Anda di halaman 1dari 12

IMPULS, MOMENTUM & TUMBUKAN

Suatu penerapan hukum fisika yang begitu hebat adalah roket yang didasari
atas hukum ketiga Newton dan penerapan impuls dan momentum. Dengan
semua hal di atas roket dapat bergerak melawan gravitasi bumi.

1. Impuls

Apakah yang menyebabkan suatu benda diam menjadi bergerak? Telah kita
ketahui bahwa penyebab hal tersebut adalah gaya. Bola diam yang bergerak
ketika gaya tendangan anda bekerja pada bola. Gaya tendangan anda pada bola
termasuk gaya kontak yang bekerja hanya dalam waktu singkat. Gaya seperti itu
disebut gaya impulsif. Jadi gaya impulsif mengawali suatu percepatan dan
menyebabkan bola bergerak cepat dan makin cepat. Ketika kaki menendang bola
adalah terdapat selang waktu kontak antara permukaan kaki dengan permukaan
kontak, yang selanjutnya disebut selang waktu kontak singkat (Δt) .

Gambar 1.1 Impuls ketika gaya tendangan anda bekerja pada bola
(Sumber: http//fisikakontekstual.com )12/09/2019; 14.07 WIB
Hasil kali antara gaya impulsif F dengan selang waktu kontak (Δt) disebut
besaran impuls dan diberi lambang I.

I = F. Δt

Impuls termasuk besaran vektor. Arah impuls I searah dengan arah gaya
impulsif F. Sedangkan satuannya adalah Newton sekon (Ns) atau kg.m/s

Contoh soal : Lionel messi mengambil tendangan bebas tepat di garis area pinalti
lawan. Jika ia menendang dengan gaya 300 N dan kakinya bersentuhan dengan
bola dalam waktu 0,15 sekon. Hitunglah berapa besar impuls yang terjadi

I = F.Δ t

I = 300. 0,15 = 45 Ns

2. Momentum

Dalam fisika momentum didefinisikan sebagai ukuran kesukaran untuk


menghentikan suatu benda. Jika ada dua benda bergerak bersama-sama, kita
akan lebih sukar menghentikan benda yang massa dan kecepatannya lebih besar
dibandingkan dengan yang massa dan kecepatannya kecil. Momentum
dirumuskan sebagai hasil kali antara massa dan kecepatan.

p = m.v

Momentum merupakan besaran vektor, arah momentum searah dengan arah


kecepatannya.
Berdasarkan persamaan di atas dapat diperoleh bahwasatuan momentum juga
kg.m/s.

Contoh soal : Seorang anak bermassa 110 kg berlari dengan kecepatan tetap 72
km/jam. Berapa momentum dari anak tersebut?

P = m.v
Kecepatan harus dalam m/s, 72 km/ jam = 72000/3600 = 20 m/s

P = 110 x 20 = 2.220 kg m/s

Hubungan Antara Impuls dan Momentum

Hukum II Newton menyatakan, jika suatu benda yang bergerak dikenai gaya
maka benda itu akan mengalami percepatan
F = m a.
Jika nilai F ini disubstitusikan pada persamaan impuls, maka:
I = F .Δt
I = m a .Δt
I = m Δv
I = m (v2 – v1)
I = p2 – p1
I=Δp

Persamaan diatas menyatakan bahwa impuls yang diberikan akan menyebabkan


perubahan kecepatan suatu benda, hingga akhirnya menyebabkan perubahan
momentum.

Impuls = Perubahan momentum

Aplikasi Momentum dan Impuls

Mobil didisain untuk mudah penyok, hal ini bertujuan untuk memperbesar
waktu sentuh untuk memperkecil gaya yang diterima oleh pengendara. Dengan
demikian diharapkan, keselamatan pengemudi lebih dapat terjamin. Jika
kecepatannya besar, maka gaya yang diterima akan besar, sehingga pengendara
akan mengalami kecelakaan yang fatal. Jadi pesan saya jangan ngebut,
walaupun mobil sudah di design sedemikian rupa.
Balon udara pada mobil juga bertujuan untuk memperlambat waktu sentuh
antara kepala pengemudi dengan setir mobil. Ingat, semakin besar waktu
sentuh, maka semakin kecil gaya yang akan mengenai kepala pengemudi. Sabuk
pengaman juga fungsi dan cara kerjanya sama dengan balon udara pada mobil,
yakni untuk mengurangi waktu sentuh antara pengemudi dengan dashboard
mobil pada saat bersentuhan.
Aplikasi Impuls dan Momentum lainnya dalam kehidupan sehari-hari antara
lain :
1. Sarung Tinju.
3. Helm.
4. Matras
5. Palu

3. Hukum Kekekalan Momentum

“ Dalam peristiwa tumbukan, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan


sama dengan momentum total sistem sesaat setelah tumbukan, asalkan tidak
ada gaya luar yang bekerja pada sistem ”.
Formula hukum kekekalan momentum di atas dinyatakan oleh

Gambar 1.2. Tumbukan antara benda A dan B


(sumber: http//www.materi4belajar.blogspot.com)10/09/2019;14.30 WIB
4. Tumbukan

Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi


tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi mekanik, sebab sebagian energi
mungkin diubah menjadi energi bentuk lain, misalnya panas atau bunyi, akibat
tumbukan atau terjadi perubahan bentuk benda.
Berdasarkan sifat kelentingan benda, tumbukan dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan
tumbukan tidak lenting sama sekali. Dengan menggunakan Hukum Kekekalan
Momentum dan Hukum Kekekalan Energi, kita dapat menentukan peristiwa
yang terjadi setelah tumbukan.

a. Tumbukan Lenting Sempurna

Apabila tidak ada energi yang hilang selama tumbukan dan jumlah energi
kinetik kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan sama, maka tumbukan itu
disebut tumbukan lenting sempurna. Pada tumbukan lenting sempurna berlaku
Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya,
dua buah benda massanya masing-masing m1 dan m2 bergerak dengan
kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan seperti pada gambar berikut.
Gambar 1.3. Tumbukan lenting sempurna antara dua benda:
(a) sebelum tumbukan, (b) saat tumbukan, (c) setelah tumbukan
(Sumber: http//sainsmini.blogspot.com)14/09/2019;15.35 WIB

Kedua benda bertumbukan lenting sempurna, sehingga setelah tumbukan


kecepatan kedua benda menjadi v1' dan v2' . Berdasarkan Hukum Kekekalan
Momentum, dituliskan:
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1' + m2 v2'
m1 v1 – m1 v1' = m2 v2' – m2 v2
m1 (v1 – v1' ) = m2 (v2' – v2 ) (i)

Dari Hukum Kekekalan Energi Kinetik diperoleh:


(ii)

Jika persamaan (ii) dibagi dengan persamaan (i) diperoleh:


v1 + v1' = v2' + v2
v1' – v2' = v2 – v1
v1' – v2' = -(v1 – v2 ) (2)
Persamaan (2) dapat dituliskan:
𝑣2 ′−𝑣1 ′
− =1 (3)
𝑣2 −𝑣1

Bilangan pada persamaan (3) disebut koefisien restitusi (e), yang merupakan
negatif perbandingan kecepatan relatif kedua benda sebelum tumbukan.
Persamaan (3) dapat dinyatakan:

𝑣2 ′−𝑣1 ′
e =− =1 (4)
𝑣2 −𝑣1

Dengan demikian, pada tumbukan lenting sempurna koefisien restitusi (e) = 1.

b. Tumbukan Lenting Sebagian


Gambar 1.4. Pantulan bola basket
(Sumber: http//fisikakontekstual.com)12/09/2019;13.38 WIB

Pada tumbukan lenting sebagian, beberapa energi kinetik akan diubah


menjadi energi bentuk lain seperti panas, bunyi, dan sebagainya. Akibatnya,
energi kinetik sebelum tumbukan lebih besar daripada energi kinetik sesudah
tumbukan. Sebagian besar tumbukan yang terjadi antara dua benda merupakan
tumbukan lenting sebagian.

Pada tumbukan lenting sebagian berlaku Hukum Kekekalan Momentum,


tetapi tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
ΣEk > ΣEk ' , maka:
Ek1 + Ek2> Ek1' + Ek2'
v2 – v1 > v1' – v2'
Sehingga persamaan (3) dapat dituliskan:
𝑣2 ′−𝑣1 ′
− < 1 (5)
𝑣2 −𝑣1

Dengan demikian, dapat disimpulkan pada tumbukan lenting sebagian, koefisien


restitusi (e) adalah: 0 < e < 1.

Untuk menentukan koefisien restitusi benda yang bertumbukan,


perhatikan contoh berikut ini. Perhatikan gambar berikut!
Gambar 1.5. Tumbukan lenting sebagian antara bola dengan lantai.
(Sumber: http//sainsmini.blogspot.com)14/09/2019;14.05 WIB

Sebuah bola elastis jatuh bebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan
terjadi tumbukan antara bola dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h2.
Berdasarkan persamaan pada gerak jatuh bebas, kecepatan benda sesaat
sebelum tumbukan adalah:

𝒗𝟏 = + √𝟐𝒈𝒉𝟏

Gerak bola sesaat setelah terjadi tumbukan dapat diidentifikasikan dengan gerak
jatuh bebas, sehingga:

𝒗′𝟏 = − √𝟐𝒈𝒉𝟏 (arah ke atas negatif)

Karena lantai diam, maka kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan
adalah nol, v2 = v2 ' = 0, sehingga besarnya koefisien restitusi adalah:
𝒉
e = √𝒉𝟐 (6)
𝟏
c. Tumbukan tidak Lenting Sama Sekali

Gambar 1.6. Tumbukan tidak lenting sama sekali


(Sumber: http//fisikakontekstual.com) 12/09/2019;13.38 WIB

Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua


benda bersatu, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan besarnya
sama, yaitu v1' = v2' = v'. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum maka:
m1 v 1 + m 2 v2 = m1 v1' + m2 v2'
m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m 2 ) v'
Karena v1' = v2' , maka v1' – v2' = 0, sehingga koefisien restitusi (e) adalah nol
(e =0).
Contoh peristiwa lain dari tumbukan ini sering dijumpai dalam ayunan balistik.

Gambar 1.7. Peristiwa ayunan balistik

(Sumber: http//rumushitung.com)09/09/2019;14.30 WIB


Sebuah perluru dengan massa m ditembakkan dengan kecepatan v sehingga
menumbuk sebuah balok yang terikat oleh tali. Jika setelah tumbukan keduanya
menyaut dan mencapati tinggi maksimum H (titik puncak saat balok dan peluru
berhenti). Maka kita dapatkan persamaan :

mv = (m+M) √𝟐𝒈𝒉

Contoh soal

Sebutir peluru yang massanya 0,01 kg ditembakan pada suatu ayunan balistik
bermassa 1kg sehingga peluru bersarang di dalamnya dan ayunan naik setinggi
0,2 m dari kedudukan semula. Jika g = 10 m/s2, kecepatan peluru yang
ditembakan adalah …

a. 302 m/s
b. 282 m/s
c. 240 m/s
d. 202 m/s
e. 101 m/s

PEMBAHASAN :
Diketahui:
mpeluru = 0,01 kg
mbalistik = 1 kg
h = 0,2 m
g = 10 m/s2
Ditanyakan: Kecepatan peluru yang ditembakkan (vpeluru) ?
Berlaku hukum kekekalan energi mekanik pada kejadian ini:

v = 2 m/s ⇒ kecepatan peluru dan balistik setelah bertumbukan


Kejadian ini termasuk tumbukan tidak lenting sama sekali karena peluru
bersarang pada balistik, dengan vb = 0 (diam) maka berlaku:
mpeluruvpeluru + mbalistikvbalistik = (mpeluru + mbalistik) v
0,01 vp + 0 = (1,01) 2
Sehingga, vp = 202 m/s
Jawaban : D

Anda mungkin juga menyukai