Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses
ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat
sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Tahap awal
perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel
sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi
akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zigot dan akan
melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan
dan perkembangan menjadi embrio.

1.2 Tujuan

Tujuan dari diskusi kelompok kecil ini adalah agar mahasiswa mampu :
1. Memahamidanmenjelaskangametogenesis
2. Memahamidanmenjelaskanembriogenesis
3. Memahamidanmenjelaskantahapantumbuhkembanganak
4. Memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak

1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam mengenai gametogenesis,
embriogenesis, tahapan tumbuh kembang anak, dan faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak sehingga dapat menjadi dasar dalam
pembelajaran materi – materi lebihlanjut.

1
BAB II

PEMBAHASAN DAN ISI

Skenario

Menjelang pleno tumbuh-kembang . . .

Tri : Teman-teman, aku masih belum paham tentang konsep embriologi ini. Ada
yang bisa menjelaskan sama aku ngga?

Nasya : Bagian mana yang masih bingung Tri? Fertilisasi, blastogenesis

Implantasi, atau tahapan pembentukannya?

Tri : Tahapan perkembangannya, yang disebut periode embriogenik lanjut itu


yang mana?

Nasya : Embriogenik langsung itu dimulai sejak minggu ke-25 sampai lahir. Setelah
lahir, si anak ini mulai mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Tiba-tiba Yoga ikut nimbrung percakapan...

Yoga : Eh..eh, periode tumbuh kembang anak itu terjadi sampai usia berapa sih?

Nasya dan Tri bersamaan mengangkat kedua bahu mereka lalu meninggalkan Yoga
yang kebingungan sendiri.

STEP 1 : IDENTIFIKASI ISTILAH SULIT

1. Implantasi
proses menempelnya zigot pada endometrium
2. Embriologi
cabang ilmu tentang perkembangan embrio
3. Blastogenesis
proses pembentukan blastula (terdiri dari cairan dan lapisan epiblast dan
hipoblast)
4. Fertilisasi

2
penyatuan sel sperma dan ovum dimana sel sperma dan ovum yang matang
menghasilkan zigot
5. Periode embrionik
fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup pada tahap embrio
6. Pertumbuhan
proses perubahan fisik, proses perubahan jumlah, ukuran dan tidak dapat
kembali seperti asal. Bersifat kuantitatif.
7. Perkembangan
bersifat kualitatif. Contohnya, dapat berbicara, berjalan, dan sebagainya.

STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bagaimana proses pembentukan sperma dan ovum?


2. Bagaimana proses perkembangan sperma dan ovum?
3. bagaimana konsep embrionik?
4. Bagaimana perkembangan dari embrionik?
5. Apa yang dimaksud dengan periode embrionik lanjut?
6. Bagaimana proses perkembangan organ?
7. Bagaimana regulasi hormon mulai dari fertilisasi hingga melahirkan?
8. Mengapa tumbuh kembang anak hanya sampai usia 14 tahun?
9. Bagaimana proses tumbuh kembang anak?
10. Apa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
11. Kenapa sperma yang mendatangi ovum? Mengapa bukan ovum yang
mendatangi sperma?
12. Mengapa hanya ada satu sperma yang dapat menembus ovum? Dan
bagaimana konsentrasi asam-basa pada vagina?
13. Pergerakan janin apakah hanya dikarenakan pertumbuhan otot saja atau ada
hal lain?
14. Kapan pertumbuhan dari benih gigi?
15. Mengapa bisa terjadi mandul?
16. Bagaimana proses keguguran dan apa penyebabnya?

3
STEP 3 : ANALISA MASALAH

1.

2. sudah terjawab
3. konsep embrionik meliputi :
1) Fertilisasi : pembuahan ovum oleh sperma
2) Zigot : terjadi pembelahan hingga 32 sel (cleavage) kemudian menjadi
blastomer.
3) Morula : sudah 32 sel dan berbentuk seperti bola
4) Blastula : morula berkembang menjadi blastokista kemudian membesar
dan berimplantasi pada selaput lender uterus lalu terbentuk sel epiblast
dan hipoblast. Sel-sel ini yang nantinya akan membentuk ektoderm,
mesoderm, dan endoderm. Ektoderm membentuk SSP, kuku, kulit, dan
rambut. Mesoderm dari epiblast membentuk paru-paru, urogeni, otot, dan
jantung. Endoderm dari hipoblast.
5) Glastula : Pembentukan cakram mudigah trilaminer.
4. sudah terjawab pada nomor 1

4
5. - fertilisasi sampai morula: minggu ke-1

- blastokista sampai implantasi: minggu ke-2

- glastrulasi: minggu ke-3

- garis primitive ke lateral dan anterior: minggu ke-4

- organogenesis awal: minggu ke-4 sampai awal minggu ke-8. Disebut juga
tahap embrionik lanjut.

6. dijawab pada dkk 2.

7. adapun hormone yang berperan dalam fertilisasi hingga melahirkan


diantaranya adalah estrogen (pematangan ovum), progesteron (implantasi),
FSH dan HCG (pada awal kehamilan meningkat), FSH (meningkat pada saat
melahirkan).

8. karena pada saat itu hormon sex muncul dan hormon pertumbuhan
beralih/diganti menjadi hormone sex

9. dibagi menjadi prenatal dan post natal.

Postnatal:

1. Neonatus (0-28 hari)


Beradaptasinya sistem organ
2. Masa bayi (1-12 bulan)
3. Masa pra-sekolah
Kemampuan berfikir/kognitif lebih cepat
4. Remaja
Pertumbuhan wanita 2 tahun lebih cepat daripada laki-laki. Pada
masa ini terjadi peningkatan massa otot pada laki-laki dan tumbuh
bulu pada bagian-bagian tertentu.

10. – gizi ibu hamil

- mekanis : kurangnya produksi cairan ketuban

- toxin / zat kimia berbahaya

5
- endokrin

- radiasi

- infeksi

- psikologi ibu : stress

- genetik : kelainan kromosom

- lingkungan

- trauma : dalam kedokteran gigi dapat merubah susunan gigi

11. Karena pada ovum terdapat badan polar yang memiliki kutub-kutub,
sehingga dapat menarik sperma
12. Karena ovum mengeluarkan enzim hidrolitik dan terjadilah pengerasan pada
zona pelusida. Untuk pH dari vagina akan dijawab pada dkk2.
13. Pergerakan janin terjadi karena pertumbuhan otot dan juga bisa karena
stimulasi dari luar contohnya didengarkan lantunan ayat suci, janin diajak
berbicara, dan lain lain. Namun hal ini masih akan kami cari tahu lebih lanjut
pada dkk 2.
14. Dijawab pada dkk2
15. Penyebabnya bisa karena obat-obatan contohnya pada pria yaitu obat
steroid untuk meningkatkan massa otot hal ini dapat menyebabkan
pengalihan fungsi testosteron yang awalnya focus terhadap pembentukan
sperma menjadi beralih untuk perbesaran massa otot. Selain itu ada pun
ejakulasi yaitu menambah kecepatan sperma untuk menembus ovum namun
jika pH vagina terlalu asam maka sperma dapat mati. Kemudian karena
radiasi, hal ini berpengaruh terhadap sperma karena dapat menyebabkan
kematian sel. Pada wanita kemandulan terjadi karena sel telur tidak
diproduksi atau lambat diproduksinya.
16. Penyebab keguguran bisa jadi karena gizi ibu kurang baik sehingga
kandungannya menjadi lemah, trauma mekanis contohnya jatuh, konsumsi
obat-obatan, stress, dan lingkungan.

6
STEP 4: STRUKTURISASI KONSEP

EMBRIOLOGI

TUMBUH
GAMETOGENESIS
KEMBANG

EMBRIOGENESIS PROSES FAKTOR

PRE NATAL POST NATAL

STEP 5: LEARNING OBJECTIVE

1) Mahasiswa mampu menjelaskan proses gametogenesis


2) Mahasiswa mampu menjelaskan proses embrigenesis
3) Mahasiswa mampu menjelaskan proses tumbuh kembang anak
4) Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi proses tumbuh
kembang anak

STEP 6: BELAJAR MANDIRI

Dalam tahap belajar mandiri ini, setiap individu kelompok melakukan kegiatan
belajar baik mandiri maupun kelompok dengan mempelajari semua hal yang
berkaitan dengan learning objectives dari berbagai sumber referensi yang valid.

STEP 7 : SINTESIS
1. Proses Gametogenesis

7
Gametogenesis merupakan proses pembentukan dari sel kelamin. Pada
wanita prosesnya disebut oogenesis sementara pada pria adalah
spermatogenesis.
Berikut pemaparan dari proses-proses tersebut:

a. Oogenesis
Oogenesis adalah proses terjadinya diferensiasi oogonia menjadi oosit
matur.Maturasi Oosit Dimulai Sebelum Lahir Setelah PGC (Primordial Germ
Cells) sampai di dalam gonad seseorang yang secara genetik adalah
perempuan, PGC berdiferensiasi menjadi oogonia (Gambar 2.16A,B). Sel-sel
ini mengalami sejumlah pembelahan mitosis, dan di akhir bulan ketiga,
tersusun dalam kelompokkelompok yang dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel
epitel gepeng (Gambar 2.17 dan 2.18). Sementara semua oogonia dalam
satu kelompok kemungkinan berasal dari satu sel tunggal, sel epitel gepeng,
yang dikenal sebagai sel folikular, berasal dari epitel permukaan yang
melapisi ovarium. Sebagian besar oogonia terus membelah melalui mitosis,
namun beberapa menghentikan pembelahan selnya pada tahap profase
meiosis I dan membentuk oosit primer (Gambar 2.16C dan 2.17A). Selama
beberapa bulan kemudian, jumlah oogonia meningkat pesat dan pada bulan
kelima perkembangan pranatal, jumlah total sel germinativum di dalam
ovarium mencapai jumlah maksimalnya, yang diperkirakan berjumlah 7 juta.
Pada saat ini, dimulailah kematian sel, dan banyak oogonia dan oosit primer
berdegenerasi dan menjadi atresia. Pada bulan ketujuh, sebagian besar
oogonia telah berdegenerasi kecuali beberapa yang berada di dekat
permukaan. Semua oosit primer yang bertahan hidup telah memasuki tahap
profase meiosis I dan, kebanyakan dari oosit tersebut, masing-masing
dikelilingi oleh suatu lapisan sel epitel gepeng folikular( Gambar 2.17B). Satu
oosit primer, bersama dengan sel-sel epitel gepeng yang mengelilinginya,
disebut sebagai folikel primordial

8
(Gambar 2.18A). Maturasi Oosit Berlanjut Saat Pubertas Menjelang kelahiran,
seluruh oosit primer telah memulai tahap profase meiosis I, tetapi tidak berlanjut ke
metafase, melainkan oosit ini memasuki tahap diploten, yaitu tahap istirahat selama
profase yang ditandai oleh adanya jala-jala kromatin (Gambar 2.17C).

Oosit primer tetap tertahan pada tahap profase dan tidak menyelesaikan
pembelahan meiosis I sebelum mencapai pubertas. Keadaan tertahan ini
ditimbulkan oleh oocyte maturation inhibitor (OMI), peptida kecil yang disekresikan
oleh sel folikular. Jumlah total oosit primer saat lahir diperkirakan bervariasi dari
600.000hingga 800.000. Selama masa kanak-kanak, sebagianbesar oosit menjadi

9
atresia, hanya sekitar 40.000 yangada saat permulaan pubertas, dan kurang dari
500 yang akan diovulasikan. Beberapa oosit yang mencapai maturitas pada tahap
akhir kehidupannya lanjut telah berada dalam keadaan dorman pada tahap diploten
pada pembelahan meiosis I selama 40 tahun atau lebih sebelum mengalami ovulasi.
Tidak diketahui apakah tahap diploten merupakan fase yang paling tepat untuk
melindungi oosit terhadap pengaruh lingkungan. Fakta bahwa meningkatnya risiko
mempunyai anak dengan abnormalitas kromosom seiring bertambahnya usia ibu,
menunjukkan bahwa oosit primer rentan terhadap kerusakan seiring dengan
penuaan.

Saat pubertas, terbentuk cadangan folikel yang sedang tumbuh dan terus
dipertahankan oleh pasokan folikel primordial. Setiap bulan, 15 hingga 20
folikel yang dipilih dari cadangan ini menjadi matur. Beberapa kemudian mati,
sementara lainnya mulai mengumpulkan cairan di dalam rongga yang
disebut antrum, sehingga masuk pada tahap antral atau vesikular (Gambar
2.19A). Cairan terus berakumulasi sedemikian rupa, sehingga sesaat
sebelum ovulasi, folikel cukup membesar dan

disebut folikel vesikular matur atau folikel Graaf (Gambar 2.19B). Tahap
antral adalah tahap terlama, sedangkan tahap vesikular matur berlangsung
sekitar 37 jam sebelum ovulasi. Ketika folikel primordial mulai tumbuh, sel-sel

10
folikular di sekitarnya berubah dari gepeng menjadi kuboid dan berproliferasi
menghasilkan epitel sel granulosa yang berlapis, dan unit yang terbentuk
disebut folikel primer (Gambar 2.18B, C). Sel granulosa terletak di
membrana basalis yang memisahkannya dari jaringan ikat ovarium (sel
stroma) di sekitarnya yang membentuk teka folikuli. Sel-sel granulosa dan
oosit juga menyekresikan lapisan glikoprotein di permukaan oosit,
membentuk zona pelusida (Gambar 2.18C). Seiring dengan pertumbuhan
folikel, sel-sel teka folikuli tersusun membentuk lapisan bagian dalamsel-sel
sekretorik, disebut teka interna, dan kapsulfibrosa di bagian luar, disebut
teka eksterna. Selselfolikular juga membentuk tonjolan kecil sepertijari yang
menembus zona pelusida dan berjalindengan mikrovilus membran plasma
oosit.Penonjolan ini penting untuk transpor material dari sel folikular ke oosit.

Seiring dengan berlanjutnya perkembangan, muncul ruang berisi cairan di


antara sel-sel granulosa.Penyatuan ruang-ruang ini membentuk antrum, dan
folikelnya disebut folikel vesikular atau antral. Mulamula, antrum berbentuk
bulan sabit, namun seiring dengan waktu, antrum ini membesar (Gambar
2.19). Sel-sel granulosa yang mengelilingi oosit tetap utuh dan membentuk
kumulus ooforus. Saat masa maturitas, folikel vesikular matur (Graaf) dapat
berdiameter 25 mm atau lebih. Folikel ini dikelilingi oleh teka interna, yang
terdiri dari sel-sel dengan ciri-ciri menyekresi steroid, kaya pembuluh darah,
dan teka eksterna, yang secara bertahap menyatu dengan jaringan ikat
ovarium (Gambar 2.19).Pada setiap siklus ovarium, sejumlah folikel
mulaiberkembang, tetapi biasanya hanya satu yang mencapai maturitas
sepenuhnya. Folikel lainnya berdegenerasi dan menjadi atresia. Ketika folikel
sekunder menjadi matur, lonjakan luteinizing hormone (LH) memicu fase
pertumbuhan praovulasi. Meiosis I tertuntaskan, menghasilkan pembentukan
dua sel anak dengan ukuran yang berbeda, masing-masing memiliki 23
kromosom berstruktur ganda (Gambar 2.20A,B). Satu sel, oosit sekunder,
menerima sitoplasma paling banyak; lainnya, badan polar pertama, nyaris
tidak mendapatkan sama sekali. Badan polar pertama terletak di antara zona
pelusida dan membran sel oosit sekunder di dalam ruang perivitelina
(Gambar 2.20B). Kemudian sel memasuki meiosis II tetapi terhenti pada

11
tahap metafase sekitar 3 jam sebelum ovulasi. Meiosis II tertuntaskan hanya
jika oosit mengalami fertilisasi; bila tidak, sel berdegenerasi dalam waktu 24
jam sesudah ovulasi. Badan polar pertama dapat mengalami pembelahan
kedua (Gambar 2.20C).

12
Gametogenesis

b. Spermatogenesis
Spermatogenesis, yang dimulai saat pubertas,mencakup seluruh proses
yang mengubah spermatogonia menjadi spermatozoa. Saat lahir, sel
germinativum pada bayi laki-laki dapat dikenali di dalam korda seks testis
sebagai sel-sel pucat besar yang dikenali oleh sel penunjang. Sel-sel
penunjang, yang berasal dari epitel permukaan testis dengan cara yang sma
seperti sel folikular, menjadi sel sustentakular, atau sel sertoli.
Sesaat sebelum pubertas, korda seks membentuk tubulus seminiferus.
Hampir pada saat yang bersaamaan, PGC membentuk sel punca
spermatogonia. Dalam interval yang teratur, sel-sel bermunculan dari
populasi sel punca ini, membentuk spermatogonia tipe A, dan produksinya
menandai permulaan spermatogenesis. Sel sel tipe A mengalami sejumlah
pembelahan mitosis terbatas untuk membentuk klona sel. Pembelahan sel
yang terakhir membentuk spermatogonia tipe B, yang kemudian membelah
membentuk spermatosit primer, kemudian secara cepat membentuk
spermatosit sekunder pada pembelahan meiosis I. Selama pembelahan
meiosis II, sel sel ini segera mulai membentuk spermatid haploid.

13
2. Proses Embriogenesis

EMBRIOGENESIS

Menurut Dorland’s Illustrated Medical Dictionary, Embriogenesis adalah:

1. Produksi dari embrio ; 2.perkembangan dari individu yang baru yang


terjadi secara seksual yaitu dari zigot. Secara umum, embriogenesis adalah
proses pembelahan sel dan diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi
pada saat tahap-tahap awal dari perkembangan manusia. Tepatnya,
embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu dan menyatu dengan
ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari
perkembangan manusia (Langman,1994)

TAHAP-TAHAP EMBRIOGENESIS
1. Fertilisasi

Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita, yang terjadi di
daerah ampulla tuba fallopii. Spermatozoa bergerak dengan cepat dari

14
vagina ke rahim dan selanjutnya masuk kedalam saluran telur.Pergerakan
naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Sebelum
spermatozoa dapat membuahi oosit, mereka harus mengalami proses
kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman, 1994).
Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi
wanita, yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu ini,
suatu selubung dari glikoprotein dari protein - protein plasma segmen
dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom
spermatozoa. Hanya sperma yang menjalani kapasitasi yang dapat melewati
sel korona dan mengalami reaksi akrosom (Langman, 1994).
Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi
oleh protein - protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim -
enzim
yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-
zat
serupa tripsin (Langman, 1994).
Fase fertilisasi mencakup fase 3 fase:
1. Penembusan korona radiata.
Spermatozoa - spermatozoa yang mengalami kapasitasi tidak akan sulit
untuk menembusnya (Langman, 1994)

2. Penembusan zona pelusida.


Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein yang mempertahankan
pengikatan sperma dan menginduksi reaksi kromosom. Hanya 1
spermatozoa diantara 200-300 juta spermatozoa yang ada di saluran kelamin
yang berhasil menembus zona pelusida. Saat spermatozoa masuk ke dalam
membrane oosit, spermatozoa lain tidak akan bisa masuk lagi karena aktifasi
dari enzim oosit sendiri (Langman, 1994)

3.Fusi oosit dan membran plasma.


Spermatozoa bergerak masuk ke membrane oosit dan mencapai inti oosit.
Perlu diketahui bahwa spermatozoa dan oosit masing-masing memiliki 23
kromosom (haploid), selama masa penyatuan masing-masing pronukleus

15
melakuka n sintesis DNA. Segera setelah sintesis DNA, kromosom tersusun
dalam gelendong untuk melakukan pembelahan secara mitosis yang normal.
Dua puluh tiga kromosom
dari ibu dan dua puluh tiga kromosom dari ayah membelah sepanjang
sentromer, dan kr o mat id-kromatid yang berpasangan tersebut saling
bergerak ke kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel zigot yang
masing-masing mempunyai jumlah kromosom yang normal (Langman,1994).

Pembelahan
Kira-kira 24 jam setelah fertilisasi, oosit yang telah dibuahi mulai pembelahan
pertamanya (Anonimus, 2010). Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia
menjalani serangkaian pembelahan mitosis yang mengakibatkan
bertambahnya jumlah sel dengan cepat. Sel ini dikenal sebagai blastomer
yang akan berbentuk seperti gumpalan yang padat (Langman, 1994). Kira-
kira setelah 3 hari setelah pembuahan, sel-sel embrio yang termampatkan
tersebut, membelah lagi membentuk morula (Langman, 1994).Morula adalah,
kumpulan dari 16-30 sel blastomere. Karena sel-sel ini muncul dari
pembelahan (cleavage) dari zigot dan semua terdapat pada zona pelusida
yang tidak membesar, jadi pertumbuhannya tidak banyak terlihat. Massa sel
dalam akan membentuk jaringan-jaringan embrio yang sebenarnya,
sementara massa sel luar akan membentuk trofoblastt, yang kemudian ikut
membentuk plasenta (Langman,1994).

16
Pembentukan blastokista,embrioblast, dan rongga amnion.
Pada hari ke-4 setelah insemina si, sel terluar dari morula yang masih
diselubungi dengan zona pelucida mulai berkumpul membentuk suatu
pemadatan (Anonimus, 2010). Sebuah rongga terbentuk pada di interior
blastokista dan Kira-kira pada waktu morula memasuki rongga rahim, cairan
mulai menembus zona pelusida masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di
massa sel dalam (inner cell mass). Sel -sel embrio berkembang dari inner
cell mass yang sekarang disebut embrioblastt. Sedangkan sel-sel di massa
sel luar atau trofoblast, menipis dan membentuk dinding epitel untuk
blastokista. Zona pelusida kini sekarang sudah menghilang, sehingga
implantasi bisa dimulai (Langman, 1994).

Pada akhir hari ke-5 embrio melepaskan diri dari zona pelusida yang
membungkusnya. Melalui serangkaian siklus pengembangan kontraksi
embrio menembus selimut pelusida. Hal ini didukung oleh enzim yang dapat
melarutkan zona pelusida pada kutub embrionik. Pelepasan embrio ini
dinamakan hatching
(Anonimus, 2010)

17
Polaritas dari embrio dapat terlihat pada waktu pembentukan kutub embrionik
dan kut ub abemrioalik. Ha ini jelas terlihat ketika meneliti blastokista dimana
inner cell mass sudah terbentuk. Polaritas lebih terfokus pada satu kutub dari
interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer (Anonimus, 2010).

Pada perkembangan hari ke-8, blastokista sebagian terbenam di dalam


stroma endometrium. Pada daerah di atas embrioblast, trofoblast
berdiferensiasi menjadi 2 lapisan: (a) sitotrofoblast ,(b) sinsitiotrofoblast.
Trofoblast mempunyai kemampuan untuk menghancurkan dan mencairkan
jaringan permukaan endometrium dalam masa sekresi, yaitu sel-sel deci dua
(Prawiroharjo, 2000). Sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi
dua lapisan, yaitu lapisan hipoblast dan epiblast. Sel-sel dari masing -
masing lapisan mudigah membentuk sebuah cakram datar dan keduanya

18
dikenal sebagai cakram mudigah bilaminer. Pada saat yang sama terdapat
rongga kecil muncul di dalam epiblast, dan rongga ini membesar menjadi
rongga amnion (Langman, 1994). Pada hari ke-9, blastokista semakin
terbenam di dalam endometrium, dan luka berkas penembusan pada
permukaan epitel ditutup dengan fibrin, pada masa ini terlihat proses
lakunaris, dimana vakuo la-vakuola apa sinsitium trofoblast menyatu
membentuk lacuna - lakuna yang besar. Sementara pada kutub anembrional,
sel-sel gepeng bersama dengan hipoblast membentuk lapisan eksoselom
(kantung kuning telur primitif) (Langman, 1994).

Pada hari ke-11 dan 12, blastokista telah tertanam sepenuhnya di dalam
stroma endometrium. Trofoblast yang ditandai dengan lacuna dan sinsitium
akan membentuk sebuah jalinan yang saling berhubungan, Sel-sel
sinsitiotrofoblast menembus lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan
endotel pembuluh -pembuluh kapiler ibu.Pembuluh - pembuluh rambut ini
tersumbat dan melebar dan
dikenal sebagai sinusoid. Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan
sinusoid, dan darah ibu mulai mengalir melalui system trofoblast, sehingga
terjadilah sirkulasi utero - plasenta (Langman, 1994). Semetara itu,
sekelompok sel baru muncul di antara permukaan dalam sitotrofoblast dan
permukaan luar rongga eksoselom. Sel-sel ini berasal dari kantong kuning
telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung yang disebut
mesoderm ekstraembrional; di mana pada akhirnya akan mengisi semua
ruang antara trofoblastt di sebelah luar dan amnion beserta selaput
eksoselom di sebelah dalam ( langman, 1994)

Cakram mudigah trilaminer

Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio trilaminer,


terjadi pr oses epit helio-mesenchymal layer (gastrulasi pada vertebrata kelas
bawah). Gastrulasi dimulai dengan pembentukan primitive streak (garis
primitive). pada permukaan epiblast (Langman, 1994). Selama periode ini
embrio mengalami perubahan - perubahan yang cukup menonjol (Anonimus,
2010). Sel-sel epiblast berpindah mengikut i garis primitive untuk membentuk

19
mesoderm dan entoderm intraembrional. Setelah tiba di daerah garis
tersebut, sel-sel ini menjadi bentuk seperti botol, memisahkan diri dari
epiblast dan endoderm yang baru saja terbentuk untuk membentuk
mesoderm. Sel-sel yang tetap berada di epiblast kemudian membentuk
ectoderm. Dengan demikian epiblast, walaupun terjadi proses gastrulasi,
merupakan sumber dari semua lapisan germinal pada embrio
(yaitu,ektoderm, mesoderm, dan endoderm) (Langman, 1994).

3. Proses tumbuh kembang anak


A. Pertumbuhan Janin Dalam Kandungan

1) Tahap Germinal (konsepsi sampai 2 minggu)

Perhitungan kehamilan di mulai sekitar 2 minggu sebelum konsepsi


atau pada hari pertama menstruasi terakhir. Pada waktu ovulasi, telur
keluar dari ovarium dan masuk ke dalam tuba fallopii. Di tuba, telur
hidup sekitar satu hari dan apabila terjadi pembuahan oleh
spermatozoa, telur menjadi fertile. Konsepsi adalah bersatunya
nucleus telur dengan nucleus spermatozoa sehingga akan terbentuk
nucleus dengan satu set kromosom. Sekitar 1 minggu setelah
konsepsi, telur yang dibuahi tersebut akan tumbuh dan menempel
pada dinding uterus yang disebut dengan peristiwa implantasi.
Implantasi ini terjad isekitar 7-10 hari setelah konsepsi. Dengan
implantasi ini, zigot akan menjadi parasit yang membuat dinding
uterus menebal dan pembuluh darah membesar untuk member
makan zigot. Otot uterus juga membesar mengikuti besarnya janin
yang ada di dalam kandungan.

Tahap germinal ini merupakan tahap awal dan terpendek. Tahap ini
ditandai oleh pembelahan sel dan melekatnya zigot pada dinding
uterus. Tiga hari setelah pembuahan, zigot mengandung 32 sel dan
jumlahnya menjadi 2 kali lipat pada hari berikutnya. Dalam satu
minggu, zigot telah menjadi 100-150 sel. Setelah itu, sel membelah

20
dengan cepat dan di ikuti pula spesifikasi fungsi sel. Pada tahap ini,
praktis tidak ada perubahan ukuran karena tidak ada sumber
makanan dari luar.

2) Tahap Embrio (2 minggu sampai 8 minggu)

Pada tahap ini, zigot sudah menjadi embrio dan sudah melekat
dengan baik pada dinding uterus. Organ tambahan (plasenta < tali
pusat, dan kantung amnion) juga berkembang. Melalui plasenta inilah
janin mendapatkan makanan dari ibu, termasuk oksigen, nutrient,
obat-obatan, hormone, dan zat-zat lain yang bias lewat dari ibu ke
janin. Karena itu ibu harus menjaga diri terhadap zat-zat yang dapat
membahayakan janin yang dikandungnya, seperti alcohol, rokok,
kafein, dan obat-obatan tertentu.

3) Tahap Janin (8 minggu)

Pada bulan kedua, minggu ke 7 - 8, terjadi pertumbuhan janin yang


paling dramatic. Setiap sel dalam embrio tahu tugasnya masing-
masing. Pada minggu ke-8, kepala akan tampak berbeda dari bagian
tubuh lainnya, dan mengandung sel-sel saraf. Berat janin pada umur
8 minggu sekitar 1 gram dengan Panjang 2,5 cm. Pada 12 minggu,
beratnya menjadi 14 gram dan panjangnya 7,5 cm. jenis kelamin bisa
di kenali pada akhir trimester I.

B. Tumbuh Kembang Normal Pada Anak


1) Berat Badan
Bayi yang lahir cukup bulan akan kehilangan berat badan sekitar 5-
10% pada 7 hari pertama dan berat badan waktu lahir akan kembali
pada hari ke 7-10.

Perkiraan berat badan anak adalah sebagai berikut :

a. Berat badan :

21
- 2 kali BB lahir : 4-5 bulan
- 3 kali BB lahir : 1 tahun
- 4 kali BB lahir : 2 tahun
b. Rata-rata berat badan :
- 3,5 kg pada waktu lahir
- 10 kg pada umur 1 tahun
- 20 kg pada umur 5 tahun
- 30 kg pada umur 10 tahun
c. Kenaikan berat badan per bulan pada tahun pertama, berkisar antara
:
- 700-1000 gram/bulan pada triwulan I
- 500-600 gram/bulan pada triwulan II
- 350-450 gram/bulan pada triwulan III
- 250-350 gram/bulan pada triwulan IV
d. Kenaikan berat badan per hari
- 20-30 gram pada 3-4 bulan pertama
- 15-20 gram pada sisa tahun pertama

2) Tinggi Badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. secara garis
besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut :
- 1 tahun : 1,5 x TB lahir
- 4 tahun : 2 x TB lahir
- 6 tahun : 1,5 x TB setahun
- 13 tahun : 3 x TB lahir
- Dewasa : 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)

3) Kepala

Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata adalah 34 - 35 cm dan l


ingkar kepala ini lebih besar dari pada lingkar dada. Pada anak usia 6

22
bulan, lingkar kepala rata-rata adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2
tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm. Jadi pertambahan lingkar kepala pada
6 bulan pertama adalah 10 cm, atau sekitar 50% pertambahan lingkar
kepala sejak dari lahir sampai dewasa terjadi pada 6 bulan pertama
kehidupan.

4) Organ-Organ Tubuh

Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri.


Secara umum, terdapat 4 pola/jenis pertumbuhan organ, yaitu :

- Pola umum (general pattern)


- Pola neural (brain & head pattern)
- Pola limfoid (lymphoid pattern)
- Pola genital (reproductive pattern)

Pertumbuhan yang mengikuti pola umum adalah pertumbuhan


tulang Panjang, otot skelet (pada neonates 20-25% berat badan,
setelah dewasa 40% berat badan), system pencernaan, pernapasan,
peredarandarah, dan volume darah.

Pertumbuhan otak bersama-sama tulang tengkorak yang


melindunginya, mata, dan telinga berlangsung lebih dini. Beratotak
sewaktu lahir adalah 25% berat otak dewasa. Pada umur 2 tahun
75% dan pada usia 10 tahun sudah 95% berat otak dewasa.

Pertumbuhan jaringan limfoid agak berbeda dari pertumbuhan bagian


tubuh lainnya. Pertumbuhan mencapai maksimum sebelum masa
adolesen. Kemudian pertumbuhannya menurun hingga mencapai
ukuran dewasa.

Organ-organ reproduksi mengikuti pola genital, yakni


pertumbuhannya lambat pada praremaja, kemudian disusul pacu
tumbuh yang pesat pada masa adolesen.

23
5) Perkembangan Gerakan Motorik Kasar

Aspek ini berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, serta


melibatkan otot-otot besar. Arah perkembangan motoric adalah
sefalokaudal dan proksimodistal, serta dari umum ke spesifik, atau
dari kemampuan gerakan motoric kasar ke motoric halus.

Umur Rata-
Red Flag
Keterampilan Motorik Kasar Rata
(Bulan)
(Bulan)

Berguling dari telungkup ke terlentang 3,6 6-8

Berguling dari terlentang ke telungkup 4,8 9

Duduk di sokong 5,3 6

Duduk tanpa di sokong 6,3 8-10

Merayap 6,7

Duduk dari posisi berbaring 7,5

Merangkak 7,8 12

Berdiri berpegangan dari posisi duduk 8,1 12

Berjalan berpegangan meja 8,8

Jalan tanpa berpegangan 11,7 15-18

Jalan kebelakang 14,3

Berlari 14,8 21-24

Perkembangan motorik kasar berdasarkan kelompok umur

Usia 0-3 bulan :

24
- Mengangkat kepala setinggi 45 derajat dan dada di tumpu lengan
pada waktu tengkurap
- Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah

Usia 3-6 bulan :

- Berbalik dari telungkup ke telentang


- Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
- Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil

Usia 6-9 bulan :

- Duduk sendiri (dalam sikap bersila)


- Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
- Merangkak meraih mainan atau mendekati orang

Usia 9-12 bulan :

- Mengangkat badannya ke posisi berdiri


- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi
- Dapat berjalan dengan di tuntun

Usia 12-18 bulan

- Berdiri sendiri tanpa berpegangan


- Membungkuk untuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
- Berjalan mundur 5 langkah

Usia 18-24 bulan

- Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik


- Berjalan tanpa terhuyung-huyung

Usia 24-36 bulan

- Jalan menaiki tangga sendiri


- Dapat bermain dan menendang bola kecil

Usia 36-48 bulan

- Berdiri pada satu kaki selama 2 detik

25
- Melompat dengan kedua kaki diangkat
- Mengayuh sepeda roda tiga

Usia 48-60 bulan

- Berdiri pada satu kaki selama 6 detik


- Melompat-lompat dengan satu kaki
- Menari

Usia 60-72 bulan

- Berjalan lurus
- Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik

6) Perkembangan Gerakan Motorik Halus

Aspek ini berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati


sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu
saja, dengan bantuan otot-otot kecil serta memerlukan koordinasi
yang cermat dari mata, tangan dan jari. Perkembangan gerakan
motoric halus terjadi terutama setelah anak dapat melakukan control
kepalanya. Perkembangan motorik halus merupakan keterampilan
penting yang membedakan manusia dengan sebagian besar
binatang. Misal kemampuan untuk menggambar, memegang suatu
benda.

Umur Rata- Red Flag

Keterampilan Motorik Halus Rata


(Bulan)
(Bulan)

Tidak mengepal 2,7 4

Memainkan jemari ke arah garis 3


pertengahan tubuhnya

26
Memindahkan benda melewati garis 4,1 6-8
pertengahan tubuhnya

Menggenggam dengan seluruh tangan 4,7

Overhand raking grasp 5,7

Menjimpit dengan 3 jari 7,8

Memilah-milah dengan jari 9,4

Menjepit dengan 2 jari 9,9 12

Melepaskan objek sesuai keinginan 11 15

Membuat bentuk titik-titik dengan krayon 11,5

Memasukkan 10 kubus ke dalam gelas 16

Mencoret-coret 17,5

Menumpuk 3 kubus ke atas 21,3 24

Membangun rangkaian balok secara 22,3


horizontal

Melempar horizontal dan vertical 25,1

Membangun rangkaian balok secara 29,6


vertical

Membangun jembatan dengan 3 kubus 31,1

Menggambar lingkaran 32,6

Menggambar orang dengan kepala 35,7


ditambah 1 bagian tubuh lainnya

27
Perkembangan motorik halus berdasarkan kelompok umur

Usia 0-3 bulan

- Menahan barang yang dipegangnya


- Menggapai mainan yang digerakkan
- Menggapai ke arah objek yang tiba-tiba dijauhkan dari
pandangannya

Usia3-6 bulan

- Menggenggam pensil
- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
- Memegang tangannya sendiri

Usia 6-9 bulan

- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya


- Memungut dua benda, masing-masing tangan memegang satu
benda pada saat yang bersamaan
- Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup

Usia 9-12 bulan

- Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan


- Menggenggam erat pensil
- Memasukkan benda ke mulut

Usia 12-18 bulan

- Menumpuk dua buah kubus


- Memasukkan kubus ke dalam kotak

Usia 18-24 bulan

- Bertepuk tangan, melambai-lambai


- Menumpu ke empat buah kubus
- Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

28
- Menggelindingkan bola ke arah sasaran

Usia 24-36 bulan

- Mencoret-coret pensil pada kertas

Usia 36-48 bulan

- Menggambar garis lurus


- Menumpuk 8 buah kubus

Usia 48-60 bulan

- Menggambar tanda silang


- Menggambar lingkaran
- Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh (kepala, badan,
lengan)

Usia 60-72 bulan

- Menangkap bola kecil dengan kedua tangan


- Menggambar segiempat

4. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

1. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar yang memunyai peran utama


dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui
instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi,
dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.

Yang termasuk dalam faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau
bangsa dan ada pula kelainan bawaan yang disebabkan oleh kelainan
kromosom seperti sindrom Down, sindrom Turner dan sebagaianya.

2. Faktor Lingkungan

29
Lingkungan merupakan fakto yang sangat menentukan tercapai tidaknya
potensi genetik. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya
potensi genetik, sedangkan lingkungan yang tidak akan menghambatnya.
Lingkungan ini merupakan lingkungan biofisikopsikososial yang
mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir
hayatnya.

Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :

a. Faktor lingkungan pranatal

b. Faktor lingkungan perinatal

c. Faktor lingkungan pascanatal

3. Faktor Psikososial

a. Stimulasi

Stimulasi dari lingkungan merupakan hal yang pentin untuk tumbuh


kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur
akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang/tidak mendapat stimulasi.

b. Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan memberikan


lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya perpustakaan, buku-
buku yang menarik minat baca anak dan bermutu, suasana tempat
belajar yang tenang, sekolah yang tidak terlalu jauh, serta sarana
lainnya.

c. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar ( reinforcement/reward and


punishment )

Jika anak berperilaku baik / benar, kita wajib memberikannya ganjaran


berupa pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan dan sebagainnya.
Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak

30
untuk mengulangi tingkah laku yang baik tersebut. Anak diharapkan tahu
mana yang baik dan mana yang tidak baik, sehingga dapat timbul rasa
percaya diri pada anak, yang penting untuk perkembangan
kepribadiannya kelak.

d. Kelompok sebaya

Anak memerlukan teman sebaya unuk bersosialisasi dengan


lingkungannya. Perhatian dari orangtua tetap dibutuhkan untuk
memantau dengan siapa tersebut bergaul. Karena teman sebaya dapat
memberikan pengaruh positif maupun pengaruh negatif pada anak.

e. Stress

Stress pada anak juga berpengaruh pada tumbuh kembangnya,


misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, gagap, nafsu makan
menurun, dan bahkan bunuh diri.

f. Sekolah

Pendidikan yang baik akan meninggikan taraf hidup anak kelak. Saat ini
yang mwnjadi masalah sosial adalah masih banyaknya anak yang
terpaksa tidak sekolah karena harus membentu mencari nafkah untuk
keluargany. Selain itu, perhatian pemerintah terhadap sarana,
prasarana, dan mutu pendidikan dirasakan masih kurang.

g. Cinta dan kasih sayang

Anak memerlukan kasih sayang dan perlu=akuan yang adil dari


orangtuanya, agar kelak ia menjadi anak yang tidak sombong dan bisa
memberikan kasih sayang pula. Sebaliknya kasih sayang yang
belebihan akan menjurus ke arah memanjakan dan akan menghambat
bahkan mematikan perkembangan kepribadian anak seperti anak tidak
mandiri, boros, tidak bertanggungjawab dan lain sebagainnya.

h. Kualitas interaksi anak-orangtua

31
Interaksi timbal balik antara anak dan orangtua akan menimbulkan
keakraban dalam keluarga. Sehingga komunikasi bisa timbal balik
dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama. Maka dari itu
kepercayaan dan kedekatan orangtua sangatlah penting, karena akan
mendorong anak untuk mengembangkan kepribadian dan interaksi
sosial dengan orang lain.

4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat

a. Pekerjaan/pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang


anak karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan dasar anak

b. Pendidikan ayah/ibu

Pedidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting untuk


tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, orangtua
dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara
pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anak,
mendidiknya dan sebagainya.

c. Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu dapat


menyebabkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima
oleh anak, lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Pada keluarga yang
sosial ekonomi kurang, jumlah anak yang banyak dapat menyebabkan
kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, selain kebutuhan
dasar anak juga tidak terpenuhi.

d. Jenis kelamin dalam keluarga

Pada masyarakat tradisional, perempuan mempunyai status yang lebih


rendah dibandingkan laki-laki, sehingga angka kematian dan malnutrisi
lebih tinggi pada perempuan. Tingkat pendidikan pada umumnya juga
lebih rendah.

32
e. Stabilitas rumah tangga

Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh


kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga
yang harmonis dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.

f. Kepribadian ayah/ibu

Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka mempunyai pengaruhyang


berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan bila mereka
yang mempunyai kepribadian tertutup. Ketiadaan hubungan emosional,
akibat penolakan dari anggota keluarga atau perpisahan dengan
orangtua, seringkali menimbulkan gangguan kepribadian.sebaliknya,
pemuasan emosional akan meningkatkan perkembangan kepribadian.

g. Pola pengasuhan

Pola engasuh yang diterapkan dalam keluarga bermacam-macam,


seperti pola pengasuhan pemisif, otoriter, atau demokratis; pola ini akan
mempengaruhi perkembangan anak.

h. Adat istiadat,norma,tabu

Adat isitiadat yang belaku di setiap daerah akan berpengaruh pada


tumbuh kembang anak. Misal di Bali, upacara agma sering diadakan dan
keluarga terus menyediakan berbagai sajian makanan dan buah-
buahan, maka sangat jarang terdapat anak yang gizi buruk, karena
makanan maupun buah-buahan tersebut akan dimakan bersama setelah
selesai upacara.

i. Agama

Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini


mungkin, karena agama akan menuntun umatnya yang berbuat
kebaikan dan kebajikan. Sejak dini anak perlu dilatih agar kelak menjadi
anak yang bermoral tinggi.

j. Urbanisasi

33
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala
permasalahannya.

k. Kehidupan politik

Anggaran untuk kesahatan dan pendidikan anak ditentukan oleh


kebijakan pemerintah. Anak, sebagai generasi penerus bangsa,
selayaknya mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.

34
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Organ reprroduksi jantan terdir iatas penis, yang merupakan organ
reproduksi eksternal yang berfungsi dalam senggama untuk mengantarkan sperma
ke dalam tubuh wanita. Organ repduksi lainnya adalah skrotum, testis, epididimis,
vas deferens, urethra.
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ
reproduksi luar. Organ reproduks idalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran
reproduksi (saluran kelamin). Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari
oviduk, uterus dan vagina. Sedangkan organ reproduksi luar pada wanita berupa
vulva.
Gametogenesis adalah suatu proses yang mengubah plasma germinal
menjadi sel-sel kelamin yang sangat terspesialisasi sehingga mampu melakukan
fertilisasi untuk kemudian menjadi individu baru, yang terdiri atas oogenesis dan
spermatogenesis.
Fertilisasi merupakan proses peleburan dua gamet, antara gamet jantan dan
gamet betina. Beberapa fase dalam fertlisisasi adalah penembusan corona radiata,
penembusan zona pellusida, dan terakhir adalah penyatuan ovum dan sel sperma.

Adapun tahapan perkembangan embrio setelah fertilisasi adalah :


Morula – Blastula – Gastrula –Fetus.

3.2 Saran
Adapun “tiada gading yang tak retak” dan laporan yang kami susun ini masih banyak
kekurangannya. Untuk itu, kami sebagai penulis, mengharap kritik dan masukkan
guna hasil penulisan yang lebih baik nantinya. Dan kami berharap, laporan yang
kami tulis ini dapat bermanfaat pada mahasiswa kedokteran pada khususnya dan
orang lain yang membaca pada umumnya

35
DAFTAR PUSTAKA

T.W Sadler. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi 12. 2014. Jakarta: EGC

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21471/Chapter%20II.pd;jsess
ionid=631F206BF8666B5FEE09E2DC275775EA?sequence=4

Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Edisi 2. 2010. Jakarta: EGC

36
37

Anda mungkin juga menyukai