Anda di halaman 1dari 13

Modul Perancangan Eksperimen Statistik

PERTEMUAN 8:
RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan bujur sangkar latin (RBSL).
Setelah menyelesaikan perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu:
8.1 Menjelaskan tentang definisi rancangan percobaan satu faktor.
8.2 Memahami analisis ragam dalam rancangan percobaan menggunakan
rancangan bujur sangkar latin (RBSL).
8.3 Memecahkan suatu masalah rancangan percobaan menggunakan rancangan
bujur sangkar latin (RBSL).

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 8.1:
Menjelaskan Tentang Definisi Rancangan Percobaan Satu Faktor.

Rancangan pengukuran merupakan rancangan mengenai bagaimana respons


percobaan diambil dari unit-unit percobaan yang diteliti. Penamaan suatu
rancangan merupakan kombinasi dari rancangan perlakuan dan rancangan
lingkungan yang digunakan. Rancangan percobaan (eksperimen) adalah suatu tes
atau serangkaian tes dengan maksud mengamati dan mengidentifikasi perubahan-
perubahan pada output respons yang disebabkan oleh perubahan-perubahan yang
dilakukan pada variabel input dari suatu proses (Montgomery, 2001:1).
Rancangan percobaan bertujuan untuk memperoleh atau mengumpulkan
informasi sebanyak yang diperlukan dan berguna dalam melakukan penelitian
dengan persoalan yang akan diangkat. Rancangan percobaan banyak
dimanfaatkan dalam dunia industri atau penelitian yang berkaitan dengan
rancangan produk, perbaikan produk, penggunaan alat dan lain sebagainya. Suatu
percobaan yang dirancang dengan melibatkan lebih dari faktor dengan beberapa
taraf sebagai perlakuan disebut dengan percobaan dua faktor.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 88


Modul Perancangan Eksperimen Statistik

Tujuan Pembelajaran 8.2:


Memahami Analisis Ragam Dalam Rancangan Percobaan
Menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL).

Pada kondisi tertentu keheterogenan unit percobaan tidak bisa dikendalikan


hanya dengan pengelompokan satu sisi keragaman unit-unit percobaan, namun
memerlukan penanganan yang lebih kompleks. Kondisi tentunya memerlukan
bentuk rancangan yang lain. Salah satu rancangan yang mampu mengendalikan
komponen keragaman unit-unit percobaan lebih dari satu sisi komponen
keragaman adalah rancangan bujur sangkar latin (RBSL). Rancangan ini
mengendalikan komponen keragaman unit-unit percobaan dari dua arah (sebutlah
arah baris dan arah lajur). Hal yang perlu dan penting untuk diperhatikan dalam
menerapkan rancangan bujur sangkar latin (RBSL, antara lain:
a. Banyaknya perlakuan yang dicobakan harus sama banyaknya ulangan.
b. Perlakuan hanya boleh muncul sekali baris dan setiap lajur.
Dengan demikian, rancangan bujur sangkar latin (RBSL) sangat tidak efektif
bila percobaan melibatkan perlakuan dalam jumlah besar. Dalam rancangan bujur
sangkar latin (RBSL), kita menyusun perlakuan-perlakuan di dalam kelompok
dengan dua cara, yang biasanya disebut melalui baris dan melalui kolom. Setiap
perlakuan hanya diberikan sekali untuk setiap baris dan kolom. Rancangan ini
dikenal sebagai suatu rancangan yang mampu mengelompokkan baris dan kolom.
Dengan kata lain, jika pada rancangan acak kelompok (RAK) hanya
mengelompokan satuan percobaan berdasarkan satu kriteria, maka rancangan
bujur sangkar latin (RBSL) mampu mengelompokan satuan percobaan
berdasarkan dua kriteria, yaitu baris dan kolom. Keterbatasan lain adalah bahwa
untuk jumlah perlakuan yang terlalu kecil dari empat akan mengakibatkan jumlah
derajat bebas galat percobaan menjadi sangat kecil dengan konsekuensinya bahwa
galat percobaan menjadi besar. Persyaratan rancangan bujur sangkar latin (RBSL)
yang kadang-kadang dianggap sebagai suatu keterbatasan dari rancangan ini
adalah bahwa jumlah ulangan harus sama dengan jumlah perlakuan. Keterbatasan
ini kadang-kadang dipandang sangat serius, karena untuk jumlah perlakuan yang
besar berarti harus diulang sebanyak itu sehingga dianggap kurang peraktis.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 89


Modul Perancangan Eksperimen Statistik

Dengan demikian, secara umum rancangan bujur sangkar latin (RBSL) hanya
digunakan untuk percobaan yang menggunakan empat sampai dengan delapan
perlakuan. Karena keterbatasan dan kurang fleksibelnya membuat rancangan
bujur sangkar latin (RBSL) tidak digunakan secara meluas dalam percobaan-
percobaan meskipun memiliki kemampuan yang besar dalam mengendalikan galat
percobaan. Namun, bukan berarti rancangan bujur sangkar latin (RBSL) tidak
penting dan tidak dipergunakan sama sekali.
Dalam kenyataannya, kadang-kadang rancangan bujur sangkar latin (RBSL)
dipergunakan secara efektif dalam mengantisipasi masalah kekurangan satuan
percobaan. Rancangan bujur sangkar latin (RBSL) atau latin square design
digunakan jika terdapat gradient kedua arah, yaitu arah berdasarkan baris dan arah
berdasarkan lajur atau mungkin sama sekali tidak diketahui. Penempatan
perlakuan ke dalam satuan-satuan percobaan dilakukan secara acak dengan syarat
setiap perlakuan hanya satu kali muncul dalam satu baris dan satu lajur. Hal ini
hanya terjadi jika jumlah perlakuan = jumlah baris = jumlah lajur.
Suatu pola tertentu dilakukan agar syarat-syarat yang diminta tersebut
terpenuhi. Selanjutnya, dalam menyusun pola tersebut diperlukan huruf Latin
besar. Oleh karena itu, pola ini disebut Rancangan Bujur Sangkar Latin atau Latin
Square Design, yang disingkat dengan RBSL (LSD). Umumnya, pola ini ditulis
RBSL(rxr) yang artinya rancangan bujur sangkar latin dengan r buah baris dan r
buah lajur. Pola tersebut telah dibakukan dan disebut “latin baku” (standard latin).
Misalnya, Rancangan Bujur Sangkar Latin RBSL(3x3) hanya memiliki satu bentuk
baku, yaitu:
A B C
B C A
C A B
Bentuk baku ini merupakan bentuk dengan urutan huruf pada baris dan lajur
pertama ditentukan menurut abjad. Pada rancangan bujur sangkar latin (RBSL),
baris dapat diasumsikan sebagai periode pengamatan dan lajur sebagai tempat
atau media treatment. Oleh karena itu, rancangan bujur sangkar latin (RBSL)
dapat digunakan meskipun materi atau unit percobaan yang tersedia sedikit.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 90


Modul Perancangan Eksperimen Statistik

Syarat utama rancangan bujur sangkar latin (RBSL) adalah tidak boleh ada
interaksi antara baris, lajur dan perlakuan. Apabila terjadi interaksi, ragam-ragam
percobaan tidak lagi memiliki pengaruh yang bebas karena adanya efek lanjutan
(carry over effect). Jika demikian, keabsahan analisis statistik tidak berlaku.
Resting period pada rancangan bujur sangkar latin (RBSL) merupakan suatu
metode yang sangat penting dalam pengumpulan data, terutama untuk
menghindari terjadinya interaksi antar ragam percobaan akibat adanya carry over
effect perlakuan pertama dan perlakuan berikutnya. Berikut ini adalah kelebihan
dari penggunaan rancangan bujur sangkar latin (RBSL), antara lain:
a. Jika asumsi heterogenitas kedua arah terpenuhi, presisi rancangan bujur
sangkar latin (RBSL) jelas lebih tinggi dibandingkan rancangan acak lengkap
(RAL) dan rancangan acak kelompok (RAK). Keragaman galat percobaan
dapat dikendalikan dengan adanya pengelompokkan kedua arah sehingga
peluang untuk dapat melacak adanya perbedaan antar-perlakuan semakin
meningkat.
b. Analisa ragamnnya sedikit lebih kompleks dari rancangan acak lengkap
(RAL) dan rancangan acak kelompok (RAK), tetapi masih termasuk analisis
ragam yang sederhana.
c. Interpretasi hasil penelitian cukup mudah.
d. Jika ada data yang hilang, data dapat dianalisis dengan teknik data hilang.
Sedangkan, kekurangan dari penggunaan rancangan bujur sangkar latin
(RBSL), antara lain:
a. Pemakaian rancangan bujur sangkar latin (RBSL) sangat terbatas, terutama
untuk percobaan–percobaan dilapangan, karena membutuhkan tempat
percobaan yang cukup luas untuk memenuhi syarat banyaknya baris =
banyaknya jalur = banyaknya perlakuan.
b. Jika pengelompokkan menurut baris dan lajur tidak efektif, presisi rancangan
bujur sangkar latin (RBSL) lebih rendah dibandingkan rancangan acak
lengkap (RAL) dan rancangan acak kelompok (RAK). Keragaman yang
disebabkan oleh baris dan lajur kecil serta derajat bebas (db) galat percobaan
juga kecil (r-1)(r-2). Dengan demikian, kuadrat tengah galat percobaan akan
relatif tinggi.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 91


Modul Perancangan Eksperimen Statistik

Tujuan Pembelajaran 8.3:


Memecahkan Suatu Masalah Rancangan Percobaan Menggunakan
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL).

Untuk melakukan rancangan bujur sangkar latin (RBSL) dapat digunakan


dengan metode analisis ragam (ANOVA). Berikut ini adalah langkah-langkah
untuk penggunaan rancangan bujur sangkar latin (RBSL) menggunakan metode
analisis ragam (ANOVA), yaitu:
1. Sebelum melakukan analisis ragam, asumsikan bahwa data dipilih secara
random, berdistribusi normal, dan variannya homogen.
2. Buatlah hipotesis (H0 dan Ha) dalam bentuk kalimat.
3. Buatlah hipotesis (H0 dan Ha) dalam bentuk statistika.
4. Buatlah daftar statistika induk.
5. Hitunglah faktor koreksi (FK).
6. Hitunglah Jumlah Kuadrat Total (JKT).
7. Hitunglah Jumlah Kuadrat Baris (JKB).
8. Hitunglah Jumlah Kuadrat Lajur (JKL).
9. Hitunglah Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)
10. Hitunglah Jumlah Kuadrat Galat (JKG).
11. Hitunglah derajat bebas Baris (dbB).
12. Hitunglah derajat bebas Lajur (dbL).
13. Hitunglah derajat bebas Perlakuan (dbP).
14. Hitunglah derajat bebas Galat (dbG)
15. Hitunglah derajat bebas Total (dbT)
16. Hitunglah Kuadrat Tengah Baris (KTB).
17. Hitunglah Kuadrat Tengah Lajur (KTL).
18. Hitunglah Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP).
19. Hitunglah Kuadrat Tengah Galat (KTG).
20. Carilah F hitung.
21. Tentukan taraf signifikansi (alpha).
22. Carilah F tabel.
23. Buatlah Tabel Ringkasan ANOVA

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 92


Modul Perancangan Eksperimen Statistik

24. Tentukan kriteria pengujian: Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak H0 yang
berarti signifikan dan Konsultasikan antara F hitung dengan F tabel kemudian
bandingkan.
25. Buatlah kesimpulan.

Berikut ini adalah contoh kasus yang dapat diselesaikan dengan Analysis Of
Varians (ANOVA) menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), yaitu:

Suatu penelitian direncanakan akan dilaksanakan melalui percobaan untuk


mengetahui hasil panen pada tanaman millet dengan perlakuan jarak tanam
sebanyak tiga macam ukuran dengan rancangan bujur sangkar latin atau
RBSL(5x5).
a. Jarak Tanam I adalah 5 cm.
b. Jarak Tanam II adalah 10 cm.
c. Jarak Tanam III adalah 15 cm.
d. Jarak Tanam IV adalah 20 cm.
e. Jarak Tanam V adalah 25 cm.
Jika setiap perlakuan dengan 5 baris dan 5 lajur dan dilakukan pengacakan, maka
didapatkan data hasil panen tanaman millet dengan jarak tanam (cm) dengan
RBSL(5x5) sebagai berikut:
Baris Lajur
l1 l2 l3 l4 l5
b1 257 (2) 230 (5) 279 (1) 287 (3) 202 (4)
b2 245 (4) 283 (1) 245 (5) 280 (2) 260 (3)
b3 182 (5) 252 (2) 280 (3) 246 (4) 250 (1)
b4 203 (1) 204 (3) 227 (4) 193 (5) 257 (2)
b5 231 (3) 271 (4) 266 (2) 334 (1) 338 (5)

]Pertanyaan:
a. Apakah pengaruh jarak tanam tersebut terhadap hasil panen tanaman millet
memiliki perlakuan yang sama atau berbeda?
b. Berikanlah kesimpulan dari percobaan tersebut?

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 93


Modul Perancangan Eksperimen Statistik

Langkah-Langkah Menjawab:
1. Diasumsikan bahwa data dipilih secara random, berdistribusi normal, dan
variannya homogen.

2. Hipotesis (Ha dan H0) dalam bentukkalimat.


Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh jarak tanam pada tanaman
millet terhadap hasil panen tanaman millet.
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh jarak tanam pada
tanaman millet terhadap hasil panen tanaman millet.

3. Hipotesis (Ha dan H0) dalam bentuk statistika.


Ha : l1 ≠ l2 ≠ l3 ≠ l4 H0 : l1 = l2 = l3 = l4

4. Daftar statistika induk.


Baris Lajur ∑b
l1 l2 l3 l4 l5
b1 257 (2) 230 (5) 279 (1) 287 (3) 202 (4) 1255
b2 245 (4) 283 (1) 245 (5) 280 (2) 260 (3) 1313
b3 182 (5) 252 (2) 280 (3) 246 (4) 250 (1) 1210
b4 203 (1) 204 (3) 227 (4) 193 (5) 257 (2) 1084
b5 231 (3) 271 (4) 266 (2) 334 (1) 338 (5) 1440
∑l 1118 1240 1297 1340 1307 6302
∑p 1349 (1) 1312 (2) 1262 (3) 1191 (4) 1188 (5)
Dimana ∑p = jumlah perlakuan berdasarkan urutan masing-masing
pengacakan pada lajur. ∑l = jumlah masing-masing lajur. ∑b = jumlah
masing-masing baris.

5. Menghitung Faktor Koreksi (FK) dengan rumus:

FK = = = = 1588608,16

Dimana ∑lb = total keseluruhan antara baris dengan lajur. b adalah banyaknya
baris dan l adalah banyaknya lajur.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 94


Modul Perancangan Eksperimen Statistik

6. Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT) dengan rumus:


JKT = ( – FK
= (( +( +( +( +( +( +( +(
+( +( +( +( +( +( +( +(
+( +( +( +( +( +( +( +(
+( ) – 1588608,16
= (66049+60025+33124+41209+53361+52900+80089+63504+41616+
73441+77841+60025+78400+51529+70756+82369+78400+60516+
37249+111556+40804+67600+62500+66049+114244)–1588608,16
= 1625156 – 1588608,16
= 36547,84

7. Menghitung Jumlah Kuadrat Baris (JKB) dengan rumus:

JKB = ( ) – FK

=( ) – 1588608,16

=( ) – 1588608,16

=( ) – 1588608,16

= 1602350 – 1588608,16
= 13741,84
Dimana b adalah banyaknya jumlah baris.

8. Menghitung Jumlah Kuadrat Lajur (JKL) dengan rumus:

JKL = ( ) – FK

=( ) – 1588608,16

=( ) – 1588608,16

=( ) – 1588608,16

= 1594716,40 – 1588608,16
= 6108,24
Dimana l adalah banyaknya jumlah lajur.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 95


Modul Perancangan Eksperimen Statistik

9. Menghitung Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) dengan rumus:

JKP = ( ) – FK

=( ) – 1588608,16

=( ) – 1588608,16

=( ) – 1588608,16

= 1592722,80 – 1588608,16
= 4114,64
Dimana p adalah banyaknya pengacakan pada perlakuan.

10. Menghitung Jumlah Kuadrat Galat (JKG) dengan rumus:


JKG = JKT – JKB– JKL– JKP
= 36547,84 - 13741,84 - 6108,24 - 4114,64
= 12583,12

11. Menghitung derajat bebas Baris (dbB) dengan rumus:


dbB = b -1 = 5 – 1 = 4 (b = adalah banyaknya jumlah baris)

12. Menghitung derajat bebas Lajur (dbL) dengan rumus:


dbL = l -1 = 5 – 1 = 4 (l = adalah banyaknya jumlah lajur)

13. Menghitung derajat bebas Perlakuan (dbP)dengan rumus:


dbP = p-1 = 5 -1 = 4 (p = adalah banyaknya jumlah pengacakan)

14. Menghitung derajat bebas Galat (dbG)dengan rumus:


dbG = (b-1)(l-2) = (5-1)(5-2) = 4 . 3 = 12

15. Menghitung derajat bebas Total (dbT)dengan rumus:


dbT = b2 - 1 = 52 - 1 = 25-1 = 24

16. Menghitung Kuadrat Tengah Baris (KTB) dengan rumus:


KTB = JKB / dbB = 13741,84 / 4 = 3435,46
S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 96
Modul Perancangan Eksperimen Statistik

17. Menghitung Kuadrat Tengah Lajur (KTL) dengan rumus:


KTL = JKL / dbL = 6108,24 / 4 = 1527,06

18. Menghitung Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) dengan rumus:


KTP = JKP / dbP = 4114,64 / 4 = 1028,66
19. Menghitung Kuadrat Tengah Galat (KTG) dengan rumus:
KTG = JKG / dbG = 12583,12 / 12 = 1048,59

20. Carilah F hitung dengan rumus:


Fhitung (baris) = KTB / KTG = 3435,46 / 1048,59 = 3,28
Fhitung (lajur) = KTL / KTG = 1527,06 / 1048,59 = 1,46
Fhitung (perlakuan) = KTP / KTG = 1028,66 / 1048,59 = 0,98

21. Taraf signifikansi sebesar alpha = 0,05 dan 0,01.

22. Carilah F tabel Baris menggunakan Tabel Distribusi F dengan rumus:


Ftabel = Ftabel (alpha) (dbB ; dbG) = Ftabel (0,05) (4,12) = 3,26
= Ftabel (0,01) (4,12) = 5,41
Cara mencari F tabel: Angka 4 = pembilang dan Angka 12 = penyebut
Apabila angka 4 dicari ke kanan dan angka 12 ke bawah maka akan bertemu
dengan nilai F tabel = 3,26 untuk taraf signifikansi 0,05 dan nilai F tabel = 5,41
untuk taraf signifikansi 0,01.

23. Carilah F tabel Baris menggunakan Tabel Distribusi F dengan rumus:


Ftabel = Ftabel (alpha) (dbL ; dbG) = Ftabel (0,05) (4,12) = 3,26
= Ftabel (0,01) (4,12) = 5,41
Cara mencari F tabel: Angka 4 = pembilang dan Angka 12 = penyebut
Apabila angka 4 dicari ke kanan dan angka 12 ke bawah maka akan bertemu
dengan nilai F tabel = 3,26 untuk taraf signifikansi 0,05 dan nilai F tabel = 5,41
untuk taraf signifikansi 0,01.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 97


Modul Perancangan Eksperimen Statistik

24. Carilah F tabel Baris menggunakan Tabel Distribusi F dengan rumus:


Ftabel = Ftabel (alpha) (dbP ; dbG) = Ftabel (0,05) (4,12) = 3,26
= Ftabel (0,01) (4,12) = 5,41
Cara mencari F tabel: Angka 4 = pembilang dan Angka 12 = penyebut
Apabila angka 4 dicari ke kanan dan angka 12 ke bawah maka akan bertemu
dengan nilai F tabel = 3,26 untuk taraf signifikansi 0,05 dan nilai F tabel = 5,41
untuk taraf signifikansi 0,01.

25. Tabel ringkasan ANOVA

Tabel 8.1. Ringkasan ANOVA Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)


Sumber Jumlah Derajat Kuadrat F hitung Taraf Signifikan
Varian Kuadrat Bebas Tengah
(SV) (JK) (db) (KT)
Baris 13741,84 4 3435,46 3,28 α 0,05 F tabel = 3,26
α 0,01 F tabel = 5,41
Lajur 6108,24 4 1527,06 1,46 α 0,05 F tabel = 3,26
α 0,01 F tabel = 5,41
Perlakuan 4114,64 4 1028,66 0,98 α 0,05 F tabel = 3,26
α 0,01 F tabel = 5,41
Galat 12583,12 12 1048,59 - -
Total 36547,84 24 - - -

26. Kriteria pengujian: Jika F hitung ≥ F tabel maka tolak H0 berarti signifikan.

27. Kesimpulan
a. Fhitung > Ftabel atau 3,28 > 3,26 untuk taraf signifikan 0,05 maka H0 ditolak
dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh
jarak tanam tersebut terhadap hasil panen tanaman millet.
b. Fhitung < Ftabel atau 3,28 < 5,41 untuk taraf signifikan 0,01 maka H0
diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pengaruh jarak tanam tersebut terhadap hasil panen tanaman millet.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 98


Modul Perancangan Eksperimen Statistik

c. Fhitung < Ftabel atau 1,46 < 3,26 untuk taraf signifikan 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pengaruh jarak tanam tersebut terhadap hasil panen tanaman
millet.
d. Fhitung < Ftabel atau 1,46 < 5,41 untuk taraf signifikan 0,01 maka H0
diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pengaruh jarak tanam tersebut terhadap hasil panen tanaman
millet.
e. Fhitung < Ftabel atau 0,98 < 3,26 untuk taraf signifikan 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pengaruh jarak tanam tersebut terhadap hasil panen tanaman
millet.
f. Fhitung < Ftabel atau 0,98 < 5,41 untuk taraf signifikan 0,01 maka H0
diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pengaruh jarak tanam tersebut terhadap hasil panen tanaman
millet.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
Dalam suatu usaha mereduksi kadar NO sebagai hasil proses pembakaran dari
mesin mobil, digunakan 4 jenis aditif, yaitu jenis A, B, C, dan D. percobaan
tersebut dilakukan menggunakan 4 buah mobil dan 4 orang pengendara. Hasil
pengamatan pengukuran NO adalah sebagai berikut:
Pengendara Mobil
Mobil 1 2 3 4
1 A = 21 B = 26 D = 20 C = 25
2 D = 23 C = 26 A = 20 B = 25
3 B = 15 D = 13 C = 16 A = 16
4 C = 17 A = 15 B = 20 D = 20

Ujilah dengan analisis ragam apakah pengaruh kadar NO tersebut terhadap hasil
pembakaran mesin mobil sama atau berbeda dengan taraf nyata 0,05 dan taraf
nyata 0,01.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 99


Modul Perancangan Eksperimen Statistik

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Hanafiah, KA. 2003. Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Matjik AA dan Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan. Bogor: IPB
Press
Tapehe, Yusuf. 2012. Statistika dan Rancangan Percobaan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

Link and Sites:


Raupong.2011.”Drs. Raipong, M.Si Perancangan Percobaan.pdf. Web.
http://www.googledrive.com/host/0Byp6EJD-
1552bjlLcldGTzBmOU0/ppt%202C/Praktikum%20Metode%20Statisti
k%20ll/Pertemuan12/Drs.%20Rapupong,M.Si%20Perancangcan%20Pe
rbaan.pdf/ diakses tanggal 19 Juli 2016

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 100

Anda mungkin juga menyukai