NPM : 140310220045
LEMBAR PENGESAHAN
SIFAT-SIFAT LENSA DAN PEMBENTUKAN BAYANGAN
O-1
KOLOM NILAI
Jatinangor, ………………………
Asisten
___________________________
NPM
Riyan Fathurrahman
140310220045
ABSTRAK
Lensa adalah perangkat optik yang biasa digunakan oleh manusia. Ada dua jenis
lensa yaitu lensa cekung dan lensa cembung. Panjang fokus digunakan untuk
menentukan kekuatan lensa. Panjang fokus adalah jarak dari titik fokus lensa ke
lensa. Untuk menentukan panjang fokus, ada dua metode, yaitu metode Gauss,
yang mengatur jarak layar untuk mendapatkan bayangan objek yang jelas, dan
metode Bessel, yang mengatur jarak lensa agar bayangan objek terlihat jelas.
objek diperbesar dan diperkecil untuk memperjelas.
Untuk menentukan panjang fokus, dua jenis lensa digunakan dalam praktik ini,
yaitu lensa positif kuat dan lensa positif lemah. Dengan menggunakan metode
Gaussian, untuk setiap lensa, jarak dari bayangan ke lensa diukur lima kali untuk
setiap jarak yang telah ditentukan. Setelah dilakukan pengukuran dengan metode
Gaussian, panjang fokus diukur menggunakan metode Bessel dengan mengatur
jarak lensa sebanyak lima kali sehingga bayangan berkurang secara signifikan dan
gambar diperbesar untuk setiap jarak yang telah ditentukan. Hasil yang diperoleh
dibandingkan dengan nilai literatur highlight memiliki nilai KSR rata-rata sebesar
5,5% untuk metode Gauss dan nilai KSR rata-rata sebesar 9,22% untuk metode
Bessel. Berdasarkan hasil KSR dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
Gauss memberikan nilai jarak fokus yang lebih akurat dibandingkan dengan
metode Bessel.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan bahan Percobaan
2.1.1 Lensa positif kuat (++)
Berfungsi sebagai lensa yang dicari jarak titik fokusnya.
2.1.2 Lensa positif lemah (+)
Berfungsi sebagai lensa yang juga dicari jarak titik fokusnya.
2.1.3 Benda yang Berupa Anak Panah
Sebagai benda yang akan ditentukan bayangannya.
2.1.4 Sumber Cahaya
Sebagai penerangan untuk menentukan jarak titik fokus lensa.
2.1.5 Layar Untuk Menangkap Bayangan
Tempat representasi bayangan yang ditangkap.
2.1.6 Bangku Optik
Tempat mengubah dudukan lensa atau bayangan pada layar.
BAB III
15 34 38 34
20 37 35 36
25 38 39 39
30 42 41 43
3.1.2 Lensa Positif Kuat Metode Gauss
S’ (cm)
S (cm)
1 2 3
10 18 16 17
15 23 21 22
20 26 27 25
3.1.3 Lensa Positif Lemah Metode Bessel
7 10
95 8 12
10 13
9 12
90 8 13
9 10
8 12
85 9 11
8 10
Riyan Fathurrahman
140310220045
4 7
95 5 6
4 6
5 8
90 4 5
6 8
5 9
85 4 8
5 8
̅′ 2
̅ = ∑𝑆′ ,
𝑆′ ̅ = √∑(𝑆 − 𝑆′) ,
∆𝑆′ ̅ ± ∆𝑆′
𝑆′ ̅
𝑁 𝑁(𝑁 − 1)
• Jarak benda 15 cm
̅ = 106
𝑆′
3
𝑆̅′ = 35,3 𝑐𝑚
̅ = √10,67
∆𝑆′
6
̅ = 1,33 𝑐𝑚
∆𝑆′
∴ 35,3 ± 1,33 𝑐𝑚
• Jarak benda 20 cm
̅ = 108
𝑆′
3
Riyan Fathurrahman
140310220045
𝑆̅′ = 36 𝑐𝑚
̅ = √2
∆𝑆′
6
̅ = 0,57 𝑐𝑚
∆𝑆′
∴ 36 ± 0,57 𝑐𝑚
• Jarak benda 25 cm
̅ = 116
𝑆′
3
𝑆̅′ = 38,6 𝑐𝑚
̅ = √0,68
∆𝑆′
6
̅ = 0,33 𝑐𝑚
∆𝑆′
∴ 38,6 ± 0,33 𝑐𝑚
• Jarak benda 30 cm
̅ = 126
𝑆′
3
𝑆̅′ = 42 𝑐𝑚
̅ = √2
∆𝑆′
6
̅ = 0,57 𝑐𝑚
∆𝑆′
∴ 42 ± 0,57𝑐𝑚
𝐿 ± ∆𝐿
• Jarak benda 15 cm
Riyan Fathurrahman
140310220045
𝐿 = 15 + 35,33
𝐿 = 50,33 𝑐𝑚
0,05 2 1,33 2 2
√
∆𝐿 = [ ( ) +( ) ] . 50,33
15 35,33 3
∆𝐿 = 1,26 𝑐𝑚
∴ 50,33 ± 1,26 𝑐𝑚
• Jarak benda 20 cm
𝐿 = 20 + 36
𝐿 = 56 𝑐𝑚
0,05 2 0,57 2 2
√
∆𝐿 = [ ( ) +( ) ] . 56
20 36 3
∆𝐿 = 0,59 𝑐𝑚
∴ 56 ± 0,59 𝑐𝑚
• Jarak benda 25 cm
𝐿 = 25 + 38,6
𝐿 = 63,6 𝑐𝑚
0,05 2 0,33 2 2
√
∆𝐿 = [ ( ) +( ) ] . 63,6
25 38,6 3
∆𝐿 = 0,37 𝑐𝑚
∴ 63,6 ± 0,37 𝑐𝑚
• Jarak benda 30 cm
𝐿 = 30 + 42
𝐿 = 72 𝑐𝑚
0,05 2 0,57 2 2
√
∆𝐿 = [ ( ) +( ) ] . 72
30 42 3
∆𝐿 = 0,65 𝑐𝑚
∴ 72 ± 0,65 𝑐𝑚
Riyan Fathurrahman
140310220045
c. Pembesaran Bayangan
Rumus yang digunakan
𝑆̅′
𝑀=
𝑆
2
∆𝑆 2 ∆𝑆̅′ 2
∆𝑀 = [√( ) + ( ′ ) ] . 𝑀,
𝑆 𝑆̅ 3
𝑀 ± ∆𝑀
• Jarak benda 15 cm
35,33
𝑀=
15
𝑀 = 2,35 𝑐𝑚
0,05 2 1,33 2 2
∆𝑀 = [ √ ( ) + ( ) ] . 2,35
15 35,33 3
∆𝑀 = 0,05 𝑐𝑚
∴ 2,35 ± 0,05 𝑐𝑚
• Jarak benda 20 cm
36
𝑀=
20
𝑀 = 1,8 𝑐𝑚
0,05 2 0,57 2 2
√
∆𝑀 = [ ( ) +( ) ] . 1,8
20 36 3
∆𝑀 = 0,01 𝑐𝑚
∴ 1,8 ± 0,01 𝑐𝑚
• Jarak benda 25 cm
38,6
𝑀=
25
𝑀 = 1,54 𝑐𝑚
Riyan Fathurrahman
140310220045
0,05 2 0,33 2 2
√
∆𝑀 = [ ( ) +( ) ] . 1,54
25 38,6 3
∆𝑀 = 0,009 𝑐𝑚
∴ 1,54 ± 0,009 𝑐𝑚
Jarak benda 30 cm
42
𝑀=
30
𝑀 = 1,4 𝑐𝑚
0,05 2 0,57 2 2
∆𝑀 = [√( ) +( ) ] . 1,4
30 42 3
∆𝑀 = 0,012 𝑐𝑚
∴ 1,4 ± 0,012 𝑐𝑚
d. Fokus Lensa
Rumus yang digunakan
𝑀. 𝐿 ∑𝑓
𝑓= 𝑓̅ =
(1 + 𝑀)2 𝑁
2
∑(𝑓 ̅ − 𝑓)
∆𝑓̅′ = √ 𝑓 ̅ ± ∆𝑓 ̅
𝑁(𝑁 − 1)
• Jarak benda 15 cm
2,35.50,33
𝑓=
(1 + 2,35)2
𝑓 = 10,53 𝑐𝑚
• Jarak benda 20 cm
1,8.56
𝑓=
(1 + 1,8)2
𝑓 = 12,8 𝑐𝑚
• Jarak benda 25 cm
1,54.63,6
𝑓=
(1 + 1,54)2
𝑓 = 15,1 𝑐𝑚
Riyan Fathurrahman
140310220045
• Jarak benda 30 cm
1,4.72
𝑓=
(1 + 2,35)2
𝑓 = 8,98 𝑐𝑚
• Fokus Lensa
10,53 + 8,9 + 8,72 + 8,98
𝑓̅ =
4
𝑓 ̅ = 9,28 𝑐𝑚
2,1105
∆𝑓̅′ = √
12
∆𝑓̅′ = 0,41 𝑐𝑚
∴ 9,28 ± 0,41 𝑐𝑚
e. KSR dan KP
Rumus yang digunakan
𝑓 ̅ − 𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅
Keterangan:
𝑓𝑙𝑖𝑡 = 10 𝑐𝑚
9,28 − 10
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
10
𝐾𝑆𝑅 = 7,2%
𝐾𝑃 = 100% − 7,2% = 92,8%
̅′ 2
̅ = ∑𝑆′ ,
𝑆′ ̅ = √∑(𝑆 − 𝑆′) ,
∆𝑆′ ̅ ± ∆𝑆′
𝑆′ ̅
𝑁 𝑁(𝑁 − 1)
• Jarak benda 10 cm
Riyan Fathurrahman
140310220045
̅ = 51
𝑆′
3
𝑆̅ = 17 𝑐𝑚
′
̅ = √2
∆𝑆′
6
∴ 17 ± 0,57
• Jarak benda 15 cm
̅ = 66
𝑆′
3
𝑆̅ = 22 𝑐𝑚
′
̅ = √2
∆𝑆′
6
∴ 22 ± 0,57
• Jarak benda 20 cm
̅ = 78
𝑆′
3
𝑆̅ = 26 𝑐𝑚
′
̅ = √2
∆𝑆′
6
∴ 26 ± 0,57
𝐿 ± ∆𝐿
• Jarak benda 10 cm
𝐿 = 10 + 17
Riyan Fathurrahman
140310220045
𝐿 = 27 𝑐𝑚
0,05 2 0,57 2 2
∆𝐿 = [√( ) +( ) ] . 27
10 17 3
∆𝐿 = 0,61 𝑐𝑚
∴ 27 ± 0,61 𝑐𝑚
• Jarak benda 15 cm
𝐿 = 15 + 22
𝐿 = 37 𝑐𝑚
0,05 2 0,57 2 2
√
∆𝐿 = [ ( ) +( ) ] . 37
15 22 3
∆𝐿 = 0,64 𝑐𝑚
∴ 37 ± 0,64 𝑐𝑚
• Jarak benda 20 cm
𝐿 = 20 + 26
𝐿 = 46 𝑐𝑚
0,05 2 0,57 2 2
√
∆𝐿 = [ ( ) +( ) ] . 46
20 26 3
∆𝐿 = 0,67 𝑐𝑚
∴ 37 ± 0,67 𝑐𝑚
c. Pembesaran Bayangan
Rumus yang digunakan
𝑆̅′
𝑀=
𝑆
2
∆𝑆 2 ∆𝑆̅′ 2
∆𝑀 = [√( ) + ( ′ ) ] . 𝑀,
𝑆 𝑆̅ 3
𝑀 ± ∆𝑀
• Jarak benda 10 cm
Riyan Fathurrahman
140310220045
17
𝑀=
10
𝑀 = 1,7 𝑐𝑚
0,05 2 0,57 2 2
√
∆𝑀 = [ ( ) +( ) ] . 1,7
10 17 3
∆𝑀 = 0,038 𝑐𝑚
∴ 1,7 ± 0,038 𝑐𝑚
• Jarak benda 15 cm
22
𝑀=
15
𝑀 = 1,46 𝑐𝑚
0,05 2 0,57 2 2
√
∆𝑀 = [ ( ) +( ) ] . 1,46
15 22 3
∆𝑀 = 0,025 𝑐𝑚
∴ 1,46 ± 0,025 𝑐𝑚
• Jarak benda 20 cm
46
𝑀=
20
𝑀 = 2,3 𝑐𝑚
0,05 2 0,57 2 2
√
∆𝑀 = [ ( ) +( ) ] . 2,3
20 26 3
∆𝑀 = 0,033
∴ 2,3 ± 0,033 𝑐𝑚
d. Fokus Lensa
Rumus yang digunakan
𝑀. 𝐿 ∑𝑓
𝑓= 𝑓̅ =
(1 + 𝑀)2 𝑁
2
∑(𝑓 ̅ − 𝑓)
∆𝑓̅′ = √ 𝑓 ̅ ± ∆𝑓 ̅
𝑁(𝑁 − 1)
Riyan Fathurrahman
140310220045
• Jarak benda 10 cm
1,7.27
𝑓=
(1 + 2,35)2
𝑓 = 4,09 𝑐𝑚
• Jarak benda 15 cm
1,46.37
𝑓=
(1 + 2,35)2
𝑓 = 4,81 𝑐𝑚
• Jarak benda 20 cm
2,3.46
𝑓=
(1 + 2,35)2
𝑓 = 5,59 𝑐𝑚
• Fokus Lensa
14,49
𝑓̅ =
3
𝑓 ̅ = 4,83 𝑐𝑚
1,1256
∆𝑓̅′ = √
6
∆𝑓̅′ = 0,43 𝑐𝑚
∴ 4,83 ± 0,43𝑐𝑚
e. KSR dan KP
Rumus yang digunakan
𝑓 ̅ − 𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅
Keterangan:
𝑓𝑙𝑖𝑡 = 5 𝑐𝑚
4,83 − 5
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
5
𝐾𝑆𝑅 = 3,4%
Riyan Fathurrahman
140310220045
∑𝑒
𝑒̅ =
𝑁
∑(𝑒̅ − 𝑒)2
∆𝑒̅ = √ ,
𝑁(𝑁 − 1)
𝑒̅ ± ∆𝑒̅
• Jarak sumber cahaya ke layar 95 cm
𝑒 = |11,6 − 8,3|
𝑒 = 3,3
• Jarak sumber cahaya ke layar 90 cm
𝑒 = |11,6 − 8,6|
𝑒= 3
• Jarak sumber cahaya ke layar 85 cm
𝑒 = |11 − 8,3|
𝑒 = 2,6
• Jarak rata-rata
3,3 + 3 + 2,7
𝑒̅ =
3
𝑒̅ = 3
0,2
∆𝑒̅ = √
6
∆𝑒̅ = 0,18 𝑐𝑚
∴ 3 ± 0,18 𝑐𝑚
c. Fokus Lensa
Rumus yang digunakan
𝐿2 − 𝑒̅ 2
𝑓=
4𝐿
• Jarak sumber cahaya ke layar 95 cm
952 − 3,32
𝑓=
4 . 95
𝑓 = 23,7 𝑐𝑚
Riyan Fathurrahman
140310220045
3,13
∆𝑓̅′ = √
6
∆𝑓̅′ = 0,72 𝑐𝑚
∴ 22,4 ± 0,72 𝑐𝑚
d. KSR dan KP
Rumus yang digunakan
𝑓 ̅ − 𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅
22,4 − 10
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
10
𝐾𝑆𝑅 = 124%
𝐾𝑃 = 100% − 124%
𝐾𝑃 = −24%
∑𝐸
𝐸̅ = ,
𝑁
• Jarak sumber cahaya ke layar 95 cm
13
̅̅̅
𝐸1 =
3
̅̅̅
𝐸1 = 4,3 𝑐𝑚
19
̅̅̅
𝐸2 =
3
̅̅̅
𝐸2 = 6,3 𝑐𝑚
• Jarak sumber cahaya ke layar 90 cm
15
̅̅̅
𝐸1 =
3
̅̅̅
𝐸1 = 5 𝑐𝑚
21
̅̅̅
𝐸2 =
3
̅̅̅
𝐸2 = 7 𝑐𝑚
• Jarak sumber cahaya ke layar 85 cm
14
̅̅̅
𝐸1 =
3
̅̅̅
𝐸1 = 4,6 𝑐𝑚
25
̅̅̅
𝐸2 =
3
̅̅̅
𝐸2 = 8,3 𝑐𝑚
∑(𝑒̅ − 𝑒)2
∆𝑒̅ = √ ,
𝑁(𝑁 − 1)
𝑒̅ ± ∆𝑒̅
• Jarak sumber cahaya ke layar 95 cm
Riyan Fathurrahman
140310220045
𝑒 = |6,3 − 4,3|
𝑒 = 2 𝑐𝑚
• Jarak sumber cahaya ke layar 90 cm
𝑒 = |7 − 5|
𝑒 = 2 𝑐𝑚
• Jarak sumber cahaya ke layar 85 cm
𝑒 = |8,3 − 4,8|
𝑒 = 3,7
• Jarak rata-rata
3,3 + 3 + 2,7
𝑒̅ =
3
𝑒̅ = 3
2,49
∆𝑒̅ = √ ,
6
∆𝑒̅ = 0,64 𝑐𝑚
∴ 3 ± 0,64 𝑐𝑚
c. Fokus Lensa
Rumus yang digunakan
𝐿2 − 𝑒̅ 2
𝑓=
4𝐿
• Jarak sumber cahaya ke layar 95 cm
952 − 22
𝑓=
4 . 95
𝑓 = 23,7 𝑐𝑚
852 − 3,72
𝑓=
4 . 85
𝑓 = 21,2 𝑐𝑚
• Fokus rata-rata
23,7 + 22,4 + 21,2
𝑓̅ =
3
𝑓 ̅ = 22,4 𝑐𝑚
∆𝑓̅′ = 0,66 𝑐𝑚
∴ 22,4 ± 0,66 𝑐𝑚
d. KSR dan KP
Rumus yang digunakan
𝑓𝑙𝑖𝑡 − 𝑓𝑝𝑒𝑟
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
𝑓𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑆𝑅
5 − 22,4
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
5
𝐾𝑆𝑅 = 348%
𝐾𝑃 = 100% − 348%
𝐾𝑃 = −248%
3.3 Analisa
Pada percobaan ini dapat diihat bahwa untuk menentukan jarak
fokus lensa dapat menggunakan dua cara atau metode, yaitu metode Gauss
dan metode Bessel. Perbedaan dari metode ini terletak pada media yang
digeser atau diubah jaraknya. Pada metode Gauss media yang digeser atau
diubah – ubah adalah layar untuk menangkap bayangan, sedangkan pada
metode Bessel, media yang digeser atau diubah-ubah adalah lensa
Praktikum yang baik adalah praktikum yang memiliki kesalahan relatif pada
perhitungan (KSR) kurang dari 12%. Hal ini menandakan bahwa
pengukuran yang dilakukan menghasilkan data yang memiliki akurasi dan
presisi yang tinggi.
Riyan Fathurrahman
140310220045
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Silaban, Pantur, Ph.D dan Sucipto, Erwin, Drs. M. Sc. 1992. Fisika. Bandung:
Erlangga
Alonso, Marcelo, dan Edward J. Finn. 1994. Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga
Indrajit, Dudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Bandung: PT Setia Purna
Invers
Giancoli. 1999. Fisdas edisi 3 jilid 1. Jakarta: Erlangga
Tipler Paul A. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Bandung: Erlangga
Young Preedman . Jakarta: Erlangga