Noerul Hanin
Universitas Tanjungpura
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi besar dalam sektor perikanan. Sayangnya,
potensi tersebut justru belum dikelola secara optimal dengan berbagai masalah yang ada, seperti
kesulitan pendistribusian ikan tangkap segar dan masih maraknya tengkulak yang menjual ikan dengan
harga tinggi. Oleh karena itu, penulis menginisiasi pembentukan aplikasi Belikan dengan algoritma A*
dan metode Simple Additive Weighting. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam
menelaah masalah dan menguraikan solusi yang ditawarkan. Kemudian, didapatkan hasil berupa
tinjauan konsep pendirian aplikasi Belikan yang memiliki fitur AntarIkan, CekIkan, InfoIkan, dan
BudidayaIkan. Fitur-fitur tersebur terhimpun dalam sistem informasi Belikan yang diharapkan mampu
mendorong hilirisasi sektor perikanan di Indonesia.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara maritim dengan wilayah perairan yang luas. Wilayah daratan Indonesia
yang tersebar pada lebih dari 17 ribu pulau dihubungkan oleh perairan seluas 5,8 juta km², yang artinya
jauh lebih luas dibandingkan wilayah daratannya (Ananda, 2016). Tidak hanya itu, kondisi geografis
negara yang diapit oleh dua samudra menjadikan Indonesia sebagai marine mega-biodiversity karena
lautnya yang kaya akan keanekaragaman hayati. Kekayaan laut nusantara juga diikuti dengan
keberagaman sumber daya air tawar, yakni sebanyak lebih dari 440 spesies ikan air tawar endemik
(Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan, 2015). Sayangnya,
kekayaan tersebut justru tidak dibarengi dengan pengelolaan yang optimal. Sektor perikanan Indonesia
yang semestinya menjadi salah satu pilar pembangunan bangsa, justru belum tergarap secara maksimal,
baik oleh pemerintah maupun masyarakatnya (Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, 2020).
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan maupun rencana kerja untuk memberdayakan sektor
perikanan. Pemerintah menyusun sasaran strategis untuk melaksanakan hilirisasi sumber daya maritim,
mengembangkan produk kelautan berdaya saing, dan meningkatkan produksi budidaya ikan yang
optimal dengan tetap memperhatikan prinsip berkelanjutan (Kementerian Kelautan dan Perikanan,
2020). Namun, sasaran nasional tersebut perlu disertai dengan penyediaan sarana yang baik untuk
menunjang pemberdayaan. Indonesia masih mengalami kesulitan dalam pendistribusian produk
perikanan, khususnya ikan tangkapan. Hal itu membuat ketersediaan ikan di masyarakat belum
maksimal, khususnya ketersediaan ikan dengan tingkat kesegaran yang baik (Direktorat Pengolahan
dan Bina Mutu, 2019). Selain itu, maraknya distributor yang menekan nelayan dan menjual ikan dengan
harga tinggi (tengkulak) juga masih terjadi di Indonesia. Nelayan diketahui dapat merugi sekitar 2 ribu
hingga 5 ribu rupiah per kilogram ikan apabila menyerahkan hasil tangkapannya kepada tengkulak
(Lubis, et al., 2012).
TINJAUAN PUSTAKA
1. Metode Penulisan
Penulisan ini menggunakan metode penulisan kualitatif deskripsi, yaitu metode penulisan yang
digunakan untuk menggambarkan, memaparkan, dan menjelaskan objek penulisan secara objektif.
Penulisan dilakukan dengan menguraikan konsep ide dan potensinya dalam hilirisasi sektor perikanan
di Indonesia.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penulisan karya tulis ini dilakukan dengan menelusuri pustaka dari
literatur-literatur relevan, yaitu literatur primer berupa jurnal ilmiah, sekunder berupa buku, dan tersier
berupa internet atau situs pemerintah. Selain itu, dilakukan pula survei lapangan untuk memperoleh
data primer sebagai bahan simulasi perhitungan.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif. Teknik ini
digunakan untuk pengembangan hipotesis dari data dan informasi yang telah didapatkan. Metode
kualitatif digunakan penulis untuk melakukan penjelajahan masalah. Kemudian, data diolah dengan
proses seleksi dan reduksi data sesuai permasalahan yang diangkat.
4. Kerangka Berpikir
5. Data Penelitian
Sesuai teknik pengumpulan data yang diuraikan sebelumnya, penelitian ini menggunakan data yang
diperoleh dari studi literatur dan survei lapangan. Studi literatur digunakan dalam mengumpulkan data
jarak pantai di Sulawesi Tenggara dan Kecamatan Unaaha untuk simulasi perhitungan. Dalam data ini,
diambil sepuluh sampel acak pantai di Sulawesi Tenggara yang disajikan pula dalam Tabel 1. Selain
itu, terdapat pula data terkait penilaian fisik ikan yang diperoleh berdasarkan survei terhadap empat
sampel ikan di Pasar X, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Data terkait penilaian fisik tersebut
disajikan dalam Tabel 2.
HASIL
Dari kelima kriteria tersebut, selanjutnya dilakukan pembobotan subkriteria. Setiap subkriteria
dibobotkan berdasarkan tingkat yang menandakan kualitas kesegaran ikan. Pembobotan subkriteria dari
setiap kriteria dapat dilihat pada tabel berikut.
Bobot setiap subkriteria pada masing-masing kriteria akan menjadi parameter penilaian untuk
mengetahui kesegaran ikan. Untuk mengujinya, dapat dicontohkan simulasi penilaian kepada empat
sampel ikan yang sebelumnya disajikan pada Tabel 2. Hasil normalisasi data yang disesuaikan dengan
pembobotan setiap subkriteria dapat dilihat pada Tabel 9.
Sampel Ikan C1 C2 C3 C4 C5
A1 1 1 0,8 0,6 1
A2 0,4 0,8 0,6 0,6 1
A3 0,6 0,4 0,6 0,8 0,8
A4 0,4 0,4 0,8 0,6 0,8
Data dalam Tabel 9 selanjutnya dimasukkan ke dalam matriks keputusan yang kemudian dinormalisasi
kembali untuk menyesuaikan nilai sampel ikan per kriteria. Lalu, nilai akhir pembobotan didapat dari
penjumlahan dari perkalian setiap elemen matriks dengan bobot per kriteria yang telah disebutkan pada
Tabel 3. Hasil nilai akhir pembobotan dari simulasi data korban di atas tercantum pada Tabel 10.
Berdasarkan hasil pembobotan akhir, diketahui bahwa ikan yang paling segar adalah sampel ikan A1,
lalu disusul A2, A3, dan A4. Hal tersebut adalah hasil simulasi perhitungan yang nantinya akan
dilakukan oleh aplikasi Belikan secara cepat. Dengan demikian, pengguna aplikasi dapat mengetahui
kualitas ikan yang dimiliki sebelum mengonsumsi ikan tersebut.
Aplikasi Belikan tidak hanya memberi layanan rute pendistribusian ikan pada fitur AntarIkan dan
layanan edukasi terkait kesegaran ikan pada fitur CekIkan. Aplikasi Belikan juga menyediakan berbagai
fitur lainnya yang secara umum dikonsepkan agar mampu membantu peningkatan kesejahteraan pelaku
sektor perikanan dan mendukung optimalisasi pemberdayaan sektor tersebut.
Setelah pengguna berhasil login, pengguna akan menemukan menu Beranda. Pada menu ini, disajikan
semua fitur yang tersedia. Terdapat pula menu Pengaturan untuk mengatur aplikasi dan menu Profil
yang menampilkan data diri pengguna yang bersangkutan. Selain ketiga menu tersebut, aplikasi juga
dilengkapi dengan menu Koin. Menu Koin disediakan untuk menampilkan jumlah koin yang
didapatkan pengguna dari penggunaan beberapa fitur aplikasi, yang mana koin tersebut dapat
ditukarkan pula pada menu ini. Tampilan menu pada aplikasi Belikan dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Tampilan Menu pada Aplikasi Belikan
Sumber : Desain Penulis, 2022
Pada menu beranda, pengguna dapat mengakses fitur-fitur aplikasi Belikan. Pertama, terdapat fitur
bernama AntarIkan yang menyediakan layanan pengantaran ikan segar maupun ikan olahan dari
produsen atau penjual. Fitur ini terintegrasi dengan algoritma A* untuk menampilkan pilihan penjual
yang memiliki jarak terdekat dengan pengguna. Hal ini bertujuan agar pengantaran dapat berlangsung
dengan cepat sehingga kualitas produk terjaga dengan baik. Tampilan fitur AntarIkan dapat dilihat pada
Gambar 4.
.
Gambar 4. Tampilan Fitur AntarIkan
Sumber : Desain Penulis, 2022
Kemudian, terdapat fitur CekIkan yang berfungsi sebagai layanan edukasi bagi pengguna untuk
memastikan kondisi kesegaran dari ikan mentah yang dimilikinya. Fitur ini menerapkan metode SAW
untuk mengetahui tingkat kesegaran ikan. Pengguna akan diberikan sejumlah pertanyaan terkait kondisi
fisik ikannya. Selanjutnya, aplikasi akan secara otomatis menentukan tingkat kesegaran ikan tersebut
melalui metode yang digunakan. Tampilan fitur CekIkan dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Tampilan Fitur CekIkan
Sumber : Desain Penulis, 2022
Aplikasi Belikan juga menyediakan layanan edukasi lainnya, yakni pada fitur InfoIkan. Fitur ini
menyediakan informasi seputar jenis ikan sekaligus karakteristik, habitat, kandungan gizi, hingga
sebaran populasinya di Indonesia. Tampilan fitur InfoIkan dapat dilihat pada Gambar 6.
Fitur terakhir pada Belikan adalah BudidayaIkan. Fitur ini ditujukan kepada orang-orang yang memiliki
usaha atau keinginan untuk membudidayakan ikan. Pada fitur ini, pengguna dapat membeli benih ikan
dari toko yang bekerja sama dengan aplikasi dan mengetahui langkah-langkah pembudidayaan ikan.
Selain itu, terdapat pula tawaran usaha budidaya terintegrasi internet of things. Pembukaan usaha
berbasis teknologi tersebut akan dipandu oleh pihak yang ahli dan berpengalaman dengan sejumlah
syarat dan biaya tertentu yang harus dibayarkan pengguna. Tampilan fitur BudidayaIkan dapat dilihat
pada Gambar 7.
Gambar 7. Tampilan Fitur BudidayaIkan
Sumber : Desain Penulis, 2022
Untuk memperjelas alur penggunaan aplikasi Belikan, penulis menggambarkan interaksi pengguna dan
sistem melalui metode activity diagram. Activity diagram dari Belikan dapat dilihat pada Diagram 2.
Diagram 2. Activity Diagram Aplikasi Belikan
Untuk memperdalam rencana pembentukan Belikan, disusun ganbaran pihak terkait yang dapat saling
bersinergi untuk membangun aplikasi ini. Ilustrasi pihak yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar 8.
1. Kesimpulan
Aplikasi Belikan merupakan sistem informasi distribusi dan edukasi perikanan yang diinisiasikan untuk
mendukung pemberdayaan sektor perikanan. Aplikasi Belikan menyediakan fitur AntarIkan, CekIkan,
InfoIkan, dan BudidayaIkan yang terintegrasi dengan algoritma A* dan metode Simple Additive
Weighting. Penulis menggagas pembentukan aplikasi Belikan untuk membantu pemerintah dan seluruh
pelaku sektor perikanan dalam memasyarakatkan konsumsi ikan serta meningkatkan hilirisasi sektor
perikanan di negara maritim, Indonesia.
2. Rekomendasi
Dalam pembentukan aplikasi Belikan, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait sistem kerja aplikasi.
Selain itu, perlu dilakukan diskusi bersama software engineer, akademisi, pemerintah, dan pelaku sektor
perikanan untuk menghasilkan aplikasi yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, H., dan Riswaya, A. R. (2014). Aplikasi Pinjaman Pembayaran Secara Kredit Pada Bank
Yudha Bhakti. Jurnal Computech & Bisnis, 8(2), 61-69.
Anggraeni, E. Y., dan Irviani, R. (2017). Pengantar Sistem Informasi. Andi Offset. Yogyakarta.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim. (2020). Rencana Strategis 2020-2024. Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia. Jakarta.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya. (2021). Ciri-Ciri Ikan Segar dan
Ikan Busuk. https://dkp3.tasikmalayakota.go.id/ciri-ciri-ikan-segar-dan-ikan-busuk/ (Diakses pada
tanggal 30 Juli 2022).
Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu. (2019). Peningkatan Daya Saing dan Hilirisasi Produk Hasil
Inovasi. Forum Koordinasi Inovator Produk Kelautan dan Perikanan (ForKIP-KP) Zona 1, 26
September 2019. Bogor.
Haderah. (2019). Kajian Penilaian Nelayan Terhadap Program Bantuan Bahan Bakar Gas Bagi Nelayan
Tangkap Di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Pangan,
Teknologi, dan Enterpreneurship “Ekspolrasi Sumberdaya Alam Hayati Indonesia Berbasis
Entrepreneurship Di Era Revolusi Industri 4.0”, 9 Februari 2019. Makassar.
Hasriani. (2018). Analisis Saluran Distribusi Produk pada PT. London Sumatera di Kabupaten
Bulukumba. Skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar. 55 hlm.
Hermanto, D., dan Dermawan, S. (2018). Penerapan Algoritma A-Star Sebagai Pencari Rute Terpendek
pada Robot Hexapod. Jurnal Nasional Teknik Elektro, 7(2), 122-129.
https://doi.org/10.25077/jnte.v7n2.545.2018.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2021). Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan
Tahun 2021-2024 (Reviu dan Rambu-rambu Penyusunan Renstra). Bimbingan Teknis Pengelolaan
Kinerja Lingkup Ditjen PRL 3 Juni 2021. Bogor.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Buku Saku Pedoman Edukasi Perubahan Perilaku.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.
Kementerian Perindustrian. (2016). Wujudkan Hilirisasi Industri Berbasis Sumber Daya Alam. Media
Industri : No 1. Jakarta.
Keputusan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan. (2015).
Pedoman Teknis Indikator Kinerja Kegiatan Pemetaan Sebaran Jenis Agen Hayati yang Dilindungi,
Dilarang, dan Invasif di Indonesia : Nomor 65. Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan
Keamanan Hasil Perikanan. Jakarta.
Lubis, E., et al. (2012). Besaran Kerugian Nelayan dalam Pemasaran Hasil Tangkapan : Kasus
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu. Maspari Journal, 4(2), 159-167.
Prasetyo, et al. (2019). Perbandingan Algoritma Astar dan Dijkistra Dalam Menentukan Rute Terdekat.
Jurnal Ilmiah SISFOTENIKA, 9(1), 36-46.
Putri, M. A., Rosmayani, dan Rosmita. (2018). Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Saluran
Distribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) (Survei Pada Kue Bangkit “Syempana” Di Kota Pekanbaru).
Jurnal Valuta. 4(2), 116-137.
Ridwan, M., et al. (2021). Sistem Informasi Manajemen. Widhina Bakti Persada Bandung. Bandung.
Sari, R. P., dan Adi, A. C. (2021). Sistem Penentuan Kualitas Hewan Qurban di Indonesia dengan
Metode SAW. Jurnal Nasional Teknologi Dan Sistem Informasi, 7(2), 44–51.
https://doi.org/10.25077/teknosi.v7i2.2021.44-51
Umar, R., Yudhana, A., dan Prayudi, A. (2021). Analisis Perbandingan Algoritma Djikstra, A-Star, dan
Floyd Warshall dalam Pencarian Rute Terdekat pada Objek Wisata Kabupaten Dompu. Jurnal
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 8(2), 227-234.