PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari diskusi kelompok kecil ini adalah agar mahasiswa mampu :
1. Memahamidanmenjelaskangametogenesis
2. Memahamidanmenjelaskanembriogenesis
3. Memahamidanmenjelaskantahapantumbuhkembanganak
4. Memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam mengenai gametogenesis,
embriogenesis, tahapan tumbuh kembang anak, dan faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak sehingga dapat menjadi dasar dalam
pembelajaran materi – materi lebihlanjut.
1
BAB II
Skenario
Tri : Teman-teman, aku masih belum paham tentang konsep embriologi ini. Ada
yang bisa menjelaskan sama aku ngga?
Nasya : Embriogenik langsung itu dimulai sejak minggu ke-25 sampai lahir. Setelah
lahir, si anak ini mulai mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Yoga : Eh..eh, periode tumbuh kembang anak itu terjadi sampai usia berapa sih?
Nasya dan Tri bersamaan mengangkat kedua bahu mereka lalu meninggalkan Yoga
yang kebingungan sendiri.
1. Implantasi
proses menempelnya zigot pada endometrium
2. Embriologi
cabang ilmu tentang perkembangan embrio
3. Blastogenesis
proses pembentukan blastula (terdiri dari cairan dan lapisan epiblast dan
hipoblast)
4. Fertilisasi
2
penyatuan sel sperma dan ovum dimana sel sperma dan ovum yang matang
menghasilkan zigot
5. Periode embrionik
fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup pada tahap embrio
6. Pertumbuhan
proses perubahan fisik, proses perubahan jumlah, ukuran dan tidak dapat
kembali seperti asal. Bersifat kuantitatif.
7. Perkembangan
bersifat kualitatif. Contohnya, dapat berbicara, berjalan, dan sebagainya.
3
STEP 3 : ANALISA MASALAH
1.
2. sudah terjawab
3. konsep embrionik meliputi :
1) Fertilisasi : pembuahan ovum oleh sperma
2) Zigot : terjadi pembelahan hingga 32 sel (cleavage) kemudian menjadi
blastomer.
3) Morula : sudah 32 sel dan berbentuk seperti bola
4) Blastula : morula berkembang menjadi blastokista kemudian membesar
dan berimplantasi pada selaput lender uterus lalu terbentuk sel epiblast
dan hipoblast. Sel-sel ini yang nantinya akan membentuk ektoderm,
mesoderm, dan endoderm. Ektoderm membentuk SSP, kuku, kulit, dan
rambut. Mesoderm dari epiblast membentuk paru-paru, urogeni, otot, dan
jantung. Endoderm dari hipoblast.
5) Glastula : Pembentukan cakram mudigah trilaminer.
4. sudah terjawab pada nomor 1
4
5. - fertilisasi sampai morula: minggu ke-1
- organogenesis awal: minggu ke-4 sampai awal minggu ke-8. Disebut juga
tahap embrionik lanjut.
8. karena pada saat itu hormon sex muncul dan hormon pertumbuhan
beralih/diganti menjadi hormone sex
Postnatal:
5
- endokrin
- radiasi
- infeksi
- lingkungan
11. Karena pada ovum terdapat badan polar yang memiliki kutub-kutub,
sehingga dapat menarik sperma
12. Karena ovum mengeluarkan enzim hidrolitik dan terjadilah pengerasan pada
zona pelusida. Untuk pH dari vagina akan dijawab pada dkk2.
13. Pergerakan janin terjadi karena pertumbuhan otot dan juga bisa karena
stimulasi dari luar contohnya didengarkan lantunan ayat suci, janin diajak
berbicara, dan lain lain. Namun hal ini masih akan kami cari tahu lebih lanjut
pada dkk 2.
14. Dijawab pada dkk2
15. Penyebabnya bisa karena obat-obatan contohnya pada pria yaitu obat
steroid untuk meningkatkan massa otot hal ini dapat menyebabkan
pengalihan fungsi testosteron yang awalnya focus terhadap pembentukan
sperma menjadi beralih untuk perbesaran massa otot. Selain itu ada pun
ejakulasi yaitu menambah kecepatan sperma untuk menembus ovum namun
jika pH vagina terlalu asam maka sperma dapat mati. Kemudian karena
radiasi, hal ini berpengaruh terhadap sperma karena dapat menyebabkan
kematian sel. Pada wanita kemandulan terjadi karena sel telur tidak
diproduksi atau lambat diproduksinya.
16. Penyebab keguguran bisa jadi karena gizi ibu kurang baik sehingga
kandungannya menjadi lemah, trauma mekanis contohnya jatuh, konsumsi
obat-obatan, stress, dan lingkungan.
6
STEP 4: STRUKTURISASI KONSEP
EMBRIOLOGI
TUMBUH
GAMETOGENESIS
KEMBANG
Dalam tahap belajar mandiri ini, setiap individu kelompok melakukan kegiatan
belajar baik mandiri maupun kelompok dengan mempelajari semua hal yang
berkaitan dengan learning objectives dari berbagai sumber referensi yang valid.
STEP 7 : SINTESIS
1. Proses Gametogenesis
7
Gametogenesis merupakan proses pembentukan dari sel kelamin. Pada
wanita prosesnya disebut oogenesis sementara pada pria adalah
spermatogenesis.
Berikut pemaparan dari proses-proses tersebut:
a. Oogenesis
Oogenesis adalah proses terjadinya diferensiasi oogonia menjadi oosit
matur.Maturasi Oosit Dimulai Sebelum Lahir Setelah PGC (Primordial Germ
Cells) sampai di dalam gonad seseorang yang secara genetik adalah
perempuan, PGC berdiferensiasi menjadi oogonia (Gambar 2.16A,B). Sel-sel
ini mengalami sejumlah pembelahan mitosis, dan di akhir bulan ketiga,
tersusun dalam kelompokkelompok yang dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel
epitel gepeng (Gambar 2.17 dan 2.18). Sementara semua oogonia dalam
satu kelompok kemungkinan berasal dari satu sel tunggal, sel epitel gepeng,
yang dikenal sebagai sel folikular, berasal dari epitel permukaan yang
melapisi ovarium. Sebagian besar oogonia terus membelah melalui mitosis,
namun beberapa menghentikan pembelahan selnya pada tahap profase
meiosis I dan membentuk oosit primer (Gambar 2.16C dan 2.17A). Selama
beberapa bulan kemudian, jumlah oogonia meningkat pesat dan pada bulan
kelima perkembangan pranatal, jumlah total sel germinativum di dalam
ovarium mencapai jumlah maksimalnya, yang diperkirakan berjumlah 7 juta.
Pada saat ini, dimulailah kematian sel, dan banyak oogonia dan oosit primer
berdegenerasi dan menjadi atresia. Pada bulan ketujuh, sebagian besar
oogonia telah berdegenerasi kecuali beberapa yang berada di dekat
permukaan. Semua oosit primer yang bertahan hidup telah memasuki tahap
profase meiosis I dan, kebanyakan dari oosit tersebut, masing-masing
dikelilingi oleh suatu lapisan sel epitel gepeng folikular( Gambar 2.17B). Satu
oosit primer, bersama dengan sel-sel epitel gepeng yang mengelilinginya,
disebut sebagai folikel primordial
8
(Gambar 2.18A). Maturasi Oosit Berlanjut Saat Pubertas Menjelang kelahiran,
seluruh oosit primer telah memulai tahap profase meiosis I, tetapi tidak berlanjut ke
metafase, melainkan oosit ini memasuki tahap diploten, yaitu tahap istirahat selama
profase yang ditandai oleh adanya jala-jala kromatin (Gambar 2.17C).
Oosit primer tetap tertahan pada tahap profase dan tidak menyelesaikan
pembelahan meiosis I sebelum mencapai pubertas. Keadaan tertahan ini
ditimbulkan oleh oocyte maturation inhibitor (OMI), peptida kecil yang disekresikan
oleh sel folikular. Jumlah total oosit primer saat lahir diperkirakan bervariasi dari
600.000hingga 800.000. Selama masa kanak-kanak, sebagianbesar oosit menjadi
9
atresia, hanya sekitar 40.000 yangada saat permulaan pubertas, dan kurang dari
500 yang akan diovulasikan. Beberapa oosit yang mencapai maturitas pada tahap
akhir kehidupannya lanjut telah berada dalam keadaan dorman pada tahap diploten
pada pembelahan meiosis I selama 40 tahun atau lebih sebelum mengalami ovulasi.
Tidak diketahui apakah tahap diploten merupakan fase yang paling tepat untuk
melindungi oosit terhadap pengaruh lingkungan. Fakta bahwa meningkatnya risiko
mempunyai anak dengan abnormalitas kromosom seiring bertambahnya usia ibu,
menunjukkan bahwa oosit primer rentan terhadap kerusakan seiring dengan
penuaan.
Saat pubertas, terbentuk cadangan folikel yang sedang tumbuh dan terus
dipertahankan oleh pasokan folikel primordial. Setiap bulan, 15 hingga 20
folikel yang dipilih dari cadangan ini menjadi matur. Beberapa kemudian mati,
sementara lainnya mulai mengumpulkan cairan di dalam rongga yang
disebut antrum, sehingga masuk pada tahap antral atau vesikular (Gambar
2.19A). Cairan terus berakumulasi sedemikian rupa, sehingga sesaat
sebelum ovulasi, folikel cukup membesar dan
disebut folikel vesikular matur atau folikel Graaf (Gambar 2.19B). Tahap
antral adalah tahap terlama, sedangkan tahap vesikular matur berlangsung
sekitar 37 jam sebelum ovulasi. Ketika folikel primordial mulai tumbuh, sel-sel
10
folikular di sekitarnya berubah dari gepeng menjadi kuboid dan berproliferasi
menghasilkan epitel sel granulosa yang berlapis, dan unit yang terbentuk
disebut folikel primer (Gambar 2.18B, C). Sel granulosa terletak di
membrana basalis yang memisahkannya dari jaringan ikat ovarium (sel
stroma) di sekitarnya yang membentuk teka folikuli. Sel-sel granulosa dan
oosit juga menyekresikan lapisan glikoprotein di permukaan oosit,
membentuk zona pelusida (Gambar 2.18C). Seiring dengan pertumbuhan
folikel, sel-sel teka folikuli tersusun membentuk lapisan bagian dalamsel-sel
sekretorik, disebut teka interna, dan kapsulfibrosa di bagian luar, disebut
teka eksterna. Selselfolikular juga membentuk tonjolan kecil sepertijari yang
menembus zona pelusida dan berjalindengan mikrovilus membran plasma
oosit.Penonjolan ini penting untuk transpor material dari sel folikular ke oosit.
11
tahap metafase sekitar 3 jam sebelum ovulasi. Meiosis II tertuntaskan hanya
jika oosit mengalami fertilisasi; bila tidak, sel berdegenerasi dalam waktu 24
jam sesudah ovulasi. Badan polar pertama dapat mengalami pembelahan
kedua (Gambar 2.20C).
12
Gametogenesis
b. Spermatogenesis
Spermatogenesis, yang dimulai saat pubertas,mencakup seluruh proses
yang mengubah spermatogonia menjadi spermatozoa. Saat lahir, sel
germinativum pada bayi laki-laki dapat dikenali di dalam korda seks testis
sebagai sel-sel pucat besar yang dikenali oleh sel penunjang. Sel-sel
penunjang, yang berasal dari epitel permukaan testis dengan cara yang sma
seperti sel folikular, menjadi sel sustentakular, atau sel sertoli.
Sesaat sebelum pubertas, korda seks membentuk tubulus seminiferus.
Hampir pada saat yang bersaamaan, PGC membentuk sel punca
spermatogonia. Dalam interval yang teratur, sel-sel bermunculan dari
populasi sel punca ini, membentuk spermatogonia tipe A, dan produksinya
menandai permulaan spermatogenesis. Sel sel tipe A mengalami sejumlah
pembelahan mitosis terbatas untuk membentuk klona sel. Pembelahan sel
yang terakhir membentuk spermatogonia tipe B, yang kemudian membelah
membentuk spermatosit primer, kemudian secara cepat membentuk
spermatosit sekunder pada pembelahan meiosis I. Selama pembelahan
meiosis II, sel sel ini segera mulai membentuk spermatid haploid.
13
2. Proses Embriogenesis
EMBRIOGENESIS
TAHAP-TAHAP EMBRIOGENESIS
1. Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita, yang terjadi di
daerah ampulla tuba fallopii. Spermatozoa bergerak dengan cepat dari
14
vagina ke rahim dan selanjutnya masuk kedalam saluran telur.Pergerakan
naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Sebelum
spermatozoa dapat membuahi oosit, mereka harus mengalami proses
kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman, 1994).
Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi
wanita, yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu ini,
suatu selubung dari glikoprotein dari protein - protein plasma segmen
dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom
spermatozoa. Hanya sperma yang menjalani kapasitasi yang dapat melewati
sel korona dan mengalami reaksi akrosom (Langman, 1994).
Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi
oleh protein - protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim -
enzim
yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-
zat
serupa tripsin (Langman, 1994).
Fase fertilisasi mencakup fase 3 fase:
1. Penembusan korona radiata.
Spermatozoa - spermatozoa yang mengalami kapasitasi tidak akan sulit
untuk menembusnya (Langman, 1994)
15
melakuka n sintesis DNA. Segera setelah sintesis DNA, kromosom tersusun
dalam gelendong untuk melakukan pembelahan secara mitosis yang normal.
Dua puluh tiga kromosom
dari ibu dan dua puluh tiga kromosom dari ayah membelah sepanjang
sentromer, dan kr o mat id-kromatid yang berpasangan tersebut saling
bergerak ke kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel zigot yang
masing-masing mempunyai jumlah kromosom yang normal (Langman,1994).
Pembelahan
Kira-kira 24 jam setelah fertilisasi, oosit yang telah dibuahi mulai pembelahan
pertamanya (Anonimus, 2010). Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia
menjalani serangkaian pembelahan mitosis yang mengakibatkan
bertambahnya jumlah sel dengan cepat. Sel ini dikenal sebagai blastomer
yang akan berbentuk seperti gumpalan yang padat (Langman, 1994). Kira-
kira setelah 3 hari setelah pembuahan, sel-sel embrio yang termampatkan
tersebut, membelah lagi membentuk morula (Langman, 1994).Morula adalah,
kumpulan dari 16-30 sel blastomere. Karena sel-sel ini muncul dari
pembelahan (cleavage) dari zigot dan semua terdapat pada zona pelusida
yang tidak membesar, jadi pertumbuhannya tidak banyak terlihat. Massa sel
dalam akan membentuk jaringan-jaringan embrio yang sebenarnya,
sementara massa sel luar akan membentuk trofoblastt, yang kemudian ikut
membentuk plasenta (Langman,1994).
16
Pembentukan blastokista,embrioblast, dan rongga amnion.
Pada hari ke-4 setelah insemina si, sel terluar dari morula yang masih
diselubungi dengan zona pelucida mulai berkumpul membentuk suatu
pemadatan (Anonimus, 2010). Sebuah rongga terbentuk pada di interior
blastokista dan Kira-kira pada waktu morula memasuki rongga rahim, cairan
mulai menembus zona pelusida masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di
massa sel dalam (inner cell mass). Sel -sel embrio berkembang dari inner
cell mass yang sekarang disebut embrioblastt. Sedangkan sel-sel di massa
sel luar atau trofoblast, menipis dan membentuk dinding epitel untuk
blastokista. Zona pelusida kini sekarang sudah menghilang, sehingga
implantasi bisa dimulai (Langman, 1994).
Pada akhir hari ke-5 embrio melepaskan diri dari zona pelusida yang
membungkusnya. Melalui serangkaian siklus pengembangan kontraksi
embrio menembus selimut pelusida. Hal ini didukung oleh enzim yang dapat
melarutkan zona pelusida pada kutub embrionik. Pelepasan embrio ini
dinamakan hatching
(Anonimus, 2010)
17
Polaritas dari embrio dapat terlihat pada waktu pembentukan kutub embrionik
dan kut ub abemrioalik. Ha ini jelas terlihat ketika meneliti blastokista dimana
inner cell mass sudah terbentuk. Polaritas lebih terfokus pada satu kutub dari
interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer (Anonimus, 2010).
18
dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer. Pada saat yang sama terdapat
rongga kecil muncul di dalam epiblast, dan rongga ini membesar menjadi
rongga amnion (Langman, 1994). Pada hari ke-9, blastokista semakin
terbenam di dalam endometrium, dan luka berkas penembusan pada
permukaan epitel ditutup dengan fibrin, pada masa ini terlihat proses
lakunaris, dimana vakuo la-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu
membentuk lacuna - lakuna yang besar. Sementara pada kutub anembrional,
sel-sel gepeng bersama dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom
(kantung kuning telur primitif) (Langman, 1994).
Pada hari ke-11 dan 12, blastokista telah tertanam sepenuhnya di dalam
stroma endometrium. Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium
akan membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan, Sel-sel
sinsitiotrofoblast menembus lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan
endotel pembuluh -pembuluh kapiler ibu.Pembuluh - pembuluh rambut ini
tersumbat dan melebar dan
dikenal sebagai sinusoid. Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan
sinusoid, dan darah ibu mulai mengalir melalui system trofoblast, sehingga
terjadilah sirkulasi utero - plasenta (Langman, 1994). Semetara itu,
sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam sitotrofoblast dan
permukaan luar rongga eksoselom. Sel-sel ini berasal dari kantong kuning
telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut
mesoderm ekstraembrional; di mana pada akhirnya akan mengisi semua
ruang antara trofoblastt di sebelah luar dan amnion beserta selaput
eksoselom di sebelah dalam ( langman, 1994)
19
mesoderm dan entoderm intraembrional. Setelah tiba di daerah garis
tersebut, sel-sel ini menjadi bentuk seperti botol, memisahkan diri dari
epiblast dan endoderm yang baru saja terbentuk untuk membentuk
mesoderm. Sel-sel yang tetap berada di epiblast kemudian membentuk
ectoderm. Dengan demikian epiblast, walaupun terjadi proses gastrulasi,
merupakan sumber dari semua lapisan germinal pada embrio
(yaitu,ektoderm, mesoderm, dan endoderm) (Langman, 1994).
Tahap germinal ini merupakan tahap awal dan terpendek. Tahap ini
ditandai oleh pembelahan sel dan melekatnya zigot pada dinding
uterus. Tiga hari setelah pembuahan, zigot mengandung 32 sel dan
jumlahnya menjadi 2 kali lipat pada hari berikutnya. Dalam satu
minggu, zigot telah menjadi 100-150 sel. Setelah itu, sel membelah
20
dengan cepat dan di ikuti pula spesifikasi fungsi sel. Pada tahap ini,
praktis tidak ada perubahan ukuran karena tidak ada sumber
makanan dari luar.
Pada tahap ini, zigot sudah menjadi embrio dan sudah melekat
dengan baik pada dinding uterus. Organ tambahan (plasenta < tali
pusat, dan kantung amnion) juga berkembang. Melalui plasenta inilah
janin mendapatkan makanan dari ibu, termasuk oksigen, nutrient,
obat-obatan, hormone, dan zat-zat lain yang bias lewat dari ibu ke
janin. Karena itu ibu harus menjaga diri terhadap zat-zat yang dapat
membahayakan janin yang dikandungnya, seperti alcohol, rokok,
kafein, dan obat-obatan tertentu.
a. Berat badan :
21
- 2 kali BB lahir : 4-5 bulan
- 3 kali BB lahir : 1 tahun
- 4 kali BB lahir : 2 tahun
b. Rata-rata berat badan :
- 3,5 kg pada waktu lahir
- 10 kg pada umur 1 tahun
- 20 kg pada umur 5 tahun
- 30 kg pada umur 10 tahun
c. Kenaikan berat badan per bulan pada tahun pertama, berkisar antara
:
- 700-1000 gram/bulan pada triwulan I
- 500-600 gram/bulan pada triwulan II
- 350-450 gram/bulan pada triwulan III
- 250-350 gram/bulan pada triwulan IV
d. Kenaikan berat badan per hari
- 20-30 gram pada 3-4 bulan pertama
- 15-20 gram pada sisa tahun pertama
2) Tinggi Badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. secara garis
besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut :
- 1 tahun : 1,5 x TB lahir
- 4 tahun : 2 x TB lahir
- 6 tahun : 1,5 x TB setahun
- 13 tahun : 3 x TB lahir
- Dewasa : 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)
3) Kepala
22
bulan, lingkar kepala rata-rata adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2
tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm. Jadi pertambahan lingkar kepala pada
6 bulan pertama adalah 10 cm, atau sekitar 50% pertambahan lingkar
kepala sejak dari lahir sampai dewasa terjadi pada 6 bulan pertama
kehidupan.
4) Organ-Organ Tubuh
23
5) Perkembangan Gerakan Motorik Kasar
Umur Rata-
Red Flag
Keterampilan Motorik Kasar Rata
(Bulan)
(Bulan)
Merayap 6,7
Merangkak 7,8 12
24
- Mengangkat kepala setinggi 45 derajat dan dada di tumpu lengan
pada waktu tengkurap
- Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
25
- Melompat dengan kedua kaki diangkat
- Mengayuh sepeda roda tiga
- Berjalan lurus
- Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik
26
Memindahkan benda melewati garis 4,1 6-8
pertengahan tubuhnya
Mencoret-coret 17,5
27
Perkembangan motorik halus berdasarkan kelompok umur
Usia3-6 bulan
- Menggenggam pensil
- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
- Memegang tangannya sendiri
28
- Menggelindingkan bola ke arah sasaran
1. Faktor Genetik
Yang termasuk dalam faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau
bangsa dan ada pula kelainan bawaan yang disebabkan oleh kelainan
kromosom seperti sindrom Down, sindrom Turner dan sebagaianya.
2. Faktor Lingkungan
29
Lingkungan merupakan fakto yang sangat menentukan tercapai tidaknya
potensi genetik. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya
potensi genetik, sedangkan lingkungan yang tidak akan menghambatnya.
Lingkungan ini merupakan lingkungan biofisikopsikososial yang
mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir
hayatnya.
3. Faktor Psikososial
a. Stimulasi
b. Motivasi belajar
30
untuk mengulangi tingkah laku yang baik tersebut. Anak diharapkan tahu
mana yang baik dan mana yang tidak baik, sehingga dapat timbul rasa
percaya diri pada anak, yang penting untuk perkembangan
kepribadiannya kelak.
d. Kelompok sebaya
e. Stress
f. Sekolah
Pendidikan yang baik akan meninggikan taraf hidup anak kelak. Saat ini
yang mwnjadi masalah sosial adalah masih banyaknya anak yang
terpaksa tidak sekolah karena harus membentu mencari nafkah untuk
keluargany. Selain itu, perhatian pemerintah terhadap sarana,
prasarana, dan mutu pendidikan dirasakan masih kurang.
31
Interaksi timbal balik antara anak dan orangtua akan menimbulkan
keakraban dalam keluarga. Sehingga komunikasi bisa timbal balik
dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama. Maka dari itu
kepercayaan dan kedekatan orangtua sangatlah penting, karena akan
mendorong anak untuk mengembangkan kepribadian dan interaksi
sosial dengan orang lain.
a. Pekerjaan/pendapatan keluarga
b. Pendidikan ayah/ibu
c. Jumlah saudara
32
e. Stabilitas rumah tangga
f. Kepribadian ayah/ibu
g. Pola pengasuhan
h. Adat istiadat,norma,tabu
i. Agama
j. Urbanisasi
33
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala
permasalahannya.
k. Kehidupan politik
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organ reprroduksi jantan terdir iatas penis, yang merupakan organ
reproduksi eksternal yang berfungsi dalam senggama untuk mengantarkan sperma
ke dalam tubuh wanita. Organ repduksi lainnya adalah skrotum, testis, epididimis,
vas deferens, urethra.
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ
reproduksi luar. Organ reproduks idalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran
reproduksi (saluran kelamin). Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari
oviduk, uterus dan vagina. Sedangkan organ reproduksi luar pada wanita berupa
vulva.
Gametogenesis adalah suatu proses yang mengubah plasma germinal
menjadi sel-sel kelamin yang sangat terspesialisasi sehingga mampu melakukan
fertilisasi untuk kemudian menjadi individu baru, yang terdiri atas oogenesis dan
spermatogenesis.
Fertilisasi merupakan proses peleburan dua gamet, antara gamet jantan dan
gamet betina. Beberapa fase dalam fertlisisasi adalah penembusan corona radiata,
penembusan zona pellusida, dan terakhir adalah penyatuan ovum dan sel sperma.
3.2 Saran
Adapun “tiada gading yang tak retak” dan laporan yang kami susun ini masih banyak
kekurangannya. Untuk itu, kami sebagai penulis, mengharap kritik dan masukkan
guna hasil penulisan yang lebih baik nantinya. Dan kami berharap, laporan yang
kami tulis ini dapat bermanfaat pada mahasiswa kedokteran pada khususnya dan
orang lain yang membaca pada umumnya
35
DAFTAR PUSTAKA
T.W Sadler. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi 12. 2014. Jakarta: EGC
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21471/Chapter%20II.pd;jsess
ionid=631F206BF8666B5FEE09E2DC275775EA?sequence=4
36
37