Berikut ini disajikan prosedur yang digunakan untuk mengubah matriks ke bentuk eselon
baris atau eselon baris tereduksi.
Suatu matriks disebut matriks eselon baris tereduksi jika memenuhi sifat-sifat berikut.
1. Jika sebuah baris tidak seluruhnya terdiri dari nol, maka bilangan tak nol pertama di
dalam baris tersebut adalah 1 (disebut 1 utama).
2. Jika ada suatu baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka semua baris seperti itu
diletakkan pada baris yang paling bawah dari matriks tersebut.
3. Pada 2 baris yang berurutan, yang tidak seluruhnya terdiri dari nol, maka 1 utama di
dalam baris yang lebih rendah terletak lebih jauh ke kanan daripada 1 utama di dalam
baris yang lebih tinggi.
4. Setiap kolom yang memuat 1 utama, elemen lain dalam kolom tersebut semuanya nol.
Sebuah matriks yang memenuhi sifat-sifat 1,2, dan 3 di atas disebut matriks eselon baris.
Prosedur untuk mengubah matriks menjadi bentuk eselon baris disebut eliminasi Gauss.
Prosedur untuk mengubah matriks menjadi bentuk eselon baris tereduksi disebut eliminasi
Gauss-Jordan.
Contoh
Selesaikan SPL berikut ini menggunakan eliminasi Gauss-Jordan.
𝑥1 + 3𝑥2 − 2𝑥3 + 2𝑥5 =0
2𝑥1 + 6𝑥2 − 5𝑥3 − 2𝑥4 + 4𝑥5 − 3𝑥6 = −1
{
5𝑥3 + 10𝑥4 + 15𝑥6 = 5
2𝑥1 + 6𝑥2 + 8𝑥4 + 4𝑥5 + 18𝑥6 = 6
Penyelesaian
1 3 −2 0 2 0 0
Matriks augmented SPL di atas adalah (2 6 −5 −2 4 −3 −1).
0 0 5 10 0 15 5
2 6 0 8 4 18 6
Gunakan operasi baris elementer (OBE) untuk mendapatkan bentuk eselon baris tereduksi
dari matriks augmented.
1 3 −2 0 2 0 0 1 3 −2 0 2 0 0 ≈
(2 6 −5 −2 4 −3 𝑅
−1) 2 − 2𝑅1 (0 0 −1 −2 0 −3 −1) −𝑅2
0 0 5 10 0 15 5 ≈ 0 0 5 10 0 15 5 𝑅3 + 5𝑅2
2 6 0 8 4 18 6 𝑅4 − 2𝑅1 0 0 4 8 0 18 6 𝑅4 + 4𝑅2
1 3 −2 0 2 0 0 1 3 −2 0 2 0 0
(0 0 1 2 0 3 1) ≈
(0 0 1 2 0 3 1) 1 ≈
0 0 0 0 0 0 0 𝑅3 ⇔ 𝑅4 0 0 0 0 0 6 2 𝑅3
6
0 0 0 0 0 6 2 0 0 0 0 0 0 0
1 3 −2 0 2 0 0 1 3 −2 0 2 0 0 𝑅1 + 2𝑅2 1 3 0 4 2 0 0
(0 0 1 2 0 3 11 ) 𝑅2 − 3𝑅3 ( 0 0 1 2 0 0 01 ) (0 0 1 2 0 0 01 )
0 0 0 0 0 1 3 ≈ 0 0 0 0 0 1 ≈ 0 0 0 0 0 1 3
3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 3 0 4 2 0 0
Matriks (0 0 1 2 0 0 0) merupakan bentuk eselon baris tereduksi dari matriks
0 0 0 0 0 1 13
0 0 0 0 0 0 0
augmented.
SPL yang bersesuaian dengan matriks ini adalah
𝑥1 + 3𝑥2 + 4𝑥4 + 2𝑥5 = 0
{ 𝑥3 + 2𝑥4 = 0
1
𝑥6 = 3
Jadi,
𝑥1 = −3𝑥2 − 4𝑥4 − 2𝑥5
{ 𝑥3 = −2𝑥4
1
𝑥6 = 3
Sebarang nilai yang menggantikan variabel bebas disebut parameter. Sebarang huruf yang
berbeda dengan variabel dapat digunakan untuk menyatakan parameter.
Contoh
Selesaikan SPL
𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 9
{2𝑥 + 4𝑦 − 3𝑧 = 1
3𝑥 + 6𝑦 − 5𝑧 = 0
menggunakan eliminasi Gauss dan subsitusi balik.
Penyelesaian
Matriks augmented untuk system di atas adalah
1 1 2 9
(2 4 −3|1)
3 6 −5 0
Gunakan OBE untuk mendapatkan bentuk eselon baris dari matriks augmented.
1 1 2 9 1 1 2 9 1 1 2 9
2 4 − 3 1 R2 − 2 R1 0 2 − 7 − 17 R2 R3 0 3 − 22 − 27 R2 − R3
3 6 − 5 0 R − 3R 0 3 − 11 − 27 0 2 − 7 − 17
3 1
1 1 2 9 1 1 2 9
0 1 − 4 − 10 0 1 − 4 − 10
0 2 − 7 − 17 R − 2 R 0 3
3 2 0 1
1 1 2 9
Matriks(0 1 −4|−10) merupakan bentuk eselon barisdari matriks augmented SPL di
0 0 1 3
atas.
𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 9
SPL yang bersesuaian dengan matriks ini adalah { 𝑦 − 4𝑧 = −10
𝑧=3
𝑥 = 9 − 𝑦 − 2𝑧
Jadi, { 𝑦 = −10 + 4𝑧
𝑧=3
Substitusikan persamaan yang bawah ke persamaan di atasnya sehingga menghasilkan
𝑥 = 1, 𝑦 = 2, 𝑧 = 3
Jadi, himpunan penyelesaian SP di atas adalah {(1, 2, 3)}.
SPL disebut SPL homogen jika semua suku konstannya nol, SPL homogen berbentuk
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + … + 𝑎1𝑞 𝑥𝑞 = 0
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + … + 𝑎2𝑞 𝑥𝑞 = 0
⋮
𝑎𝑝1 𝑥1 + 𝑎𝑝2 𝑥2 + … + 𝑎𝑝𝑞 𝑥𝑞 = 0
Setiap SPL homogen mempuyai penyelesaian (konsisten) karena 𝑥1 = 𝑥2 = ⋯ = 𝑥𝑛 = 0
merupakan penyelesaian setiap SPL homogen.
Penyelesaian ini disebut penyelesaian trivial. Jika ada penyelesaian lain maka penyelesaian
lain ini disebut penyelesaian non-trivial.
Contoh
Selesaikan SPL homogen berikut ini.
2𝑥1 + 2𝑥2 − 𝑥3 + 𝑥5 = 0
−𝑥 − 𝑥2 + 2𝑥3 − 3𝑥4 + 𝑥5 = 0
{ 1
𝑥1 + 𝑥2 −2𝑥3 − 𝑥5 = 0
𝑥3 + 𝑥4 + 𝑥5 = 0
Penyelesaian
2 2 −1 0 1
Matriks koefisien SPL di atas adalah (−1 −1 2 −3 1 ).
1 1 −2 0 −1
0 0 1 1 1
Gunakan OBE untuk mendapatkan bentuk eselon baris tereduksi dari matrik koefisien ini.
2 2 −1 0 1 1 1 − 2 0 − 1
−1 −1 2 − 3 1 − 1 − 1 2 − 3 1 R2 + R1
1 1 − 2 0 − 1 R1 R3 2 2 − 1 0 1 R3 − 2 R1
0 0 1 0 0 1
1 1 1 1
1 1 − 2 0 − 1 R1 + 2 R2 1 1 0 2 1 R1 − 2 R3 1 1 0 0 1
0 0 1 1 1 R2 − R3 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
0 0 0 − 3 0 R4 + 3R3 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1
Matriks (0 0 1 0 1) merupakan bentuk eselon baris tereduksi dari matriks koefisien
0 0 0 1 0
0 0 0 0 0
di atas.
SPL yang bersesuaian dengan matriks ini adalah
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥5 = 0
{ 𝑥3 + 𝑥5 = 0
𝑥4 = 0
Jadi,
𝑥1 = −𝑥2 − 𝑥5
{ 𝑥3 = −𝑥5
𝑥4 = 0
Teorema
SPL homogen dengan banyaknya variabel lebih dari banyaknya persamaan mempunyai tak-
berhingga penyelesaian.
Teorema ini hanya berlaku untuk SPL homogen.
SPL non-homogen dengan banyaknya variabel lebih dari banyaknya persamaan tidak selalu
konsisten. Jika konsisten maka mempunyai tak-berhingga penyelesaian.