Misalkan sobat hitung yang gemuk dengan berat badan 110 kg berlari dengan
kecepatan tetap 72 km/jam. Berapa momentum dari sobat hitung tersebut?
P = m.v
Impuls
Perhatikan, ketika bola kalian tendang pasti terjadi kontak kaki dengan bola, saat
itu pula gaya dari kaki akan bekerja pada bola dalam tempo atau waktu yang
sangat singkat. Waktunya hanya sepersekian sekon, selama terjadi kontak kaki
sobat dengan bola. Bekerjanya gaya tersebut terhadap bola dalam waktu yang
sangat singkat itulah yang disebut impuls. Lebih sederhananya, impuls adalah
perkalian gaya (F) dengan selang waktu (t). Impuls bekerja di awal sehingga
membuat sebuah benda bergerak dan mempunyai momentum. Secara matematis
impuls dapat dirumuskan
I = F Δt
I = impuls (Nt)
F = gaya (N)
t = waktu (s)
Contoh Soal
Lionel messi mengambil tendangan bebas tepat di garis area pinalti lawan. Jika ia
menendang dengan gaya 300 N dan kakinya bersentuhan dengan bola dalam
waktu 0,15 sekon. Hitunglah berapa besar impuls yang terjadi
I = F.Δ t
I = 300. 0,15 = 45 Nt
I = F. Δt
I = m.a (t2-t1)
I = m v/t (t2-t1)
I = m.v1 – mv2
Tumbukan
Tumbukan merupakan peristiwa bertemunya dua buah benda yang bergerak. Saat
tumbukan selalau berlaku hukum kekekalan momentum tapi tidak selalu berlaku
hukum kekekalan energi kinetik. Mungkin sebagian energi kinetik diubah menjadi
energi panas akibat adanya tumbukan. Dikenal 3 jenis tumbukan.
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Dua buah benda bisa dibilang mengalami tumbukan lenting sempurna bila tidak
ada kehilangan energi kinetik ketika terjadi tumbukan. Energi kinetik sebelum dan
sesudah tumbukan sama demikian juga dengan momentum dari sistem tersebut.
Dalam tumbukan lenting sempurna secara matematis bisa dirumuskan
V1 + V1′ = V2 + V2‘
2. Tumbukan lenting Sebagian
Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sebagaian bila ada
kehilangan energi kinetik setelah tumbukan. Secara matematis kecepatan masing-
masing benda sebelum dan sesudah tumbukan dapat diliha pada rumus berikut
eV1 + V1 = eV2 + V2
e pada persamaan di atas adalah koefiseien retitusi yang nilainya bergerak antara
0 sampai 1. Contoh tumbukan lenting sebagian yang pernah sobat hitung jumpai
adalah bola bekel yang jatuh dan memantul berulang-ulang hingga akhirnya
berhenti. Karena ada nilai e maka tinggi pantulann jadi lebih rendah dari pada
tinggi mula-mul. Secara matemtis tinggi pantulna ke-n tumbukan adalah
hn = ho.e 2n
contoh soal
Sebuah bola bekel jatuh dari ketinggian 4 meter, lalau dia mengalami pemantulan
berulang. Jika koefisien restitusi adalah 0,7, maka berapa tinggi bola bekel
setelah pemantulan ke-5?
Jawab
mv = (m+M) √2gh
Contoh soal
Sebuah peluru bermassa 20 gram, ditembakkan mengenai sebuah balok pada
ayunan balistik yang massanya 1 kg. Jika peluru tertancap pada balok hingga
mereka mencapai tinggi maksimal 25 cm. Berapa kecepatan peluru mula-mula
peluru tersebut?
mv = (m+M) √2gh
0,02.v = (0,02+1) √2.10.0,25
0,02.v = 1,02 √5
v = (1,02+√5)/0,02
v = 162,8 m/s
TUMBUKAN
Tumbukan yang paling sederhana adalah tumbukan sentral. Tumbukan sentral
adalah tumbukan yang terjadi bila titik pusat benda yang satu menuju ke titik pusat benda yang
lain. Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan dengan konsep
momentum dan impuls. Di antaranya peristiwa tumbukan antara dua kendaraan. Salah satu
penggunaan konsep momentum yang penting adalah pada persoalan yang
menyangkut tumbukan. Misalnya tumbukan antara partikel-partikel gas dengan dinding
tempat gas berada. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat gas dengan
menggunakan analisis mekanika.
Advertisment
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan, tumbukan dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian,
dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
Tumbukan Lenting Sempurna
Tumbukan lenting sempurna (elastik) terjadi di antara atom-atom, inti atom, dan partikel-
partikel lain yang seukuran dengan atom atau lebih kecil lagi. Dua buah benda dikatakan
mengalami tumbukan lenting sempurna jika pada tumbukan itu tidak terjadi kehilangan energi
kinetik. Jadi, energi kinetik total kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap.
Oleh karena itu, pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan
hukum kekekalan energi kinetik. Tumbukan lenting sempurna hanya terjadi pada benda yang
bergerak saja.
etik sehingga hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Pada tumbukan jenis ini,
kecepatan benda-benda sesudah tumbukan sama besar (benda yang bertumbukan saling
melekat). Misalnya, tumbukan antara peluru dengan sebuah target di mana setelah tumbukan
peluru mengeram dalam target. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
Jika v’1 = v’2 = v’, maka m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
Nilai restitusi berkisar antara 0 dan 1 (0 ≤ e ≤ 1 ). Untuk tumbukan lenting sempurna, nilai
e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0. Sedangkan untuk tumbukan lenting
sebagian mempunyai nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1). Misalnya, sebuah bola tenis dilepas dari
ketinggian h1 di atas lantai. Setelah menumbuk lantai bola akan terpental setinggi h2, nilai
h2 selalu lebih kecil dari h1.
1. Torsi adalah gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda bergerak
melingkar atau berputar.
2. Torsi disebut juga momen gaya.
3. Momen gaya/torsi benilai positif untuk gaya yang menyebabkan benda bergerak
melingkar atau berputar searah dengan putaran jam (clockwise), dan jika benda
berotasi dengan arah berlawanan putaran jam (counterclockwise), maka torsi
penyebabnya bernilai negatif.
4. Setiap gaya yang arahnya tidak berpusat pada sumbu putar benda atau titik massa
benda dapat dikatakan memberikan Torsi pada benda tersebut.
dimana:
adalah torsi atau momen gaya (Nm)
r adalah lengan gaya (m)
F adalah gaya yang diberikan tegak lurus dengan lengan gaya (N)
Jika gaya yang bekerja pada lengan gaya tidak tegak lurus, maka besar torsinya adalah:
dimana:
I adalah momen inersia (kgm 2)
r adalah jari-jari (m)
m adalah massa benda atau partikel (kg)
Benda yang terdiri atas susunan partikel atau benda-benda penyusunnya yang lebih
kecil, jika melakukan gerak rotasi, maka momen inersianya sama dengan hasil jumlah
semua momem inersia penyusunnya:
Momentum Sudut
Momentum sudut adalah ukuran kesukaran benda untuk mengubah arah gerak benda
yang sedang berputar atau bergerak melingkar.
dimana:
L adalah momentum sudut (kgm2s-1)
I adalah momen inersia benda (kgm 2)
adalah kecepatan sudut benda (rad/s)
m adalah massa benda (kg)
v adalah kecepatan linear (m/s)
r adalah jarak benda ke sumbu putarnya (m)
Energi Kinetik Rotasi
Energi kinetik rotasi adalah energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang bergerak rotasi
yang dirumuskan dengan:
Jika benda tersebut bergerak secara rotasi dan juga tranlasi, maka energi
kinetik totalnya adalah gabungan dari energi kinetik translasi rotasi dan energi kinetik
rotasi:
dimana:
Ekt adalah Energi kinetik total benda
Ek adalah energi kinetik translasi
Ekr adalah energi kinetik rotasi
m adalah massa benda (kg)
v adalah kecepatan linear (m/s)
I adalah momen inersia benda (kgm 2)
adalah kecepatan sudut benda (rad/s)
Hukum Newton 2 Untuk Rotasi
Benda yang bergerak secara translasi menggunakan hukum newton II ( ) dan
benda yang bergerak secara rotasi juga memakai konsep hukum Newton yang sama,
akan tetapi besarannya memakai besaran-besaran rotasi. Sehingga, Hukum Newton II
untuk benda yang bergerak secara rotasi atau bergerak melingkar memakai rumus:
dimana:
adalah total torsi yang bekerja pada benda
I adalah momen inersia benda
adalah percepatan sudut benda
Dibawah ini adalah tabel yang menganalogikan antara gerak translasi dan gerak rotasi
Dibawah ini adalah tabel yang menyimpulkan hubungan antara gerak translasi dan
gerak rotasi
Penyebab akselerasi
Hukum newton 2
Katrol:
Sistem m2:
Sistem m1:
30 – 3a – 6a = 1,5a
30 – 9a = 1,5a
30 = 10,5a
a = 2,86m/s2