Anda di halaman 1dari 6

Metode mendapatkan berbagai properti dari reservoir secara dinamis dan hasilnya lebih akurat,

tujuannya untuk memastikan apakah sumur migas akan mengalir dan berproduksi. Dari data yang
didapatkan untuk mengetahui berapa kandungan hidrokarbon di dalam reservoir dan kualitasnya, dari
situ dapat diperkirakan berapa lama reservoir akan berproduksi.

Teknik ini dilakukan dengan mengkondisikan reservoir dalam keadaan dinamis dengan cara memberi
gangguan sehingga tekanan reservoirnya akan berubah. Jika reservoirnya sudah atau sedang
berproduksi, test dilakukan dengan cara menutup sumur untuk mematikan aliran fluidanya. Teknik ini
disebut dengan Build Up Test. Apabila reservoirnya idle maka sumur dialirkan kembali. Teknik ini disebut
Draw Down Test.

Ada tiga jenis uji sumur (Well Test) yang umum dilakukan di lapangan yaitu Deliverability Testing (Uji
Potensi), Drill Stem Test /DST (Uji Kandungan Lapisan), dan Pressure Transient Testing (Uji Transient).

Deliverability Testing (Uji Potensi) digunakan untuk mengetahui potensi maksimal dari suatu sumur dan
kinerja aliran di reservoirnya pada kondisi aliran yang lebih umum terjadi saat memproduksi reservoir
(steady state) sehingga diperlukan waktu yang cukup lama.

Drill Stem Testing/DST (Uji Kandungan Lapisan) merupakan suatu pengujian produktivitas formasi
sewaktu pemboran masih berlangsung. Uji sumur DST dilakukan dengan cara pemboran dihentikan dan
fluida formasi diproduksikan melalui pipa bor. Tujaun dari DST untuk mengetahui kandungan
hidrokarbon suatu lapisan dan mengetahui karakteristik reservoir seperti permeabilitas, faktor skin, dan
damage ratio. Drill Stem Test biasanya dilakukan dalam dua periode pengaliran (Uji alir pertama dan
kedua) dan dua kali penutupan (Tutup pertama dan kedua).

Pressure Transient Testing (Uji Transient) dilakukan setelah sumur diproduksi beberapa lama dengan
harapan sumur sudah memiliki laju yang stabil untuk memperkirakan karakteristik dan model reservoir.
Dengan demikian diperlukan waktu yang relatif lebih lama daripada DST, tetapi waktunya tidak lama
seperti Deliverability Testing.

Dalam pelaksanaanya di lapangan dari ketiga jenis uji sumur (well test) juga mempunyai pertimbangan
mana yang akan digunakan dan masing-masing memiliki manfaat dan fungsi yang sama untuk
mengetahui kandungan reservoir, sehingga didapatkan hasil berapa lama akan menghaslkan
keuntungan secara ekonomi.

Analisa DST Secara Kualitatif

Dalam menganalisa secara kualitatif, perlu diperhatikan tekanan sebagai fungsi dari waktu yang
biasanya direkam pada pelat metal. Berikut beberapa hal yang dapat dianalisa secara kualitatif dari
rekaman pelat metal tersebut:
1. Karakteristik dari reservoir yang diuji berhubungan dengan kandungan fluida reservoir.

2. Kejadian mekanis yang terjadi di dalam sumur.

3. Tindak lanjut untuk DSTsecara kuantitatif.

Untuk memeriksa hasil rekaman DST perlu dilakukan beberapa langkah berikut:

1. Pressure base line harus lurus dan jelas.

2. Perbandingan dari initial hydrostatic pressure dengan final hydrostatic pressure harus sama besar.
Hal ini harus sesuai dengan berat jenis lumpur yang digunakan serta kedalamannya.

3. Rekaman kurva periode aliran dan penutupan harus terekam dengan baik dan bergusi sebgai kurva
yang menerus (smooth).

Analisa DST Secara Kuantitatif

Analisa DST secara kuantitatif menggunakan metode Horner periode tutup pertama dan kedua sehingga
berfungsi untuk menentukan karakteristik reservoir. Karakter reservoir yaitu: demage ratio,
permeabilitas lapisan (k), dan faktor skin.

Grafik Tekanan. Kegiatan pengujian DST direkam di dalam recorder, yang berisi grafik tekanan terhadap
waktu (Pressure vs Time Plot). Hal ini bertujuan untuk mengetahui shut-in atau static pressure pada
pada reservoir yang diuji. Pertama yang dilakukan adalah membuka katup DST (flowingperiod)
kemudian menutup katup kembali. Hal ini menyebabkan tekanan naik mengarah ke tekanan statis
reservoir. Tekanan ini dapat terjadi atau mungkin tidak, tergantung berdasarkan pada sifat reservoir
dan lamanya shut-in periodnya. Kemudian pembukaan kedua (second flowing period) disertai
penutupan yang kedua dipakai yang berfungsi untuk menghitung produksi fluida serta reservoir
parameter. Setelah terjadi flowing yang kedua, dan shut-in yang kedua, tekanan akan naik menuju
tekanan statis. Tekanan ini biasanya lebih rendah dari tekanan statis reservoir.

Penerapan Drill Stem Testing: Cased Hole

Dilakukan setelah sumur diselubungi, kegunaan dari cased hole drill stem testing adalah untuk
memperbaiki packer produksi. Kemudian sumur diuji flownya melalui perforasi pada selubung. Ada dua
jenis dalam cased hole testing, yaitu: pressure operated dan mechanically operated.
Open Hole

Open hole drill stem testing merupakan pengujian yang paling ekonomis yang digunakan untuk
mendeterminasi kapasitas produktif, tekanan, permeabilitas, atau tingkatan minyak dan gas reservoir
karena pengujian ini dilakukan sebelum proses penyelubungan. Peralatan untuk menguji, dijalakan di
dalam sumur, dan zona yang di kehendaki terpisahkan menggunakan inflate atau compression-set
packers, berdasarkan kebutuhan dan kondisi pemboran.

Prosedur

Selama normal pemboran sumur, pemboran mud dimasukan ke dalam drill stem dan keluar melalui drill
bit. Dalam DST, drill bit dilepaskan dan diganti dengan alat DST dan alat meningkat ke bagian atas, dan
bawah saat sedang diuji. Alat ini dikenal sebagai packers dan dipakai untuk menyekat antara dinding
lubang bore dan pipa bor, memisahkan daerah yang diinginkan. Katup terbuka, mengurangi tekanan
pada drill stem hingga ke terkanan permukaan, menyebabkan fluida mengalir ke luar dari fomarsi
packed-off dan atas permukaan.

Prosedur Alternatif

Berdasarkan objektif pengujian dan cakupan kerja, DST memungkinkan untuk digunakan dalam
beberapa kombinasi dari eksplorasi dan proses penyelesaian seperti fluid loss control dan well control,
pengujian closed chamber, stimulasi sumur, dan kombinasi antara DST dan TCP.

Teknik Closed Chamber DST.

Teknik closed chamber DST objek dari fluida yang masuk ke dalam drill pipe pada saat initial flowing
period, bisa berupa gas, minyak atau air. Teknik ini memiliki fungsi untuk memperkirakan berapa
produksinya. Teknik closed chamber DST menggunakan peralatan DSF dan peralatan permukaan yang
biasa tetapi dipakai alat untuk menutup drill pipe, agar terdapat shut-in pressure, dan alat pengukur
tekanan.

Pengertian Well Testing

Suatu pekerjaan yang didahulukan dengan pemboran pada zona produksi hingga selesai dan telah
melalu tahap penyelesaian, maka uji sumur pun dapat memonitor keadaan sumur tersebut. Pada
pengujian sumur ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari sumur minyak ataupun gas. Sebelum
melakukan pengujian sumur ini sendiri harus menganalisa informasi sumur seperti informasi , gradient
statik, tekanan pada perforasi temperatur formasi, temperatur di permukaan, aliran fluida (gas, minyak
atau air), tekanan alir , tekanan alir di kepala sumur , kedalaman sumur , produktivitas indeks. Yang
selanjutnya akan dilakukan pengujian awal hingga sumur tidak berproduksi lagi. Adapun data yang akan
di dapat dari pengujian ini seperti permeabilitas fluida, tekanan reservoir, perbaikan formasi atau
kerusakan formasi batas reservoir, potensi dan jenis fluida yang akan di dapatkan di dalam sumur.

Pada data uji sumur ini akan menganalisa kemungkinan ada kerusakan pada sumur. Dengan pengujian
ini , agar kiranya dilakukan secara baik dan benar agar mendapatkan data yang akurat dan tepat. Oleh
karena itu pengujian ini dilakukan selama 24 jam per sumurnya. Namun dikarenakan sesuatu hal , dan
banyaknya sumur yang akan dilakukan pengujian, maka biasanya dilaksanakan sebanya 4-8 jam. Dalam
kegiatannya untuk pengujian sumur umumnya untuk mengukur perubahan tekanan yang akan di
dapatkan hasil uji yang sangat penting seperti permabilitas formasi , tekanan reservoir , hingga
kerusakan atau perbaikan formasi disekelilingi lubang bor yang diujikan.

Dalam pengujian sumur terdapat data yang harus diketahui sebelum pengukuran lebih lanjut,yakni
dengan mengetahui pengukuran tekanan alir dan pengukuran tekanan statik, yang dimana dalam
pengukuran ini harus ada beberapa parameter penunjang seperti faktor koreksi, defleksi, modulus
element, sehingga dalam pengukuran dapat melihat kandungan suatu sumur tersebut bisa berupa gas,
minyak bahkan air.

2.2. Cara Kerja Pengujian Sumur

Pada prinsipnya pengujian ini dilakukan sangat sederhana yaitu dengan memberikan gangguan
kesetimbangan tekanan terhadap sumur yang akan di test. Pengujian dlakukan dengan menggunakan
beberapa macam yaitu pada sumur minyak dengan Drill Steam Test, Pressure test ( Pressure buildup dan
pressure drowdown ), pengujian aliran ( multiple rate testing dan two rate flow test ) dan pada sumur
gas dengan Deliverability, Back pressure test, Isocronal test dan Modified isochronal.

2.3. Macam – macam Teknik Pengujian Sumur

2.3.1. Pressure Build Up ( PBU )

Pressure Build Test adalah suatu teknik pengujian transient tekanan yang paling di kenal dan
banyak dilakukan orang. Pada dasarnya, pengujian ini dilakukan pertama-tama dengan memproduksi
sumur selama suatu selang waktu tertentu dengan laju aliran yang tetap, kemudian menutup sumur
tersebut (biasanya dengan menutup kepala sumur di permukaan). Penutupan sumur ini menyebabkan
naiknya tekanan yang di catat sebagai fungsi waktu (tekanan yang dicatat ini biasanya tekanan dasar
sumur). Dari data tekanan yang di dapat, kemudian dapat ditentukan permeabilitas formasi, daerah
pengurasan pada saat itu, adanya karakterisktik kerusakan atau perbaikan formasi, batas reservoir suatu
formasi, dan skin faktor. Dasar analisa buildup pressure ini diajukan oleh metode Horner plot,yang pada
dasarnya adalah memplot tekanan terhadap suatu fungsi waktu. Tetapi sebelum membicarakannya
lebih lanjut, perlu kiranya kita mengetahui suatu prinsip yang mendasari analisa ini yaitu yang terkanal
dengan prinsip superposisi (superposition principle).

2.3.2. Modified Isochronal Test (MIT)

Pada pengukuran sumur gas yang digunakan dengan cara MIT (modified Isochornal Test). Dimana
MIT merupakan metode uji sumur yang memakai laju aliran secara buka tutup sumur. Seperti hal nya
pengujian pressure build up pada modified isochronal test ini melihat kemampuan suatu sumur untuk
memproduksikan ,akan tetapi pada MIT ini ditekan pada sumur yang berupa gas setelah di identifikasi
menggunakan gradient pada sumur yang berupa gas setelah di identifikasi menggunakan gardient
flowing statik dan pressure build up test (PBU).

2.3.3. Pressure Drawdown Test (PDD)

Pressure drawdown testing (PDD test) adalah suatu pengujian yang dilaksanakan dengan jalan membuka
sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama pengujian berlangsung. Pengujian ini dapat
dilakukan pada :

· Sumur baru

· Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai keseragaman tekanan reservoir

· Sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan build up test, si empunya sumur akan sangat rugi.

2.3.4. Drill Stem Test (DST)

Merupakan suatu prosedur mengenai produktivitas formasi dimana memisahkan dan menguji dari
permeabilitas, tekanan, dan kemampuan produksi dari formasi geologi selama proses pemboran
berlangsung. DST membutuhkan waktu yang singkat agar dapat diketahui dampak dari fluida pemboran
yang mempengaruhi formasi.

2.4. Metode Well Testing

2.4.1. Manual Well Testing

Dilakukan oleh operator dengan menggunakan perlengkapan secara mekanikal. Dilakukan dengan cara
mengalirkan produksi sumur ke dalam test separator atau test tank selama periode tertentu,
selanjutnya operator mengembalikan aliran sumur ke pipa produksi setelah waktu tertentu dan
mengukur liquid dalam tanki (test tank) / membaca indicator lever gauge sebagai hasil pengujian.

2.4.1.1.Komponen Manual Well Testing


1. Test Header; untuk mengarahkan aliran fluida dari sumur ke fasilitas well test atau kembali ke
production line.

2. Test Line; untuk menyalurkan fluida dari sumur ke fasilitas well test

3. Test Tank; untuk menampung serta media ukur fluida selama proses well test

4. Test Separator; untuk memisahkan gas dari fluida yang dihasilkan sumur pada saat well testing

Metoda ini berdasarkan Hukum Bernoulli yang menyatakan hubungan

Rumus Laju Aliran.

dimana: P = tekanan fluida


ρ = masa jenis fluida
v = kecepatan fulida
g = gravitasi bumi

Anda mungkin juga menyukai