Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

LENSA

GINA RAHAYU
A2401211059
ST03.2

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Dr. Setyanto Tri Wahyudi, M.Si

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IPB UNIVERSITY

2021
Tujuan
Praktikum lensa bertujuan dapat menentukan jarak fokus lensa positif dan
menentukan jarak fokus lensa negatif dengan bantuan lensa positif.

Teori singkat
Lensa merupakan salah satu struktur dari alat optik yang erat hubungannya
dengan pencahayaan, oleh karena itu warna bening lensa bertujuan agar lensa dapat
tembus cahaya, seperti yang terdapat pada organ mata makhluk hidup. Struktur bening
atau transparan yang terdapat pada lensa disebabkan karena sintesis suatu protein
spesifik lensa yang disebut kristalin (Carlson 1996). Oleh karena itu dengan struktur
bening dan bentuk konveks yang dimiliki lensa organ cahaya cumi-cumi L. duvauceli,
akan mengefektifkan peran organ cahaya dalam pencahayaan dan pemfokusan cahaya
(Rudiana dan Pringgenies 2004). Dua bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk
silindris maupun bola. Lensa silindris bersifat memusatkan cahaya dari sumber titik
yang jauh pada suatu garis, sedangkan lensa yang berbentuk bola yang melengkung ke
segala arah memusatkan cahaya dari sumber yang jauh pada suatu titik (Anhar et al.
2017). Berbeda dengan cermin yang bekerja berdasarkan pemantulan, lensa ini bekerja
berdasarkan prinsip pembiasan.
Jenis lensa terbagi menjadi dua, yaitu lensa cembung dan cekung. Lensa
cembung adalah lensa yang bagian tengahnya memiliki ketebalan lebih daripada bagian
tepi atau bagian lainnya. Lensa ini bersifat mengumpulkan sinar sehingga disebut juga
lensa konvergen. Lensa cembung sering disebut lensa konveks atau lensa positif. Pada
lensa cembung, harga s’ bisa saja positif atau negatif. Jika bayangan terletak di belakang
lensa maka s’ bernilai posistif dan bayangan bersifat nyata, terbalik. Sedangkan apabila
bayangan terletak di depan lensa cembung, maka s’ bernilai negatif dan bayangan
bersifat maya, tegak (Kim et al. 2016). Jenis-jenis lensa cembung berdasarkan bentuk
lengkung permukaannya, yaitu lensa bikonveks (dua permikaan cembung), lensa plan-
konveks (satu permukaan cembung dan satu permukaan datar) dan lensa konveks (satu
permukaan cekung dan satu permukaan cembung yang lebih dominan) (Nirsal 2012).
Menurut Nirsal (2012) lensa cekung adalah bagian tengahnya lebih tipis
daripada bagian pinggirnya. Lensa cekung sering disebut lensa konkaf atau lensa
negatif. Sinar-sinar bias lensa cekung bersifat memancar (divergen). Jenis-jenis lensa
cekung berdasarkan bentuk lengkung permukaannya adalah lensa bikonkaf (dua
permukaan cekung), lensa plan-konkaf (satu permukaan cekung dan satu permukaan
datar) dan lensa konkaf-konveks (satu permukaan cembung dan satu permukaan cekung
yang lebih dominan). Adapun pada lensa cekung letak bayangan selalu di depan lensa
sehingga s’ selalu berharga negatif dengan sifat bayangan yang terbentuk adalah maya,
tegak, diperkecil (Kim et al. 2016).
Data
Tabel 12.1 Pengolahan data lensa konvergen
No X0 (cm) X1 (cm) Xi (cm) d0 (cm) di (cm) f (cm)
1 10 34 67,8 24 33,8 14,03
2 10 35 67,0 25 32,0 14,04
3 10 36 66,2 26 30,2 13,97
4 10 37 66,3 27 29,3 14,05
5 10 38 66,0 28 28,0 14,00
6 10 39 65,9 29 26,9 13,96
7 10 40 66,3 30 26,3 14,01
8 10 41 66,4 31 25,4 13,96
9 10 42 67,1 32 25,1 14,07
10 10 43 67,1 33 24,1 13,93
f ± Δf 14,00 ± 0,05

Tabel 12.2 Pengolahan data lensa divergen


No X0 (cm) X1 (cm) Xi (cm) d0 (cm) di (cm) f (cm)
1 50 32 131,7 -18 99,7 -21,97
2 50 33 108,5 -17 75,5 -21,94
3 50 34 92,4 -16 58,4 -22,04
4 50 35 82,2 -15 47,2 -21,99
5 50 36 74,8 -14 38,8 -21,90
6 50 37 68,8 -13 31,8 -21,99
7 50 38 64,4 -12 26,4 -22,00
8 50 39 60,8 -11 21,8 -22,20
9 50 40 58,4 -10 18,4 -21,90
10 50 41 56,3 -9 15,3 -21,86
f ± Δf -21,98 ± 0,10

Pengolahan data
Perhitungan fokus pada data 1 tabel 12.1
d0 = X1 – X0
d0 = 34 – 10
d0 = 24 cm
di = Xi – X1
di = 67,8 - 34
di = 33,8 cm
1 1 1
= +
f d0 di
1 1 1
= +
f 24 33 , 8
1
=0,071252 cm
f
1
f=
1
f
1
f=
0,071252
f =14 , 03 cm
Rata-rata data tabel 12.1
n
1
f = ∑ xi
n i=1
14 , 03+14 , 04 +13 , 97+14 ,05+14 , 00+13 , 96+14 ,01+13 , 96+ 14 , 07+13 , 93
f=
10
f =14 , 00 cm
Ketidakpastian = 0,05 cm
Hasil perhitungan = (f ± Δf)
Hasil perhitungan = (14,00 ± 0,05) cm

Pembahasan
Ciri-ciri lensa cekung selain bagian tengah lebih tipis daripada bagian tepinya.
Lensa cekung dapat bersifat divergen atau menyebarkan cahaya. Sinar-sinar istimewa
pada lensa cekung adalah sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah dari
fokus, sinar datang melalui fokus dibiaskan sejajar sumbu utama dan sinar datang
melalui pusat optik diteruskan. Sedangkan lensa cembung selain memiliki bagian
tengah lensa yang lebih tebal dari tepinya dan konvergen (mengumpilkan cahaya).
Memiliki sinar istimewa berupa sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui
fokus, sinar datang melaui fokus dibiaskan sejajar dengan sumbu utama serta sinar
datang menuju titik pusat dibiaskan kembali melalui titik pusat (Yetti 2019).
Pembentukan bayangan pada lensa cembung adalah berkas yang sejajar sumbu
utama dibiaskan melalui titik fokus, lalu berkas yang melewati fokus dibiaskan sejajar
sumbu utama, hingga berkas yang melewati pusat dibiaskan tanpa dibelokkan.
Sedangkan pada lensa cekung bayangan terbentuk dengan berkas yang sejajar sumbu
utama dibiaskan seolah-olah dari titik fokus, lalu berkas yang mengarah fokus dibiaskan
sejajar sumbu utama, serta berkas yang melewati pusat dibiaskan tanpa dibelokkan.
Sehingga untuk mengukur hasil bayangaan yang terbentuk dapat menggunakan aturan-
aturan rumus hubungan antarajarak benda (so), jarak bayangan (si), jarak fokus (f),
tinggi benda (ho), dan tinggi bayangan (hi). Persamaan satu dibagi tinggi benda
ditambahkan dengan satu dibagi tinggi bayangan terbentuk sehingga dapat menemukan
jarak fokus pada lensa (Wibowo 2008).
Percobaan yang dilakukan menggunakan alat rel dengan skala, beberapa lensa
positif dan negatif, layar sumber cahaya dan objek serta sumber tegangan. Letakan
objek pada posisi tetap lalu hubungkan dengan sumber tegangan. Letakan lensa dengan
jarak tertentu dari objek dan layar dengan jarak tertentu dengan objek. Catat setiap
posisi alat dalam percobaan dan untuk mencari d0 dapat dengan mengurangi posisi
lensa dengan posisis objek. Menentukan nilai di dapat dengan mengurangi posisi
bayangan dengan posisi lensa. lakukan pengulanagan dengan perubahan posisi lensa
sebanyak sepuluh kali. Sedangkan untuk percobaan kedua, atur posisi objek, lensa
positif dan layar untuk memebentuk bayangan yang jelas. Bayangan (x0) yang ada akan
menjadi objek lensa divergen, letakan lensa divergen (x1) di antara lensa positif dan
layar. Geser layar sehingga bayangan jelas (xi). Ubah posisi lensa x1 sebanyak sepuluh
kali. Hitung rata-rata jarak fokus beserta ketidakpatiannya pada percobaan pertama dan
kedua.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh data-data untuk menghitung
titik fokus masing-masing lensa. Pertama menghitung terlebih dahulu d0 dengan
mengurangi nilai x1 dengan nilai x0, kemudian hitung nilai di dengan mengurangi nilai
xi oleh nilai x1. Kemudian hitung nilai 1/f dan f pada masing-masing ulangan. Jumlah
rata-rata titik fokus pada tabel adalah dengan membagi total nilai titik fokus dengan
jumlah ulangan. Apabila menggunakan perhitungan secara otomatis di ms. Excel dapat
dilakukan dengan fungsi AVERAGE untuk menghitung nilai rata-rata dan menggunakan
rumus STDEV untuk mencari nilai ketidakpastian jarak fokus masing-masing tabel.
Sesusai dengan lensa dan literatur yang digunakan, percobaan pertama (tabel 12.1)
dengan lensa kovergen akan menghasilkan bayangan positif atau negatif sesuai dengan
posisi dari objek terhadap lensanya. Nilai (f ± Δf) = (14,00 ± 0,05) cm menunjukkan
bahwa jarak fokus yang terbentuk oleh lensa cembung tersebut selalu bernilai positif
(di belakang lensa) sehingga banyangan yang terbentuknya juga akan positif.
Sedangkan pada percobaan dengan lensa divergen (cekung) nilai rata-rata dari jarak
fokusnya adalah (f ± Δf) = (-21,98 ± 0,10) cm. Jarak yang bernilai negatif tersebut akan
membentuk bayangan yang selalu negatif sesuai dengan literatur. Nilai negatif tersebut
menandakan bahwa posisi titik fokus berada di depan lensa.

Simpulan
Menentukan jarak titik fokus baik lensa positif ataupun negatif dapat dilakukan
dengan mengolah data posisi masing-masing alat yang digunakan ke dalam persamaan
yang ada. Menentukan titik fokus pada lensa positif dapat dilakukan hanya dengan
menangkap pantulan dari objek dan langsung melalui titik fokus. Sedangkan pada
menentukan jarak titik fokus menggunakan lensa divergen harus dibantu lensa positif
terlebih dahulu agar seolah-olah mendapat pantulan langsug dari objek. Jarak fokus
lensa cembung selalu berada di belakang lensa dan jarak titik fokus lensa negatif selaku
berada di depan lensa, hal tersebut ditandai dengan nilai titik fokus yang terhitung.

Daftar Pustaka
Anhar AS, Sara ID, Siregar RH. 2017. Desain prototype sel surya terkonsentrasi
menggunakan lensa fresnel. Jurnal Karya Ilmiah Teknik Elektro. 2(3): 1-7.
Carlson BM. 1996. Patten’s Foundations of Embryology. Toronto: McGraw-Hill Inc.
Kim H, Gerber LC, Chiu D, Lee SA, Cira NJ, Xia SY, Riedel-Kruse IH. 2016.
Correction: ludusscope: accessible interactive smartphone microscopy forlife-
science education. Journal PloSone. 11(12): 1-19. doi: e0168053.
Nirsal N. 2012. Perangkat lunak pembentukan bayangan pada cermin dan lensa.
d’ComPutarE: Jurnal Ilmiah Information Thecnology. 2(1): 24-33.
Rudiana E, Pringgenies D. 2004. Morfologi dan anatomi cumi-cumi Loligo duvauceli
yang memancarkan cahaya. JURNAL ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of
Marine Sciences. 9(2): 96-100.
Wibowo CE. 2008. simulasi penelusuran berkas cahaya pada lensa tipis. JURNAL
BERKALA FISIKA. 11(1): 19-22.
Yetti D. 2019. Meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui pembelajaran kooperatif
tipe time token pada materi cahaya di Kelas VIII C Sekolah Menengah Pertama
Negeri 7 Batanghari. Jurnal Pendidikan Islam. 5(1): 21-42.

Anda mungkin juga menyukai