Anda di halaman 1dari 11

LKM – PEWARISAN SIFAT 06

Kelompok:

Nama Anggota:

1. ……………………………………………………..
2. ……………………………………………………..
3. ……………………………………………………..
4. ……………………………………………………..

A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami pewarisan sifat makhluk hidup

B. KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan pewarisan sifat pada makhluk hidup

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membandingkan antara DNA dengan RNA
2. Membedakan antara gen dan kromosom
3. Mengemukakan bunyi hukum Mendel I
4. Menghitung rasio genotif dan fenotif pada persilangan monohibrida
5. Mengemukakan bunyi hukum Mendel 2
6. Menghitung rasio genotif dan fenotif pada persilangan lebih dari satu sifat
beda.
7. Membuat skema silsilah keluarga.
8. Merancang mekanisme pewarisan golongan darah pada manusia.
9. Mendeteksi penyakit genetik pada manusia.
10. Menganalisis penyakit genetik pada manusia

D. MATERI
1. DNA dan RNA: struktur dan perbedaan
2. Gen dan Kromosom: hubungan gen dengan kromosom
3. Hukum Mendel 1
4. Hukum Mendel 2
5. Sifat-sifat menurun secara genetik
6. Silsilah Keluarga
7. Golongan Darah
8. Penyakit Genetik pada Manusia
E. TOPIK PERMASALAHAN

Wacana 1

Risiko Akibat Pernikahan Sedarah


(Sumber: http://syaidxfiends.blogspot.comSenin, 06 Februari 2012)

Mungkin belum banyak yang tahu tentangdampak dan resiko akibat perkawinan


sedarah. Dari seluruh penduduk dunia, kemungkinan sekitar 20-50 persen
melakukan pernikahan antar kerabat dengan pasangan hidup berasal dari leluhur
yang sama atau singkat disebut pernikahan sedarah. Benarkah pernikahan sedarah
(garis keturunan yang dekat) berisiko mendatangkan keturunan yang cacat?

Pernikahan sedarah yang dimaksud disini adalah antar sepupu, satu marga atau
yang garis keluarganya dekat, tapi bukan sedarah kandung atau incest. Pernikahan
sedarah banyak terjadi biasanya si pasangan baru sadar setelah merunut garis
keluarganya. Pernikahan sedarah juga terjadi pada Charles Darwin yang menikah
dengan sepupu pertamanya Emma.

“Salah satu bahaya yang bisa timbul dari pernikahan sedarah adalah sulit untuk
mencegah terjadinya penyakit yang terkait dengan gen buruk orangtua pada anak-
anaknya kelak,” ujar Debra Lieberman dari University of Hawaii, seperti dikutip
dari LiveScience. Lieberman menuturkan pernikahan dengan saudara kandung
atau saudara yang sangat dekat bisa meningkatkan secara drastis kemungkinan
mendapatkan dua salinan gen yang merugikan, dibandingkan jika menikah dengan
orang yang berasal dari luar keluarga.

Hal ini disebabkan masing-masing orang membawa salinan gen yang buruk dan
tidak ada gen normal yang dapat menggantikannya, sehingga pasti ada beberapa
masalah yang nantinya bisa menyebabkan anak memiliki waktu hidup pendek.
Profesor Alan Bittles, direktur dari pusat genetik manusia di Perth, Australia telah
mengumpulkan data mengenai kematian anak yang dilahirkan dari pernikahan
antara sepupu dari seluruh dunia.

Diketahui bahwa adanya peningkatan risiko tambahan kematian sekitar 1,2 persen
dibandingkan pernikahan bukan saudara dekat. Sementara itu untuk cacat lahir
terdapat peningkatan risiko sekitar 2 persen pada populasi umum dan 4 persen
pada pernikahan yang orangtuanya memiliki kekerabatan dekat.

Kondisi genetik yang lebih umum terjadi pada pernikahan kerabat adalah
gangguan resesif langka yang bisa menyebabkan berbagai macam masalah, seperti
kebutaan, ketulian, penyakit kulit dan kondisi neurodegeneratif.

“Hampir semua orang membawa mutasi genetik, tapi ketika suatu populasi
memiliki ruang lingkup yang kecil maka mutasi gen akan menjadi lebih sering
terjadi,” ungkap Prof Bittles, seperti dikutip dari BBC.
Jika dua orang yang membawa gen resesif mereproduksi, maka anak-anaknya
memiliki satu dari empat kesempatan untuk memiliki kelainan tersebut dan satu
dari dua anak memiliki kesempatan menjadi pembawa sifat (carrier). Hal inilah
yang membahayakan pernikahan sedarah atau memiliki hubungan kekeluargaan
yang dekat, karena risiko penyakit atau kondisi genetik tertentu menjadi lebih
besar.

Prof Bittles menjelaskan sangat penting bagi orang yang akan menikah untuk
melakukan pemeriksaan genetik terlebih dahulu agar bisa mencegah dampak yang
mungkin terjadi pada anak-anaknya. Cara ini merupakan penyaringan selektif
yang jauh lebih efektif.

Risiko Akibat Pernikahan Sedarah

Penelitian-penelitian secara populasional menunjukkan bahwa anak-anak hasil


perkawinan sedarah ini memiliki risiko lebih besar menderita penyakit-penyakit
genetik tertentu. Terutama yang sifat penurunannya autosomal recessive (lihat
'Apakah anak bisa normal jika menikahi keluarga albino?' dan 'Risiko menikahi
pasangan dari keluarga pengidap Thalassemia').
Pada sifat penurunan seperti ini, pembawa (carrier) tidak akan menunjukkan
tanda-tanda penyakit apapun.
Sementara itu karena orang-orang dalam satu keluarga memiliki proporsi materi
genetik yang sama, maka suami istri yang memiliki hubungan saudara juga
memiliki risiko membawa materi genetik yang  sama.
Jika salah satu adalah carrier suatu penyakit autosomal recessive maka terdapat
kemungkinan bahwa yang lain juga pembawa. Seberapa besar kemungkinannya
bergantung pada seberapa dekat kekerabatannya.
Dalam hal ini, jika orangtua dari suami adalah saudara kandung dari orang tua
istri, kemungkinannya tentu lebih besar dibandingkan jika orangtua suami adalah
sekedar saudara jauh dari orang tua istri.
Anak yang dihasilkan dari perkawinan (sedarah maupun tidak) dimana kedua
orang tuanya adalah pembawa suatu penyakit genetik autosomal recessive dapat
menderita penyakit tersebut (dengan kemungkinan 25%), dapat menjadi carrier
juga (dengan kemungkinan 50%) atau sama sekali sehat dan bukan carrier
(dengan kemungkinan 25%).

Wacana 2

Tes DNA, Ungkap Identitas Orangtua dan Kriminalitas


(Sumber: http://health.kompas.com, Senin, 13 Juni 2011)

KOMPAS.com — Rabu (8/6), jasad bayi ditemukan di kolong jalan layang Kanal
Timur, tepatnya di RT 01 RW 03 Pondok Bambu, Jakarta Timur. Bayi laki-laki
ini ditemukan warga sekitar pukul 10.30 dalam kondisi tidak bernyawa. Cerita
tentang jasad bayi yang ditemukan di ruang publik bukanlah yang pertama. Data
yang diterima kamar jenazah RS Cipto Mangunkusumo, jenazah janin atau bayi
yang baru dilahirkan berulang kali ditemukan terbuang di tempat umum.

Pada beberapa kasus, ada keluarga yang lantas mencari bayi dan janin. Persoalan
ini terbantu dengan adanya penelitian deoxyribonucleic acid (DNA). DNA dari
korban lantas dicocokkan dengan DNA keluarga. Apabila cocok, identitas bayi ini
bisa diketahui.

Persoalan mencari kecocokan DNA ini yang membuat beberapa lembaga


membuka pelayanan tes DNA. Salah satu lembaga yang menyediakan pelayanan
ini adalah Lembaga Eijkman. Peneliti DNA di Lembaga Eijkman, Herawati
Sudoyo, mengakui, permintaan meneliti DNA korban kasus kriminal semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Kasusnya juga beragam.

”Selain menelusuri keluarga korban pembunuhan, tes ini juga dapat mencegah
perdagangan anak dan bisa kembali ke keluarganya,” kata Herawati.

”Paternity test”

Persoalan yang tidak kalah menarik adalah kebutuhan untuk memastikan orangtua
seorang anak. Di kalangan masyarakat perkotaan saat ini, kebutuhan ini semakin
meningkat.

Tes yang disebut paternity test ini memiliki banyak peminat. Kendati
membutuhkan biaya Rp 7,5 juta per paket, jumlah kasus yang ditangani Eijkman
berjumlah 16 sampai 20 kasus per minggu. Peserta tes bukan hanya dari Jakarta,
melainkan juga dari beberapa kota di Indonesia. Setiap kasus membutuhkan
waktu pengetesan DNA sampai 10 hari. ”Sampel yang diambil adalah sampel dari
anak dan orangtua, terutama ayah. Dari tes DNA, seorang anak bisa mengetahui
orangtuanya,” ucap Herawati. Sampel yang diambil bisa berupa darah atau usapan
lendir dari pipi.

Kebutuhan atas tes DNA semakin tinggi seiring merebaknya perselingkuhan atau
kehamilan di luar nikah. Dalam beberapa kasus, paternity test juga mengungkap
bayi yang tertukar di rumah sakit. Kompleksnya persoalan di kota besar membuat
tes DNA kian dibutuhkan. 

F. PROSEDUR KEGIATAN
a) Perhatikan dan cermati wacana 1 dan 2 di atas, kemudian jawablah
pertanyaan berikut.
b) Dalam wacana tersebut tidak semua informasi tersedia untuk digunakan
dalam mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu Anda harus mencari
sumber-sumber bacaan lain.

1. Identifikasi istilah atau konsep yang Anda belum


mengerti yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran di atas!
2. Temukan permasalahan yang terkandung dalam
wacana yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran!

3. Rumuskan permasalahan yang Anda temukan dalam


bentuk pertanyaan-pertanyaan yang lebih memudahkan Anda menemukan
jawabannya!
4. Kemukakan solusi dalam bentuk hipotesis yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan setiap pertanyaan yang Anda
rumuskan!

5. Berikan penjelasan pada istilah atau konsep yang


belum Anda pahami!

6. Buat suatu kesimpulan mengenai masalah yang


Anda kemukakan berdasarkan tujuan pembelajaran!
7. Dengan menggunakan sumber bacaan yang lain,
jawab pertanyaan berikut:
a. Bagaimana struktur DNA dan RNA ?

b. Gambarkan jenis-jenis atau bentuk-bentuk


kromosom?

c. Bagaimana hubungan antara gen dengan


kromosom?
d. Bagaimana proses pembentukan gamet
menurut Hukum Mendel I dan Mendel II?

e. Bagaimana membuktikan Hukum Mendel I


dan II? Tunjukkan dengan persilangan dihibrida!

f. Apa yang dimaksud silsilah keluarga?


g. Mengapa golongan darah disebut memiliki
alel ganda?

h. Bagaimana perbedaan genotif dan fenotif


golongan darah ABO dan Rhesus?

i. Tujunkkan contoh persilangan pewarisan


golongan darah?
j. Tuliskan beberapa penyakit genetik pada
manusia?

k. Bagaimana pewarisan penyakit genetik


hemofilia dan butawarna pada manusia?

l. Tuliskan beberapa contoh sifat menurun


pada manusia! Tentukan genotif-genotif pada sifat-sifat menurun tersebut!
m. Mengapa perkawinan kerabat sebaiknya
dihindari?

8. Siapkan informasi permasalahan dan jawaban Anda


untuk dikomunikasikan dalam diskusi kelas!
9. Setelah diskusi kelompok, lakukan refleksi dan
perbaiki hasil pekerjaan Anda kemudian dikumpul dalam bentuk laporan hasil
diskusi kelompok.

Anda mungkin juga menyukai