Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PENATALAKSANAAN ASKESGILUT

A. Identitas klien (Data Demografi)


Berdasarkan pemeriksaan pada pasien Fabian maka didapatkan data sebagai
berikut:
1. Nama : Fabian
2. Tempat/Tgl Lahir : 1 Mei 2010
3. Umur : 10 Tahun
4. Jenis Kelamin : Laki-Laki
5. Pekerjaan : Pelajar
6. Alamat Rumah : Komp. Inkopad, Jawa Barat
7. No. Telp/HP : 088211220966

B. Hasil Pemeriksaan Subjektif (Hasil Anamnesis)


Setelah dilakukan anamnesa didapat keterangan tentang keadaan
kesehatan gigi sebagai berikut, Pasien mengatakan ada keluhan pada gigi kanan
atas belakang terasa ngilu bila digunakan untuk makan sejak 5 bulan yang lalu,
sebelumnya pasien belum pernah ke klinik gigi.
Keadaan kesehatan secara umum, bahwa pasien tidak menderita
penyakit jantung, tidak menderita penyakit campak/cacar air, tidak menderita
penyakit TBC, tidak menderita penyakit diabetes melitus, menderita penyakit
asma, tidak menderita penyakit hepatitis, tidak menderita alergi, tidak menderita
kelainan pembekuan darah. Pemeriksaan ekstra oral pada pasien diperoleh data
keadaan muka simetris, keadaan kelenjar lymphe kanan dan kiri teraba, lunak
dan tidak sakit. Hasil pemeriksaan intra oral keadaan bibir normal, lidah normal,
mukosa bukal normal, mukosa palatinal normal, dan gingivitis normal.
C. Hasil Pemeriksaan Objektif

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien Fabian, didapatkan


hasil pemeriksaan kelainan jaringan keras gigi tetap yaitu Decay : 1, terdapat
pada gigi 36 dengan inspeksi KME, Missing : 0 dan Filling : 0, maka dari data
tersebut didapatkan hasil DMF-T adalah 1.
Pemeriksaan kelainan jaringan keras gigi susu yaitu decay : 4, terdapat pada gigi
55, 63, 65 dan 85 dengan inspeksi KME, Missing : 0 dan Filling : 0, maka dari
data tersebut didapatkan hasil def-t adalah 4.
Selain pemeriksaan DMF-T dan def-t, juga dilakukan pemeriksaan OHI-S
atau angka kebersihan mulut, dengan gigi indeks 16, 11, 26, 36, 31, 46. Hasil
yang didapat saat pemeriksaan debris pada gigi 16 skor 3, 11 skor 0, 26 skor 3,
36 skor 1, 31 skor 2, 46 skor 3, dari data tersebut didapatkan hasil perhitungan
jumlah keseluruhan angka pencapaian debris dibagi 6 adalah 2,0.
Hasil yang didapatkan saat pemeriksaan calculus pada gigi 16 skor 0, 11 skor 0,
26 skor 0, 36 skor 0, 31 skor 0, 46 skor 0, dari data tersebut didapatkan hasil
perhitungan jumlah keseluruhan angka pencapaian calculus dibagi 5 adalah 0,0.
Dari angka penjumlahan debris dan calculus, maka didapatkan kriteria OHI-S
dengan cara jumlah debris ditambah jumlah calculus (2,0 + 0,0 = 2,0) jadi kriteria
OHI-S pada Fabian adalah sedang.

D. Hasil Analisis (Diagnosis Askesgilut)


Berdasarkan hasil identifikasi masalah kesehatan gigi dan mulut pada
pasien Fabian, maka dapat ditentukan prioritas masalah sebagai berikut:

Prioritas masalah pasien Fabian


Indikator Target Pencapaian Kesenjangan Persentase Prioritas
DMF-T ≤1 1 0 0% III
def-t ≤1 4 -3 -300% I
OHIS ≤ 1,2 2,0 -0,8 -66% II
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditentukan prioritas masalah utama
pada pasien adalah def-t dengan persentase -300%. Prioritas kedua adalah OHI-
S dengan persentase -66%. Prioritas ketiga adalah DMF-T dengan persentase
0%. Dapat diidentifikasi bahwa masalah utama pada pasien yang bernama
Fabian adalah kelainan jaringan keras gigi susu. Hal ini disebabkan karena
waktu menyikat gigi yang salah dan pola makan yang kurang baik.

E. Perencanaan Askesgilut

No. Diagnosa Askesgilut Perencanaan


1 Gangguan fungsi pengunyahan 1. melakukan penyuluhan tentang
sehubungan dengan prioritas I lubang gigi
def-t 2. ajarkan pasien menyikat gigi dengan
benar
2 Risiko terjadinya penyakit jaringan 1. Lakukan pembersihan karang gigi
penyangga dan jaringan keras 2. Lakukan oral profilaksis dan TAF
gigi ditandai dengan kriteria OHIS
sedang, karena adanya debris
dan calculus
3 Gangguan fungsi pengunyahan Lakukan penambalan pada gigi 55, 63,
sehubungan adanya rasa ngilu 65, 85 dan 36
dan lubang pada gigi 55, 63, 65,
85 dan 36

F. Implementasi Intervensi Askesgilut


Pelaksanaan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien
Fabian, dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
1. Promotif
Pada hari minggu, tanggal 26 April 2020 dilakukan penyuluhan tentang
“Lubang Gigi” sesuai dengan prioritas I yaitu def-t dengan persentase -300%
pada pasien Fabian, yang meliputi: pengertian lubang gigi, penyebab terjadinya
lubang gigi, proses terjadinya lubang gigi, cara penanggulangan lubang gigi,
cara mencegah lubang gigi.
Pada kegiatan ini sasaran tampak menyimak dengan baik penyuluhan yang
diberikan, setelah diberi penyuluhan sasaran diberi 5 pertanyaan, sasaran
dapat menjawab semua pertanyaan. Pada kegiatan ini berjalan dengan lancar
tanpa ditemukan kendala.
Pada hari Minggu, tanggal 26 April 2020 dilakukan demonstrasi sikat gigi
pada pasien Fabian menggunakan model rahang dan model sikat gigi. Pada
kegiatan selanjutnya pasien sudah mengerti bagaimana cara menyikat gigi
yang baik dan benar, sehingga pasien pun dapat memperagakan cara
menyikat gigi yang baik dan benar menggunakan model rahang dan model
sikat gigi. Pada kegiatan ini berjalan dengan lancar.

2. Preventif
Pada hari minggu, tanggal 26 April 2020 pasien dianjurkan untuk
membersihkan karang gigi di klinik gigi atau puskesmas untuk membersihkan
calculus yang ada pada gigi pasien.

3. Kolaboratif
Pada hari minggu, tanggal 26 April 2020 dilakukan sikat gigi untuk
membersihkan debris yang terdapat pada gigi pasien. Serta memberikan
arahan ke pasien untuk menambal gigi agar pasien dapat mengunyah
dengan baik ditandai dengan gigi 55, 63, 65, 85 dan 36 sudah diatasi di klinik
gigi atau puskesmas.

G. Hasil Evaluasi Askesgilut


Setelah dilakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada
pasien Fabian, maka dapat dievaluasi sebagai berikut:
1. Promotif
telah dilakukan penyuluhan tentang “Lubang Gigi” sesuai dengan materi
yang disiapkan. dilaksanakan pada sasaran, tempat dan waktu yang sesuai
dengan perencanaan. telah dilakukan demonstrasi sikat gigi dengan
tersedianya model rahang dan model sikat gigi. Pada kegiatan selanjutnya
pasien sudah mengerti bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar,
sehingga pasien pun dapat memperagakan cara menyikat gigi yang baik
dan benar menggunakan model rahang dan model sikat gigi. Pada kegiatan
ini berjalan dengan lancar. Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada sasaran,
tempat dan waktu yang sesuai dengan perencanaan.
2. Preventif
Masalah belum teratasi karana terbatasnya alat dan bahan sehingga
tidak dilakukannya pembersihan karang gigi sesuai perencanaan.
3. Kolaboratif
Pasien melakukan sikat gigi dengan baik dan benar sehingga
menurunnya angka debris pada gigi pasien. Karena terbatasnya alat dan
bahan maka pasien dianjurkan untuk menambal gigi di klinik agar lubang
pada giginya dapat teratasi.

Anda mungkin juga menyukai