Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL

Materi : KONSEP TUMBUKAN

A. Pokok Pikiran:
Tumbukan ialah peristiwa yang terjadi ketika suatu benda bertabrakan dengan
benda lainnya. Jika dijelaskan dengan ilmu limiah, tumbukan merupakan
peristiwa yang terjadi kedua atau lebih benda-benda saling memberikan gaya
yang relatif kuat dalam waktu singkat. Peristiwa tumbukan sangat sering terjadi di
kehidupan sehari-hari. Baik dakam skala mikroskopis yaitu pada partikel-partikel
yang sangat kecil seperti sub-atomik (proton, elektro, dll) maupun skala sangat
besar seperti skala astronomis dimana bintang-bintang dan benda langit lainnya
bertabrakkan satu dengan yang lainnya.
Peristiwa tumbukan antara dua buah benda dapat keduanya bergerak saling
menjauhi. Pada saat benda tersebut memiliki kecepatan dan massa, maka benda
itu pasti akan memiliki momentum (p = m.v) dan juga energi kinetik (K = ½
m.v2 ). Peristiwa tumbukan dapat berlaku dua buah hukum yaitu hukum
kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan momentum. Contoh tumbukan
dalam kehidupan sehari-hari yang bisa kita temukan salah satunya adalah
tumbukan antara kelereng saat kita bermain kelereng bersama teman-teman.
Jenis dan Rumus Tumbukan
Peristiwa tumbukan dapat dibagi menjadi 3 jenis tumbukan macam yaitu
tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian dan tumbukan tidak
lenting sama sekali.

1. Tumbukan Lenting Sempurna


Tumbukan lenting sempurna ialah peristiwa tumbukan di mana jumlah
energi kinetik sebelum dan sesudah terjadi tumbukan adalah sama.
Artinya tidak ada satu pun energi yang hilang ketika terjadinya tumbukan.
Tumbukan ini berlaku dua buah hukum yaitu, hukum kekekalan energi
kinetik dan hukum kekekalan momentum.

Rumus Tumbukan Lenting Sempurna

m1 v1 + m2 v2 = m1 v’1 + m2 v’2
v1 – v2 = v’2 – v’1

Keterangan:
m1 = Massa suatu benda 1 (kg)
m2 = Massa suatu benda 2 (kg)
v1 = Kecepatan awal suatu benda 1 (m/s)
v2 = Kecepatan awal suatu benda 2 (m/s)
v’1 = Kecepatan akhir suatu benda 1 (m/s)
v’2 = Kecepatan akhir suatu benda 2 (m/s)
dimana notasi aksen (‘) diberikan untuk kondisi setelah tumbukan
terjadi.

2. Tumbukan Lenting Sebagian


Tumbukan lenting sebagian ialah tumbukan yang terjadi antara dua atau
lebih benda di mana energi kinetik berkurang selama terjadi tumbukan.
Setelah dua atau lebih benda tersebut bertumbukan, kecepatan lenting
atau pantul kembalinya akan berkurang dari kecepatan yang akan datang.
Kasus tumbukan lenting sebagian ini hukum kekekalan energi tidak
berlaku tetapi hukum kekekalan momentum masih tetap berlaku.
Contoh tumbukan lenting sebagian ini adalah tumbukan antara bola volly
yang jatuh ke lantai. Kecepatan atau lentingannya akan lebih rendah dari
pada kecepatan saat jatuh.

Rumus Tumbukan Lenting Sebagian

m1 v1 + m2 v2 = m1 v’1 + m2 v’2
v’2 – v’1 = e (v1– v2)

Keterangan:
m = massa suatu benda (kg)
v = kecepatan suatu benda (m/s)
e = koefisien restitusi
Notasi aksen (‘) diberikan untuk kondisi setelah tumbukan terjadi.

3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali ialah bahwa tumbukan ini tidak
memiliki lentingan atau pantulan sama sekali. Pada tumbukan tidak
lenting sama sekali, dua atau lebih benda yang telah berpantulan akan
bersatu dan kecepatan suatu benda tersebut adalah sama. Tumbukan tidak
lenting sama sekali ini tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik.
Pada tumbukan ini terjadinya pengurangan suatu energi kinetik sehingga
energi kinetik total benda setelah terjadi tumbukan akan lebih kecil dari
energi kinetik yang dihasilkan total benda sebelum terjadi tumbukan.

Rumus Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) v’
v’ = m1v1 + m2v2
m1 + m2

Keterangan:
m = massa suatu benda (kg)
v = kecepatan suatu benda (m/s)
e = koefisien restitusi

Contoh Soal:
1. Ada sebuah kelereng dengan massa 20 gram. Kemudian, kelereng tersebut
disentilkan pada tanah yang mempunyai massa 1 kilogram. Jika kelereng yang
tertancap pada tanah mencapai tinggi 25 cm, berapakah kecepatan dari
kelereng mulanya?

Jawaban:

Mv = (m+M) √2gh
0,02.v = (0,02+1) √2.10.0,25
0,02.v = 1,02 √5
V = (1,02+√5)/0,02
V = 162,8 m/s

2. Jika bola basket jatuh dari ketinggian 4 meter dan mengalami pengulangan
secara berulang kali. Koefisien restitusinya adalah 0,7, lalu berapa tinggi bola
basket setelah mengalami pemantulan ke-5?

Jawaban:

H5 = 4.0,7pangkat 10
= 0,113 meter lalu diubah ke cm menjadi 11,3 cm.(ANG)

B. Penerapan
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita alami contohnya bola kaki yang
ditendang dan terjadi sebuah tumbukan yang membuat bola tersebut
memantul kembali dari tiang gawang untuk mengubah suatu gaya yang
bekerja menjadi lentingan yang sangat singkat.
Kesimpulan: 90% Unik ; 10% Plagiat

Anda mungkin juga menyukai