Anda di halaman 1dari 9

PENENTUAN MODEL REGRESI TERBAIK DENGAN MENGGUNAKAN

METODE STEPWISE (STUDI KASUS : IMPOR BERAS DI SULAWESI UTARA)

Selfina Clara Wohon1), Djoni Hatidja1*), Nelson Nainggolan1)


1)
Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sam Ratulangi Manado
*) Coresponding author: dhatidja@gmail.com
e-mail : sclarawohon@yahoo.co.id; dhatidja@gmail.com; n-nelson@unsrat.ac.id

ABSTRAK

Indonesia memiliki lahan pertanian yang cukup besar dan tentulah mampu memenuhi kebutuhan
beras masyarakatnya, tetapi pada kenyataan produksi beras di Indonesia belum dapat memenuhi
permintaan masyarakat sehingga pemerintah mengambil kebijakkan untuk mengadakan impor
beras agar kebutuhan terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang
mempengaruhi impor beras di Sulawesi Utara dan menentukan model regresi terbaiknnya.
Penelitian dilakukan di Kota Manado, Sulawesi Utara dan berlangsung selama 5 bulan sejak
November 2016 sampai April 2017. Data yang digunakan adalah data sekunder tahunan Badan
Pusat Statistik yang diolah dari buku Sulawesi Utara dalam Angka 2008-2016. Data yang
diperoleh dianalisi dengan Metode regresi Stepwise. Variabel-variabel yang mempengaruhi impor
beras di Sulawesi Utara yaitu penerimaan beras dari dalam negeri (X 4) dan devisa impor unpaid
pada bea dan cukai Bitung (X8) yang membentuk model regresi terbaik 𝑌̂ = 26322,228 −
0,626𝑋4 + 0.001𝑋8 dengan nilai R-sqr = 93,7% dan R-adj = 91,8%. Variabel-variabel tersebut
cukup baik untuk menduga besar jumlah impor beras di Sulawesi Utara.
Kata Kunci: Metode Stepwise, koefisien determinasi, beras, Sulawesi Utara.

DETERMINING THE BEST REGRESSION MODEL USING STEPWISE


METHOD (CASE STUDY: RICE IMPORTS IN NORTH SULAWESI)

ABSTRACT

Indonesia has a large agricultural land and certainly able to supply for people, but in reality the
rice production in Indonesia has not been able to complete the demands of the people, so the
government took the policy to import rice. The purpose of this research is to determine the
variables that affecting rice imports in North Sulawesi and determine the best regression model.
The research was held in Manado City, North Sulawesi and lasted for five months from
November 2016 to April 2017. The data used is secondary data of Statistics Indonesia and
processed from book North Sulawesi in Figures 2008-2016. The data were analyzed by Stepwise
Regression Method. The variables that influence rice import in North Sulawesi are the receipt of
domestic rice (X4) and unpaid import devisa at excise Bitung customs and excise office (X8)
which make the best regression model 𝑌̂ = 26322,228 − 0,626𝑋4 + 0.001𝑋8, with R-sqr = 93,7%
and R-adj = 91,8%. These variables are good to estimate the number of rice imports in North
Sulawesi.
Keywords: Stepwise method, coefficient of determination, rice, North Sulawesi

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki lahan pertanian produksi dapat melebihi kebutuhan
yang cukup besar, tentulah harus dapat masyarakat, pangan dalam hal ini yaitu
menghasilkan bahan pangan yang cukup beras. Kenyataan saat ini, produksi beras di
untuk dikonsumsi penduduknya bahkan hasil Indonesia belum dapat memenuhi
Wohon, Hatidja dan Nainggolan: Penentuan Model Regresi ……… 81

permintaan masyarakat sehingga Regresi linier terbagi atas dua jenis


mengharuskan pemerintah Indonesia untuk yaitu regresi linier sederhana dan regresi
mengadakan impor beras agar dapat linier berganda. Regresi linier sederhana
mencukupi kebutuhan dalam negeri merupakan model regresi linier yang terdiri
(Badrudin, 2011). dari satu variabel tak bebas (Y) dan satu
Pengadaan impor berlaku bagi setiap variabel bebas (X) sedangkan regresi linier
provinsi di Indonesia termasuk Provinsi berganda merupakan model regresi yang
Sulawesi Utara. Disebut sebagai salah satu terdiri dari satu variabel tak bebas dan
daerah penghasil beras di Indonesia tak memiliki lebih dari satu variabel bebas.
lantas membuat Sulawesi Utara dapat Model regresi berganda adalah model yang
mengandalkan hasil produksi daerah untuk mempelajari tentang ketergantungan peubah
pemenuhan kebutuhan. Agar kebutuhan respon terhadap dua atau lebih peubah
beras masyarakat dapat tercukupi, penjelas (Gujarati, 2006).
pemerintah berupaya menambah pasokan Peubah-peubah X1,…, Xp-1 di dalam
beras dari luar daerah bahkan mengadakan suatu model regresi tidak harus mewakili
permintaan ke luar negeri peubah-peubah bebas yang berbeda,
Penelitian mengenai impor beras juga sebagaimana akan segera kita lihat. Oleh
dilakukan dengan menggunakan 4 variabel kerana itu kita dapat mendefinisikan model
bebas (X) yaitu, produksi beras di Sulawesi regresi linear umum, dengan suku-suku galat
Utara, konsumsi penduduk di Sulawesi yang menyebar normal (Hatidja, 2006).
Utara, Stok beras di Sulawesi Utara, dan Sebagai berikut:
Kurs dengan data masing-masing pada
periode tahun 2002-2011 (Rungkat, 𝑌𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1𝑖 + 𝛽2 𝑋2𝑖 + ⋯ + 𝛽𝑝−1 𝑋𝑝−1,𝑖
2014). Pada tahun 2013 juga dilakukan +𝜀𝑖
penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi impor beras di Indonesia Dalam hal ini :
tahun 1980-2009 dengan hasil penelitian 𝑌𝑖 adalah variabel tidak bebas untuk
menunjukan variabel produksi beras dan pengamatan ke-i, untuk i = 1, 2, …, n.
variabel produksi domestik bruto jangka 𝛽0 , 𝛽1 , 𝛽2 , … , 𝛽𝑝−1 adalah parameter
panjang berpengaruh signifikan terhadap 𝑋1𝑖 , 𝑋2𝑖 , … , 𝑋𝑝−1,𝑖 adalah variabel bebas,
impor beras di Indonesia (Kurniawan, 2013).
untuk i = 1, 2, …, n.
Penelitian dengan metode yang sama dengan
𝜀𝑖 adalah galat, yang saling bebas dan
metode dalam penelitian ini yaitu regression
berdistribusi 𝑁(0, 𝜎 2 ).
stepwise forward juga pernah dilakukan
Contoh beberapa penelitian yang
dengan tujuan untuk menetukan persamaan
berkaitan dengan analisis regresi yakni
linier berganda dalam kasus jumlah
dilakukan penelitian tentang seberapa besar
pendapatan di Tapanuli Utara yang
pengaruh variabel yang telah dipilih yaitu
mengahasilkan model regresi linier berganda
jumlah anggota keluarga (X1), luas lahan
dengan variabel bebas sektor pertanian (X1)
(X2), jumlah pohon pala (X3), jumlah
dan sektor bangunan (X5) (Pakpahan, et al,
produksi biji pala (X4), biaya tenaga kerja
2013).
(X5) dan biaya produksi (X6) terhadap
Berdasarkan uraian di atas maka
pendapatan petani pala di Desa Sensong
tujuan dari penelitian ini yakni untuk
dengan menggunakan analisis regresi
medapatkan variabel-variabel yang
berganda. Variabel yang memiliki pengaruh
membentuk model regresi terbaik dari impor
terhadap pendapatan petani pala adalah
beras di Sulawesi Utara.
jumlah produksi biji pala (X4) dan biaya
produksi (X6) (Lawendatu, et al, 2014).
TINJAUAN PUSTAKA
Contoh lainnya, pada tahun 2015 dilakukan
Pada model regresi, variabel penelitian tentang hubungan antara minat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu variabel belajar dan hasil belajar matematika siswa
respon atau biasa juga disebut variabel SMA Kristen Eben Heazer Ibu dengan
bergantung serta variabel explanary atau menggunakan analisis regresi. Dengan hasil
biasa juga disebut variabel penduga atau secara statistika menyatakan tidak ada
disebut juga variabel bebas (Nawari, 2010). hubungan secara signifikan antara minat
82 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 2, Oktober 2017

belajar dan hasil belajar matematika (Bunga, Jika F* > F (1 − 𝛼; 𝑝 − 1, 𝑛 − 𝑝), terima Ha
2015). (Hatidja, 2006).
Tujuan dari uji parsial adalah untuk
Uji Koefisien Determinasi mengetahui seberapa jauh pengaruh dari
Untuk mengetahui ketepatan atau variabel independen (X) terhadap variabel
kecocokan garis regresi yang terbentuk dependen (Y) secara parsial. Pengujian
dalam mewakili kelompok data hasil hipotesis akan dilakukan dengan
observasi, perlu dilihat sampai seberapa jauh menggunakan tingkat signifikan sebesar
model yang terbentuk mampu menerangkan 0,05 (α = 5%) atau tingkat keyakinan
kondisi yang sebenarnya yang dikenal sebesar 0.95 (Ghozali, 2011). Hipotesis
dengan nama koefisien determinasi (R2). dirumuskan sebagai berikut :
Nilai koefisien determinasi merupakan suatu H0 : 𝛽𝑘 = 0
ukuran yang menunjukan besar sumbangan Ha : 𝛽𝑘 ≠ 0
dari variabel penjelasan terhadap respon Kita dapat menggunakan statistik uji :
(Siagaan dan Sugiarto, 2006). 𝑏𝑘
𝑡∗ =
𝑠{𝑏𝑘 }
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 (𝐽𝐾𝐺)
R2 = 1 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝐽𝐾𝑇) Kaidah keputusan :
𝛼
Penambahan lebih banyak peubah Jika |𝑡 ∗| ≤ 𝑡 ( ; 𝑛 − 𝑝 − 1), terima H0
2
bebas ke dalam model selalu akan Jika selainnya, terima Ha (Hatidja, 2006).
menaikkan nilai R2 tidak pernah
2
menurunkannya. Karena R sering bisa Korelasi
dibuat besar dengan cara menyertakan Koefisien korelasi adalah koefisien
banyak peubah bebas, maka ada yang yang menggambarkan tingkat keeratan
menyarankan agar ukuran ini dimodifikasi hubungan linier antara dua peubah bebas
untuk mempertimbangkan banyaknya atau lebih. Besaran koefisien korelasi tidak
peubah bebas didalam model. Koefisien menggambarkan hubungan sebab akibat
determinasi ganda terkoreksi (adjusted antara dua peubah atau lebih tetapi semata-
coefficient multiple determination), mata menggambarkan keterkaitan linier
dilambangkan oleh Radj mengoreksi R2 antar peubah (Hatidja, 2006).
dengan cara membagi setiap jumlah kuadrat Koefisien korelasi antara peubah X dan Y
dalam rumus bagi R2 dengan derajat dapat dirumuskan sebagai berikut:
bebasnya masing-masing (Hatidja, 2006).
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑅𝑥𝑦 =
𝐽𝐾𝐺 ⁄(𝑛 − 𝑝) √{𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑛 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
𝑅𝑎𝑑𝑗 = 1 − Keterangan :
𝐽𝐾𝑇⁄(𝑛 − 1)
𝑅𝑥𝑦 = koefisien korelasi variabel X dan Y
𝑛 − 1 𝐽𝐾𝐺 𝑛 = banyak pasangan variabel X dan Y
=1−( )( )
𝑛 − 𝑝 𝐽𝐾𝑇 Dalam analisis regresi dan korelasi
berganda dikenal pula nilai koefisien
korelasi parsial. Nilai koefisien korelasi
Uji Koefisien Regresi Secara Serentan parsial merupakan besaran nilai yang
(Uji F) Dan Parsial (Uji T) digunakan untuk mengukur tingkat keeratan
Untuk menguji apakah ada hubungan hubungan antara dua variabel jika variabel
regresi antara peubah takbebas Y dengan lainnya konstan dalam suatu analisis yang
peubah-peubah bebas X1, …, Xp-1, dengan kata melibatkan lebih dari dua variabel. Misalnya
lain untuk memilih di antara altenatif- untuk korelasi antara variabel bebas pertama
alternatif: (X1) dengan variabel terikat (Y) apabila
𝐻0 : 𝛽1 = 𝛽2 = ⋯ = 𝛽𝑝−1 = 0 variabel bebas kedua (X2) nilainya konstan.
Ha : tidak semua 𝛽𝑘 sama dengan nol Adapun rumus untuk menentukan nilainya
Kita menggunakan statistik uji : adalah:
𝐾𝑇𝑅
F*= 𝑟𝑌1 − (𝑟𝑌2 × 𝑟12 )
𝐾𝑇𝐺 𝑟𝑌1.2 =
Kaidah keputusan dengan galat jenis 1 2 2 ))
√(1 − 𝑟𝑌2 ) × (1 − 𝑟12
dikendalikan sebesar α adalah :
Jika F* ≤ F (1 − 𝛼; 𝑝 − 1, 𝑛 − 𝑝), terima H0
Wohon, Hatidja dan Nainggolan: Penentuan Model Regresi ……… 83

𝑟𝑌1 = koefisien korelasi variabel Y dan X1 bebas potensial dan kemudian


𝑟𝑌2 = koefisien korelasi variabel Y dan X2 mengidentifikasikan peubah bebas dengan
𝑟12 = koefisien korelasi variabel X1 dan X2 nilai F bagi regresi parsial yang paling kecil
𝑟𝑌1.2 = korelasi parsial antara Variabel Y dan untuk dikeluarkan dari model (Jambormias,
X1 terhadap X2 (Sansota dan Purbayu, 2007). 2005).
Metode stepwise memilih peubah
Uji Asumsi Klasik berdasarkan korelasi parsial terbesar dengan
Sebelum dilakukan pengujian analisis peubah yang sudah masuk dalam model.
regresi linier berganda terhadap hipotesis Peubah penjelas yang sudah masuk dalam
penelitian, maka terlebih dahulu perlu model dapat saja dikeluarkan lagi (Hanum,
dilakukan suatu pengujian asumsi klasik atas 2011). Apabila salah satu peubah telah
data yang akan diolah. dimasukkan ke dalam model regresi, maka
Uji normalitas bertujuan untuk peubah lainnya tidak perlu dimasukkan lagi
menguji apakah dalam model regresi, ke dalam model regresi karena pengaruhnya
variabel pengganggu atau residual memiliki telah diwakili oleh peubah yang sudah
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa masuk di dalam model regresi. Sehingga
uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai tidak terdapat multikolinieritas pada model
residual mengikuti distribusi normal. Ada regresi yang dihasilkan (Sembiring, 1995).
dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik. Untuk METODOLOGI PENELITIAN
menguji apakah data berdistribusi normal Penelitian ini dilakukan pada bulan
atau tidak dilakukan uji statistik November 2016 sampai bulan April 2017 di
Kolmogorov-Smirnov Test. Residual Laboratorium Statistika Jurusan Matematika
berdistribusi normal jika memiliki nilai F-MIPA Universitas Sam Ratulangi.
signifikansi >0,05 (Ghozali, 2011).
Uji heterokedastisitas bertujuan Data dan Variabel
menguji apakah dalam model regresi terjadi Data dalam penelitian ini
ketidaksamaan variance dari residual satu menggunakan data sekunder yang diperoleh
pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada dari Badan Pusat Statistik dan Badan Pusat
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk Statistik Provinsi Sulawesi Utara berupa
melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu uji data deret waktu (time series) dari tahun
grafik plot, uji Park, uji Glejser, dan uji 2006-2015.
white. Untuk Grafik Plot dapat dilihat plot
antara nilai prediksi variabel dependen yaitu Metode Analisis Data
standart predicted value (ZPRED) dengan Analisis data penelitian menggunakan
standart residu (SRESID). Tidak terjadi metode pemilihan model regresi terbaik
heteroskedastisitas apabila tidak ada pola yaitu regresi stepwise dengan penambahan
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas prosedur seleksi langkah maju. Analisis data
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dilakukan dengan program IBM SPSS
(Ghozali, 2011). Statistics version 17. Adapun langkah
analisisnya adalah sebagai berikut :
Pemilihan Model Terbaik 1. Mendefenisikan variabel terikat Y dan
Prosedur langkah maju (The Forward variabel bebas X.
Selection Procedure) ini merupakan suatu 2. Melakukan uji asumsi klasik
proses pencarian suatu model terbaik, yaitu 3. Mencari model terbaik dengan tahapan
dengan melakukan pengujian apakah suatu metode sebagai berikut :
peubah yang telah dimasukkan perlu di i. Menentukan matriks korelasi antara
keluarkan dari dalam model ataukah tidak variabel respon (Y) terhadap
(Jambormias, 2005). variabel bebas (X).
Prosedur eliminasi langkah mundur ii. Pemilihan variabel yang pertama
(The Backward Elimination Procedure) ini diregresikan yaitu variabel yang
merupakan kebalikan dari prosedur seleksi mempunyai harga mutlak koefisien
langkah maju. Prosedur ini dimulai dengan
model yang mengandung semua peubah
84 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 2, Oktober 2017

korelasi terbesar terhadap respon dilakukan pemilihan variabel kedua


(Y). untuk diregresikan selanjutnya.
Variabel terpilih adalah variabel sisa
Tabel 1. Variabel-variabel yang Digunakan (di luar regresi) yang mempunyai
dalam Penelitian parsial korelasi terbesar.
No. Nama Satuan Penjelasan v. Pembentukan regresi kedua yaitu
Variabel merupakan regresi ganda dan
1 Impor beras di Ton Penerimaan menguji keberartian regresi. Bila
Sulawesi Utara beras dari luar tidak signifikan maka proses
(Y) negeri dihentikan sedangkan sebaliknya
2 Produksi beras Ton Toal Hasil
bila signifikan maka lanjutkan
Sulawesi Utara panen beras
(X1)
seperti langka sebelumnya dengan
3 Stok beras di Ton Persedian beras memasukkan variabel sisa (di luar
Sulawesi Utara (stok akhir + regresi) dengan harga mutlak
(X2) penerimaan koefisien korelasi terbesar terhadap
beras) respon (Y).
4 Luas panen Ton Luas lahan vi. Pembentukan penduga apabila
padi Sulawesi panen padi proses pemasukan variabel terhadap
Utara (X3) sawah dan padi regresi sudah selesai, maka
ladang ditetapkan persamaan regresi yang
5 Penerimaan Hektar Penerimaan menjadi penduga linier yang
beras dari beras dari diinginkan yaitu merupakan
dalam negeri di daerah-daerah di
Sulawesi Utara Indonesia (move
persamaan regresi yang diperoleh
(X4) regional dan terakhir.
move in) 4. Melakukan perbandingan model regresi
6 Devisa impor Rupiah Penggunaan yang diperoleh.
paid pada bea devisa impor
dan cukai yang sudah
Bitung (X5) dibayar
7 PDRB menurut Jutaan nilai tambah
lapangan usaha Rupiah barang dan jasa
Sulawesi Utara yang dihitung
(X6) menggunakan
harga yang
berlaku
8 Pendapatan Jutaan Realisasi
pajak daerah Rupiah pendapatan
Sulawesi Utara pajak daerah.
(X7)
9 Devisa impor Rupiah Penggunaan
unpaid pada devisa yang
bea dan cukai belum dibayar
Bitung (X8)
10 Kurs (X9) Rupiah Nilai tukar
rupiah pada US
Dollar
11 Penduduk Jiwa Jumlah
Sulawesi Utara penduduk
(X10) Gambar 1. Plot Normalitas

iii. Pembentukan regresi pertama yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN


regresi sederhana untuk variabel Uji asumsi klasik
terpilih pada langkah ke-ii dan Normalitas
menguji keberartian regresi. Untuk hasil Uji Kolmogorov-Smirnof
iv. Pemilihan variabel kedua kita dapat mengambil keputusan berdasakan
diregresikan. Bila pada langkah uji hipotesis sebagai berikut:
ketiga ternyata terima H1 maka
Wohon, Hatidja dan Nainggolan: Penentuan Model Regresi ……… 85

H0 : Distribusi data memenuhi asumsi Uji Keberartian Persamaan Regresi


normalitas Ketiga
H1 : Distribusi data tidak memenuhi asumsi Nilai mutlak korelasi parsial terbesar
normalitas adalah 𝑋2 [𝑟(𝑌2.84) ] = 0,693, sehingga 𝑋2
Berdasarkan hasil Gambar 1 nilai p = 0.150 terpilih sebagai variabel ketiga untuk
> 0.05, maka terima H0, atau tidak terjadi diregresikan. Karena nilai p < 𝛼 atau 0,000 <
perbedaan yang signifikan dan data tersebut 0,05 maka tolak H0, regresi antara 𝑌, 𝑋2 ,
normal. 𝑋4 dan 𝑋8 berarti. Untuk uji keberartian
variabel stok beras di Sulawesi Utara (𝑋2 ),
Heteroskedastisitas nilai p 𝑋2 = 0,057 atau > 0,050 maka
Pengambilan keputusan berdasarkan secara parsial stok beras di Sulawesi Utara
penglihatan Scatterplot akan memberikan (𝑋2 ) tidak berpengaruh secara signifikan
persepsi yang berbeda-beda, maka terhadap impor beras di Sulawesi Utara (𝑌),
selanjutkan akan digunakan Uji Glejser atau koefisien regresi variable tersebut tidak
untuk mengambil kesimpulan yang tepat. berarti.
Berdasarkan pengolahan dengan Berdasarkan keadaan ini, maka stok
menggunakan SPSS 17. beras di Sulawesi Utara (𝑋2 ) tidak masuk
Hipotesis yang digunakan yaitu : (keluar) dari model regresi. Berarti proses
H0 : tidak adanya heteroskedastisitas pemasukan variable ke dalam regresi telah
H1: adanya heteroskedastisitas selasai. Berdasarkan keadaan ini, maka stok
𝑋1 , 𝑋2 𝑋3 , 𝑋4 𝑋5 , 𝑋8 , 𝑋9 , 𝑋10 memiliki nilai p beras di Sulawesi Utara (𝑋2 ) tidak masuk
masing-masing > 0.05, maka terima H0 atau (keluar) dari model regresi. Berarti proses
dapat disimpulkan bahwa tidak ada indikasi pemasukan variable ke dalam regresi telah
Heteroskedastisitas selasai dan regresi yang memenuhi adalah
regresi dengan variabel penerimaan beras
Stepwise dari dalam negeri di Sulawesi Utara
Uji keberartian persamaan regresi (𝑋4 ) dan devisa impor unpaid pada bea dan
pertama cukai Bitung (𝑋8 ).
Berdasarkan matriks korelasi variabel Maka Persamaan penduga dari model regresi
yang mempunyai nilai mutlak koefisien terbaik yang diperoleh adalah :
korelasi terbesar terhadap 𝑌 adalah 𝑋8 . 𝑌̂ = 26322,228 + 0,001𝑋8 − 0,626𝑋4
Maka selanjutnya yang diregresikan adalah Nilai R2 = 93,7% dan (Radj) = 91,8%.
𝑌 terhadap 𝑋8 . Karena nilai p < 𝛼 atau 0,005
< 0,05 maka tolak H0, regresi antara 𝑌 dan Stepwise Pada Kondisi Tertentu
𝑋8 berarti. Maka variabel devisa impor Dalam suatu kondisi tertentu, penulis
unpaid pada bea dan cukai Bitung (𝑋8 ) ingin memasukkan variabel lain dalam
tetap dalam regresi. menentukkan model terbaik, misalnya
memasukkan variabel produksi beras di
Uji Keberartian Persamaan Regresi Sulawesi Utara (𝑋1 ) ke dalam model terbaik
Kedua yang akan dibentuk. Diasumsikan bahwa
Yang memiliki nilai mutlak korelasi Produksi beras berpengaruh terhadap impor
parsial terbesar adalah 𝑋4 [𝑟(𝑌4.8) = 0,905], beras di Sulwesi Utara, dan variabel
sehingga 𝑋4 terpilih sebagai variabel kedua Produksi beras di Sulawesi Utara (𝑋1 ) sudah
untuk diregresikan. Karena nilai p < 𝛼 atau masuk kedalam model terbaik maka
0,000 < 0,05 maka tolak H0, regresi antara 𝑌, selanjutnya melakukkan langkah Stepwise
𝑋4 dan 𝑋8 berarti. Variabel penerimaan seperti biasa untuk mencari variabel-variabel
beras dari dalam negeri di Sulawesi Utara lainnya yang akan masuk kedalam model.
(𝑋4 ) tetap dalam regresi karena memiliki
nilai signifikan dari 𝑋4 = 0,001 𝑎𝑡𝑎𝑢 < Uji Keberartian Persamaan Regresi
0.05, maka secara parsial penerimaan beras Pertama
dari dalam negeri di Sulawesi Utara (𝑋4 ) Nilai mutlak korelasi parsial terbesar
berpengaruh secara signifikan terhadap adalah 𝑋8 [𝑟(𝑌8.1) = 0,826], sehingga 𝑋8
impor beras di Sulawesi Utara (𝑌). terpilih sebagai variabel untuk diregresikan.
Karena nilai p < 𝛼 atau 0,016 < 0,05 maka
86 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 2, Oktober 2017

tolak H0, regresi antara 𝑌, 𝑋1 dan 𝑋8 berarti. 𝑌̂ = 41550,085 − 0,028𝑋1 + 0,001𝑋8


Variabel devisa impor unpaid pada bea dan − 0,602𝑋4
cukai Bitung (𝑋8 ) tetap dalam regresi Nilai R2 = 94,4% dan Radj = 91,6%.
karena memiliki nilai signifikan dari
𝑋8 = 0,006 atau < 0,05, maka secara
parsial devisa impor unpaid pada bea dan Stepwise Secara Langsung Dengan
cukai Bitung (𝑋8 ) berpengaruh secara Menggunakan Software Spss 17
signifikan terhadap impor beras di Sulawesi Stepwise dapat dihitung secara
Utara (𝑌). langsung dengan menggunakan Software
SPSS 17. Hasil yang didapatkan dalam Tabel
Uji Keberartian Persamaan Regresi 2.
Kedua Tabel 2. Hasil Analisis dengan Software
Nilai korelasi mutlak parsial terbesar Variables Entered/Removeda
adalah 𝑋4 [𝑟(𝑌𝑋4𝑋1𝑋8) = 0,904], sehingga 𝑋4 Variables Variables
Model Entered Removed Method
terpilih sebagai variabel kedua untuk
diregresikan. Karena nilai p < 𝛼 atau 0,000 < 1 X8 . Stepwise (Criteria: Probability-
of-F-to-enter <= .050,
0,05 maka tolak H0, regresi antara 𝑌, Probability-of-F-to-remove >=
𝑋1 , 𝑋4 dan 𝑋8 berarti. variabel penerimaan .100).
beras dari dalam negeri di Sulawesi Utara 2 X4 . Stepwise (Criteria: Probability-
of-F-to-enter <= .050,
(𝑋4 ) tetap dalam regresi karena memiliki Probability-of-F-to-remove >=
nilai signifikan dari 𝑋4 = 0,002 atau < .100).
0.05, maka secara parsial penerimaan beras a. Dependent Variable: Y
dari dalam negeri di Sulawesi Utara (𝑋4 )
berpengaruh secara signifikan terhadap Coefficientsa
impor beras di Sulawesi Utara (𝑌). Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Uji Keberartian Persamaan Regresi Model B Std. Error b t Sig.

Ketiga 1 (Constant) -1168.368 6966.689 -.168 .871


Nilai parsial korelasi terbesar adalah X8 .001 .000 .807 3.863 .005
𝑋2 [𝑟(𝑌2.184) = 0,645)] sehingga 𝑋2 terpilih 2 (Constant) 26322.228 5836.263 4.510 .003
sebagai variabel ketiga untuk diregresikan. X8 .001 .000 .723 7.506 .000
Karena nilai p < 𝛼 atau 0,001 < 0,05 maka X4 -.626 .111 -.541 -5.614 .001
tolak H0, regresi antara 𝑌, 𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋4 dan 𝑋8 a. Dependent Variable: Y
berarti. Untuk uji keberartian variabel stok Berdasakan hasil diatas yang
beras di Sulawesi Utara (𝑋2 ), nilai p merupakan output dari program, terlihat
𝑋2 = 0.118 atau > 0,050 maka secara bahwa variabel yang masuk kedalam model
parsial stok beras di Sulawesi Utara (𝑋2 ) adalah penerimaan beras dari dalam negeri
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap di Sulawesi Utara (𝑋4 ) dan devisa impor
impor beras di Sulawesi Utara (𝑌), atau unpaid pada bea dan cukai Bitung (𝑋8 ),
koefisien regresi variabel tersebut tidak sama seperti perhitungan pada langkah-
berarti. langkah manual, maka persamaan model
Berdasarkan keadaan ini, maka stok regresi terbaik adalah sebagai berikut :
beras di Sulawesi Utara (𝑋2 ) tidak masuk 𝑌̂ = 26322,228 + 0,001𝑋8 − 0,626𝑋4
(keluar) dari model regresi. Berarti proses
pemasukan variable ke dalam regresi telah Uji Serentak Untuk Seluruh Variabel
selasai dan regresi yang memenuhi adalah Bebas
regresi dengan variabel Produksi beras di Untuk melakukan perbandingan
Sulawesi Utara (𝑋1 ), penerimaan beras dari model, maka dilakukan juga uji serentak
dalam negeri di Sulawesi Utara atau uji F untuk seluruh variabel bebas yang
(𝑋4 ) dan devisa impor unpaid pada bea dan ada. Model regresi yang terbentuk adalah
cukai Bitung (𝑋8 ). sebagai berikut :
Maka Persamaan penduga dari model regresi 𝑌̂ = 866694,726 + 0,367𝑋1 − 1,274𝑋2
terbaik yang diperoleh adalah : −0,063𝑋3 − 0,511𝑋4 + 0,001𝑋8
+6,707𝑋8 −0,486𝑋10
Wohon, Hatidja dan Nainggolan: Penentuan Model Regresi ……… 87

Karena nilai p > 𝛼 atau 0,198 > 0,05 dan Devisa Impor Unpaid Pada Bea dan
maka terima H0, artinya bahwa variabel- Cukai Bitung (𝑋8 ), dan merupakan
variabel X tidak memberi pengaruh variabel yang membentuk model regresi
signifikan terhadap impor beras di Sulawesi terbaik dari Impor beras di Sulawesi
Utara (Y). Nilai R2 = 99,2% dan Radj = Utara.
92,5%. 2. Model regresi terbaik dari impor beras di
Sulawesi Utara adalah
Perbandingan Model Regresi 𝑌̂ = 26322,228 + 0.001𝑋8 − 0,626𝑋4
Tabel 3. Perbandingan Model Regresi Nilai R2 = 93,7% dan nilai (Radj) = 91,8
berdasarkan nilai R2 dan Radj %.
No Variabel bebas
R2 Radj
model regresi DAFTAR PUSTAKA
1 X4, X8 93,7 % 91,8%
2 X1, X4, X8 94,4% 91,6% Badrudin, R. 2012. Ekonomika Otonomi
3 X1, X2, X3, X4, Daerah. UPP STIM YKPN,
X5, X8, X9, 99,2% 92,5% Yogyakarta.
X10
Bunga, K., J. Prang., dan N. Nainggolan.
2015. Hubungan antara Minat
Indikator yang digunakan dalam Belajar dan Hasil Belajar
proses penentuan model regresi terbaik Matematika siswa SMA Kristen
adalah korelasi dan korelasi parsial masing- Eben Heazer Ibu dengan
masing variabel dan untuk indikator Menggunakan Analisis Regresi. Jurna
penentuan model regresi terbaik adalah nilai de Cartesian 2(4): 224-228.
R2 dan Radj dari masing-masing model yang
ada. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis
Berdasakan nilai-nilai dari R2 dan Radj, Multivariate Dengan Program IBM
model regresi pertama yang merupakan hasil SPSS 19 (edisi kelima.) Semarang:
dari analisis metode stepwise cukup baik Universitas Diponegoro.
digunakan untuk menduga besar jumlah Gujarati, D. 2006. Ekonometrika Dasar
impor beras di Sulawesi Utara, dengan nilai Diterjemahkan oleh Sumarto Zain.
Radj = 91.8% yang artinya sebesar 91.8% Erlangga. Jakarta.
keragaman dari impor beras di Sulawesi
Utara (Y) bisa dijelaskan dengan model Hanum, H. 2011. Perbandingan Metode
regresi pertama, dan sisanya dijelaskan oleh Stepwise, Best Subset Regression, dan
faktor lain. Model regresi pertama adalah Fraksi dalam Pemilihan Model
sebagai berikut : Regresi Berganda Terbaik. Jurnal
𝑌̂ = 26322,228 + 0,001𝑋8 − 0,626𝑋4 . Penelitian Sains. 14(2A): 1-6.
Pada saat devisa impor unpaid pada bea dan Hatidja, D. 2006. Analisis Regresi. Bahan
cukai Bitung (𝑋8 ) dan penerimaan beras Ajar. Manado : Materi Mata
dari dalam negeri di Sulawesi Utara (𝑋4 ) Kuliah Untuk Mahasiswa Semester
bernilai nol, maka besarnya dugaan nilai IV Jurusan Matematika FMIPA
impor beras di Sulawesi Utara (𝑌̂) adalah UNSRAT.
sebesar 26322,228. Apabila devisa impor
Jambormias, E. 2005. Prosedur
unpaid pada bea dan cukai Bitung (𝑋8 ) naik
Pemilihan Model Regresi
satu satuan maka impor beras (𝑌̂ ) bertambah
Terbaik (Dengan Interpretasi
0,001 dan apabila penerimaan beras dari
Keluaran Program Minitab Dan Sas).
dalam negeri di Sulawesi Utara (𝑋4 ) naik Bahan ajar. Ambon.
satu satuan maka impor beras (𝑌̂ ) berkurang
sebesar 0,626. Kurniawan, H. 2013. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Impor Beras di
KESIMPULAN Indonesia tahun 1980-2009 [Skripsi].
Fakultas Ekonomi, Semarang.
1. Variabel-variabel yang mempengaruh
impor beras di Sulawesi Utara adalah
penerimaan beras dari dalam negeri (𝑋4 )
88 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 2, Oktober 2017

Lawendatu, J., J. Kekenusa., dan D. Hatidja.


2014. Regresi Linier Berganda untuk
Menganalisis Pendapatan Petani Pala.
Jurnal de Cartesian 1(3):66-72.
Nawari, 2010. Analisis Regresi dengan MS
Excel 2007 dan SPSS. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Pakpahan, L., R. Sitepu., dan M.
Situmorang. 2013. Penggunaan
Metode Stepwise Forward untuk
Menentukan Persamaan Regresi
Linier Berganda. Jurnal Saintia
Matematika 4(1): 383-397.
Rungkat, D. 2014. Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Impor Beras Di
Sulawesi Utara. Jurnal Cocos
4(2):182-198.
Santosa, P., B. Purbayu. 2007. Statistika
Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan
Niaga. Erlangga. Jakarta.
Sembiring, R. K. 1995. Analisis Regresi.
ITB. Bandung.
Siagaan, D., Sugiarto. 2006. Metode
Statistika Untuk Bisnis dan
Ekonomi. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai