Anda di halaman 1dari 18

A.

JUDUL
Objek, Fenomena dan Persoalan Biologi

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengidentifikasi berbagai macam objek biologi beserta fenomena-fenomena objek
ataupun fenomena-fenomena peristiwa yang terdapat di lingkungan sekitar.
2. Mengidentifikasi tingkat organisasi kehidupan dari objek yang diobservasi.
3. Menemukan persoalan biologi menurut BSCS berdasarkan fenomena yang
diamati.
4. Merumuskan pertanyaan berdasarkan fenomena dari objek yang diamati dan
cakupan persoalan biologi menurut BSCS.

C. DASAR TEORI
“Biology is a science that attempts to understand the teeming diversity of life
on earth, of which we are a part” (Raven dan Johnson, 1993: 3).

“Biologi adalah ilmu alam yang mencoba memahami tentang keanekaragaman


makhluk hidup di bumi, dimana kita (manusia) termasuk ke dalam bagian itu”.

Menurut Solomon (2008: 11-12) mengatakan bahwa pohon kehidupan terdiri


dari tiga domain dan enam kingdom di dalamnya. Tiga domain yaitu bakteri, arkae,
dan eukariotik dimana pada domain eukariotik terdapat objek biologi.

1. Kingdom Protista
Mengkaji tentang organisme eukariota bersel tunggal (uniseluler) dan organisme
multiseluler yang mempunyai hubungan kekerabatan.
2. Kingdom Animalia
Mengkaji tentang organisme eukariota multiseluler yang bersifat heterotrof, tidak
memiliki dinding sel dan klorofil, serta membutuhkan oksigen.
3. Kingdom Plantae
Mengkaji tentang organisme eukariota multiseluler bersifat autotrof, mempunyai
klorofil, dan dinding sel tersusun atas selulosa.

Menurut Campbell (2010: 3), mengatakan bahwa terdapat tujuh persoalan atau
tema pemersatu yang berperan sebagai batu pijakan dalam memahami persoalan-
persoalan biologi.
1. Evolusi
Evolusi adalah tema inti dari biologi – satu gagasan yang memberikan makna pada
semua pengetahuan kita mengenai organisme.
2. Munculnya sifat-sifat baru
Ilmu hayati membentang dari skala mikroskopik molekul dan sel yang menyusun
suatu organisme hingga skala global. Kita dapat membagi kisaran yang sangat luas
ini ke dalam tingkatan organisasi biologis yang berbeda.
3. Organisme dan lingkungan
Dalam suatu ekosistem, setiap organisme berinteraksi terus-menerus secara
kontinu dengan lingkungannya, yang mencakup factor tak hidup maupun
organisme lainnya.
4. Struktur dan fungsi
Melalui analisis suatu struktur biologis makhluk hidup dapat memberi petunjuk
mengenai apakah struktur tersebut dan bagaimana fungsinya.
5. Keberlanjutan gen
DNA adalah substansi gen yang berperan sebagai unit pewaris sifat untuk
meneruskan informasi-informasi genetic dari induk kepada keturunannya.
6. Sel sebagai unit dasar organisme
sel memiliki tempat istimewa sebagai tingkat organisasi terendah yang dapat
melakukan semua aktivitas yang dibutuhkan agar tetap hidup.
7. Regulasi
Regulasi berkaitan dengan melengkapi struktur dan fungsi melalu suatu proses
biologis. Sejenis teori ekonomi yaitu hokum penawaran dan permintaan berlaku
dalam berbagai system biologis.

“The study of life extends from the microscopie scale of the molecules and
cells that make up organism to the global scale of the entire living planet. We
can devide this enormous range into different levels of biological
organization” (Campbell, 2010: 2).

“Pembelajaran tentang makhluk hidup dapat diperluas dari skala mikro yaitu molekul
dan sell yang menyusun organisme sampai ke skala global dari alam semesta. Kita
dapat membagi skala tersebut ke dalam beberapa tingkatan makhluk hidup”.
Menurut Campbell (2010: 4-5), dalam bukunya yang dijelaskan dengan bagan
alir mengatakan bahwa terdapat sepuluh tingkatan makhluk hidup mulai dari yang
terkecil hingga yang besar, yaitu:
1. Molekul
2. Organel
3. Sel
4. Jaringan
5. Organ dan Sistem Organ
6. Organisme
7. Populasi
8. Komunitas
9. Ekosistem
10. Biosfer

Semut ditemukan hampir di semua tempat seperti di bangkai, pertanaman,


rongga atau celah-celah di dalam bangunan, dan di tanah. Semut merupakan serangga
sosial yang memiliki kasta-kasta berbeda seperti ratu, jantan yang biasanya bersayap,
dan pekerja yang tidak memiliki sayap (Christina, 1991: 195)

Tingkah laku sosial pada serangga bisa dijumpai pada empat kelompok spesies
yaitu rayap, semut, beberapa lebah, dan ani-ani. Spesies serangga sosial seperti ini
mempunyai atribut atau ciri-ciri yang umum (Hadi, 2009: 95).
1. Pemeliharaan anak bersifat kooperatif, sehingga suatu individu sering memberi
makan kepada yang bukan anaknya.
2. Terdapat sistem kasta yang menyangkut pembagian kerja, sehingga banyak anggota
spesies yang berkoloni.
3. Terdapat generasi tumpang tindih, beberapa anak membantu generasi yang lebih tua
dalam memelihara atau merawat anak yang lebih lanjut.

Spesies semut yang membuat perbudakan tersebar luas dan sebagian besar
perang antara koloni semut adalah serangan untuk memperoleh budak dengan cara
merebut anggota koloni semut musuh. Beberapa spesies kemerahan genus Formica
sering melakukan serangan pada koloni spesies agak kehitaman yang berasal dari
genus yang sama (Hadi, 2009: 100).
Larva atau set yang ada pada buah muncul karena telur lalat yang dibawa oleh
induknya. Telur oleh induk diletakkan pada kulit buah atau pada celah atau pada
bagian buah yang luka di permukaan buah yang masak atau sedang masak.
Serangannya menyebabkan buah premature dan gugur. Berpupa di tanah dekat batang
tanaman. Dacus Pedestris menyerang Lombok dan mangga (Christina, 1991: 173).

Cicak ditempatkan sebagai anggota filum chordata, kelas reptilia, ordo


squamata, sub ordo lacertilian dan famili gekkonidae. Cicak C. Platyurus dan H.
Frenatus menyebar luas di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara
(Anonim. 2015. Morfologi Cicak. https://ilmubiologi.com/morfologi-cicak).

Seekor cicak mampu berjalan diatas dinding, atap-atap rumah, bahkan di


pohon tanpa terjatuh karena cicak memiliki rambut-rambut halus yang berukuran
sangat kecil pada keempat telapak kakinya, rambut-rambut halus tersebut dinamakan
spatula. Jumlah rambut-rambut halus tersebut dapat mencapai milyaran dan kumpulan
sekitar seribu spatula dinamakan setae. Hal tersebut membuat cicak mendapat gaya
Van der Waals sehingga dapat menempel pada suatu permukaan (Tim ilmuhewan.
2016. Mengapa Cicak bisa Menempel di Dinding?.
http://www.ilmuhewan.com/mengapa-cicak-bisa-menempel-di-dinding).

D. METODE PRAKTIKUM
a. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat : Kebun halaman depan laboratorium IPA
Waktu : Rabu, 20 September 2107
Pukul : 09.20-10.10
b. Alat dan Bahan
1. Lup/kaca pembesar
2. Mistar (dalam cm)
3. Kamera (ponsel)
4. Alat tulis (pensil, kertas, bolpoin, label/penghapus)
c. Langkah Kerja
Menentukan lokasi observasi.

Mengidentifikasi objek biologi yang dapat ditemukan pada lokasi observasi yang sudah
dipilih

Memfokuskan observasi terdahap organ atau bagian individu, individu, atau sekelompok
individu organisme yang menarik perhatian.

Mengamati ciri atau fenomena objek ataupun peristiwa yang tampak dan mencatat hasil
observasi kedalam tabel. Dan jika perlu menggunakan alat bantu observasi berupa mistar
atau lup.

Mengidentifikasi macam objek biologi, tingkatan organisasi kehidupan, dan macam


persoalan dari ciri atau fenomena tersebut berdasarkan struktur keilmuan biologi menurut
BSCS. Menemukan minimal 3 cakupan persoalan biologi menurut BSCS dari 2 objek
yang berbeda.

Menuliskan pertanyaan yang muncul berdasarkan fenomena dan cakupan persoalan


biologi berdasarkan BSCS.

Mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada

Menyimpulkan hasil kegiatan

E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Data hasil pengamatan objek biologi.

No. Objek Tingkatan Fenomena Tema Pertanyaan

1. Semut Populasi Benda : Perilaku Apakah semut


Tubuhnya hitam, selalu berkoloni?
berkaki 6, dan
antenanya 2.
Peristiwa :
Menggotong lalat
dan semut yang
sudah mati, dan
berkoloni.

2. Belatung Individu Benda : Struktur Bagaimana


Berbentuk lonjong, dan Fungsi struktur tubuh
tubuh beruas, dan belatung sehingga
berwarna putih bisa bergerak
kekuningan. masuk ke dalam
Peristiwa : buah mangga yang
Bergerak busuk?
menggeliat masuk
ke dalam buah
mangga yang
busuk.
3. Cicak Individu Benda: Struktur Mengapa cicak
Tubuh berwarna dan Fungsi bisa menempel
abu-abu, berekor, pada dinding?
dan berkaki 4.
Peristiwa:
Menempel pada
dinding dan tidak
bergerak.

4. Tanaman Organ daun Benda: Struktur Bagaimana


kembang Daun ada yang dan Fungsi struktur organ
merak hijau dan ada yang daun sehingga bisa
kuning, bentuk memiliki warna
daun oval, dan lebar hijau dan kuning?
daun
5-8mm.
Peristiwa :
Ada lalat yang
hinggap di daun.
5. Tanaman Organ batang Benda : 1. Perilaku 1. Apa aktivitas
pisang Berwarna coklat yang dilakukan
2. Struktur
dan luarnya kering, semut di balik
dan Fungsi
dan memiliki pelepah pisang?
pelepah. 2. Bagaimana
Peristiwa : pelapah pisang
Ada semut yang dapat berwarna
keluar dari pelepah. coklat kehitaman
dan kering?
6. Pohon Individu Benda : Struktur Kenapa struktur
Salak Batang berduri, dan fungsi batang salak
daun berbentuk V, berduri?
terdapat telur
berwarna putih, dan
tinggi pohon 2,5cm.

F. PEMBAHASAN
Praktikum bertopik objek, fenomena, dan persoalan biologi yang ada di
lingkungan sekitar bertujuan agar praktikan mampu meengidentifikasi macam objek
biologi beserta fenomena-fenomena objek/benda ataupun fenomena-fenomena
peristiwa yang terdapat di lingkungan sekitar; dapat mengidentifikasi tingkat
organisasi kehidupan dari objek yang diobservasi; mampu menemukan persoalan
biologi menurut BSCS berdasarkan fnomena yang diamati; dan mampu merumuskan
masalah berdasarkan fenomena dari objek yang diamati dan cakupan persoalan biologi
menurut BSCS. Kegiatan praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 20 September 2017
pukul 09.20-10.10 WIB dan lokasi observasinya adalah kebun halaman depan
laboratorium IPA.
Alat dan bahan yang digunakan dalam membantu kegiatan observasi ini adalah
lup atau kaca pembesar, mistar dalam sentimeter, kamera ponsel, dan alat tulis berupa
pensil, ballpoint, label dan penghapus karet. Adapun kegunaan alat dan bahan adalah
untuk membantu mengoptimalkan panca indera kita saat melakukan observasi pada
suatu objek biologi.
Berdasarkan kajian teori yang dibahas di panduan praktikum, kami berhasil
mengamati objek, fenomena, dan persoalan biologi menurut BSCS. Dengan objek
yang berhasil kami amati yaitu hewan dan tumbuhan dengan rincian sebagai berikut:
sekelompok semut hitam, seekor cicak, belatung, tanaman kembang merak, pohon
pisang, dan pohon salak.
1. Sekelompok semut hitam
Dalam pengamatan kali ini kami bertemu dengan sekumpulan semut hitam
yang sedang melakukan suatu aktivitas pada setapak jalan penghubung
laboratorium IPA dengan laboratorium Kimia. Ada yang menarik perhatian kami
saat mengamati sekumpulan semut tersebut, yaitu ada sebagian semut hitam yang
membawa sesama semut hitam yang tidak bergerak(kemungkinan sudah mati).
Saat kita berpindah lokasi di kebun halaman depan laboratorium IPA, kami
menemui peristiwa serupa, yaitu ada sekumpulan semut yang sedang beraktivitas
dan lagi-lagi ada sebagian semut yang gotong royong membawa lalat yang sudah
mati. Dari penamatan tersebut kami mendapat gejala atau fenomena peristiwa
bahwa bangsa semut selalu hidup berkoloni dengan melakukan koordinasi dengan
sesama semut lainya melalui antena, mereka dapat berkomunikasi sehingga bisa
melakukan aktivitas bersama-sama secara sinkron, artinya beberapa semut
melakukan suatu aktivitas dengan satu tujuan yang sama.
Semut ditemukan hampir di semua tempat seperti di bangkai, pertanaman,
rongga atau celah-celah di dalam bangunan, dan di tanah. Semut merupakan
serangga sosial yang memiliki kasta-kasta berbeda seperti ratu, jantan yang
biasanya bersayap, dan pekerja yang tidak memiliki sayap (Christina, 1991: 195).
Menurut Hadi (2009: 95) mengatakan bahwa semut adalah termasuk ke dalam
golongan serangga sosial. Tingkah laku sosial pada serangga dapat dijumpai pada
empat kelompok spesies, yaitu rayap, semut, beberapa lebah, dan ani-ani.
Serangga sosial mempunyai beberapa ciri atau atribut umum, salah satunya adalah
terdapat kasta dalam pembagian kerja sehingga banyak anggota yang berkoloni.
Dari observasi dan kajian teori yang kami temukan menunjukan adanya
hubungan, bahwa benar semua semut selalu berkoloni karena mereka mempunyai
sistem pembagian tugas berdasarkan kasta masing-masing dimana setiap koloni
dari suatu kasta selalu berkomunikasi melalui antena untuk bekerja secara
bersama-sama.
2. Belatung atau larva lalat
Suatu larva pada umumnya sangat berbeda dari organisme dewasanya dalam
hal morfologi, fisiologi, dan ekologi. Larva memiliki nama-nama khusus yang
berbeda pada setiap jenis hewan, misalnya Coelenterata, larvanya dinamakan
planula, sedangkan pada Anelida larvanya disebut trochopore, Crustachea larvanya
disebut nauplius (Balinsky, 1981).
Sedangkan pada serangga terdapat bermacam-macam nama larva seperti
nimfa, naiad, tempayak, belatung, pupae (beruga) dan ulat. Nimfa dan naiad
adalah bentuk larva pada serangga yang melaksanakan metamorfosis sempurna,
sedangkan tempayak, belatung, dan pupae(beruga) dan ulat merupakan larva bagi
serangga yang metamorfosisnya tidak sempurna (Saunders, 1980).
Pada pengamatan belatung ini kita temukan pada buah mangga yang busuk di
kebun halaman depan laboratorium IPA. Disini kita menemukan cakupan
persoalan dan tingkat organisasi kehidupan berdasarkan BSCS yaitu struktur dan
fungsi dan tingkat organisasinya adalah individu, dimana terdapat fenomena
peristiwa berupa menggeliatnya belatung yang masuk ke dalam buah mangga yang
busuk.
Maggot merupakan larva lalat black soldier atau serangga bunga, memiliki
tekstur yang kenyal, dan memiliki kemampuan untuk mengeluarkan enzim alami.
Selain itu maggot memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, yaitu sekitar
42% (Retnosari, 2007).
Belatung bisa menggeliat masuk ke dalam buah mangga yang busuk bukan
hanya karena tubuhnya yang lentur, kenyal dan fleksibel tetapi juga karena
belatung mampu mengeluarkan enzim alami yang berguna untuk
menyederhanakan bahan yang sulit dicerna sehingga bisa dicerna.
3. Cicak
Pada data pengamatan ke tiga ini ada sedikit perubahan, dimana pada waktu
pengamatan kita mengamati populasi serangga yang ada pada batang pohon
papaya. Kita hanya terfokus pada dua serangga yang sedang melakukan aktivitas
yang menarik perhatian kami untuk mengamatinya, yaitu mereka saling
bertumpang tindih satu sama lain. Sampai pada saat penyusunan laporan tiba, kami
kesulitan menemukan nama dari serangga tersebut dan pada akhirnya data
pengamatan mengenai serangga ini kami ganti dengan data pengamatan pada cicak
yang menempel di dinding. Sekilas tidak ada yang menarik dari mengamati cicak
yang sedang berdiam diri menempel pada dinding, tetapi dari situlah muncul
pertanyaan kenapa cicak bisa menempel di dinding? Dan akhirnya kamipun setuju
mengganti serangga tadi dengan data pengamatan pada cicak.
Cicak ditempatkan sebagai anggota filum chordata, kelas reptilia, ordo
squamata, sub ordo lacertilian dan famili gekkonidae. Cicak C. Platyurus dan H.
Frenatus menyebar luas di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa
Tenggara. Cicak merupakan hewan yang hidup menempel pada suatu permukaan
baik permukaan benda maupun permukaan makhluk hidup. Oleh karena itu cicak
adalah hewan pemakan serangga yang bisa terbang, walaupun cicak tidak selalu
memangsa serangga terbang. Layaknya katak, cicak menjulurkan lidahnya demi
meraih atau mendapatkan mangsanya.
Pada pengamatan kali ini di lakukan di lorong dekat laboratorium IPA dimana
pada dindingnya terdapat seekor cicak yang sedang berdiam diri menempel di
dinding yang vertikal tanpa terjatuh. Dengan mengamati objek tersebut kami
mampu menyebutkan fenomena-fenomena benda maupun fenomena-fenomena
peristiwa yang sedang terjadi pada objek. Tidak hanya itu, kita juga mampu
mengidentifikasi tingkat organisasi kehidupan serta cakupan persoalan biologi
menurut BSCS pada objek yang teramati. Ditemukan bahwa ciri-ciri umum cicak
yang teramati adalah tubuh cicak berwarna abu-abu kecoklatan, berkaki empat,
dan memiliki ekor.
Seekor cicak mampu berjalan diatas dinding, atap-atap rumah, bahkan di
pohon tanpa terjatuh karena cicak memiliki rambut-rambut halus yang berukuran
sangat kecil pada keempat telapak kakinya, rambut-rambut halus tersebut
dinamakan spatula. Jumlah rambut-rambut halus tersebut dapat mencapai milyaran
dan kumpulan sekitar seribu spatula dinamakan setae. Satu setae mampu
menopang beban seberat 20mg, sehingga jutaan stae mampu menopang beban
hingga berkilo-kilogram.
Dengan milyaran bulu-bulu halus yang bersentuhan dengan suatu permukaan
benda maka akan meimbulkan gaya Van der Waals bulu halus terhadap permukaan
benda sehingga cicak dapat dengan mudah mempertahankan beban tubuhnya
untuk tetap menempel pada dinding sekalipun pada permukaan kaca yang licin,
cicak tetap bisa berjalan dengan tanpa terjatuh.
4. Tumbuhan kembang merak

Tumbuhan kembang merak yang memiliki nama latin Caesalpinia


pulcherrima (L.) Swartz atau bersinonim dengan Poinciana pulcherrima L. adalah
tumbuhan yang memiliki ciri-ciri umum yaitu, tinggi 2-4m, batang berkayu, bulat,
bercabang-cabang, berwarna coklat keputihan, daun majemuk, tulang daun
menyirip, dan anak daun bersirip 4-12 pasang.

Kembang merak yang kami amati menunjukan ciri adanya perbedaan warna
daun pada satu tumbuhan, ada yang berwarna hijau dan juga ada yang berwarna
kuning. Selain itu cirinya sama seperti yang tersebut di atas merupakan klasifikasi
makhluk hidup.

Daun berwarna hijau karena memiliki zat hijau daun yaitu klorofil, tetapi
bagaimana dengan daun yang berwarna kuning muncul pada satu tanaman yang
sama. Salah satu penyebab perbedaan warna daun dalam satu pohon adalah
kurangnya cahaya matahari di sebagian sisi tanaman menyebabkan daun pada sisi
yang kurang cahaya menjadi berwarna kuning, hal ini disebabkan karena proses
fotosintesis tidak terjadi secara maksimal sehingga zat hijau daun tidak terbentuk
sempurna (Urban Hidroponik. 2016. Daun Berwarna Kuning, Apa Sebab dan
Bagaimana Solusinya?. http://www.urbanhidroponik.com/2016/04/penyabab-
daun-kuning-tanaman-hidroponik-dan-solusinya.html).

5. Tumbuhan pisang
Pisang yang ada sekarang diduga merupakan hasil persilangan alami dari
pisang liar dan telah mengalami domestikasi. Beberapa literatur menyebutkan
pusat keanekaragaman tanaman pisang berada di kawasan Asia Tenggara (Satuhu
dan Supriyadi, 1990: 2).
Pisang mempunyai batang semu yang tersusun atas tumpukan pelepah daun
yang tumbuh dari batang bawah tanah sehingga mencapai ketebalan 20-50cm.
Pengamatan kali ini membahas lebih detil mengenai organ suatu tumbuhan yaitu
organ batang pada tumbuhan pisang, dimana organ batang dari tumbuhan pisang
hanya tersusun dari pelepah-pelepah pisang saja, tidak terdapat cambium sehingga
batang tanaman pisang tidak berkayu. Dalam proses pengamatan pada pelepah
pisang yang kering, muncul seekor semut di dekat pelepah yang kering tersebut.
Pohon pisang yang sudah dewasa akan merangsang pertumbuhan tunasnya
sebagaai siklus kehidupan yang baru. Pada saat itulah pohon pisang mulai
kehilangan fungsi organ-organnya karena pohon pisang tersebut mempersiapkan
tunas yang baru sembari memasak buah pisang. Dalam kondisi ini pelepah-pelepah
pisang mulai menggagas atau mengelupas karena pada dasarnya pohon pisang
setelah berbuah sekali tidak akan bisa berbuah lagi, dengan kata lain harus mati
dan merangsang tunas baru untuk tumbuh agar bisa berbuah kembali.
Semut keluar atau masuk ke dalam pelepah pisang kaarena kebutuhan semut
akan nutrisi yang perlu ia cukupi agar dapat melakukan aktivitas kembali. Selain
itu batang pohon pisang atau pelepah ini juga mengandung kandungan air yang
sangat banyak sehingga organisme lain bisa memenuhi kebutuhan airnya melalu
pelepah pisang.
6. Tumbuhan salak
Pengamatan terakhir kami tertuju pada pohon salak yang masih kecil. Kami
menemukan ciri pohon salak adalah memiliki batang berduri, daun berbentuk V,
dan warna daun hijau tua. Sama seperti pengamatan objek yang lain, pada
pengamatan objek pohon salak juga terdapat kajian ilmu menurut BSCS tentang
tingkatan organisasi makhluk hidup dan persoalan biologi. Kami menemukan
persoalan bilogi pada objek pohon salak ini adalah struktur dan fungsi serta
tingkatannya adalah individu.
Salak (Salacca edulis Reinw) merupakan tanaman buah asli dari Indonesia.
Buah ini tumbuh subur di daerah tropis. Ternyata tidak hanya di Indonesia, salak
juga dapat tumbuh dan menyebar di Malaysia, Filipina, Brunei, dan Thailand
(widyastuti, 1996).
Batang pohon salak berduri berguna untuk melindungi kelangsungan hidup
buahnya supaya masak pada waktunya. Perlindungan ini ditunjukkan untuk pohon
salak terutama bakal buah terhadap segala bentuk ancaman yang bisa merusak
bakal buah salak. Duri ini tumbuh fleksibel dimanapun pada bagian batang pohon
salak.

G. KESIMPULAN
(menjawab semua tujuan)
1. Identifikasi terhadap objek biologi dapat dilakukan pada hewan maupun tumbuhan
bahkan makhluk hidup yang lain baik pada tingkatan sel, jaringan, organ dan
sistem organ, individu atau organisme, populasi ataupun komunitas bahkan bioma.
2. Identifikasi terhadap tingkat organisasi kehidupan dari objek yang diamati didapat
tingkatan sebagai berikut :
a. Individu : terdapat pada tumbuhan salak, hewan cicak, dan belatung.
b. Organ : terdapat pada tanaman kembang merak dan tumbuhan pisang.
c. Populasi : terdapat paka sekelompok semut yang berkoloni.
3. Persoalan biologi menurut BSCS yang teramati pada objek, yaitu :
a. Perilaku : terdapat pada hewan semut dan tumbuhan pisang`
b. Struktur dan fungsi : terdapat pada tumbuhan salak, pisang, kembang merak,
hewan cicak dan belatung.
4. Dari berbagai persoalan biologi dan fenomena-fenomena yang muncul pada objek
yang diamati, muncul rumusan-rumusan masalah terhadap data yang diperoleh.
Rumusan masalah tersebut sebagai berikut :
a. Mengapa semut selalu terlihat berkoloni?
b. Bagaimana belatung bisa masuk ke dalam buah mangga yang sudah busuk?
c. Mengapa cicak bisa menempel di dinding?
d. Bagaimana warna daun pada satu tumbuhan bisa berbeda?
e. Apa yang dilakukan semut masuk ke dalam pelepah pisang?
f. Bagaimana pelepah pisang bisa berwana coklat kehitaman dan kering?
g. Mengapa struktur batang salak berduri?
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Morfologi Cicak. Diunduh dari https://ilmubiologi.com/morfologi-cicak

Pada tanggal 26 September 2017 pukul 20.05 WIB.

Aprizal Lukman. 2009. Peran Hormon dalam Metamorfosis Serangga. Diunduh dar

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=11792&val=861 pada hari


Selasa, 26 September 2017 pukul 20.58 WIB.

Campbell. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Christina lilies S.1991.kunci determinasi serangga.Yogyakarta: PT Kanisius.

H. Mochamad Hadi dkk.2009.Biologi Insekta: Entomologi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Raven, Peter H., dan George B. Johnson. 1998. Understanding Biology. St. Louis,

Missouri: Times Mirror/Mosby College Publishing.

Retnosari, D.2007.Pengaruh Substitusi Tepung Ikan oleh Tepung Belatung terhadap

Pertumbuhan Benih Ikan Nila.Skripsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Padjajaran.

Satuhu, S. dan A. Supriyadi. 1990. Pisang, Budidaya, Pengolahan dan Prospek


Pasar.
Jakarta: Penebar Swadaya.

Solomon. 2008. Biology. Belmont, USA: Thomson Higer Education.

Tim ilmuhewan. 2016. Mengapa Cicak bisa Menempel di Dinding?.

Diunduh dari http://www.ilmuhewan.com/mengapa-cicak-bisa-menempel-di-dinding

Pada tanggal 26 September 2017 pukul 20.58 WIB.

Urban Hidroponik. 2016. Daun Berwarna Kuning, Apa Sebab dan Bagaimana Solusinya?.
Diunduh dari http://www.urbanhidroponik.com/2016/04/penyabab-daun-kuning-
tanaman-hidroponik-dan-solusinya.html pada tanggal 26 September 2017 pukul 21.45
WIB.
Widyastuti, YE. 1996. Mengenal Buah Unggul Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai