Anda di halaman 1dari 16

MOMENTUM, ENERGI DAN TUMBUKAN

Hari/Tanggal : Rabu, 9 Oktober 2019

Tempat : Laboratorium Fisika Dasar, Institut Teknologi Del, Sitoluama,

Kab.Tobasa

Instruktur : Lasro Sihite

Nama Praktikan : Siska Tampubolon

NIM :31S19005

Kelas : 11TB

Prodi : Teknik Bioproses

LABORATORIUM FISIKA DASAR INSTITUT TEKNOLOGI DEL

SITOLUAMA, KEC.LAGUBOTI KAB.TOBASA

T.A 2019/2020

DAFTAR ISI
I. TUJUAN
II. DASAR TEORI
III. ALAT DAN BAHAN
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
V. DATA DAN PENGOLAHAN
5.1. Tabel Data Percobaan
5.1.1. Tabel 1 Massa Cart
5.1.2. Tabel 2 Kecepatan Cart Sebelum Dan Sesudah
Tumbukan
5.1.3. Tabel 3 Momentum Sebelum Dan Sesudah Tumbukan
5.1.4. Tabel 4 Ek Sebelum Dan Sesudah Tumbukan
VI. ANALISIS DATA
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
VIII. DAFTAR PUSTAKA
I. TUJUAN
1. Mengamati langkah anatara 2 benda ( kereta ), dan konversi dari momentum
2. Mengukur perubahan energi pada masing-masing jenis tumbukan
3. Mengklasifikasikan tumbukan sebagai elastis, tidak elastis atau tidak elastis
sama sekali

II. DASAR TEORI


Momentum atau bisa ditulis dengan lambang P dapat didefenisikan
sebagai suatu hasil kali antara massa ( m ) dengan kecepatan ( v ). Atau dapat
ditulis sebagai berikut :

𝑃 = 𝑚 .𝑣

Atau

𝑃 = 𝑚 . 𝑣1 − 𝑚 . 𝑣0

Apabila pada 𝑡1 kecepatan 𝑣1 dan pada 𝑡2 kecepatan adalah 𝑣2 maka :

F ( 𝑇1 − 𝑇2 = 𝑚 . 𝑣2 − 𝑚 . 𝑣1

P adalah lambang momentum, m adalah massa benda dan v adalah


kecepatan benda. Sedangkan T adalah aksi gaya. Momentum merupakan
besaran vektor, jadi selain mempunyai besar alias nilai, momentum juga
mempunyai arah. Besar momentum p = mv. Arah momentum sama dengan arak
kecepatan.Dikarenakan kecepatan adalah besaran vektor, maka momentum
dapat dinyatakan dalam bentuk vektor juga. Satuan dari momentum adalah
𝑘𝑔𝑚/𝑠 2 . Dari rumus di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa dan
kecepatan benda maka besar momentumnya juga semakin besar.

M1 M2

Pada gambar di atas, tumbukan yang terjadi antara benda 1 dan benda 2
sama besar, karena sama-sama bergerak dengan kecepatan tertentu dan dengan
massa tertentu, maka ketika kedua benda tersebut bertumbukan, masing-masing
benda memberikan gaya ke benda lain sehingga besar momentumnya dapat
diketahui. Besarnya momentum yang bekerja pada satu tumbukan dapat
diketahui melalui persamaan :

𝑃 = 𝑃′

𝑚1 . 𝑣1 + 𝑚2 . 𝑣2 = 𝑚1 . 𝑣1′ + 𝑚2 . 𝑣2′

Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa momentum


bersifat kekal, karena momentum sebelum tumbukan sama besar dengan
momentum setelah tumbukan. Hal ini dapat terjadi apabila tidak ada gaya luar
yang mempengaruhi.

Dari persamaan di atas, dapat juga dicari kecepatan masing-masing


benda sebelum dan sesudah tumbukan, sehingga kita dapat mencari besarnya
koefisien restitusi ( e ). Berdasarkan besarnya koefisien restitusi, tumbukan
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Tumbukan Lenting Sempurna ( e = 1 )


Tumbukan lenting sempurna atau perfectly elastic collison adalah
tumbukan dimana gaya yang bekerja pada kedua benda adalah gaya konservatif,
sehingga bessar energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan besarnya sama.
Sebelum tumbukan
V1 V2
M1 M2

Sesudah tumbukan

V1’ V2’
M1 M2

Hukum Kekekalan Momentum

𝑚1 . 𝑣1 + 𝑚2 . 𝑣2 = 𝑚1 . 𝑣1′ + 𝑚2 . 𝑣2′

Pada tumbukan lenting sempurna, terjadi kekekalan energi kinetik yang


dapat dibuktikan dengan persamaan di bawah ini :

𝑚1 . 𝑣1 + 𝑚2 . 𝑣2 = 𝑚1 . 𝑣1′ + 𝑚2 . 𝑣2′

𝑚1 . 𝑣1 − 𝑚1 . 𝑣1′ = 𝑚2 . 𝑣2′ − 𝑚2 . 𝑣2

𝑚1 ( 𝑣1 – 𝑣1′ ) = 𝑚2 ( 𝑣2′ − 𝑣2 )

Kemudian dari persamaan diturunkan menjadi hukum kekekalan energi


kinetik, yaitu :

𝐸𝑘1 + 𝐸𝑘2 = 𝐸𝑘1 ′ + 𝐸𝑘2 ′

1 1 1 1
𝑚𝑣12 + 𝑚𝑣22 = 𝑚𝑣1′2 + 𝑚𝑣2′2
2 2 2 2

𝑚1 ( 𝑣12 − 𝑣1′2 ) = 𝑚2 (𝑣2′2 + 𝑣22 )

𝑚1 ( 𝑣1 − 𝑣1′ ) ( 𝑣1 + 𝑣1′ ) = 𝑚2 ( 𝑣2′ − 𝑣2 ) ( 𝑣2′ + 𝑣2 )

𝑣2′ + 𝑣1′ = −( 𝑣2 − 𝑣1 )

∆𝑣 ′ = −∆𝑣

Dimana :

∆𝑣
= 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 2 𝑑𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 1 𝑠𝑒𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛

∆𝑣 ′ = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 2 𝑑𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 1 𝑠𝑒𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛

2. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali ( e = 0 )


Tumbukan tidak lenting sama sekali atau perfectly inelastic collisioin
adalah tumbukan dimana setelah terjadi tumbukan, kedua benda akan menempel
menjadi satu dan mempunyai kecepatan yang sama.

Sebelum tumbukan :

V1 V2
M1 M2

Sesudah tumbukan :

V’
M1 M2

Pada tumbukan tidak lenting sama sekali berlaku hukum kekekalan


momentum sebagai berikut :

𝑚1 . 𝑣1 + 𝑚2 . 𝑣2 = ( 𝑚1 + 𝑚2 )𝑣′

Pada tumbukan tidak lenting sama sekali berlaku hukum kekekalan


energi kinetik, sehingga ada energi yang hilang selama proses tumbukan.
Besarnya energi kinetik yang hilang dapat dihitung dengan cara :

∆𝐸𝑘ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝐸𝑘𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 − 𝐸𝑘𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ

∆𝐸𝑘ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
%∆𝐸𝑘ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = × 100%
∆𝐸𝑘𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚

3. Tumbukan Lenting Sebagian ( 0 < e < 1 )


Tumbukan lenting sebagian adalah tumbukan dimana nilai koefisien
restitusinya berada diantara lebih 0 sampai dengan lebih kecil dari 1. Untuk
mengukur koefisien restitusi dapat digunakan rumus :
−∆𝑣′ − ( 𝑣2′ − 𝑣1′ )
𝑒 = =
∆𝑣 𝑣2 − 𝑣1

Semakin mendekati nilai o maka tumbukan semakin tidak lenting,


sedangkan semakin mendekati nilai 1 maka tumbukan semakin lenting.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Komputer atau laptop yang terinstall aplikasi Logger Pro
2. Vernier computer interface ( Lab Quest Mini )
3. 2 Buah Vernier Motion Detectors
4. Vernier Dynamic Track
5. 2 Buah Vernier Dynamic Carts dengan magnet dan pengait
6. Bumper Hook And Pile
IV. PROSEDUR KERJA
1. Ukur terlebih dahulu massa dari Dyamic cart ( kereta ) dan catat hasil
pengukuran dalam Tabel 1. Kemudian tandai cart ( kereta ) sebagai cart 1 dan
cart 2.
2. Rangkai Dyanmic track se horizontal mungkin. Dapat diuji dengan meletakkan
cart ( kereta ) pada lintasan. Cart ( kereta ) diharuskan tidak bergerak ketika
diberikan gaya.
3. Terlebih dahulu coba menabrakkan secara perlahan kedua cart ( kereta ).
Posisikan cart 2 berada ditengah lintasan dan dorong cart 1 sehingga membentur
cart 2, bumper magnet menghantam bumper magnet. Cart ( kereta ) akan
perlahan mendorong tanpa ada sentuhan sama sekali.
4. Letakkan Motion Detector pada masing-masing ujung lintasan, jarak yang
diperbolehkan minimum 0,5 m antara detektor dan cart ( kereta ), tampak seperti
pada gambar 1. Hubungkan Motion Detector ke port digital ( DIG ) pada
interface LabQuest Mini. Atur pengaturan sensifitas Motion Detector ke Track.
5. Buka file “ 18 Momentum Energy Coll “ dari folder Physics with Vernier.
6. Klik Collect untuk memulai pengambilan data. Lakukan pengulangan seperti
langkah di atas dan gunakan grafik posisi untuk memverifikasi bahwa Motion
Detector dapat melacak setiap cart ( kereta ) dengan baik pada keseluruhan
lintasan pergerakan kereta. Disesuaikan posisi satu atau kedua Motion Detector.
7. Tempatkan kedua cart ( kereta ) di tengah lintasan. Jauhkan tangan dari cart (
kereta ) dan klik zero. Pilih kedua sensor dan klik ok. Prosedur ini akan
menempatkan koordinat sistem yang sama untuk kedua sensor. Verifikasi atau
cek kembali bahwa penolan telah berhasil dengan cara mengklik Collect dan
biarkan cart ( kereta ) bergerak perlahan pada lintasan. Grafik pada setiap
Motion Detector akan amenampilkan nilai yang sama. Jika tidak lakukan
kembali penolan.

Bagian 1. Bumper Magnet


1. Tempatkan kembali cart ( kereta ) sehingga Bumper Magnetic berhadapan satu
sama lain. Klik Collect untuk memulai pengambilan data dan ulangi tumbukan
yang telah dicoba pada langkah ke 3. Jauhkan tangan dari Motion Detector
setelah mendorong cart ( kereta ).
2. Dari grafik kecepatan, dapat menentukan kecepatan sebelum dan sesudah
tumbukan pada masing-masing cart ( kereta ). Untuk mengukur kecepatan
selama interval waktu, drag kursor melalui interval waktu. Klik stastik untuk
membaca nilai rata-rata dari data. Ukur nilai rata-rata pada setiap cart ( kereta )
sebelum dan sesudah tumbukan dan masukkan data tersebut pada Tabel 2.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk dua percobaan dengan menggunakan bumper
magnet kemudian catat data ke dalam tabel percobaan.

Bagian 2. Bumper Hook And Pile


1. Ubah jenis tumbukan dengan memutar cart ( kereta ) sehingga kait dan
tumbukan berhadapan satu sama lain. Cart ( kereta ) harus menempel setelah
bertabrakan. Berlatih dengan membuat tabrakan baru saat cart 2 dalam keadaan
diam.
2. Klik collect untuk memulai pengambilan data dan ulangi untuk tumbukan yang
baru.
3. Ulangi langkah sebelumnya sebagai langkah ke 2 dengan bumper hook and pile.

Bagian 3. Bumper Hook And Pile Ke Bumper Magnetic\


1. Posisikan bagian depan cart ( kereta ) Bumper hook and pile dihadapkan dengan
bagian depan bumper magnetic. Cart ( kereta ) tidak akan menempel satu sama
lain, tetapi kedua cart ( kereta ) tidak akan terpental dengan baik. Lakukan
percobaan tumbukan berikut, dengan cart 2 dalam keadaan diam.
2. Klik Collect untuk memulai pengumpulan data dan ulangi tumbukan baru.
Dengan melakukan prosedur 2, ukur dan rekam kecepatan cart ( kereta ) pada
tabel percobaan.
3. Ulangi langkah sebelumnya sebagai langkah ke dua dengan bumper hook and
pile dihadapkan dengan bumper magnetic.
V. DATA PENGOLAHAN
a. Tabel Massa Cart

Tabel 1
Massa Cart 1 504,9 kg Massa Cart 2 500,3 kg

b. Tabel Kecepatan Cart Sebelum Dan Sesudah Tumbukan

Tabel 2
Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan
Cart 1 Cart 2 Cart 1 Cart 2
Tipe Bumper Percobaan Sebelum Sebelum Sesudah Sesudah
Tumbukan Tumbukan Tumbukan Tumbukan
( m/s ) ( m/s ) ( m/s ) ( m/s )
BAGIAN I
1 1.038 0 0.750 0.000318
Magnetik
2 2.636 0 4.571 0.08819
Magnetik
BAGIAN II
3 0.824 0 0.504 0.002858
Hook and Pile
4 0.8121 0 0.5610 0.01248
Hook and pile
BAGIAN III
5 0.612 0 0.191 0.08904
Keduanya
6 0.657 0 0.209 0.03182
Keduanya

c. Tabel Momentum Sebelum Dan Sesudah Tumbukan

Tabel 3
Momentum Momentum Momentum Momentum Total Total
Cart 1 Cart 2 Cart 1 Cart 2 Momentum Momentum
Sebelum Sebelum Sesudah Sesudah Sebelum Sesudah Ratio Total
Percobaan ke
Tumbukan Tumbukan Tumbukan Tumbukan Tumbukan Tumbukan Momentum
Sebelum /
( kg . m/s ) ( kg . m/s ) ( kg . m/s ) ( kg . m/s ) ( kg . m/s ) ( kg . m/s )
Sesudah
1:2
1 521.69 376.95 0.1598 521.69 377.109
0
2 1.324 44.324 1.324 46.621 1:2
0 2.297
3 414.14 14.364 414.14 267.674 1:2
0 253.31
1:2
4 408.16 62.724 408.16 84.674
0 21.95
5 307.59 44.571 307.59 140.561 1:2
0 95.99
6 330.20 15.992 330.20 121.032 1:2
0 105.04
d. Tabel EK Sebelum dan Sesudah Tumbukan

Tabel 4
Pecobaan EK cart 1 EK cart 2 EK cart 1 EK cart 2 Total EK Total EK Ratio
ke sebelum sebelum sesudah sesudah sebelum sesudah total EK
tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan sesudah/
(J) (J) (J) (J) (J) (J) sebelum
tumbukan
1 271,94 0 -283,06 0,000072 4092,394 41290,25 10 :1
2 1753,80 0 -10500,3 3,908 4092,394 41290,25 10 :1
3 171,37 0 46,44 0,004109 4092,394 41290,25 10 :1
4 1706,224 0 51978,12 0,04233 4092,394 41290,25 10 :1
5 94,53 0 18,506 3,984 4092,394 41290,25 10 :1
6 108,94 0 22,099 0,5088 4092,394 41290,25 10 :1
VI. ANALISIS DATA
Momentum terlestarikan adalah sebagai besaran yang dihasilkan dari
perkalian antara besaran skalar massa benda dan besaran back vektor
kecepatan geraknya.
Yang menyebabkan momentum tidak benar-benar sama besar sebelum dan
sesudah tumbukan dalam percobaan ini adalah :
a. Adanya gaya gerakan yang tidak diperhitungkan
b. Kurangnya kehati-hatian praktikan saat melakukan percobaan\
c. Gaya hambat udara
d. Gaya gravitasi

Rata – rata massa cart 1 dan cart 2

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑎𝑟𝑡 1 + 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑎𝑟𝑡 2 504.9 + 500.3 1005.2


= = = 502.6
2 2 2
Momentum Sebelum Tumbukan ( Magnetik )

a. Pada Cart 1
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 1.038 m/s
= 521.69 kg/m s
Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 2.636 m/s
= 1.324 kg/m s
b. Pada Cart 2
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 0 m/s
= 0 kg/m s
Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 0 m/s
= 0 kg/m s

Momentum Sesudah Tumbukan ( Magnetik )

a. Pada Cart 1
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.750 m/s
= 376.95 kg/m s
Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 4.571 m/s
= 2.297 kg/m s
b. Pada Cart 2
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.000318m/s
= 0.1598kg/m s
Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.08819m/s
= 44.324 kg/m s

Momentum Sebelum Tumbukan ( Hook and Pile )

a. Pada Cart 1
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 0. 824m/s
= 414.14kg/m s

Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 0. 8121m/s
= 408.16 kg/m s
b. Pada Cart 2
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 0 m/s
= 0 kg/m s
Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 0 m/s
= 0 kg/m s

Momentum Sesudah Tumbukan ( Hook and Pile )

a. Pada Cart 1
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.002858m/s
= 253.31 kg/m s
Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.01248m/s
= 21.95 kg/m s
b. Pada Cart 2
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.504 m/s
= 14.364 kg/m s
Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.5610m/s
= 62.24 kg/m s

Momentum Sebelum Tumbukan ( Keduanya )

a. Pada Cart 1
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.612 m/s
= 307.59 kg/m s
Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.657m/s
= 330.20 kg/m s

b. Pada Cart 2
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 0 m/s
= 0 kg/m s

Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 0 m/s
= 0 kg/m s

Momentum Sesudah Tumbukan (Keduanya )

a. Pada Cart 1
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.191 m/s
= 95.99 kg/m s
Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.209m/s
= 105.04 kg/m s
b. Pada Cart 2
Percobaan 1 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.08904 m/s
= 44.571 kg/m s
Percobaan 2 : P = m . v
= 502.6 kg x 0.03812 m/s
= 15.992 kg/m s

Untuk menemtukan total momentum sebelum tumbukan digunakan rumus

𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 +𝑃2

Untuk menemtukan total momentum sesudah tumbukan digunakan rumus

𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃1 +𝑃2

Untuk menemtukan ratio total momentum sebelum dan sesudah tumbukan digunakan
rumus

𝑆𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚
VII. KESIMPULAN

VII.1 Kesimpulan
Momentum adalah istilah fisika mengacu pada kuantitas gerak dan massa yang
dimiliki suatu objek. Defenisi mometum diartikan sebagai besaran yang dihasilkan
dari perkalian antara besaran skalar massa benda dengan besaran vektor kecepatan
geraknya. Momentum termasuk besaran vektor ( besaran yang dipengaruhi oleh arah
). Arah momentum searah dengan arah kecepatan. Momentum sebuah partikel dapat
dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan benda. Semakin besar
momentum maka semakin dahsyat kekuatan yang dimiliki oleh suatu benda. Jika
materi dalam keadaan diam, maka momentumnya akan sama dengan nol.
Sebaliknya semakin cepat pergerakannya maka semakin besar juga momentumnya.
Momentum dimiliki oleh benda yang bergerak. Momentum adalah kecenderungan
benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya pada kelajuan yang konstan.
Momentum dirumuskan dengan

𝑝 = 𝑚 .𝑣

Keterangan :

𝑝 = 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡𝑢𝑚

𝑚 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝑣 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

VII.2 Saran

1. Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu bacalah prosedur percobaan yang


terdapat pada modul praktikum.
2. Sebelum memasuki laboratorium pelajari terlebih dahulu cara mementukan
momentum, kecepatan, dan EK cart sebelum dan sesudah tumbukan
3. Kerjakan terlebih dahulu tugas pendahuluan sebelum memasuki laboratorium
dan kuasai materi Momentum, Energi dan Tumbukan.
4. Pastikan terlebih dahulu alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik.
5. Lakukanlah praktikum dengan benar, dan jangan bermain-main saat di
laboratorium.
6. Dan lakukan lah percobaan dengan benar supaya tujuan dari praktikum dapat
tercapai.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai