa Baru, yaitu berupa: Surat Pernyataan Kesanggupan Mematuhi Segala
Aturan dan Surat Pernyataan Bebas Penggunaan Narkoba. Bila melanggar aturan
tersebut maka peserta didik akan terkena sanksi pendidikan.
Sanksi pendidikan adalah seperangkat tindakan yang dapat berupa teguran lisan
atau tertulis, mengulang di suatu subbagian/divisi/unit kerja program pendidikan
spesialis, dipekerjakan di suatu unit kerja yang berhubungan dengan pendidikan,
skorsing sampai dengan pemutusan studi. Sanksi pendidikan ditujukan untuk
memperbaiki kinerja peserta didik dan atau untuk melindungi pasien/masyarakat,
institusi, dan peserta didik sendiri terhadap kerugian akibat pelanggaran dan
kelalaian yang dilakukan oleh peserta didik atau akibat kondisi khusus tertentu.
Jenis pelanggaran/ kelalaian atau kondisi khusus peserta didik termaksud di
atas dapat dikelompokkan kedalam :

29
1. Kelalaian administratif
2. Kekurangan dalam pencapaian kompetensi
3. Tidak mampu mempertahankan kompetensi yang telah dicapai selama masa
pendidikan
4. Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme
5. Pelanggaran hukum
6. Masalah khusus seperti pengguna NAPZA dan penyakit tertentu.
Kelalaian administratif dapat berupa :
1. Tidak melakukan registrasi.
Bila tidak melakukan registrasi tanpa alasan yang jelas maka yang
bersangkutan tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan pendidikan pada
semester tersebut, dan semester tersebut diperhitungkan dalam masa studi.
Peserta didik tersebut tetap diwajibkan hadir di program studi dan penempatan
kerjanya di atur oleh Ketua Program Studi.
Bila tidak melakukan registrasi selama 2 semester berturut-turut peserta didik
dianggap mengundurkan diri. Surat keputusan mengenai pemutusan studi
yang bersangkutan diterbitkan oleh Rektor Universitas Padjadjaran atas
laporan Pimpinan Fakultas.
2. Meninggalkan proses pembelajaran tanpa alasan yang dapat diterima
Pendidikan Program Spesialis merupakan pendidikan yang mempunyai ciri
yang sangat spesifik berupa hubungan yang sangat erat antara pembelajaran
akademik dan praktek keprofesian.
Peserta didik, secara progresif memperoleh pemaparan klinis ( clinical
exposure ) yang memadai untuk memperoleh pengalaman klinis yang
diperlukan untuk mencapai keahlian, yang dengan keahlian tersebut mereka
dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas yang sangat baik.
Secara ringkas, karakteristik pendidikan dokter spesialis berupa ‘‘education,
clinical exposure, and experience‘‘ yang akan mengantarkan peserta didik
menjadi seorang ‘‘expertise, evidence-based practice and excellence‘‘.
Dengan memahami karakteristik tersebut, peserta PPDS-I harus mengikuti
semua kegiatan pendidikan dengan sebaik-baiknya.

30
Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran kurang dari satu
minggu, tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan
menerima teguran tertulis.
Bila peserta didik meninggalkan proses pembelajaran selama 2 (dua) minggu
baik berturut-turut atau tidak, yang bersangkutan diharuskan mengulang
keseluruhan semester yang sedang berjalan.
Bila peserta PPDS-I meninggalkan proses pembelajaran selama 2 ( dua )
minggu berturut-turut tanpa alasan yang dapat diterima, Ketua Program Studi
akan mengirim surat teguran dengan tembusan kepada Pembantu Dekan I dan
TKP PPDS-I. Bila dalam 2 ( dua ) minggu yang bersangkutan tidak kunjung
membalas surat tersebut atau tidak menghubungi program studi, Ketua
Program Studi akan mengirimkan surat teguran kedua dan ketiga dengan
selang antara 2 ( dua ) minggu. Bila dalam 2 minggu setelah surat teguran
ketiga, yang bersangkutan tidak kunjung membalas surat tersebut atau tidak
menghubungi program studi, maka yang bersangkutan dianggap
mengundurkan diri sebagai peserta PPDS-I Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran. Ketua Program Studi menyampaikan laporan mengenai hal
tersebut kepada Pimpinan Fakultas untuk proses pemutusan studi.
3. Tidak mematuhi jam kerja (Absensi)
Bila peserta didik diketahui tidak mematuhi jam kerja (2 minggu per semester /
2 hari per bulan tanpa alasan yang jelas), yang bersangkutan akan mendapat
teguran lisan dan terancam mengulang yang bersangkutan diharuskan
mengulang keseluruhan semester yang sedang berjalan / tidak dapat mengikuti
Ujian.
4. Sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme antara lain dapat
berupa sikap perilaku terhadap :
a. Pasien :
 Tidak menunjukkan sikap belas kasih, misalnya bersikap kasar
 Tidak menunjukkan sifat altruisme,malah menelantarkan pasien dan kelu-
arganya
 Tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, tidak memberikan
rasa nyaman

31
 Tidak dapat dipercaya
 Tidak dapat menjaga kerahasiaan pasien
 Tidak peka terhadap nilai nilai ras, gender, dan nilai lain yang dianut
pasien seperti agama dan kepercayaan.

b. Pendidik
Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal dari
program studi yang bersangkutan maupun yang diluar program studi
c. Sejawat residen, baik yang berasal dari satu program studi maupun diluar
program studi, baik terhadap yang senior, sederajat maupun terhadap yang
yunior. Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan verbal, fisik maupun
tekanan secara finansial
d. Paramedis dan karyawan rumah sakit seperti misalnya tidak menghargai tugas
dan kewajiban mereka.
e. Keilmuan.
Dapat berupa meninggalkan/tidak mengikuti acara ilmiah seperti journal
review/reading, referat, sajian kasus), atau melalaikan tugas yang bersifat
keilmuan seperti tugas baca; tanpa alasan yang dapat diterima.
f. Institusi
Seperti tidak menjaga peralatan Rumah Sakit Pendidikan dengan baik, atau
tidak mengindahkan peraturan Rumah Sakit Pendidikan dan Fakultas
Kedokteran UNPAD.

5. Pelanggaran hukum
Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses
penegakkan hukum, peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti proses
pembelajaran.
Bila dikemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan
diperkenankan untuk mengikuti kembali proses pembelajaran. Masa yang hilang
sebagai akibat proses penegakkan hukum diusahakan dengan meminta bantuan
Pimpinan Fakultas untuk tidak dimasukkan kedalam masa studi terjadwal.

32
Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi berupa
skorsing sampai pemutusan studi.

7. Kondisi khusus peserta PPDS


Yang dimaksud kondisi khusus peserta PPDS-I dapat berupa yang bersangkutan
diketahui sebagai pengguna NAPZA atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain
sejenisnya.
Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotik, status
pengguna narkotik bukan lagi diklasifikasikan sebagai kriminal, namun sebagai
pasien yang wajib lapor diri dan menjalani rehabilitasi,kecuali bila yang
bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau sejenisnya. Yang
bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang
ditunjuk pemerintah. Hal ini sesuai dengan UU nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotik dan sesuai pula dengan salah satu komponen kompetensi dari area
kompetensi pengembangan profesi dan kepribadian (lihat lampiran 3) yang
menyatakan bahwa peserta didik harus memiliki kemampuan untuk dapat
mengidentifikasi masalah-masalah yang mempengaruhi kesehatan,
kesejahteraan dan kemampuan profesi.

Yang bersangkutan dibebaskan dari proses pembelajaran selama masa


pengobatan dan rehabilitasi, namun tetap diperhitungkan kedalam masa studi
terjadwal. Bila yang bersangkutan dinyatakan telah bebas dari penggunaan
NAPZA dengan menunjukkan sertifikat dari institusi yang merawat atau
merehabilitasi, diperkenankan kembali melanjutkan pendidikan. Namun untuk
tingkat pemakaian ketergantungan, yang bersangkutan diminta untuk
mengundurkan diri sebagai peserta PPDS-I, mengingat tingkat ketergantungan
memiliki angka kekambuhan yang tinggi. Kondisi ini harus berdasarkan
keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa bagian Adiksi.
Khusus bagi peserta PPDS-I yang dalam kegiatannya banyak berhubungan
dengan zat-zat yang dapat menimbulkan adiksi, seperti Program Studi Anestesi
dan Terapi Intensif dan Ilmu Kedokteran Jiwa, demi kebaikan dirinya dan

33
masyarakat, pengguna NAPZA tidak diperkenankan untuk melanjutkan
pendidikan.
Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik atau
gangguan kepribadian yang menunjukkan atau berpotensi untuk menimbulkan
ketidakamanan/ kerugian bagi dirinya dan pasien/masyarakat, tidak
diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelanjaran. Kondisi ini harus
berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa.
Peserta didik yang mengalami kondisi khusus diatas dan tidak memungkinkan
untuk melanjutkan pendidikannya, Pimpinan Fakultas atas laporan Ketua
Program Studi mengusulkan penghentian studi kepada Rektor.

8. Derajat berat ringannya bentuk pelanggaran/kelalaian


Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan dan sedang diserahkan
kepada Ketua Program Studi melalui penelaahan bersama dengan jajaran staf
pendidik, termasuk kepala bagian/departemen, terutama dalam hal menyangkut
aspek sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme.
Contoh pelanggaran ringan adalah peserta didik tidak mengikuti acara ilmiah
kurang dari 3 kali tanpa alasan yang dapat diterima. Namun peserta PPDS-I
harus menyadari bahwa pelanggaran ringan yang dilakukan berulang, dapat
berakumulasi menjadi pelanggaran sedang.Contoh pelanggaran sedang adalah
melakukan kekerasan verbal terhadap peserta PPDS-I yunior.Pelanggaran berat
dapat berupa plagiarism, kelalaian yang dapat menimbulkan kecacatan, dan
sebagainya.
Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat oleh keputusan Komite
Medik R.S Pendidikan.

Bentuk Sanksi Pendidikan


a. Pelanggaran ringan diberikan teguran lisan dan atau tertulis.
b. Pelanggaran sedang, selain teguran tertulis disertai dengan mengulang di
subagian /divisi/unit kerja tertentu paling lama 3 bulan. Penempatan di
subagian/divisi/unit kerja tersebut disesuaikan dengan kepentingan
pendidikan peserta PPDS-I. Sanksi pendidikan tersebut diberlakukan segera

34
setelah keputusan pemberian sanksi pendidikan diterbitkan oleh Ketua
Program Studi.
c. Pelanggaran berat, yang diperkuat oleh penilaian komite medik R S
Pendidikan, sanksi pendidikan dapat berupa skorsing atau pemutusan studi.
Program Studi memberi laporan kepada Dekan Fakultas Kedokteran
mengenai adanya pelanggaran berat tersebut disertai dengan bukti-bukti yang
diperlukan.
d. Pimpinan Fakultas menyelenggarakan Rapat Senat Fakultas untuk membahas
pemberian skorsing atau pemutusan studi.
e. Surat keputusan skorsing atau pemutusan studi diterbitkan oleh Rektor
Universitas Padjadjaran atas usulan Pimpinan Fakultas.

Pemutusan Studi
Peserta PPDS-I dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi persyaratan
administrasi, atas keinginan sendiri, evaluasi atas pencapaian kompetensi,
pelanggaran etika dan profesionalisme, dan atau sebab lain sebagai berikut :
a. Kelalaian Administrasi
1. Tidak melaksanakan registrasi selama 2 semester berturut-turut
2. Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu
tanpa alasan yang dapat diterima dan tidak mengindahkan surat teguran
ke-3 yang dikirimkan oleh Ketua Program Studi.
b. Atas Keinginan sendiri
Peserta didik berhak mengundurkan diri dari pendidikan atas dasar keinginan
sendiri dengan mengajukan permintaan tertulis kepada Pimpinan Fakultas
dengan tembusan kepada TKP PPDS disertai alasan pengunduran
diri.Sebagai contoh adalah karena alasan kesehatan yang tidak
memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan.Segala akibat pengunduran
diri ditanggung oleh yang bersangkutan, seperti misalnya pengembalian dana
beasiswa,dan sebagainya.
c. Atas dasar evaluasi pencapaian kompentensi
Alasan ini seyogyanya tidak terjadi dalam proses pendidikan dokter spesialis,
namun adakalanya setelah berbagai upaya dilaksanakan namun derajat

35
kompetensi tertentu sebagai persyaratan kelulusan tidak kunjung dicapai.
Dalam keadaan ini dengan berat hati, atas dasar tanggung jawab profesi
pendidik terhadap masyarakat pemutusan studi tidak dapat dihindarkan.
Sebaiknya pemutusan studi dilakukan pada jenjang pertama dari pendidikan
atas dasar pertimbangan kebaikan peserta didik. Namun dalam keadaan
tertentu yang sangat tidak diharapkan, pemutusan studi dapat terjadi pada
jenjang di atasnya, misalnya peserta PPDS-I melakukan pelanggaran berat
pada jenjang senior.
Agar tidak terjadi pemutusan studi atas dasar evaluasi pencapaian
kompetensi, peserta PPDS-I harus berupaya sekuat tenaga dan dengan
kerjasama yang baik dengan para pendidik untuk meningkatkan kinerja
mereka.
d. Atas dasar Pelanggaran Etika dan Profesionalisme yang berat
Pelanggaran etika berat yang diperkuat keputusan komite medik R S
Pendidikan diajukan ke rapat Senat Fakultas, bila Senat Fakultas sependapat
dengan Program Studi dan Komite Medik R S Pendidikan, Pimpinan
Fakultas mengajukan usulan pemutusan studi kepada Rektor.
e. Pemutusan Studi akibat telah melebihi batas ahir studi
Bila karena sesuatu hal PPDS-I dalam proses pendidikannya telah melewati
batas ahir studi, yang bersangkutan dapat dilakukan pemutusan studi.
f. Kondisi khusus
Penderita pengguna NAPZA atau gangguan kejiwaan yang tidak
memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan yang diperkuat oleh
keterangan tertulis dari dokter spesialis kedokteran jiwa dapat dilakukan
pemutusan studi.

VII. Sarana dan Prasarana


1. Prasarana
1.1. Ruang Kuliah/ diskusi Program Studi
1. Digunakan bersama pendidikan S1
(tidak)
2. Bila tidak

36
Jumlah Ruangan: 2 buah, ukuran Ruang I : 80 m2, ukuran Ruang II
: 50 m2
Kapasitas Ruang I: 50 orang, Ruang II: 15 – 20 orang
1.2. Ruang Kuliah/ diskusi di Rumah Sakit
1. Digunakan bersama dengan pendidikan dokter umum/ S1
(tidak)
2. Digunakan bersama dengan PPDS lain
(tidak)
1.3. Rumah Sakit Pendidikan Utama
1. Nama RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
2. Tipe A
3. Jumlah tempat tidur 1.100 buah
Rumah Sakit Pendidikan lain/ jenjang: -
Senter diagnostik di luar bagian: UPK (Unit Penelitian Kesehatan
– Rumah Sakit Pendidikan Eijkman)
4. Bed Occupation Rate (2010/2011)
Rumah Sakit 72 %
2. Laboratorium
LETAK
JENIS ADA/ TIDAK
BAGIAN RS LAIN
Histopatologi Ada  - -
Sitopatologi Ada  - -
Potong Beku Ada  - -
Histokimia Ada  - -
Imunohistokimia Ada  - -
Molekular Ada - -  (di RSP)

3. PERPUSTAKAAN
1. Judul dan Jumlah Buku
2. Majalah Nasional dan internasional
Berlangganan dan tersedia di Perpustakaan FK Unpad lt.6 Rumah
Sakit Pendidikan dan Website FKUP (e-jurnal)

37
4. SARANA
a. Bagian Patologi Anatomi berada di gedung lt.3
Terdiri dari 25 Ruangan dengan uraian sebagai berikut:
1. Ruang pendaftaran :1
2. Ruang laboratorium :1
3. Ruang Imunopatologi + Ruang mikrofotografi :1
4. Ruang Histokimia :1
5. Ruang Residen :4
6. Ruang Staff :7
7. Dapur :1
8. Ruang perpustakaan :1
9. Ruang Kepala Bagian :1
10. Ruang Administrasi + mushola + akses internet : 1
11. Ruang Sidang :1
12. Gudang Mikroskop :1
13. Gudang Blok Parafin dan Bahan Kimia :1
14. Toilet wanita :1
15. Toilet pria :1
16. Toilet pasen :1
17. Ruang Tunggu pasen :1
18. Ruang Tindakan FNAB :1

5. Alat Diagnostik Pendidikan


1. Mikroskopi binocular
2. Double Headed Microscope
3. Tri Headed Microscope
4. Five Headed Microscope
5. Projecting Microscope
6. Microscope dengan monitor
7. Fluorescent Microscope
8. Microscope with photography

38
6. Alat Laboratorium
1. Rotary microtome
2. Slide microtome
3. CO2 freezing microtome
4. Cryo-state freezing microtome
5. Automatic staining
6. Sharpener
7. Embedded tissue apparatus
8. Centrifuge & Cytospin
9. Incubator

39
40
VIII. PENELITIAN
Penelitian PPDS-1 Departemen Patologi Anatomi.
Nama Dosen Pembimbing Dosen
No Nama Peneliti Judul Peneliti Publikasi Tahun
Pembimbing 1 Pembimbing 2 Pendamping
Analisis immunoekspresi
parathyroid hormone related
Bethy S.
Protein (PTHrP) dan Bethy S. Ismet M. Nur,
Hernowo, dr., Sidang
1. Nida,dr.,Sp.PA Osteonektin (OSN) sebagai Hernowo, dr., dr., SpPA(K), 2011
SpPA(K), Tesis
penentu bermetastase atau tidak SpPA(K), Ph.D MM
Ph.D
bermetastase ke tulang pada
karsinoma payudara
Korelasi antara imunoekspresi
LMP-1 Virus Epstein-Barr Sri Suryanti,
Bethy S. Hasrayati
dengan respon kemoterapi pada dr., SpPA(K)., Sidang
2. Inas S,dr.,Sp.PA Hernowo, dr., Agustina, dr., 2013
Limfoma Maligna Non MS. Tesis
SpPA(K), Ph.D SpPA, MKes
Hodgkin Tipe Diffuse Large B
cell
Analisis gambaran
histopatologis menurut Sydney Anglita
Dr. Abdul Hadi Birgitta M.
Deassy System pada gastritis kronis Yantisetiasti, Sidang
3. Hassan, dr., Dewayanti, dr., 2013
A,dr.,Sp.PA dengan Helicobacter pylori dan dr., SpPA, Tesis
SpPA(K), MKes SpPA, MKes
gastritis kronis non MKes
Helicobacter pylori
4. Dianti L,dr.,Sp.PA Analisis gambaran Dr. Abdul Hadi Bethy S. Birgitta M. Sidang 2013
histopatologis limfadenitis Hassan, dr., Hernowo, dr., Dewayanti, Tesis
Tuberculosis dan bukan SpPA(K), MKes SpPA(K), Ph.D dr., SpPA,

41
Tuberculosis berdasarkan hasil
pemeriksaan rest time MKes
polymerase chain reaction
Hubungan Imunoekspresi LMP-
Beby Suci 1 dan BCL-2 dengan respon Dr. Abdul Hadi Bethy S. Afiati, dr.,
Sidang
5. Damayanti, dr., radioterapi pada karsinoma Hassan, dr., Hernowo, dr., SpPA(K) 2013
Tesis
SpPA nasofaring yang tidak SpPA(K), MKes SpPA(K), Ph.D
berdiferensiasi
Analisis Imunoekspresi
Hasrayati
fibronectin dan tgf-β1 dalam Dr. Abdul Hadi Bethy S.
Nita Novita, dr., Agustina, dr., Sidang
6. menentukan vitalitas luka pada Hassan, dr., Hernowo, dr., 2013
SpPA. SpPA, MKes Tesis
tikus putih (rattus norvegicus) SpPA(K), MKes SpPA(K), Ph.D
galur wistar
Perbandingan ekspresi
Hasrayati Sri Suryanti,
p53,caspase 3 pada mola Dr. Abdul Hadi
Odilia Dos Reis C, Agustina, dr., dr., SpPA(K)., Sidang
7. hidatidosa partial, mola Hassan, dr., 2013
dr., SpPA SpPA, MKes MS. Tesis
hidatidosa komplit dengan SpPA(K), MKes
koriokarsinoma
Dr. Abdul Hadi Anglita
Hubungan Imunoekspresi cox-2 Bethy S.
Betty Marlina, dr., Hassan, dr., Yantisetiasti, Sidang
8. dan vegf dengan gradasi Hernowo, dr., 2013
SpPA SpPA(K), dr., SpPA, Tesis
histopatologi meningioma SpPA(K), Ph.D
MKes MKes
Perbandingan ekspresi p53 pada
Birgitta M.
follicular lymphoma dan diffuse Dr. Abdul Hadi Bethy S.
Liena Suryani, dr., Dewayanti, Sidang
9. large b cell lymphoma yang Hassan, dr., Hernowo, dr., 2013
SpPA dr., SpPA, Tesis
berasal dari transformasi SpPA(K), MKes SpPA(K), Ph.D
MKes
follicular lymphoma

42
Analisis Imunoekspresi reseptor
estrogen beta dan extracellular Dr. Abdul Hadi Sri Suryanti,
Bethy S.
Antonius Janes matrix metalloproteinase Hassan, dr., dr., SpPA(K)., Sidang
10. Hernowo, dr., 2013
Ridwan, dr., SpPA inducer (EMMPRIN) pada SpPA(K), MS. Tesis
SpPA(K), Ph.D
seminoma testis non Rekurensi MKes
dan Rekurensi
Peranan S100 dalam
pengukuran hipertrofi serabut Birgitta M.
Bethy S. Bethy S.
Friska Mardianty, saraf pada hirschsprung disease Dewayanti, PIT IAPI
11. Hernowo, dr., Hernowo, dr., 2013
dr (Juara umum presentasi oral di dr., SpPA, Palembang
SpPA(K), Ph.D SpPA(K), Ph.D
Palembang tanggal 6 oktober MKes
2013)
Hubungan Imunoekspresi Dr. Abdul Hadi Sri Suryanti,
Bethy S.
Fenny Ariyanni, brafv600e dan egfr clone h11 Hassan, dr., dr., SpPA(K)., Sidang
12. Hernowo, dr., 2013
dr., SpPA dengan stadium dukes pada SpPA(K), MS. Tesis
SpPA(K), Ph.D
karsinoma kolorektal MKes
Imunoekspresi her-2/neu dan
Dr. Abdul Hadi Anglita
Ki-67 berkorelasi dengan Bethy S.
I Made Jatiluhur, Hassan, dr., Yantisetiasti, Sidang
13. respon klinis kemoterapi Hernowo, dr., 2013
dr., SpPA SpPA(K), dr., SpPA, Tesis
neoadjuvan fac pada karsinoma SpPA(K), Ph.D
MKes MKes
payudara lanjut lokal
14. Fennisia Studi akurasi diagnostik biopsi Bethy S. Sri Suryanti, Dr. Abdul Sidang 2013
Wibisono, dr., aspirasi jarum halus Hernowo, dr., dr., SpPA(K)., Hadi Hassan, Tesis
SpPA dibandingkan gambaran SpPA(K), Ph.D MS. dr., SpPA(K),
klinispada tumor intra- MKes
abdominaldi Departemen
Patologi Anatomi RS Hasan

43
Sadikin Bandung
Gambaran Imunoekspresi
Bethy S.
mdm2 pada 13 kasusyang Herry Yulianti, Ismet M. Nur,
Hernowo, dr., Sidang
didiagnosislipomaof dr., SpPA(K) dr., SpPA(K), 2013
SpPA(K), Tesis
deepsofttissuedi Departemen MM
Ph.D
Patologi Anatomi Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung periode
15. Dewi Iriani, dr Januari 2010 - Juni 2013

Korelasi Imunoekpresi
Bethy S.
Emmprin dan VEGF dengan Ismet M. Nur, dr., Herry Yulianti,
Hernowo, dr., Progress
kedalaman Invasi Miometrium SpPA(K), MM dr., SpPA(K) 2015
SpPA(K), Report
pada karsinoma endometrium.
Ph.D
Analisis gambaran sitologi
cairan efusi pleura pada pasien Hasrayati Bethy S. Hasrayati
yang berespon dengan terapi Agustina, dr., Hernowo, dr., Agustina, dr., PIT IAPI
2013
oral anti tuberculosis. SpPA, MKes. SpPA(K), Ph.D SpPA, MKes Palembang

16. Hasna Dewi, dr Korelasi Imunoekspresi


Mucin1(MUC1) dan Carbonic Dr. Abdul Hadi Anglita Bethy S.
Anhydrase IX (CA IX) dengan Hassan, dr., Yantisetiasti, Hernowo, dr., Progress
2015
Gradasi dan Stadium pada SpPA(K), MKes dr., SpPA, SpPA(K), Report
Karsinoma sel Ginjal Subtipe MKes Ph.D
Sel jernih.
17. Yulie Erida, dr Ekspresi protein p53 pada Bethy S. Birgitta M. Bethy S. PIT IAPI 2013
pleomorphic adenoma dan Hernowo, dr., Dewayanti, dr., Hernowo, dr., Palembang

44
carcinoma ex pleomorphic
adenoma kelenjar liur.
SpPA(K),
SpPA(K), Ph.D SpPA, MKes
Ph.D
Korelasi imunoekspresi reseptor
vitamin D (VDR) dan
Bethy S.
Phosphatidylinositol 3 kinase Herry Yulianti, Hermin
Hernowo, dr., Sidang
(PI3K) dengan derajat dr., SpPA(K) Aminah, dr., 2015
SpPA(K), Tesis
diferensiasi histopatologi SpPA(K)
Ph.D
(grading) pada adenokarsinoma
kolorektal.
Bethy S.
Ekspresi mutasi braf pada Bethy S. Bethy S.
Yenni Wisudarma, Hernowo, dr., PIT IAPI
18. melanoma maligna di RSUP. Hernowo, dr., Hernowo, dr., 2013
dr SpPA(K), Palembang
Hasan Sadikin Bandung SpPA(K), Ph.D SpPA(K), Ph.D
Ph.D
Imunoekspresi ckit pada
Bethy S.
melanomamaligna di Bethy S. Bethy S.
Sartika Nurwenda, Hernowo, dr., PIT IAPI
19. Departemen Patologi Anatomi Hernowo, dr., Hernowo, dr., 2013
dr SpPA(K), Palembang
RSUP dr. Hasan Sadikin SpPA(K), Ph.D SpPA(K), Ph.D
Ph.D
Bandung
Studi diagnostik fine needle Bethy S.
Bethy S. Bethy S.
aspiration biopsy (fnab) Hernowo, dr., PIT IAPI
20. Rizki Hanriko, dr Hernowo, dr., Hernowo, dr., 2013
karsinoma parotis di Rumah SpPA(K), Palembang
SpPA(K), Ph.D SpPA(K), Ph.D
Sakit Hasan Sadikin Ph.D
Bethy S.
Bethy S. Bethy S.
Sri Dharmayanti, Oerekspresi her2/neu pada Hernowo, dr., PIT IAPI
21. Hernowo, dr., Hernowo, dr., 2013
dr urothelial bladder carcinoma SpPA(K), Palembang
SpPA(K), Ph.D SpPA(K), Ph.D
Ph.D

45
Akurasi pemeriksaan biopsi
aspirasi jarum halus (bajah)
pada neoplasma jinak tulangdan Bethy S.
Bethy S. Bethy S.
Veenda Herlyna jaringan lunak di Deparemen Hernowo, dr., PIT IAPI
22. Hernowo, dr., Hernowo, dr., 2013
Pertiwi, dr Patologi Anatomi RSUP dr. SpPA(K), Palembang
SpPA(K), Ph.D SpPA(K), Ph.D
Hasan Sadikin Bandung (juara Ph.D
3 presentasi poster tanggal 6
oktober 2013 di Palembang
Analisis gambaran histopatologi Bethy S.
Bethy S. Bethy S.
renall cell carcinomadi RS. Hernowo, dr., PIT IAPI
23. Ris Kristiana, dr Hernowo, dr., Hernowo, dr., 2013
Hasan Sadikin Bandung periode SpPA(K), Palembang
SpPA(K), Ph.D SpPA(K), Ph.D
tahun 2007-2012 Ph.D
Pemeriksaan Imunositokimia
pada kasus-kasus limfoma
Bethy S.
maligna yang didiagnosis Bethy S. Bethy S.
Agus Koesmawan, Hernowo, dr., PIT IAPI
24. banding dengan karsinoma di Hernowo, dr., Hernowo, dr., 2013
dr SpPA(K), Palembang
departemen patologi anatomi SpPA(K), Ph.D SpPA(K), Ph.D
Ph.D
rsup dr. hasan sadikin bandung
tahun 2011-2013
Gambaran klinikopatologi Bethy S.
Bethy S. Bethy S.
melanoma maligna anogenitaldi Hernowo, dr., PIT IAPI
25. Lili Sumarni, dr Hernowo, dr., Hernowo, dr., 2013
Rumah Sakit Hasan Sadikin SpPA(K), Palembang
SpPA(K), Ph.D SpPA(K), Ph.D
Bandung periode 2008-2012 Ph.D
26. Diana Amaliawati Hubungan Ekspresi E-Cadherin Prof. Bethy S. Birgitta M. Birgitta M. Sidang 2017
Yusuf, dr Dan MMP-9 Dengan Metastasis Hernowo, dr., D.,dr.,Sp.PA(K) D.,dr.,Sp.PA( Tesis
KGB Axilla Pada Karsinoma SpPA(K), Ph.D .,M.Kes K).,M.Kes
Payudara Duktal Invasif Sub-

46
tipe Luminal B
Korelasi Imunoekspresi
Epidermal Growth Factor Sri Suryanti, Sri Suryanti,
Prof. Bethy S.
Friede Rismayanti ( EGFR ) Dan Mammalian dr., SpPA(K)., dr., SpPA(K)., Sidang
27. Hernowo, dr., 2017
Saragih, dr Target Of Rapamycin MS. MS. Tesis
SpPA(K), Ph.D
( MTOR ) dengan Grading
Histopatologi & Astrocytoma
Hubungan CXC Chemokine
Sri Suryanti, Sri Suryanti,
Receptor 4 (cxcr4) dan Matrik Prof. Bethy S.
Sri Murtiyani dr., SpPA(K)., dr., SpPA(K)., Sidang
28. Metallo Proteinase 9 (mmp9) Hernowo, dr., 2017
Kusumastuti, dr MS. MS. Tesis
dengan Kemampuan Metastasis SpPA(K), Ph.D
Adenokarsiroma Prostat
Perbedaan Imunoekspresi CD10
dan MMP9 antara Hiperplasia Birgitta M. Afiati,dr., Birgitta M.
Sidang
29. Lely S.Bahat, dr Endometrium Tipe Atipik dan D.,dr.,Sp.PA(K)., SpPA(K) ., D.,dr.,Sp.PA( 2018
Tesis
Karsinoma Endometrioid yang M.Kes MM.Kes K).,M.Kes
Berdiferensiasi Baik
Hubungan Imunoekspresi
Fibroblast Growth Factor
Receptor3 (FGFR3) dan Protein
Dr. Hermin Sri Suryanti,
P53 dengan Stratifikasi Risiko Sri Suryanti, dr., Sidang
30. Sri Mulyati, dr Aminah, dr., dr., MS, 2018
Progresi Karsinoma Kandung MS, Sp.PA(K) Tesis
Sp.PA(K) Sp.PA(K)
Kemih Non Invasif Otot dan
Karsinoma Kandung Kemih
Invasif Otot
31. Retno Hubungan Imunoekspresi Poly Herry Yulianti, Dr. Hermin Dr. Hermin Sidang 2018
Westiningrum, dr ADP-Ribose Polymerase dr., SpPA(K)., Aminah, dr., Aminah, dr., Tesis

47
(PARP) Dan B Cell Lymphoma
(Bcl-2) Dengan Respon
M.Kes. Sp.PA(K) Sp.PA(K)
Kemoterapi Pada Karsinoma
Ovarium
Uji Diagnostik Pemeriksaan Hasrayati Hasrayati
Afiati, dr.,
Imunohistokimia Osteocalcin Agustina, Agustina, Sidang
32. Ita Asyifa, dr SpPA(K)., 2017
Dan Alkhaline Phosphatase dr.,SpPA(K), dr.,SpPA(K), Tesis
MM.Kes.
Dalam Diagnosis Osteosarcoma M.Kes. M.Kes.
Hubungan Imuno Ekspresi HIF-
I dan CD44 dengan Respons Prof. Bethy S. Sri Suryanti, Sri Suryanti,
Farilaila Rayhani, Sidang
33. Radioterapi Karsinoma Sel Hernowo, dr., dr., MS, dr., MS, 2018
dr Tesis
Skuamosa Serviks Stadium IIB- SpPA(K), Ph.D. Sp.PA(K) Sp.PA(K)
IIIB
Hubungan Imunoekspresi
Cyclin D1 dan VEGF dengan Dr. Hermin Afiati, dr., Dr. Hermin
Ade Apon Sidang
34. Respons Radioterapi pada Aminah, dr., SpPA(K)., Aminah, dr., 2018
Nurhidayat, dr Tesis
Karsinoma Nasofaring tidak Sp.PA(K) M.Kes. Sp.PA(K)
Berdiferensiasi
Peranan Fibroblast Growth
Factor Receptor 3 (FGFR3) dan Prof. Bethy S.
Prof. Bethy S.
Oki Meilani Dewi, Reseptor Androgen (AR) Sri Suryanti, dr., Hernowo, dr., Sidang
35. Hernowo, dr., 2018
dr Terhadap Kejadian Rekurensi MS., Sp.PA(K) SpPA(K), Tesis
SpPA(K), Ph.D.
pada Karsinoma Urothelial Buli Ph.D.
non Invasif
36. Yuke Ireka, dr Perbandingan Imunoekspresi E- Hasrayati Afiati, dr., Afiati, dr., Sidang 2019
Cadherin dan KI-67 pada Agustina, Sp.PA(K)., Sp.PA(K)., Tesis
sediaan blok sel Karsinoma dr.,Sp.PA(K), MM.Kes. MM.Kes.

48
yang Difiksasi Alkohol 95%
dan Neutral Buffer Formalin M.Kes.
(NBF) 10%
Dr. Hasrayati
Hubungan Imunoekspresi PKC Dr. Hasrayati Herry Yulianti,
Yasni Iryani Agustina, Sidang
37. dan CD44 dengan Metastasis Agustina, dr., Sp.PA(K)., 2018
Widiasih, dr dr.,Sp.PA, Tesis
Karsinoma Papilari Tiroid dr.,Sp.PA, M.Kes.
M.Kes.
M.Kes.
Hubungan Imunoekspresi PD-
Birgitta M. Prof. Bethy S.
L1 dan CD133 dengan
Prof. Bethy S. Dewayani, dr., Hernowo, dr., Sidang
38. Sofian Anwar, dr Metastasis pada Karsinoma 2019
Hernowo, dr., SpPA(K), SpPA(K), Tesis
Payudara Invasif Subtipe
SpPA(K), Ph.D. M.Kes Ph.D.
Luminal B
Hubungan Imunoekspresi C-X-
C Chemokine Receptor Type 4
(CXCR4) dan Programmed Herry
Birgitta M. Herry Yulianti,
Death Ligand 1 (PD-L1) Yulianti, dr., Sidang
39. Fety Riani, dr Dewayani, dr., dr., Sp.PA(K)., 2019
terhadap Respons Sp.PA(K)., Tesis
SpPA(K), M.Kes M.Kes.
Imunokemoterapi R-CHOP M.Kes.
pada Limfoma Non Hodgkin
Tipe Diffuse Large B-cell
Hubungan Imunoekspresi
Chemokin Receptor Type 4
Herry Yulianti, Sri Suryanti, Sri Suryanti,
Rohana Agustina, (CXCR4) dan Autocrine Sidang
40. dr., Sp.PA(K)., dr., MS, dr., MS, 2019
dr Motility Factor Receptor Tesis
M.Kes. Sp.PA(K) Sp.PA(K)
(AMFR) dengan Metastasis
pada Karsinoma Sel Ginjal

49
Hubungan Immunoekspresi
Programmed Cell Death Ligand
1 (PD-L1) dan Sel Limfosit T
Prof. Bethy S. Sri Suryanti, Sri Suryanti,
Cluster of Differentiation 8 Sidang
41. Widya Savitri, dr Hernowo, dr., dr., MS, dr., MS, 2021
(CD8)+ dengan Respon Tesis
Sp.PA(K), Ph.D. Sp.PA(K) Sp.PA(K)
Kemoterapi Neoadjuvan pada
Triple Negative Breast Cancer
(TNBC)
Analisis Immunoekspresi
Dr. Hasrayati
Programmed Death Ligand 1 Dr. Hermin Dr. Hermin
Billy Parulian Agustina, Sidang
42. (PD-L1) dan Proliferative Index Aminah, dr., Aminah, dr., 2019
Lubis, dr dr.,Sp.PA(K), Tesis
Ki-67 pada Tumor Astrositik Sp.PA(K) Sp.PA(K)
M.Kes.
Difus
Hubungan antara Ekspresi Gen Prof. Bethy S.
Prof. Bethy S.
Meike KRAS dan Immunoexpresi P53 Herry Yulianti, Hernowo, dr., Sidang
43. Hernowo, dr., 2019
Rachmawati, dr pada Adenocarcinoma dr., Sp.PA(K)., SpPA(K), Tesis
SpPA(K), Ph.D.
Colorectal M.Kes. Ph.D.
Hubungan Imunoekspresi
Afiati, dr., Afiati, dr.,
VEGF-A dan PD-L1 dengan Dr. Hermin Sidang
44. Yunnica, dr Sp.PA(K)., Sp.PA(K)., 2019
Derajat Histopatologi Aminah, dr., Tesis
MM.Kes. MM.Kes.
Meningioma Sp.PA(K)
Hubungan Infeksi Epstein-Barr
Virus (EBV) dan Imunoekspresi Afiati, dr., Afiati, dr.,
Zahra Nurusshofa, Sri Suryanti, dr., Sidang
45. CD30 terhadap International Sp.PA(K)., Sp.PA(K)., 2019
dr MS, Sp.PA(K) Tesis
Prognostic Score-7 pada Classic MM.Kes. MM.Kes.
Hodgkin Lymphoma
46. Desi Puspita, dr Hubungan antara Birgitta M. Birgitta M. Sidang 2019

50
Imunoekspresi CD133 dan
Hasrayati
Aldehyde Dehydrogenase 1A1 Dewayani, dr., Dewayani,
Agustina, dr.,
(ALDH1A1) dengan Stadium SpPA(K), dr., SpPA(K), Tesis
Sp.PA(K),
Figo pada Karsinoma Ovarium M.Kes M.Kes
M.Kes.
Tipe Serosum
Hubungan antara
Imunoekspresi VEGF dan Herry Yulianti, Afiati, dr., Afiati, dr.,
Eny Soesilowati, Sidang
47. mTOR dengan Respon dr., Sp.PA(K)., Sp.PA(K)., Sp.PA(K)., 2020
dr Tesis
Radioterapi pada Sarkoma M.Kes. MM.Kes. MM.Kes.
Derajat Tinggi
Hubungan Imunoekspresi
Chemokine C-X-C Receptor
Dr. Hasrayati Dr. Hasrayati
Type 4 (CXCR4) Dan Matrix
Siska Dwiyantie Sri Suryanti, dr., Agustina, Agustina, Sidang
48. Metalloproteinase 9 (MMP-9) 2020
Wahyuni, dr MS, Sp.PA(K) dr.,Sp.PA(K), dr.,Sp.PA(K), Tesis
dengan Metastasis pada
M.Kes. M.Kes.
Karsinoma Urotelial Infiltratif
Buli
Hubungan Imunoekspresi Prof. Bethy S.
Birgitta M. Prof. Bethy S.
Bhayu Chandra Programmed Death Ligand 1 Hernowo, dr., Sidang
49. Dewayani, dr., Hernowo, dr., 2020
Purnomo, dr (PD-L1) dan C-X-C Chemokine SpPA(K), Tesis
SpPA(K), M.Kes SpPA(K), Ph.D.
Receptor Type 4 (CXCR4) Ph.D.
Uji Diagnostik Pemeriksaan Dr. Hasrayati
Sri Suryanti, Sri Suryanti,
Imunohistokimia Galectin-3 Agustina, Sidang
50. Rika Ahyati, dr dr., MS, dr., MS, 2020
dan Rac1 dalam Diagnosis dr.,Sp.PA(K), Tesis
Sp.PA(K) Sp.PA(K)
Karsinoma Tiroid Folikular M.Kes.
51. Etis Primastari, dr Hubungan Imunoekspresi CD47 Prof. Bethy S. Birgitta M. Birgitta M. Sidang 2020
dan Sel T CD8+ dengan Re- Hernowo, dr., Dewayani, dr., Dewayani, Tesis

51
spons Imunokemoterapi R-
Sp.PA(K), dr., Sp.PA(K),
CHOP pada Limfoma Non- Sp.PA(K), Ph.D.
M.Kes M.Kes
Hodgkin Tipe Sel B Low Grade
Korelasi Imunoekspresi
Cyclooxygenase 2 (COX-2) dan
Dr. Hermin Afiati, dr., Afiati, dr.,
Nastassa Transforming Growth Factor Sidang
52. Aminah Usman, Sp.PA(K)., Sp.PA(K)., 2020
Gipsyianti, dr Beta 1 (TGF-1) dengan Tesis
dr., Sp.PA(K) MM.Kes. MM.Kes.
Kedalaman Invasi Melanoma
Akral
Peran Spons Laut Aaptos
Suberitoides dalam
Penghambatan Migrasi Lini Sel Birgitta M. Birgitta M.
Dr. Hermin
MDA-MB 231 Dewayani, dr., Dewayani, Sidang
53. Hani Andriani, dr Aminah, dr., 2020
Karsinoma&nbsp;Payudara&nb SpPA(K), dr., SpPA(K), Tesis
Sp.PA(K)
sp;Triple Negative M.Kes M.Kes
Melalui&nbsp; NFkB dan
MMP-9
Hubungan Imunoekspresi E-
Dr. Hermin Sri Suryanti, Sri Suryanti,
Fauzan Ali Zainal cadherin dan CD103 dengan Sidang
54. Aminah Usman, dr., MS, dr., MS, 2020
Abidin, dr Kedalaman Invasi pada Tesis
dr., Sp.PA(K) Sp.PA(K) Sp.PA(K)
Melanoma Akral
55. Aryanti, dr Hubungan Imunoekspresi Prof. Bethy S. Dr. Hasrayati Dr. Hasrayati Sidang 2020
Programmed Death Ligand 1 Hernowo, dr., Agustina, Agustina, Tesis
(PD-L1) dan Cluster of SpPA(K), Ph.D. dr.,Sp.PA(K), dr.,Sp.PA(K),
Differentiation 95 Ligand M.Kes. M.Kes.
(CD95L) dengan Respons
Kemoterapi pada Limfoma

52
Hodgkin Tipe Klasik
Hubungan antara Imunoekpresi
MTOR dan Survivin dengan Prof. Bethy S.
Birgitta M. Prof. Bethy S.
Metastasis Kelenjar Getah Hernowo, dr., Sidang
56. Andi Susanto, dr Dewayani, dr., Hernowo, dr., 2020
Bening pada Karsinoma SpPA(K), Tesis
Sp.PA(K), M.Kes SpPA(K), Ph.D.
Payudara Subtipe Luminal A Ph.D.
Like

Penelitian yang dilakukan oleh Staff Dosen Dept. Patologi Anatomi.


Dihasilkan/ Tahun Tingkat*
Nama-nama
No. Judul Dipublikasikan Penyajian/
Dosen Lokal Nasional Internasional
pada Publikasi
1. Colorectal cancer among young Bethy Medical Journal of 4 Nov 2011
native Indonesians: A S.Hernowo, dr., Indonesia
clinicopathological and molecular SpPA (K), PhD
assessment on microsatellite
instability.
Journal of the 1 Juli 2011
Paparan Hipoksia Hipobarik Indonesian of
Intermiten Menurunkan stres Medical
oksidatif dan apoptosis Sel Jantung Association

53
pada tikus jantan. (Majalah
Kedokteran
Indonesia)

Acta Medical
Sprague Dawley Indonesiana Journal Oktober
Gastric Ulcers Induced by systemic International Med. 2011
Hypoxia.
Hubungan faktor risiko, stars Majalah
instabilitas Mikrosatelit, dan Kedokteran 2011
ekspresi P53 dengan Karsinogenesis Bandung FK.
Adenokarsinoma Kolorektal pada UNPAD
orang Indonesia

2. Ki-67 Immunoexpression among non Sri Suryanti, dr., The International 2011
Invasive Urothelial Neoplasia. SpPA(K)., MS. Academy of
Pathology
Hongkong Division

54
The correlation of prostat Specific The International 2011
Antigen (PSA) and Ki-67 Academy of
immunoexpression to the Gleason of Pathology
Prostatic Adenocarcinoma Hongkong Division

Perbandingan Metode liquid Based MKB (Majalah 2011


Preparation dengan Apus servix Kedokteran
Konvensional pada Diagnosis Indonesia)
Sitologi Serviks Menurut Kriteria
Bethesda 2001.
3. Correlation Ki-67 Expression with Afiati, dr. Sp.PA MKB (Majalah 2011
Histopatological Guiding of (K) Kedokteran
Liposarcoma Indonesia)

Angiogenesis In Rhabdomyosarcoma MKB (Majalah 2011


with CD 34 Kedokteran
Indonesia)

55
56
Nama peserta didik, Tingkat (Lokal,
No. Kegiatan dan Waktu Wilayah, Nasional, Prestasi yang Dicapai
Penyelenggaraan atau Internasional)
(1) (2) (3) (4)
1 dr. Hasrayati Agustina Nasional Terbaik I
Ujian Nasional, 2009
2 dr. Anglita Yantietiasti Nasional Terbaik II
Ujian Nasional, 2009
3 dr. Nida S Nasional Juara I Presentasi Ilmiah
PIT Medan penelitian terbaik
4 dr. Roro W Nasional Terbaik I
Ujian Nasional Tahap III
5 dr. Veenda, PIT Palembang Nasional Juara III Poster
2013 Penelitian terbaik
6 Friska, PIT Palembang 2013 Nasional Juara I Presentasi Ilmiah
penelitian terbaik

57

Anda mungkin juga menyukai