PHYSICS II
Oleh Kelompok 3:
Muhammad Raihan Syahputra 2602265275
Edo Hermawan 2602267015
Abdul Aziz 2602265110
Zainul Arifin 2602263300
Tyto Agus Prasetyo 2602264530
Kelas : AIDA
LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
2021
Contoh aplikasi:
• Ketika mobil berhenti tiba-tiba, penumpang di dalam mobil akan terus
bergerak maju ke depan sampai seatbelt menahan mereka. Hal ini
disebabkan oleh hukum inersia yang menyatakan bahwa benda akan
cenderung untuk tetap bergerak dengan kecepatannya saat ini jika tidak
ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
• Ketika seorang pemain sepak bola menendang bola, bola akan terus
bergerak lurus sampai ada hambatan seperti gawang atau pemain lawan
yang menghentikannya. Ini disebabkan oleh hukum inersia yang
menyatakan bahwa benda akan terus bergerak dengan kecepatannya saat
ini sampai ada gaya yang bekerja pada benda tersebut untuk mengubah
gerakannya.
b. Hukum Newton II
Hukum Newton II berbunyi:
“Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap gaya yang
dihasilkan/bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan garis normal dari
titiksinggung gaya benda”
Sebuah benda dengan massa m mengalami gaya resultan sebesar F akan
mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya
berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap m atau dapat
dituliskan sebagai berikut:
∑𝑭=𝒎.𝒂
Contoh aplikasi:
• Ketika seorang pemain baseball memukul bola dengan daya yang lebih besar,
bola akan terbang dengan kecepatan yang lebih tinggi. Ini disebabkan oleh
hukum gerak Newton kedua yang menyatakan bahwa percepatan suatu benda
akan meningkat seiring dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut,
dengan massa benda yang menjadi faktor penentu.
• Ketika seorang petarung melakukan tendangan, semakin kuat tendangan
tersebut, semakin besar gaya yang diberikan pada lawannya. Hal ini juga
disebabkan oleh hukum gerak Newton kedua yang menyatakan bahwa gaya
suatu benda akan sebanding dengan percepatannya, dengan massa benda
sebagai faktor penentu.
c. Hukum Newton III
Hukum Newton III berbunyi:
“Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah
atau gaya dari dua benda pada satu sama lain selalu sama besar dan
berlawanan arah”
Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah
berkebalikan, dan segaris. Dalam persamaan matematika dapat dirumuskan
sebagai berikut:
𝑭𝑨𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏 = −𝑭𝑹𝒆𝒂𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏
Contoh aplikasi:
• Ketika seseorang berenang, ia mendorong air ke belakang dengan
kekuatan yang sama dengan yang digunakannya untuk mendorong
dirinya maju. Ini disebabkan oleh hukum aksi-reaksi Newton ketiga
yang menyatakan bahwa setiap aksi akan diikuti oleh reaksi yang
sama besar dan berlawanan arah.
• Ketika seseorang menginjak papan seluncur, ia akan mendorong
papan seluncur ke belakang dengan kekuatan yang sama dengan yang
digunakan untuk meluncur maju. Ini juga disebabkan oleh hukum
aksi-reaksi Newton ketiga yang menyatakan bahwa setiap aksi akan
diikuti oleh reaksi yang sama besar dan berlawanan arah.
2. Berikut gaya yang bekerja pada percobaan :
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan nilai percepatan trolly yang dihitung
menggunakan persamaan Hukum Newton II dan gerak lurus berubah beraturan,
untuk mengetahui pengaruh percepatan trolly terhadap penambahan massa
beban, dan untuk mengetahui hubungan antara waktu tempuh trolly dengan
percepatan pada trolly. Model sistem yang digunakan dalam percobaan
menggunakan seperangkat alat troli dengan model lintasan bidang datar. Salah
satu benda terletak pada bidang mendatar yang licin dihubungkan dengan benda
lain dengan menggunakan seutas tali melalui sebuah katrol, di mana benda yang
lain dalam keadaan tergantung tampak seperti pada gambar berikut di bawah.
Trolly mengalami pergerakan dan mempunyai percepatan tertentu saat
digantungkan beban. Berlaku Hukum Newton II dan gaya gesekan pada roda trolly
diabaikan, yang dapat dituliskan. Dalam hal ini kedua benda merupakan satu
sistem yang mengalami percepatan sama, maka berdasarkan persamaan Hukum II
Newton dapat dinyatakan sebagai berikut:
dengan:
a = percepatan sistem (m/s2)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
g = percepatan gravitasi setempat (m/ s2)
Karena troli tersebut bergerak dengan percepatan a, jika jarak yang ditempuh
dan waktunya diukur akan berlaku :
Troli yang bergerak pada lintasan dengan jarak tertentu dalam jangka waktu
tertentu memiliki persamaan kecepatan (v) sebagai berikut :
Karena troli bergerak dengan kecepatan yang tidak konstan dengan keadaan
awal troli diam maka persamaan GLBB yang berlaku, yaitu :
Beban troli yang diikatkan dalam satu rangkaian dengan beban gantung akan
menyebabkan gaya tegangan pada tali penghubung dengan pada beban m
dengan percepat tertentu memiliki rumus :
𝑇𝑝𝑟𝑎𝑐=𝑚.𝑎
Besarnya tegangan tali (T) dapat ditentukan dengan meninjau resultan gaya
yang bekerja pada masing-masing benda, dan didapatkan persamaan :
T = m1.a
atau
T = w2 – m2.a = m2.g – m2.a = m2(g – a)
Percobaan ini bertujuan untuk mengamati hubungan antara massa total sistem dan
percepatannya. Pemindahan massa dari m2 ke m1 memungkinkan untuk
membandingkan percepatan sistem dengan massa total yang berbeda. Diharapkan
bahwa percepatan sistem akan meningkat seiring dengan penurunan massa total, dan
hipotesis ini diuji melalui pemindahan massa dari m2 ke m1.
L = Induktansi
N = Jumlah lilitan
I = Panjang lilitan
A = Luas amper
Μ = Permeabilitas vakum
b. Komponen pasif
- Komponen Pasif adalah komponen elektronik yang dapat bekerja tanpa memerlukan
arus listrik
- Komponen pasif tidak dapat menyumbangkan energi ke sirkuit, misalnya: resistor,
kapasitor, induktor, dan lain-lain.
Fungsi dari multimeter Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tiga
jenis besaran listrik yaitu arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik.
KELOMPOK 3
Topik
Topic : Introduction to electrical
Components and
Instruments
Tanggal
Date : 25 MARET 2023
Asisten Kelas
Assistant : Kenny Christiano Class : AIDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet
Table 2.1
Frekuensi Periode
200 Hz 4.838 ms
1 kHz 996 µs
Table 2.2
V Mode AC V Mode DC
3.052 32,5 mV
Table 2.3
𝒍
𝑹=𝝆
𝑨
R= Resistance
P= Massa Density
l (L)=Carbon Length
A=Carbon cross-sectional area
Distance (cm) R
0 0
1 325kΩ
2 1.2MΩ
3 3.9MΩ
4 6.5MΩ
5 13MΩ
Table 2.4
Table 2.5
1. Besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar akan berbanding lurus
dengan beda potensial atau tegangan yang diterapkan kepadanya, dan berbanding
terbalik dengan hambatannya.
2. Hubungan antara tegangan, arus dan hambatan dalam rangkaian dinyataan oleh V = I.R
persamaan tersebut berdasarkan hokum ohm. Dari pengujian dapat
dianalisa yaitu besarnya arus listrik berbanding terbalik dengan resistansi.
Berdasarkan pengujian Ohm’s Law with Voltage Variation Table 3.1 ketika variable
tegangan naik dengan resistansi konstan maka arus juga naik, sebaliknya berdasarkan
pengujian Ohm’s Law with Resistance Variation Table 3.2 jika tegangan konstan dan
variable resistansi naik maka arus semakin turun.
3. Berdasarkan pengujian series circuit table 3.3 dapat dianalisa arus yang mengalir pada
masing beban adalah sama. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah hambatan
seri jika besar hambatan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari
masing-masing hambatan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
4. Berdasarkan pengujian parallel circuit table 3.4 dapat dianalisa tegangan pada masing
– masing beban listrik sama dengan tegangan sumber. Arus pada masing – masing
cabang parallel tergantung pada besarnya hambatan pada cabang tersebut. Hambatan
total pada rangkaian mengecil sehingga arus total menjadi lebih besar dibandingkan
dengan pengujian pada series circuit table 3.3.
5. Contoh penggunaan rangkaian seri adalah pada lampu hias seperti sifat rangkaian seri
lampu ini memiliki satu jalur kabel. Sedangkan contoh penerapan rangkaian parallel
adalah pada transmisi listrik PLN jarak jauh. Rangkaian parallel dipilih karena untuk
mengurangi hambatan disepanjang jalur transmisinya.
6. Seluruh hasil pengujian menghasilkan data yang sesuai dengan prinsip hukum ohm.
Adapun terdapat beberapa data yang angkanya selisih apabila dibandingka dengan
perhitungan teori kemungkinan besar disebabkan karena ketelitian pengukuran.
Dari percobaan series circuit table 3.3 dan parallel circuit table 3.4 dapat dibuat teori.
“Dengan besaran hambatan yang sama rangkaian parallel akan menghasilkan arus total
yang lebih besar dibandingkan dengan rangkaian seri”
Kesimpulan :
a. Berdasarkan pengujian Ohm’s Law with Voltage Variation Table 3.1 dapat
disimpulkan besarnya arus (I) yang mengalir pada sebuah penghantar akan
berbanding lurus dengan besarnya tegangan (V)
b. Berdasarkan pengujian Ohm’s Law with Resistance Variation Table 3.2 dapat
disimpulkan besarnya arus (I) yang mengalir pada sebuah penghantar akan
berbanding terbalik dengan besarnya hambatan (R)
c. Berdasarkan pengujian series circuit table 3.3 dapat disimpulkan besarnya arus
(I) yang mengalir pada masing – masing hambatan adalah sama dan jumlah
besarnya tegangan (V) pada tiap hambatan sama dengan tegangan totalnya.
d. Berdasarkan pengujian parallel circuit table 3.4 dapat disimpulkan besarnya
tegangan (V) pada masing – masing hambatan adalah sama dan arus (I) yang
mengalir pada masing – masing hambatan tergantung pada besarnya
hambatan pada cabang.
e. Berdasarkan percobaan series circuit table 3.3 dan parallel circuit table 3.4 dapat
disimpulkan Dengan besaran hambatan yang sama rangkaian parallel akan
menghasilkan arus total yang lebih besar dibandingkan dengan rangkaian
seri.
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3
KELOMPOK 3
Topik
Topic : Series, Parallel Circuit
and Ohm’s Law
Tanggal
Date : 1 APRIL 2023
Asisten Kelas
Assistant : Kenny Christiano Class : AIDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet
1 0,92
2 1,94
3 3,07
4 3,85
5 5,11
6 5,85
7 7,04
8 8,12
9 9,29
10 10,13
R 𝑽𝑹 I (mA)
100 10 101,2
220 10 44,60
470 10 21,63
560 10 17,98
680 10 14,80
1000 10 10,04
1200 10 8,30
2000 10 5,00
3000 10 3,35
4700 10 2,15
Table 3.3
Circuit Voltage
𝑉𝑅1 𝑉𝑅2 𝑉𝑅3 𝐼𝐴𝐵 𝐼𝐶𝐷 𝐼𝐸𝐹
A 5,89 V - - 6 mA - -
B 1,97 V 3,95 V - 2 mA 1 mA -
Table 3.4
Circuit Voltage
𝑉𝑅1 𝑉𝑅2 𝑉𝑅3 𝐼𝐴𝐵 𝐼𝐶𝐷 𝐼𝐸𝐹
A 5,92 V - - 6 mA - -
B 5,92 V 5,92 V - 6 mA 3 mA -
2. Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya
sedangkan Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat
menghambat arus listrik. potensiometer sebagai resistor variabel 3 terminal, yang
resistansi divariasikan secara manual, untuk mengontrol aliran arus listrik. Struktur
potensiometer terdiri dari komponen penyapu (wiper), elemen resistif, dan terminal.
Apabila hanya ada 2 terminal digunakan, maka ia akan bertindak sebagai variabel
penghambat atau rheostat. Potensiometer tergolong sebagai variabel resistor.
3. Potensiometer adalah sensor yang berfungsi sebagai resistor 3 kaki terminal, dengan
sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan. Di terminalnya ada sebuah shaft
atau tuas, yang berfungsi sebagai pengatur.
Prinsip Kerja Potensiometer
Pada dasarnya, prinsip kerja dasar potensiometer terbilang sederhana. Potensiometer
bekerja dengan memvariasikan posisi kontak geser, melintasi resistansi yang seragam
4. Analisa setiap sirkuit
a. Pada percobaan sirkuit pertama bahwa arus yang masuk dan keluar pada suatu
rangkaian adalah sama
b. Beda potensial pada suatu rangkaian adalah nol
c. Tahanan pada pontensiometer dapat diubah-ubah sehingga menghasilkan nilai
tegangan dan arus yang berubah juga
5. Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat membuktikan semua teori yang ada terkait
hukum arus kirchoff, hukum tegangan kirchoff maupun penggunaan potensiometer
6. Kesimpulan dari praktikum keempat ini adalah :
a. Pada percobaan 4.1 membuktikan hukum arus kirchoff yaitu Jumlah kuat arus
listrik yang masuk ke suatu titik cabang akan sama dengan jumlah kuat arus
listrik yang meninggalkan titik itu.
b. Pada percobaan 4.2 membuktikan hukum tegangan kirchoff yaitu Jumlah
aljabar beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup adalah sama
dengan nol
c. Pada perceobaan 4.3 membuktikan bahwa potensiometer adalah benar bisa
digunakan sebagai variabel resistor
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3
KELOMPOK 3
Topik
Topic : Hukum Khirchoff
Tanggal
Date : 15 APRIL 2023
Asisten Kelas
Assistant : Kenny Christiano Class : AIDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet
Table 4.1
Table 4.2
Table 4.3
3. Jika suplai diberi beban, maka tegangan pada beban tergantung pada nilai beban
4. Teorema transfer daya maksimum dinyatakan sebagai berikut: Untuk tegangan sumber
tertentu, daya maksimum ditransfer dari sumber ke beban ketika resistansi beban sama
dengan resistansi sumber internal.
5. Prinsip superposisi mengatakan bahwa respon (tegangan atau arus yang dihasilkan)
pada setiap titik dalam rangkaian linier yang memiliki lebih dari satu suplai tegangan
atau arus, merupakan respon total yang diakibatkan oleh masing-masing suplai yang
bekerja sendiri-sendiri. teorema superposisi hanya berfungsi untuk sirkuit yang dapat
direduksi menjadi kombinasi seri dan/atau paralel untuk setiap sumber daya yang
dievaluasi secara individual. Oleh karena itu, misalnya, tidak ada gunanya menganalisis
rangkaian jembatan yang tidak seimbang
6. Teorema superposisi hanya berfungsi untuk sirkuit yang dapat direduksi menjadi
kombinasi seri dan/atau paralel untuk setiap sumber daya yang dievaluasi secara
individual. Keterbatasan lain dari teorema superposisi adalah ketika digunakan dengan
rangkaian linier di mana semua persamaan yang mendasarinya tidak memiliki eksponen
atau akar matematika. Teorema superposisi terbatas untuk digunakan dengan sirkuit
linier dan bilateral.
7. Langkah 1: Ganti semua sumber listrik kecuali satu. Ganti sumber tegangan dengan
hubung singkat (kawat) dan sumber arus dengan hubung singkat (putus).
Langkah 2: Hitung tegangan dan arus yang disebabkan oleh masing-masing sumber.
Langkah 3: Ulangi langkah 1 dan 2 untuk setiap catu daya.
Langkah 4: Tempatkan masing-masing voltase dan arus. Tambahkan tegangan dan arus
komponen secara aljabar; memberikan perhatian khusus pada arah penurunan tegangan
dan aliran arus.
8. Perbandingan dengan teori
a. Pada teori mengatakan Jika suatu suplai diberi beban, maka tegangan pada
beban tergantung pada beban
9. Kesimpulan
a. Arus beban terkait dengan resistansi beban dengan hubungan terbalik. Arus
beban meningkat secara linier ketika resistansi beban menurun
b. Resistansi internal ini menyebabkan muatan yang bersirkulasi menghilangkan
sebagian energi listrik dari catu daya itu sendiri
c. Teorema superposisi hanya berfungsi untuk rangkaian yang dapat direduksi
menjadi kombinasi seri dan/atau paralel untuk setiap sumber daya yang
dievaluasi secara individual
d. Jika suplai diberi beban, maka tegangan pada beban tergantung pada nilai beban
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3
KELOMPOK 3
Topik
Topic : Load Transfer,
Maximum Power,
Superposition
Tanggal
Date : 29 APRIL 2023
Asisten Kelas
Assistant : Kenny Christiano Class : AIDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet
Table 5.1
Table 5.2
Vps 𝑽𝑹𝟏
2V 1,98 mA
4V 3,95 mA
6V 5,94 mA
8V 7,94 mA
10V 10,05 mA
Table 5.3
Table 5.4
I V P
R1 4 mA 4V 16mW
R2 4 mA 4V 16mW
Table 5.5
I V P
R1 8 mA 8V 64mW
R2 8 mA 8V 64mW
Table 5.6
𝑽𝑷𝑺𝟏 𝑽𝑷𝑺𝟐 I
9V 4,5V 3,33 mA
9V 2,78 mA
4,5V 0,55 mA