Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

PHYSICS II

Oleh Kelompok 3:
Muhammad Raihan Syahputra 2602265275
Edo Hermawan 2602267015
Abdul Aziz 2602265110
Zainul Arifin 2602263300
Tyto Agus Prasetyo 2602264530
Kelas : AIDA
LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
2021

Bab 1 – Newton’s Law


Nama Asisten : Kenny Christiano

1. Berikut penjelasan Hukum Newton dan contoh aplikasinya


a. Hukum Newton I
Hukun Newton I berbunyi:
"Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus
beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya”
Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda bernilai 0 maka benda yang
awalnya diam akan tetap diam dan untuk benda yang awalnya bergerak akan
tetap bergerak dengan kecepatan konstan. Sehingga dalam persamaan
matematika dituliskan sebagai berikut:
∑𝑭 = 𝟎

Contoh aplikasi:
• Ketika mobil berhenti tiba-tiba, penumpang di dalam mobil akan terus
bergerak maju ke depan sampai seatbelt menahan mereka. Hal ini
disebabkan oleh hukum inersia yang menyatakan bahwa benda akan
cenderung untuk tetap bergerak dengan kecepatannya saat ini jika tidak
ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
• Ketika seorang pemain sepak bola menendang bola, bola akan terus
bergerak lurus sampai ada hambatan seperti gawang atau pemain lawan
yang menghentikannya. Ini disebabkan oleh hukum inersia yang
menyatakan bahwa benda akan terus bergerak dengan kecepatannya saat
ini sampai ada gaya yang bekerja pada benda tersebut untuk mengubah
gerakannya.
b. Hukum Newton II
Hukum Newton II berbunyi:
“Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap gaya yang
dihasilkan/bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan garis normal dari
titiksinggung gaya benda”
Sebuah benda dengan massa m mengalami gaya resultan sebesar F akan
mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya
berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap m atau dapat
dituliskan sebagai berikut:
∑𝑭=𝒎.𝒂

Dari bunyi Hukum II Newton dan persamaan tersebut, diketahui bahwa


percepatan berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda dan
berbanding terbalik dengan massa bendanya. Artinya, semakin besar gaya yang
diberikan pada suatu benda, maka percepatan benda juga semakin besar.
Sebaliknya, semakin besar massa benda, maka percepatan benda akan semakin
kecil.

Contoh aplikasi:
• Ketika seorang pemain baseball memukul bola dengan daya yang lebih besar,
bola akan terbang dengan kecepatan yang lebih tinggi. Ini disebabkan oleh
hukum gerak Newton kedua yang menyatakan bahwa percepatan suatu benda
akan meningkat seiring dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut,
dengan massa benda yang menjadi faktor penentu.
• Ketika seorang petarung melakukan tendangan, semakin kuat tendangan
tersebut, semakin besar gaya yang diberikan pada lawannya. Hal ini juga
disebabkan oleh hukum gerak Newton kedua yang menyatakan bahwa gaya
suatu benda akan sebanding dengan percepatannya, dengan massa benda
sebagai faktor penentu.
c. Hukum Newton III
Hukum Newton III berbunyi:
“Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah
atau gaya dari dua benda pada satu sama lain selalu sama besar dan
berlawanan arah”
Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah
berkebalikan, dan segaris. Dalam persamaan matematika dapat dirumuskan
sebagai berikut:
𝑭𝑨𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏 = −𝑭𝑹𝒆𝒂𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏

Contoh aplikasi:
• Ketika seseorang berenang, ia mendorong air ke belakang dengan
kekuatan yang sama dengan yang digunakannya untuk mendorong
dirinya maju. Ini disebabkan oleh hukum aksi-reaksi Newton ketiga
yang menyatakan bahwa setiap aksi akan diikuti oleh reaksi yang
sama besar dan berlawanan arah.
• Ketika seseorang menginjak papan seluncur, ia akan mendorong
papan seluncur ke belakang dengan kekuatan yang sama dengan yang
digunakan untuk meluncur maju. Ini juga disebabkan oleh hukum
aksi-reaksi Newton ketiga yang menyatakan bahwa setiap aksi akan
diikuti oleh reaksi yang sama besar dan berlawanan arah.
2. Berikut gaya yang bekerja pada percobaan :

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan nilai percepatan trolly yang dihitung
menggunakan persamaan Hukum Newton II dan gerak lurus berubah beraturan,
untuk mengetahui pengaruh percepatan trolly terhadap penambahan massa
beban, dan untuk mengetahui hubungan antara waktu tempuh trolly dengan
percepatan pada trolly. Model sistem yang digunakan dalam percobaan
menggunakan seperangkat alat troli dengan model lintasan bidang datar. Salah
satu benda terletak pada bidang mendatar yang licin dihubungkan dengan benda
lain dengan menggunakan seutas tali melalui sebuah katrol, di mana benda yang
lain dalam keadaan tergantung tampak seperti pada gambar berikut di bawah.
Trolly mengalami pergerakan dan mempunyai percepatan tertentu saat
digantungkan beban. Berlaku Hukum Newton II dan gaya gesekan pada roda trolly
diabaikan, yang dapat dituliskan. Dalam hal ini kedua benda merupakan satu
sistem yang mengalami percepatan sama, maka berdasarkan persamaan Hukum II
Newton dapat dinyatakan sebagai berikut:

dengan:
a = percepatan sistem (m/s2)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
g = percepatan gravitasi setempat (m/ s2)

Dari persamaan ini, dapat diketahui gaya gravitasi berdasarkan penelitian


dengan rumus:

Karena troli tersebut bergerak dengan percepatan a, jika jarak yang ditempuh
dan waktunya diukur akan berlaku :
Troli yang bergerak pada lintasan dengan jarak tertentu dalam jangka waktu
tertentu memiliki persamaan kecepatan (v) sebagai berikut :

Karena troli bergerak dengan kecepatan yang tidak konstan dengan keadaan
awal troli diam maka persamaan GLBB yang berlaku, yaitu :

Beban troli yang diikatkan dalam satu rangkaian dengan beban gantung akan
menyebabkan gaya tegangan pada tali penghubung dengan pada beban m
dengan percepat tertentu memiliki rumus :

𝑇𝑝𝑟𝑎𝑐=𝑚.𝑎

Besarnya tegangan tali (T) dapat ditentukan dengan meninjau resultan gaya
yang bekerja pada masing-masing benda, dan didapatkan persamaan :

T = m1.a
atau
T = w2 – m2.a = m2.g – m2.a = m2(g – a)

3. Pada percobaan 4, m2 dipindahkan ke m1 untuk menginvestigasi efek dari penambahan


massa terhadap percepatan sistem. Dengan memindahkan m2 ke m1, massa total m1
akan meningkat, sedangkan massa Smart Cart akan berkurang. Sebagai hasilnya,
percepatan sistem diharapkan akan meningkat karena adanya penurunan massa total
Smart Cart dan peningkatan massa total m1.

Percobaan ini bertujuan untuk mengamati hubungan antara massa total sistem dan
percepatannya. Pemindahan massa dari m2 ke m1 memungkinkan untuk
membandingkan percepatan sistem dengan massa total yang berbeda. Diharapkan
bahwa percepatan sistem akan meningkat seiring dengan penurunan massa total, dan
hipotesis ini diuji melalui pemindahan massa dari m2 ke m1.

4. Pada masing-masing percobaan didapatkan analisa sebagai berikut:


a) Pada percobaan 1, diperoleh bahwa waktu objek yang melintas akan berbanding
lurus dengan jarak lintasan yang ditempuh dan menghasilkan percepatan yang
konstan.
b) Pada percobaan 2, diperoleh bahwa pada percepatan dengan interval waktu tertentu,
kecepatan objek akan meningkat seiring bertambahnya panjang lintasan.
c) Pada percobaan 3, diperoleh bahwa penambahan massa pada troli (m2)
menyebabkan percepatan troli semakin menurun.
d) Pada percobaan 4, diperoleh bahwa Jika massa benda Smart Cart dialihkan ke massa
gantung, percepatan pada kedua massa akan meningkat karena massa 1 dipengaruhi
oleh gaya gravitasi.

5. Pada masing-masing percobaan dapat disimpulkan sebagai berikut:


a. Pada percepatan konstan, semakin besar jarak (s) lintasan, maka waktu (t) yang
dibutuhkan untuk melintas juga semakin besar. Pada percobaan 1, variasi jarak
lintasan antara 0,4 m hingga 0,8 m menghasilkan waktu tempuh yang bertambah
dari 1,5 s hingga 2,1 s.
b. Dari percobaan ke 2 kita ketahui bahwa semakin jauh jarak yang ditempuh suatu
benda maka semakin lama juga waktu yang dibutuhkan benda tersebut untuk
sampai ketujuan
c. Dari percobaan ke 3 dapat kita simpulkan bahwa percepatan pada benda
dipengaruhi oleh massa dari smart cart. Semakin besar massa dari benda (m2), maka
semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh benda tersebut
d. Percepatan suatu objek ditentukan oleh gaya (F) yang bekerja pada objek tersebut.
Semakin besar gaya yang diberikan, semakin besar percepatan yang dihasilkan. Hal
ini terbukti pada percobaan 4, di mana semakin besar gaya yang diberikan pada
troli, maka percepatan troli semakin besar pula. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa
percepatan berbanding lurus dengan gaya.
e. Pada percobaan di mana total massa kedua objek sama, perubahan massa pada
setiap objek akan mengakibatkan perbedaan gaya. Dengan total massa yang sama,
jika sebagian beban dari troli dipindahkan ke gantungan, maka waktu yang
diperlukan oleh troli untuk bergerak semakin singkat dengan percepatan yang
semakin besar. Temuan ini menunjukkan bahwa dengan mengubah massa pada
setiap objek, gaya yang diberikan pada kedua objek akan berubah tergantung pada
posisi beban yang ditambahkan.
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Laporan Praktikum Sementara


Computer Engineering Laboratory
Experiment Sheet

Praktikum NIM Paraf


Practicum : Physics II Student ID : 2602267015 Asisten*
Percobaan Nama Assistant
Experiment :1 Student Name : EDO HERMAWAN Sign
Topik
Topic : Newton’s Law
Tanggal
Date : 18 MARET 2023
Asisten Kelas
Assistant : Kenny Christiano Class : AIDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet

Table 1.1 Relation between Distance and Time


aprac atheory gprac gtheory
s (m) t (s) δa(%) δg(%)
(m/s2) (m/s2) (m/s2) (m/s2)
0,4 1.42 0.39675 0.3698113208 10.51378695 9.8 -7.28% -7.28%

0,5 1.61 0.38578 0.3698113208 10.22337101 9.8 -4.32% -4.32%

0,6 1.78 0.37874 0.3698113208 10.03661154 9.8 -2.41% -2.41%

0,7 1.93 0.37584 0.3698113208 9.959998926 9.8 -1.63% -1.63%

0,8 2.08 0.36982 0.3698113208 9.800295858 9.8 0.00% 0.00%

Table 1.2 Relation Between Velocity and Time.


t2 t1 Δt Δs vprac
s (m) vtheory (m/sec) δv(%)
(second) (second) (second) (m) (m/sec)
0,4 1.46 1.45 0.01 0.005 0.500 0.5439200829 8.07%

0,5 1.65 1.64 0.01 0.0056 0.560 0.6081211399 7.91%

0,6 1.82 1.81 0.01 0.0062 0.620 0.666163332 6.93%

0,7 1.98 1.97 0.01 0.0067 0.670 0.7195386363 6.88%

0,8 2.13 2.12 0.01 0.0067 0.690 0.7692191581 10.30%

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Table 1.3 Relation between Acceleration and Mass, s = 0,8 m


Additional
Mass t (s) aprac (m/s) atheory (m/s) Ttheory (N) Tprac (N)
on m2 (g)
20 g 2.23 0.3217438517 0.3438596491 0.09456140351 0.08847955921

40 g 2.26 0.3132586733 0.3213114754 0.904778688525 0.09241130864

60 g 2.41 0.2754773506 0.3015384615 0.09498461538 0.08677536544

80 g 2.48 0.2601456816 0.284057971 0.09515942029 0.08714880333

Table 1.4 Relation between Acceleration and Force, s = 0,8 m


Mass that
Transferred
Tprac Ttheory aprac atheory
from Smart t δT(%) δa(%)
(N) (N) (s) (m/sec2) (m/sec2)
Cart to mass
hanger
2g 0.1062057476 0.1123146067 1.96 0.4164931279 0.4404494382 5.44% 5.44%

4g 0.1287716197 0.1300594796 1.78 0.5049867441 0.5100371747 0.99% 0.99%

6g 0.142852141 0.1475424354 1.69 0.5602044746 0.578597786 3.18% 3.18%

8g 0.1634353469 0.1647692308 1.58 0.640922929 0.6461538462 0.81% 0.81%

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
Bab 2 – ELECTRICAL INSTRUMENTS AND CONCEPT
Nama Asisten : Kenny Christiano
1. Resistance of a resistor, capacitance of a capacitor, and inductance of an inductor
Resistansi resistor, kapasitansi kapasitor, dan induktansi dari sebuah induktor
a. Resistor adalah komponen elektronik pasif yang memiliki sifat resistivitas (resistensi)
dan kemampuan suatau benda (bahan) mencegah dan menghambat aliran arus listrik
yang nilainya memiliki satuan ohm (Ω).
𝑰
R = 𝜌𝑨
R = Hambatan arus listrik
𝜌 = Hambatan jenis
I = Panjang bahan
A = Luas penampang

b. Pada pengukuran Tegangan AC menggunakan DMM untuk ukuran tegangan resistor


dapat menggunakan multimeter di VDC, yang didapatkan hasil V Mode AC = 3.052
dan V Mode DC = 32.5 Mv.
c. Kapasitor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki sifat kapasitas
(kapasitansi.esistansi), Kapasitansi adalah parameter kemampuan suatu benda
(kapasitor) menyimpan energi dalam bentuk medan listrik.
𝑸
C=𝑽
C = Besar kapasitas
Q = Jumlah muatan electron
V = Besar tgangan
d. Satuan kapasitansi menggambarkan jumlah energi yang dapat dihasilkan oleh sebuah
kapasitor yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dan dapat menyalurkannya
kembali. Contoh: lampu flash pada kamera, papan sirkuit elektrik pada komputer
maupun pada berbagai peralatan elektronik.
e. Induktor adalah komponen listrik pasif yang memiliki sifat induktivitas (induktansi).
Induktansi dari sebuah inductor bergantung pada nilai perubahan arus atau ukuran
seberapa besar energi yang bisa disimpan oleh inductor. Properti induktansi dalam
induktor tergantung pada jumlah putarannya kawat, permeabilitas, luas, dan panjang
inti.

L = Induktansi
N = Jumlah lilitan
I = Panjang lilitan
A = Luas amper
Μ = Permeabilitas vakum

2. Resistor, capacitor, and inductor


Resistor, kapasitor, dan induktor
a. Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus
listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai
dengan arus yang mengalirinya.
b. Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik,
dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik yang
memiliki komponen pasif untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk
medan listrik. Kapasitor tersusun dari 2 keping penghantar listrik yang dipisahkan
oleh bahan isolator listrik.
Kapasitor dalam rangkaian elektronik sebagai penyimpan arus atau tegangan listrik.
Untuk arus DC berfungsi sebagai isulator (penahan arus listrik), sedangkan untuk arus
AC, berfungsi sebagai konduktor (melewatkan arus listrik).
c. Induktor adalah komponen listrik yang digunakan sebagai beban induktif ang
memiliki komponen elektronika pasif yang berbentuk kumparan yang dapat
menyimpan energi pada medan maget yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melintasinya,
Induktor berfungsi untuk memproses sinyal pada rangkaian berupa analog,
menghilangkan dengungan (noise), pencegah intrusi frekuensi radio, komponen
terpenting untuk membuat transformator, alat filter pada rangkaian berupa power
supply.

3. AC and DC voltage and its sources


Tegangan AC dan DC serta sumbernya
a. Tegangan AC
- Tegangan AC (arus bolak-balik) artinya akan memberikan aliran arus yang akan
membalikkan arah arusnya yang selalu berubah-ubah atau bolak-balik.
- Fungsi gelombang AC dapat digunakan pada catu daya maupun sumber sinyal dalam
bentuk gelombang AC yang pada umumnya mengikuti bentuk sinusoidal pada
persamaan matematika yang ditentukan sebagai: A = Amax × sin(2πƒt).
- Tegangan AC tidak dapat dibawa kemana saja (tidak fleksibel), hal ini karena arus
AC tidak bisa ditempatkan pada suatu wadah seperti baterai dan lainnya.
b. Tegangan DC
- Tegangan DC (arus searah) artinya akan selalu memberikan aliran arus hanya searah
yaitu dari plus ke minus.
- Tegangan listrik DC memiliki besaran nilai (amplitudo) yang tetap dan arah
mengalirnya arus yang telah ditentukan. Sebagai contoh, +12V menyatakan 12 volt
pada arah positif, atau -5V menyatakan 5 volt pada arah negative.
- Tegangan DC yaitu barang-barang yang memakai tegangan DC dan dapat dibawa
kemana saja. Biasanya perangkat yang menggunakan listrik DC merupakan beban
perangkat elektronika.
4. Active and passive components
Komponen aktif dan pasif
a. Komponen aktif
- Komponen Aktif adalah Komponen elektronik yang membutuhkan arus listrik untuk
bekerja dalam rangkaian.
- Komponen aktif merupakan komponen yang dapat memperkuat, dapat membawa
energi dengan satu atau cara lainnya, misalnya: diode, transistor, IC (Integrated
Circuit) dan lain-lain.

b. Komponen pasif
- Komponen Pasif adalah komponen elektronik yang dapat bekerja tanpa memerlukan
arus listrik
- Komponen pasif tidak dapat menyumbangkan energi ke sirkuit, misalnya: resistor,
kapasitor, induktor, dan lain-lain.

5. Polar and non-polar components


Senyawa polar dan non-polar
- Senyawa polar adalah komponen yang memiliki polaritas, memiliki kaki positif dan
negative yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-
unsurnya
- Senyawa non-Polar adalah komponen yang tidak mempunyai polaritas.
- Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron
ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol.
- Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan
kovalen polar

6. Open and close circuit


Buka dan tutup rangkaian
a. Rangkaian terbuak
- Rangkaian terbuka adalah rangkaian listrik yang tidak memiliki jalur
lengkap untuk arus listrik mengalir sehingga electron tidak dapat mengalir
- Pengujian rangkaian terbuka dilakukan untuk menentukan rugi-rugi inti atau besi
dan parameter rangkaian tanpa beban R0 dan Xm transformator.
- Perbedaan antara efek rangkaian terbuka yaitu tidak membiarkan elektron
mengalir, tetapi mereka akan pergi ke manapun mereka bisa. Pada rangkaian
tertutup memungkinkan elektron mengalir melalui rangkaian.
- Contoh umum rangkaian terbuka adalah rangkaian lampu dengan sakelar dalam
keadaan OFF
b. Rangkaian tertutup
- Rangkaian tertutup adalah rangkaian listrik yang memungkinkan arus listrik
mengalir sehingga electron dapat mengalir
- Rangkaian tertutup adalah rangkaian di mana jalurnya lengkap dan ada aliran arus
di seluruh jalur.
- Contoh saklar tertutup adalah rangkaian lampu dengan saklar dalam keadaan ON.

7. Explain the function of multimeter


Jelaskan fungsi multimeter

Fungsi dari multimeter Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tiga
jenis besaran listrik yaitu arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik.

a. Mengukur Arus Listrik


Untuk alat ukur multimeter mempunyai dua jenis arus listrik yang akan diukur yaitu
arus listrik DC (Direct Current) dan AC (Alternating Current). Hal ini bertujuan untuk
menghindari atau meminimalkan resiko kerusakan komponen yang mungkin terjadi.
b. Mengukur Tegangan Listrik
Batas maksimum pengukuran ini digunakan sebagai batasan, agar pada saat mengukur
suatu komponen nilai tegangannya tidak melebihi kemampuan batas ukur.
c. Mengukur Hambatan Listrik
Multimeter juga mampu mengukur suatu resistansi atau hambatan dari resistor.

8. Multimeter measuring concept


Konsep pengukuran multimeter
a. Mulitmeter dapat bekerja berdasarkan prinsip kumparan putar magnet permanen.
b. Prinsip kerja multimeter dengan kumparan putar hanya dapat digunakan pada
pengukuran besaran listrik arus searah.
c. Untuk pengubahan besaran listrik menjadi gerakan jarum dilakukan melalui sistem
induksi elektromagnetik.
d. Dalam alat ukur kumparan putar, besaran listrik diubah menjadi gaya gerak pada jarum
penunjuk.
e. Cara menggunakan multimeter
- Mengukur Resistansi dengan multimeter Ubah mode Ohm pada multimeter, kemudian
ukur dengan cara parallel dengan circuit

- Mengukur arus menggunakan multimeter Ubah mode di multimeter ke mode arus


Untuk menghitung arus, masukkan probe merah ke mA dan probe hitam ke uA Ubah
mode apakah menghitung tegangan AC atau DC

- Mengukur tegangan menggunakan multimeter Ubah mode multimeter ke mode V


(volt) Pilih mode apakah kita mengukur tegangan AC atau DC
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Laporan Praktikum Sementara


Computer Engineering Laboratory
Experiment Sheet

Praktikum NIM Paraf


Practicum : Physics II Student ID : 2602267015 Asisten*
Percobaan Nama Assistant
Experiment :2 Student Name : EDO HERMAWAN Sign

KELOMPOK 3
Topik
Topic : Introduction to electrical
Components and
Instruments
Tanggal
Date : 25 MARET 2023
Asisten Kelas
Assistant : Kenny Christiano Class : AIDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet

Table 2.1

Frekuensi Periode

200 Hz 4.838 ms

1 kHz 996 µs

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Table 2.2

V Mode AC V Mode DC

3.052 32,5 mV

Table 2.3
𝒍
𝑹=𝝆
𝑨

R= Resistance
P= Massa Density
l (L)=Carbon Length
A=Carbon cross-sectional area
Distance (cm) R
0 0

1 325kΩ

2 1.2MΩ

3 3.9MΩ

4 6.5MΩ

5 13MΩ

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Table 2.4

𝑽𝑹𝟏 𝑽𝑹𝟐 𝑽𝑹𝟑 𝑽𝑹𝟒 𝑽𝑹𝟓

4,84V 0,5V 0,5V 380mV 1.982V

Table 2.5

𝑰𝑨𝑩 𝑰𝑪𝑫 𝑰𝑬𝑭 𝑰𝑮𝑯

12,18mA 6,11mA 6,mA 12,27mA

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
Bab 3 – SERIES, PARALLEL CIRCUIT AND OHM’S LAW
Nama Asisten : Kenny Christiano

1. Besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar akan berbanding lurus
dengan beda potensial atau tegangan yang diterapkan kepadanya, dan berbanding
terbalik dengan hambatannya.
2. Hubungan antara tegangan, arus dan hambatan dalam rangkaian dinyataan oleh V = I.R
persamaan tersebut berdasarkan hokum ohm. Dari pengujian dapat
dianalisa yaitu besarnya arus listrik berbanding terbalik dengan resistansi.
Berdasarkan pengujian Ohm’s Law with Voltage Variation Table 3.1 ketika variable
tegangan naik dengan resistansi konstan maka arus juga naik, sebaliknya berdasarkan
pengujian Ohm’s Law with Resistance Variation Table 3.2 jika tegangan konstan dan
variable resistansi naik maka arus semakin turun.
3. Berdasarkan pengujian series circuit table 3.3 dapat dianalisa arus yang mengalir pada
masing beban adalah sama. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah hambatan
seri jika besar hambatan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari
masing-masing hambatan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
4. Berdasarkan pengujian parallel circuit table 3.4 dapat dianalisa tegangan pada masing
– masing beban listrik sama dengan tegangan sumber. Arus pada masing – masing
cabang parallel tergantung pada besarnya hambatan pada cabang tersebut. Hambatan
total pada rangkaian mengecil sehingga arus total menjadi lebih besar dibandingkan
dengan pengujian pada series circuit table 3.3.
5. Contoh penggunaan rangkaian seri adalah pada lampu hias seperti sifat rangkaian seri
lampu ini memiliki satu jalur kabel. Sedangkan contoh penerapan rangkaian parallel
adalah pada transmisi listrik PLN jarak jauh. Rangkaian parallel dipilih karena untuk
mengurangi hambatan disepanjang jalur transmisinya.
6. Seluruh hasil pengujian menghasilkan data yang sesuai dengan prinsip hukum ohm.
Adapun terdapat beberapa data yang angkanya selisih apabila dibandingka dengan
perhitungan teori kemungkinan besar disebabkan karena ketelitian pengukuran.

Dari percobaan series circuit table 3.3 dan parallel circuit table 3.4 dapat dibuat teori.
“Dengan besaran hambatan yang sama rangkaian parallel akan menghasilkan arus total
yang lebih besar dibandingkan dengan rangkaian seri”

Kesimpulan :
a. Berdasarkan pengujian Ohm’s Law with Voltage Variation Table 3.1 dapat
disimpulkan besarnya arus (I) yang mengalir pada sebuah penghantar akan
berbanding lurus dengan besarnya tegangan (V)
b. Berdasarkan pengujian Ohm’s Law with Resistance Variation Table 3.2 dapat
disimpulkan besarnya arus (I) yang mengalir pada sebuah penghantar akan
berbanding terbalik dengan besarnya hambatan (R)
c. Berdasarkan pengujian series circuit table 3.3 dapat disimpulkan besarnya arus
(I) yang mengalir pada masing – masing hambatan adalah sama dan jumlah
besarnya tegangan (V) pada tiap hambatan sama dengan tegangan totalnya.
d. Berdasarkan pengujian parallel circuit table 3.4 dapat disimpulkan besarnya
tegangan (V) pada masing – masing hambatan adalah sama dan arus (I) yang
mengalir pada masing – masing hambatan tergantung pada besarnya
hambatan pada cabang.
e. Berdasarkan percobaan series circuit table 3.3 dan parallel circuit table 3.4 dapat
disimpulkan Dengan besaran hambatan yang sama rangkaian parallel akan
menghasilkan arus total yang lebih besar dibandingkan dengan rangkaian
seri.
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Laporan Praktikum Sementara


Computer Engineering Laboratory
Experiment Sheet

Praktikum NIM Paraf


Practicum : Physics II Student ID : 2602267015 Asisten*
Percobaan Nama Assistant
Experiment :3 Student Name : Sign

KELOMPOK 3
Topik
Topic : Series, Parallel Circuit
and Ohm’s Law
Tanggal
Date : 1 APRIL 2023
Asisten Kelas
Assistant : Kenny Christiano Class : AIDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet

Table 3.1 The Relation Between V and I with R Constant

Tegangan (V) Arus (mA)

1 0,92

2 1,94

3 3,07

4 3,85

5 5,11

6 5,85

7 7,04

8 8,12

9 9,29

10 10,13

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Table 3.2 The Relation Between I and R with V Constant

R 𝑽𝑹 I (mA)

100 10 101,2

220 10 44,60

470 10 21,63

560 10 17,98

680 10 14,80

1000 10 10,04

1200 10 8,30

2000 10 5,00

3000 10 3,35

4700 10 2,15

Table 3.3

Circuit Voltage
𝑉𝑅1 𝑉𝑅2 𝑉𝑅3 𝐼𝐴𝐵 𝐼𝐶𝐷 𝐼𝐸𝐹
A 5,89 V - - 6 mA - -

B 1,97 V 3,95 V - 2 mA 1 mA -

C 0,978 V 1,931 V 3V 0,98 mA 0,98 mA 0,98 mA

Table 3.4

Circuit Voltage
𝑉𝑅1 𝑉𝑅2 𝑉𝑅3 𝐼𝐴𝐵 𝐼𝐶𝐷 𝐼𝐸𝐹
A 5,92 V - - 6 mA - -

B 5,92 V 5,92 V - 6 mA 3 mA -

C 6,06 V 6,05 V 6,05 V 6,1 mA 3,04 mA 1,98 mA

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
Bab 4 – KIRCHOFF VOLTAGE-CURRENT LAW AND
POTENTIOMETER
Nama Asisten : Kenny Christiano
1. Hukum Arus Kirchhoff
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik cabang akan sama dengan jumlah
kuat arus listrik yang meninggalkan titik itu.

Secara umum rumus hukum Kirchhoff 1 dapat dituliskan sebagai berikut:

Dalam rentang waktu , muatan mengalir melalui titik percabangan dari


arah kiri. Dalam rentang waktu juga, muatan dan bergerak
ke arah kanan meninggalkan titik percabangan. Karena muatan tersebut bukan berasal
dari titik percabangan dan tidak juga menumpuk pada titik tersebut dalam keadaan
tunak, maka muatan akan terkonservasi di titik percabangan tersebut, yaitu:

Hukum Tegangan Kirchhoff


Jumlah aljabar beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup adalah sama
dengan nol
Hukum Kirchhoff 2 juga sering disebut sebagai hukum simpal (loop rule), karena pada
kenyataannya beda potensial diantara dua titik percabangan dalam satu rangkaian pada
keadaan tunak adalah konstan. Hukum ini merupakan bukti dari adanya hukum
konservasi energi. Jika kita memiliki suatu muatan Q pada sembarang titik dengan
potensial V, dengan demikian energi yang dimiliki oleh muatan tersebut adalah QV.
Selanjutnya, jika muatan mulai bergerak melintasi simpal tersebut, maka muatan yang
kita miliki akan mendapatkan tambahan energi atau kehilangan sebagian energinya saat
melalu resistor baterai atau elemen lainnya. Namun saat kebali ke titik awalnya,
energinya akan kembali menjadi QV. Sebagai contoh penggunaan hukum ini (Gambar
1.3), dua baterai yang berisi hambatan dalam r_1 dan r_2 serta ada 3 hambatan luar.
Kita akan bisa menenutukan arus dalam rangkaian tersebut sebagai fungsi GGL dan
hambatan.
Secara umum rumus hukum Kirchhoff 2 dapat dinyatakan sebagai berikut:

2. Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya
sedangkan Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat
menghambat arus listrik. potensiometer sebagai resistor variabel 3 terminal, yang
resistansi divariasikan secara manual, untuk mengontrol aliran arus listrik. Struktur
potensiometer terdiri dari komponen penyapu (wiper), elemen resistif, dan terminal.
Apabila hanya ada 2 terminal digunakan, maka ia akan bertindak sebagai variabel
penghambat atau rheostat. Potensiometer tergolong sebagai variabel resistor.
3. Potensiometer adalah sensor yang berfungsi sebagai resistor 3 kaki terminal, dengan
sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan. Di terminalnya ada sebuah shaft
atau tuas, yang berfungsi sebagai pengatur.
Prinsip Kerja Potensiometer
Pada dasarnya, prinsip kerja dasar potensiometer terbilang sederhana. Potensiometer
bekerja dengan memvariasikan posisi kontak geser, melintasi resistansi yang seragam
4. Analisa setiap sirkuit
a. Pada percobaan sirkuit pertama bahwa arus yang masuk dan keluar pada suatu
rangkaian adalah sama
b. Beda potensial pada suatu rangkaian adalah nol
c. Tahanan pada pontensiometer dapat diubah-ubah sehingga menghasilkan nilai
tegangan dan arus yang berubah juga
5. Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat membuktikan semua teori yang ada terkait
hukum arus kirchoff, hukum tegangan kirchoff maupun penggunaan potensiometer
6. Kesimpulan dari praktikum keempat ini adalah :
a. Pada percobaan 4.1 membuktikan hukum arus kirchoff yaitu Jumlah kuat arus
listrik yang masuk ke suatu titik cabang akan sama dengan jumlah kuat arus
listrik yang meninggalkan titik itu.
b. Pada percobaan 4.2 membuktikan hukum tegangan kirchoff yaitu Jumlah
aljabar beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup adalah sama
dengan nol
c. Pada perceobaan 4.3 membuktikan bahwa potensiometer adalah benar bisa
digunakan sebagai variabel resistor
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Laporan Praktikum Sementara


Computer Engineering Laboratory
Experiment Sheet

Praktikum NIM Paraf


Practicum : Physics II Student ID : 2602267015 Asisten*
Percobaan Nama Assistant
Experiment :4 Student Name : Sign

KELOMPOK 3
Topik
Topic : Hukum Khirchoff
Tanggal
Date : 15 APRIL 2023
Asisten Kelas
Assistant : Kenny Christiano Class : AIDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet

Table 4.1

Vps (V) 𝑰𝑨𝑩 𝑰𝑪𝑫 𝑰𝑬𝑭 𝑰𝑮𝑯 𝑰𝑿𝒀


5V 20,60 mA 5,22 mA 2,77 mA 13,32 mA 20,62 mA

10V 42,75 mA 11,01 mA 5,72 mA 26.02 mA 42,75 mA

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Table 4.2

Vps (V) I 𝑽𝑹𝟏 𝑽𝑹𝟐 𝑽𝑹𝟑 𝑽𝑹𝟒


5V 0,6 mA 0,287 V 0,623 V 1,223 V 2,935 V

10V 1,224 mA 0,575 V 1,224 V 2,448 V 5,752 V

Table 4.3

Potentio I 𝑽𝑨𝑩 𝑽𝑩𝑪 𝑽𝑨𝑪


meter
CCW 9,2872 mA 8,8 V 9,8 V 9,8 V

MIDDLE 1,2398 mA 7,71 V 2,11 V 9,95 V

CW 1,3866 x 9,95 V 0,OO4 mV 9,95 V


1018 𝐴

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
Bab 5 – Judul LOAD TRANSFER, MAXIMUM POWER, SUPERPOSITION
Nama Asisten : Kenny Christiano

1. Resistansi internal ini menyebabkan muatan yang bersirkulasi untuk menghilangkan


sebagian energi listrik dari catu daya itu sendiri Inilah sebabnya mengapa sel menjadi
hangat setelah jangka waktu tertentu Resistansi internal menyebabkan hilangnya
tegangan atau kehilangan energi pada catu daya
2. Arus beban terkait dengan resistansi beban dengan hubungan terbalik. Arus beban
meningkat secara linier ketika resistansi beban menurun. Ingat, semakin sedikit
resistansi, semakin banyak arus. Apa yang akan terjadi jika resistansi sumber sama
dengan resistansi beban ketika resistansi sumber dan resistansi beban sama, daya
maksimum ditransfer

3. Jika suplai diberi beban, maka tegangan pada beban tergantung pada nilai beban

4. Teorema transfer daya maksimum dinyatakan sebagai berikut: Untuk tegangan sumber
tertentu, daya maksimum ditransfer dari sumber ke beban ketika resistansi beban sama
dengan resistansi sumber internal.

5. Prinsip superposisi mengatakan bahwa respon (tegangan atau arus yang dihasilkan)
pada setiap titik dalam rangkaian linier yang memiliki lebih dari satu suplai tegangan
atau arus, merupakan respon total yang diakibatkan oleh masing-masing suplai yang
bekerja sendiri-sendiri. teorema superposisi hanya berfungsi untuk sirkuit yang dapat
direduksi menjadi kombinasi seri dan/atau paralel untuk setiap sumber daya yang
dievaluasi secara individual. Oleh karena itu, misalnya, tidak ada gunanya menganalisis
rangkaian jembatan yang tidak seimbang
6. Teorema superposisi hanya berfungsi untuk sirkuit yang dapat direduksi menjadi
kombinasi seri dan/atau paralel untuk setiap sumber daya yang dievaluasi secara
individual. Keterbatasan lain dari teorema superposisi adalah ketika digunakan dengan
rangkaian linier di mana semua persamaan yang mendasarinya tidak memiliki eksponen
atau akar matematika. Teorema superposisi terbatas untuk digunakan dengan sirkuit
linier dan bilateral.
7. Langkah 1: Ganti semua sumber listrik kecuali satu. Ganti sumber tegangan dengan
hubung singkat (kawat) dan sumber arus dengan hubung singkat (putus).
Langkah 2: Hitung tegangan dan arus yang disebabkan oleh masing-masing sumber.
Langkah 3: Ulangi langkah 1 dan 2 untuk setiap catu daya.
Langkah 4: Tempatkan masing-masing voltase dan arus. Tambahkan tegangan dan arus
komponen secara aljabar; memberikan perhatian khusus pada arah penurunan tegangan
dan aliran arus.
8. Perbandingan dengan teori
a. Pada teori mengatakan Jika suatu suplai diberi beban, maka tegangan pada
beban tergantung pada beban

b. Untuk tegangan sumber tertentu, daya maksimum ditransfer dari sumber ke


beban ketika resistansi beban sama dengan resistansi sumber internal

c. Prinsip superposisi mengatakan bahwa respon (tegangan atau arus yang


dihasilkan) pada setiap titik dalam rangkaian linier yang memiliki suplai
tegangan atau arus lebih dari satu

9. Kesimpulan
a. Arus beban terkait dengan resistansi beban dengan hubungan terbalik. Arus
beban meningkat secara linier ketika resistansi beban menurun
b. Resistansi internal ini menyebabkan muatan yang bersirkulasi menghilangkan
sebagian energi listrik dari catu daya itu sendiri
c. Teorema superposisi hanya berfungsi untuk rangkaian yang dapat direduksi
menjadi kombinasi seri dan/atau paralel untuk setiap sumber daya yang
dievaluasi secara individual
d. Jika suplai diberi beban, maka tegangan pada beban tergantung pada nilai beban
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Laporan Praktikum Sementara


Computer Engineering Laboratory
Experiment Sheet

Praktikum NIM Paraf


Practicum : Physics II Student ID : 2602267015 Asisten*
Percobaan Nama Assistant
Experiment :5 Student Name : Sign

KELOMPOK 3
Topik
Topic : Load Transfer,
Maximum Power,
Superposition
Tanggal
Date : 29 APRIL 2023
Asisten Kelas
Assistant : Kenny Christiano Class : AIDA
*Nilai Laporan Akhir Praktikum (LAP) akan dinolkan jika tidak ada paraf asisten pada Laporan Praktikum Sementara (LPS)
Final Report will be zero(0) if no assistant signature on Experiment Sheet

Table 5.1

Load 𝑽𝑹𝟏 𝑽𝑹𝑳


By RL=560 6,45 V 3,523 V

By RL=1K 4,56 V 5,43 V

By RL=2K 3,354 V 6,65 V

By RL=10K 0,894V 9,08 V

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Table 5.2

Vps 𝑽𝑹𝟏
2V 1,98 mA

4V 3,95 mA

6V 5,94 mA

8V 7,94 mA

10V 10,05 mA

Table 5.3

RL 100 200 300 470 560 1000

VRL 1,275V 2,155 V 2,526 V 3,088 V 3,306 V 3,91 V

IXY 12,83 mA 9,83 mA 8,59 mA 6,62 mA 5,95 mA 3,89 mA

PRL 16,26 mW 21,18 mW 21,7 mW 20,44 mW 19,67 mW 15,21 mW

Table 5.4

I V P

R1 4 mA 4V 16mW

R2 4 mA 4V 16mW

Table 5.5

I V P

R1 8 mA 8V 64mW

R2 8 mA 8V 64mW

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/
FM-BINUS-AA-FPT-89/R3

Table 5.6

𝑽𝑷𝑺𝟏 𝑽𝑷𝑺𝟐 I

9V 4,5V 3,33 mA

9V 2,78 mA

4,5V 0,55 mA

Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta 11480.


Telp. (62-21) 53696930. Fax. (62-21) 5300244. Homepage: http://www.comp-eng.binus.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai