UJI KORELASI
PENDAHULUAN
Analisis korelasi merupakan metode statistik yang digunakan untuk
mengukur besarnya hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Nilai korelasi
populasi (ρ) berkisar pada interval -1 ≤ ρ ≤ 1. Jika korelasi bernilai positif, maka
hubungan antara dua variabel bersifat searah. Sebaliknya, jika korelasi bernilai
negatif, maka hubungan antara dua variabel bersifat berlawanan arah. Misalkan
korelasi sampel antara variabel X dan Y (rX,Y) bernilai positif mengartikan bahwa
jika nilai X naik maka nilai Y juga naik, sedangkan jika nilai X turun maka nilai Y
juga turun. Misalkan korelasi sampel antara variabel X dan Y (rX,Y) bernilai negatif
mengartikan bahwa jika nilai X naik maka nilai Y juga turun, sedangkan jika nilai
X turun maka nilai Y juga naik.
Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukan kuat/tidaknya hubungan
linier antar dua variabel. Koefisien korelasi biasa dilambangkan dengan huruf r
dimana nilai r dapat bervariasi dari -1 sampai +1. Nilai r yang mendekati -1 atau +1
menunjukan hubungan yang kuat antara dua variabel tersebut dan nilai r yang
mendekati 0 mengindikasikan lemahnya hubungan antara dua variabel tersebut.
Sedangkan tanda + (positif) dan – (negatif) memberikan informasi mengenai arah
hubungan antara dua variabel tersebut. Jika bernilai + (positif) maka kedua variabel
tersebut memiliki hubungan yang searah. Dalam arti lain peningkatan X akan
bersamaan dengan peningkatan Y dan begitu juga sebaliknya. Jika bernilai –
(negatif) artinya korelasi antara kedua variabel tersebut bersifat berlawanan.
Peningkatan nilai X akan dibarengi dengan penurunan Y. Interpretasi dari besarnya
nilai korelasi sampel antara variabel dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Pada bagian ini akan dibahas secara ringkas teknik uji korelasi Pearson dan
Rank Spearman. Teknik tersebut sangat sering digunakan dalam penelitian bidang
pendidikan. Jika variabel X dan Y independen maka nilai r = 0, akan tetapi jika nilai
r = 0, X dan Y tidak selalu independen. Variabel X dan Y hanya tidak berasosiasi.
Perlu diketahui bahwa hasil dari koefisien koefisien korelasi hanya bisa digunakan
sebagai indikasi awal dalam analisa. Nilai dari koefisien korelasi tidak dapat
menggambarkan hubungan sebab akibat antara variabel X dan Y. Untuk sampai
pada adanya hubungnan sebab dan akibat diperlukan penelitian yang lebih intensif
atau dapat didasarkan pada teori yang ada dimana X mempengaruhi Y atau Y yang
mempengaruhi X.
Selain itu, dalam menganalisa hubungan antara X dan Y, tentunya harus
didasarkan adanya hubungan yang logis antara kedua variabel tersebut. Kita tidak
bisa sembarangan mengukur koefisien korelasi antara dua variabel.
Misalnya, variabel Y merupakan data mengenai banyaknya angka kecelakan yang
terjadi di Jakarta pada tahun 2013 dan variabel X adalah jumlah kasus pencurian di
Jakarta pada tahun 2013. Kemudian dihitung koefisien korelasi antara variabel X
dan Y, diperoleh hubunganya yang kuat antara kedua variabel tersebut. Disini nilai
koefisien korelasi yang didapat tentunya tidak akan memiliki makna meskipun
didapat nilai korelasi yang kuat karena secara logis tingkat kecelakaan tidak
memiliki hubungan dengan tingkat pencurian yang ada.
Korelasi PPM dilambangkan dengan huruf (r) dengan ketentuan nilai r tidak
lebih dari harga (-1< r < + 1). Apabilah nilai r = -1 artinya korelasinya negatif
sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y
dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut.
KP = r2 x 100%
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin
mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut
diuji dengan uji Signifikansi dengan rumus :
r n2
t
hitung
1 r2
Contoh 1
Berikut adalah data hubungan nilai UN Bahasa Inggris SMA X Sanasini dengan
skor Toefl.
Motivasi (X) : 60; 70; 75; 65; 70; 60; 80; 75; 85; 90; 70; dan 85
Kinerja (Y) : 450; 475; 450; 470; 475; 455; 475; 470; 485; 480; 475;dan 480.
Tentukanlah:
a. Besar hubungan nilai UN Bahasa Inggris dengan skor Toefl?
b. Besar sumbangan (kontribusi) nilai UN Bahasa Inggris dengan skor Toefl?
c. Apakah ada hubungan yang signifikan nilai UN Bahasa Inggris dengan skor
Toefl?
Penyelesaian
Langkah 1.
a. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat :
Ho : tidak ada hubungan yang signifikan nilai UN Bahasa Inggris dengan skor Toefl.
Ha : ada hubungan yang signifikan nilai UN Bahasa Inggris dengan skor Toefl.
Langkah 2.
Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik;
Ha : r ≠ 0
Ho : r = 0
Langkah 3.
Membuat tabel penolong untuk menghitung Korelasi PPM:
No X Y X2 Y2 XY
1. 60 450 3600 202500 27000
2. 70 475 4900 225625 33250
3. 75 450 5625 202500 33750
4. 65 470 4225 220900 30550
5. 70 475 4900 225625 33250
Statistik X Y X2 Y2 XY
Jumlah 885 5640 66325 2652350 416825
Langkah 4.
Mencari rhitung dengan cara masukkan angka statistik dari tabel penolong dengan
rumus :
n XY ( X )( Y )
rxy
{n X 2 ( X ) 2 }{n Y 2 ( Y ) 2 }
12(416.825) (885).(5.460)
rxy
{12.(66.325) (885) 2 }.{12.(2.652.350) (5.640) 2 }
169.900 169.00
rxy 0,465
133.463.835.000 365.327,02
Langkah 5.
Mencari besarnya sumbangan (konstribusi) variabel X terhadap Y dengan rumus :
KP = r2 x 100% = 0,4652 x 100% = 21,62 %.
Artinya nilai UN Bahasa Inggris memberikan konstribusi terhadap skor Toefl
sebesar 21,62% dan sisanya 78,38% ditentukan oleh variabel lain.
Langkah 6.
Menguji signifikan dengan rumus thitung :
Contoh 2
Hitunglah koefisien korelasi (rxy ) dari variabel motivasi (variabel X) dan nilai
ulangan (variabel Y) sebagai berikut:
No. X Y X2 Y2 XY
1. 8 10 64 100 80
2. 7 8 49 64 56
3. 7 9 49 81 63
4. 5 6 25 36 30
5. 4 5 16 25 20
6. 3 2 9 4 6
7. 2 2 4 4 4
36 42 216 314 259
7(259) − (36)(42)
𝑟𝑥𝑦 =
√7(216) − (36)2 √7(314) − (42)2
𝑟𝑥𝑦 = 301 : 306,176
𝑟𝑥𝑦 = 0,98
Nilai rxy > 0,70 = sangat kuat, sehingga korelasi motivasi dengan nilai ulangan
sangat kuat.
𝑡 3 −𝑡
𝑇= ; t adalah masing-masing nilai yang sama.
12
𝑁−2
3. 𝑡 = 𝑟𝑠 √1−𝑟 2 ; rumus ini digunakan jika N lebih dari 30.
𝑠
Untuk rumus ketiga dilakukan pendekatan pada ”student t”. Titik kritis untuk
N sampai dengan 30 maka titik kritis terletak pada tabel Rho, sedangkan untuk
N lebih dari 30 dilakukan pendekatan pada student t dengan db = N – 2.
Hipotesisi nol (Ho) ditolak jika Rho hasil analisis melampaui titik kritis pada
taraf kesalahan tertentu. Dalam kesimpulan dapat dikemukakan tentang ; (a).
ada tidaknya hubungan; (b). arah/bentuk hubungan); (c),kekuatan hubungan.
Penyelesaian
Membuat tabel bantu sebagai berikut.
No. Resp. Rank X Rank Y d d²
1 3 4 -1 1
2 14 12 2 4
3 12 13 -1 1
4 2 1 1 1
5 13 14 -1 1
6 1 2 -1 1
7 8 6 2 4
8 10 11 -1 1
9 4 3 1 1
10 7 8 -1 1
11 5 7 -2 4
12 11 10 1 1
13 6 5 1 1
14 9 9 0 0
Σd²=22
Hipotesis :
H1 : ada hubungan antara variabel X dan variabel Y
H0 : tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y.
Dalam analisis ini dipilih tes Rho Spearman sebab tes ini berfungsi untuk
mengetahui hubungan antara X dan Y, arah hubungan dan kekuatan hubungannnya.
Prosedur analisis:
6 ∑ 𝑑2 6 ∑ 22
𝑅ℎ𝑜 = 1 − 2
= 1− = 0,952
𝑁(𝑁 − 1) 14(142 − 1)
Titik kritis : tabel Rho Spearman dengan N = 14 dan alpha 5% maka rs tabel sebesar
0,544
Keputusan: Oleh karena Rs hasil analisis > dari Rs tabel atau titik kritis maka Ho
ditolak pada alpha 5%.
Kesimpulan :
1. Ada hubungan signifikan antara X dan Y pada alpha 5%
2. Kekuatan hubungan sangat kuat
3. Arah hubungan positif.
Contoh 4
Seorang dokter melakukan penelitian untuk mengetahui korelasi antara jumlah
konsumsi gula (gram/ hari) dengan kadar gula dalam darah (mg/ 100 ml). Pasien
yang diteliti ada 7 subyek dari sebuah sample yang diambil secara acak. Ingin
diketahui apakah terdapat korelasi antara jumlah konsumsi gula (gram/ hari)
dengan kadar gula dalam darah (mg/ 100 ml). Hitungkoefisien korelasi peringkat/
rank Spearman dan lakukan uji signifikansi terhadap koefisien tersebut. (∝ = 5%).
Penyelesaian
Langkah 1.
Hipotesis
Ho : tidak ada korelasi konsumsi gula (gram/ hari) dengan kadar gula dalam
darah (mg/ 100 ml)
Ha : Peningkatan konsumsi gula (gram/ hari) diikuti dengan peningkatan
kadar gula dalam darah (mg/ 100 ml) (hubunganpositif)
Langkah 2
Tes Statistik
Tes signifikansi yang cocok adalah uji signifikansi koefisien korelasi rank
spearman.
Langkah 3
Tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi atau taraf nyata adalah bilangan yang mencerminkan seberapa
besar peluang untuk melakukan kekeliruan menolak H0 yang seharusnya
diterima.Dalam hal ini, perlu didapatkan informasi besarnya rs dan jumlah N dan
∝ = 5%.
1. Distribusi sampling :
6 ∑𝑁 2
𝑖=1 𝑑𝑖
𝑅ℎ𝑜 = 1 −
𝑁3 − 𝑁
2. Daerah penolakan :
Tolak Ho ketika p-value ≤ α
Langkah 4
Perhitungan
Rho =1 – 0.214
Rho = 0.786
Langkah 5
Keputusan :
Nilai Rho table dgn N=7,∝ = 5% adalah 0,714
karena rs hitung > rs table maka keputusannya adalah tolak H0
Langkah 6
Kesimpulan :
Konsumsi gula/hari dan kadar gula dalam darah mempunyai korelasi positif kuat
dan bermakna artinya peningkatan konsumsi gula diikuti dengan peningkatan kadar
gula dalam darah (hubunganpositif)
Ujilah apakah ada korelasi yang positif antara kemampuan Fisika Matematika
dengan prestasi belajar Fisika Kuantum? (Gunakan taraf signifikansi 5%).
1. Prosedur Analisis
a. Jalankan program SPSS 22, pilih Variable View di bagian bawah.
b. Isikan di kolom Name “FisikaMatematika” di baris pertama dengan
decimals bernilai 2, dan “FisikaKuantum” di baris ke dua dengan decimals
bernilai 2.
c. Pilih Data View dan masukan nilai Fisika Matematika dan Fisika Kuantum
sebagai berikut.
Correlations
FisikaMatematika FisikaKuantum
N 10 10
FisikaKuantum Pearson Correlation .993** 1
N 10 10
Pada tabel Correlations nilai Sig (2-tailed = 0,000) < ½ α (0,025) maka Ho
di tolak. Jadi ada korelasi positif kemampuan fisika matematika dengan
prestasi fisika kuantum semakin tinggi kemampuan fisika matematika
semakin tinggi prestasi fisika kuantum.
Keterangan Tambahan
Dasar Pengambilan Keputusan dalam Uji Korelasi Spearman:
1. Jika nilai sig. < 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara variabel yang dihubungkan.
2. Sebaliknya, Jika nilai sig. > 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.
3. Ada 10 orang responden yang diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tentang
Motivasi dan Prestasi dalam sebuah lembaga bimbingan belajar. Jumlah
responden yang diminta mengisi daftar pertanyaan itu 10 pengajar, masing-
masing diberi nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Nilai yang diberikan oleh
kesepuluh responden tentang Motivasi dan Prestasi sebagai berikut.