Anda di halaman 1dari 11

Kita akan membahas Bab 9 tentang

MOMENTUM DAN IMPULS


Oleh :
Herlambang Wijaksono
Lailatul Fitriyah

A. DEFINISI MOMENTUM
Momentum adalah hasil kali antara massa (m) dan kecepatan (v).
Menurut definisinya momentum dapat dinyatakan oleh:

P=m.v
(1.1)

Keterangan:
P = momentum (kg.m/s)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)

Momentum adalah besaran vektor ( memperhatikan arah ) dan arahnya


sama dengan arah kecepatan (v). Semakin cepat gerak suatu benda,
maka semakin besar momentumnya. Dan semakin besar momentum
suatu benda, maka semakin sulit benda itu dihentikan.

Penyelesaian :

Contoh Soal 1.1

Seorang
pemain sepak bola bermassa 90 kg bergerak lurus dengan kelajuan 4 m/s. Sebuah granat bermassa 1 kg di tembakkan dengan kelajuan 500 m/s. Manakah yang mempunyai momentum lebih besar?

Diketahui: massa pemain sepak bola mp = 90 kg


kecepatan pemain
vp = 4 m/s
massa granat mg = 1 kg
kecepatan granat
vg = 500 m/s

Ditanya:
Manakah yang mempunyai momentum lebih besar?
Jawab:

Besarnya momentum pemain sepak bola:


Pp = mp.vp = (90kg) (4m/s) =360 kg.m/s
Besarnya momentum granat:
Pg = mg.vg = (1kg) (500m/s) = 500 kg.m/s

Jadi, momentum granat lebih besar dari pada momentum pemain sepak bola.

B. DEFINISI IMPULS

Impuls adalah hasil kali antara gaya yang bekerja pada benda (F) dengan selang
waktu singkat (t) yang bekerja pada benda tersebut. Menurut definisinya impuls
dapat dinyatakan oleh:

I = F.t

(1.2)

Keterangan:
I = impuls (N.s)
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
t = selang waktu singkat (s)

Impuls juga merupakan besaran vektor, yang arahnya sama dengan arah gayanya.

C. HUBUNGAN IMPULS DENGAN MOMENTUM


Besarnya impuls pada benda sama dengan besarnya perubahan momentum pada benda
tersebut.
I = P
F . t = m 2 . v 2 - m 1 . v1

Dengan
F = gaya yang bekerja (N)
t = selang waktu singkat (s)
v1 = kecepatan awal benda (m/s)
v2 = kecepatan akhir benda (m/s)

Hukum II Newton dalam bentuk momentum


I = F.t
= (m. a) t
= (m.v) t
t
= m. (v - v)
= m.v - m.v
= P - P
I = P
(1.3)
Persamaan (1.3) dikenal dengan teorema impuls-momentum.

CONTOH SOAL (1.3)


Sebuah mobil bermassa 1.500kg bergerak sepanjang garis lurus dan berkurang
kecepatannya dari 20m/s di A menjadi 15m/s di B dalam selang waktu 3s. Berapakah
gaya rata-rata yang memperlambat mobil itu?

Penyelesaian :
Diketahui : mobil bergerak lurus sehingga menghilangkan notasi vektor. Diambil arah
gerak sebagai arah positif.
m = 1500kg
v = +20m/s
v = 15m/s
t = 3s
Ditanya: F ..?
Jawab:
I= P
F. t = P P
F. t = m.v m.v
F (3s) = (1.500kg) (15m/s) (1.500kg) (20m/s)
F = -7.500kg.m/s= -2.500 N.
3s
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya F arahnya berlawanan dengan arah gerak. Hal ini
sesuai dengan kenyataan bahwa mobil bergerak diperlambat

D. HUKUM KEKEKALAN
MOMENTUM
Misalkan benda A dan B masing-masing mempunyai massa m A dan mB dan masing-masing
bergerak segaris dengn kecepatan vA dan vB sedangkan vA > vB. Setelah tumbukan kecepatan
benda berubah menjadi vA dan vB. Bila FBA adalah gaya dari A yang dipakai untuk menumbuk B
dan FAB gaya dari B yang dipakai untuk menumbuk A, maka menurut hukum III Newton :

Jumlah momentum dari A dan B sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama/tetap. Hukum ini
disebut sebagai HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER.
Bunyi hukum kekalan momentum adalah Dalam peristiwa tumbukan, jumlah momentum
sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum sesudah tumbukan, asalkan
tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda yang bertumbukan .
Jadi:
momentum awal = momentum akhir
P + P = P + P
m.v + m.v= m.v + m.v

E. TUMBUKAN
Jenis-jenis tumbukan ada tiga macam antara lain:
1. Tumbukan lenting sempurna

Ciri-cirinya :
1. berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan kinetik yaitu energi kinetik sistem sasaat
sebelum dan sesudah tumbukan sama besar.
2. e=1

dengan demikian:
m.v + m.v = m.v + m.v
m.v m.v = m.v m.v
m ( v v ) = m (v-v)
m(v v) = m(v v)
(1.4)
dengan mengingat rumus aljabar ab=(a+b) (ab), persamaan (1.4) dapat ditulis menjadi
m (v v)(v + v') = m (v v) (v + v) (1.5)

jika persamaan (1.5) dibagi persamaan (1.4), diperoleh


v v = v + v atau v - v = v + v

Untuk tumbukan lenting sempurna, kecepatan relatif sesaat sesudah tumbukan sama dengan minus
kecepatan relatif sesaat sesudah tumbukan.
EK1 + EK2 = EK1 +EK2
m1v12 + m2v22 = m1(v1)2 + m2(v2)2

2. Tumbukan lenting sebagian

Ciri-cirinya :
1. berlaku hukum kekekalan momentum
2. e=(0<e<1)

3. Tumbukan tidak lenting sama sekali

Ciri-cirinya:
1. momentumnya kekal ( tetap )
2. setelah terjadi tumbukan, benda yang satu dengan yang kedua menjadi satu atau menempel
3. e=0
setelah tumbukan, berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan sebagai berikut :
v2 = v 1 = v
Demi mempersingkat penyelesaiannya, kita dapat menggabungkan keduanya untuk mendapatkan
persamaan sebagai berikut :
m1 v1 + m 2 v2 = m 1 v1 + m 2 v2
m1v1 + m2v2 = (m1+m2) v
Misalkan benda yang datang bermassa m 1 dengan kecepatan v1 dan benda kedua yang diam bermassa
m2 dengan kecepatan v2, energi kinetik awal sistem :

Ek = P2
2m1
Energi kinetik akhir sistem :
Ek =

P2
2(m1+m2)

Contoh soal

Sebuah trem dengan massa 10.000kg berjalan dengan


kelajuan 24m/s menabrak trem sejenis yang sedang
berhenti. Setelah terjadi tumbukan, kedua trem saling
menempel dan berjalan bersama. Berapakah kelajuan
trem sesudah tumbukan?

Penyelesaian :

Diketahui: karena kedua trem sejenis, maka m = m = 10.000kg


kelajuan trem 1 sebelum tumbukan v = 24m/s
kelajuan trem 2 sebelum tumbukan v = 0 (berhenti)
Setelah tumbukan kedua trem saling menempel dan
berjalan bersama.

Jadi : v=v=v

Ditanya: v..?

Jawab: v= m.v+m.v
m+m
= (10.000kg)(24m/s)+(10.000kg)(0)

10.000kg+10.000
= 12 m/s

TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat...

Anda mungkin juga menyukai