Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

LENSA

MIRAH AFIZA NURAZIZAH

C3401201015

ST22.1

Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Dr. Erus Rustami, S.Si., M.Si.

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM IPB

UNIVERSITY

2021
A. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan jarak fokus lensa positif dan
menentukan jarak fokus lensa negatif dengan bantuan lensa positif.

B. Teori Singkat
Lensa merupakan zat optik yang dibatasi oleh dua permukaan lengkung atau
permukaan lengkung dengan permukaan datar. Lengkung lensa biasanya berupa
lengkungan bola, sehingga dinamakan lensa sferis (Pamungkas 2015). Keutamaan lensa
adalah membentuk bayangan benda (Hidayat 2016). Berdasarkan sifat bayangan yang
dibentuknya, lensa dibagi menjadi 2 macam yakni lensa cembung (konvergen) dan lensa
cekung (divergen) (Nirsal 2012).
Lensa cembung sering disebut juga lensa konveks atau lensa positif.
Berdasarkan bentuk lengkung permukaannya, jenis lensa cembung dibagi menjadi tiga
yakni bikonveks, plan-konveks, dan konveks-konkaf (Nirsal 2012). Lensa cembung
bersifat mengumpulkan sinar yang datang menuju lensa. Jika sinar sejajar mengenai
lensa cembung, maka sinar tersebut akan dibiaskan menuju titik fokus (Pamungkas
2015). Bayangan yang dibentuk lensa cembung dapat berupa bayangan maya atau nyata,
tergantung pada jarak benda terhadap lensa (Hidayat 2016).
Lensa cekung disebut juga lensa konkaf atau lensa negatif. Berdasarkan
bentuk lengkung permukaannya, jenis lensa cembung dibagi menjadi tiga yakni
bikonkaf, plan-konkaf, dan konkaf-konveks (Nirsal 2012). Lensa cembung bersifat
menyebarkan sinar yang datang. Jika sinar sejajar mengenai lensa cekung, maka sinar
tersebut akan dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus (Pamungkas 2015). Bayangan
yang dibentuk pada lensa cekung adalah maya, tegak, diperkecil (Hidayat 2016)
Persamaan untuk lensa tipis.

C. Data
Tabel 12.1 Data Lensa Konvergen
No x0 (cm) x1 (cm) xi (cm) d0 (cm) di (cm) f (cm)
1 10 38 75,4 28 37,4 16,01
2 10 39 74,8 29 35,8 16,02
3 10 40 74,3 30 34,3 16,003
4 10 41 74,0 31 33 15,98
5 10 42 74,1 32 32,1 16,02
6 10 43 73,8 33 30,8 15,93
7 10 44 74,0 34 30 15,94
8 10 45 74,2 35 29,2 15,92
9 10 46 74,7 36 28,7 15,97
10 10 47 75,2 37 28,2 16,003
f ± ∆ f =(15,98 ±0,04)

Tabel 12.1 Data Lensa Divergen


No x0 (cm) x1 (cm) xi (cm) d0 (cm) di (cm) f (cm)
1 50 32 103,7 -18 71,7 -24,0
2 50 33 91,8 -17 58,8 -23,9
3 50 34 82,3 -16 48,3 -23,9
4 50 35 75 -15 40 -24,0
5 50 36 69,7 -14 33,7 -23,9
6 50 37 65,1 -13 28,1 -24,2
7 50 38 62 -12 24 -24,0
8 50 39 59,2 -11 20,2 -24,2
9 50 40 57,2 -10 17,2 -23,9
10 50 41 55,5 -9 14,5 -23,7
f ± ∆ f =(−23,98 ± 0,1)

D. Pengolahan Data
Pada laporan praktikum kali ini menggunakan beberapa rumus yaitu
 d0 = x1 - x0
 di = xi - x1
1 1 1
 = +
f d ₀ di

a. Perhitungan Data Lensa Konvergen


1 1 1 1 1 37,4 28 65,4
1. = + = + = + =
f d ₀ di 28 37,4 1047,2 1047,2 1047,2
f = 16,01 cm
1 1 1 1 1 35,8 29 64,8
2. = + = + = + =
f d ₀ di 29 35,8 1038,2 1038,2 1038,2
f = 16,02 cm
1 1 1 1 1 34,3 30 64,3
3. = + = + = + =
f d ₀ di 30 34,3 1029 1029 1029
f = 16,003 cm
1 1 1 1 1 33 31 64
4. = + = + = + =
f d ₀ di 31 33 1023 1023 1023
f = 15,98 cm
1 1 1 1 1 32,1 32 64,1
5. = + = + = + =
f d ₀ di 31 32,1 1027,2 1027,2 1027,2
f = 16,02 cm
1 1 1 1 1 30,8 33 63,8
6. = + = + = + =
f d ₀ di 33 30,8 1016,4 1016,4 1016,4
f = 15,93 cm
1 1 1 1 1 30 34 64
7. = + = + = + =
f d ₀ di 34 30 1020 1020 1020
f = 15,94 cm
1 1 1 1 1 29,2 35 64,2
8. = + = + = + =
f d ₀ di 35 29,2 1022 1022 1022
f = 15,92 cm
1 1 1 1 1 28,7 36 64,7
9. = + = + = + =
f d ₀ di 36 28,7 1033,2 1033,2 1033,2
f = 15,97 cm
1 1 1 1 1 28,2 37 65,2
10. = 0 + = + = + =
f d d i 37 28,2 1043,4 1043,4 1043,4
f = 16,003 cm
Sehingga nilai rata-rata f pada tabel 12.2 yaitu
f=
∑❑
10
b. Perhitungan Data Lensa Konvergen
1 1 1 1 1 71,7 −18 53,7
1. = + = + = + =
f d ₀ di −18 71,7 −1290,6 −1290,6 −1290,6
f = -24,0cm

1 1 1 1 1 58,8 −17 41,8


2. = + = + = + =
f d ₀ di −17 58,8 −999,6 −999,6 −999,6
f = -23,9 cm
1 1 1 1 1 48,3 −16 32,3
3. = + = + = + =
f d ₀ di −16 48,3 −777,8 −777,8 −777,8
f = -23,9 cm
1 1 1 1 1 40 −15 25
4. = + = + = + =
f d ₀ di −15 40 −600 −600 −600
f = -24,0 cm
1 1 1 1 1 33,7 −14 19,7
5. = + = + = + =
f d ₀ di −14 33,7 −471,8 −471,8 −471,8
f = -23,9cm
1 1 1 1 1 28,1 −13 15,1
6. = + = + = + =
f d ₀ di −13 28,1 −365,3 −365,3 −365,3
f = -24,2 cm
1 1 1 1 1 24 −12 21
7. = + = + = + =
f d ₀ di −12 24 −288 −288 −288
f = 24,0 cm
1 1 1 1 1 20,2 −11 9,2
8. = + = + = + =
f d ₀ di −11 20,2 −222,2 −222,2 −222,2
f = 24,2 cm
1 1 1 1 1 17,2 −10 7,2
9. = + = + = + =
f d ₀ di −10 17,2 −172 −172 −172
f = 23,9 cm
1 1 1 1 1 14,5 −9 5,5
= + = + = + =
10. f d 0 di −9 14,5 −130,5 −130,5 −130,5
¿
¿
f = 23,7 cm
Sehingga nilai rata-rata f pada tabel 12.2 yaitu
f=
∑❑
10

E. Pembahasan
Pada praktkum kali ini, tersedia 2 tabel data sebagai acuan dalam pengolahan
data. Hasil bayangan setiap percobaan pada tabel 1 berbeda, jarak bayangan terdekat
adalah 69,8 cm dengan jarak objek pada lensa sejauh 40 cm dan bayangan terjauh adalah
71,5 cm dengan jarak objek pada lensa sejauh 36 cm. Dari sekian percobaan, mendapatk
an hasil dengan nilai rata-rata jarak fokus sebesar 15 cm dengan ketidakpastian sebesar
0,04 cm. Bayangan yang dihasilkan lensa konvergen dipakai sebagai objek maya dari
lensa divergen dalam menentukan panjang fokus lensa tersebut. Setiap benda maya
disusun dan lensa divergen diletakkan pada posisi yang berbeda agar mendapatkan
bayangan. pada tabel 2 jarak lensa terdekat adalah 32 cm dan terjauh adalah 41 cm.
Jarak bayangan terdekat sebesar 55,5 cm dengan jarak objek pada lensa sejauh 41 cm.
Jarak bayangan terjauh sebesar 103,7 cm dengan jarak objek pada lensa sejauh 32 cm.
Dari sekian percobaan, mendapatkan hasil dengan nilai rata-rata jarak fokus sebesar
-23.98 cm dengan ketidakpastian sebesar 0,1 cm.
Pada percobaan praktikum, cahaya datang dari kanan dan sebuah benda berada
di sisi kiri lensa, maka gambar akan terbentuk di sisi kanan lensa. Dapat diasumsikan
lensa tersebut adalah lensa konvergen. Dan akan terjadi sebaliknya dengan lensa
divergen, lensa divergen akan terlihat lebih nyata jika dibantu dengan lensa konvergen.
Bayangan yang dihasilkan lensa konvergen dipakai sebagai objek maya dari lensa
divergen dalam menentukan panjang fokus lensa tersebut. Perbedaan dari kedua lensa ini
adalah bayangngan yang terbentuk, pada lensa konvergen bayangan yang terbentuk pada
tabel lensa konvergen diatas adalah nyata, terbalik, diperbesar. Hal ini karena, hasil jarak
fokus dan jarak objek pada tabel 12.1 sesuai dengan kasus benda (objek) berada di 2𝑓
> 𝑑0 > 𝑓, Sedangkan bayangan yang terbentuk pada tabel lensa divergen diatas adalah
maya, tegak, diperkecil. Hal ini karena, hasil jarak fokus dan jarak objek pada tabel 12.2
sesuai dengan kasus benda (objek) berada di 𝑑0 > 𝑓.
Penerapan dari percobaan penentuan jarak fokus lensa lens adapt kita

F. Kesimpulan
Penangkapan bayangan melalui layer dapat diatur dengan posisi benda dan lensa
yang ditentukan oleh panjang fokus lensa positif atau konvergen. Nilai invers d0 dan di
akan menambah nilai fokus dan hasil kenaikan invers yang diperoleh diputar kembali
untuk mendapatkan hasil panjang fokus lensa konvergen. Perlakuan yang sama pada
lensa divergen, akan tetapi sebelum menentukan jarak fokus, lebih baik menggunakan
lensa konvergen terlebih dahulu.

G. Daftar Pustaka
Hidayat WN. 2016. Analisis pemahaman konsep mahasiswa fisika terhadap
pembentukan bayangan pada lensa [skripsi]. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Nirsal. 2012. Perangkat lunak pembentukan bayang pada cermin dan lensa. Jurnal
Ilmiah D’Computare [internet]. [diunduh 2020 Mei 29];2(1):30–32. Tersedia
pada: http s://journal.uncp.ac.id/index.php/computare/article/view/180
Novida E, Sunandar H. 2018. Sistem pendukung keputusan pemilihan produk lensa
kacamata menggunakan metode promethee ii. Jurnal Pelita Informatika
internet]. [diunduh 2020 Mei 29];6(3):325–332. Tersedia pada: http://ejurnal.
stmik-budidarma.ac.id/index.php/pelita/article/view/621/589
Pamungkas J. 2015. Efektivitas metode eksperimen bebas dan eksperimen terbimbing
terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas x di sman 2 ngaglik dalam
materi pembiasan cahaya pada lensa [skripsi]. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Priambodo WW, Rizal A, Halomoan J. 2012. Perangkat pengukur rabun jauh dan rabun
dekat pada mata berbasis mikrokontroler. Jurnal Teknologi. [internet]. [diunduh
2020 Mei 29];5(2):90–97. Tersedia pada: https://ejournal.akprind.ac.id/index
.php/jurtek/article/view/967/776

Anda mungkin juga menyukai