Anda di halaman 1dari 4

UJI KRUSKAL WALLIS

Pengertian

Uji Kruskal-Wallis merupakan metode statistika nonparametrik yang setara dengan analisis
ragam satu arah (one way anova) pada statistika parametrik atau bisa dikatakan sebagai
alternatif dari uji ANOVA jika salah satu syarat pada uji ANOVA tidak terpenuhi. Uji Kruskal-
Wallis adalah uji pada statistik nonparametrik yang bertujuan menguji hipotesis bahwa
beberapa sampel independen berasal dari populasi yang sama. Berikut beberapa perbedaan uji
kruskal wallis dan uji anova :

UJI KRUSKAL-WALLIS ANOVA


1. Data berdistribusi bebas 1. Data harus terdistribusi normal
2. Data bisa homogen/heterogen 2. Data harus homogen
3. Memiliki variansi yang sama 3. Memiliki variansi yang sama
4. Sampel yang akan diuji harus Independen 4. Sampel yang akan diuji harus Independen

Asumsi-Asumsi yang Digunakan dalam Uji Kruskal Wallis :


1. Data untuk analisis terdiri atas k sampel acak berukuran n1, n2,...,nk.
2. Pengamatan-pengamatan bebas baik di dalam maupun di antara sampel-sampel.
3. Variabel yang diamati kontinyu.
4. Skala yang digunakan setidaknya ordinal.
5. Populasi-populasi identik kecuali dalam hal lokasi yang mungkin berbeda untuk sekurang-
kurangnya satu populasi.

Prosedur Pengujian :
1. Tentukan Hipotesis :
H0: k sampel berasal dari populasi yang sama.
H1: k sampel berasal dari populasi yang berbeda.

2. Tentukan taraf signifikansi (α)

3. Statistik Uji
a. Tanpa faktor koreksi:

b. Dengan faktor koreksi (apabila ada sampel yang bernilai sama)


4. Wilayah kritis :
a. Apabila sampel yang diambil merupakan sampel dengan ni ≤ 5 dan kelompok (k) = 3,
maka untuk tabel pembandingnya menggunakan table Kruskal-Wallis.
b. Apabila sampel yang diambil merupakan dengan ni > 5, maka untuk tabel pembanding
menggunakan tabel Chi-Square. Dengan df = k-1.

5. Keputusan:
Jika H ≤ H0, Gagal tolak H0 dan jika H >H0, Tolak H0

6. Kesimpulan

Contoh soal :
Berdasarkan Laporan Indikator Kinerja Dosen (IKID), seorang peneliti ingin mengetahui apakah
ada perbedaan nilai kinerja  dosen selama tahun akademik 2012/2013 di Sekolah Tinggi “X”
menurut jabatan fungsionalnya: Asisten Ahli, Lektor, dan  Lektor kepala. Penelitian terhadap
kinerja dosen dilakukan dengan menggunakan instrument IKID selama satu tahun, dengan
sampel menurut kelompok jabatan fungsional dosen masing-masing sebanyak 6 lektor kepala,
10 lektor dan kelompok ketiga 12 asisten ahli. Data nilai kinerja dosen menurut kelompok
jabatan fungsional adalah sebagai berikut:

7
Lektor Kepala 78 72 75 72 76
4
8
Lektor 76 81 73 79 75 80 72 74 83
0
8
Asisten Ahli 75 82 84 74 80 82 76 80 77 85 80
2

Ujilah apakah terdapat perbedaan nilai kinerja dosen menurut jabatan fungsional pada taraf
nyata 1 % dengan dan tanpa menggunakan faktor koreksi statistik uji.
Jawab:
H0: Kinerja dosen menurut jabatan fungsional sama
H1: Kinerja dosen menurut jabatan fungsional berbeda
α = 0.01
Statistik Uji :
Jabatan Nilai Ranking
74 6
78 15
72 2
Lektor Kepala
75 9
72 2
76 12
80 19
76 12
81 22
73 4
79 16
Lektor
75 9
80 19
72 2
74 6
83 26
82 24
75 9
82 24
84 27
74 6
80 19
Asisten ahli
82 24
76 12
80 19
77 14
85 28
80 19

a. Tanpa faktor koreksi:


b. Dengan faktor koreksi (apabila ada sampel yang bernilai sama)
Nilai t t3
72 3 27
74 3 27
75 3 27
76 3 27
80 5 125
82 3 27

Wilayah kritis : Tolak H0 jika H > X2(0.01;2) = 9.2103


Keputusan : Gagal tolak H0 karena H ≤ X2(0.01;2)
Kesimpulan :
Dengan taraf signifikansi 1% dan dengan data yang ada, belum ada cukup bukti terdapat
perbedaan pada kinerja dosen menurut jabatan fungsional.

Anda mungkin juga menyukai