Konsep Dasar
Kekekalan momentum, kekekalan energi, gerak lurus, kecepatan, tumbukan elastis, tumbukan
inelastis, energi yang hilang.
Prinsip
Kecepatan dua glider yang bergerak tanpa gesekan pada sebuah lintasan dengan bantalan
udara, diukur sebelum dan sesudah tumbukan, untuk tumbukan elastis dan inelastis.
Tujuan
Menentukan momentum dari kedua glider setelah tumbukan sebagai fungsi perbandingan
massa keduanya:
Teori Tambahan
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa, Pada tumbukan lenting sebagian
besarnya kecepatan relatif sesudah tumbukan lebih kecil dari kecepatan relatif sebelum
tumbukan. (tanda negatif menunjukkan arahnya berlawanan dengan arah semula).
Pada tumbukan lenting Sebagian berlaku Koefisien Restitusi (Kelentingan) = 0 < e < 1
. Berikut persamaannya :
Karena v1' = v2' , maka v1' – v2' = 0, sehingga koefisien restitusi (e) adalah:
Jadi, pada tumbukan tidak lenting sama sekali besarnya koefisien restitusi adalah nol (e =0).
0.1
v1 = 0.135 = 0.740 m/s
Setelah mendapatkan v1, maka kita dapat mencari momentum awal (p), sehingga
Massa menggunakan m1+m2 karena pada percobaan tumbukan inelastis ini, kedua benda
menyatu. Lalu v’ didapat dengan cara 0.1 dibagi t’ rata-rata 3 kali percobaan.
Untuk mencari p dan p’ pada data 2 sampai 10 menggunakan cara yang sama.
Untuk tumbukan elastis ada sedikit perbedaan, sebab dalam percobaan ini, benda memantul. Oleh
karena itu kita dapat mencari momentum awal dan momentum akhir pada masing-masing benda.
Pada data pertama, setelah didapat t1 rerata, t1’ rerata, t2 rerata, dan t2’ rerata maka kita dapat mencari
v1, v1’, v2 dan v2’
𝑠 0.1 𝑚 𝑠 0.1 𝑚
v1 = 𝑡1 = 0.137 = 0.7281 𝑠
v2 = 𝑡2 = 0.137 = −0.1692 𝑠
𝑠 0.1 𝑚 𝑠 0.1 𝑚
v1’ = 𝑡1′ = 0.567 = −0.1763 𝑠 v2’ = 𝑡2′ = 0.567 = 0.5940 𝑠
Setelah itu kita baru bisa mendapatkan p1, p1’, p2 dan p2’
Berdasarkan grafik di atas, semakin besar perbandingan m1 dengan m2 maka semakin besar
juga momentum setelah tumbukan. Grafik yang dihasilkan mengalami trend naik, karena
momentumnya positif, artinya benda bergerak ke kanan. Namun pada m1/m2 = 10, momentum
setelah tumbukan mengalami sedikit penurunan. Hal ini terjadi karena v’ yang didapat lebih
kecil sebab t’ rerata yang didapat pada data 10 naik cukup signifikan.
Berdasarkan grafik di atas, semakin besar perbandingan m1 dengan m2 maka semakin besar
p1’. Grafik yang dihasilkan mengalami trend turun, karena momentumnya negative, artinya
benda bergerak ke kiri.
Berdasarkan grafik di atas, semakin besar perbandingan m1 dengan m2 maka semakin besar
p2’. Grafik yang dihasilkan mengalami trend naik, karena momentumnya positive, artinya
benda bergerak ke kanan. Pada tabel, p2’ dilakukan pembulatan, sehingga ada data yang terlihat
sama. Namun pada hasil perhitungan aslinya p2’ pada m1/m2 = 3 lebih besar.
Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaa, dapat diketahui momentum adalah hasil kali massa benda
dengan kecepatan. Sehingga momentum dapat dirumuskan sebagai:
P = m.v
Oleh karena itu, moementum akan berubah seiring dengan perubahan massa dan
kecepatan. Semakin besar massa dan semakin cepat pergerakan suatu benda maka akan
semakin besar juga momentumnya. Jika suatu benda dalam keadaan diam, maka
momentumnya nol.
Pada percobaan inelastis, terbukti benar p1’=p2’, karena kedua benda setelah tumbukan,
menyatu.
Pada percobaan elastis, benda memantul. Lalu p1’ dan p2’ mengalami perubahan dari
p1 dan p2. Hal ini berarti bukan elastis sempurna, melainkan elastis Sebagian. Karena jika
sempurna, maka seharusnya p1=p2’ dan p2=p1’
DAFTAR PUSTAKA
http://rumusmatfis.blogspot.com/2017/04/fisika-rumus-momentum-dan-implus-serta.html
https://sainsmini.blogspot.com/2015/12/penjelasan-tentang-tumbukan-lenting.html
https://www.academia.edu/29712644/Makalah_tumbukan