Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

Modul 3 Momentum, Energi dan Tumbukan


Hari, Tanggal: Senin, 23 Oktober 2023

Nama Praktikan : Ayu Hutasoit


NIM : 11S23015
Kelas : 11 IF 1
Prodi : INFORMATIKA
Asisten Lab : Grace Glen Elisa Purba

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI DEL
LAGUBOTI
T.A 2023/2024
I TUJUAN

1. Mengamati tumbukan antara 2,benda (kereta), dan konversi dari momentum


2. Mengukur perubahan energi pada masing-masing jenis tumbukan
3. Mengklasifikasikan tumbukan sebagai eleastis, tidak elestis atau tidak elastis sama sekali.
II DASAR TEORI

Momentum

Momentum merupakan sifat kelembaman (sifat ingin mempertahankan keadaannya) dari benda yang bergerak. Momentum
suatu benda adalah ukuran kesukaran untuk menggerakkan benda ketika berhenti atau untuk menghentikan benda
ketika bergerak. Makin besar momentum sebuah benda makin sulit untuk mengubah ataupun menghentikan
gerakannya. Dalam fisika, momentum didefinisikan sebagai hasil kali antara massa dengan kecepatannya. Jadi besar
kecilnya momentum suatu benda ditentukan oleh massa dankecepatan benda tersebut. Momentum secara matematis
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Ket:

𝑝: momentum (𝑘𝑔𝑚/𝑠)atau (𝑁.𝑠)

𝑚: massa benda (𝑘𝑔)

𝑉: kecepatan gerak benda (𝑚/𝑠)

Gaya total pada benda menghasilkan perubahan momentum benda terhadap waktu sebagaimana dirumuskan sebagai
berikut :

Interaksi dua partikel dengan meninjau gaya kontak antarbenda

Misalkan dua buah partikel berinteraksi satu sama lain tanpa dipengaruhi lingkungannya (gaya eksternal) dan memenuhi
hukum aksi –reaksi (Hukum III), maka berlaku hukum kekekalan momentum yang secara matematis dapat dituliskan
berikut:

dp
Dengan memanfaat kan persamaan ∑ F= maka dapat di tulis :
dt
Karena turunan momentum sistem terhadap waktu sama dengan nol, maka dapat dikatakan bahwa momentum
sistem kekal. Hal ini disebut sebagai hukum kekekalan momentum linier

Dengan memanfaatkan persamaan diperoleh :

Tumbukan

Tumbukan adalah salah satu contoh keadaan dengan momentum kekal. Ada tiga jenis
tumbukan, yaitu tumbukan elastik, tumbukan elastik sebagian dan tumbukan tak
elastik. Pada tumbukan elastik, tidak ada energi kinetik yang hilang sehingga energi
kinetik awal sama dengan energi kinetik akhir (hukum kekekalan energi kinetik
berlaku). Pada tumbukan elastik sebagian terdapat energi kinetik yang hilang sehingga
energi kinetik awal tidak sama dengan energi kinetik akhir. Sedangkan pada tumbukan
tak elastik, kedua benda yang bertumbukan bergerak bersama dengan kecepatan
akhir yang sama.

Skema tumbukan elastik antara dua partikel : (kiri) sebelum tumbukan dan (kanan)setelah tumbukan.

Tumbukan dapat terjadi pada saat benda yang bergerak mengenai benda lain yang sedang bergerak atau diam
tumbukan dari 2 benda pada suatu lintasan dapat digambarkan sebagai suatu konversi momentum atau dalam
sejumlah kasus disebut sebagai 3 bagian yaitu:
1. Tumbukan Lenting Sempurna

Tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan yang terjadi pada suatu benda di mana dalam
tumbukan tersebut tidak ada energi bentuk yang hilang. Jumlah energi kinetik kedua sebelum dan
setelah tumbukan sama. Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan energi
kinetik dan hukum kekekalan momentum. Misalnya, dua buah benda massanya masing-masing
m1 dan m2 bergerak dengan kecepatan V1 dan V2 dengan arah berlawanan. Kedua menjadi V1'
dan V2'.

Momentum masing-masing benda:


Tumbukan lenting sempurna harus hening dan tidak memunculkan panas akibat gesekan antara
benda yang bertumbukan. Jika tumbukan antara kedua benda menimbulkan bunyi dan panas maka
energi kinetic benda tidak kekal. Pada tumbukan lenting sempurna koefisien restitusinya (e) = 1

2. Tumbukan tidak lenting sama sekali

Tumbukan tidak lenting sama sekali terjadi ketika peristiwa setelah tumbukan, kedua benda tidak
terpental tetapi akan menyatu. Misalnya, sebuah platisin dilemparkan terhadap suatu bola dengan
keadaan diam. Maka setelah bertumbukan bola dan plastisin menyatu dan kemudian sama-sama
bergerak. Pada peristiwa tumbukan ini tetap berlaku hukum kekekalan momentum namun hukum
kekekalan energi kinetik tidak berlaku dalam peristiwa jenis ini. Berdasarkan hukum kekekalan
momentum, maka:

3. Tumbukan lenting Sebagian

Pada tumbukan lenting sebagian beberapa energi kinetik akan diubah menjadi energi bentuk lain
seperti panas, bunyi, dan sebagainya. Akibatnya energi kinetik sebelum tumbukan lebih besar
daripada setelah tumbukan.
Pada tumbukan lenting sebagian berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak berlaku hukum
kekekalan energi mekanik.
Pada tumbukan lenting sebagian koefisien restitusinya adalah 0 < e < 1
III ALAT DAN BAHAN

1. Komputer atau laptop yang terinstall aplikasi Logger pro

2. Vernier computer interface (Lab quest Mini)

3. 2 buah Vernier Motion Detectors

4. Vernier Dynamic Track

5. 2 Buah Vernier Dynamic Carts dengan magnet dan pengai

x
IV PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ukur terlebih dahulu massa dari Dynamic cart (kereta) dan catat hasil pengukuran dalam
tabel 1. Kemudian tandai cart (kereta) sebagai cart 1 dan cart 2.
2. Rangkai Dynamic track se horizontal mungkin. Dapat di uji dengan meletakkan cart (kereta)
pada lintasan. Cart (kereta) diharuskan tidak bergerak ketika tidak diberikan gaya.
3. Terlebih dahulu coba menabrakkan secara perlahan kedua cart (kereta). Posisikan cart 2
berada ditegah lintasan dan dorong cart 1 sehingga membentur cart 2, bumper magnet
menghantam bumper magnet. Cart (kereta) akan perlahan mendorong tanpa ada sentuhan
sama sekali.
4. Letakkan Motion Detector pada masing-masing ujung lintasan, jarak yang diperbolehkan
minimum 0.15 m antara detector an cart (kereta), tanpak seperti pada
gambar 1. Hubungkan Motion Detector ke port digital (DIG) pada interface
LabQuest Mini. Atur pengaturaan sensifitas Motion Detector ke Track seperti
tampak pada gambar di samping.
5. Buka file “18 Momentum Energy Coll” dari Folder Physics with Vernier .
6. Klik untuk memulai pengambian data. Lakukan pengulangan seperti langkah diatas
dan gunakan grafik posisi untuk memverifikasi bahwa Motion Detector dapat melacak setiap
cart (kereta) dengan baik pada keseluruhan lintasan pergerakan kereta. Anda perlu
menyesuaikan posisi satu atau kedua Motion Detector.
7. Tempatkan kedua cart (kereta) ditengah lintasan. Jauhkan tangan anda dari cart (kereta) dan
klik . Pilih kedua sensor dan klik . Prosedur ini akan menempatkan
koordinat sistem yang sama untuk kedua sensor. Verifikasi atau cek kembali bahwa penolan
telah berhasil dengan cara meng klik dan biarkan cart (kereta) bergerak perlahan
pada lintasan. Grafik pada setiap Motion Detector akan menampilkan nilai yang sama. Jika
tidak lakukan kembali penolan
Bagian 1. Bumper Magnet

8. Tempatkan kembali cart (kereta) sehingga bumper magnetic berhadapan satu sama lain. Klik
untuk memulai pengambilan data dan ulangi tumbukan yang telah anda coba pada
langkah ke 3. Jauhkan tangan anda dari Motion Detector setelah anda mendorong cart
(kereta).
9. Dari grafik kecepatan, anda dapat menetukan kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan pada
masing-masing cart (kereta). Untuk mengukur kecepatan selama interval waktu, drag kursor
melalui interval waktu. Klik Statistik untuk membaca nilai rata-rata dari data. Ukur nilai
rata-rata pada setiap cart (kereta) sebelum dan sesudah tumbukan dan masukkan data tersebut
pada tabel 2
10. Ulangi langkah ke 8 dan 9 untuk dua percobaan dengan menggunakan bumper magnet
kemudian catat data ke dalam tabel percobaan.

Bagian 2. Bumper hook dan pile


11. Ubah jenis tumbukan dengan memutar cart (kereta) sehingga kait dan tumpukan berhadapan
satu sama lain. Cart (kereta) harus menempel setelah bertambrakan. Berlatih dengan
membuat tabrakan baru saat cart 2 dalam keadaan diam.
12. Klik untuk memulai pengambilan data dan ulangi untuk tumbukan yang baru.
13. Ulangi langkah sebelumnya sebagai langkah ke 2 dengan bumper hook dan pile.

Bagian 3. Bumper Hook dan pile ke bumper magnetic

14. Posisikan bagian depan Cart (kereta )Bumper hook dan pile dihadapkan dengan bagian depan
bumper magnetik . Cart (kereta) tidak akan menempel satu sama lain, tetapi kedua cart
(kereta) tidak akan terpental dengan baik. Lakukan percobaan tumbukan berikut, dengan cart
2 dalam keadaan diam.
15. Klik untuk memulai pengumpulan data dan ulangi tumbukan baru. Dengan
melakukan proseur 9, ukur dan rekam kecepatan cart (kereta) pada tabel percobaan.
16. Ulangi langkah sebelumnya sebagai langkah ke dua dengan bumper hook dan pile
dihadapkan dengan bumper magnetic
V DATA DAN PENGOLAHAN

c
Massa cart 1: 0,5139 kg Massa cart 2: 0,5093 kg

T
a
b
e
l

2
Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan
cart 1 cart 2 cart 1 cart 2
Tipe Bumper Percobaan sebelum sebelum sesudah sesudah
tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan
(m/s) (m/s) (m/s) (m/s)
BAGIAN I Magnetik 1 0,1408 0 0,006860 0,1249
Magnetik 2 0,1783 0 0,01091 0,1478
BAGIAN II Hook-and-pile 3 0,2108 0 0,1091 0,1034
Hook-and-pile 4 0,3193 0 0,1799 0,1635
BAGIAN Keduanya 5 0,2673 0 0.1197 0,2730
III
Keduanya 6 0,2829 0 0,08674 0,2405

Tabel 3

Momentu Momentu Momentu Momentu Total Total


m cart 1 m cart 2 m cart 1 m cart 2 momentu momentu Ratio total
Percobaa sebelum sebelum sesudah sesudah m m momentum
n ke sebelum sesudah sesudah/sebelu m
tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan
(kg•m/s) (kg•m/s) (kg•m/s) (kg•m/s) tumbukan tumbukan
(kg•m/s) (kg•m/s)
1 0,072357 0 0,003525 0,063612 0,072357 0,067137 0,0335684
2 0,091628 0 0,005607 0,075275 0,091628 0,080881 0,040441
3 0,10833 0 0,056066 0,052662 0,10833 0.108728 0,054364
4 0,1640 88 0 0,092451 0,083271 0.164088 0,175721 0,087861
5 0,137365 0 0,063514 0,139034 0,137365 0,200553 0,100276
6 0,145382 0 0,044576 0,122487 0,145382 0,167062 0.083531
Hal 11 dari 34
Hal 12 dari 34
Hal 13 dari 34
Hal 14 dari 34
Hal 15 dari 34
Hal 16 dari 34
Hal 17 dari 34
Table 4
EK cart 1 EK cart 2 EK cart 1 EK cart 2 Total KE Total KE Ratio total EK
Percoba sebelum sebelum sesudah sesudah sebelum sesudah sesudah/sebelu m
an ke tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan tumbukan
(J) (J) (J) (J) (J) (J)
1 0,005094 0 0,000012091 0,003973 0,005094 0,003985091 0,0045395455
2 0,008169 0 0,00030584 0,00 5563 0,008169 0,005593373 0,004084
3 0,011418 0 0,003058427 0,002723 0,011418 0,005781033 0,0086
4 0,026197 0 0,008315932 0,006807 0,026197 0,0151233 0,02066
5 0,018359 0 0,003681603 0,018979 0,018359 0,022660413 0,02051
6 0,020564 0 0.001933248 0,014729 0,020564 0,016662267 0,018613

Hal 18 dari 34
Hal 19 dari 34
Hal 20 dari 34
Hal 21 dari 34
Hal 22 dari 34
Hal 23 dari 34
Hal 24 dari 34
Hal 25 dari 34
Hal 26 dari 34
VI ANALISA DATA

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa total momentum dalam sistem akan tetap sama sebelum
dan sesudah tumbukan jika tidak ada gaya eksternal yang memengaruhinya. Meskipun pengukuran mungkin
memiliki ketidakpastian, nilai ratio antara momentum sebelum dan sesudah tumbukan akan mendekati 1.

Hukum kekekalan energi kinetik adalah prinsip yang mirip dengan hukum kekekalan momentum. Ini
menyatakan bahwa total energi kinetik dalam sistem juga akan tetap konstan jika tidak ada gaya eksternal
yang bekerja. Dalam tumbukan ideal, total energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan akan sama. Dalam
tumbukan yang tidak elastis, energi kinetik dapat berkurang.

Ketidakpastian dalam pengukuran dapat menyebabkan nilai pengukuran tidak persis sama sebelum dan
sesudah tumbukan, tetapi prinsip hukum kekekalan memastikan bahwa total momentum dan energi kinetik
akan terjaga. Gaya gesek dan hambatan udara adalah faktor-faktor dunia nyata yang dapat mempengaruhi
sejauh mana hukum kekekalan ini terpenuhi.

Tumbukan elastis adalah tumbukan di mana energi kinetik dan momentum terjaga sepenuhnya, sedangkan
dalam tumbukan tidak elastis, sebagian energi kinetik dapat hilang karena disipasi energi dalam bentuk energi
termal atau deformasi objek.

Tumbukan elastis adalah tumbukan di mana energi kinetik dan momentum terjaga sepenuhnya, sedangkan
dalam tumbukan tidak elastis, sebagian energi kinetik dapat hilang karena disipasi energi dalam bentuk energi
termal atau deformasi objek.

Konsep dasar kekekalan momentum dan energi kinetik, dampak dari ketidakpastian pengukuran, faktor-faktor
yang memengaruhi kekekalan ini, perbedaan antara tumbukan elastis dan tidak elastis, serta penggunaan
bumper magnetik dalam eksperimen.

Hal 27 dari 34
VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
1. Kesimpulan
 Momentum adalah sebuah nilai dari perkalian materi yang
bermassa/memiliki bobot dengan pergerakan/kecepatan. Dalam
fisika, momentum dilambangkan dengan “P”. Secara matematis
momentum dapat dirumuskan sebagai:
P = m.v
Ket : P = Momentum
m = massa
v = kecepatan
 Momentum akan berubah seiring dengan perubahan massa dan
kecepatan. Semakin cepat pergerakan suatu materi/benda akan
semakin cepat juga momentumnya. Semakin besar momentum,
maka semakin besar kekuatan yang dimiliki suatu benda. Jika
materi dalam keadaan diam, maka momentumnya sama dengan
nol.
 Tumbukan adalah peristiwa bertabrakan dua objek atau lebih.
Tumbukan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Tumbukan lenting sempurna,
2. Tumbukan tidak lenting sama sekali,
3. Tumbukan lenting sebagian.
 Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Ada beberapa
jenis energi yaitu:
o Energi potensial (EP),
o Energi kinetik (EK),
o Energi mekanik (EM).
  Tumbukan menggunakan bumper magnetik merupakan jenis
tumbukan jenis lenting sempurna karena telah terjadi di
tumbukan seluruh energi dari Cart 1 dikonversikan ke Cart 2 dan
EK hilang selama tumbukan.
 Percobaan menggunakan hook and pile merupakan jenis
tumbukan tidak lenting sama sekali karena setelah terjadi
tumbukan Cart 1 dan Cart 2 tidak terpental melainkan menyatu.
Hal ini menyebabkan energi kinetik (EK) Cart 1 dan Cart 2 sama.
 Percobaan menggunakan bumper magnetik dan bumper hook and
pile merupakan jenis tumbukan lenting sebagian karena setelah
terjadi tumbukan hanya sebagian energi kinetik dari Cart 1 yang
dikonversikan ke Cart 2 dan EK hilang pada saat tumbukan.

Hal 28 dari 34
7.2 Saran
 Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan membaca
dan memahami isi modul yang telah diberikan.
 Sebelum melakukan percobaan di dalam ruang praktikum,
praktikan bahwasanya kita harus mengetahui cara menggunakan
alat-alat yang akan digunakan saat praktikum.
 Praktikan diharapkan lebih berhati-hati dalam menggunakan alat
dan bahan yang digunakan pada saat praktikum.
 Praktikan diharapkan agar memperhatikan dan menyimak
instruksi dari asisten laboratorium.
 Praktikan diharapkan lebih teliti dalam pengambilan data
percobaan.
 Praktikan diharapkan teliti dalam menganalis data hasil
percobaan.

Hal 29 dari 34
VIII DAFTAR PUSTAKA

Pricillya, S., Fernanda, M., Qorimah, F., & Hanisa, A. R. (2022). Implementasi Pembelajaran Impuls
dan Momentum: Review Publikasi Ilmiah. Mitra Pilar: Jurnal Pendidikan, Inovasi, dan Terapan
Teknologi, 1(2), 191-212.

Cutnell, J.D. & Johnson, K.W. , Introduction to Physics (2015), Physics, 10 th edition, John Wiley & Sons, International
student version.

Dukerich, L., Advanced Physics with Vernier : Mechanics (2011), Vernier Software and Technology.

Halliday, D., Resnick, R., and Walker, J., Principle of Physics, 10th ed. Extended (2014), John Wiley & Sons,
International student version.
Mikrajuddin, A., Fisika Dasar 1 (2016), Penerbit ITB.

Hal 30 dari 34
IX LAMPIRAN

Hal 31 dari 34
Hal 32 dari 34
Hal 33 dari 34
Hal 34 dari 34

Anda mungkin juga menyukai