Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PERCOBAAN O1

LENSA POSITIF DAN NEGATIF

Hari : Senin Tanggal : 3 Mei 2021 Jam Ke : 3-4

Oleh :

Umar Hamzah Ramadhan (162012233027)

Anggota Kelompok :

Ma’muur Muhammad (162012233025)

Dosen Pembimbing : Erwin Sutanto S.T., M.Sc.


Asisten Dosen : Desy Eka Wahyuni

FAKULTAS TEKNOLOGI MAJU DAN MULTIDISPLIN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
A. TUJUAN
Menentukan panjang fokus lensa positif dan lensa negatif dengan metode
pembentukan bayangan obyek oleh lensa dan pengukuran menggunakan
spherometer.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Landasan Lensa
2. Statif dan Klem
3. Lampu Objek.
4. Layar
5. Mistar.
6. Lensa Positif
7. Lensa Negatif
8. Spherometer dan Kaca Datar
C. LANDASAN TEORI
Lensa atau kanta adalah medium pembias tembus pandang yang
dibatasi oleh permukaan lengkung (spheris). Berdasarkan permukaan-
permukaan pembatasnya, lensa digolongkan dalam beberapa jenis yaitu :
lensa datar-cembung (plan-konveks), lensa datar-cekung (plan-konkav),
lensa cekung-cembung (konkaf-konveks), lensa cembung-cembung
(bikonveks) dan lensa cekung-cekung (bikonkaf). Dua lensa terakhir
disebut lensa positif dan lensa negatif yang masing-masing bersifat
mengumpulkan (konvergen) dan menyebarkan (divergen) berkas cahaya
yang melewatinya. Jika ketebalan kedua lensa tersebut kecil, keduanya
disebut lensa tipis karena obyek dan bayangan yang dihasilkan dari proses
pembiasan berada di luar lensa.
Proses pembentukan bayangan oleh lensa tipis, bail: lensa positif
maupun lensa negatif mengikuti persamaan berikut :
1 1 1
+ =
𝑠 𝑠′ 𝑓
dengan ketentuan s, s’ dan f masing-masing adalah jarak obyek
terhadap lensa, jarak bayangan terhadap lensa dan jarak fokus lensa.
Hubungan antara jarak fokus dengan kedua jari-jari lensa dinyatakan oleh
Persamaan (2) berikut :
1 1 1
= (𝑛 − 1) ( − )
𝑓 𝑅1 𝑅2
dengan n adalah indeks bias bahan lensa
Untuk lensa positif, jika jarak obyek (di depan lensa) lebih besar
daripada jarak fokus lensa, maka bayangan yang dihasilkan bersifat nyata
(dapat terbentuk pada layar yang berada dibelakang lensa). Sedangkan
untuk lensa negatif, bayangan yang dihasilkan selalu bersifat maya (tidak
dapat terbentuk pada layar yang berada dibelakang lensa). Karena itu, agar
bayangan yang dibentuk lensa negatif bersifat nyata, maka obyeknya harus
semu. yaitu berada dibelakang lensa. Untuk menghasilkan obyek semu bagi
lensa negatif, maka lensa negatif harus diletakkan diantara lensa positif dan
bayangan nyata lensa positif. Ketika lensa negatif berada dintara lensa
positif dan bayangan nyata yang dihasilkan lensa positif, maka bayangan
nyata lensa positif menjadi obyek semu bagi lensa negatif karena obyek
tersebut berada dibelakang lensa negatif proses pembentukan obyek semu
bagi lensa negatif dapat dijelaskan pada Gambar 1.

D. PROSEDUR PERCOBAAN
Menentukan jarak fokus lensa positif
1. Meletakkan lensa positif diantara lampu objek dan layar, kemudian
menggeser lensa sehingga terbentuk bayangan jelas dan tajam pada
layar seperti pada Gambar 2.
2. Mengukur jarak lensa ke lampu objek (s), dan jarak lensa ke layar (s')
dengan mistar.
3. Mengulangi langkah (1) dan (2) sebanyak 10 kali dengan posisi lensa
yang berbeda-beda.
Menentukan jarak fokus lensa negatif :
1. Meletakkan lensa positif diantara lampu objek dan layar, kemudian
menggeser lensa sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan kira-
kira sama besar dengan bendanya. Mencatat posisi lensa (+) dan jangan
sampai diubah.
2. Meletakkan lensa negatif diantara lensa positif dan layar, dan mengukur
jarak lensa negatif ke layar (s).
3. Menggeser layar, sehingga tampak bayangan nyata, jelas, dan tajam,
yang dibentuk oleh lensa negatif.
4. Mengukur dengan mistar jarak lensa negatif ke layar yang telah digeser
tadi (s').
5. Mengulang langkah (2) sampai (4) sebanyak 10 kali dengan posisi lensa
(-) yang berbeda-beda.

Menentukan jarak fokus lensa positif menggunakan Spherometer


1. Memerhatikan bentuk dan skala spherometer. Spherometer mempunyai 4
buah kaki. Kaki bagian tengah dapat terdorong ke atas sehingga jarum pada
papan skala akan berputar. Besarnya pergeseran kaki tengah dapat dibaca
pada pergeseran jarum. Jika jarum bergeser 1 skala terkecil, berarti kaki
tengah terdorong sejauh 0,01 mm (skala terkecil spherometer nilainya 0,01
mm)
2. Sebelum spherometer digunakan, memastikan bahwa keempat kaki
spherometer berada pada ketinggian yang sama. Dengan cara meletakkan
spherometer pada kaca datar. Jika semua kaki berada pada ketinggian yang
sama, menempatkan jarum pada Skala “0” sehingga spherometer telah siap
digunakan
3. Meletakkan lensa positif di bawah spherometer dengah posisi kaki tengah
spherometer berada pada puncak lengkungan lensa positif sehingga kaki
tengah terdorong sejauh h, kemudian mencatat posisi jarum. Dengan
demikian h = jumlah skala pergeseran jarum x 0,01 mm.
4. Mengukur jarak antara kaki tengah dengan salah satu kaki yang lain (catat
sebagai y) menggunakan jangka sorong.
5. Mengulangi langkah (2) dan (3) untuk sisi lensa positif yang lain
6. Untuk menentukan nilai jari-jari salah satu sisi lensa positif yang diukur,
digunakan perhitungan melalui skema pada Gambar 4 (a).

Menentukan jarak fokus lensa negatif menggunakan Spherometer


1. Melepaskan ketiga kaki samping dari lengan-lengan spherometer dengan
cara memutar kaki-kaki tersebut berlawanan dengan arah jarum jam.
2. Memasang kembali kaki-kaki tersebut pada bagian lengan terluar (tersedia
lobang) sedemikian sehingga lensa legatif dapat masuk diantara ketiga kaki
spherometer.
3. Meletakkan spherometer pada kaca datar lalu sejajarkan ke empat kaki
spherometer kemudian tempatkan jarum pada skala 0
4. Meletakkan lensa negatif diantara ketiga kaki samping sehingga kaki tengah
terdorong ke atas dan kaki tengah berada di tengah-tengah cekungan lensa.
Mencatat pergeseran kaki tengah sebagai h dan mencatat pula pergeseran
jarum pada skala spherometer (h = jumlah skala pergeseran jarum x 0,01
mm).
5. Mengukur ketebalan (t) dan diameter (2y) lensa negatif menggunakan
jangka sorong.
6. Mengulangi langkah (4) untuk sisi lensa negatif yang lain
7. Untuk menentukan nilai jari-jari salah satu sisi lensa positif yang diukur,
digunakan perhitungan melalui skema pada Gambar 4 (b).
Lampiran
A. Lensa Positif
i 1/f f1 f1^2
1 0.092156863 10.85106 117.7456
2 0.093291405 10.7191 114.8991
3 0.092631579 10.79545 116.5418
4 0.092553191 10.8046 116.7393
5 0.094130676 10.62353 112.8594
6 0.094235033 10.61176 112.6096
7 0.093478261 10.69767 114.4402
8 0.095720721 10.44706 109.141
9 0.091282051 10.95506 120.0133
10 0.095604396 10.45977 109.4068
Jumlah 106.9651 1144.396
B. Lensa Negatif
i 1/f f1 f1^2
1 0.237179487 4.216216 17.77648
2 0.233766234 4.277778 18.29938
3 0.228571429 4.375 19.14063
4 0.199074074 5.023256 25.2331
5 0.182163188 5.489583 30.13553
6 0.171717172 5.823529 33.91349
7 0.160818713 6.218182 38.66579
8 0.151282051 6.610169 43.69434
9 0.140692641 7.107692 50.51929
10 0.127946128 7.815789 61.08657
jumlah 56.9572 338.4646

Anda mungkin juga menyukai