FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
KAWAT PIRANTI
LEPASAN
Edisi 2
Penyusun :
drg. Imran Irsal
drg. Sylvia Agustin
Kawat piranti lepasan (alat ortodonti lepasan) merupakan alat yang dirancang
sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat dilepas dan dipasang kembali oleh operator
maupun oleh pasien sendiri. Tidak seperti kebanyakan teknik kawat piranti cekat (alat
ortodonti cekat) yang memperlihatkan sistem perawatan maloklusi yang tuntas, kawat piranti
lepasan (alat ortodonti lepasan) dirancang untuk menghasilkan pergerakan-pergerakan gigi
yang spesifik dan macam perawatannya harus diformulasikan dengan baik bagi setiap pasien.
Kawat piranti lepasan (alat ortodonti lepasan) penting untuk perawatan maloklusi ringan.
Melalui pelaksanaan keterampilan medik ini, dapat memberikan pemahaman kepada
mahasiswa tentang macam-macam kawat piranti lepasan, kegunaan dan cara pembuatannya.
Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan
panduan dan pelaksanaan keterampilan medik kawat piranti lepasan. Semoga panduan ini
dapat membantu proses belajar dan penguasaan kompetensi mahasiswa Program Studi
Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
Samarinda, 2019
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
I. PENDAHULUAN
PEMETAAN
Keterampilan Medik
Nama Kegiatan Pembelajaran
Kawat Piranti Lepasan
4
Demonstrasi
5
diperkenankan berambut panjang
sampai menyentuh kerah baju
dan bagi wanita yang berambut
panjang harus diikat
11. Bagi mahasiswa wanita, rambut
tidak boleh diwarnai
12. Mahasiswa wajib mengumpulkan
tas di tempat yang telah
ditentukan
13. Mengikuti setiap tahap dengan
tertib dan melaksanakan kegiatan
dibawah bimbingan dan
pengawasan instruktur
14. Tidak diperkenankan membawa
makanan atau air minum ke
dalam ruangan keterampilan
medik
15. Tidak diperkenankan membawa
HP ke dalam ruang keterampilan
medik
16. Setiap pengambilan bahan dan
tahap kegiatan/pekerjaan
keterampilan dalam self practice
selalu ditunjukkan kepada
instruktur kelompok dan
mendapat nilai dan tanda tangan
17. Hasil pekerjaan/self practice
dikumpulkan kepada instruktur
di akhir kegiatan
18. Diwajibkan merapikan kembali
alat, bahan dan ruangan setelah
kegiatan keterampilan medik
19. Segala tindakan pemalsuan,
ketidakjujuran dan pelanggaran
profesionalisme akan dikenakan
sanksi
20. Setiap kerusakan yang terjadi
pada alat dan panthom akibat
kelalaian mahasiswa/kelompok
ditanggung oleh mahasiswa yang
bersangkutan/kelompok
6
II. LANDASAN TEORI
Ortodonti adalah salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang mempunyai tujuan
untuk memperbaiki susunan gigi-gigi yang tidak teratur.
Tidak seperti kebanyakan teknik alat ortodonsi cekat yang memperlihatkan sistem
perawatan maloklusi yang tuntas, alat ortodonsi lepasan dirancang untuk menghasilkan
pergerakan-pergerakan gigi yang spesifik dan macam perawatan harus diformulasikan
dengan baik bagi setiap penderita. Meskipun demikian alat ortodonsi lepasan penting
untuk perawatan maloklusi ringan dimana sebagian besar memerlukan perawatan
termasuk dalam kelompok ini.
Banyak operator yang berpendapat bahwa dengan menggunakan kekuatan yang
besar pada alat ortodonsi hasilnya akan lebih cepat. Perubahan jaringan penyangga gigi
terhadap kekuatan yang diberikan pada mahkota gigi sudah banyak diteliti, antara lain oleh
Reitan, Oppenheim, Schwarz dan Sandtead. Dari hasil penelitiannya juga menyimpulkan
bahwa dengan menggunakan kekuatan yang besar akan menunda pergerakan gigi dan
disammping itu pula dapat merusak jaringan penyangga gigi secara permanen.
Untuk menggeserkan gigi, diperlukan tekanan yang terbatas, dimana tekanan ini tidak
melebihi tekanan pembuluh darah kapiler, yaitu 20-26 grm/cm2. Apabila takanan yang kita
berikan pada gigi melebihi tekanan tersebut, maka dapat mengakibatkan kerusakan
jaringan sekitar gigi.
Respon jaringan gigi dan pendukungnya terhadap gaya yang dibebankan tergantung
dari besar gaya tersebut. Gaya yang besar akan menyebabkan rasa sakit, nekrose elemen
selular dalam ligament periodontal dan terjadi undermining resoption atau indirect
resoption pada tulang alveolar. Pembebanan gaya yang ringan akan menyebabkan frontal
resoption atau direct resoption yang tidak menyebabkan rasa sakit dan akan terjadi
remodeling tulang. Tujuan pemberian gaya ortodonsi adalah untuk menghasilkan frontal
resoption.
Sesuai dengan teori aliran darah, pada pembebanan ringan, pengurangan aliran darah
akan menstimulasi monosit pada ligament periodontal untuk membentuk osteoklas, sel ini
akan merusak lamina dura dan resorpsi tulang didaerah tersebut sehingga pergerakan gigi
akan terjadi. Proses resorpsi ini disebut undermining resoption karena kerusakan yang
disebabkan osteoklas terjadi dibelakang lamina dura. Bila terjadi hyalinasi dan
undermining resoption terjadi kelambatan pergerakan gigi. Hal ini mungkin disebabkan
7
oleh lambatnya stimulasi pembentukan osteoklas pada sumsum tulang dan lebih tebalnya
tulang yang harus diresorpsi.
Respon yang diperlukan pada perawatan ortodonsi adalah respon jaringan periodontal,
maka kita dapat menggerakkan gigi yang telah dirawat endodontik. Gaya ortodonsi akan
mempengaruhi sementum dimana lapisan sementoid akan rusak (diresorpsi), tetapi kerusak
ini akan diperbaiki oleh sementoblast jika perawatan sudah berakhir atau pada waktu
antara dua kunjungan.
Pada gaya yang sangat besar, sementum akan rusak dan terlihat resorption dentin. Bila
resorpsi ini sedikit saja, dentin akan diperbaiki oleh sementoblast, tetapi substansinya
seperti sementum, tidak seperti dentin. Pada email, tidak pernah ditemukan kelainan yang
disebabkan oleh gaya ortodonsi, hanya pada penggunaan alat ortodonsi cekat, bekas braket
dapat terlihat porous.
Adapun alat ortodonsi harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
1. Harus memberikan kekuatan yang masih dalam batas biologis, artinya tidak melebihi
tekanan pembuluh darah kapiler.
2. Tidak beleh melukai jaringan lunak sekitar gigi atau jaringan itu sendiri.
3. Tidak boleh mengganggu fungsi gigi, artinya tidak boleh mengganggu proses
mastikasi, fonetik dan estetik.
4. Harus dibuat sederhana supaya enak dipakai, selain itu harus cukup kuat supaya tidak
lekas rusak.
5. Dibentuk sedemikian sehingga sesuai dengan tujuan perawatan.
6. Harus memenuhi syarat hygienis sehingga tidak menjadi rintangan dalam melakukan
pembersihan gigi.
7. Khusus untuk masyarakat yang sosial ekonominya kurang, sebaiknya alat ortodonsi
dibuat dari bahan yang harganya tidak terlalu mahal.
8
KAWAT PIRANTI LEPASAN (ALAT ORTODONTI LEPASAN)
Alat ini adalah suatu alat yang dirancang sedemikian rupa sehingga dengan mudah
dapat dilepas dan dipasang kembali baik oleh operator maupun oleh pasien sendiri.
Keuntungan :
1. Sebagian maloklusi yang memerlukan pergerakan tipping
2. Beberapa pergerakan gigi, terutama pergerakan tipping dan mengurangi tumpang gigit
(over bite)
3. Alat lepasan dapat diberi peninggian gigitan untuk menghilangkan blocking dan
displacement mandibula
4. Maloklusi sederhana dapat dirawat oleh dokter gigi umum yang telah mendapatkan
cukup latihan dalam mendiagnosis dan merencanakan perawatan. Peningkatan
kebutuhan akan perawatan ortodonsi, maka para ahli ortodonsi dapat lebih
mengkonsentrasikan pada kasus-kasus yang lebih sulit
5. Alat ortodonsi lepasan dapat dibuat di laboratorium, sedangkan insersi dan aktivitas
yang dilakukan di klinik tidaklah memerlukan waktu yang terlalu lama
6. Relatif murah dan tidak diperlukan persediaan bahan yang banyak dan mahal
7. Dapat dilepas oleh penderita untuk dibersihkan. Jadi tidak menambah kesulitan dalam
merawat kebersihan mulut
8. Apabila ada kerusakan dan menyebabkan rasa sakit, penderita dapat melepaskan
alatnya untuk sementara hingga dilihat oleh dokter giginya.
Keterbatasan :
1. Kekuatan hanya diberikan pada satu titik di mahkota, dengan demikian gigi akan
bergerak dengan sumbu putar (fulcrum) pada akar. Pada kasus dimana gigi yang akan
digerakkan sudah miring sebelumnya, maka perawatan dengan alat lepasan tidak akan
berhasil dengan baik
2. Koreksi satu atau dua gigi incisivus rahang atas yang mengalami rotasi memang dapat
dilakukan dengan alat ini, tetapi untuk rotasi multiple tidak mudah untuk dilakukan
3. Bila banyak gigi yang harus digerakkan, maka hanya beberapa gigi saja yang dapat
digerakkan setiap tahap. Hal ini yang menyebabkan perawatannya bertambah lama
terutama pada kasus kasus kompleks
4. Diastem yang tersisa pada kasus pencabutan, kadang-kadang sulit tertutup dari distal.
Akan tetapi pada beberapa kasus seringkali terjadi pergeseran gigi posterior ke mesial
secara spontan bila alat lepasan sudah tidak dipakai lagi
9
5. Kawat piranti lepasa (alat ortodonti lepasan) rahang bawah tidak begitu dapat diterima
oleh pasien karena lidah menjadi terdesak, disamping masalah retensinya
6. Pasien yang tidak koperatif seringkali tidak memakai alatnya. Hal ini akan
memperlambat perawatan dan pergeseran gigi menjadi tidak terkontrol.
Kawat Piranti Lepasan (Alat Ortodonsi Lepasan) dapat dibagi dalam dua kelas, yaitu:
1. Dengan penyangga berupa pegas-pegas (Attached Removable Appliance)
Alat ini merupakan yang paling sering digunakan dan dibuat pada klinik, dapat
digunakan pada kasus :
1 Untuk menggerakkan sekelompok gigi atau gigi secara individual
2 Mengarahkan/merangsang pertumbuhan rahang
3 Sebagai retainer
Komponen-komponen Dasar Attached Removable Appliance :
1. Plat Aklirik (Base Plat)
2. Klamer (Spring/clasp), yang berfungsi pasif
3. Elemen aktif seperti:
a. Busur labial (labial bow)
b. Pegas-pegas
c. Sekrup ekspansi
d. Karet elastik (cincin )
Kekuatan alat ortodonsi tergantung dari:
- Daya Kunyah
- Kekuatan otot-otot sekitar rongga mulut
- Kekuatan mekanik dari alat-alat : sekrup, pegas dan elastik
- Kekuatan yang terjadi karena kontak plat dengan gigi
2. Tanpa penyangga (Loose Removable Appliance)
Alat ini tidak aktif didalam mulut kecuali selama melakukan gerakan-gerakan
fungsional, misalnya : oral shield, aktivator dan lain sebagainya
10
KAWAT PIRANTI CEKAT (ALAT ORTODONTI CEKAT)
Keuntungan :
1. Sangat stabil
2. Tekanan yang dihasilkan dapat diperhitungkan
3. Hasil perawatan lebih cepat
4. Pada pasien yang tidak koperatif, baik digunakan alat ini
5. Baik untuk mengoreksi rotasi gigi dan ekspansi unilateral
Kerugian :
1. Sukar dibersihkan, mudah menimbulkan karies
2. Sering menyebabkan resorpsi akar gigi
3. Estetik tidak baik
4. Apabila gigi molar karies atau mahkota pecah atau belum erupsi sempurna, maka
sukar atau tidak memungkinkan pembuatan alat ini
11
KLAMER PASIF (KLAMER RETENSI)
Retensi merupakan tahanan terhadap perubahan letak alat lepasan. Retensi didapat
pada undercut gigi yang diberi cengkeram (clasp), sehingga sangat perlu untuk
memperhatikan bentuk anatomi gigi sebelum dibuatkan cengkeramnya.
Gambar 1 dan 2
1. A. Gambar mesial menunjukkan undercut kecil di lingual dan bukal bila gigi sudah
erupsi seluruhnya (a,b)
B. Undercut di mesial dan distal dibawah titik kontak (c) lebih besar dan lebih
mudah dicapai untuk tujuan pemberian cengkeraman pada tahap awal erupsi
(d,e)
2. A. Diagram undercut mesial dan distal yang besar pada gigi-gigi atas dari incisivus
sampai molar yang memudahkan pemberian cengkeram dengan memanfaatkan
undercut distal dan mesial
B. Hanya premolar dan molar yang memiliki undercut bukal dan lingual yang
dapat diberi cengkeram, tetapi undercut ini hanya ada bila gigi sudah erupsi
sempurna
Klamer retensi yang digunakan pada alat ortodonsi adalah sebagai berikut :
12
1. KLAMER ARROW HEAD
Klamer untuk retensi yang kuat. Dapat digunakan pada gigi yang erupsi sebagian
maupun gigi yang erupsi sempurna.
Diameter → kaninus: 0,6 mm; premolar & molar: 0,7 mm
Bentuk klamer dari oklusal :
Gambar 3
Klamer arrow tampak dari oklusal gigi, perhatikan kepala arrow terletak tepat di bawah titik kontak antara dua gigi yang
berdekatan. Panah atau arrow letaknya di interdental gigi. Lengan klamer ini (a dan b) berjarak 1 mm dari gusi supaya tidak
mengakibatkan dekubitis / trauma pada mukosa/gusi
Gambar 4
Bentuk klinis dari cengkram arrow, letak arrow di atas papil interdental tanpa tekanan dan tegak lurus bagian
lengan serta terletak di bawah lingkaran terbesar gigi
Gigi yang belum erupsi sempurna, pembuatan klamer pada papilla interdental model gips
harus diradier (dikurangi) sesuai bentuk gigi sehingga lingkaran terbesar gigi dapat terlihat (±
1,5-2 mm).
Bagian arrow yang bertanda a (lengan) letaknya ± 1/2 panjang serviks dan forniks dan
berjarak 1 mm dari gusi. Retensi di dalam akrilik harus lurus karena jika melengkung akan
mengganggu pertumbuhan gigi. Arrow juga tidak boleh runcing karena mengiritasi gigi/gusi.
13
Maksimum Arrow Head yang dipakai untuk retensi adalah 2 arrow, bila lebih maka
retensi berkurang dan klamer bersifat labil. Arrow head sering juga diberi lus untuk
penempatan rubber ligatur (cincin karet).
2. KLAMER ADAM
Klamer Adam merupakan modifikasi dari klamer arrow head, klamer retensi ini
dapat dibuat pada semua gigi. Diameter klamer pada gigi molar dan premolar : 0,7 mm.
Retensi terletak pada ujung Arrow head dan ujung-ujung ini harus berkontak dengan
kedua titik mesio-disto aproksimal di bawah kontur terbesar daripada gigi yang diberi klamer.
Oleh karena itu sebelum klamer Adam dibuat, maka kedua titik tersebut harus ditentukan
terlebih dahulu pada model dengan cara memberi tanda dengan spidol.
Seperti pada pembuatan klamer arrow, apabila kedua titik tersebut tidak terlihat
karena tertutup dengan gusi, maka model gusi daerah interdental harus dikurangi sesuai
dengan bentuk giginya sampai kedua titik yang dimaksud dapat terlihat. Klamer retensi
Adam ini paling sering digunakan karena retensinya yang baik sekali.
Tahap-tahap pembuatan klamer Adam (gambar 5a-5w) adalah sebagai berikut :
5a. Gambarlah kedua titik undercut mesial dan distal pada model
5b. Lakukan radier pada daerah tersebut dengan kedalaman ± 1 mm.
Hindari mengikis permukaan bukal dari gigi
14
5e. Buat tanda pada kawat untuk menentukan panjang bridge, ini harus terletak di antara
dua tanda pada model dimana arrow head akan mencengkeram daerah undercut
tersebut
5f. Buat bengkokan kedua dengan sudut yang sama
5i. Pembengkokan arrow head yang kedua, dengan menggunakan ujung dari tang, kawat
dibengkokkan dengan tekanan ibu jari
5j. Kaki klamer pertama selesai dibuat. Perhatikan kedua kaki arrow head harus sejajar.
Tekukan pertama arrow head harus membentuk sudut 90º terhadap bridge
15
5k. Pembuatan arrow head yang kedua dengan cara yang sama
5l. Arrow head harus membentuk sudut mengikuti kontur dari gigi
5o. Dengan menggunakan ujung dari klamer Adam atur posisi kawat sampai menyentuh
kontak point dari gigi, yang selanjutnya melintasi garis oklusi
5p. Periksa posisi arrow head dan sudut dari bridge. Bridge membentuk sudut 45º terhadap
as panjang gigi.
16
5q. Penyesuaian kawat melewati oklusal gigi
5r. Bengkokkan 2/3 bagian kawat menuju palatal, kemudian buatkan retensi
5s. Perhatikan bagian antara tag kawat dan palatum harus terdapat celah sebesar ± 1 mm
5t. Tag distal harus dibawa ke depan mengikuti kontur dari base plate akrilik yang akan
dibuat
Yang harus diperhatikan sebagai tanda penting dari klamer Adam adalah sebagai
berikut (gambar 5u-5w):
Gambar 5u. Tampak bukal
Arrow head harus menempel pada daerah undercut.
Bridge harus cukup panjang untuk menekan
undercut.
Bridge harus sejajar bidang oklusal, serta tidak
melewati oklusal gigi.
17
Gambar 5w.
Bridge harus lurus dan mengikuti garis arkus dental.
Bridge menjauhi gigi, dan kepala arrow tidak boleh
menyentuh gigi tetangga. Bagian oklusal harus
menempel pada daerah interdental agar tidak
mengganggu oklusi.
Gambar 7.
Klamer Adam dengan “tube” yang di solder pada
bridge. Tube berguna untuk penjangkaran ekstra
oral (perlekatan dari lengkung labial).
Gambar 8.
Klamer Adam dengan koil pada pertengahan bridge
untuk mengaitkan karet ligatur/elastik.
Gambar 9.
Klamer Adam dengan kaitan yang disolder pada
bridge untuk mengaitkan karet ligatur/elastik.
18
Gambar 10.
Klamer Adam dengan Hook Traksi. Digunakan
sebagai kaitan untuk traksi intermaksillaris.
Gambar 11.
Klamer Adam pada gigi anterior. Apabila retensi
anterior diperlukan, maka klamer Adam pada kedua
incisivus sentral efektif digunakan.
Klamer ini tidak digunakan pada incisivus sentral yang labioversi, karena akan mendapatkan
kesukaran sewaktu melepaskan alat. Bila ada diastema atau rotasi, maka klamer ini tidak
sesuai
3. KLAMER C
Indikasinya : pada gigi molar permanen yang erupsi sempurna dan gigi premolar,
serta kaninus.
Kontra indikasi : pada gigi susu dan gigi yang belum erupsi sempurna.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Lengan bukal dari klamer, hendaknya terletak di bawah kontur terbesar gigi dan
terletak sekitar 2 mm dari tepi gusi.
Ujung klamer tidak boleh tajam serta harus bulat.
Berkontak baik dengan permukaan gigi.
Diameter kawat : 0,8 - 0,9 mm
19
4. KLAMER DUYZING
Indikasi : gigi molar permanen yang telah erupsi sempurna
Kontra indikasi : gigi lain yang belum erupsi sempurna
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Lengan atas dari klamer ini menempel pada permukaan bukal di sebelah atas dari
lingkaran terbesar gigi, kemudian pada pertengahan permukaan bukal klamer ini
dibengkokkan ke bawah dan ke samping menempel di bawah lingkaran terbesar
dari gigi
Diameter kawat : 0,7-0,9 mm
5. KLAMER SOUTHEND
Klamer ini berguna sebagai alternatif bentuk lain dari retensi anterior. Meliputi dua gigi
yang berdampingan, mengikuti tepi gigi dan sebuah “U-loop” kecil dibuat pada undercut
interdental. Retensi baik dan klamer tidak menonjol. Diameter kawat : 0,7 mm.
20
KLAMER AKTIF
Kekuatan yang diberikan oleh pegas idealnya adalah kekuatan yang terus-menerus
(continous forces), dan dapat menggerakkan gigi sampai ke posisi yang diinginkan. Tetapi
jelas ini tidak dimungkinkan oleh karena kekuatan yang diberikan oleh pegas berbanding
langsung dengan defleksi pegas. Jadi begitu gigi bergerak, kekuatan akan berkurang.
Meskipun demikian dengan memberikan kekuatan yang tetap antara 25-40 gr, sudah cukup
untuk mendapatkan pergerakan gigi secara kontinyu.
Pada waktu mendesain klamer, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Dimensi Kawat
Fleksibilitas kawat tergantung pada panjang dan diameter kawat yang digunakan.
Kenyataannya, kekuatan yang diberikan pada suatu defleksi dari klamer kantilever
berbanding langsung dengan pangkat empat diameter kawat dan berbanding terbalik
dengan pangkat tiga panjang kawat. Dengan demikian, memperpanjang kawat dua kali
lipat akan memperkecil menjadi seperdelapan kekuatan semula. Oleh karena ruangan di
dalam mulut amat terbatas, maka untuk mendapatkan kekuatan yang ringan harus
mempergunakan kawat sepanjang mungkin. Panjang kawat akan bertambah dengan
adanya koil yang berdiameter tidak kurang dari 3 mm.
b. Kekuatan
Bentuk akar tunggal sebaiknya diberikan kekuatan antara 25 - 40 gr. Kekuatan yang lebih
kecil dari 25gr mungkin tidak dapat menggerakkan gigi dalam waktu yang relatif singkat.
Sedangkan bila melebihi 40 gr, pergerakan gigi justru tertunda, kehilangan penjangkaran,
atau mungkin dapat menimbulkan rasa sakit pada penderita.
c. Defleksi
Biasanya aktivasi sekitar 3 mm, cukup memuaskan. Defleksi yang besar dapat
menyebabkan penderita tidak dapat menempatkan pegas pada posisinya yang benar.
Defleksi yang kecil, kekuatannya akan cepat habis, sehingga pegas harus sering diaktivasi
ataupun pergerakan gigi akan terputusputus.
d. Mudah Insersinya Dan Cukup Enak Bagi Penderita
Beberapa klamer dapat dengan mudah dikendalikan oleh pasien, tetapi klamer-klamer
palatal yang digunakan untuk mendorong gigi kearah bukal/labial terkadang sukar
dikuasai, sehingga sering dipilih pegas "T", atau dengan membuatkan guard yang
berfungsi untuk mengkontrol spring.
21
Klamer bukal dan busur-busur sering menyebabkan alat tidak enak dipakai dan dapat
menyebabkan ulserasi traumatik apabila ada bagian busur yang terlalu menjorok ke sulkus
atau ke pipi. Beberapa penderita sangat sensitif meskipun letak klamer bukal sudah benar.
Untuk ini diperlukan klamer lunak untuk menutupi koil sampai penderita terbiasa dengan
pemakaian alat lepasan.
22
Posisi koil harus ditempatkan pada posisi yang benar (yaitu terletak segaris
dengan tengah-tengah mahkota gigi yang akan digerakkan dan terletak tegak lurus
dengan arah pergerakan) jika kita menginginkan gigi bergerak sesuai dengan
lengkung gigi yang normal. Jadi posisi koil dapat menentukan arah pergerakan dari
gigi.
Gambar 16
Pegas palatinal dengan kawat penahan untuk menarik kaninus ke distal (retraksi kaninus).
Perhatikan letak dari kawat penahan, berada di atas pegas karena nantinya beriungsi untuk menahan
pegas agar tidak mudah terpeleset ke oklusal
23
Gambar 17
Pegas palatinal pada model kerja dengan plat akriliknya.
Pada gambar ini kaninus kiri dan kanan atas akan ditarik ke distal
24
yang cukup besar.
Untuk membuat pegas bukal dengan koil biasanya koil dibuat lebih dahulu
dengan menggunakan tang pembentuk pegas. Dibuat dari kawat ukuran 0,7 mm,
karena self supported. Diameter koil antara 3 - 4 mm. Kaki pegas sebelah mesial dibuat
diatas koil.
Karena hal tersebut di atas, maka konstruksi klamer ini harus benar. Cetakan
sulkus bukal dan batas mukosa bergerak harus cukup jelas. Koil terletak tepat di distal
dari sumbu panjang gigi. Kaki klamer turun melalui tengah-tengah mahkota kemudian
melingkarinya, dan ujungnya berkontak dengan permukaan mesial gigi. Kaki distal
klamer masuk ke dalam akrilik melalui titik kontak premolar satu dan dua. Aktivasi
hanya sebesar 1 mm, untuk menghindari kekuatan yang berlebih. Apabila konstruksi
pegas betul maka aktivasinya mudah. Aktivasi ke distal paling efektif apabila kaki
depan ditarik ke distal dimana koil ditahan dengan tang pembentuk lup. Sedangkan
untuk ke palatal, kaki depan sesudah koil dibengkokkan ke arah palatal. Apabila alat
dipasang, kemungkinan ujung pegas jatuh pada bidang miring dekat tonjol kaninus,
untuk itu penderita diinstruksikan untuk menaruh ujung pegas pada tempat yang benar.
b) Buccal canine retractor dengan penyangga
Desain klamer ini sama dengan yang tanpa penyangga. Terbuat dari klamer
berdiameter 0,5 mm yang diberi penyangga tabung stainless steel berdiameter dalam
yang sarna. Klamer ini mempunyal fleksibilitas dua kali lebih besar dibandingkan
dengan yang tanpa penyangga sebab kaki pegas yang tidak bertabung terdiri dari
klamer yang berdiameter 0,5 mm. Stabilitas vertikal amat bagus.
25
Gambar 20
Buccal Canina refraktor dengan penyangga dari tabung stailess steel pada kaki bagian distal
c) Buccal canine retractor dengan lup.
Diameter klamer yang digunakan 0,7 mm. efektif untuk menggerakkan
kaninus rahang bawah, karena sulkus vestibulum vang mengelilingi arkus rahang
bawah dangkal. Jika digunakan koil seperti di atas maka tidak dapat disesuaikan
dengan kedalaman sulkus vestibulum rahang bawah.
Gambar 21
Pegas "single loop' yang biasanya dibuat dari kawat klamer ukuran 0,6 - 0,7 mm, dilihat dari sebelah
bukal.
Gambar 22
Bukal Canine Retraktor dengan lup terbalik
26
Aktivasi :
Tidak boleh lebih dari 1 mm. Paling mudah adalah dengan cara memotong ujungnya
1 mm, kemudian Ujungnya dibengkokkan kembali melingkari sisi mesial gigi.
5. Double loop
Indikasi :
Menarik gigi kaninus dan premolar ke distal berdiameter 0,7 mm. mempunyai
2 lup, di bagian bukal dan palatal/lingual. lup bukal retensinya pada akrilik (sayap
bukal) sehingga diperlukan klamer interdental untuk menghubungkan sayap bukal
dengan sayap/palatallingual.
Gambar 23
Double loop tampak dari oklusal dengan sayap bukal sebagai
retensi
27
Gambar 24
Bumfeer veer terbuka (kiri), dikombinasi dengan klamer sederhana (kanan).
Gambar 25
Bumfeer veer tertutup untuk mendorong kedua gigi incisivus atas ke arah labial.
3. Klamer Kantilever Ganda
Indikasinya untuk mendorong incisivus ke labial. Diameter yang digunakan
yaitu 0,5 mm yang perlu diperhatikan bahwa badan pegasharus sepanjang mungkin
agar pegas tidak kaku. Pegas harus tegak lurus pada permukaan palatal gigi yang akan
didorong, jika tidak dapat maka klamer akan mudah tergelincir dan akan
menyebabkan gigi mengalami intrusi.
Gambar 26
Kantilever ganda pada gigi incisivus dua
28
4. Klamer T
Apabila premolar (kadang-kadang kaninus) harus digerakkan ke bukal,
penderita sering mendapatkan kesukaran sewaktu insersi alat apabila dipergunakan
klamer kantilever ganda ataupun tunggal. Untuk menghindari ini dapat digunakan
klamer T yang dibuat dengan diameter 0,5 mm.
Gambar 27
Klamer T pada gigi premolar 2
29
C. KLAMER UNTUK MENDORONG GIGI KE PALATAL/LINGUAL
Jenis klamer yang digunakan yaitu busur labial. Pemilihan macam busur labial
sebagian tergantung pada jumlah retraksi yang dikehendak1. Busur yang fleksibel paling
sesuai untuk mengurangi "overjet" yang besar. Sebaliknya jika hanya sedikit yang dibutuhkan
maka busur yang kurang fleksibel yang dipilih karena kerjanya lebih tepat dan diperlukan
aktivasi yang juga sedikit. Busur labial ada beberapa macam, yaitu:
1. Retraktor Roberts
Busur ini sangat fleksibel, dibuat dari klamer berdiameter 0,5 mm yang kedua
ujungnya dimasukkan dalam tabung "stainless steel" untuk menyangga busur. Koil
dibuat tepat pada keluarnya klamer pada tabung. Tabung keluar dari plat akrilik di
distal kaninus. Bagian horisontal dari busur dibuat sesuai dengan lengkung incisivus
yang dikehendaki, meskipun keadaan lengkung tersebut tidak teratur. Fleksibilitas
dari klamer ini terletak pada koil yang harus dibuat dengan diameter dalam 3 mm.
30
Gambar 29.
Busur labial tinggi dengan Klamer Apron
Gambar 30
Busur labial 0,7 mm dengan lup U (kiri)
Koreksi rotasi incisivus dengan membuat lekukan bayonet (kanan)
31
Koreksi rotasi incisivus sentral dengan lekukan "bayonet" pada busur labial
dan klamer palatal maka tidak diperlukan klamer palatal tetapi cukup plat akrilik
dibuat berkontak dengan sisi distal gigi incisivus sentral. Catatan : Bila "over jet" le
bih dari 4 mm, maka gunakan busur labial yang lebih fleksibel. Letak klamer di labial
ada, 3 macam, yaitu :
1) Di incisal, kekuatan ke arah palatal dan juga ke servikal.
2) Di tengah, kekuatan ke arah palatal saja.
3) Di servikal, kekuatan ke palatal dan juga ke incisal.
4. Busur Labial Dengan Lup Terbalik
Ini sama dengan busur labial yang dibicarakan di atas kecuali bahwa disini
lupnya terbalik. Lup ini harus betul-betul bebas dari cangkolan klamer pada molar
pertama, agar tidak mengganggu aktivasinya. Busur ini juga agak kaku sehingga
aktivasi tidak boleh lebih dari 1 mm.
Gambar 31
A) Busur labial dengan lup terbalik.
B) Aktivasi busur labial, jika titik A pada lup ditekan dengan tang maka bagian
depan busur akan turun dan untuk menekan kembali, busur dinaikkan pada
titik B
32
Gambar 32.
Busur labial Mills Bow
33
e) Pembuatan lup dimulai dengan membengkokkan
busur pada titik sebelah mesial. Pergunakan tang
Adam Universal.
h) Busur labial selesai dibuat, dilihat dari oklusal. Perhatikan lupnya, tidak menjepit atau terlalu
jauh letaknya dari gusi. Busur menempel dengan baik pada permukaan labial dari gigi-gigi
depan.
34
7. Molar Spring
Penampang: 0,15 - 0,7mm
Klamer ini disertai dengan lup yang terbalik. Lup yang terbalik memungkinkan klamer
tersebut menekan permukaan bukal dari gigi Molar yang terletak lebih kebukal.
Gambar 34
Molar Spring pada gigi Molar satu disertai klamer Adams pada Premolar
Gambar 35
Premolar Spring pada gigi Premolar dua dan klamer Adams pada gigi premolar satu
35
9. Single Incisor Spring
Penampang 0,5 - 0,7 mm.
Indikasi : untuk gigi insisivus yang secara individual terletak di labial
36
Gambar 37. klamer Coffin
Aktivasi
Sebelum pegas diaktivasi, perlu memberi tanda pada alat (plat akrilik dibor
sedikit). Selanjutnya dengan jangka dibaca sebelum dan sesudah aktivasi dengan
demikian jumlah ekspansi dapat dikontrol. Untuk aktivasi janganlah menggunakan
tang, karena akan mudah terjadi distorsi
Gambar 38
Pemberian tanda pada alat sebelum diaktifkan (kiri), sesudah diaktifkan (kanan).
37
BITE PLAN
Alat yang terbuat dari akrilik resin, yang mana terdapat dataran gigitan sehingga hanya
beberapa gigi tertentu saja yang dapat beroklusi.
Indikasi :
1. Merawat gigitan dalam (deep over bite) mix. Dent.
2. Menghilangkan penguncian oklusal cross bite
3. Membantu posisi yang ideal
4. Mengurangi gangguan sementara/sakit pada TMJ
5. Membantu menghilangkan “bruxism” (kerot)
Macam – Macam :
1. Maxillary flat b.p
2. Sved b.p
3. Hollow b.p
4. Maxillary inclined b.p
5. Mandibular inclined b.p
6. Jumping b.p
Catatan :
Deep over bite disebut juga excessive over bite atau covered bite atau closed bite.
Over bite yaitu jarak menutupnya incisal gigi incisivus atas terhadap gigi incisivus bawah
dalam arah vertikal pada posisi oklusi sentrik. Dikatakan deep over bite apabila jarak tersebut
melebihi over bite normal. Sedangkan over bite normal yaitu ± 2-4 mm atau gigi depan atas
menutup 1/3 – 1/2 bagian incisal dari mahkota gigi depan bawah pada saat gigi tersebut
dalam oklusi sentrik. Untuk masing-masing individu penutupan ini tidak sama. Pada individu
dengan profil roman muka yang sempit/panjang, maka orang ini over bitenya akan lebih
dalam daripada orang dengan roman muka yang lebar dan bentuk gigi yang lebar pula.
38
Cara pembuatan :
Pada pembuatan alat ini, tebal bite block sesuai dengan free way space. Tetapi
biasanya pasien akan mengeluh karena tidak dapat mengunyah waktu makan. Oleh karena
itu pada minggu-minggu awal bite block bisa ditipiskan lebih dulu sehingga jaraknya tidak
terlalu besar. Pasien harus mencoba memakai alat ini pada waktu makan, karena dengan
memakai alat tadi terus-menerus terutama waktu berfungsi, maka ekstrusi dari gigi-gigi
yang tidak berkontak akan lebih cepat diperoleh. Lamanya waktu yang diperlukan untuk
koreksi deep over bite pada anak-anak ± 2-4 bulan, sedangkan dewasa ± 4-6 bulan.
Periode retensi
Setelah perawatan berhasil, yaitu deep over bite telah hilang dan diperoleh
keseimbangan bentuk muka, maka sangat perlu pemakaian retainer yang cukup lama
untuk mencegah terjadinya relapse, yaitu ± 6-12 bulan. Retainernya berupa alat itu sendir
yang pemakaiannya dikurangi secara bertahap.
39
Cara pengontrolan pemakaian bite plane :
Selama satu minggu pasien dibiasakan memakai alat tersebut dan harus diperiksa
apakah ada bagian-bagian klamer serta labial arch yang mengganggu. Selanjutnya dicek
ketebalan bite blocknya, apakah jarak antara gigi-gigi M atas dan M bawah cukup
tingginya. Apabila ketebalan bite block melebihi free way space maka pasien akan cepat
merasa lelah.
Pengurangan harus sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin gigi-gigi anterior RB
berkontak dengan bite block. Pada kasus dimana gigi-gigi anterior RB letaknya teratur
maka hal ini tidak menjadi persoalan. Tetapi pada gigi berjejal atau crowded atau disertai
permukaan incisal yang tingginya tidak sama, maka hal ini perlu mendapat perhatian.
Keenam gigi anterior harus sedapat mungkin menyentuh bite block untuk menjaga
supaya tekanan yang diterima gigi anterior sama rata. Kalau hanya satu atau dua gigi saja
yang berkontak akan menyebabkan tekanan yang berlebihan pada gigi tersebut sehingga
terjadi premature kontak dan menyebabkan gangguan pada jaringan pendukung giginya.
Maksud pembuatan bite block ini bukan untuk meratakan gigi anterior tetapi untuk
memberi kesempatan ekstrusi dari gigi posterior dan mengintrusi seluruh gigi anterior
yang tujuannya memperbaiki deep over bite.
Setelah deep over bite terkoreksi yang berarti gigi-gigi posterior sudah berkontak
dengan sempurna, maka tidak hanya gigi depan saja yang berkontak dengan bite block
tetapi gigi posterior juga berkontak dengan gigi antagonisnya, pada keadaan ini berarti
tekanan pengunyahan terbagi rata.
Setelah itu selanjutnya koreksi dari malposisi gigi dapat dimulai :
Misalnya, pada kasus dimana gigi depan tingginya tidak rata, maka bite block dibentuk
rata sehingga pada waktu oklusi gigi depan yang berkontak dengan bite block tadi akan
tertekan sedangkan gigi yang tidak berkontak mempunyai kesempatan untuk ekstrusi.
Pada anomaly Angle kelas I atau II dengan protrusi gigi depan atas :
Setelah deep over bite dikoreksi maka keempat gigi depan atas dapat dimundurkan
dengan jalan mengurangi akrilik di bagian permukaan palatinal gigi-gigi tersebut dan
lengkung labial diaktifkan.
Cara pengurangan :
Di sini diharapkan gerakan bodily, pengurangan akrilik sedikit demi sedikit. Di sini
pengurangannya ± setinggi apex gigi. Pengurangan setahap demi setahap untuk
mengetahui kemajuan perawatan, hal tersebut dapat dilakukan apabila tersedia cukup
ruangan. Tetapi bila tidak tersedia ruangan dapat dilengkapi dengan sekrup ekspansi atau
dilakukan pencabutan 1 atau 2 gigi.
Biasanya pencabutan dilakukan pada gigi P1, alasannya dipandang dari segi estetik dan
fungsional, gigi tersebut kurang artinya bila dibanding dengan gigi yang lainnya.
40
Capping yaitu pelebaran akrilik yang menutupi permukaan incisal dari gigi-gigi depan
atas. Menutupnya ini setinggi ± 2 mm dari permukaan incisal.
Fungsi Capping tersebut menggantikan fungsi dari lengkung labial yaitu untuk :
Menambah retensi alat
Mencegah terjadinya spreading (gerakan gigi depan ke anterior).
Alat ini lebih tepat dipakai pada gigi geligi bercampur dimana gigi yang dipakai sebagai
pegangan klamer itu banyak yang tidak memenuhi syarat sehingga perlu penambahan
retensi di bagian depan. Jadi pada alat ini kadang-kadang hanya memakai sebuah klamer
atau hanya dilengkapi dengan spring untuk menambah retensi.
Indikasi :
Sama dengan maxillary flat bite plane, tetapi lebih baik bila dipakai pada kasus
dimana diperlukan pengunduran gigi-gigi rahang atas ke arah distal dengan menggunakan
alat head gear jadi umumnya dipakai pada malam hari, sedangkan sved bite plane pada
siang harinya.
Kontra indikasi :
Pada kasus dimana gigi C dan roentgen foto terlihat mahkotanya menekan akar I2
(pada gigi bercampur, gigi C belum tumbuh) yaitu pada kasus ugly duckling case.
Kerugian pemakaian capping dapat terjadi staining pada gigi depan rahang atas.
Bite block, dimana terdapat rongga di antara permukaan palatinal gigi-gigi depan atas.
Rongga ini digunakan untuk menggeser gigi depan atas kearah palatinal.
Kaitan atau semacam cantolan yang ditempatkan antara gigi C dan P untuk
mengaitkan karet (rubber ligature). Karet ini sebagai pengganti labial arch yaitu untuk
mendorong gigi depan atas yang protrusi ke arah palatinal.
41
Maxillary Inclined Bite Plane
Bentuk alat menyerupai flat bite plane juga dilengkapi dengan klamer dan lengkung
labial. Hanya permukaan bite block-nya tidak datar tetapi lebih miring.
Indikasi :
1. Untuk kasus cross bite anterior baik gigi tunggal atau lebih.
2. Cross bite adalah gigitan terbalik dimana gigi rahang atas terdapat di sebelah
lingual dari gigi-gigi rahang bawah pada waktu oklusi. Yang paling baik dirawat
dengan mandibular inclined bite plane adalah cross bite dengan inklinasi gigi-gigi
atas palatoversi.
1. Karena gigi rahang atas yang Alat ini lebih memuaskan bila pada kasus
palatoversi sedang gigi rahang
bawah tidak. tersebut terdapat ruang untuk memajukan
2. Karena gigi rahang bawah yang gigi-gigi tersebut. Bila ruangan belum ada,
protrusive, gigi atas normal.
Rahang atas dan rahang bawah harus disediakan dengan melengkapi alat
normal tersebut dengan sekrup ekspansi atau dengan
3. Rahang atas terlalu ke belakang
sedang gigi-gigi normal. macam-macam spring. Alat ini biasa dibuat
4. Rahang bawah yang terlalu maju dari akrilik ataupun logam. Dapat pula fixed
sedang gigi-gigi normal.
atau removable.
Jumping bite plane adalah bite plane yang dipakai untuk kasus cross bite anterior.
42
Alatnya berupa penebalan akrilik/peninggian gigitan pada rahang atas maupun bawah
di bagian posterior sehingga relasi gigi depan yang cross bite akan bebas, ini
memungkinkan gerakan gigi depan yang palatoversi ke anterior tanpa halangan. Jadi
sesuai dengan namanya, jumping bite plane ini untuk meloncatkan gigi yang cross bite
tadi sehingga relasinya menjadi normal.
Tetapi tidak semua cross bite anterior dirawat dengan jumping bite plane. Hal ini
tergantung over bite gigi depan tersebut, kalau dalam keadaan posisi istirahat relasi gigi
depan atas dan bawah itu bebas, maka jumping bite plane ini tidak diperlukan. Tetapi
kalau dalam posisi istirahat gigi atas masih terhalang, maka alat tadi dilengkapi jumping
bite plane.
43
SEKRUP EKSPANSI
Alat orto. Lepasan yang dilengkapi dengan sekrup ekspansi dengan tujuan untuk melebarkan
lengkung gigi atau rahang.
Usia Muda pertumbuhan aktif pelebaran lengkung rahang (basal arch)
Usia Dewasa melebarkan lengkung gigi saja (coronal arch)
44
MACAM-MACAM SEKRUP EKSPANSI
Dari arah kekuatan yang dihasilkan oleh sekrupnya, ada 3 macam :
jadi desain ada “Reciprocal anchorage” (untuk gerakan gigi sebelah kanan, yang
merupakan penjangkaran adalah plat sebelah kiri atau sebaliknya.
A. Untuk Pelebaran Simetris
-RA
Sekrup ditempatkan segaris dengan gigi P1.
Plat ekspansi ini bisa untuk mengoreksi
kasus-kasus: - crossbite bilateral
- crowding ringan di I1
- RB
Sekrup diletakkan di garis tengah, sebelah
lingual dari I1 .
B.1. Pada kasus dimana diharapkan pelebaran di depan lebih banyak dibanding
belakang (pada rahang yang sempit di depan)
Sekrup diletakkan agak ke anterior
Bagian posterior diberi loop
(:0,7–1,0 mm). untuk mencegah terjadinya
pelebaran dibagian posterior.
45
B.2. Bagian posterior bisa diganti dengan sekrup E (yang kecil).
C. Ditambah “bite-block”
Untuk “cross bite” posterior
(palatoversi)
Supaya gigi belakang tidak
terhalang gerakannya.
46
B. Untuk menggeser gigi P ke bukal
47
I. Untuk Menggerakkan Gigi ke Mesial / Distal
48
TAMBAHAN
49
5. Plat Y modern.
Plat pada palatum dikurangi.
50
III. ALAT dan BAHAN
ALAT BAHAN
1. Model Kerja
2. Pensil
3. Spidol warna : merah, biru dan hitam 1. Klamer 0.6, 0.7 dan 0.8
4. Penggaris 2. Malam merah
5. Pisau model dan malam 3. Spiritus
6. Bunsen (lampu spiritus)
8. Tang Koil/Bulat
9. Tang 3 Jari
51
KETERAMPILAN MEDIK
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Nama :
NIM :
INSTRUKTUR :
Tanggal
No. JENIS KLAMER Paraf Nilai
Acc
1. Klamer Adam
2. Kantilever Tunggal
3. Kantilever Ganda
4. Buccal Canine Retractor (BCR)
5. Labial Bow (Busur Labial)
Nilai Rata-rata
Catatan : Mahasiswa melanjutkan pekerjaan ke pembuatan jenis klamer baru jika
sudah mendapatkan paraf dan nilai dari instruktur kelompok
(sudah menyelesaikan satu jenis klamer)
Keterangan :
Nilai < 50 : Tidak kompeten
Nilai 51-60 : Mengerjakan tidak sempurna
Nilai 61-80 : Mengerjakan dengan sempurna tetapi tidak efisien
Nilai 81-100 : Mengerjakan dengan sempurna dengan waktu yang sangat efisien/ efisien
52