Anda di halaman 1dari 12

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINEAR

Aldi Ryan Pratama, Meitia Husra, Yuli Indah Permata

Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang 25131,
Indonesia

Email : meitiahusra@gmail.com

ABSTRAK

Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui momentum benda sebelum dan sesudah berbagai
peristiwa tumbukan dan mengetahui energi kinetik sebelum dan sesudah berbagai tumbukan.
Melakukan eksperimen didalam matakuliah sains seperti fisika ini haruslah melakukan praktikum
untuk lebih mengtahui teori yang di pelajari. Setelah mengetahui konsep sebenarnya setelah
bereksperimen maka tidak akan terjadi miskonsepsi dan konsep yang telah di pahami dapat diterapkan
dalam kehidupan sehai-hari. Dalam eksperimen ini mengtahui tumbukan biasa, tumbukan tak lenting
sama sekali serta tumbukan lenting sempurna dengan menggunakan massa kereta yang sama dan
massa kereta yang berbeda. Metode eksperimen ini analisis deskriptif sesuai dengan kenyataan dan
untuk hasil akhirnya untuk tumbukan biasa massa sama momentum total awal 0 kg m/s dan akhir -
0,071 kg m/s, nilai total energi kinetik awal 0 J dan akhir 0,1757 J. Nilai presentasi kesalahan
momentum 7,1% dan energi kinetik 17,57%. Nilai tumbukan biasa dengan massa yang berbeda total
momentum awalnya 0 kg m/s dan akhir 0,0044 kg m/s dan energi kinetik total awal 0,2188 J dan
akhir 0 J, Untuk presentasi kesalahan momentumnya 0,44 % dan energi kinetiknya 21,88%.
Selanjutnya untuk tumbukan tak lenting sama sekali massa sama momentum total awal 0,1817 kg m/s
dan akhir 0,1527 kg m/s, nilai total energi kinetik awal 0,059 J dan akhir 0,02123 J. Nilai presentasi
kesalahan momentum 2,9% dan energi kinetik 3,77%. Nilai tumbukan tak lenting sama sekali dengan
massa yang berbeda total momentum awalnya 0,2316 kg m/s dan akhir 0,2235 kg m/s dan energi
kinetik total awal 0,0973 J dan akhir 0,0238 J, Untuk presentasi kesalaham momentumnya 0,81 % dan
energi kinetiknya 7,35%. Terakhir untuk tumbukan lenting sempurna massa sama momentum total
awal 0,1825 kg m/s dan akhir 0,1713 kg m/s, nilai total energi kinetik awal 0,0605 J dan akhir
0,05355 J. Nilai presentasi kesalahan momentum 1,12 % dan energi kinetik 0,69%. Nilai tumbukan
lenting sempurna dengan massa yang berbeda total momentum awalnya 0,2511 kg m/s dan akhir
0,4603 kg m/s dan energi kinetik total awal 0,1145 J dan akhir 0,1014 J, Untuk presentasi kesalaham
momentumnya 20,92 % dan energi kinetiknya 1,31%. Kesimpulannya Momentum benda sesudah dan
sebelum tumbukan adalah kekal untuk semua jenis tumbukan dan energi kinetik sebelum dan sesudah
tumbukan lenting sempurna adalah kekal (tidak berlaku pada tumbukan biasa dan tumbukan tak
lenting sama sekali)

Kata kunci : Momentum, Tumbukan, Lenting Sempurna, Energi Kinetik

ABSTRACT

This experiment aims to determine the momentum of objects before and after various collision events
and to determine the kinetic energy before and after various collisions. Conducting experiments in
science subjects such as physics must do practicum to better know the theory being studied. After
knowing the actual concept after experimenting, there will be no misconceptions and the concepts that
have been understood can be applied in everyday life. In this experiment, we know about ordinary
collisions, completely inelastic collisions and perfectly inelastic collisions using the same mass of
trains and different masses of trains. This experimental method is in accordance with reality and for
the final result for an ordinary collision the initial total momentum is 0 kg m/s and the end is -0.071
kg m/s, the total value of initial and final kinetic energy is 0 J and 0.1757 J. The percentage value of
momentum error 7.1% and 17.57% kinetic energy. The value of an ordinary collision with different
masses has a total initial momentum of 0 kg m/s and a final 0.0044 kg m/s and an initial total kinetic
energy of 0.2188 J and a final 0 J. For the presentation of the momentum error, the momentum is
0.44% and the kinetic energy is 21. ,88%. Furthermore, for a completely inelastic collision, the initial
total momentum is 0.1817 kg m/s and the end is 0.1527 kg m/s, the total initial kinetic energy value is
0.059 J and the end is 0.02123 J. The presentation value of the momentum error is 2.9 % and kinetic
energy 3.77%. The value of a completely inelastic collision with different masses, the total initial
momentum is 0.2316 kg m/s and the end is 0.2235 kg m/s and the initial total kinetic energy is 0.0973
J and the end is 0.0238 J, for the presentation of the momentum error 0 ,81% and kinetic energy
7.35%. Finally, for a perfectly elastic collision, the initial total momentum is 0.1825 kg m/s and the
end is 0.1713 kg m/s, the total kinetic energy value is 0.0605 J and the end is 0.05355 J. The
presentation value of the momentum error is 1.12 % and kinetic energy 0.69%. The value of a
perfectly elastic collision with different masses, the total initial momentum is 0.2511 kg m/s and the
end is 0.4603 kg m/s and the initial total kinetic energy is 0.1145 J and the end is 0.1014 J. For an
error presentation the momentum is 20.92 % and the kinetic energy is 1.31%. In conclusion, the
momentum of the object after and before the collision is conserved for all types of collisions and the
kinetic energy before and after the collision is perfectly elastic (does not apply to ordinary collisions
and inelastic collisions at all).

Keywords : Momentum, Collision, Perfectly Elastic, Kinetic Energy


1. Pendahuluan (Introduction)

Eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui momentum benda sebelum dan sesudah
tumbukan serta energi kinetik yang terjadi sebelum dan sesudah tumbukan. Momentum suatu
benda (P) yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v diartikan sebagai:

P = mv ...... 1

Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor. Perkalian
antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan besaran vektor. Jadi, momentum
merupakan besaran vektor. Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan
untuk mendiamkan benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai momentum yang lebih
besar dibandingkan mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan yang sama. Gaya yang lebih
besar dibutuhkan untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang ringan dalam
waktu tertentu. (Besaran mv kadang-kadang dinyatakan sebagai momentum linier partikel untuk
membedakannya dari momentum angular).

Momentum merupakan besaran vektor karena hasil kali dari massa yang merupakan besaran
skalar dan kecepatan yang merupakan besaran vektor. Satuan SI dari momentum adalah kg·m/s.
Momentum benda dapat dirubah dengan memberikan gaya. Newton pada awalnya menyatakan
hukum kedua gerak dalam bentuk momentum, pernyataannya yaitu “Laju perubahan momentum
sebuah benda sama besar dengan gaya total yang bekerja padanya” secara matematis ditulis
menjadi:

Σ𝑭 = ∆𝒑/∆𝑡 ........ 2

Konsep momentum sangat penting karena pada keadaan-keadaan tertentu, momentum


merupakan besaran yang kekal. Pada pertengahan abad ke-17, tidak lama sebelumm masa Newton,
telah diketahui bahwa jumlah vektor momentum dua benda yang bertumbukan tetap konstan.

Gambar 1. Bola bilyar bertumbukan


Misalkan dua bola bilyar pada gambar 1. Gaya luar dianggap nol, walaupun momentum tiap
bola berubah setelah tumbukan namun, jumlah momentum keduanya tetap sama sebelum dan
setelah tumbukan, tidak peduli berapapun kecepatan dan massa yang terlibat, secara matematis
dapat ditulis:

𝑚1𝒗𝟏 + 𝑚1𝒗𝟐 = 𝑚1𝒗′𝟏 + 𝑚1𝒗′2 ...... 3

Walaupun hukum kekekalan momentum ditemukan dari percobaan, hukum ini berhubungan
erat dengan hukum gerak Newton dan dapat dibuktikan keduanya sama. Pernyataan umum
hukum kekekalan momentum yaitu “Momentum total dari suatu sistem benda-benda yang
terisolasi tetap konstan”. Istilah sistem yang dimaksud adalah sekumpulan benda yang
berinteraksi satu sama lain. Sistem terisolasi adalah suatu sistem di mana gaya yang ada hanyalah
gaya-gaya di antara benda-benda pada sistem itu sendiri. Jika ada gaya luar dan jumlahnya tidak
nol, maka momentum total tidak kekal. Hukum kekekalan momentum berguna ketika keta
menangani sistem yang sederhana seperti tumbukan dan jenis-jenis ledakan tertentu. Ekperimen
Hukum Kekekalan Momentum Linear ini Bertujuan untuk mengetahui momentum benda
seusdah dan sebelum tumbukan dan Mengetahui Energi Kinetik sebelum dan sesudah peristiwa
tumbukan.
2. Metode
Jenis metode yang kami gunakan ialah metode eksperimen, yaitu metode yang bertujuan
untuk menguji suatu variabel terhadap variabel lain atau menguji bagaimana hubungan sebab
akibat antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Dalam konteks ini bertujuan untuk
mengetahui momentum benda sebelum dan sesudah berbagai peristiwa tumbukan dan
mengetahui energi kinetik sebelum dan sesudah berbagai peristiwa tumbukan.
Subjek penelitian untuk percobaan ini adalah dua buah smartcart yang terdiri dari smartcart
biru dan smart car merah. Kemudian kedua smartcart tersebut di letakkan pada sebuah lintasan
khusus. Pada pengumpulan data pertama yaitu dengan percobaan untuk tumbukan biasa
dimana data yang akan diambil yaitu untuk tumbukan biasa dengan massa kereta yang sama
dan untuk varibel data kedua yaitu dengan memberikan beban kepada salah satu kereta
sehingga massa kedua kereta itu berbeda. Kemudian untuk pengambilan data kedua yaitu pada
percobaan tumbukan tidak lenting sama sekali, sama halnya dengan percobaan satu kami
mengambil dua variabel data yaitu untuk data pertama yaitu dengan massa kereta yang sama
kemudian massa kereta berbeda karena salah satu kereta diberikan beban tambahan. Pada
pengambilan data terakhir atau data ketiga yaitu untuk percobaan tumbukan lenting sempurna
dengan massa kereta yang sama dan data kedua dengan massa kereta yang berbeda karena
salah satu kereta diberikan beban tambahan.
Untuk lebih jelasnya berikut tabel data pengamatan yang digunakan sebagai pedoman
percobaan yang akan dilakukan :
Tabel 1.1 massa dan kecepatan akhir masing-masing kereta

Tipe tumbukan Massa kereta Kecepatan akhir Massa kereta Kecepatan


merah kereta merah biru akhir kereta
biru
Massa sama 0,2754 kg -0,916 m/s 0,2742 kg 0,663 m/s
Massa berbeda 0,2754 kg -1,087 m/s 0,7742 kg 0,381 m/s

Tabel 1.2 massa dan kecepatan akhir masing-masing kereta

Tipe Massa Massa Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepata


tumbukan kereta kereta awal kereta awal kereta akhir kereta n akhir
merah biru merah biru merah kereta
biru
Massa 0,2754 kg 0,2742 kg 0,66 m/s 0 m/s 0,278 m/s 0,278
sama m/s
Massa 0,2754 kg 0,7742 kg 0,847 m/s 0 m/s 0,213 m/s 0,213
berbeda m/s

Tabel 1.3 massa dan kecepatan akhir masing-masing kereta

Tipe Massa Massa Kecepatan Kecepatan Kecepatan Kecepata


tumbukan kereta kereta awal kereta awal kereta akhir n akhir
merah biru merah biru kereta kereta
merah biru
Massa 0,2754 kg 0,2742 kg 0,663 m/s 0 m/s 0 m/s 0,625 m/s
sama
Massa 0,2754 kg 0,7742 kg 0,912 m/s 0 m/s 0,387 m/s 0,457 m/s
berbeda
3. Hasil Dan Pembahasan
Pada eksperimen ini kami melakukan percobaan mengenai hukum kekekalan momentum
linear dimana bertujuan untuk mengetahui momentum benda sebelum dan sesudah terjadinya
peristiwa berbagai tumbukan dan mengetahui energir kinetik benda sebelum dan sesudah
terjadinya berbagai peristiwa tumbukan.
Sebelum melakukan percobaan kita harus memperhatikan semua alat yang digunakan itu
terpasang sesuai agar kita dapat menghindari besarnya persentase kesalahan pada hasil
percobaan dan menghindari tidak berfungsinya alat atau terjadinya kerusakan alat. Untuk itu
langkah-langkah yang harus kita lakukan untuk settingan alat adalah :
1. Memasang bemper magnet pada kereta
2. Mengatur track lintasan menggunakan sekrup levelling pada kaki track. Mengecek
kondisi kereta diatas lintasan. Menggerakkan maju dan mundur dan memastikan
kereta dapat bergerak dengan baik diatas lintasan.
3. Menggunakan neraca untuk mengetahui massa dari masing-masing kereta
(smartcart).
4. Mengecek koneksi dua kereta di hardware setup pada sistem.
5. Membuat grafik kecepatan dengan waktu. Menempatkan kecepatan kereta merah
dan kecepatan kereta biru pada sumbu vertikal yang sama.
6. Memeriksa tanda-tanda kecepatan. Tujuannya adalah agar kecepatan kedua kereta
positif ke kanan.

Percobaan ini dibagi kepada 3 bagian.

Langkah kerja untuk percobaan pertama adalah

a. peristiwa tumbukan biasa.


Tumbukan dengan massa kereta yang sama.
 Menekan plunger pada satu kereta ke posisi #2. Memposisikan kedua kereta saling
bersentuhan satu sama lain ditengah-tengah track.
 Memulai merekam saat mengetuk pemicu dilepas
 Menghentikan perekaman sebelum salah satu kereta mencapai akhir track
 Pada grafik kecepatan dan waktu, menggunakan multi-coordinat tools untuk
menemukan kecepatan kereta merah dan biru tepat setelah tumbukan.
 Memasukkan data massa dan kecepatan akhir masing-masing kereta dalam tabel 1.1.

Tumbukan dengan massa kereta yang berbeda


 Meletakkan beban dikereta biru. Mengulangi langkah 1 sampai 4 bagian A.
Memasukkan data massa dan kecepatan akhir masing-masing kereta dalam tabel 1.1.

Dari percobaan pertama setelah di lakukan percobaan di dapatkan pada tumbukan biasa
massa sama momentum total awal 0 kg m/s dan akhir -0,071 kg m/s, nilai total energi kinetik
awal 0 J dan akhir 0,1757 J. Nilai presentasi kesalahan momentum 7,1% dan energi kinetik
17,57%. Nilai tumbukan biasa dengan massa yang berbeda total momentum awalnya 0 kg m/s
dan akhir 0,0044 kg m/s dan energi kinetik total awal 0,2188 J dan akhir 0 J, Untuk presentasi
kesalahan momentumnya 0,44 % dan energi kinetiknya 21,88%.

b. Percobaan kedua adalah tumbukan tidak lenting sama sekali.


Tumbukan dengan massa kereta yang sama
 Menempatkan kereta merah dan biru pada lintasan seperti yang ditunjukkan diatas.
Dengan bemper velcro saling berhadapan.
 Karena kita membalikkan kereta merah, untuk mempertahankan kerangka acuan yang
sama, buka data summary dan klik tombol property di sebelah smartcart position
sensor merah dan pilih change sign.
 Memulai merekam dan dorong kereta merah ke arah kereta biru. Memperhentikan
merekam sebeleum salah satu kereta mencapai akhir track.
 Pada grafik kecepatan dan waktu, menentukan kecepatan kereta merah sesaat sebelum
dan sesudah tumbuhan.
 Kecepatan awal kereta biru adalah nol dan kecepatan akhirnya sama dengan kereta
merah keduanya saling menempel.
 Memasukkan data massa dan kecepatan akhir masing-masing kereta dalam tabel 1.2.

Tumbuhan dengan massa kereta yang berbeda

 Menempatkan dua batang massa diatas kereta biru.


 Mengulangi prosedur dari kegiatan 1-5
 Memasukkan data massa dan kecepatan akhir masing-masing kereta dalam tabel 1.2.

Dari percobaan yang telah didapatkan untuk tumbukan tak lenting sama sekali massa
sama momentum total awal 0,1817 kg m/s dan akhir 0,1527 kg m/s, nilai total energi kinetik
awal 0,059 J dan akhir 0,02123 J. Nilai presentasi kesalahan momentum 2,9% dan energi
kinetik 3,77%. Nilai tumbukan tak lenting sama sekali dengan massa yang berbeda total
momentum awalnya 0,2316 kg m/s dan akhir 0,2235 kg m/s dan energi kinetik total awal
0,0973 J dan akhir 0,0238 J, Untuk presentasi kesalaham momentumnya 0,81 % dan energi
kinetiknya 7,35%.
c. Percobaan ketiga adalah tumbukan lenting sempurna

Tummbukan dengan massa kereta yang sama

 Meletakkan kereta merah dan biru dengan bumper magnet saling berhadapan.
 Menempatkan kereta merah dan biru diam di atas lintasan, dengan bumper
magnetis saling berhadapan.
 Memulai merekam dan dorong kereta merah ke arah kereta biru
 Menghentikan perekaman sebelum salah satu kereta mencapai akhir track
 Pada grafik kecepatan dan waktu, menentukan kecepatan kereta merah sebelum
dan setelah tumbukan. Disarankan untuk memperluas grafik, untuk melihat area
yang ingin diamati saja.
 Kecepatan awal kereta biru adalah nol. Menemukan kereta biru kecepatan akhir.
 Memasukkan data massa dan kecepatan akhir masing-masing kereta dalam tabel
1.3.

Tumbukan dengan massa kereta yang berbeda.

 Menempatkan dua batang massa dikereta biru


 Menguulangi prosedur dari kegiatan sebelumnya.
 Memasukkan data massa dan kecepatan akhir masing-masing kereta dalam tabel
1.3.

Pada percobaan terakhir untuk tumbukan lenting sempurna massa sama momentum
total awal 0,1825 kg m/s dan akhir 0,1713 kg m/s, nilai total energi kinetik awal 0,0605 j
dan akhir 0,05355 j. Nilai presentasi kesalahan momentum 1,12 % dan energi kinetik
0,69%. Nilai tumbukan lenting sempurna dengan massa yang berbeda total momentum
awalnya 0,2511 kg m/s dan akhir 0,4603 kg m/s dan energi kinetik total awal 0,1145 j dan
akhir 0,1014 j, untuk presentasi kesalaham momentumnya 20,92 % dan energi kinetiknya
1,31%.
7. Diskusi
Berdasarkan teori yang praktikan baca sebelum praktikum,dikatakan bahwa pada tumbukan
lenting sempurna berlaku hukum kekelan energi yakni Ptotal awal = Ptotal akhir dan EKtotal
awal = EKtotal akhir. Namun kenyataannya setelah praktikum,praktikan tidak menemukan
nilai yang sama antara keduanya pada table 1.4 dan 1.5. Adanya hanyalah nilai yang hampir
mendekati. Contoh sampel : Pada energi kinetik EKo = 0,116 J dan EKt = 0,111 J (nilai
hampir sama). Begitupun pada jenis tumbukan lain yang tidak sesuai teori.
Terkait hal demikian, ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakcocokan hasil praktikum
dengan teori diantaranya : kesalahan paralaks dalam membaca hasil pengkuran , kesalahan
konsep perhitungan , beban variasi kereta biru terlalu jauh selisihnya dengan kereta
merah ,massa kereta merah dan kereta biru ketika diukur dengan neraca ohauss tidak
sama,ketidak cekatan praktikan saat menghitung kecepatan sesaat ketika tumbukan dan lain
sebagainya.
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan,maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Momentum benda sebelum dan sesudah peristiwa tumbukan adalah kekal untuk semua jenis
tumbukan. Total P%diff :
Tumbukan biasa massa sama : 7,1 %
Tumbukan biasa massa berbeda : 0,5 %
Tumbukan tidak lenting sama sekali massa sama : 2,9 %
Tumbukan tidak lenting sama sekali massa berbeda : 1,1 %
Tumbukan lenting sempurna massa sama : 1%
Tumbukan lenting sempurna massa berbeda : 6,9 %

2. Energi kinetik sebelum dan sesudah peristiwa tumbukan lenting sempurna adalah kekal
(tidak berlaku untuk tumbukan biasa dan tumbukan tidak lenting sama sekali).
Total EK% diff :
Tumbukan biasa massa sama : 3,6 %
Tumbukan biasa massa berbeda : 0,2%
Tumbukan tidak lenting sama sekali massa sama : 1,4%
Tumbukan tidak lenting sama sekali massa berbeda : 0,6 %
Tumbukan lenting sempurna massa sama : 0,2%
Tumbukan lenting sempurna massa berbeda : 0,5 %

9. Saran

Praktikan berharap dengan adanya projek akhir mata kuliah Eksperimen Fisika Klasik ini akan
memberi manfaat bagi pembaca dan dapat membantu serta apabila ada yang akan melakukan
praktikum mengenai hukum kekelan momentum linear semoga belajar dari kesalahan yang
telah dituangkan pada projek akhir ini sehingga tidak melakukan kesalahan yang sama
sehingga hasil praktikum nya lebih baik lagi.
Daftar Pustaka (References)

Asraf, A., dan Kurniawan, B. (2021). Fisika Dasar untuk Sains dan Teknik: Jilid 1 Mekanika.
Jakarta: Bumi Aksara.
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai