Anda di halaman 1dari 3

9.4.

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini mencoba aplikasi pipesim. Tujuan dari praktikum
menggunakan pipesim ini adalah untuk menentukan besarnya nilai laju alir yang
optimum pada sumur dengan metode artificial lift khususnya gas lift.
Pipesim merupakan salah satu aplikasi yang digunakan pada saat proses
produksi fluida hidrokarbon. Dengan menggunakan aplikasi pipesim ini maka
akan mempermudah pekerjaan di bidang produksi karena dengan aplikasi pipesim
ini dapat menentukan serta meramalkan kemempuan sumur untuk
memproduksikan fluida hidrokarbon. Ada beberapa jenis pipesim yang dapat
digunakan mulai dari pipesim 2003 sampai yang terbaru yaitu pipesim 2017.
Konsep dan perhitungan dari pipesim semua jenis sama hanya saja tampilan dari
setiap jenis pipesim yang berbeda. Dalam praktikum kali ini, jenis aplikasi
pipesim yang digunakan adalah pipesim 2008.
Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai dari laju alir
optimum terlebih dahulu membuka aplikasi pipesim. Setelah terbuka akan muncul
beberapa opsi. Ketika opsi muncul klik new single branch. Single branch ini
merupakan program dari pipesim yang paling awal dengan menginput data yang
ada. Single branch ini dapat membuat simulasi sumur sampai dengan tubing
dengan sketsa gambar yang ada. Dalam pembuatan sketsa gambar terlebih dahulu
klik gambar vertikal well dan letakkan di halaman kosong setelah itu nodal dan
nod. Lalu gambar vertikal well dihubungkan dengan nodal melalui connector.
Sedangkan nodal dihubungkan dengan nod menggunakan tubing. Setelah sketsa
gambar selesai dibuat, selanjutnya klik setup pada bagian atas dari layar dan klik
black oil. Pada data black oil ada beberapa data yang harus diisi antara lain nama
sumur, water cut, GOR, SG gas, SG air, dan nilai API lalu klik oke.
Pada sketsa gambar, akan muncul garis tepi berwarna merah. Ini
menandakan bahwa di dalam gambar tersebut ada data yang belum diisi atau
belum lengkap jika telah diisi. Pada sketsa gambar, gambar yang memiliki garis
tepinya adalah gambar pada vertikal well dan tubing. Klik sketsa gambar vertikal
well setelah itu isi data. Data yang diisi terlebih dahulu adalah menentukan model
tipe. Tipe yang dipilih adalah vogel’s equation lalu isi data yang meliputi static
pressure, temperatur, Pwf, dan nilai laju alir. Setelah data terisi maka klik
calculate AOFP maka nilai dari AOFP akan secara otomatis akan terhitung pada
kolom. Setelah itu klik oke. Selanjutnya klik gambar tubing dan isi datanya. Data
yang harus diisi meliputi ambient temperatur, TVD, MD, temperatur reservoir,
dan ukuran tubing dan klik oke.
Setelah data pada sketsa gambar terisi, selanjutnya klik operation dan pilih
nodal analysis. Setelah diklik isi data seperti outlet pressure dan pilih ukuran
tubing yang digunakan lalu di-run. Setelah di-run maka akan terbentuk kurva
IPR. Namun pada proses ini tidak terjadi perpotongan antara inflow dan outflow.
Agar kurva IPR tersebut dapat berpotongan antara inflow dan outflow maka
dilakuakan metode artificial lift dengan gas lift.
Dalam menentukan gas lift, maka harus mengisi data pada artificial lift
lalu klik gas lift design. Setelah gas lift design diklik, pilih opsi design parameter.
Pada design parameter ada beberapa data yang harus diisi yang meliputi kickoff
pressure, operating injection pressure, unloading production pressure, operating
production, target injection gas rate, injeksi gas, dan nilai TVD. Pada praktikum
ini data pada gas lift yang dimasukkan merupakan data asumsi. Setelah itu klik
perform design lalu pilih graph. Setelah itu kita dapat mengetahui kedalaman
serta jumlah dari valve injeksi di bawah permukaan selanjutnya instal design dan
keluar. Jika data pada gas lift sudah lengkap diisi maka selanjutnya di-run.
Setelah di-run maka akan muncul kurva IPR namun sudak berpotongan antara
inflow dan outflow.
Pada praktikum kali ini kami menggunakan 3 ukuran tubing yang berbeda
untuk menentukan nilai dari laju alir optimum. Ukuran tubing tersebut antara lain
1,986 inch, 2,441 inch, dan 2,875 inch. Pada ukuran tubing 1,986 inch nilai laju
alir yang diperoleh sebesar 240 STB/D. Pada ukuran tubing 2,441 inch nilai laju
alir yang diperoleh sebesar 307 STB/D. Dan pada ukuran tubing 2,875 inch nilai
laju aliran yang diperoleh sebesar 336 STB/D. Dari ketiga ukuran tubing tersebut
dapat memberikan nilai laju alir yang berbeda-beda. Sehinga nilai laju alir yang
optimum terjadi ketika memasang tubing ukuran 2,441 inch. Alasannya selain
mempertimbangkan nilai laju alir, tetapi juga mempertimbangkan nilai dari
tekanan reservoir untuk menentukan waktu atau umur dari sumur itu sendiri
untuk dapat memproduksi hidrokarbon. Jika tekanan reservoir turun dengan laju
alir besar, maka umur dari sumur tersebut akan sebentar dan begitu sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai