NIM 175100107111031
Kelas D
Kelompok D6
A. PENGAMATAN KAPANG
1. Lampirkan gambar bentuk kapang yang anda amati dibawah mikroskop dan beri keterangan
bagian-bagian kapang yang nampak pada gambar anda!
konidia
konidia
konodiosfor
konodiosfor
Perbesaran: 400x
Perbesaran:
Perbesaran:100x
100x
Nama Preparat: Aspergillus niger
Nama
NamaPreparat:
Preparat:Aspergillus niger
Keterangan : terlihat konidia,
Keterangan
Keterangan: : terlihat konidia,
filiat, dan konidiofor lebih jelas
filiat, dan konidiofor
2. Bahas data yang anda peroleh dari bagian-bagian kapang yang nampak!
Tujuan dari uji pengamatan kapang ini yaitu agar praktikan dapat membuat
preparat basah dan mempelajari morfologi jamur. Sedankan prinsip dari uji
pengamatan kapang ini yaitu dengan mendeteksi bagian struktur dari kapang dengan
menggunakan mikroskop dari perbesaran yang lemah sampai yang kuat.
Pada sampel menggunakan preparat kapang A. niger terlihat bahwa kapang yang
teramati dengan mikroskop pada perbesaran 100 kali terlihat bagian-bagiannya yakni
konidida, fialit, dan konidiofor. Bagian berwarna hijau kehitaman yang merupakan
konidia dan konidiofor pada kapang dimana bagian batang dan kepalanya terpisah.
Sementara pada perbesaran 400x, tampilan Aspergillus niger bagian konidida, fialit,
dan konidiofor terlihat lebih jelas. Hal ini sudah sesuai dengan literatur yang ada
dimana A. niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning di lapisan
koniodiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Koloni Aspergillus biasanya
tampak berwarna abu-abu, hitam, cokelat, dan kehijauan.Aspergillus niger mempunyai
hifa bersepta, koloninya berwarna putih pada PDA 25oC dan berubah menjadi hitam
ketika konidia dibentuk. Kepala konidia dari Aspergillus niger berwarna hitam, bulat,
cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar seiring dengan
bertambahnya umur. Selain itu, Aspergillus niger memiliki warna dasar berwarna
putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai
hitam. Secara makroskopis, permukaan terlihat berwarna kehitaman, ketika diposisi
terbalik (berlawanan) terlihat berwarna putih kekuningan (Funke, 2012).
Pada sampel Trichoderma sp. Dengan perbesaran 100x telah nampak bentuk dari
Trichoderma sp. tersebut. Bagian – bagiannya seperti konidia, konidiofor, serta fialid.
Nampak bagian hijau kehitaman yang merupakan konidia yang terlihat menggumpal
pada kapang. Sementara pada perbesaran 400x, tampilan Trichoderma sp. yang
nampak terlihat cukup memenuhi mikroskop. Bagian-bagian dari trichoderma pun
seperti konidia, kondiofor, dan fialid terlihat lebih jelas . Hal ini sudah sesuai dengan
literatur yang ada pada praktikum yang telah dilakukan. Susunan Trichoderma sp.
bersel banyak berderet membentuk benang halus yang disebut dengan hifa (berbentuk
pipih). Suhu optimum untuk tumbuhnya Trichoderma sp. berbeda-beda setiap
spesiesnya. Ada beberapa spesies yang dapat tumbuh pada temperatur rendah ada pula
yang tumbuh pada temperatur cukup tinggi, kisarannya sekitar 7°C–41°C.
Trichoderma yang dikultur dapat bertumbuh cepat pada suhu 25°C-30°C, namun pada
suhu 35°C cendawan ini tidak dapat (Taufik, 2014).
Nama Shania Desira
NIM 175100107111031
Kelas D
Kelompok D6
1. Lampirkan gambar bentuk sel khamir yang anda amati dibawah mikroskop!
2. Tuliskan data pengamatan yang diperoleh dari praktikum pengecatan sederhana sel khamir!
0 748 11 88
=11.11 % =0%
Nama Shania Desira
NIM 175100107111031
Kelas D
Kelompok D6
4. Bandingkan dan bahas data yang anda peroleh antara sel khamir umur 24 jam dan 48 jam!
Tujuan dari uji pengecatan sederhana sel khamir ini yaitu agar praktikan dapat
melihat bentuk sel serta dapat membedakan sel khamir yang hidup dan sel khamir
yang mati dan juga agar praktikan mampu menghitung presentase kematian sel
khamir tersebut. Prinsip dari uji pengecatan sederhana sel khamir ini yaitu
membedakan sel khamir hidup dan sel khamir mati serta menghitung presentase
kematian dengan pengecatan sederhana menggunakan reagen metylen blue.
Berdasarka data hasil kelompok sendiri menggunakan sel khamir umur 48 jam
didapatkan hasil yaitu rata-rata jumlah kultur Sacharomyces cereviseae berumur 48
jam yang mati adalah 11 dan yang hidup sebanyak 88. Sedangkan rata-rata jumlah
kultur Sacharomyces cereviseae berumur 24 jam yang mati adalah sebanyak 0 dan
yang hidup sebanyak 748 sel/bidang pandang. Sehingga apabila dimasukkan pada
rumus presentase kematian sel khamir, didapatkan hasil presentase kematian kultur
Sacharomyces cereviseae berumur 24 jam sebesar 0 % Sedangkan presentase
kematian kultur Sacharomyces cereviseae berumur 48 jam sebesar 11,11 %. Hal
tersebut sudah sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa semakin lama waktu
simpan, maka jumlah sel mati akan semakin banyak karena dari lag phase akan
memasuki masa stationary phase dan barulah sampai pada death phase (Pelczar,
2010).
Nama Shania Desira
NIM 175100107111031
Kelas D
Kelompok D6
C. UJI KATALASE
Tujuan dari uji katalase ini adalah menguji ada tidaknya aktivitas katalase
mikroba dengan menentukan bakteri katalase negatif ataupun bakteri katalase negatif.
Prinsip dari uji katalase ini dengan menentukan bakteri katalase negatif ataupun
bakteri katalase negatif dengan mengamati ada tidaknya gelembuhg udara yang
terbentuk setelah pemberian H2O2.
Berdasarkan data hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa pada bakteri
A.xylinum dihasilkan gelembung udara. Hal tersebut menandakan bahwa bakteri
tersebut merupakan bakteri katalase positif. Sementara pada bakteri L.plantarum
tidak dihasilkan gelembung udara. Oleh karena itu bakteri tersebut merupakan bakteri
katalase negatif. Uji katalase dilakukan dengan menambahkan larutan H2O2 kepada
bakteri tertentu akan menghasilkan enzim katalase yang dapat memecah H2O2
menjadi air dan oksigen sehingga dari uji positif yang tampak yakni ditandai dengan
gelembung-gelembung hasil dari reaksi enzimatis tersebut (Padoli, 2016).
Bakteri tertentu memproduksi enzim katalase karena sangat penting untuk
kelangsungan hidup bakteri itu sendiri, hal ini dikarenakan H2O2 adalah senyawa yang
bersifat toksik yang akan membahayakan sel bakteri itu. Oleh karena itu dihasilkan
enzim katalase untuk memecahnya. Berikut adalah beberapa kelompok bakteri
katalase negative antara lain Lactobacillus, Clostridium, Streptococcus dll,
sedangkan bakteri katalase positif antara lain Acetobacter, E. coli dll. Hal ini sudah
sesuai dengan literature karena dari data bakteri A. xylinum dapat menghasilkan
gelembung dan merupakan kelompok bakteri katalase positif. Begitu juga dengan
bakter L. plantarum merupakan bakteri negative yang tidak menghasilkan gelembung
dan masuk kedalam kelompok bakteri katalase negatif ( Lestari, 2017).
Nama Shania Desira
NIM 175100107111031
Kelas D
Kelompok D6
PEMBAHASAN
A. Sporangium
B. Sporangeofor (hifa)
C. Spora
D. Kolumela
E. Stollon
F. Rhioid
( Suharni,2008).
E.
2. Mengapa sel khamir yang mati berwarna biru, sedangkan yang hidup transparan?
Jelaskan! F.
Sel yang mati akarnya berwarna biru. Sedangkan yang hidup tidak berwarna
(transparan). Hali ini disebabkan oleh sifat membran sel yang selektif permiabel. Sel
jika dalam kondisi hidup membrane selnya bersifat selektif permeable, sehingga tidak
semua zat mudah befusi kedalam sel hidup. Tetapi, dengan matinya suatu sel, maka
daya selektifitas membrannya akan berkurang bahkan sampai hilang. Hal ini akan
membuat semua zat bebas masuk kedalam sel, temasuk cat methylen blue. Jika cat
tersebut berhasil berfusi masuk ke dalam sel mati maka warna sel akan berubah jadi biru
(Adams, 2008).
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat kematian sel khamir? Jelaskan!
Suhu / Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan pertumbuhan
mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang
berlawanan, apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan
terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati
(Khadijah, 2015).
Nama Shania Desira
NIM 175100107111031
Kelas D
Kelompok D6
Acidity (keasaman)
Hampir semua mikroba tumbuh pada tingkat pH yang berbeda. Sebagian besar
bakteri tumbuh pada pH mendekati netral pH (6,5 – 7,5 ). Pada pH di bawah 5,0 dan
di atas 8,0 bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik, kecuali bakteri asam asetat yang
mampu tumbuh pada pH rendah dan bakteri Vibrio sp yang dapat tumbuh pada pH
tinggi Khamir mempunyai kisaran pH pertumbuhan 1,5-8,5. Namun kebanyakan
khamir lebih cocok tumbuh pada kondisi asam, yaitu pada pH 4-4,5, sehingga
kerusakan oleh khamir lebih mungkin terjadi pada produk-produk asam (Khadijah,
2015).
Time (waktu)
Waktu generasi adalah waktu yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
meningkatkan jumlah sel menjadi dua kali lipat jumlah semula. Kurva pertumbuhan
mikroorganisme terdiri atas empat fase yaitu fase penyesuaian (lag phase), fase
eksponensial atau fase logaritmik, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase
eksponensial terjadi peningkatan jumlah sel dan digunakan untuk menentukan waktu
generasi (Yudhabuntara, 2005). Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk
membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi
pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada
yang memerlukan sampai berjam-jam atau berhari- hari (Khadijah, 2015).
Oksigen
Khamir merupakan mikroorganisme yang bersifat fakultatif anaerob yaitu dapat
tumbuh dengan baik apabila terdapat cukup oksigen. Jumlah oksigen yang tinggi
dapat merangsang pertumbuhan sel khamir, sehingga biomassa sel meningkat
(Khadijah, 2015).
Konsentrasi Substrat
Substrat merupakan sumber nutrient utama bagi mikroorganisme. Nutrient-nutrien
baru dapat dimanfaatkan sesudah mikroorganisme mengeksresi enzim-enzim
ekstraseluler yang dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari substrat menjadi
senyawa sederahana (Khadijah, 2015).
Nama Shania Desira
NIM 175100107111031
Kelas D
Kelompok D6
4. Apakah substrat yang diperlukan untuk terjadinya reaksi katalase ? Tuliskan persamaan
reaksinya!
Enzim katalase akan bereaksi jika ditambahkan dengan H2O2 sebagai
substratnya. Karena H2O2 merupakan hidrogen peroksia yang berupa senyawa kimia
organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Sehingga
dengan adanya enzim katalase, akan mempercepat reaksi penguraian H2O2 menjadi
H2O dan O2 (Hegde, 2016).
Enzim katalase
Bentuk reaksi kimianya adalah: 2 H2O2 2 H2O + O2
(Hegde, 2016).
5. Apa fungsi dari katalase untuk bakteri tertentu? Berikan contoh 3 bakteri yang
menghasilkan katalase!
Fungsi enzim katalase pada bakteari adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2)
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Bila tidak segera diuraikan,
senyawa ini akan bersifat toksik dan dapat merusak sel (Hegde, 2016).
Bakteri yang memiliki kemampuan memecah H2O2 dengan enzim katalase maka
segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang dihasilkannya
sendiri.Bakteri katalase positif seperti S. Aureus, Neisseria cinerea, Staphylococcus
aureus, dan Staphylococcus citreus bisa menghasilkan gelembung-gelembung oksigen
karena adanya pemecahan hidrogen peroksida) oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh
bakteri itu sendiri ( Lestari, 2017)
Nama Shania Desira
NIM 175100107111031
Kelas D
Kelompok D6
ANALISA PROSEDUR
Pengamatan Kapang
Langkah pertama sebelum praktikum ialah menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan. Alat yang dibutuhkan yakni antara lain gelas objek, gelas penutup, spidol,
mikroskop, pipet tetes, bunsen, jarum ose, kertas label, dan tisu. Gelas objek berfungsi untuk
menempatkan kultur yang diamati. Spidol berfungsi untuk menggambar area gelas objek
untuk area kultur yang diamati, selain itu juga agar memudahkan praktikan dalam
pengamatan. Gelas penutup berfungsi untuk merekatkan dan menutup kultur yang diamati.
Mikroskop berfungsi untuk mengamati benda atau objek yang diamati. Pipet tetes berfungsi
untuk mengambil larutan. Bunsen berfungsi sebagai sumber pemanas atau alat yang
digunakan tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Jarum ose berfungsi untuk mengambil
kultur dan memindahkannya. Kertas label berfungsi untuk memberi nama agar tidak tertukar
satu sama yang lain. Tisu berfungsi untuk mengeringkan peralatan setelah dibersihkan.
Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain kultur yang terdiri dari biakan murni jamur
spesies Aspergillus niger, larutan gliserol 10%, alkohol 70%, dan aquades. Kultur berfungsi
sebagai objek yang diamati. Larutan gliserol 10% berfungsi untuk menjaga fisiologi dari sel
kapang sehingga dapat diamati dengan mudah dan pengamatan lebih akurat serta sebagai
sumber nutrisi. Aquades berfungsi untuk membersihkan peralatan. Alkohol 70% berfungsi
untuk aseptis lingkungan dan diri agar terhindar dari kontaminasi serta untuk membersihkan
beberapa peralatan yang cukup disterilisasi dengan alkohol.
Setelah alat dan bahan disiapkan, lakukan aseptis diri dan lingkungan terlebih dahulu
dengan menggunakan alkohol 70%. Aseptis diri dilakukan dengan cara yaitu
menyemprotkan alkohol 70% ke telapak tangan. Setelah itu digosok-gosokan secara merata
pada telapak dan punggung tangan. Pada aseptis lingkungan yaitu menyemprotkan alkohol
70% ke meja praktikum. Bersihkan atau lap meja secara searah dengan menggunakan tisu.
Panaskan kembali ujung tabung pada Bunsen dan tutup kembali dengan kapas. Usahakan
saat melakukannya dekat dengan api Bunsen. Letakkan kembali tabung reaksi berisi kultur
pada rak tabung. Setelah itu pindahkan kultur dari ose pada gelas objek berisikan gliserol.
Setelah kultur berada pada gelas objek, tutup gelas objek dengan cover glass diposisikan
pada sudut 45° agar saat tertutup tidak ada gelembung. Lalu letakkan gelas objek pada meja
objek dimikroskop untuk diamati. Nyalakan terlebih dahulu mikroskop, atur banyak atau
sedikit cahaya yang masuk, atur pula ketinggian meja mikroskop serta atur perbesaran yang
diinginkan yaitu 100x dan 400x. Naik-turunkan meja mikroskop dengan mengatur skrup
kasar dan skrup halus untuk mendapatkan fokus. Setelah diamati foto gambarnya. Catat pada
DHP, setelah semuanya selesai bersihkan peralatan atau glassware yang telah digunakan.
korek api. Setelah ditetesi metyhlen blue kemudian ambil kultur khamir yang diamati dengan
menggunakan jarum ose. Kemudiaan ambil ose dan panaskan pada api Bunsen hingga
membara dan dicelupkan pada alcohol setelah memanaskannya. Langkah aseptis jaru ose
dilakukan sebanyak tiga kali untuk menghindari kontaminasi. Untuk mengambil kultur
letakkan tabung reaksi berisi kultur di tangan kiri dan pegang jarum ose di tangan kanan.
Lalu ambil kapas penutup dengan dan dijepit disela-sela jari manis dan kelingking.
Kemudian diambil kultur dengan memasukkan ose kedalam, ambil kultur hanya ¼ saja.
Panaskan kembali ujung tabung pada Bunsen dan tutup kembali dengan kapas. Usahakan
saat melakukannya dekat dengan api Bunsen. Letakkan kembali tabung reaksi berisi kultur
pada rak tabung. Setelah itu pindahkan kultur dari ose pada gelas objek berisikan metyhlen
blue. Kemudian tutup gelas objek dengan cover glass diposisikan pada sudut 45° agar saat
tertutup tidak ada gelembung. Lalu letakkan gelas objek pada meja objek dimikroskop untuk
diamati. Nyalakan mikroskop, atur banyak atau sedikit cahaya yang masuk, atur pula
ketinggian meja mikroskop serta atur perbesaran yang diinginkan. Naik-turunkan meja
mikroskop dengan mengatur skrup kasar dan skrup halus untuk mendapatkan fokus. Setelah
diamati foto gambarnya. kemudian hitung presentase kematian sel khamir tersebut. Catat
pada DHP, setelah semuanya selesai bersihkan peralatan atau glassware yang telah
digunakan.
Uji Katalase
Langkah pertama sebelum praktikum ialah menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan. Alat dan bahan tersebut antara lain, cawan petri, bunsen, pipet tetes, kertas label,
dan tisu. Bunsen berfungsi sebagai sumber pemanas dan sarana untuk mengaseptis peralatan.
Cawan petri berfungsi sebagai wadah bagi baketri yang akan tumbuh untuk diamati.. Pipet
tetes untuk mengambil atau memindahkan larutan. Label berguna untuk memberi nama pada
preparat Alkohol 70% berfungsi untuk aseptis lingkungan dan diri. Tisu berfungsi untuk
mengeringkan peralatan setelah dibersihkan. Bahan-bahan yang digunakan antara lain kultur
yang terdiri dari biakan murni Lactobacillus plantarum dan Acetobacter xylinum, serta
larutan H2O2. Kedua mikroba tersebut berfungsi sebagai objek yang diamati sebagai
penghasil enzim katalase atau tidak. Senyawa H2O2 berfungsi sebagai reagen yang dapat
menstimulasi mikroba yang diamati untuk dapan memecahanya menjadi senyawa yang lebih
sederhana yaitu H2O dan O2.
Setelah alat dan bahan disiapkan, lakukan aseptis diri dan lingkungan terlebih dahulu
dengan menggunakan alkohol 70%. Aseptis diri dilakukan dengan cara yaitu
menyemprotkan alkohol 70% ke telapak tangan. Setelah itu digosok-gosokan secara merata
pada telapak dan punggung tangan. Pada aseptis lingkungan yaitu menyemprotkan alkohol
70% ke meja praktikum. Bersihkan atau lap meja secara searah dengan menggunakan tisu.
Langkah selanjutnya adalah mengambil cawan yang berisikan kultur A. Xylinum atau
L. Plantarum tersebut diambil .Kemudian digambar lingkaran kecil pada bagian bawah
cawan tepat dibawah koloni yang ingin diamati dengan menggunakan spidol, perlakuan ini
berfungsi agar mudah dalam melakukan pengamatan. Setelah itu cawan berisi biakan
Nama Shania Desira
NIM 175100107111031
Kelas D
Kelompok D6
diaseptis dengan api bunsen kemudian diteteskan larutan H2O2 3% sebanyak 1 tetes tepat
diatas lingkaran yang telah dibuat. Kemudian diamati pada koloni yang telah ditetesi
hidrogen peroksida apakan termasuk katalase positif yang ditandai dengan terbentuknya
gelembung kecil-kecil oksigen atau termasuk katalase negatif. Foto dan catat hasil yang
nampak pada cawan pada Data Hasil Pengamatan
Nama Shania Desira
NIM 175100107111031
Kelas D
Kelompok D6
KESIMPULAN
Tujuan dilakukannya pengamatan sel kapang adalah membuat perparat basah dan
mempelajari morfologi jamur. Pengamatan kapang memiliki prinsip yaitu mengamati
dan membedakan jenis kapang Aspergillus Niger dan Trichoderma sp dengan
menggunakan perbesaran mikroskop 100x dan 400x. Berdasarkan data hasil praktikum,
didapatkan data bahwa bagian yang terlihat pada preparat A. Niger adalah konidiofor,
fialid, dan konidia.
Tujuan dari uji pengecatan sederhana sel khamir ini yaitu agar praktikan dapat
melihat bentuk sel serta dapat membedakan sel khamir yang hidup dan sel khamir yang
mati dan juga agar praktikan mampu menghitung presentase kematian sel khamir
tersebut. Prinsip dari uji pengecatan sederhana sel khamir ini yaitu membedakan sel
khamir hidup dan sel khamir mati serta menghitung presentase kematian dengan
pengecatan sederhana menggunakan reagen metylen blue. Berdasarkan data hasil
kelompok sendiri menggunakan sel khamir umur 48 jam didapatkan hasil yaitu rata-rata
jumlah kultur Sacharomyces cereviseae berumur 48 jam yang mati adalah 11 dan yang
hidup sebanyak 88. Sedangkan rata-rata jumlah kultur Sacharomyces cereviseae berumur
24 jam yang mati adalah sebanyak 0 dan yang hidup sebanyak 748. Sehingga apabila
dimasukkan pada rumus presentase kematian sel khamir, didapatkan hasil presentase
kematian kultur Sacharomyces cereviseae berumur 24 jam sebesar 0 % Sedangkan
presentase kematian kultur Sacharomyces cereviseae berumur 48 jam sebesar 11,11 %.
Tujuan dari uji katalase ini adalah menguji ada tidaknya aktivitas katalase mikroba
dengan menentukan bakteri katalase negatif ataupun bakteri katalase negatif. Prinsip dari
uji katalase ini dengan menentukan bakteri katalase negatif ataupun bakteri katalase
negatif dengan mengamati ada tidaknya gelembuhg udara yang terbentuk setelah
pemberian H2O2. Berdasarkan data hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa pada
bakteri A.xylinum dihasilkan gelembung udara. Hal tersebut menandakan bahwa bakteri
tersebut merupakan bakteri katalase positif. Sementara pada bakteri L.plantarum tidak
dihasilkan gelembung udara. Oleh karena itu bakteri tersebut merupakan bakteri katalase
negatif. Uji katalase dilakukan dengan menambahkan larutan H2O2 kepada bakteri
tertentu akan menghasilkan enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi air dan
oksigen sehingga dari uji positif yang tampak yakni ditandai dengan gelembung-
gelembung hasil dari reaksi enzimatis tersebut.
Nama Shania Desira
NIM 175100107111031
Kelas D
Kelompok D6
Diagram Alir 10
Pembahasan laporan 70
Kesimpulan 10
TOTAL 100
TOTAL 100