Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JURNAL RIVIEW

(ASSESSMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY AND DATA COMMUNICATION


AND MANAGEMENT WITHIN COMMUNITY HEALTH SERVICES IN JAKARTA)

OLEH:

A. Rahman Rangkuti (5173351001) Adnan Kashogi NST (5173351002)

Iyan Pascal Ginting (5173151019)

DOSEN PENGAMPU : DR. JANNER SIMARMATA M.KOM

MATA KULIAH : MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN

TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang maha Esa karena hikmat dan karunia-nya saya
dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Riview ini. Serta saya sebagai penulis berterimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah yang memberikan kepercayaan kepada saya dalam
menyusun makalah Critisal Journal Riview ini. Kami menyusun Critical Journal Riview ini
bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana itu “Assessment of information technology and
data communication anda management within community health services in Jakarta ”.

Dalam menyusun Critical Journal Riview ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna sebab kemampuan dan pengalaman yang saya miliki
masih sangat terbatas. Demikianlah akhir kata dari saya, semoga Critical Journal Riview ni dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kepada saya terkhususnya. Saya mohon maaf
apabila ditemukan kesalahan. Sekian dari saya, saya megucapkan Terimakasih.

Medan, Oktober 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................4

A. Rasionalisasi pentingnya CJR.............................................................................................4


B. Tujuan Penulisan CJR.........................................................................................................4
C. Manfaat Penulisan CJR.......................................................................................................4
D. Identitas Artikel dan Jurnal.................................................................................................4

BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL.............................................................................................5

A. Pendahuluan........................................................................................................................5
B. Deskripsi Isi.........................................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN ANALISIS............................................................................................7

A. Pembahasan Isi Jurnal.........................................................................................................7


B. Kelebihan dan Kekurangan isi Artikel Jurnal.....................................................................9

BAB IV PENUTUP
.........................................................................................................................................................
10

A. Kesimpulan
.............................................................................................................................................
10

3
B. Saran
.............................................................................................................................................
10

KEPUSTAKAAN.........................................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya
Critical journal review merupakan suatu tugas dimana mahasiswa dituntut untuk mengkritik
dan mengulas isi journal yang sudah ada. Dalam membuat critical journal review yang
diperlukan ulasan terhadap isi journal, ditinjau dari berbagai segi ulasan yang dilakukan
didasarkan pada argumentasi dan bukti yang dipertanggung jawabkan. Untuk mengulas sebuah
journal kita dapet memperoleh nya melalui membaca journal itu terlebih dahulu artikel artikel
yang akan dikritik.

B. Tujuan Penilaian CJR


 Mengulas isi artikel yang terdapat dalam journal dengan cara membaca nya.
 Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan suatu journal.
 Mengetahui keunggulan dan kelemahan journal tersebut.

C. Manfaat Penulisan CJR


Untuk mengetahui metode yang digunakan penulis sesuai dengan kondisi dan lingkungan
yang sedang kita hadapi saat ini.

D. Identitas Artikel dan Journal

4
1. Judul Artikel : Assessment of information technology and data communication and
management within community health services in Jakarta
2. Nama Journal : Internasional Journal of Computer Science Issues
3. Edisi Terbit : September, 2012
4. Pengarang : Aan Kardiana, Sri Puji Utami, Hendriawan Widiatmoko
5. Penerbit : Faculty Infotmation of Technology
6. Kota Terbit : USA
7. Nomor ISSN : 1694-0814
8. Alamat Situs : http://www.ibimapublishing.com/Jounal/CIMIBA/cibima.html

BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
A. Pendahuluan
Dalam journal yang berjudul “ Assessment of information technology and data
communication and management within community health services in Jakarta, dimana dalam
artikel ini membahas tentang Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat), adalah organisasi
fungsional untuk menyelenggarakan layanan kesehatan yang komprehensif, terpadu, berkeadilan,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat. Kegiatan Puskesmas didanai oleh pemerintah
dan masyarakat. Puskesmas harus menekankan layanan kesehatan masyarakatnya untuk
mencapai standar kesehatan yang optimal. Azwar (1996) menyarankan, Puskesmas sebagai
tempat untuk melaksanakan unit fungsional yang berfungsi sebagai pengembangan kesehatan,
peningkatan kebugaran partisipasi masyarakat dalam kesehatan dan lapisan pertama kegiatan
perawatan kesehatan. Karena Puskesmas sebagai layanan kesehatan paling dasar, layanan
terdepan dan pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia, maka Puskesmas perlu
mendapatkan perhatian yang lebih serius, terutama pada kualitas layanan yang harus sesuai
dengan sifat reformasi layanan kesehatan di Indonesia. Menteri Kesehatan telah
mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dimulai dengan pencatatan
dan pelaporan terpadu pada awal tahun 1970-an. Pengembangan SIKNAS dilakukan pada tahun
1984 dengan pembentukan pusat data kesehatan. Namun demikian, perkembangan ini masih
menghadapi beberapa kendala misalnya kurang akurat, kurang sesuai kebutuhan, dan kurang
cepatnya data dan informasi yang disajikan. Sistem informasi kesehatan adalah manajemen

5
informasi di semua tingkat organisasi pemerintah yang secara sistematis ditentukan sehubungan
dengan layanan kepada orang-orang yang diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan
(Kepmenkes) No. 004 / Menkes / SK / I / 2003 tentang Kebijakan dan Strategi untuk
Desentralisasi Sektor Kesehatan dan Kepmenkes No. 932 / Menkes / SK / VIII / 2002 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan. Kebijakan dan keputusan masih
merupakan kelemahan dalam implementasi sistem informasi kesehatan. Jika kita melihat dari
sudut pandang manajemen kesehatan, kebijakan dan keputusan ini tidak mempertimbangkan
status terkini dari teknologi informasi dan tidak terkait dengan sistem informasi kesehatan
nasional. Teknologi informasi dan komunikasi belum dijelaskan secara rinci sehingga informasi
yang disajikan tidak sesuai (Menkes, 2003). Kebijakan lainnya adalah keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 004 / Menkes / SK / I / 2003 yang merupakan salah satu cara pengaturan
dalam pengelolaan kesehatan yang terdesentralisasi. Tetapi kami menyadari bahwa sistem
informasi kesehatan di semua tingkatan berperilaku dengan baik ketika ada dukungan yang baik
terhadap sistem. Oleh karena itu, sistem informasi kesehatan dalam skala kota akan dilaksanakan
dengan baik jika sistem informasi kesehatan di Puskesmas juga telah berjalan dengan baik.
Keputusan ini menjadi dasar pengembangan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
oleh Kementerian Kesehatan. Versi SIMPUS 1.00 adalah Integrasi Sistem Informasi Kesehatan
di tingkat Desa. SIMPUS memainkan peran sebagai sistem pemrosesan informasi untuk
menyajikan informasi kepada manajemen dan pengambilan keputusan di pusat kesehatan
kecamatan dan kabupaten. SIMPUS ini masih dapat menjadi solusi untuk manajemen pusat data,
terutama dalam hal kecepatan informasi yang disajikan dan sebagai komunikator antara klinik
dan Menteri Kesehatan. Salah satu masalah dasar SIMPUS adalah bahwa sistem ini masih
didasarkan pada aplikasi desktop atau mandiri dan tidak menggunakan teknologi komunikasi
yang memadai. Ini mendorong kami untuk memiliki studi untuk melihat penyebaran SIMPUS
saat ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi dasar untuk replanning dan pengembangan
kembali SIMPUS sesuai dengan kebutuhan saat ini dan tantangan masa depan.

B. Deskripsi Isi
Dari isi dalam artikel ini Penelitian ini bertujuan untuk pusat kesehatan masyarakat, layanan
perawatan kesehatan paling mukhtahir dan terdepan di Indonesia. Pengembangan kesehatan

6
masyarakat di Indonesia perlu mendapatkan perhatian yang lebih seriusm terutama pada kualitas
layanan melalui puskesmas.

BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS
A. Pembahasan Isi Journal
Jurnal ini membahas tentang menyelenggarakan layanan kesehatan yang komprehensif,
terpadu, berkeadilan, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat. Kegiatan Puskesmas
didanai oleh pemerintah dan masyarakat. Puskesmas harus menekankan layanan kesehatan
masyarakatnya untuk mencapai standar kesehatan yang optimal. Azwar menyarankan,
Puskesmas sebagai tempat untuk melaksanakan unit fungsional yang berfungsi sebagai
pengembangan kesehatan, peningkatan kebugaran partisipasi masyarakat dalam kesehatan dan
lapisan pertama kegiatan perawatan kesehatan. Karena Puskesmas sebagai layanan kesehatan
paling dasar, layanan terdepan dan pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia, maka
Puskesmas perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius, terutama pada kualitas layanan yang
harus sesuai dengan sifat reformasi layanan kesehatan di Indonesia. Menteri Kesehatan telah
mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dimulai dengan pencatatan
dan pelaporan terpadu pada awal tahun 1970-an. Pengembangan SIKNAS dilakukan pada tahun
1984 dengan pembentukan pusat data kesehatan. Namun demikian, perkembangan ini masih
menghadapi beberapa kendala misalnya kurang akurat, kurang sesuai kebutuhan, dan kurang
cepatnya data dan informasi yang disajikan. Sistem informasi kesehatan adalah manajemen
informasi di semua tingkat organisasi pemerintah yang secara sistematis ditentukan sehubungan
dengan layanan kepada orang-orang yang diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan

7
(Kepmenkes) No. 004 / Menkes / SK / I / 2003 tentang Kebijakan dan Strategi untuk
Desentralisasi Sektor Kesehatan dan Kepmenkes No. 932 / Menkes / SK / VIII / 2002 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan. Kebijakan dan keputusan masih
merupakan kelemahan dalam implementasi sistem informasi kesehatan. Jika kita melihat dari
sudut pandang manajemen kesehatan, kebijakan dan keputusan ini tidak mempertimbangkan
status terkini dari teknologi informasi dan tidak terkait dengan sistem informasi kesehatan
nasional. Teknologi informasi dan komunikasi belum dijelaskan secara rinci sehingga informasi
yang disajikan tidak sesuai (Menkes, 2003). Kebijakan lainnya adalah keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 004 / Menkes / SK / I / 2003 yang merupakan salah satu cara pengaturan
dalam pengelolaan kesehatan yang terdesentralisasi. Tetapi kami menyadari bahwa sistem
informasi kesehatan di semua tingkatan berperilaku dengan baik ketika ada dukungan yang baik
terhadap sistem. Oleh karena itu, sistem informasi kesehatan dalam skala kota akan dilaksanakan
dengan baik jika sistem informasi kesehatan di Puskesmas juga telah berjalan dengan baik.
Keputusan ini menjadi dasar pengembangan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
oleh Kementerian Kesehatan. Versi SIMPUS 1.00 adalah Integrasi Sistem Informasi Kesehatan
di tingkat Desa. SIMPUS memainkan peran sebagai sistem pemrosesan informasi untuk
menyajikan informasi kepada manajemen dan pengambilan keputusan di pusat kesehatan
kecamatan dan kabupaten. SIMPUS ini masih dapat menjadi solusi untuk manajemen pusat data,
terutama dalam hal kecepatan informasi yang disajikan dan sebagai komunikator antara klinik
dan Menteri Kesehatan. Salah satu masalah dasar SIMPUS adalah bahwa sistem ini masih
didasarkan pada aplikasi desktop atau mandiri dan tidak menggunakan teknologi komunikasi
yang memadai. Ini mendorong kami untuk memiliki studi untuk melihat penyebaran SIMPUS
saat ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi dasar untuk replanning dan pengembangan
kembali SIMPUS sesuai dengan kebutuhan saat ini dan tantangan masa depan.

8
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Artikel Journal
Dari aspek ruang lingkup Isi Artikel,
Kelebihan:

Jurnal yang dibahas didalamnya berlandaskan suatu proses cara membangun metode untuk
tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan. Kebijakan dan keputusan
masih merupakan kelemahan dalam implementasi sistem informasi kesehatan. Jika kita melihat
dari sudut pandang manajemen kesehatan, kebijakan dan keputusan ini tidak mempertimbangkan
status terkini dari teknologi informasi dan tidak terkait dengan sistem informasi kesehatan
nasional. Teknologi informasi dan komunikasi belum dijelaskan secara rinci sehingga informasi
yang disajikan tidak sesuai (Menkes, 2003). Kebijakan lainnya adalah keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 004 / Menkes / SK / I / 2003 yang merupakan salah satu cara pengaturan
dalam pengelolaan kesehatan yang terdesentralisasi. Tetapi kami menyadari bahwa sistem
informasi kesehatan di semua tingkatan berperilaku dengan baik ketika ada dukungan yang baik
terhadap sistem. Oleh karena itu, sistem informasi kesehatan dalam skala kota akan dilaksanakan
dengan baik jika sistem informasi kesehatan di Puskesmas juga telah berjalan dengan baik.
Keputusan ini menjadi dasar pengembangan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
oleh Kementerian Kesehatan. Versi SIMPUS 1.00 adalah Integrasi Sistem Informasi Kesehatan
di tingkat Desa. SIMPUS memainkan peran sebagai sistem pemrosesan informasi untuk
menyajikan informasi kepada manajemen dan pengambilan keputusan di pusat kesehatan
kecamatan dan kabupaten.
9
Kekurangan:
Didalam artikel jurnal ini terlalu banyak tulisan berbahasa inggris yang tinggi dan susah
untuk mencari arti yang kurang di ketahui
Dari aspek tata bahasa dalam Isi Artikel,
Kelebihan:
Jurnal berbahasa inggris, menjadi jurnal yang bagus
Kekurangan:
Terlalu banyak kata kata dan arti yang tidak di mengerti

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pusat kesehatan perlu berinovasi terus menerus, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
masyarakat kepada masyarakat, Membuat rencana strategis SI / TI adalah strategi penting dalam
membawa inovasi di bidang TIK. Ini merupakan kontribusi besar untuk mencapai visi, Merekrut
Manajer TI yang tugasnya termasuk melakukan penelitian, perencanaan, implementasi, dan
pemeliharaan IS / IT, Untuk membantu mencapai visi, pusat kesehatan perlu mengembangkan
modul baru sesuai dengan urgensi kebutuhan bisnis yang ada. Aplikasi yang perlu diprioritaskan
adalah: sistem catatan pasien dan rekam medis - untuk diperbaiki layanan publik dan sistem
intelijen bisnis untuk mengidentifikasi kebutuhan dan melihat statistik, Pemantauan dan
pengendalian yang baik Dukungan rencana strategis SI / TI akan menentukan keberhasilan
penerapan SI / TI.

B. Saran
Untuk membuat informasi hendaknya di perlukan beberapa langkagh-langkah dan metode
metode untuk membuat informasi.

10
DAFTAR PUSAKA

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS),


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 2007.

______, Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI No. 7719/2004 tentang Juknis
Pelaksanaan SIK Integrasi di Dinkes Propinsi DKI Jakarta, Sudin Kesmas dan Yankes
Kotamadya dan Puskesmas Kecamatan dan Kelurahan, 2004.

______, Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta No.6661/2004 tentang
Kebijakan Perencanaan Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Tahun 2005, 2004.

______, Instruksi Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Nomor 10/2004 tentang
Pengembangan SIK yang Terpadu dan Terintegrasi di Lingkungan Dinas Kesehatan Propinsi
DKI Jakarta, 2004.

AbouZahrl, C., dan Boermal, T., Health Information System, The Foundation of Public Health in
Bulletin of the World Health Organization August, 2005.

Azwar, A., Dasar-dasar Perencanaan di Bidang Kesehatan, Badan Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Ilmu Kedokteran Pencegahan-FKUI, Jakarta, 1996.

11
12

Anda mungkin juga menyukai